Anda di halaman 1dari 142

Cetakan 1

Cetakan 1
Mata Kuliah Pilihan
Literasi Dasar

Pendidikan Profesi Guru


Prajabatan Tahun 2022

Cetakan 1

Penulis :
Dr. Esti Swatika Sari, M.Hum.

Penelaah :
Sekar Ayu Adhaningrum, S.Psi (Sekolah Kembang)
Markus Budiraharjo, M.Ed., Ed.D.

Desain Grafis & Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang


menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi
kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi,
dan kompetensi. PPG Prajabatan dijalankan oleh Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru
profesional pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong
royong, dan mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang
inovatif dan kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka
Belajar, yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen
menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar
kepemimpinan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan


kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan
yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon Guru pemula, mahasiswa
perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang nantinya akan
bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan dengan
perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan praktik
lapangan, termasuk di sekolah tempat Guru pemula akan ditugaskan.
Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi
pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.

Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua


semester melalui tiga kelompok matakuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah
Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan
mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen,
perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK

Literasi Dasar | i
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes.
Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar
yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.

Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul
dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan
diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang
lebih baik.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, September 2022

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Iwan Syahril, Ph.D

ii | PPG Pra jabatan 2022


Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah mengambil


kebijakan untuk secara bertahap mengganti guru-guru yang memasuki masa
pensiun/purna tugas melalui pengangkatan guru baru yang telah lulus Pendidikan
Profesi Guru Prajabatan (PPG Prajabatan).

Kebijakan tersebut menuntut kesiapan Lembaga Pendidikan Tenaga


Kependidikan (LPTK) menyelenggarakan PPG Prajabatan dengan jumlah peserta
PPG Prajabatan sesuai dengan kebutuhan dan kualitas lulusan untuk menjawab
tantangan kebutuhan pendidikan di sekolah.

Menanggapi tuntutan tersebut, Direktorat Pendidikan Profesi Guru (Direktorat


PPG) mengkoordinasikan proses peningkatan kapasitas LPTK dalam
menyelenggarakan PPG Prajabatan dalam hal jumlah dan mutu pendidikan. Untuk
menanggapi tuntutan kualitas penyelenggaraan PPG Prajabatan, salah satu
aktivitas yang telah dilakukan oleh Direktorat PPG, di bawah arahan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, telah mengembangkan Modul PPG
Prajabatan. Hasil pengembangan tersebut dimuat di dalam dokumen ini.

Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.

Kami berterimakasih kepada LPTK penyelenggara PPG Prajabatan atas


dukungan dan kerjasama dalam menyelenggarakan amanat Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Jakarta, September 2022


Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru,

Temu Ismail

Literasi Dasar | iii


Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan modul
dengan judul “Literasi Dasar”. Modul ini disusun bagi mahasiswa yang mengikuti
program PPG. Modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami apa,
mengapa, dan bagaimana literasi dasar di sekolah dasar. Modul ini disusun
dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal GTK Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 0340/B/HK.01.03/2022
tentang Kompetensi Literasi dan Numerasi bagi Guru Sekolah Dasar.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa mampu (1) menjelaskan


apa, mengapa, dan bagaimana literasi dasar, (2) mengeksplorasi beragam strategi
pengembangan keterampilan literasi, (3) menganalisis dan menyusun asesmen
literasi, (4) mengeksplorasi dan mengembangkan lingkungan kaya literasi, dan (5)
mengembangkan kecakapan literasi diri.

Untuk memudahkan Anda mempelajari dan memahami materi secara sistematis


pada unit ini, digunakan sintaks MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep,
Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi
antarmateri, dan Aksi nyata). Ikuti dan pelajarilah semua tahapan pembelajaran
tersebut dengan keterlibatan aktif supaya Anda dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan.

Modul ini diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian modul
ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa dan pendidikan Indonesia.

iv | PPG Pra jabatan 2022


Daftar Isi

Hlm.

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ............... i

Kata Pengantar Direktur Pendidikan Profesi Guru ......................................... iii

Kata Pengantar Penyusun Mata Kuliah ........................................................... iv

Daftar Isi ............................................................................................................. v

Daftar Gambar ................................................................................................. viii

Daftar Tabel ........................................................................................................ x

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ................................................................ xii

Asesmen .......................................................................................................... xii

Alur Isi Modul .................................................................................................. xiii

Topik 1. Mengenal Konsep Literasi di Sekolah Dasar ..................................... 1

A. Mulai dari Diri ............................................................................................ 2

B. Eksplorasi Konsep .................................................................................... 3

1. Literasi Dasar ..................................................................................... 7

2. Literasi Berimbang............................................................................ 16

C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 19

1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang) ........................................................ 19

2. Kegiatan 2 (Individu) ......................................................................... 19

D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 19

1. Kegiatan 3 (Kelompok 3 orang) ........................................................ 19

E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 21

F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 22

G. Aksi Nyata ............................................................................................... 23

Topik 2. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi............................... 25

Literasi Dasar | v
A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 25

B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 27

1. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi ................................. 27

C. Ruang Kolaborasi .................................................................................... 49

1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang--60 menit) ........................................ 49

D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 52

1. Kegiatan 2 (Individu--40 menit) ......................................................... 52

E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 53

F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 53

1. Lembar Kerja Daring untuk Pembelajaran Puisi Berbasis Kasus ...... 54

G. Aksi Nyata ............................................................................................... 56

Topik 3. Asesmen Literasi-AKM...................................................................... 58

A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 58

B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 59

1. Asesmen/Penilaian Literasi............................................................... 59

2. Prinsip Penilaian Literasi .................................................................. 68

3. Asesmen Kecukupan Minimum ........................................................ 70

C. Ruang Kolaborasi .................................................................................... 73

1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang: 60 menit) ......................................... 73

D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 75

1. Kegiatan 2 (Kelompok: 40 menit) ...................................................... 75

E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 78

F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 78

1. Kegiatan 3 (Individu) ......................................................................... 78

G. Aksi Nyata ............................................................................................... 80

Topik 4. Lingkungan Karya Literasi (Sosial, Afektif, dan Akademik) .......... 81

A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 81

vi | PPG Pra jabatan 2022


B. Eksplorasi Konsep .................................................................................. 82

C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 92

1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang) ........................................................ 92

D. Demonstrasi Kontekstual ........................................................................ 93

1. Kegiatan 2 (Kelompok: 5 orang) ....................................................... 93

E. Elaborasi Pemahaman ............................................................................ 95

1. Kegiatan 3 (Individu) ......................................................................... 95

F. Koneksi Antarmateri ................................................................................ 95

G. Aksi Nyata ............................................................................................... 96

Topik 5. Pengembangan Kecakapan Literasi Diri .......................................... 99

A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 99

B. Eksplorasi Konsep ................................................................................ 100

1. Guru adalah Profesional ................................................................. 100

2. Pengembangan Kecakapan Literasi ............................................... 101

C. Ruang Kolaborasi.................................................................................. 102

1. Kegiatan 1 (Individu: 60 menit) ....................................................... 102

D. Demonstrasi Kontekstual ...................................................................... 104

1. Kegiatan 2 (Individu: 40 menit) ....................................................... 104

E. Elaborasi Pemahaman .......................................................................... 104

1. Kegiatan 3 (Individu) ....................................................................... 104

F. Koneksi antarmateri .............................................................................. 105

G. Aksi Nyata ............................................................................................. 106

Sumber Bacaan.............................................................................................. 108

Lampiran ........................................................................................................ 112

A. Tugas UTS ............................................................................................ 112

B. Tugas UAS............................................................................................ 114

Profil Pengembang Modul ............................................................................. 116

Literasi Dasar | vii


Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Video Meningkatkan Kesadaran Literasi dan Budaya Membaca .................. 2

Gambar 1. 2 Kartu kata sebagai media pengenalan bunyi ............................................... 10

Gambar 1. 3 Komponen Literasi Menulis .......................................................................... 14

Gambar 1. 4 Literasi Berimbang ....................................................................................... 17

Gambar 2. 1 Talkshow Halo Indonesia, Kegiatan Literasi Yang Menyenangkan ............. 26

Gambar 2. 2 Siswa memvisualisasikan tokoh cerita ke dalam bentuk gambar ................ 31

Gambar 2. 3 Buku “Main Bersama, Yuk!” ......................................................................... 33

Gambar 2. 4 Tahapan Menulis Interaktif ........................................................................... 42

Gambar 2. 5 Contoh catatan diary siswa .......................................................................... 46

Gambar 2. 6 Contoh Tulisan Karya Siswa ........................................................................ 47

Gambar 2. 7 Contoh Karya Puisi 1.................................................................................... 48

Gambar 2. 8 Contoh Karya Puisi 2.................................................................................... 48

Gambar 2. 9 Modul Literasi dan Numerasi Kelas 1 SD .................................................... 50

Gambar 3. 1 Galau mikirin hasil Asesmen Nasional? ....................................................... 59

Gambar 3. 2 Contoh teks anekdot .................................................................................... 62

Gambar 3. 3 Tugas kinerja siswa ...................................................................................... 63

Gambar 3. 4 Contoh Penilaian Portofolio .......................................................................... 67

Gambar 3. 5 Asesmen Nasional ....................................................................................... 74

Gambar 3. 6 Latihan Soal Asesmen Literasi Fiksi SD Kelas 3 & 4 ................................... 74

Gambar 3. 7 Latihan Soal AKM Literasi Teks Informasi 3 ................................................ 74

Gambar 4. 1 Unit 3 Foto Budaya Baca ............................................................................. 81

Gambar 4. 2 Pojok Baca ................................................................................................... 82

Gambar 4. 3 Papan Tulis dan Kegiatan Siswa ................................................................. 84

Gambar 4. 4 Contoh diagram hasil karya guru dan siswa ................................................ 87

viii | PPG Pra jabatan 2022


Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa .................................................................... 88

Gambar 4. 6 Pojok Menulis ............................................................................................... 89

Gambar 4. 7 Contoh Partisipasi Orang tua ....................................................................... 91

Gambar 4. 8 Pelibatan Orang Tua Dalama GLS .............................................................. 96

Gambar 4. 9 Pengembangan Perpustakaan Sekolah ...................................................... 97

Gambar 4. 10 Kelas Karya Literasi ................................................................................... 97

Gambar 5. 1 Relawan Literasi Meningkatkan Minat Baca Anak Pedalaman Indonesia .. 99

Gambar 5. 2 Segitiga Refleksi ........................................................................................ 103

Gambar 5. 3 Target Pengembangan Diri ........................................................................ 105

Gambar 5. 4 Peran Guru Masa Kini ................................................................................ 106

Literasi Dasar | ix
Daftar Tabel

Tabel 1. 1 Kecakapan Literasi Dasar .................................................................................. 3

Tabel 1. 2 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 10

Tabel 1. 3 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 11

Tabel 1. 4 Tugas Mandiri 1 ................................................................................................ 12

Tabel 1. 5 Diskusi Reflektfi 3 ............................................................................................. 13

Tabel 1. 6 Diskusi Reflektif 4 ............................................................................................. 15

Tabel 1. 7 Komponen Literasi Berimbang ......................................................................... 18

Tabel 1. 8 Tugas Mandiri 2 ................................................................................................ 18

Tabel 1. 9 Rubrik Penilaian Produk Kelompok .................................................................. 20

Tabel 1. 10......................................................................................................................... 22

Tabel 1. 11......................................................................................................................... 22

Tabel 1. 12 Profil kemampuan membaca siswa ............................................................... 23

Tabel 1. 13 Profil kemampuan menulis siswa ................................................................... 24

Tabel 2. 1........................................................................................................................... 27

Tabel 2. 2 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 29

Tabel 2. 3 Tugas Mandiri 1 ................................................................................................ 37

Tabel 2. 4 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 39

Tabel 2. 5 Rincian Aktivitas Menulis Interaktif ................................................................... 42

Tabel 2. 6 Tugas Mandiri 2 ................................................................................................ 49

Tabel 2. 7 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 51

Tabel 2. 8 LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi ....... 57

Tabel 3. 1 Pre-test Asesmen Literasi ................................................................................ 58

Tabel 3. 2 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 63

Tabel 3. 3 Diskusi Reflektif 1 ............................................................................................. 65

Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2 ............................................................................................. 70

x | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 3. 5 Post-test Asesmen Literasi .............................................................................. 73

Tabel 3. 6 Lembar Kerja .................................................................................................... 75

Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi .............................................................. 76

Tabel 3. 8 Rubrik Penilaian ............................................................................................... 77

Tabel 4. 1 Diskusi Reflektif 1............................................................................................. 90

Tabel 4. 2 Diskusi Reflektif 2............................................................................................. 91

Tabel 4. 3 Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi .................................... 92

Tabel 4. 4 Rubrik Penilaian Produk Amatan ..................................................................... 93

Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Presentasi ............................................................................. 94

Tabel 5. 1 Diskusi Reflektif 1........................................................................................... 102

Tabel 5. 2 Pendukung Literasi Saya ............................................................................... 104

Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling) ............................. 107

Literasi Dasar | xi
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis lima aspek literasi


dasar (P1, P2)

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis strategi literasi


(membaca dan menulis) (P1, P2)

3. Mahasiswa mampu menganalisis jenis-jenis keterampilan literasi (membaca


dan menulis) (KU3 dan KU5)

4. Mahasiswa mampu menyusun asesmen pembelajaran (AKM) (P2, KU3,


dan KU5)

5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan merancang lingkungan kaya literasi


(KU3 dan KU5)

6. Mahasiswa mampu melakukan refleksi diri untuk pengembangan literasi (KU3


dan KU5)

Asesmen

No. Jenis Tugas Bobot (%) Catatan*

1 Tugas Kelompok 10% -

2 Kegiatan Refleksi 15% -

3 Digital Storytelling 15% Topik %

4 Ujian Tengah Semester 25 % Projek Individu

5 Ujian Akhir Semester 25% Projek Individu

Partisipasi dan Keaktifan di setiap kegiatan baik


6 10 %
Keterlibatan lisan maupun tulis

xii | PPG Pra jabatan 2022


Alur Isi Modul

Nama MK : LITERASI DASAR

Jumlah Topik :5

Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-

1. Apa yang Anda ketahui tentang Tabel T-I-P / K-W-L (bagian T dan
1 konsep literasi? I)
Mulai dari diri
30 menit 2. Apa yang ingin Anda ketahui Anticipation Guide (informasi
tentang literasi di SD? tambahan)

Literasi dasar di Mind Map jenis literasi dasar


1. Apa yang dimaksud dengan
SD 3 (baca-tulis)-berimbang:
kemampuan literasi dasar dan
pengetahuan huruf, kesadaran
literasi berimbang?
1 fonemik, kefasihan membaca,
Eksplorasi Konsep 2. Aspek literasi dasar
70 menit pengetahuan kosakata, dan
3. Contoh-contoh literasi dasar
pemahaman membaca; dan
4. Apa yang telah Anda pelajari
tentang menulis: ide, organisasi,
tentang literasi di SD?
dan mekanik bahasa.

Literasi Dasar | xiii


Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-

Jamboard/google slide/kertas
kosong untuk memberikan contoh
teks multimoda

Tabel T-I-P (bagian P)

Diskusi kelompok dengan studi kasus Pilihan teks untuk kasus dan
2
Ruang Kolaborasi literasi berimbang? pelaksanaan digunakan di diskusi kelompok
60 menit
literasi baca tulis di kelas? Disediakan tautan contoh

Poster, mind map, infografis sbg


2 Demonstrasi
Presentasi kelompok bahan presentasi
40 menit kontekstual
Rubrik penilaian

1. Memaparkan referensi atau teori


3 Elaborasi untuk praktik yang dilakukan
30 menit pemahaman 2. Review kasus tentang literasi SD
(kelas rendah dan tinggi)

xiv | PPG Pra jabatan 2022


Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-

Mencari keterkaitan (dengan diri, Contoh-contoh teks berbagai genre


3 Koneksi antar
lingkungan, media, dan dunia) tentang yang terkait dengan bidang studi
30 menit materi
literasi di sekolah dasar

1. Membuat rancangan aktivitas


literasi di kelas
3 Aksi nyata
2. Mencari teks sastra atau fakta LK rancangan aktivitas
40 menit
yang bisa digunakan di berbagai
mapel dalam konteks tematik

Strategi 1. Apa yang sudah dilakukan selama


pengembangan dilakukan dalam pembelajaran
keterampilan terkait aktivitas membaca,
literasi (membaca, menulis, dan berbicara? Tabel T-I-P / K-W-L(bagian T dan
4
berbicara, dan 3 Mulai dari diri 2. Apa yang sudah dilakukan untuk I)
30 menit
menulis) serta selalu meningkatkannya? Informasi tambahan
praktiknya dalam 3. Adakah ide untuk pengembangan
berbagai bidang strategi dalam aktivitas literasi di
studi di SD kelas?

Literasi Dasar | xv
Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-

Bagan GO untuk beberapa


4. Apa yang dimaksud dengan
aktivitas keterampilan membaca
keterampilan literasi di SD?
4 dan menulis.
Eksplorasi Konsep 5. Bagaimana mengembangkan
70 menit Infografis dan atau informasi
keterampilan literasi dalam
tambahan tentang strategi
pembelajaran di SD?
membaca dan menulis

Diskusi kelompok dengan studi kasus


5 pelaksanaan kompetensi literasi di
Ruang Kolaborasi
60 menit sekolah (identifikasi berbagai strategi,
pemetaan kelebihan dan kekurangan)

5 Demonstrasi
Praktik pengalaman salah satu strategi Rubrik penilaian
40 menit kontekstual

6 Elaborasi Curah gagasan hasil praktik dan


30 menit pemahaman menyimpulkan strategi yang baik

xvi | PPG Pra jabatan 2022


Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-

Mencari keterkaitan antar-


6 Koneksi antar
keterampilan literasi dalam
30 menit materi
pembelajaran

6 Menyusun sintak/tahapan salah LK rancangan kegiatan untuk


Aksi nyata
40 menit strategi dalam pembelajaran literasi strategi literasi

1. Apa yang sudah diketahui tentang


asesmen?
7
Mulai dari diri 2. Pernahkah
30 menit
melakukannya?ceritakan
pengalamannya
Asesmen literasi-
3
(AKM)
1. Tentang asesmen literasi
2. Jenis dan bentuk asesmen literasi
7
Eksplorasi Konsep 3. Cara menggunakannya
70 menit
4. Tentang AKM di SD

Literasi Dasar | xvii


8 Menganalisis penggunaan asesmen
Ruang Kolaborasi Link video dan LK
60 menit Merancang asesmen

8 Demonstrasi Presentasi hasil analisis dan LK ceklis dan amatan


40 menit kontekstual rancangan asesmen Rubrik penilaian

Penegasan dan penguatan temuan


9 Elaborasi
hasil presentasi dengan curah
30 menit pemahaman
gagasan dan menyimpulkan bersama

Mencari keterkaitan antara pemilihan


9 Koneksi antar
strategi dengan penyusunan asesmen LK dengan Peta konsep
30 menit materi
yang tepat

Menyusun rancangan asesmen


9
Aksi nyata membaca dan menulis dan atau AKM
40 menit
di SD

Mari mengamati lingkungan di sekolah


Lingkungan kaya 10
3 Mulai dari diri masing-masing. Seberapa literat
literasi (sosial, 30 menit
budaya sekolah?—curah gagasan

xviii | PPG Pra jabatan 2022


afektif, dan 10 Lihat modul penguatan literasi
Eksplorasi Konsep Mengenal 3 lingkungan literasi
akademik) (sama) 70 menit (link)

Bisa dengan link video tentang


lingkungan literasi di sekolah atau
11 Melakukan survei lingkungan kaya
Ruang Kolaborasi survei langsung di sekolah masing-
50 menit literasi
masing
LK untuk amatan

11 Demonstrasi
Presentasi dan diskusi hasil survei Rubrik penilaian/ceklis
50 menit kontekstual

12 Elaborasi Mencari solusi tentang kondisi


30 menit pemahaman lingkungan literasi yang masih kurang

Mencari keterkaitan antara peran


12 Koneksi antar
lingkungan literasi dengan
30 menit materi
pembelajaran literasi di SD

12 Membuat rancangan pengembangan


Aksi nyata
30 menit budaya literasi di SD

Literasi Dasar | xix


Bagaimana Anda belajar membaca
dan kemudian menulis?
Bagaimana menurut Anda
kemampuan keduanya hingga saat
13
Mulai dari diri ini?
30 menit
Apakah sampai saat ini masih senang
membaca dan menulis?
Pernahkah berbagi pengalaman
Literasi tentang membaca dan menulis?
pengembangan
3
diri (refleksi dan 13 Mengenal naratif literasi dan atau
Eksplorasi Konsep
narasi literasi) 70 menit jurnal reflektif

14 Menyusun untuk bahan menulis naratif


Ruang Kolaborasi LK naratif literasi
50 menit literasi dan atau jurnal reflektif

14 Demonstrasi
Presentasi hasil diskusi kelompok Rubrik penilaian
50 menit kontekstual

15 Elaborasi
Menganalisis pendukung literasi
30 menit pemahaman

xx | PPG Pra jabatan 2022


Mengaitkan antara naratif literasi
15 Koneksi antar
dengan pengembangan diri sebagai
30 menit materi
calon guru

15 Membuat digital storytelling/narasi


Aksi nyata
40 menit literasi

Literasi Dasar | xxi


Topik 1. Mengenal Konsep Literasi di
Sekolah Dasar

Durasi 3 pertemuan

Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek literasi dasar


2. Mahasiswa mampu menganalisis aspek literasi dasar

Mata kuliah Literasi Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Anda


merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan literasi di sekolah
dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda akan diajak mengkaji konsep literasi
dasar, tujuan, dan aspek literasi dasar. Anda diharapkan memiliki kemampuan
menjelaskan pengertian, tujuan, dan aspek literasi dasar. Kemampuan awal ini
sangat diperlukan untuk memahami materi lanjutan literasi di sekolah dasar.

Setelah mempelajari secara mendalam modul ini, Anda diharapkan mampu


mengidentifikasi dan menganalisis literasi dasar. Topik yang dibahas dalam modul
ini terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu: (1) pengertian literasi dasar, (2) tujuan
dan aspek literasi dasar, (3) contoh-contoh literasi dasar. Anda harus mencermati,
menganalisis, dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan agar dapat
memahami pengantar kuliah literasi ini. Kegiatan belajar Anda akan dilakukan
menggunakan sintak MERDEKA belajar. Pastikan Anda mengikuti setiap tahapan
belajar. Jangan lupa mengecek tingkat pemahaman Anda dengan mengerjakan
latihan dan diskusi yang disajikan.

Selamat belajar, semoga Anda berhasil!

Literasi Dasar | 1
A. Mulai dari Diri

Selamat datang di perkuliahan ini. Selama satu semester ini, Anda akan
mengeksplorasi tentang literasi di Sekolah Dasar. Anda akan mencari tahu lebih
rinci tentang seluk beluk literasi dasar. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh,
simaklah video berikut dengan memindai QR Code atau klik tautan di bawah
gambar.

Literasi dasar baca, tulis, hitung (calistung) dirasa tidak cukup untuk memenuhi
tuntutan perkembangan abad-21. Literasi dasar tersebut membutuhkan
penyokong literasi lain seperti literasi media, finansial, literasi budaya, dan lain
sebagainya. Namun, faktanya literasi dasar di Indonesia dinilai masih rendah.
Menurut Saudara, apakah penilaian tersebut benar? Mengapa? Sebelum
mengeksplorasi lebih jauh, simaklah video berikut dengan memindai QR Code
atau klik tautan di bawah gambar.

Selamat menyimak.

Gambar 1. 1 Video Meningkatkan Kesadaran Literasi dan Budaya Membaca

https://www.youtube.com/watch?v=0do5LD5wP8o

Kecakapan literasi dasar yang dinilai masih rendah mendorong berbagai pihak
untuk meningkatkan kesadaran literasi. Dimensi yang menjadi fokus peningkatan
literasi ini mencakup akses sumber daya literasi, alternatif sumber daya literasi
baru, dan budaya membaca. Setelah selesai menyimak video tersebut, isilah
kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini. Kemudian, isilah kolom
PELAJARI di akhir pembelajaran modul.

2 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 1. 1 Kecakapan Literasi Dasar

TAHU INGIN PELAJARI

Menurut Saudara, Bagaimana pendapat Anda Apa yang bisa saya lakukan
mengapa literasi dasar tentang fakta persentase (sebagai guru) untuk
di Indonesia dinilai melek huruf di Indonesia memanfaatkan akses sumber
masih rendah? yang mencapai 98%? daya literasi di sekolah?

B. Eksplorasi Konsep

Literasi bukanlah hal baru lagi untuk kalangan pendidik. Yang mungkin perlu
dicermati kembali adalah pertanyaan refleksi yang sangat baik sesungguhnya
“Apa, mengapa, dan bagaimana literasi di sekolah dasar?”

Literasi itu sendiri adalah kemampuan berbahasa seseorang (menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby (1986) mengartikan literasi secara
sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan
dengan pendapat Grabe & Kaplan (1992) dan Graff (2006) yang mengartikan
literasi sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (able to read and write).

Selama beberapa dekade terakhir, literasi mengalami pergeseran dari berbagai


aspek. Seiring dengan kemajuan IT, literasi tidak cukup didefinisikan sebagai
kemelekhurufan. Tampaknya literasi lebih tepat dimaknai sebagai kemampuan
memahami, menggunakan, dan merespons informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber. Sejalan dengan hal tersebut kemampuan literasi seseorang berkaitan
dengan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan masalah, membuka ruang
kolaborasi, dan mempresentasikan informasi dari berbagai media dan teks.
Dengan demikian, literasi menjadi modal di masa kini dan masa depan ( Pilgrim,
2013; Wagner, 2018).

Literasi Dasar | 3
Literasi penting dibudayakan agar masyarakat lebih bijak dalam memanfaatkan
informasi serta mandiri dalam memilah memilih data dan informasi yang
bermanfaat. Namun, literasi masih menjadi persoalan serius dan menjadi tugas
besar untuk berbagai pihak di Indonesia. Berdasarkan hasil berbagai survei,
tingkat literasi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat literat. Misi mewujudkan
masyarakat literat ini telah melewati perjalanan panjang.

Hasil penelitian PISA tentang literasi membaca dan numerasi menunjukkan hasil
fluktuatif. Pemerintah merespons hasil penelitian tersebut dengan kebijakan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kegiatan literasi termaktub dalam poin
“penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu
mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang
sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam
mengembangkan dirinya sendiri”. Meski tidak dijelaskan secara rinci, poin tersebut
telah memuat pembiasaan literasi di masyarakat. Setelah itu, Kemdikbud
meluncurkan program Gerakan Indonesia Membaca (GIM). GIM bertujuan untuk
memberikan dukungan dan penguatan kepada pemerintah kabupaten dan kota
dalam mengembangkan budaya baca kepada masyarakatnya
(jendela.kemdikbud.go.id, 2021). GIM dicanangkan tahun 2015 dan
diselenggarakan di 6 kabupaten/kota. Program ini berlanjut pada tahun 2016 di 31
kabupaten/kota serta diperkuat dengan program rintisan Kampung Literasi dan
bantuan fasilitas sarana Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program GIM antara
lain seminar literasi, apresiasi literasi, donasi buku, dan fasilitasi ruang baca
masyarakat.

Selanjutnya, pemerintah meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN)


pada tahun 2016. Implementasi GLN diwujudkan melalui program Gerakan Literasi
Sekolah, Gerakan Literasi Masyarakat (termasuk lanjutan program GIM), dan
Gerakan Literasi Keluarga, serta kegiatan turunan dari ketiga program tersebut.
Pemerintah mensinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan
masyarakat dalam menumbuhkan, mengembangkan, dan membudayakan literasi
di Indonesia. Sekolah menjadi salah satu tempat pembudayaan literasi
masyarakat. Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan

4 | PPG Pra jabatan 2022


mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas
sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, dan prasarana literasi),
kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi
publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).
Keberlangsungan jangka panjang GLS dipastikan dengan pelaksanaannya yang
terdiri atas tiga tahap inti yaitu.

1. Tahap pembiasaan: penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit


membaca (Permendikbud no.23 tahun 2015).

2. Tahap pengembangan: meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan


menanggapi buku pengayaan.

3. Tahap pembelajaran: meningkatkan kemampuan literasi di semua mata


pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran.

Program GLS ini digencarkan di seluruh pelosok negeri dari tahun 2016 hingga
saat ini. Perjalanan pembudayaan literasi di masyarakat khususnya pada peserta
didik diiringi oleh peluncuran program Merdeka Belajar yang diinisiasi pada akhir
tahun 2019. Salah satu gebrakan Merdeka belajar ini adalah Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) dihapus dan diganti dengan asesmen/penilaian dari
sekolah. Penghapusan UN ini berlaku dari tahun 2020. Sembari menjalankan
kebijakan tersebut, Kemdikbud menyiapkan pelaksanaan Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) dan survei karakter. Berikut cuplikan program Merdeka Belajar
secara rinci.

1. Kebijakan pertama, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)


menjadi penilaian atau asesmen yang teknisnya diserahkan kepada sekolah.
Ujian penentu kelulusan siswa ini bisa dilakukan secara tertulis atau bentuk
lain yang dianggap lebih komprehensif, misalnya tugas kelompok. Kebijakan
ini mulai berlaku pada 2020.

Literasi Dasar | 5
2. Kebijakan kedua, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan
menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Asesmen ini diberikan pada pertengahan jenjang sekolah, seperti kelas IV, VIII,
dan XI sehingga tidak menjadi basis penilaian siswa untuk melanjutkan ke
jenjang berikutnya.

Asesmen Kompetensi Minimum ini menilai tiga komponen yaitu literasi (nalar dan
bahasa), numerasi (matematika), dan karakter. Penilaiannya mengacu pada
standar internasional, seperti Programme for International Student Assessment
(PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Dengan demikian, sasaran literasi dalam AKM ini tidak sekadar kemelekhurufan.
Literasi yang dimaksud mencakup kemampuan menganalisis isi bacaan beserta
memahami konsep dibalik bacaan tersebut. Untuk kemampuan numerasi, yang
dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi kemampuan siswa menerapkan konsep
numerik dalam kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan kekuatan penalaran.
Khusus untuk Survei Karakter, penilaian dilakukan untuk mengeksplorasi sejauh
mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa di dalam proses pembelajaran
dan kehidupan nyata (Cahyana, A., 2019).

Berbagai pihak mulai gencar memperkenalkan dan mendesain teknis pelaksanaan


AKM. Pihak sekolah pun diminta untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis
literasi dan numerasi. Siswa mulai diperkenalkan dengan beragam teks
(multiteks). Pembelajaran di sekolah baik secara proses maupun evaluasi
mengarah kepada kebijakan AKM. Fokus utama AKM adalah kompetensi literasi
dan numerasi sebagai kompetensi dasar yang akan diukur. Selama ini, UNBK
dinilai cenderung menguji penguasaan konten bukan kompetensi pembelajaran.
Siswa lebih banyak menghafal materi pembelajaran daripada penalaran materi
pembelajaran. Akibatnya, pengalaman siswa dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS)
masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan alat lain yang lebih optimal untuk
memperbaiki mutu pendidikan nasional (Cahyana, A., 2020).

AKM dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pembelajaran yang
inovatif dan berorientasi pada pengembangan penalaran, bukan hafalan.
Sementara itu, survei karakter dilakukan untuk mengetahui penerapan asas-asas
Pancasila oleh siswa. AKM ini dilaksanakan pada pertengahan jenjang akademik

6 | PPG Pra jabatan 2022


sehingga hasil asesmen dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar siswa agar tuntas belajar. Selain itu, sekolah juga memiliki
waktu yang memadai untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Perlu diingat
kembali bahwa AKM berfungsi untuk memetakan dan memperbaiki mutu
pendidikan secara nasional. Setelah menggaungkan program AKM selama kurang
lebih satu tahun, pemerintah kemudian resmi melaksanakan Asesmen Nasional
(AN) pada September – Oktober tahun 2021. Asesmen Nasional (AN) terdiri atas
tiga unsur asesmen yaitu AKM (literasi dan numerasi), survei karakter, dan survei
lingkungan belajar. Dengan kata lain, AN ini menjadi payung pelaksanaan AKM
yang direncanakan sejak tahun 2019.

Kebijakan yang berkelanjutan ini tentu memaksa guru untuk cepat beradaptasi dan
terus berinovasi. Tidak ada yang langsung siap ketika rentetan kebijakan ini
dijalankan. Pro dan kontra muncul seiring perencanaan dan pelaksanaan program
ini. Namun, guru sebagai garda terdepan pendidikan telah sigap menyikapinya
meski dengan cara yang berbeda-beda. Guru mulai membongkar konsep AN,
mempelajari tipe-tipe pembelajaran dan soal yang diinginkan, dan mendesain
pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Hal ini membuktikan bahwa guru
sepakat dengan pelaksanaan AN yang menitikberatkan pada pembudayaan
literasi di masyarakat sejak dini.

Nah, mari kita mengeksplorasi konsep tentang literasi di sekolah dasar!

1. Literasi Dasar

Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang


keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu
memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar
siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi
mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar
belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa.

Literasi sekolah dasar melibatkan pengembangan komunikasi lisan dan tertulis di


semua mata pelajaran. Siswa sekolah dasar mempelajari keterampilan literasi
melalui membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Literasi di sekolah

Literasi Dasar | 7
dasar mengedepankan aspek keterampilan membaca dan menulis yang terdiri
atas kemampuan membaca yaitu pengetahuan huruf, kesadaran fonemik,
kefasihan membaca, pengetahuan kosakata, dan pemahaman bacaan;
kemampuan menulis yaitu ide, organisasi, dan mekanik.

a. Literasi Membaca

Membaca adalah proses melihat simbol dan huruf tertulis dan memahami
artinya. Ada banyak keterampilan literasi yang terlibat dalam mengembangkan
keterampilan literasi membaca yang vital. Keterampilan membaca berkontribusi
pada kemampuan membaca anak-anak dengan kata lain, seberapa baik mereka
dapat membaca dan memahami apa yang mereka baca. Ada berbagai macam
keterampilan membaca yang anak-anak kembangkan dan kembangkan
sepanjang pendidikan dasar mereka dan seterusnya

1) Pengenalan kata/huruf
Keterampilan pengenalan kata harus dimasukkan ke dalam pelajaran membaca
agar siswa belajar membaca, mereka harus diajari bagaimana mengenali kata-
kata. Pengetahuan pengenalan kata tumbuh secara bertahap selama tahun-tahun
awal sekolah. Fase perkembangan kata menurut Ehri membantu kita memahami
fase yang dilalui anak-anak. Ehri (1995) berfokus pada tahap awal pengenalan
kata. Melalui penelitiannya, dia menentukan bahwa anak-anak melewati empat
fase berbeda saat mereka belajar membaca kata-kata secara otomatis.

a) Selama fase pre-alphabetic, pembaca pemula mengingat kata-kata


dengan menggunakan isyarat visual (misalnya, kata ‘lihat’ mengacu pada
mata/penglihatan). Hubungan huruf-bunyi umumnya tidak terlibat dalam
proses pengenalan selama fase ini, sehingga disebut fase pre-alphabetic.

b) Fase kedua meliputi pengenalan abjad parsial. Anak-anak dalam fase ini
mengenali beberapa huruf dan bunyi yang sesuai – biasanya konsonan
awal atau akhir atau juga suku kata. Menggunakan bunyi konsonan awal
dan akhir merupakan langkah penting.

c) Ketika anak-anak terus menyempurnakan pengetahuan mereka tentang


korespondensi huruf-bunyi, mereka mengembangkan pengkodean alfabet

8 | PPG Pra jabatan 2022


yang lebih lengkap. Anak-anak dalam fase ini tahu bagaimana sebagian
besar huruf mewakili suara dalam ejaan konvensional. Dengan demikian,
mereka dapat mengenali kata-kata yang berbeda dengan ejaan yang mirip
(homonim, homofon, dan homograf). Kemampuan ini membantu mereka
membaca kata-kata baru.

d) Fase alfabet terkonsolidasi adalah fase terakhir dari pengenalan kata


otomatis. Selama fase ini, anak-anak belajar mengenali pola huruf sebagai
unit, dengan demikian memotong unit yang lebih besar saat mereka
membaca. Kemampuan ini memudahkan mereka untuk mempelajari kata-
kata baru dengan lebih cepat, sehingga meningkatkan kemampuan
mereka untuk memahami teks yang lebih sulit.

2) Kesadaran fonemik
Kesadaran fonemik adalah pemahaman bahwa kata-kata yang diucapkan terdiri
dari suara. Kesadaran ini berkembang secara bertahap ketika anak-anak memiliki
pengalaman dengan permainan kata, sajak anak-anak, dan cerita. Adams (1990)
menunjukkan bahwa ada lima tahap kesadaran fonemik: (1) mengenal kata-kata
berima, (2) mendeteksi kata-kata yang sama atau berbeda dalam satu set kata-
kata, (3) memadukan suara untuk membuat kata-kata, (4) segmentasi kata satu
suku kata ke dalam suaranya, dan (5) mengidentifikasi kata yang tertinggal saat
fonem dihilangkan atau ditambahkan. Untuk mengembangkan kesadaran fonemik
pada anak-anak, guru harus menyediakan beragam kegiatan, termasuk membaca
sajak dan puisi anak-anak, membuat sajak sederhana dengan anak-anak, bermain
dengan kata-kata berima, melakukan permainan jari, bertepuk tangan jumlah suku
kata yang terdengar dalam kata-kata, dan membantu anak-anak mengidentifikasi
kesamaan bunyi dari kata-kata yang berbeda.

Kemampuan siswa dalam membedakan bunyi sangat penting untuk menunjang


kemampuan menulisnya. Siswa perlu memiliki pengetahuan bahwa kata terbentuk
dari bunyi yang berbeda.

Literasi Dasar | 9
Tabel 1. 2 Diskusi Reflektif 1

Diskusi Reflektif 1

1. Menurut Saudara, mengapa kemampuan membedakan bunyi sangat penting untuk


menunjang kemampuan menulis?

2. Apa yang terjadi jika kemampuan membedakan bunyi pada siswa tidak tercapai?

Bermain dengan kartu huruf dapat membantu siswa untuk mengembangkan


pengetahuan ini. Siswa dapat bermain kata dengan mengubah huruf depannya.
Misalnya huruf ‘d’ pada kata ‘dalam’ jika diganti dengan huruf ‘s’ akan berubah
menjadi kata ‘salam’.

Gambar 1. 2 Kartu kata sebagai media pengenalan bunyi

3) Kefasihan membaca
Pengembangkan kefasihan memainkan peran penting di kelas awal. Kefasihan
dianggap sebagai faktor penting dalam pemahaman bacaan, terutama karena
pembaca yang fasih dapat membaca dengan akurasi, ekspresi, dan kecepatan
yang sesuai. Siswa yang tidak lancar membaca sering tersendat-sendat karena
kata-kata dan kesulitan membuat kalimat terdengar benar. Siswa yang tidak lancar

10 | PPG Pra jabatan 2022


membaca seringkali terlalu fokus pada kata-kata individu sehingga mereka tidak
dapat mengingat awal kalimat atau paragraf. Siswa ini sering mengalami kesulitan
pemahaman. Siswa yang bisa membaca dengan lancar tidak “terikat kata”, tetapi
fokus pada potongan teks bermakna yang lebih besar saat mereka membaca.

Tabel 1. 3 Diskusi Reflektif 2

Diskusi Reflektif 2

Menurut Saudara, sudahkah Saudara menjadi pembaca yang fasih? Mengapa?

Kefasihan berkaitan erat dengan otomatisasi yang disebutkan sebelumnya,


meskipun tidak sama. Laporan Penelitian Rand (Snow, 2002) mencatat bahwa
instruksi awal dalam kelancaran memastikan bahwa pembaca yang lebih tua dapat
lebih fokus pada pemahaman saat mereka membaca. National Reading Panel
(2000) menemukan bukti bahwa membaca lisan terpandu paling efektif dalam
mengembangkan kefasihan. Pressley (2006) mengutip efektivitas pembacaan
berulang.

4) Pengetahuan kosakata
Kosakata berkembang ketika anak-anak berulang kali melihat kata-kata yang
sama dalam berbagai konteks. Instruksi kosakata yang kuat harus menekankan
integrasi, pengulangan, dan penggunaan yang bermakna. Program literasi yang
seimbang harus menekankan pengembangan kosakata yang kuat pada siswa,
karena pengembangan kosakata dianggap penting untuk pemahaman bacaan.
National Reading Panel (2000) menyimpulkan bahwa kosakata harus diajarkan
melalui strategi langsung dan tidak langsung. Ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa anak-anak yang membaca hanya 10 menit sehari memiliki
tingkat pertumbuhan kosa kata yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Jadi,
menyisihkan waktu tertentu untuk membaca buku, penting untuk dilakukan.

Literasi Dasar | 11
Tabel 1. 4 Tugas Mandiri 1

Tugas Mandiri

Pilihlah buku bacaan sesuai minat Saudara! Kemudian, tantang diri Saudara untuk
membaca 10 menit setiap hari selama satu minggu. Setelah itu, jawablah pertanyaan
berikut:
1. Apa yang dirasakan Saudara setelah rutin membaca 10 menit setiap hari?

2. Hal baru apa yang Saudara dapatkan dari kebiasaan membaca tersebut?

3. Terbuktikah pernyataan bahwa “anak-anak yang membaca hanya 10 menit sehari


memiliki tingkat pertumbuhan kosa kata yang lebih tinggi daripada mereka yang
tidak”?

5) Pemahaman bacaan
National Reading Panel (2000) menyatakan bahwa ada data yang menunjukkan
bahwa pemahaman terjadi dan meningkat ketika pembaca terlibat secara aktif.
Apa cara terbaik untuk mengembangkan keterlibatan ini sehingga siswa
mendapatkan ide-ide besar dari teks mereka? Ada beberapa cara untuk
meningkatkan pemahaman membaca: (1) instruksi kegiatan harus eksplisit; (2)
pemahaman dapat ditingkatkan dengan mengajar anak-anak menggunakan
strategi pemahaman khusus; dan (3) guru harus mengajar siswa untuk
menggunakan kombinasi strategi.

12 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 1. 5 Diskusi Reflektfi 3

Diskusi Reflektif 3

Diskusikanlah bersama teman sejawat Saudara beberapa hal berikut.


1. Bagaimanakah contoh instruksi yang eksplisit?

2. Apa saja strategi pemahaman khusus agar anak-anak memahami isi bacaan?

3. Bagaimanakah cara menggunakan kombinasi strategi dalam mengajar?

Pemahaman membaca adalah pemahaman tentang apa yang telah dibaca melalui
pembelajaran dan pemrosesan keterampilan membaca. Pemahaman membaca
juga merupakan keterampilan penting dalam kehidupan orang dewasa. Misalnya,
kita membutuhkan keterampilan membaca pemahaman untuk dapat memahami
surat-surat penting, kontrak, dokumen kerja, surel, dan lain-lain.

b. Literasi menulis

Menulis melibatkan transkripsi (ejaan dan tulisan tangan) dan komposisi


(mengartikulasikan ide-ide dan menyusunnya dalam pidato, sebelum
menulis). Sama halnya dengan keterampilan literasi membaca, ada banyak
keterampilan literasi menulis yang berbeda yang bersatu untuk membentuk literasi
tertulis.

Literasi Dasar | 13
Kesadaran
Fonemik

Pemahaman Kesadaran
Membaca Menulis

Keterampilan
Literasi Menulis

Ejaan Kosakata

Gambar 1. 3 Komponen Literasi Menulis

1) Kesadaran Fonemik
Kesadaran Fonemik (kesadaran suara yang membentuk kata-kata) adalah
kemampuan untuk mendengar dan bermain dengan suara individu bahasa, untuk
membuat kata-kata baru menggunakan suara-suara itu dengan cara yang
berbeda. Ini terjadi secara alami saat anak-anak berkembang. Anak-anak mulai
meletakkan keterampilan dasar untuk kesadaran fonologis sejak usia muda,
khususnya yang berkaitan dengan komunikasi dan bahasa, dan bidang
pembelajaran literasi. Keterampilan ini akan menjadi keterampilan inti untuk
kesadaran fonologis, dan akan berkembang menjadi anak-anak yang dapat
bergabung dengan pengulangan berulang, menyoroti aliterasi, dan akhirnya
menggunakan pengetahuan ini untuk membuat sajak mereka sendiri.

2) Kesadaran Menulis
Kebanyakan kesadaran menulis dimulai di rumah dan di lingkungan sehari-hari
anak. Ini kemungkinan besar melalui membaca buku bersama dengan orang tua.
Membaca untuk anak-anak sangat penting untuk mengembangkan kesadaran ini
dan untuk memperkenalkan mereka pada huruf-huruf alfabet.

Kesadaran menulis dapat diperoleh dari mana saja, meskipun - tidak harus
buku! Ketika anak-anak melihat tanda-tanda jalan, kotak sereal atau majalah,
mereka akan mengembangkan kesadaran huruf dan alfabet juga. Penting bagi
anak-anak untuk memiliki setidaknya beberapa kesadaran cetak sebelum mulai

14 | PPG Pra jabatan 2022


sekolah. Jika tidak, mereka bisa tertinggal saat belajar membaca karena mereka
harus belajar alfabet dan huruf terlebih dahulu.

Tabel 1. 6 Diskusi Reflektif 4

Diskusi Reflektif 4

1. Mengapa membaca menjadi hal penting untuk mengembangkan kesadaran


menulis?

2. Benarkah membaca menjadi media mengenalkan huruf alfabet pada anak-anak?

a) Kosakata
Setiap orang biasanya memiliki dua jenis kosakata, aktif dan pasif. Kosakata
aktif adalah kata-kata yang diketahui dan mampu digunakan seseorang secara
akurat dalam berbicara dan menulis. Kosakata pasif berisi kata-kata yang
diketahui seseorang, tetapi belum tentu dapat digunakan secara akurat dalam
konteksnya. Sangat penting untuk memelihara kosakata pasif anak sehingga
mereka pada gilirannya dapat memperluas kosakata aktif mereka.

b) Ejaan
Ejaan adalah susunan huruf menjadi sebuah kata. Belajar mengeja kata-kata,
termasuk ejaan yang tidak beraturan, membantu anak-anak belajar membaca
lebih awal (dan akan membantu tulisan mereka). Memahami pola dan konsep
ejaan akan sangat membantu ketika mereka menemukan kata-kata baru yang
belum pernah mereka temui sebelumnya.

Literasi Dasar | 15
c) Pemahaman Membaca
Memahami makna dari apa yang dibaca adalah langkah terakhir untuk
mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini melibatkan kemampuan
membuat kesimpulan dari teks, mengidentifikasi pola, dan petunjuk untuk
membuat prediksi. Misalnya, jika seorang anak membaca tentang karakter
tokoh yang mengenakan gaun dan mahkota, mereka harus dapat
menyimpulkan bahwa karakter tersebut adalah kalangan bangsawan; mungkin
seorang putri atau ratu.

2. Literasi Berimbang

Sementara itu literasi berimbang merupakan pendekatan pembelajaran untuk


mengembangkan keterampilan memahami dan menghasilkan informasi.
Pendekatan literasi yang seimbang berfokus pada dua bidang penting, membaca
dan menulis. Pendekatan ini melibatkan anak-anak dalam berbagai pengalaman
membaca dan menulis yang otentik. Pendekatan ini bermanfaat bagi siswa dalam
banyak hal diantaranya siswa mengembangkan berbagai kemampuan membaca
dan menulis, baik dengan secara berkelompok maupun individu. Siswa tidak
hanya mempelajari informasi dan keterampilan dasar tetapi mereka juga
mengembangkan strategi yang akan membantu mereka untuk menerapkan
pengetahuan mereka dalam berbagai konteks membaca dan menulis (Pinnel,
2000)

Literasi berimbang menggabungkan ide-ide dari seluruh bahasa dan instruksi


berbasis keterampilan. National Reading Panel (2000) mencatat bahwa instruksi
keaksaraan terbaik menggabungkan keterampilan pemahaman strategis dan
keterampilan pengenalan kata otomatis. Istilah ‘berimbang’ mengacu pada
pandangan bahwa siswa belajar menjadi pembaca yang memerlukan berbagai
kesempatan berbeda untuk belajar. Keseimbangan diperoleh melalui gabungan
berbagai strategi pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajar yang
kompeten dan literat. Secara singkat, literasi berimbang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.

a. Mengembangkan kompetensi semua siswa dengan memanfaatkan berbagai


bahan ajar, sarana, dan strategi.

16 | PPG Pra jabatan 2022


b. Menekankan perkembangan bahasa lisan, kemampuan berpikir dan
berkolaborasi sebagai dasar pembelajaran literasi. Menggunakan asesmen
formatif sebagai panduan pembelajaran dan untuk menentukan tingkat
dukungan yang perlu diberikan kepada siswa.

c. Memberikan instruksi yang eksplisit untuk keterampilan memecahkan masalah


dan berpikir strategis.

d. Memberikan waktu khusus tanpa interupsi untuk pembelajaran literasi.

e. Memenuhi kebutuhan pembelajaran dan literasi secara individu.

Komponen Literasi Berimbang

Gambar 1. 4 Literasi Berimbang

Literasi Dasar | 17
Tabel 1. 7 Komponen Literasi Berimbang

No. Komponen Deskripsi

Keterampilan membaca

Membaca nyaring Membacakan dengan lantang, pembaca menggabungkan


variasi dalam nada, nada, kecepatan, volume, jeda, kontak
1
mata, pertanyaan, dan komentar untuk menghasilkan
penyampaian yang lancar dan menyenangkan

Membaca bersama Membaca interaktif terjadi ketika siswa bergabung atau


2 berbagi membaca buku atau teks lain yang dibimbing dan
didukung oleh seorang guru

3 Membaca terpandu Membaca dengan dibantu oleh guru atau orang lain

Membaca mandiri Membaca teks anak-anak — seperti buku, majalah, dan


4 surat kabar — sendiri, dengan sedikit atau tanpa bantuan
orang dewasa

Keterampilan menulis

6 Menulis dengan pemodelan Mempraktikkan cara menulis yang baik di depan siswa

Menulis bersama Menulis secara berkelompok (kegiatan yang dilakukan


7 adalah, Menulis ejaan, bentuk huruf, kata, atau kalimat
secara bergantian)

8 Menulis terpandu Menulis dengan dibantu guru atau orang lain

Menulis mandiri Kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk tulis yang


9
dilakukan secara individual oleh siswa

Tabel 1. 8 Tugas Mandiri 2

Tugas Mandiri

Untuk memeroleh gambaran nyata tentang komponen keterampilan membaca dan menulis,
lakukan kegiatan berikut:
Pilihlah salah satu komponen keterampilan membaca dan menulis
1. Praktikan keterampilan yang Saudara pilih dengan teman sekelas Saudara
2. Saudara bertindak sebagai guru dan teman-teman menjadi siswa.

18 | PPG Pra jabatan 2022


C. Ruang Kolaborasi

Setelah Anda mengeksplorasi konsep literasi di sekolah dasar, tentu Anda lebih
memahami bagaimana “idealnya” pembelajaran literasi di sekolah masing-masing.
Anda dapat merefleksikan pengalaman Anda dengan konsep literasi dasar yang
seharusnya. Sudah sesuaikah? Untuk membuktikan hal tersebut, mari kita lakukan
kegiatan berikut.

1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang)

a. Diskusikan dengan teman satu kelompok tentang dua bacaan tersebut.


https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpd/article/view/6390
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/12/21/tingkatkan-literasi-anak-
dengan-cara-menyenangkan-ala-komix-kid

b. Buatlah laporan hasil diskusi kelompok Anda dalam bentuk mind map.
Selamat berdiskusi!

2. Kegiatan 2 (Individu)

Dengan menggunakan hasil diskusi dengan kelompok di Kegiatan 1, ceritakan


temuan Anda tentang pelaksanaan literasi di sekolah secara menarik dan
informatif dalam bentuk infografis.

D. Demonstrasi Kontekstual

1. Kegiatan 3 (Kelompok 3 orang)

Setelah menyelesaikan kegiatan 1 pada ruang kolaborasi, Anda akan mencermati


hasil diskusi kelompok lain. Masing-masing kelompok dipersilakan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya yang berupa mind map dan infografis. Silakan
saling memberi tanggapan dan menambah informasi Saudara.

1. Adakah temuan menarik dari presentasi kelompok lain?


2. Adakah hal yang berbeda dari temuan Saudara?
3. Buatlah laporan kegiatan presentasi ini dalam bentuk poster.

Literasi Dasar | 19
Tabel 1. 9 Rubrik Penilaian Produk Kelompok

Kriteria dan Skor


Aspek yang
No.
Dinilai
3 2 1

1 Analisis konten Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


artikel ilmiah menuliskan menuliskan menuliskan isi artikel
pelaksanaan program pelaksanaan namun tidak fokus
literasi beserta faktor- program literasi. pada pelaksanaan
faktor yang dan faktor-faktor
memengaruhinya. yang
memengaruhinya.

2 Analisis konten Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa


surat kabar menuliskan cara menuliskan cara menyebutkan
daring membuat kegiatan membuat kegiatan kegiatan literasi yang
literasi yang literasi yang menyenangkan.
menyenangkan dan menyenangkan.
mengarah pada
solusi pemecahan
masalah literasi
dalam artikel ilmiah
yang dibaca.

3 Elaborasi isi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


artikel ilmiah mengaitkan isi artikel mengatakan isi menuliskan isi artikel
dan surat kabar ilmiah dengan isi artikel ilmiah ilmiah dan isi surat
daring. surat kabar daring dengan isi surat kabar daring.
sebagai solusi kabar tanpa
pelaksanaan literasi. menyatakan hal
tersebut menjadi
solusi pelaksanaan
literasi.

4 Refleksi isi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa belum


bahan bacaan merefleksikan isi merefleksikan isi mampu
dengan kondisi bacaan dengan bacaan dengan merefleksikan isi
nyata. kondisi nyata yang kondisi nyata yang bahan bacaan
dihadapi di lapangan dihadapi di dengan kondisi nyata
secara rinci. lapangan di lapangan.

20 | PPG Pra jabatan 2022


Kriteria dan Skor
Aspek yang
No.
Dinilai
3 2 1

5 Kreativitas mind Mahasiswa mampu Mahasiswa kurang Mahasiswa tidak


mapping menyajikan mind menyajikan mind menyajikan mind
mapping yang kreatif mapping yang mapping yang kreatif
dari segi alur, kreatif dari segi dari segi alur,
kepadatan isi, alur, kepadatan isi, kepadatan isi,
bahasa, dan bahasa, dan bahasa, dan
tampilan. tampilan. tampilan.

Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

E. Elaborasi Pemahaman

Setelah Anda mempresentasikan produk dan berdiskusi, saatnya untuk mengenal


lebih jauh pemahaman tentang strategi keterampilan literasi dan praktiknya.
Silakan kembali berdiskusi secara pleno dengan berpandu pada pertanyaan
berikut.

1. Pernahkah Anda melihat seorang guru yang memandu kegiatan literasi di


sekolah? Bagaimanakah tanggapan Anda tentang hal tersebut?

2. Cobalah untuk mencari berbagai referensi tentang kegiatan literasi yang


menarik dan menyenangkan.

3. Jika Anda diminta untuk merancang program literasi, kegiatan apakah yang
Anda pikirkan? Ceritakan skenario kegiatan tersebut secara rinci dengan
teman sejawat Saudara.

Literasi Dasar | 21
4. Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang topik terkait untuk menjadi bahan
diskusi pleno.

F. Koneksi Antarmateri

Setelah Anda melewati beberapa tahapan belajar, Anda telah sampai pada tahap
mengkoneksikan materi literasi dasar dengan berbagai hal. Silakan koneksikan
pemahaman konsep literasi Anda dengan diri sendiri, lingkungan, media, dan
lingkungan (sempit & luas)! Berikut ini skema yang dapat membantu Anda dalam
proses identifikasi!

Tabel 1. 10

Temuan Saudara
(Pelaksanaan di lapangan yang kurang ideal

Kondisi Ideal
(Pelaksanaan sesuai konsep literasi di
sekolah) dasar)

Faktor Penyebab
(Mengapa ada perbedaan antara kondisi
ideal dan temuan Anda?)

Solusi temuan Anda dengan memanfaatkan beberapa potensi berikut:

Tabel 1. 11

Diri Sendiri Lingkungan Media Dunia Global

22 | PPG Pra jabatan 2022


G. Aksi Nyata

Setelah Anda mengkoneksikan antar materi, mencermati ketimpangan realita dan


kondisi ideal, serta mengidentifikasi berbagai potensi yang ada, Anda diminta
untuk menyusun aksi nyata. Aksi nyata ini dapat direalisasikan dengan kegiatan
berikut.

1. Mencari teks sastra atau nonsastra yang dapat digunakan untuk pembelajaran.

2. Anda akan menggunakan teks tersebut untuk menyusun rencana aksi kegiatan
literasi yang menyenangkan di kelas.

3. Menyusun rencana aksi dalam bentuk draft kegiatan yang berupa nama
kegiatan, tujuan kegiatan, strategi/metode kegiatan, dan langkah-langkah
kegiatan.

Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga
harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara.

Selamat merancang aksi nyata untuk menjawab berbagai problematika


pembelajaran literasi.

Tabel 1. 12 Profil kemampuan membaca siswa

Kelas 1-3 1. Kosa kata terus bertambah


2. Kefasihan membaca meningkat
3. Menggunakan fonik dan analisis struktural untuk pengenalan kata
4. Menggunakan konteks untuk mempelajari kata-kata dan artinya
5. Menggunakan berbagai strategi pemahaman
6. Memiliki sikap positif tentang membaca
7. Mulai menggunakan sumber teks di semua mata pelajaran

Kelas 2-5 1. Menggunakan semua strategi pengenalan kata


2. Memiliki tingkat membaca instruksional setidaknya di tingkat kelas
3. Terus meningkatkan penggunaan strategi pemahaman
4. Senang membaca secara mandiri dalam genre yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda
5. Membaca dalam hati tumbuh
6. Mengembangkan keterampilan meneliti melalui berbagai media dan teks

Literasi Dasar | 23
Kelas 5-12 1. Menyesuaikan bacaan untuk memenuhi tujuan membaca
2. Memahami dan membaca genre yang berbeda
3. Menggunakan berbagai strategi pemahaman
4. Senang membaca
5. Memperluas keterampilan penelitian

Tabel 1. 13 Profil kemampuan menulis siswa

Kelas 1-3 1. Mendemonstrasikan tulisan yang tersebar luas


2. Bagikan tulisan
3. Menulis dalam genre yang berbeda untuk tujuan yang berbeda
4. Menggunakan proses menulis
5. Mendapatkan kendali atas konvensi penulisan

Kelas 2-5 1. Menulis untuk tujuan dan audiens yang berbeda


2. Menggunakan bentuk dan genre tulisan yang berbeda
3. Evaluasi diri menulis
4. Bagikan tulisan
5. Menggunakan umpan balik dalam revisi
6. Tumbuh dalam pengetahuan dan penggunaan konvensi penulisan
7. Membuat hubungan antara membaca dan menulis

Kelas 5-12 1. Terus memperluas tujuan menulis


2. Menggunakan rubrik tulisan dan evaluasi diri untuk menilai tulisan
3. Menggunakan proses menulis
4. Menggunakan teknik yang berbeda untuk pra-menulis dan merevisi
5. Mendemonstrasikan suara dan gaya dalam tulisan
6. Terus membuat hubungan antara membaca dan menulis genre
yang berbeda

24 | PPG Pra jabatan 2022


Topik 2. Strategi Pengembangan
Keterampilan Literasi

Durasi 3 pertemuan

Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat:

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pembelajaran keterampilan literasi di SD


2. Mahasiswa mampu menganalisis strategi pengembangan keterampilan literasi
3. Mahasiswa mampu menyusun rancangan strategi pengembangan keterampilan
literasi

A. Mulai dari Diri

Keterampilan literasi yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis


merupakan fondasi atau dasar penentu keberhasilan kegiatan belajar siswa.
Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan lainnya, pembelajaran literasi
perlu mendapat perhatian serius dari para guru. Dalam melaksanakan
pembelajaran literasi ini, guru harus memperhatikan kebutuhan, minat, latar
belakang, serta usia siswa.

Selanjutnya, kita akan melakukan kegiatan-kegiatan berikutnya untuk lebih


memahami konsep keterampilan literasi dan strategi pengembangannya.

Kita akan mulai topik pertama dengan menyimak tayangan video berikut!

Literasi Dasar | 25
Gambar 2. 1 Talkshow Halo Indonesia, Kegiatan Literasi Yang Menyenangkan
https://www.youtube.com/watch?v=86pl8Rz5PgQ

Setelah mengamati video tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan
pada pengembangan keterampilan literasi?

2. Bagaimana pendapat Anda tentang temuan tersebut?

Video tersebut menceritakan potret pegiat literasi di daerah. Meski dalam


keterbatasan, tokoh tersebut dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk
mengembangkan kegiatan literasi di sekolah. Setelah mengamati video tersebut,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan
pada pengembangan keterampilan literasi?

2. Bagaimana pendapat Anda tentang temuan tersebut?

Setelah itu, isilah kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini.
Kemudian, isilah kolom PELAJARI di akhir pembelajaran modul.

26 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 2. 1

TAHU INGIN PELAJARI

Bagaimanakah desain Strategi apa yang dapat Saya ingin membuat desain
kegiatan literasi yang saya saya gunakan dalam kegiatan literasi seperti ….
jalankan selama ini? kegiatan literasi agar
menarik dan variatif?

B. Eksplorasi Konsep

Sekarang kita akan mempelajari konsep strategi pengembangan kompetensi


literasi.

1. Strategi Pengembangan Keterampilan Literasi

a. Literasi Membaca

Dalam mengembangkan keterampilan membaca siswa, guru dapat menggunakan


berbagai strategi pembelajaran membaca yang tepat. Beberapa strategi
pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru dalam rangka
mengembangkan keterampilan membaca siswa adalah sebagai berikut.

b. Membaca bersama

Membaca bersama dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu
caranya adalah guru membaca terlebih dahulu, kemudian siswa bergantian
melanjutkan membaca. Pada saat guru membaca, siswa bersama-sama
menyimak sambil melihat bacaan pada buku, kemudian siswa membaca
kelanjutannya secara bergiliran. Kegiatan membaca bersama ini dapat

Literasi Dasar | 27
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pada siswa yang belum lancar membaca,
kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca satu kata secara bergiliran.

Kegiatan membaca bersama juga dapat dilakukan dengan cara siswa sebagai
pembaca pertama. Setelah siswa pertama membaca, siswa lain sebagai pembaca
kedua melanjutkannya, kemudian kegiatan membaca dilakukan oleh guru sebagai
pembaca ketiga, dan seterusnya. Dengan demikian, membaca bersama dapat
dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, atau guru dengan
beberapa siswa dalam kelompok kecil.

Membaca Bersama memberikan peluang yang sangat baik untuk


mendemonstrasikan konsep tentang cetakan dan fitur buku dan tulisan, untuk
memodelkan strategi berpikir keras dan strategi pemahaman tambahan. Alasan
penting untuk melakukan membaca bersama adalah agar anak-anak dapat belajar
memahami diri mereka sendiri sebagai pembaca di lingkungan yang bebas risiko
dan menikmati pengalaman membaca.

Salah satu kriteria untuk pemilihan buku bersama adalah bahwa buku tersebut
memiliki kemungkinan beberapa bacaan untuk kesenangan. Awalnya, ini akan
digunakan untuk memodelkan strategi yang digunakan pembaca yang baik. Dalam
bacaan berikutnya, ketika anak-anak merasa berhasil membaca buku,
keterampilan yang lebih spesifik pada berbagai tingkat dapat ditangani (misalnya
menyapu kembali, dari mana harus mulai membaca, bagaimana menggunakan
tanda baca dan bagaimana mengenali dialog.

Selama membaca bersama, anak-anak harus dikumpulkan di area yang mampu


mendekatkan mereka dengan buku dan melihatnya dengan mudah sehingga
dapat merasakan komunitas bersama. Guru harus menggunakan penunjuk untuk
memandu bacaan, menunjuk kata-kata yang dibaca.

28 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 2. 2 Diskusi Reflektif 1

Diskusi Reflektif 1

Ceritakan pengalaman Saudara sebagai pembaca.


1. Apakah ada alasan tertentu untuk membaca?

2. Apa saja yang terjadi saat Saudara sedang membaca?

3. Apakah Saudara memiliki pengalaman “membaca di lingkungan yang bebas risiko”?

c. Membaca terbimbing

Menurut Abidin (2012: 90), membaca terbimbing adalah metode pembelajaran


terbimbing untuk membantu siswa dalam menggunakan strategi belajar membaca
secara mandiri. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat
siswa aktif selama pembelajaran membaca. Agar proses membaca yang dilakukan
dapat efektif, maka guru sebaiknya memberikan pedoman bagi siswa dalam
membaca. Pedoman tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab siswa berdasarkan isi bacaan.

Tujuan membaca terbimbing adalah agar guru mendukung anak-anak dalam


bahan bacaan yang tidak dapat mereka baca secara mandiri sepenuhnya. Ini
dapat dilakukan secara individu atau dengan kelompok kecil (tidak lebih dari enam)
untuk mendukung pemahaman tentang setiap aspek membaca. Membaca
terbimbing memberikan kesempatan yang diperlukan bagi guru untuk
mengajarkan strategi membaca secara eksplisit pada tingkat individu siswa.
Instruksi khusus didasarkan pada pengamatan tentang apa yang dapat atau tidak
dapat dilakukan anak untuk membangun makna. Guru memperkuat strategi dan
menentukan perilaku yang digunakan pembaca yang baik, saat siswa membaca.
Siswa harus tahu apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang perlu
mereka pelajari untuk menjadi dewasa sebagai pembaca. Semakin banyak siswa

Literasi Dasar | 29
dapat mengartikulasikan kekuatan dan tujuan mereka, semakin mahir mereka
dalam membaca. Agar tujuan individu siswa ditetapkan, guru perlu mengamati dan
berunding dengan pembaca. Pengamatan siswa selama membaca terbimbing,
konferensi membaca individu, dan catatan lari membantu guru menentukan
kekuatan siswa dan apa yang masih perlu mereka pelajari.

Guru mengatur kelompok membaca terbimbing sesuai dengan kebutuhan siswa


tertentu dan tingkat teks tertentu yang dengannya siswa dapat bekerja untuk
memenuhi kebutuhan individu mereka. Kelompok dapat dibentuk oleh tingkat
membaca atau oleh kebutuhan untuk instruksi keterampilan khusus. Kelompok
membaca terpandu harus lancar, berubah kapan pun diperlukan. Penilaian dan
pengamatan terus-menerus terhadap pembaca diperlukan untuk menjaga agar
pengelompokan tetap fleksibel. Anak-anak dapat bergabung atau meninggalkan
grup jika diperlukan.

Langkah-langkah membaca terbimbing (Gail E., 2011:348) adalah sebagai berikut.

1) Memilih buku yang tepat (setiap siswa memiliki buku/teks yang sama).
2) Mengenalkan buku.
3) Meminta satu siswa untuk membaca buku, yang lain mengulangi bacaan.
4) Guru memberikan masukan terhadap bacaan yang kurang tepat.
5) Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca mandiri.

d. Membaca interaktif

Membaca interaktif merupakan aktivitas membaca bersama dengan tujuan


melibatkan anak secara interaktif dalam memahami isi bacaan. Artinya, membaca
menjadi aktivitas bersama untuk mendapatkan pengalaman sosial, memperkaya
kosakata, menggali isi bacaan, dan memperkaya wawasan dalam bacaan.

Mengapa membaca interaktif penting untuk dilakukan?

Dalam pembelajaran literasi, membaca dengan cara interaktif penting untuk


dilakukan karena beragam alasan, diantaranya adalah:

1) dapat mengembangkan kosakata siswa,


2) dapat melatih siswa dalam mengucapkan kata dengan benar,

30 | PPG Pra jabatan 2022


3) dapat mengaktifkan siswa,
4) dapat mengembangkan cara berpikir kritis,
5) dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan
6) dapat mengembangkan keterampilan membaca secara lebih cepat.

Membaca interaktif merupakan sebuah pembelajaran kontekstual yang dapat


membuat siswa aktif mendengarkan dan merespon apa yang dibaca dari sebuah
teks. Selama membaca interaktif, guru dan siswa melakukan aktivitas bersama.
Aktivitas guru di antaranya adalah berikut ini.

1) mengajak siswa memahami maksud penulis,


2) bersama siswa menemukan arti suatu kata, persamaan, atau lawan kata,
3) mengajak siswa menghubungkan apa yang dibaca dengan yang diketahui
siswa, dan
4) mengajak siswa untuk memvisualisasikan kata atau bagian dari cerita.

Contoh hasil membaca interaktif.

Gambar 2. 2 Siswa memvisualisasikan tokoh cerita ke dalam bentuk gambar

Gambar di atas merupakan salah satu hasil karya siswa dalam kegiatan membaca
interaktif. Setelah membaca interaktif, siswa diminta untuk memvisualisasikan
tokoh yang ada dalam cerita. Saat menggambar tokoh cerita, siswa harus
memahami siapa tokoh yang dimaksud oleh penulis.

Alternatif lain dari kegiatan di atas adalah mengajak siswa mendramakan sebagian
cerita atau hanya sekadar melakukan gerakan salah satu tokoh yang ada dalam

Literasi Dasar | 31
cerita. Misalnya, dalam cerita yang dibaca terdapat tokoh kupu-kupu, siswa
diminta oleh guru untuk memodelkan gerakan kupu-kupu sesuai dengan
interpretasi mereka.

e. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang


untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan
dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca
dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses
pemahaman terbangun secara maksimal.

Hal ini sesuai dengan pandangan teori skemata bahwa pembaca dalam membaca
pemahaman tidak saja bergantung pada informasi yang dibaca, tetapi juga pada
struktur mental (kognisi) yang relevan yang telah dimiliki pembaca sebelumnya
(Widdowson dalam Grabe, 1988: 56). Dalam membaca pemahaman terjadi proses
penghubungan informasi baru yang didapat dengan pengetahuan sikap yang telah
ada.

Teori lain yang sejalan adalah teori reader response (respon pembaca) adalah
teori menurut Rosenblatt. Ia menyatakan bahwa “reading is a transaction, a two
way process, involving a reader and a text in a particular context “(1993: 268).
Dalam pandangannya, membaca merupakan proses dua arah yang meliputi
pembaca dan teks. Dengan kata lain, teori respons pembaca menyatakan bahwa
makna dibangun berdasarkan interaksi antara pembaca dengan teks. Sebagai
contoh, setiap pembaca akan melahirkan respons yang berbeda walaupun
membaca teks yang sama karena setiap pembaca membawa pikiran dan
perasaan masing-masing ketika membaca. Dengan demikian, pembaca aktif itu
sesungguhnya membangun makna.

Di samping itu, teori lain yang mendukung membaca pemahaman adalah teori
sosiokultural. Snow (2002) mengatakan ‘reading occurs in the context that shapes
and is shaped by readers’. Ini artinya, membaca terjadi dalam konteks
sosiokultural yang membentuk dan dibentuk pembaca. Dengan kata lain, aktivitas
membaca diasosiasikan dengan interaksi sosial, seperti halnya antara guru dan
siswa ketika membangun makna melalui interaksi satu sama lain dan teks.

32 | PPG Pra jabatan 2022


Interaksi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya, situasi saat ini, dan implikasi
di masa yang akan datang.

Menurut Afflerbach, Pearson, & Paris (2008) seperti dikutip oleh Tompkin (2011:
206), ‘comprehension strategy is thoughtful behaviors that readers use to facilitate
their understanding’. Maksudnya, strategi pemahaman merupakan tindakan
berpikir yang digunakan pembaca untuk membantu mencapai pemahaman.
Pembaca menggunakan strategi pemahaman ini untuk mempertajam pemahaman
mereka atas teks yang telah mereka baca dan untuk memecahkan masalah.

Setiap strategi pemahaman ini harus diajarkan kepada mahasiswa melalui


instruksi eksplisit agar proses membaca pemahaman yang sebenarnya
merupakan proses mental yang tidak terlihat, menjadi lebih hidup. Pada akhirnya
mahasiswa pun akan mempelajari bagaimana mengintegrasikan beberapa
strategi tersebut dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Berikut ini disajikan beberapa strategi pemahaman.

1) Strategi Mengaktifkan Pengetahuan


Pembaca diajak untuk menghubungkan apa yang telah mereka ketahui
sebelumnya dengan informasi yang ada di dalam teks. Semakin banyak
pengetahuan dan pengalaman pembaca tentang topik yang dibacanya, semakin
mudah pembaca memahami teks tersebut. Misalnya, dengan menggunakan buku
“Main Bersama, Yuk!” anak dapat digali pengetahuannya melalui proses tanya-
jawab.

Gambar 2. 3 Buku “Main Bersama, Yuk!”


(Sumber: https://literacycloud.org/stories/463-let-s-play-together/)

Literasi Dasar | 33
Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan “Strategi
Mengaktifkan Pengetahuan” adalah berikut ini.

a) Siapa yang ada di gambar ini?


b) Apa yang sedang dilakukannya?
c) Bacalah teks tersebut melalui tautan yang tersedia?
d) Bersama dengan siapakah dia?
e) Mengapa anak itu tidak mendengar bunyi bel sepeda?
f) Bagaimana jika kamu sedang bermain bersamanya? Apa yang akan kamu
lakukan untuk menolongnya?

2) Strategi Menghubungkan
Melalui strategi ini, pembaca membuat hubungan antara: (1) teks dengan dirinya
sendiri, (2) teks dengan dunia anak, dan (3) teks dengan teks lain. Pembaca
menghubungkan teks yang sedang mereka baca dengan pengetahuan mereka
sebelumnya.

Contoh-contoh pertanyaan yang dapat dikembangkan untuk mendorong pembaca


melakukan kegiatan “menghubungkan”, antara lain sebagai berikut.

Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan strategi:

a) Menghubungkan teks dengan dirinya sendiri


• Apakah kamu pernah bermain bersama teman?
• Apa permainan yang paling kamu suka?
• Mengapa kamu suka permainan itu?

b) Menghubungkan teks dengan dunia anak


• Apakah kamu pernah melihat permainan lain? Coba ceritakan!

c) Menghubungkan teks dengan teks


• Apakah kamu pernah membaca buku tentang bermain bola?
• Adakah persamaan dengan cerita ini?

34 | PPG Pra jabatan 2022


3) Strategi Menduga
Dalam strategi ini, pembaca menggunakan pengetahuan sebelumnya dan
petunjuk dalam teks untuk membaca antarbaris. Manfaat dari strategi ini adalah
pembaca berpikir melebihi apa yang tertulis dalam teks. Artinya, pembaca bisa
memahami apa yang tidak tertulis dalam teks. Dengan kata lain, pembaca dituntut
untuk bisa menarik makna tersirat dari informasi-informasi yang tidak dinyatakan
secara tersurat.

Contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi menduga’:


Mengapa Fafa selalu tampak diam ketika bermain?

4) Strategi Memprediksi
Strategi ini menuntut pembaca untuk membuat prediksi tentang apa yang akan
terjadi dan mengonfirmasi prediksi tersebut dalam aktivitas membaca yang
dilakukannya. Manfaat dari strategi ini adalah pembaca menjadi lebih terlibat
dalam pengalaman membaca dan selalu berhasrat untuk terus membaca.

Contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi memprediksi’,


antara lain:

a) Apa yang akan terjadi kemudian?


b) Bagaimana cerita selanjutnya?

5) Strategi Mempertanyakan
Strategi ini mengharuskan pembaca untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan di
seputar teks itu agar pembaca tetap membaca. Manfaat yang bisa dipetik dari
strategi ini ialah pembaca akan menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk
menuntun mereka pada bacaan, mengklarifikasi kebingungan mereka, dan
membuat pemahaman awal.

Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi


mempertanyakan’ antara lain:

a) Mengapa Fafa senang bermain bola?


b) Mengapa Jojo mau bermain bola bersama Fafa?

Literasi Dasar | 35
6) Strategi Menyimpulkan
Strategi ini menuntut pembaca untuk memparafrasekan ide dalam bentuk
pernyataan yang ringkas. Manfaat dari strategi ini ialah pembaca memiliki
pemahaman yang lebih baik ketika mereka membuat kesimpulan atas apa yang
dibacanya.

Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi


menyimpulkan’ antara lain:

a) Apa kegemaran Jojo?


b) Kapan dan dimana Jojo dan Fafa bermain bola?
c) Mengapa Fafa tidak mendengar bunyi bel sepeda?

Setelah siswa menjawab seluruh pertanyaan, guru mengajak siswa untuk

menggabungkan jawaban tersebut.

Jadi, Fafa … karena …

7) Strategi Memvisualisasikan
Pembaca menggambarkan pikiran dalam benaknya tentang apa yang mereka
baca melalui bentuk komunikasi yang berbeda. Penggambaran itu bisa dilakukan
melalui gambar-gambar atau kata-kata verbal bergantung pada tujuan. Intinya,
gambaran yang dibuat pembaca akan memperkaya pemahaman mereka. Dengan
demikian, pembaca menggunakan pikiran mereka untuk membuat teks lebih
bermakna.

Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan ‘strategi


memvisualisasikan’ antara lain:

a) Bisakah kalian gambarkan tentang Fafa?


b) Bisakah kalian menceritakan tentang cara bermain bola Ali?

36 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 2. 3 Tugas Mandiri 1

Tugas Mandiri

Saudara telah memahami 7 strategi membaca pemahaman. Lakukan kegiatan berikut.


1. Carilah 1 bahan bacaan di portal https://literacycloud.org/ atau
https://www.letsreadasia.org/ .

2. Pilih dua strategi membaca pemahaman untuk memandu kegiatan membaca isi
teks yang Anda pilih.

3. Bandingkan dua strategi tersebut! Apa kelebihan dan kekurangannya? Kapan


masing-masing strategi tersebut dapat digunakan?

f. Membaca mandiri

Membaca mandiri merupakan kegiatan menggali informasi dari sumber tulis yang
dilakukan secara mandiri. Siswa dimotivasi untuk memilih sendiri bahan
bacaannya, sesuai dengan topik yang disenanginya. Pada kegiatan ini, guru
memfasilitasi dengan menyediakan berbagai jenis bacaan. Buku-buku bacaan
dapat direkomendasikan oleh guru atau oleh siswa. Bacaan bisa berbentuk buku,
teks bacaan, atau ringkasan pendek.

Membaca mandiri bermanfaat untuk memperhalus kemampuan membaca


pemahaman, memperkaya kosa kata, memperluas pemahaman, serta
menumbuhkan sikap membaca sebagai aktivitas seumur hidup pada siswa. Pada
kegiatan membaca mandiri, siswa dimotivasi membaca di perpustakaan atau di
taman baca sekolah. Mereka dapat memilih bacaan sesuai dengan topik yang
mereka senangi. Pada tahap awal kegiatan membaca mandiri, guru memiliki
peranan yang sangat penting untuk membimbing dan memantau kegiatan siswa.

Literasi Dasar | 37
Berikutnya, tanggung jawab guru semakin berkurang manakala siswa telah mulai
mampu memahami isi bacaan yang dibacanya.

Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa membaca mandiri adalah suatu
proses berperannya dua orang, peran siswa dan peran guru, dimana kedua belah
pihak saling menguntungkan. Tugas guru menjadi lebih ringan karena siswa dapat
melakukan kegiatan membaca secara mandiri, walaupun mereka masih perlu
bimbingan. Guru perlu mempertimbangkan macam-macam buku, pengaturan
ruang kelas atau lingkungan, serta kebutuhan dan hasrat siswa ketika guru
menganjurkan siswa untuk membaca. Setiap pertimbangan diperinci seperti di
bawah ini.

1) Memilih topik bacaan berdasarkan kesukaan, keperluan, dan tujuan-tujuan


kurikulum.

2) Menyiapkan pengelolaan program dengan menyediakan bahan bacaan yang


efektif dengan menggunakan contoh-contoh dari teks-teks nyata atau teks
fiksi.

3) Mengingatkan siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam
membaca mandiri.

4) Menyediakan buku-buku yang akan dibaca siswa.

5) Membantu memilih buku-buku yang tepat.

6) Memantau dan menganalisis tanggapan dari hasil membaca mandiri siswa.

Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa dalam membaca mandiri siswa
harus belajar mengenai cara memilih buku yang cocok, menyenangkan, dan
mempunyai kekuatan untuk dibaca sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh
karena itu, siswa harus diberi lebih banyak pilihan jenis buku yang dapat dibaca.
Perpustakaan, taman baca, atau ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa
sehingga dapat menyajikan bacaan berupa cerita nyata maupun bacaan yang
mengundang daya khayal siswa. Bacaan-bacaan tersebut sebaiknya pula yang
akrab atau dekat dengan lingkungan siswa. Cerita nyata bisa berupa biografi,
otobiografi, dan topik- topik terkait ilmu pasti dan ilmu sosial. Sedangkan bacaan
tipe khayalan di antaranya adalah fiksi sejarah, fiksi ilmiah, fantasi, khayalan

38 | PPG Pra jabatan 2022


realistis, cerita- cerita tradisional (cerita rakyat, dongeng, mitos, dan legenda).
Bacaan juga dapat berupa Big Book.

Guru memiliki peranan yang penting dalam membantu meningkatkan kemampuan


siswa membaca mandiri. Berikut beberapa peran guru dalam membaca mandiri.

1) Menjadi model atau contoh dalam membaca. Guru bisa menjadi bagian dari
kelas saat program membaca dilakukan dengan ikut membaca buku.

2) Membimbing siswa saat memilih buku.

3) Berdiskusi tentang jenis buku yang berbeda.

4) Membangun komunitas pembaca yang mengikutsertakan siswanya menjadi


bagian dari komunitas tersebut.

5) Guru meminta siswa menuliskan refleksinya.

Tabel 2. 4 Diskusi Reflektif 2

Diskusi Reflektif 2

Setelah memahami lima teknik membaca, jawablah pertanyaan berikut.


1. Teknik membaca manakah yang berpeluang diterapkan di kelas?
2. Bisakah dua teknik membaca digunakan sekaligus untuk pembelajaran di kelas?
3. Teknik membaca apakah yang paling ingin Saudara coba? Mengapa?

g. Literasi Menulis

1) Menulis Bersama
Menulis bersama merupakan aktivitas menulis yang dilakukan antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa, atau siswa dengan orang tua. Pada menulis bersama,
kegiatan yang dilakukan adalah menulis kata atau kalimat secara bergantian.
Siswa secara bergiliran menulis kata atau kalimat yang saling berkaitan. Bagi
siswa yang sudah mampu menulis, salah satu bentuknya adalah menulis berantai,
sedangkan bagi siswa yang belum mampu menulis, menulis bersama dapat
dilakukan antara guru dengan siswa. Guru berinteraksi dengan siswa untuk
memberikan motivasi sekaligus berpartisipasi aktif dalam kegiatan menulis

Literasi Dasar | 39
bersama. Dengan demikian, guru berperan sebagai teman belajar sekaligus
pendamping bagi siswa, sehingga siswa bersemangat untuk terus menulis.

Sebagai contoh, berikut langkah-langkah menulis bersama di kelas awal.

a) Guru menyiapkan alat/bahan yang dibutuhkan, yaitu: 1. pensil 2.


kertas/buku tulis.

b) Guru menuliskan cerita di papan tulis dengan cara memulainya menulis


satu kalimat.

c) Siswa melanjutkan kalimat yang ditulis guru dengan cara menambahkan


satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat tersebut.

d) siswa lain juga dapat menambahkan. Begitu seterusnya.

e) Setelah cerita tersusun, guru memberikan masukan tentang tanda baca,


ejaan, dan hal-hal lain terkait cerita tersebut.

f) Setelah cerita selesai ditulis, guru dan siswa membaca bersama.

g) Sebagai latihan, guru dapat meminta setiap kelompok membuat cerita


bersama dengan cara yang telah dicontohkan, misalnya mereka diminta
membuat cerita tentang salah satu benda yang ada di meja mereka,
misalnya buku.

2) Menulis Terbimbing
Parsons (2001:12) menyatakan bahwa menulis terbimbing adalah proses guru
mengembangkan dan membimbing tulisan siswa melalui diskusi, mengonstruksi
teks bersama, dan mengevaluasi tulisan independen mereka. Penulisan
terbimbing melibatkan seorang guru yang bekerja dengan sekelompok siswa pada
saat menulis. Itu tujuan tugas didasarkan pada apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya proses penulisan. Tulisan terbimbing digunakan untuk membimbing
siswa menulis sesuatu.

Oczkus (2007: 7) mengatakan bahwa menulis terbimbing adalah alat penting


dalam kurikulum menulis berimbang, langkah tambahan yang didukung menuju
penulisan mandiri. Melalui tulisan terbimbing, siswa didukung selama berbagai
tahap proses penulisan. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan yang

40 | PPG Pra jabatan 2022


akan membantu siswa untuk meningkatkan tulisan mereka dan untuk bekerja
meningkatkan kemandirian.

Menulis terbimbing menurut Ontario (2005) adalah strategi yang memberikan


siswa kesempatan untuk menerapkan keterampilan menulis yang telah diajarkan.
Menulis terbimbing memberi guru dan siswa kesempatan untuk berdiskusi lebih
terbuka tentang bagaimana cara menulis, hambatan, dan mencari solusinya. Ini
adalah waktu yang tepat bagi guru untuk memberikan strategi kepada siswa yang
akan membantu mereka menyelesaikan tugas dengan kemampuan terbaik
mereka. Kegiatan menulis yang terbimbing juga membantu guru untuk memantau
kemajuan dan melihat cara siswa bekerja secara langsung dalam menulis.

Langkah-langkah menulis terbimbing (Ontario, 2005) adalah sebagai berikut.

a) Guru membimbing siswa menulis (ejaan, bentuk huruf).


b) Siswa menulis sebuah teks secara berkelompok.
c) Guru memandu siswa menulis sebuah teks secara mandiri.
d) Siswa berbagi tulisan dengan teman secara berkelompok, berpasangan,
atau dengan guru.

3) Menulis Interaktif
Menulis interaktif merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan
anak dalam hal literasi. Anak-anak mengembangkan kemampuannya dalam
berbagi, mengekspresikan ide-ide, dan berbagi menulis dengan cara pengalaman,
pemahaman tentang sesuatu. Guru membantu proses tersebut sehingga
pembelajaran menjadi bermakna (McCarrier, Pinnell, Fountas, 2000).

Dalam menulis interaktif terjadi peristiwa kerjasama antara guru dan siswa ketika
bersama-sama menyusun dan menulis teks. Mereka tidak hanya bersama-sama
memutuskan tentang apa yang akan ditulis, tetapi juga berbagi tugas siapa yang
harus menulis. Dengan demikian, guru telah melibatkan siswa dalam menciptakan
teks.

Menulis interaktif menurut Pinell & McCarrier (1994: 4) adalah praktik penting
karena dapat menumbuhkan suasana kolaborasi dan mendukung tumbuhnya
kemampuan menulis siswa dalam konteks yang autentik dan bermakna. Dalam

Literasi Dasar | 41
konteks pembelajaran, menulis interaktif merupakan kegiatan berbagi pena yang
dilakukan antara guru dan siswa untuk mengolaborasikan karangan dan
menyusun sebuah pesan. Tujuannya adalah membantu siswa belajar memahami
bahasa ditulis sehingga siswa mampu menjadi penulis mandiri. Selain itu, menulis
interaktif yang disajikan di kelas awal sangat membantu dalam memotivasi siswa
yang enggan menulis.

Pada praktiknya, menulis interaktif dapat diajarkan dalam kelompok-kelompok


besar atau kecil. Tujuan pengelompokan tersebut adalah agar terjadi interaksi
maksimal antara siswa, sehingga kemampuan menulis siswa tergali dengan baik.
Berikut ini adalah lima tahapan dalam menulis interaktif.

Guru Guru Guru Guru Pesan


memilih bersama bersama bersama tersebut
pokok siswa siswa siswa akan
pembelaj menentu membua merevisi menjadi

Gambar 2. 4 Tahapan Menulis Interaktif

Secara rinci, aktivitas guru dan siswa terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 5 Rincian Aktivitas Menulis Interaktif

GURU SISWA

Menentukan fokus pembelajaran. Turut merumuskan fokus pembelajaran.

Menggunakan petunjuk dan isyarat untuk Siswa diminta menulis kata atau kalimat di atas
mendorong siswa menerapkan kemampuan kertas yang disesuaikan dengan
dan strategi baru. perkembangannya

Menggunakan strategi untuk membantu siswa Membaca pesan dalam teks.


menghubungkan tulisan dan bunyi.

42 | PPG Pra jabatan 2022


Mengedit teks Merevisi teks secara mandiri

Mendorong siswa untuk menyelesaikan teks. Merangkai kata atau kalimat untuk
membangun sebuah pesan yang utuh,
kemudian praktik membaca teks tersebut.

Memajang teks di papan pajangan. Siswa merespons teks yang terpajang.

4) Menulis Mandiri
Menulis mandiri merupakan kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk tulis
yang dilakukan secara individual oleh siswa. Seperti halnya dengan membaca
mandiri, dalam menulis mandiri siswa juga diarahkan untuk dapat terampil dalam
menulis dan tumbuh kebiasaan untuk menulis. Penawaran-penawaran writing
independent (menulis mandiri) memberi peluang tambahan pada siswa untuk
menulis. Agar siswa menjadi terampil menulis, siswa harus dilengkapi dengan
banyak peluang menulis. Pada saat menulis mandiri, siswa meneruskan berlatih
apa yang mereka telah pelajari pada saat Modeled/Shared/Guided Writing.

Ontario dalam bukunya Guide to Effective Instruction in Writing, Kindergarten to


Grade 3 menjelaskan bahwa “Independent writing gives students opportunities to
do their own writing using both self-selected and assigned topics and forms. As
they write independently, students take risks, probe meaning, develop fluency,
think creatively and critically, solve problems, express personal ideas, and enjoy
writing”.

Pernyataan di atas menyebutkan bahwa pembelajaran menulis mandiri


memberikan kepada melakukan menulis dengan menggunakan materi yang dipilih
dan bahan serta bentuk yang telah dipersiapkan. Dengan proses menulis secara
mandiri ini, siswa akan berani mengambil risiko, menentukan makna,
mengembangkan kecakapan, berpikir kreatif dan kritis, memecahkan masalah,
mengungkapkan ide masing- masing, dan menulis dengan gembira.

Menulis mandiri memberi keleluasaan kepada siswa untuk menentukan topik serta
memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagai jenis tulisan. Bentuk tulisan
siswa dapat berupa cerita, menceritakan kembali, komik, daftar.

Literasi Dasar | 43
Penerapan menulis mandiri pada siswa dimulai dengan melatihkan menulis
sederhana. Anak sudah mulai diajak untuk berlatih mengekspresikan pikiran,
perasaan, keinginan, gagasan, dan sebagainya, sebagai perwujudan kemampuan
personalnya. Penilaian terhadap latihan jenis ini, di samping harus memperhatikan
kebenaran, keterbacaan, kerapian, keserasian bentuk dan ukuran tulisan, juga
harus memperhatikan keaslian gagasan dan daya tulisan. Dengan menulis mandiri
siswa dapat menganggap dirinya sebagai seorang penulis sungguhan.

Menulis mandiri pun memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis lintas
kurikulum. Karya siswa di samping ini merupakan tulisan siswa yang berhubungan
dengan matematika. Untuk mendukung peningkatan kemampuan menulis mandiri
ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu

a) menyediakan waktu setiap hari bagi siswa untuk membaca, memeriksa,


dan mengevaluasi teks naratif dan eksposisi secara kritis,
b) membahas isi teks yang diikuti dengan memberikan respon untuk
mengasah keterampilan berpikir siswa,
c) membimbing siswa bagaimana menentukan ide suatu cerita,
d) mendorong siswa agar lebih sering menggunakan media tulis untuk
berpikir
e) kreatif,
f) memperluas pengetahuan siswa tentang kaidah bahasa,
g) menekankan pentingnya ejaan dalam menulis, dan
h) menciptakan komunitas penulis.

Langkah-langkah Menulis Mandiri

a) Siswa diberi stimulasi dengan tema atau topik yang akan dijadikan bahan
untuk menulis.
b) Siswa diberi petunjuk oleh guru bagaimana cara menulis dengan kaidah
yang baik.
c) Siswa diminta mengembangkan topik/tema menjadi tulisan sesuai dengan
gagasannya sendiri. Pada latihan ini, siswa sudah mulai diajak untuk
berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, dan sebagainya
sebagai perwujudan kemampuan personalnya.
d) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya di depan kelas.

44 | PPG Pra jabatan 2022


e) Siswa memajang hasil tulisannya di papan pajang kelas.
f) Guru memberikan umpan balik dan penghargaan.
g) Guru memberikan penilaian terhadap hasil latihan menulis yang dilakukan
selama proses belajar-mengajar. Penilaian terhadap produk tulisan
sebaiknya memperhatikan kebenaran, keterbacaan, kerapian, kreativitas,
dan keaslian gagasan.

5) Menulis Kreatif
Menulis kreatif adalah menulis yang ditujukan untuk menyampaikan ide, perasaan,
dan emosi bukan sekedar menyampaikan informasi saja.

Creative writing is writing that expresses the writer’s thoughts and feelings in an
imaginative, often unique, and poetic way. (Sil.org – What is Creative Writing?)

Writing is a form of personal freedom. It frees us from the mass identity we see all
around us. In the end, writers will write not to outlaw heroes of some underculture
but mainly to save themselves, to survive as individuals.
(Don DeLillo)

Menurut pernyataan di atas, menulis kreatif adalah tulisan yang berisi pikiran dan
perasaan penulis dengan menggunakan imajinasinya, unik, dan ditulis secara
puitis.

Menulis kreatif tidak mudah, membutuhkan waktu cukup lama untuk


membangkitkannya. Akan tetapi, karena dalam kegiatan menulis kreatif siswa
dapat menemukan kesenangannya, maka menulis kreatif ini perlu dibiasakan dan
dipupuk secara terus-menerus. Siswa memiliki imajinasi yang tidak terbatas.

Oleh karena itu, guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk dituangkan ke
dalam tulisan. Motivasi dari orang di sekitar untuk membuat mereka menulis harus
dilakukan secara konsisten. Media tulis yang bervariasi serta sumber ide yang
mudah didapat akan membantu siswa untuk menuangkan segala imajinasinya ke
dalam tulisan kreatif.

Seringkali dalam pembelajaran menulis kreatif siswa mengalami kesulitan untuk


menemukan ide dan gagasan menulis baik dalam menulis puisi maupun tulisan
lainnya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya

Literasi Dasar | 45
produktif, menghasilkan, memberikan, atau menyampaikan. Hal ini berarti siswa
sebagai subjek (penulis) menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada
orang lain atau pembaca. Penulis berfungsi sebagai komunikator dan pembaca
sebagai komunikan.

Berikut adalah beberapa media atau cara yang dapat membantu siswa
menuangkan ide dalam tulisan kreatif.

a) Menulis Berdasarkan Pengalaman


Media tulis diary (catatan harian) akan membantu siswa dalam menuangkan
pengalamannya. Apa yang mereka alami dapat menjadi sumber ide menulis.
Berikut adalah pengalaman pribadi siswa kelas 1 yang dituangkan ke dalam
diari.

Gambar 2. 5 Contoh catatan diary siswa

Menulis diary bermanfaat bagi siswa karena (1) sumber tulisan berasal dari
pengalaman pribadi sehingga siswa tidak merasa kesulitan untuk mencari ide,
(2) siswa termotivasi karena tulisannya bisa dinikmati oleh temannya saat
kegiatan berbagi tulisan, dan (3) memberi kebebasan dalam menuangkan ide.

Guru dapat meminta siswa untuk menulis diary seminggu sekali di hari Senin
untuk menceritakan pengalamannya di hari Sabtu atau Minggu. Kebiasaan

46 | PPG Pra jabatan 2022


menulis seminggu sekali akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
melanjutkan pengalamannya menulis.

b) Menulis Berdasarkan Pengamatan

Gambar 2. 6 Contoh Tulisan Karya Siswa

Ide menulis berikutnya yang cukup mudah bagi siswa adalah dengan
menuliskan hasil pengamatannya. Siswa diminta untuk menggunakan panca
inderanya dalam mengamati dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Di samping adalah contoh tulisan karya siswa kelas 1. Hasil pengamatan


merupakan sumber menulis yang sangat kaya ide. Selain berbentuk tulisan
seperti di samping, siswa bisa menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk
puisi. Latihan menemukan fakta dalam mengamati akan memperkaya ide
untuk penulisan.

c) Menulis Berdasarkan Imajinasi


Menulis kreatif dengan menggunakan imajinasi anak dapat dibimbing melalui
pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban siswa kemudian dituangkan ke
dalam bentuk tulisan. Berikut adalah tulisan siswa kelas 2 berupa puisi tentang
rumah impiannya. Faktor gambar cukup berpengaruh terhadap pemahaman
ide tulisannya.

Karya siswa tersebut merupakan gabungan antara kemampuan siswa dalam


mendeskripsikan benda dengan imajinasinya. Banyaknya buku bacaan yang
dibacanya sangat membantu siswa dalam menghasilkan tulisan kreatif. Dalam
menghasilkan tulisan tersebut, siswa sudah menggabungkan antara imajinasi

Literasi Dasar | 47
dengan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh dari beragam buku
bacaan.

d) Menulis Apa Yang Disukai

Gambar 2. 7 Contoh Karya Puisi 1

Cara lain untuk menggiatkan siswa menulis kreatif adalah dengan memintanya
menulis apa yang disukainya, misalnya bermain sepeda, games, dan
membaca. Berikut adalah tulisan siswa yang menggambarkan apa yang
disukainya. Selain berbentuk tulisan, siswa juga bisa menulis dalam bentuk
puisi.

e) Menulis dari Apa Yang Dibaca

Gambar 2. 8 Contoh Karya Puisi 2

48 | PPG Pra jabatan 2022


Setelah siswa membaca buku cerita, banyak yang bisa dihasilkannya dalam
bentuk tulisan kreatif. Menulis puisi tentang salah satu karakter dalam cerita
menjadi salah satu alternatifnya. Berikut adalah puisi karya siswa kelas 3
setelah ia membaca buku cerita. Puisi tentang Jalu, salah satu karakter dari
buku cerita ‘ Aku dan Si Jalu’ Untuk memotivasi siswa dalam menulis, guru
dapat memajang karya siswa di papan pajangan agar bisa dibaca oleh siswa
lainnya.

Tabel 2. 6 Tugas Mandiri 2

Tugas Mandiri

Pilihlah salah satu strategi antara menulis interaktif atau menulis kreatif untuk Saudara
pelajari lebih dalam!
1. Menurut Saudara, apa perbedaan dari dua kegiatan menulis tersebut?

2. Apakah bisa dua kegiatan menulis tersebut dikolaborasikan? Jika bisa,


bagaimanakah ide Saudara?

C. Ruang Kolaborasi

1. Kegiatan 1 (Kelompok 3 orang--60 menit)

Setelah Anda mengeksplorasi konsep strategi pengembangan keterampilan


literasi, Anda memiliki referensi tambahan tentang strategi yang dapat digunakan.
Anda juga dapat mengevaluasi dan mengkritisi kegiatan literasi yang selama ini
Anda jalankan. Cermatilah pelaksanaan kegiatan literasi dalam multiteks berikut,
kemudian berikan respons terkait strategi yang digunakan.

Literasi Dasar | 49
Gambar 2. 9 Modul Literasi dan Numerasi Kelas 1 SD

https://www.youtube.com/watch?v=teuY0cmEAe8

Diskusikanlah dengan teman kelompok Saudara! Berikut beberapa pertanyaan


yang dapat membantu analisis Saudara.

a. Strategi apa yang digunakan dalam kegiatan literasi tersebut?

b. Apakah kegiatan literasi yang dijalankan sesuai dengan strategi yang


digunakan?

c. Apa kelebihan dan kekurangan strategi tersebut?

d. Bagaimana rekomendasi Anda terhadap kegiatan literasi dalam tayangan


tersebut?

Anda juga dapat menggunakan beberapa data hasil penelitian berikut untuk
pembanding kegiatan literasi di sekolah dasar.

a. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1209
b. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/20279
c. https://journal.upy.ac.id/index.php/lppm/article/view/1781/0
d. http://ejournal.staimadiun.ac.id/index.php/annuha/article/view/453

Setelah Anda membaca data hasil penelitian tersebut, lakukan aktivitas berikut
dalam kelompok yang sama.

50 | PPG Pra jabatan 2022


a. Ceritakan temuan Anda tentang pelaksanaan kegiatan literasi dari artikel
tersebut.
b. Strategi-strategi apakah yang Anda temukan?
c. Sajikan hasil diskusi Anda dalam bentuk infografis yang berisi pelaksanaan
kegiatan literasi, strategi-strategi yang ditemukan, dan kelebihan-kelemahan
strategi tersebut.

Selamat berdiskusi!

Tabel 2. 7 Rubrik Penilaian

Kriteria dan Skor


Aspek yang
No.
Dinilai
3 2 1

1 Deskripsi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


pelaksanaan mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan
kegiatan dan mengkritisi dan mengkritisi pelaksanaan
literasi pelaksanaan pelaksanaan kegiatan literasi.
kegiatan literasi kegiatan literasi
secara rinci. namun kurang rinci.

2 Deskripsi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


strategi- mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan
strategi tiga atau lebih dua strategi satu atau lebih
pelaksanaan strategi pelaksanaan literasi strategi pelaksanaan
literasi pelaksanaan literasi
literasi

3 Refleksi isi Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa belum


bahan merefleksikan isi merefleksikan isi mampu
bacaan bacaan dengan bacaan dengan merefleksikan isi
dengan kondisi nyata yang kondisi nyata yang bahan bacaan
kondisi dihadapi di dihadapi di lapangan dengan kondisi nyata
nyata. lapangan secara di lapangan.
rinci.

Literasi Dasar | 51
4 Kreativitas Mahasiswa mampu Mahasiswa kurang Mahasiswa tidak
infografis menyajikan menyajikan infografis menyajikan infografis
infografis yang yang kreatif dari segi yang kreatif dari segi
kreatif dari segi alur, kepadatan isi, alur, kepadatan isi,
alur, kepadatan isi, bahasa, dan bahasa, dan
bahasa, dan tampilan. tampilan.
tampilan.

Skor = (Perolehan Skor/ 12) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

D. Demonstrasi Kontekstual

1. Kegiatan 2 (Individu--40 menit)

Setelah memahami konsep dan menganalisis beberapa contoh kegiatan literasi,


kini giliran Anda mencoba salah satu strategi kegiatan literasi di kelas. Pilihlah satu
strategi, kemudian praktikan strategi tersebut untuk kegiatan literasi di kelas
Saudara. Setelah praktik, buatlah catatan refleksi berdasarkan pertanyaan berikut!

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan literasi dengan strategi yang Anda pilih?


b. Bagian mana yang sudah berjalan baik? Bagian mana yang perlu diperbaiki?
c. Keterampilan apa yang perlu ditingkatkan dalam diri Anda agar pelaksanaan

kegiatan literasi menggunakan strategi tersebut dapat berjalan lebih baik?

Selamat mencoba!

52 | PPG Pra jabatan 2022


E. Elaborasi Pemahaman

Elaborasi pemahaman dalam modul kedua ini akan diisi dengan curah gagasan
hasil praktik strategi yang Anda lakukan sebelumnya. Buatlah laporan sederhana
yang interaktif untuk menyampaikan hasil praktik Saudara. Setelah itu, menurut
Anda strategi bagaimanakah yang baik untuk kegiatan literasi di sekolah dasar?

F. Koneksi Antarmateri

Cermatilah infografis tentang manfaat membaca berikut!

Literasi Dasar | 53
Menurut Saudara, benarkah keterampilan literasi memengaruhi proses
pembelajaran siswa?

Bagaimanakah cara supaya proses pembelajaran siswa berbasis literasi?

Setelah membaca infografis tersebut, tentu Anda sepakat bahwa keterampilan


literasi berpengaruh dan berhubungan dengan pembelajaran siswa.

Nah, kini waktunya Anda mencermati LK pembelajaran berikut.

Gunakan panduan pertanyaan: (1) Apakah kegiatan pembelajaran tersebut sudah


berbasis literasi? (2) Mengapa kegiatan tersebut sudah atau belum berbasis
literasi?

Diskusikanlah hal tersebut dengan teman sejawat Saudara!

1. Lembar Kerja Daring untuk Pembelajaran Puisi Berbasis Kasus

a. Kasus 1

54 | PPG Pra jabatan 2022


Kasus 2

Literasi Dasar | 55
Kasus 3

G. Aksi Nyata

Pada akhir pembelajaran topik tentang strategi pengembangan keterampilan


literasi, Anda diminta menyusun kegiatan pembelajaran literasi menggunakan
salah satu strategi. Silakan Anda menyusun kegiatan tersebut berdasarkan sintak
yang sesuai. Gunakanlah format Lembar Kerja (LK) berikut untuk menyusun
pembelajaran literasi dengan strategi yang Anda pilih!

56 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 2. 8 LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi

LK Penyusunan Kegiatan Pembelajaran Literasi Menggunakan Strategi

Alokasi Waktu : Materi :

Kelas :

Langkah-langkah kegiatan :

Kegiatan Alokasi Keterampilan Literasi


Uraian Kegiatan
Pembelajaran Waktu yang Dikembangkan

Kegiatan Membuka pembelajaran


Pendahuluan dengan berdoa.

dst

Kegiatan Inti Sintak 1:

Sintak 2:

dst

Kegiatan Guru membuka forum


Penutup diskusi akhir.

dst

Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga
harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara. Selamat merancang aksi
nyata untuk menjawab berbagai problematika pembelajaran literasi.

Literasi Dasar | 57
Topik 3. Asesmen Literasi-AKM

Durasi 3 pertemuan

Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu memahami asesmen literasi dan AKM


2. Mahasiswa mampu menganalisis penggunaan asesmen literasi dan AKM
3. Mahasiswa mampu menyusun asesmen literasi dan AKM

A. Mulai dari Diri

Seperti disinggung pada modul pertama, kita akan belajar tentang Asesmen
Literasi. Asesmen Literasi yang diselenggarakan di Indonesia yaitu Asesmen
Nasional. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh, jawablah beberapa pertanyaan
berikut.

Tabel 3. 1 Pre-test Asesmen Literasi

Pre-test Asesmen Literasi

1. Apa yang Anda ketahui tentang asesmen?

2. Pernahkah Anda melakukan asesmen?

3. Coba ceritakanlah pengalamanmu ketika melakukan asesmen! (Jika belum pernah,


ceritakan apa yang Saudara ingin tahu tentang asesmen!)

58 | PPG Pra jabatan 2022


Coba simaklah tayangan film pendek berikut dengan memindai QR Code atau klik
tautan di bawah gambar.

Selamat menyimak.

Gambar 3. 1 Galau mikirin hasil Asesmen Nasional?


https://www.youtube.com/watch?v=BmzNO-ZM4XU

Nah, mari kita mengeksplorasi konsep asesmen literasi di sekolah dasar!

B. Eksplorasi Konsep

Sekarang kita akan mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya Asesmen
Kompetensi Minimum.

1. Asesmen/Penilaian Literasi

Penilaian literasi lebih dari sekadar tes. Kegiatan tersebut merupakan proses yang
mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Serafini (2001)
menggambarkan kegiatan penilaian merupakan proses inkuiri yang diterapkan
oleh guru dalam rangka memperoleh informasi kemajuan belajar siswa. Guru
harus memahami bahwa keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari
serangkaian kegiatan membaca dan menulis itu sendiri serta pengaplikasian
keterampilan dan strategi dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, saat
melakukan penilaian terhadap menulis dan membaca, guru harus memperhatikan
tujuan berikut ini.

Literasi Dasar | 59
a. Memonitor proses belajar siswa.
b. Mengidentifikasi tingkat keterampilan membaca siswa.
c. Mendiagnosa permasalahan dalam membaca.
d. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menulis.
e. Mengidentifikasi perkembangan ejaan siswa.
f. Mendokumentasikan hasil proses belajar siswa.
g. Menunjukkan hasil terbaik dari pekerjaan siswa.

Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam


kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru hendaknya
memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perkembangan,
kemajuan, masalah, dan kesulitan belajar siswa akan diketahui. Informasi yang
harus terekam melalui proses ini meliputi tiga ranah, yakni ranah kognisi, afeksi,
dan psikomotor. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi tentang ketiga
ranah tersebut dalam proses belajar dibutuhkan berbagai macam bentuk penilaian
baik tes maupun non-tes.

a. Observasi Catatan Anekdot

Mengamati perilaku literasi siswa saat mereka berpartisipasi dalam pengajaran


literasi atau kegiatan terkait adalah cara yang efektif untuk menilai kemajuan
literasi. Observasi berguna untuk menjawab pertanyaan literasi seperti: Langkah-
langkah apa dalam proses menulis yang digunakan siswa? Bagaimana siswa
mendiskusikan tulisan mereka dalam kelompok menulis mereka? Seberapa akurat
siswa membuat prediksi tentang bacaan mereka? Untuk menjawab pertanyaan ini
dan pertanyaan literasi lainnya, dorong guru untuk melakukan pengamatan
terhadap peristiwa dan aktivitas literasi yang sebenarnya dan mencatat
pengamatan tersebut. Tujuan dan instruksi membaca dan menulis berdasarkan
kurikulum literasi sekolah dapat berfungsi sebagai panduan untuk apa yang harus
diamati dan dicatat oleh guru.

Jenis lain dari perilaku kelas juga dapat menjadi dasar untuk observasi guru
(Acheson, 1997). Ini dapat mencakup perilaku siswa di kelas, interaksi mereka
dengan siswa lain, dan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang

60 | PPG Pra jabatan 2022


diberikan. Guru dapat menggunakan pengamatan mereka untuk menilai
pembelajaran siswa serta keefektifan pembelajaran instruksi mereka sendiri.
Pengamatan mereka dapat menginformasikan rencana untuk rencana
selanjutnya. Berdasarkan observasi disusunlah catatan anekdot.

Catatan anekdot merupakan catatan singkat dan informal yang ditulis guru. Tulisan
ini mencakup bagaimana sikap siswa dalam belajar, pertanyaan yang diajukan
siswa, serta strategi dan keterampilan yang diaplikasikan maupun yang tidak.
Catatan ini pun memuat sikap atau keterampilan yang diharapkan muncul di
kegiatan berikutnya.

Catatan anekdot sangat baik dilakukan karena akan mencatat informasi yang
bermanfaat untuk disampaikan kepada orang tua. Catatan ini bisa dimasukkan ke
dalam portofolio sehingga guru bisa melihat perjalanan belajar siswa.

Contoh pada gambar terlampir merupakan catatan guru saat siswa sedang
melakukan suatu kegiatan. Apabila dilihat dari komentar guru, kita dapat
mengetahui bahwa siswa sedang mengerjakan tugas yang dilakukan setiap hari;
ada keterkaitan antara hari pertama dengan hari berikutnya.

Catatan anekdot dapat dilakukan tanpa persiapan dan perencanaan. Guru bisa
saja belum mengetahui akan mencatat siswa yang mana. Guru dapat secara
spontan mencatat perilaku yang dominan dan menganggap apa yang diamati atau
yang terjadi di dalam kelas, patut untuk didokumentasikan.

Untuk kebutuhan catatan anekdot, guru bisa menulisnya di media kertas yang
dipotong kecil (satu kertas HVS bisa dibagi empat bagian besar atau sesuai
kebutuhan) atau menggunakan kartu katalog yang bisa dibeli (bisa juga dibuat
sendiri).

Literasi Dasar | 61
Gambar 3. 2 Contoh teks anekdot

b. Tugas kinerja

Gambar berikut menunjukkan hasil tulisan siswa setelah ia membaca suatu teks.
Siswa diminta untuk menggambar dan menuliskan tokoh-tokoh yang ada di dalam
cerita. Bagaimana guru menilainya.

62 | PPG Pra jabatan 2022


Gambar 3. 3 Tugas kinerja siswa

Untuk menilai produk di atas, guru menggunakan rubrik berikut.

Tabel 3. 2 Rubrik Penilaian

Sudah Sedang Membutuhkan


Kriteria/level berkembang berkembang bantuan

Gambar dan Seluruh gambar Sebagian besar Sebagian kecil gambar


warna detail dan diwarnai gambar detail dan detail dan diwarnai
penuh. diwarnai.

Penulisan Kata yang Menuliskan beberapa Tidak ada kata yang


kata dirangkai sudah kata, namun belum ditulis lengkap.
menyerupai menjadi satu
kalimat. kesatuan.

Ejaan Seluruh kata ditulis Sebagian kata ditulis Sebagian kecil kata
dengan benar. dengan ejaan yang yang ditulis dengan
benar. ejaan yang benar.

Literasi Dasar | 63
c. Rubrik

Apa yang dimaksud dengan rubrik? Apa manfaatnya?

Rubrik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai sikap, keterampilan,
dan pengetahuan siswa melalui suatu produk atau kinerja. Di dalam rubrik terdapat
kriteria yang harus dinilai. Selain itu juga, di dalam rubrik terdapat level yang
menunjukkan tingkatan pencapaian. Rubrik memberikan manfaat saat guru akan
menilai suatu produk atau kinerja yang tidak bisa dinilai melalui tes. Rubrik dapat
memperlihatkan kelemahan dan kekuatan setiap siswa di area tertentu. Hal ini
sangat membantu guru dalam membuat program pembelajaran selanjutnya.

Bagaimana mengembangkan rubrik?

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan sederhana.

3) Satu rubrik digunakan hanya untuk satu penugasan. Akan tetapi, ada pula
rubrik yang sifatnya generik, artinya bisa digunakan untuk penugasan dengan
keterampilan yang sama, misalnya diskusi dan presentasi. Hal-hal yang dinilai
untuk kedua kegiatan tersebut sama.

4) Menentukan kriteria yang akan dinilai (sesuai dengan kompetensi yang


diharapkan).

5) Apabila memungkinkan, buatlah rubrik hanya satu halaman saja.

6) Mengevaluasi rubrik.

Rubrik yang baik berisi elemen-elemen yang akan dinilai dan skala penilaian untuk
menentukan seberapa baik elemen-elemen tersebut telah dilakukan/dicapai.
Misalnya,istilah yang bisa digunakan dalam level/tingkatan antara lain.

1) Menggunakan angka (1, 2, 3, 4).


2) Menggunakan kata: berkembang dengan baik, berkembang, masih
membutuhkan bantuan atau kata-kata lainnya yang menunjukkan gradasi.

Selain itu, ada juga rubrik yang digunakan dengan tugas menulis mungkin
mengidentifikasi lima elemen yang perlu ditangani untuk menyelesaikan tugas
dengan sangat baik: isi, organisasi, struktur kalimat, kosakata, dan mekanika.

64 | PPG Pra jabatan 2022


Setiap elemen pada rubrik memiliki seperangkat indikator yang menggambarkan
apa yang harus ditemukan dalam tulisan. Skala penilaian menunjukkan seberapa
baik penulis telah memasukkan indikator dalam setiap elemen.

Tabel 3. 3 Diskusi Reflektif 1

Diskusi Reflektif 1

Cermatilah rubrik penilaian menulis cerita berikut. Berilah komentar tentang kelebihan
dan kelemahan rubrik tersebut!

Aspek yang Dinilai


Kriteria
Tema Kemenarikan Penggunaan Bahasa

1 Tema dan isi (pokok Sama sekali tidak Penggunaan bahasa sama
persoalan) tergambar menantang sekali tidak terampil
sedikit dalam cerita

2 Tema dan isi (pokok Agak menantang Penggunaan bahasa agak


persoalan) tergambar terampil
dalam setengah
keseluruhan cerita

3 Tema dan isi (pokok Cukup menantang Penggunaan bahasa cukup


persoalan) tergambar terampil
dalam sebagian besar
cerita

4 Tema dan isi (pokok Sangat menantang Penggunaan bahasa sangat


persoalan) tergambar terampil
dalam keseluruhan cerita

Banyak rubrik penilaian untuk tugas membaca dan menulis, serta formula untuk
membantu guru membuat rubrik penilaian mereka sendiri, dapat ditemukan di
Internet. Dua sumber internet yang bagus dan gratis untuk rubrik literasi adalah
www.rubistar.4teachers.org dan www.rubrics4teachers.com.

Rubrik bisa digunakan untuk mengukur suatu produk atau bentuk kinerja lainnya
seperti tulisan, puisi, membaca puisi, presentasi, membaca cerita/menceritakan
kembali, gambar, diskusi, dan debat.

Literasi Dasar | 65
d. Portofolio

Proses belajar siswa adalah suatu perjalanan panjang dan berbeda antara satu
sama lain. Dalam perjalanannya tersebut, guru harus mengumpulkan data yang
bisa membantunya mengarahkan program belajar yang sesuai dengan siswa.
Bukti-bukti dari hasil belajar siswa yang dikumpulkan tersebut disebut portofolio.

Portofolio literasi dapat berisi pekerjaan yang sedang berjalan serta tugas
membaca dan menulis yang telah diselesaikan. Mereka dapat berisi daftar periksa
penilaian atau rubrik yang digunakan dengan tugas membaca atau menulis.
Catatan guru dan refleksi diri siswa juga menemukan jalan mereka ke dalam
portofolio literasi. Portofolio mendorong siswa untuk secara teratur merefleksikan
pengalaman membaca dan menulis mereka. Portofolio menekankan penilaian
sastra formatif dan berkelanjutan.

Untuk membantu guru mengatur dan mengelola portofolio, bagikan panduan ini:

1) Menentukan format organisasi portofolio dengan siswa.


2) Tentukan jenis bahan bacaan dan tulisan apa yang perlu dimasukkan
3) dalam portofolio.
4) Pastikan ada tempat dalam portofolio untuk pekerjaan yang sedang berjalan.
5) Pastikan ada tempat terpisah untuk menyelesaikan pekerjaan.
6) Sertakan daftar periksa, rubrik, dan alat penilaian lainnya untuk digunakan oleh
siswa.
7) Sertakan komentar siswa dan guru dalam portofolio.
8) Putuskan bagaimana portofolio akan digunakan dalam konferensi guru-siswa.
9) Tetapkan aturan untuk meninjau, menambah, atau menghapus materi dari
portofolio.
10) Gunakan portofolio untuk penilaian formatif dan sumatif.
11) Buat jadwal untuk menggunakan portofolio dengan siswa.

66 | PPG Pra jabatan 2022


Menurut DeFina (1992), portofolio adalah kumpulan hasil pekerjaan siswa yang
bermakna, yang dikumpulkan berdasarkan periode waktu tertentu. Untuk literasi,
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 36) memberikan contoh
dokumen yang terdapat di dalam portofolio sebagai berikut.

1) Catatan observasi guru tentang kemampuan membaca dan menulis siswa.


2) Tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru.
3) Daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca.
4) Sinopsis bacaan yang dibuat.
5) Surat-surat yang dibuat.
6) Naskah pidato.
7) Karangan bebas (puisi, prosa).
8) Laporan kunjungan.
9) Tulisan di majalah dinding.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu.

Di dalam portofolio, selain karya siswa, guru dapat memasukkan rubrik dan
catatan anekdot untuk menunjang informasi. Berikut adalah contoh dari portofolio.

Gambar 3. 4 Contoh Penilaian Portofolio

Literasi Dasar | 67
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut.

1) Jelaskan kepada siswa maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-


mata merupakan kumpulan hasil kerja yang digunakan oleh guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat
portofolionya, siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan
waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

2) Suatu saat, tentukan bersama siswa karya-karya yang akan dipilih. Portofolio
antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.

3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
Beri komentar di belakang karya siswa yang menunjukkan bagaimana ia
bekerja dan tuliskan tanggalnya.

4) Jika diperlukan, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio dan


undanglah orang tua siswa untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Portofolio seorang siswa bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dokumen penting ini
perlu disimpan rapi dan hanya bisa digunakan oleh yang berkepentingan, yaitu
guru kelas saat itu, guru kelas berikutnya, siswa yang bersangkutan, orang tua
atau pihak lain yang berkepentingan.

2. Prinsip Penilaian Literasi

Cooper (2003) mengidentifikasi delapan prinsip untuk memandu guru dalam


melaksanakan penilaian literasi di kelas. Sekolah masih dapat menggunakan
prinsip-prinsip penilaian literasi ini dengan tolok ukur perkembangan literasi
sebagai bagian dari rencana penilaian literasi sekolah. Hal ini mendorong kepala
sekolah dan guru untuk menggunakan penilaian siswa sebagai panduan utama
untuk pengajaran dalam hubungannya dengan standar literasi.

Saat membaca prinsip-prinsip penilaian, kenali faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi hasil penilaian literasi, terutama faktor perkembangan, budaya,

68 | PPG Pra jabatan 2022


instruksional, dan pembelajar. Dengan pemikiran tersebut, penilaian literasi yang
dilakukan di sekolah akan lebih valid dan reliabel.

1) Penilaian adalah proses berkelanjutan yang terjadi setiap kali seorang siswa
berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau melihat sesuatu.

2) Penilaian adalah bagian dari instruksi. Ketika siswa terlibat dalam kegiatan
instruksional, tanggapan mereka memberitahu Saudara.

3) Penilaian adalah autentik. Jika Anda ingin mengetahui seberapa baik siswa
menulis paragraf dalam esai, mintalah dia menulis esai.

4) Penilaian adalah proses kolaboratif dan reflektif yang memungkinkan siswa


untuk belajar sendiri di luar ruang kelas. Dengan membuat penilaian
kolaboratif, tanggung jawab dan rasa hormat menjadi ciri hubungan antara
guru dan siswa.

5) Penilaian bersifat multidimensi karena berbagai ukuran menghasilkan ukuran


yang lebih andal. Menulis portofolio dengan draf, penilaian diri, revisi, dan
produk akhir menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja
menulis siswa pada akhir semester kerja daripada tugas menulis tunggal.

6) Penilaian mempertimbangkan faktor budaya, perkembangan, dan peserta


didik, dan akomodasi perlu dibuat di semua bidang ini ketika
mempertimbangkan langkah-langkah penilaian.

7) Penilaian mengidentifikasi kekuatan serta kebutuhan siswa, dan ini


menyediakan tempat untuk memulai dan membangun saat siswa bergerak
menuju pembelajaran baru.

8) Penilaian mencerminkan pemahaman tentang bagaimana siswa belajar


membaca, menulis, dan menggunakan bahasa.

Literasi Dasar | 69
Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2

Diskusi Reflektif 2

Cermatilah hasil penilaian menulis teks berita berikut. Menurut Saudara, apakah
penilaian tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip penilaian? Mengapa?

3. Asesmen Kecukupan Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi


mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.
Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan
literasi matematika-numerasi. Baik pada literasi membaca maupun literasi
matematika-numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir
logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan
yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM
menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu
diselesaikan oleh peserta didik menggunakan kompetensi literasi membaca dan
literasi matematika-numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten.

70 | PPG Pra jabatan 2022


Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui capaian
peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. AKM untuk menghasilkan
informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar yang pada gilirannya
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi
berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten pada literasi membaca
menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua
kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi.

Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk
dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada literasi membaca
dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada literasi
membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi,
serta evaluasi dan refleksi. Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level
tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan),
dan reasoning (penalaran). Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi
untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik.

Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.

a. Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban.
Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari
beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan
dengan jenjangnya.

b. Pilihan Ganda Kompleks

Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan
yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan
jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Ada dua
model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu

Literasi Dasar | 71
1) Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan
setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.

2) Peserta didik memilih pada kolom Ya/Tidak, Benar/Salah, atau kategori


lain di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan
pada pokok soal.

c. Menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta didik dalam


mencocokkan dan menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan. Soal
ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur
kedua (sebelah kanan) berupa jawaban.

d. Isian atau jawaban singkat

Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk
memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol.
Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara
itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.

e. Uraian

Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat
dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian
disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor.
Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.

Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan
isian/uraian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian,
penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran.
Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal.

Tentang AKM dapat dibaca selanjutnya melalui tautan


https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm2_202101_1.pdf

72 | PPG Pra jabatan 2022


Setelah mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya dengan AKM,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Tabel 3. 5 Post-test Asesmen Literasi

Post-test Asesmen Literasi

1. Bentuk penilaian mana yang sering Anda gunakan?

2. Mengapa memilih bentuk tersebut?

3. Apakah penilaian yang Anda susun sudah mengacu pada AKM?

C. Ruang Kolaborasi

1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang: 60 menit)

Setelah mengeksplorasi konsep AN/AKM, Anda akan mendiskusikan tentang


penggunaan asesmen. Selain itu, Anda diminta pula untuk merancang asesmen.
Anda akan bekerja secara kelompok. Langkah pertama, silakan menyimak
tayangan video 1 untuk mencari tahu fungsi, tujuan, dan pelaksanaan AN!

Video 1

Demonstrasi
Kontekstual

Literasi Dasar | 73
Gambar 3. 5 Asesmen Nasional
https://www.youtube.com/watch?v=Gol_-e4Vt_s

Selanjutnya, silakan simak video contoh soal dan pembahasan asesmen literasi
berikut! Identifikasilah konten, konteks, dan tingkat kognitif soal-soal yang
disajikan!

Gambar 3. 6 Latihan Soal Asesmen Literasi Fiksi SD Kelas 3 & 4


https://www.youtube.com/watch?v=IYTi8xY7AxU

Gambar 3. 7 Latihan Soal AKM Literasi Teks Informasi 3


https://www.youtube.com/watch?v=wbxqF3OkjA4

74 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 3. 6 Lembar Kerja

No. Stem Soal Konten Konteks Tingkat Kognitif

dst.

Cobalah untuk membuat soal AN literasi

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan


mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda (bisa dalam bentuk presentasi
secara lisan atau gallery walk/pameran hasil kerja, dll)

D. Demonstrasi Kontekstual

1. Kegiatan 2 (Kelompok: 40 menit)

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan


mempresentasikan hasil kerja kelompok Saudara.

(Pastikan Anda mengisi kolom catatan yang dapat berupa keterangan alasan
penilaian!)

Literasi Dasar | 75
Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi

Penilaian
No. Indikator
Ya Tidak

Identifikasi fungsi, tujuan, dan manfaat AN sudah


1
sesuai.

2 Analisis konten contoh soal sudah tepat.

3 Analisis konteks contoh soal sudah tepat.

4 Analisis tingkat kognitif contoh soal sudah tepat.

Soal yang dibuat sudah sesuai dengan konten, konteks,


5
dan tingkat kognitif dalam asesmen literasi.

Catatan untuk revisi soal yang dibuat oleh kelompok:

76 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 3. 8 Rubrik Penilaian

Kriteria dan Skor


Aspek yang
No.
Dinilai
3 2 1

Identifikasi fungsi, Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


tujuan, dan mengidentifikasi tiga mengidentifikasi mengidentifikasi
1
manfaat AN aspek dengan tepat dua aspek dengan satu aspek dengan
tepat tepat

Analisis konten Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


contoh soal menganalisis konten menganalisis menganalisis
2
7 soal atau lebih konten 3-6 soal konten 1-2 soal
dengan tepat. dengan tepat. dengan tepat.

Analisis konteks Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


contoh soal menganalisis konteks menganalisis menganalisis
3
7 soal atau lebih konteks 3-6 soal konteks 1-2 soal
dengan tepat. dengan tepat. dengan tepat.

Analisis tingkat Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


kognitif contoh menganalisis tingkat menganalisis menganalisis
4
soal kognitif 7 soal atau tingkat kognitif 3 -6 tingkat kognitif 1-2
lebih dengan tepat. soal dengan tepat. soal dengan tepat.

Soal yang dibuat Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu Mahasiswa mampu


sudah sesuai menyusun soal menyusun soal menyusun soal
dengan konten, berdasarkan tiga berdasarkan dua berdasarkan satu
5 konteks, dan aspek dengan tepat aspek dengan tepat aspek dengan tepat
tingkat kognitif
dalam asesmen
literasi.

Literasi Dasar | 77
Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

E. Elaborasi Pemahaman

Setelah mengikuti presentasi kelompok teman sejawat, Anda memiliki informasi


lebih lengkap terkait asesmen literasi. Mulai dari konsep hingga penyusunan
asesmen. Cobalah untuk menyimpulkan tentang temuan Anda pada kegiatan
presentasi bersama teman dan dosen Saudara!

F. Koneksi Antarmateri

1. Kegiatan 3 (Individu)

Buatlah analisis tentang keterkaitan antara pemilihan strategi membaca dengan


penyusunan asesmen berikut. Sudah sesuaikah? Buatlah laporan Anda dalam
bentuk infografis sederhana yang minimal memuat kesesuaian strategi dan
asesmen, serta penilaian terhadap asesmen yang disajikan.

78 | PPG Pra jabatan 2022


LK Analisis Keterkaitan Pemilihan Strategi Membaca dengan Penyusunan Asesmen

Strategi : Membaca Pemahaman (Menghubungkan dan Menyimpulkan)

Langkah Kegiatan :

1. Siswa diminta untuk membaca cerita pada tautan berikut


https://www.letsreadasia.org/book/tas-cantik-nita?bookLang=6260074016145408

2. Setelah membaca, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal berikut!


a) Nita melihat asap hitam di belakang rumahnya. Di antara pernyataan berikut manakah
peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut? Beri tanda centang (√) kolom benar atau
salah.

Pernyataan Benar Salah

Nita melarang ayahnya berhenti membakar sisa kain hasil usahanya.

Nita memiliki ide yaitu mengubah sisa kain menjadi barang


bermanfaat.

Nita mendapat dukungan dari orang banyak karena bisa mengurangi


penggunaan plastik.

Literasi Dasar | 79
b) Melihat Nita yang kreatif untuk mengurangi penggunaan sampah, saya jadi terinspirasi
mengikutinya. Hal-hal yang akan saya lakukan yaitu menggunakan …
Jawaban benar lebih dari satu.

a. sedotan stainless
b. kertas minyak
c. tumbler minum

G. Aksi Nyata

Pada akhir pembelajaran topik tentang Asesmen Literasi, buatlah rancangan atau
rencana aksi nyata terkait asesmen membaca dan menulis (AKM) di sekolah
dasar. Rencana aksi ini dapat Anda gunakan untuk mengajarkan konsep Asesmen
Literasi secara efektif di kelas Saudara. Rencana aksi ini memuat lima komponen
yaitu:

1. Kegiatan yang dipilih


2. Strategi yang digunakan
3. Alokasi waktu
4. Langkah-langkah kegiatan
5. Asesmen yang digunakan

80 | PPG Pra jabatan 2022


Topik 4. Lingkungan Karya Literasi
(Sosial, Afektif, dan Akademik)

Durasi 3 pertemuan

Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu menganalisis lingkungan kaya literasi


2. Mahasiswa mampu menyusun rancangan lingkungan kaya literasi

A. Mulai dari Diri

Lingkungan kaya literasi adalah bagian penting dalam pengembangan budaya


literasi di sekolah. Anak-anak dapat berinteraksi dengan berbagai bentuk jenis teks
seperti buletin, cerita dinding, tanda ruang berlabel, poster, buletin, dan lainnya.
Lingkungan sekolah yang demikian menawarkan banyak kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan kebiasaan dan keterampilan literasi. Nah, kita akan mulai
topik keempat ini dengan mengamati video berikut!

Gambar 4. 1 Unit 3 Foto Budaya Baca


https://youtu.be/scHUtVsOwiQ

Setelah mengamati tayangan tersebut, mari kita amati lingkungan sekolah


Saudara. Seberapa literatkah budaya sekolah Saudara?

Nah, mari kita mengeksplorasi konsep tentang lingkungan kaya literasi!

Literasi Dasar | 81
B. Eksplorasi Konsep

Sekarang kita akan mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana lingkungan kaya
literasi.

Lingkungan kelas sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Di kelas


awal, lingkungan kelas yang banyak memuat tulisan, gambar atau pun buku
bacaan dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan bahasanya.

Pertanyaannya, bagaimanakah menciptakan lingkungan kelas yang literat?


Mengapa lingkungan literat harus diciptakan di sekolah?

Lingkungan kelas yang literat ditunjukkan oleh banyaknya tulisan yang dapat
dibaca oleh siswa, baik yang ditempel di dinding, di papan tulis maupun dalam
bentuk buku. Prinsip-prinsip bimbingan pengembangan literasi menyebutkan
adanya tiga komponen yang menunjang keberhasilan pembelajaran literasi, yakni
komponen motivasi, pembelajaran membaca-menulis terpadu, dan komponen
membaca-menulis mandiri.

Apa yang Dimaksud dengan Kelas yang Literat?

Lingkungan kelas yang literat adalah lingkungan kelas yang kaya dengan media
kebahasaan dan cetakan. Penataan isinya mungkin saja berbeda antara kelas
yang satu dengan yang lainnya, bergantung pada kreativitas dan kemampuan
masing-masing kelas. Keterbatasan tempat tidak perlu menyurutkan dedikasi guru
untuk menciptakan lingkungan yang literat.

Gambar 4. 2 Pojok Baca


Sumber: Cakrawalainfo.com dan Kompasiana.com

82 | PPG Pra jabatan 2022


Lingkungan kelas yang literat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa
dalam belajar literasi. Motivasi merupakan kemauan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu. Motivasi merupakan ‘inner state’ seseorang yang
menyebabkan ia melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu. Secara teknis,
prosesnya berawal dari kekurangan atau kebutuhan yang belum terpenuhi,
kemudian timbul ketegangan, dan ketegangan itulah yang mendorong untuk
bertindak mencapai kebutuhannya. Dalam konteks pemerolehan dan
pembelajaran bahasa, motivasi diartikan sebagai “The effort learners put into
learning an L2 as a result of their desire or need to learn it” (Widdowson [ed.],
1997:141).

Menurut Holdaway (dalam Cooper, 1993:30), apabila siswa dimotivasi dengan


pengalaman yang bermakna untuk maksud tertentu, siswa akan memiliki kesiapan
yang prima untuk belajar. Dalam konsep kelas yang terpusat pada literasi, motivasi
amat diperlukan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna,
menumbuhkan sikap positif terhadap membaca dan menulis, serta menarik
perhatian dan keantusiasan untuk mencapai literat yang lebih tinggi.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dikembangkan di dalam kelas agar siswa
memiliki keterampilan literat yang diharapkan.

Kelas yang literat salah satunya ditunjukkan dengan banyaknya tulisan di dalam
kelas. Tulisan ini dapat berupa:

1. nama siswa,
2. alfabet di dinding,
3. nama hari,
4. nama bulan,
5. nama benda-benda yang ada di kelas, dan
6. jadwal kegiatan kelas.

Semakin banyak tulisan yang diperkenalkan, semakin banyak siswa mendapat


informasi literasi. Pengalaman dengan huruf atau kata yang diperolehnya di dalam
kelas akan membantu mereka dalam kegiatan membaca dan menulis.

Pengenalan huruf melalui nama sendiri dan nama teman sangat membantu siswa
dalam membedakan bunyi dan simbol. Nama teman yang ditempel di pintu masuk

Literasi Dasar | 83
kelas akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat nama-nama
tersebut setiap waktu mereka akan masuk. Sebagai alternatif, nama siswa dapat
juga ditulis di rak barang mereka seperti pada gambar. Tulisan yang terlihat akan
diserap otak sebagai informasi dan akan menempel dalam ingatan siswa karena
mereka melihatnya setiap hari. Tanpa sadar, mereka banyak mengenal tulisan
atau huruf tanpa harus menghafal.

Contoh tulisan huruf dapat digunakan sebagai model saat siswa menulis. Selain
itu, mereka pun tahu melafalkannya karena sering menyebutkannya. Contoh
tulisan dapat ditempel di dinding, di bagian atas papan tulis, atau di atas meja.

Gambar di bawah ini menunjukkan adanya beberapa contoh tulisan yang dapat
dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya:

1. mencocokkan awal huruf dari nama hari dengan huruf yang ada di papan tulis,
2. menyebutkan benda-benda yang dimulai dengan salah satu huruf yang
ditunjuk/dipilih bersama,
3. membahas agenda kegiatan dan menulisnya di papan tulis. Siswa dapat
melihat langsung bagaimana guru menuliskannya.

Gambar 4. 3 Papan Tulis dan Kegiatan Siswa

Keterangan gambar: Contoh papan papan tulis yang terdapat contoh huruf, angka,
nama hari/tanggal, kegiatan selama satu hari atau contoh suatu karya siswa yang
akan dibahas

84 | PPG Pra jabatan 2022


Kegiatan di atas dapat divariasikan setiap harinya. Salah satu hal penting yang
tidak dapat diabaikan adalah guru mengajak siswa berpartisipasi aktif dan
membuat suasana menyenangkan selama kegiatan membaca dan menulis.
Tulisan di papan tulis seperti nama hari, tanggal, dan bulan serta agenda kegiatan
harus diubah setiap harinya. Setiap pagi guru dapat menjadikan kegiatan menulis
tersebut sebagai salah satu kegiatan pembuka yang mengajak seluruh siswa
berpartisipasi.

Oleh karena itu diperlukan pengelolaan lingkungan belajar yang menyenangkan.


Silakan klik tautan https://youtu.be/BJy4DQWD6fs untuk melihat salah satu
contoh pengelolaan lingkungan belajar.

Berikut beberapa cara untuk menciptakan lingkungan kaya literasi.

1. Tabel Interaktif

Tabel seperti kalender sangat bermanfaat untuk membantu siswa dalam


menambah kosakata. Nama hari, bulan dan penulisan angka dapat digunakan
setiap hari dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditanya nama hari, bulan dan
tanggal. Kegiatan ini dapat dimulai oleh guru, namun setelah dilakukan berulang,
siswa dapat diberi kesempatan untuk melakukannya secara bergiliran.

Kegiatan menyebutkan waktu dapat dikembangkan dengan bercerita apa yang


telah dilakukan kemarin, dua hari yang lalu, atau besok, lusa, dan seterusnya.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap pagi. Kegiatan tersebut memberi
gambaran kepada siswa bahwa ternyata setiap tulisan memiliki fungsi yang
berbeda, misalnya nama hari dan nama bulan menerangkan konsep waktu.

Tabel yang digunakan oleh guru merupakan media yang digunakan sebagai alat
untuk mengajar, berbeda dengan pajangan yang ditempel sebagai hiasan atau
sebagai sumber belajar siswa. Tabel berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai alat
mengajar oleh guru di dalam kelas.

Literasi Dasar | 85
a. Tabel binatang dengan namanya.
b. Nama hari.
c. Nama bulan.
d. Tabel warna dengan namanya
e. Tabel angka

2. Tulisan yang Digunakan sebagai Alat Komunikasi Kelas

Di kelas awal, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dengan menggunakan media
yang ada di dalam kelas. Membahas jadwal pelajaran merupakan salah satu
contoh yang dapat dilakukan karena kegiatan yang dilakukan setiap hari dapat
mengalami beberapa perubahan. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijadikan
bahan pembicaraan. Keterampilan berbicara dapat dikembangkan melalui
kegiatan ini.

Membahas aturan kelas yang disepakati bersama akan menambah topik yang
sangat kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa. Saat ada siswa yang
melanggar kesepakatan kelas, guru dapat menunjuk ke salah satu aturan di
dinding yang telah dilanggar. Berikut adalah contoh lain dari tulisan yang dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan keterampilan berbicara
siswa.

a. Daftar hadir
b. Daftar piket

3. Tulisan Guru dan Siswa

Di dalam kelas, siswa kelas awal sangat menyenangi pembicaraan yang berkaitan
dengan diri mereka. Kebanggaan akan hasil karya yang digunakan sebagai bahan
diskusi akan sangat memotivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas
dengan semangat. Contoh di bawah merupakan tulisan yang dihasilkan oleh guru
dan siswa. Hasil tulisan mereka kemudian dibicarakan dan dapat dilanjutkan
kemudian saat terjadi perubahan. Guru dan siswa dapat berkontribusi setiap hari
untuk memenuhi diagram dan mendiskusikan perubahan yang ada. Kegiatan ini
dapat mengembangkan keterampilan menulis dan berbicara siswa.

86 | PPG Pra jabatan 2022


Contoh media lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan kedua
keterampilan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jawaban siswa yang ditulis guru.


b. Cerita yang dihasilkan bersama.
c. Daftar pertanyaan dari siswa dan guru tentang topik yang sedang dibahas

Gambar 4. 4 Contoh diagram hasil karya guru dan siswa

4. Pajangan Karya Siswa

Setiap karya siswa yang dipajang akan memberikan motivasi kepada siswa untuk
menghasilkan karya yang lebih baik. Guru dapat memajang seluruh hasil karya
siswa dengan menempel di papan pajangan maupun digantung di kelas.
Ketinggian pajangan harus memperhatikan jarak pandang siswa agar mereka
dapat membacanya. Beberapa karya yang dapat dipajang adalah sebagai berikut;

a. pertanyaan yang diajukan siswa terhadap suatu kejadian,


b. cerita siswa, dan
c. tulisan siswa yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya, seperti
IPA, IPS, dan Matematika.

Pajangan perlu diganti apabila topik yang dibahas sudah selesai. Dengan
demikian, suasana kelas menjadi tidak membosankan dan dapat memotivasi
siswa untuk berkarya lebih baik.

Literasi Dasar | 87
Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa

5. Perpustakaan Kelas

Perpustakaan kelas dibuat dengan tujuan menunjang kegiatan membaca mandiri.


Isinya berupa buku-buku cerita atau bahan cetakan lainnya, seperti koran atau
majalah anak-anak yang disesuaikan isinya dengan kebutuhan siswa, yaitu minat,
usia, dan kemampuan membaca. Untuk mengembangkan konsep anak
perpustakaan perlu dimasukkan buku-buku atau tulisan yang sudah dipublikasikan
oleh siswa sendiri. Koleksi buku dalam perpustakaan kelas diusahakan terus
bertambah melalui sumbangan dari orang tua murid dan masyarakat.

Perpustakaan kelas sebaiknya diatur agar tempatnya menyenangkan sehingga


siswa tergugah untuk membaca. Lokasi dan penataan perpustakaan kelas dapat
diatur oleh guru sesuai dengan kebutuhan. Program membaca perlu didesain
untuk menciptakan budaya membaca. Pembiasaan membaca dapat dilaksanakan
sesuai kebutuhan, seperti:

88 | PPG Pra jabatan 2022


a. membaca pada saat pertemuan awal setiap hari selama 10 - 15 menit,
b. membaca setelah jam istirahat selama 10 - 15 menit, dan
c. membaca setelah menyelesaikan tugas.

Tempat membaca, menulis, diskusi, dan pajangan merupakan sarana untuk


berkarya, memperkaya pengetahuan, dan mengomunikasikan tulisannya secara
otentik. Akan lebih baik lagi apabila di dalam kelas tersedia pojok menulis untuk
memberi kesempatan kepada siswa menuangkan idenya lewat tulisan. Di tempat
tersebut perlu disediakan kertas, alat tulis, gunting, lem, dan fasilitas lainnya.
Melengkapi kelas dengan komputer juga akan memungkinkan siswa memproduksi
tulisan.

Gambar 4. 6 Pojok Menulis

6. Sikap Guru

Motivasi yang dibangun oleh sikap guru ditandai dengan keantusiasan dan
kepercayaan guru terhadap siswanya. Guru yang antusias menyikapi aktivitas
membaca dan menulis siswa secara positif sangat mempengaruhi keberhasilan
siswa. Demikian pula halnya dengan guru yang percaya bahwa siswanya dapat

Literasi Dasar | 89
belajar dan berbagi pengalaman dengan temannya. Sikap guru hendaknya
menumbuhkan harapan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan.

Tabel 4. 1 Diskusi Reflektif 1

Diskusi Reflektif 1

Pernahkah Saudara memiliki prasangka pada siswa berupa “Siswa-siswa bisa tidak ya
melakukan ini? Kemampuannya sampai belum, ya?”
Menurut Saudara, apakah prasangka tersebut termasuk sikap guru yang memotivasi?
Mengapa?

7. Partisipasi Orangtua

Motivasi yang dibangun oleh partisipasi orang tua diciptakan melalui komunikasi
pihak sekolah dengan orang tua siswa. Guru yang mengomunikasikan pekerjaan
siswa kepada orang tuanya termasuk guru yang mempertahankan tingkat motivasi
siswa yang tinggi untuk belajar. Melalui komunikasi seperti itu, orang tua akan
mengetahui pentingnya dukungan mereka terhadap keberhasilan siswa dalam
membaca dan menulis.

Selain komunikasi itu sendiri menjadi unsur motivasi, dalam konsep kelas yang
terpusat pada literasi, orang tua siswa juga dapat berperan sebagai bagian dari
pembaca yang membantu pemahaman membaca putra putrinya. Hal itu
menunjukkan bahwa partisipasi orang tua sangat penting dalam keberhasilan
pembelajaran membaca dan menulis.

90 | PPG Pra jabatan 2022


Alternatif lain untuk mengajak orang tua berpartisipasi adalah dengan meminta
mereka membacakan buku di dalam kelas secara bergiliran. Tujuan kegiatan ini
adalah selain orang tua merasa terlibat dalam program literasi, para siswa akan
merasa didukung oleh orang tuanya. Dukungan orang tua sangat positif dalam
meningkatkan motivasi siswa. Semakin besar partisipasi orang tua, semakin baik
perkembangan belajar siswa dalam literasi.

Tabel 4. 2 Diskusi Reflektif 2

Diskusi Reflektif 2

Menurut Saudara, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengajak orang tua berpartisipasi
dalam kegiatan literasi?

Sebagai konsep dasar belajar literasi secara menyeluruh, Cooper (1993: 56-57)
menyatakan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan kelas
3 Sekolah Dasar (SD), perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 10 sampai
15 menit dan 20 sampai 30 menit per hari untuk membaca dan menulis mandiri di
sekolah; sedangkan untuk kelas 3-6 perlu disediakan waktu masing-masing sekitar
15 sampai dengan 20 menit dan 30 sampai 45 menit.

Gambar 4. 7 Contoh Partisipasi Orang tua

Literasi Dasar | 91
C. Ruang Kolaborasi

1. Kegiatan 1 (Kelompok 5 orang)

Setelah mempelajari konsep lingkungan kaya literasi, silakan bekerja dalam


kelompok untuk menyelesaikan tugas berikut.

a. Pilihlah salah satu sekolah di daerah Saudara,


b. Surveilah lingkungan kaya literasi yang ada di sekolah tersebut,
c. Anda dapat menggunakan lembar kerja pengamatan berikut:

Tabel 4. 3 Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi

Lembar Kerja Pengamatan Lingkungan Kaya Literasi

Nama Sekolah :

No. Kegiatan/Program Bahan Kaya Keterangan


Literasi di Sekolah

dst

Bagaimanakah lingkungan sosial di sekolah?

92 | PPG Pra jabatan 2022


D. Demonstrasi Kontekstual

1. Kegiatan 2 (Kelompok: 5 orang)

Setelah menyelesaikan tugas secara berkelompok, saat ini Anda akan


mempresentasikan hasil kerja kelompok Anda dalam bentuk presentasi secara
lisan.

Untuk menilai produk kegiatan dapat menggunakan rubrik penilaian berikut.

Tabel 4. 4 Rubrik Penilaian Produk Amatan

Aspek
Kriteria
(skor) Program/kegiatan kaya Dukungan lingkungan Dukungan kegiatan
literasi sosial akademik

Kegiatan/program Semua aktivitas sos Keseluruhan lingkungan


sekolah menunjukkan sekolah mendukung akademik sekolah
kesesuaian dengan pengembangan budaya mendukung pembelajaran
Sangat
lingkungan kaya literasi literasi. bermakna dan
Baik (4)
yang meliputi bahan menyenangkan.
bacaan, orang, tempat,
dan waktu.

Kegiatan/program 70% aktivitas sos 70% lingkungan akademik


sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung
Baik (3) kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna
lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan.
yang meliputi 3

Kegiatan/program 50% aktivitas sos 50% lingkungan akademik


sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung
kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna
Cukup (2) lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan.
yang meliputi 2 diantara
bahan bacaan, orang,
tempat, dan waktu.

Literasi Dasar | 93
Kegiatan/program 30% aktivitas sos 30% lingkungan akademik
sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung
kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna
Kurang (1) lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan.
yang meliputi 1 diantara
bahan bacaan, orang,
tempat, dan waktu.

Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Presentasi

Kriteria dan Skor


Aspek yang
Dinilai
3 2 1

Penguasaan Penguasaan materi Penguasaan materi


Penguasaan
materi presentasi presentasi presentasi
materi
mahasiswa mahasiswa cukup mahasiswa kurang
presentasi
sangat baik. baik. baik.

Kekompakan Kekompakan Kekompakan


Kekompakan/pe
kelompok sangat kelompok cukup kelompok kurang
mbagian kerja
baik. baik. baik.

Penyampaian Penyampaian Penyampaian


presentasi materi presentasi materi presentasi
Penyampaian
mahasiswa mahasiswa cukup mahasiswa kurang
sangat baik. baik. baik.

Refleksi temuan Refleksi temuan Refleksi temuan Refleksi temuan


di lapangan sangat baik. cukup baik. kurang baik.

94 | PPG Pra jabatan 2022


Skor = (Perolehan Skor/ 12) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

E. Elaborasi Pemahaman

1. Kegiatan 3 (Individu)

Untuk mempertajam analisis lingkungan literasi Saudara, buatlah esai sederhana


tentang solusi lingkungan literasi yang masih kurang. Anda dapat memanfaatkan
hasil survei lingkungan literasi di sekolah sebagai studi kasus yang harus Anda
selesaikan. Berikut format penulisan esai tersebut.

a. Judul esai bebas, tetapi harus sesuai dengan topik lingkungan literasi.

b. Esai ditulis sepanjang 2-3 halaman.

c. Esai diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah
pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas
A4.

d. Naskah esai disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar
pustaka.

F. Koneksi Antarmateri

Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan sebelumnya, tentu Anda memiliki


pemahaman yang utuh tentang literasi di sekolah dasar hingga lingkungan literasi
yang ideal. Terlebih Anda sudah melakukan survei langsung tentang pelaksanaan
literasi di sekolah. Pada kegiatan kali ini, Anda akan menelusuri peran lingkungan
literasi dengan pembelajaran di sekolah dasar. Perhatikan beberapa hal berikut.

Literasi Dasar | 95
1. Bacalah kembali hasil survei Saudara,
2. Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut.
a. Apakah daya dukung literasi di sekolah tersebut memengaruhi proses dan
hasil kegiatan literasi?

b. Bagaimanakah peran warga sekolah dan orang tua dalam membudayakan


literasi?

c. Apa yang perlu dibenahi dari lingkungan tersebut agar literasi lebih
optimal?

3. Buatlah dalam infografis!

G. Aksi Nyata

Pada akhir pembelajaran topik ini, cermatilah beberapa poster berikut! Selain itu,
bacalah buku penguatan literasi melalui tautan

http://repositori.kemdikbud.go.id/22599/1/Panduan_Penguatan_Literasi_da
n_Numerasi_di_Sekolah_bf1426239f.pdf

Gambar 4. 8 Pelibatan Orang Tua Dalama GLS

96 | PPG Pra jabatan 2022


Gambar 4. 9 Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Gambar 4. 10 Kelas Karya Literasi

Literasi Dasar | 97
Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep


lingkungan kaya literasi?

2. Bagian manakah dari konsep lingkungan kaya literasi yang paling menantang?

3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan lingkungan
kaya literasi?

4. Bagaimana Anda akan memanfaatkan pengetahuan baru ini ke kehidupan


sehari-hari Saudara?

Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan/rencana aksi nyata terkait


pengembangan budaya literasi di sekolah dasar, yaitu kegiatan yang bisa Anda
jalankan di sekolah. Aksi nyata ini dapat berisi beberapa hal yaitu:

1. Nama program dalam rangka membangun lingkungan literat,


2. Lokasi pembangunan lingkungan literat (ruang kelas, perpustakaan, pojok
literasi, taman baca, dll),
3. Deskripsi program,
4. Jangka waktu program.

98 | PPG Pra jabatan 2022


Topik 5. Pengembangan Kecakapan
Literasi Diri

Durasi 3 pertemuan

Capaian pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek dan bentuk pengembangan literasi diri


2. Mahasiswa mampu menyusun pengembangan literasi diri

A. Mulai dari Diri

Kita akan mulai topik pertama dengan mengamati tayangan wawancara dua
relawan literasi berikut!

Gambar 5. 1 Relawan Literasi Meningkatkan Minat Baca Anak Pedalaman Indonesia


https://www.youtube.com/watch?v=B0xv-SygEYA

Sama seperti dua relawan literasi tersebut, setiap orang memiliki pengalaman
belajar literasi yang berbeda. Dua relawan tersebut membuktikan bahwa
perjalanan mereka dengan literasi berpengaruh terhadap aktivitas relawan literasi
yang saat ini digeluti. Anda pun pasti memiliki pengalaman berkenalan dan belajar
literasi. Setelah mengamati tayangan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:

Literasi Dasar | 99
1. Apakah sampai saat ini masih senang membaca dan menulis?
2. Pernahkah berbagi pengalaman tentang membaca dan menulis?
3. Pengalaman apakah yang paling mengesankan Anda tentang proses belajar
Anda selama ini?

B. Eksplorasi Konsep

Sekarang kita akan mempelajari tentang apa, mengapa, dan bagaimana


pengembangan literasi diri.

Pengembangan literasi diri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional


diri secara berkelanjutan melalui kegiatan membaca, menulis, melakukan
penelitian baik secara mandiri maupun kolaboratif.

1. Guru adalah Profesional

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu. Guru adalah profesi dan bukan sekadar “pekerjaan” sehingga
memiliki ciri-ciri sebagai berikut,

a. Profesi guru harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh
profesi lain. Profesi ditandai oleh adanya suatu keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.

b. Profesi guru dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
guru dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sekaligus sebagai panggilan

100 | PPG Pra jabatan 2022


hidup, artinya menjadi guru dirasakan sebagai panggilan hidup dan merupakan
ladang pengabdian.

c. Keahlian profesi guru didukung oleh teori-teori pendidikan yang baku secara
universal. Artinya, profesi guru dijalani menurut aturan yang jelas, dukungan
teori yang universal.

d. Profesi guru bertujuan untuk mendidik masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri.
Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan
untuk kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau
mengejar kedudukan. Jadi, profesi merupakan panggilan hidup.

e. Profesi guru dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.


Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya, yaitu peserta didik.

f. Profesi guru memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi


ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh
semua orang bicara dalam semua bidang.

g. Profesi guru mempunyai kode etik, yang disebut kode etik profesi guru.
Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
profesi guru. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh
pemegang profesi dan juga masyarakat.

h. Profesi guru mempunyai klien yang jelas, yaitu memberikan pelayanan kepada
peserta didik.

i. Profesi guru memiliki organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas,


antara lain, KKG, MGMP, PGRI, dan Asosiasi Guru.

2. Pengembangan Kecakapan Literasi

Pembelajaran literasi di sekolah dasar sangat penting untuk menunjang


keberhasilan pencapaian akademik siswa. Pembelajaran literasi yang efektif perlu
memperhatikan kebutuhan, minat, usia, latar belakang, dan lingkungan belajar
siswa. Guru yang responsif terhadap kebutuhan siswa, penggunaan strategi

Literasi Dasar | 101


mengajar yang tepat serta pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan latar
belakang siswa akan berdampak terhadap pencapaian kompetensi siswa.

Dalam rangka pengembangan kecakapan literasi diri, seorang guru harus


memahami istilah 5T+1A yaitu: (1) Time (waktu yang tepat, kapan, dan berapa
lama) pembelajaran literasi diberikan, (2) Task (tugas apa saja yang sesuai
dengan kebutuhan, minat, latar belakang, dan usia siswa, (3) Text (pemilihan
teks), (4) teaching strategy (strategi yang digunakan dalam pembelajaran literasi
yang efektif, (5) Talk (pembelajaran keterampilan berbahasa lisan), dan (6)
Assesment (jenis penilaian yang sesuai dengan kebutuhan, minat, latar belakang,
dan usia siswa). Dengan memperhatikan keenam aspek di atas, diharapkan
pembelajaran literasi bukan saja efektif namun juga seimbang (balance).

Tabel 5. 1 Diskusi Reflektif 1

Diskusi Reflektif 1

Sebagai seorang calon guru, apakah diri saudara sudah memahami dan menerapkan
5T+1A?
Menurut Saudara, bagian manakah yang perlu Saudara perbaiki?

C. Ruang Kolaborasi

1. Kegiatan 1 (Individu: 60 menit)

Anda memiliki pengalaman tentang membaca dan menulis yang berbeda-beda.


Saat ini, Anda berada di posisi sebagai calon guru yang nantinya akan
mengajarkan membaca dan menulis pula. Anda tentu akan membawa hal-hal baik

102 | PPG Pra jabatan 2022


dari pengalaman Anda untuk dilanjutkan dan diajarkan kepada siswa Saudara.
Tentu hal-hal yang tidak baik dapat menjadi pembelajaran dan dapat Anda perbaiki
ketika mengajar nanti. Materi yang Anda pelajari di perkuliahan ini juga dapat
menjadi acuan Anda untuk mengembangkan pembelajaran literasi yang ideal.
Pada aktivitas kali ini, silakan Anda membuat bahan naratif literasi. Naratif literasi
ini berisi pengalaman belajar konsep literasi Anda selama mata kuliah ini
berlangsung. Anda dapat menyusunnya berdasarkan segitiga reflektif berikut!

Setelah mempelajari

mata kuliah ini


Setelah mempelajari

mata kuliah ini

Setelah mempelajari
Setelah mempelajari
mata kuliah ini
mata kuliah ini

Gambar 5. 2 Segitiga Refleksi


Sumber gambar: https://online.fliphtml5.com/lnyas/lnpe/

Hal-hal yang dapat ditulis berdasarkan segitiga reflektif yaitu:

a. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya dapat …………. tentang literasi.

b. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya merasa …………. tentang literasi.

c. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya mampu ………… tentang literasi.

d. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya akan ………….. untuk meningkatkan
literasi di sekitar saya.

e. Saya akan mengembangkan pemahaman 5T+1A dengan cara …..

Literasi Dasar | 103


D. Demonstrasi Kontekstual

1. Kegiatan 2 (Individu: 40 menit)

Setelah menyelesaikan tugas Saudara, saat ini Anda akan mempresentasikan


bahan naratif literasi Saudara. Forum diskusi ini sangat menarik karena Anda
dapat mengetahui pengalaman teman lain yang tentu saja berbeda.

E. Elaborasi Pemahaman

1. Kegiatan 3 (Individu)

Cerita dan harapan Anda untuk menjadi guru yang terampil akan terwujud jika
Anda berusaha meraihnya. Hal-hal yang terkait dengan proses perjuangan tentu
membutuhkan dukungan, dalam hal ini daya dukung meningkatkan kapabilitas
Anda di dunia literasi. Sebagai seorang calon guru, analisislah berbagai hal di
sekitar Anda yang dapat mendukung Anda dalam pengembangan literasi.

Tabel 5. 2 Pendukung Literasi Saya

Pendukung Literasi Saya

1.

2.

3.

4.

104 | PPG Pra jabatan 2022


F. Koneksi antarmateri

Gambar 5. 3 Target Pengembangan Diri

Buatlah koneksi antara pengalaman, cita-cita, dan target pengembangan diri Anda
sebagai calon guru yang literat. Anda dapat menyajikannya dalam bentuk ceklis
seperti contoh di atas.

Literasi Dasar | 105


G. Aksi Nyata

Pada akhir pembelajaran topik ini, bacalah infografis berikut!

Gambar 5. 4 Peran Guru Masa Kini

Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut ini:

1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep


literasi pengembangan diri?

2. Setelah mempelajari konsep ini, apakah Anda benar-benar yakin bahwa


literasi sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan Anda?

3. Sebagai seorang calon guru, hal apa yang paling ingin Anda lakukan untuk
berkontribusi dalam membudayakan literasi di lingkungan Anda?

Setelah melakukan refleksi, buatlah digital storytelling/narasi literasi berdasarkan


pengalaman Anda terhadap proses belajar literasi Anda selama ini. Anda boleh
memilih cerita mengharukan atau membahagiakan sesuai dengan pengalaman
Saudara. Anda juga boleh mengungkapkan harapan Anda jika suatu saat nanti
Anda berkontribusi di dunia pembudayaan literasi.

106 | PPG Pra jabatan 2022


Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling)

Kriteria dan Skor


Aspek yang
Dinilai
3 2 1

Konten video berisi Konten video


Konten video berisi
narasi literasi yang berisi narasi
narasi literasi yang
Konten video sangat menginspirasi literasi yang
kurang
dan berdasarkan cukup
menginspirasi.
pengalaman pribadi. menginspirasi.

Penceritaan Penceritaan
Penceritaan mahasiswa
mahasiswa mahasiswa
Penyampaian sangat baik, mudah
memenuhi dua memenuhi satu
dimengerti, dan runtut.
aspek. aspek.

Video dilengkapi dengan


grafis, soundtrack, Video dilengkapi Video dilengkapi
Kreativitas atribut (font, dengan dua dengan satu aspek
perpindahan slide tepat) aspek penilaian. penilaian.
yang mendukung cerita.

Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

Literasi Dasar | 107


Sumber Bacaan

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: Refika Aditama.

Anderson, R.C., & Pearson, P.D. (1984). “A Schema-theoretic View of Basic


Processes in Reading Comprehension”. Dalam Pearson (Ed.), Handbook of
reading research (pp. 255-291). New York: Longman

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Beers, Carol S., Beers, James W., Smith, Jeffry O. (2010). A Principal’s Guide to
Literacy Instruction. New York: The Guilford Press

Burns, dkk. (1996). Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Chicago:


Rand Mc. Nally College Publishing Company

Cohen, Bryan. (2011). 1,000 Creative Writing Prompts: Ideas for Blogs, Scripts,
Stories and More Paperback. Amazon: Create Space Independent Publishing
Platform.

Cooper, J.D. (1993). Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston


Toronto: Houghton Mifflin Company.

Daniels, Harvey and Marilyn Biza. (1998). Methods that Matter: Six Structures for
Best

De Fina, Allan A. (1992). Portfolio Assessment: Getting Started. New York:


Scholastic

Fountas and Pinnel. (2008). A Tool for Literacy Teachers. Heinemann.

Gail E., Tompkins. (2011). Literacy In The Early Grades. A Successful Start for
Prek-4 Readers and Writers: Pearson Education. Inc. Publishing as Allyn &
Bacon. 501 Boylston Street Boston, MA, 02116.

108 | PPG Pra jabatan 2022


Grabe, W. (1988). "Reassessing the Term 'Interactive'", in Carrell, P.L., Devine, J.
and Eskey, D.E. (eds) (1988) Interactive Approaches to Second Language
Reading. Cambridge: CUP.

Guthrie, J. T. (2001).”Context for Engagement and Motivation in Reading”. reading


online,4(80. available at http:// www.readingonline.org/ articles/
handbook/guthrie/index/html.

Hale, Ali. (2010). Creative Writing 101. diunduh pada 19 Oktober 2013 dari
http://www.sil.org/lingualinks/Literacy/ReferenceMaterials/GlossaryOfLiterac
y Terms/WhatIsCreativeWriting.html

Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Harsiati, Titik. (1991). Evaluasi Pengajaran Sastra. Malang: Depdikbud.

Harsiati, Titik. (2011). Penilaian dalam Pembelajaran (Aplikasi pada Pembelajaran


Membaca dan Menulis). Malang: Universitas Negeri Malang.

Hartati, Tatat, dkk. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas
rendah. Bandung: UPI Press.

Harvey and Goudvis. (2000). Strategies that Work : Teaching Comprehension to


Enhance Understanding. Maine : Stenhouse Publishers.

Hidayat, Kosadi, dkk. (1996). Evaluasi pendidikan dan Penerapannya dalam


Pengajaran Bahasa Indonesia. Alfabeta: Jakarta.

Kemper, Dave, dkk. (1995). Writers Express. Burlington: Write Source Educational
Publishing House.

Learning to Read and Write: Developmentally Appropriate Practices for Young


Children, part 4: Continuum of Children's Development in Early Reading and
Writing. (May, 1998) A joint position of the International Reading Association
(IRA) and the National Association for the Education of Young Children
(NAEYC). diunduh dari
https://oldweb.naeyc.org/about/positions/psread4.asp pada 19 Oktober
2022

Literasi Dasar | 109


McCarrier, Pinnell, and Fountas. (2000). Interactive Writing: How Language and
Literacy Come Together, K-2. United States: Heinemann.

Muchlisoh, dkk. (1992). Pendidikan Bahasa Indonesia 3, Modul 1-9. Jakarta:


Departemen P & K.

Muslich, Masnur. (2011). Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan


Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Nurhadi. (2009). Dasar-Dasar Teori Membaca. Malang: Universitas Negeri


Malang.

Ontorio Ministry of Education. (2005). A Guide to Effective Instruction in Writing:


Kindergarten to Grade 3. Toronto: Author.

Palomba, A., & Banta, T. W. (1999). Assessment Essentials: Planning,


Implementing, and Improving Assessment in Higher Education. San
Francisco: Jossey-Bass.

Pandawa, Nurhayati. (2009). Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Pinnell, G. S., & McCarrier, A. (1994). Interactive Writing: A Transition Tool for
Assessing Children in Learning to Read and Write. In E. Heibert & B. Taylor
(Eds.), Getting reading right from the start: Effective early literacy
interventions. Needham Heights, MA: Allyn and Bacon.

Ramet, Adele. (2006). Creative Writing: How to Unlock Your Imagination, Develop
Your Writing Skills and Get. United Kingdom: How to Books Ltd;

Rhodes,L.K and Shankin, N.L. (1993). Windows into Literacy : Assessing Learners
K-8. Portsmouth : Heinemann.

Sellers, Heather. (2012). The Practice of Creative Writing: A Guide for Students
[Paperback]. Second Edition edition. Boston and New York: Bedford/St.
Martin's.

Serafini, F. (2001). The Reading Workshop: Creating Space for Readers.


Portsmouth, NH: Heinemann.

110 | PPG Pra jabatan 2022


Sudijono, Anas. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.

Sulistyo, Gunadi. (2003.) Pengantar Teori dan Praktik Pengembangan Tes Bagi
Guru Bahasa Inggris SD. Malang: Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang.

Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. (2014). Penilaian Portofolio:


Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syafi’ie. (1999). Pembelajaran Membaca di Kelas-Kelas Awal Sekolah Dasar


(Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa
Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni). Disampaikan pada
Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, Malang, 7 Desember
1999.

Tompkins, Gail.E. (2011). Literacy in The Early Grades : A Successful Start for Pre
K-4 Readers and Writers. Boston : Pearson.

Tierney, R.J., Shanahan, T. (1991). “Research on The Reading-Writing


Relationship: Interaction, Transaction, and Outcomes”. Handbook of Reading
Research Vol.2 h. 246-280. New York: Longman.

Tim Bahasa Indonesia. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Awal. Medan: UNIMED.

Uno, Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widdowson, H.G. (Ed). (1997). Second Language Acquisition. New York: Oxford
University Press.

Wilkinson, A. (1983). “Assessing Language Development: The Crediton Project”.


Learning to Write First Language/Second Language (Freedman, A; Pringle,
I; Yalden, J [ed.]. London and New York: Longman.

Literasi Dasar | 111


Lampiran

A. Tugas UTS

Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar selama beberapa pertemuan. Tentu
Anda telah mengenal dan memahami lebih rinci apa itu literasi dasar, bagaimana
pelaksanaan di lapangan, strategi dan media yang cocok untuk pengembangan
kegiatan literasi. Kali ini, cobalah untuk menulis laporan kemajuan belajar yang
berisi pengalaman belajar Anda beberapa pertemuan ini. Anda dapat menulis
dengan konten sebagai berikut.

1. Apa yang Anda ketahui sebelumnya tentang literasi


2. Apa yang Anda ketahui tentang literasi setelah mengikuti perkuliahan
3. Kegiatan literasi yang Anda temukan di lapangan
4. Refleksi Anda terkait perkuliahan literasi

Anda diperkenankan membaca artikel ilmiah atau sumber referensi lain yang
mendukung proses penulisan Saudara.

Format penulisan:

1. Judul laporan kemajuan


2. Laporan kemajuan ditulis sepanjang 9-10 halaman.
3. Laporan diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah
pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas
A4.
4. Laporan kemajuan disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam
daftar pustaka.

112 | PPG Pra jabatan 2022


Rubrik Penilaian

Kriteria dan Skor


Aspek yang
Dinilai
3 2 1

Refleksi yang diuraikan Refleksi yang Refleksi yang


rinci dan sesuai dengan diuraikan cukup diuraikan kurang
Refleksi
kondisi nyata. rinci dan sesuai rinci dan sesuai
perkuliahan
dengan kondisi dengan kondisi
nyata. nyata.

Laporan ditulis Laporan ditulis Laporan ditulis


berdasarkan pengalaman berdasarkan berdasarkan
Orisinalitas belajar dan melakukan pengalaman pengalaman
laporan sintesis terhadap referensi belajar dan kutipan belajar tanpa
yang digunakan. tidak disintesis. menggunakan
referensi.

Format laporan mahasiswa Format laporan Format laporan


lengkap: mahasiswa mahasiswa
1. Runtut memenuhi dua memenuhi satu
Penulisan
2. Margin dan font sesuai kriteria. kriteria.
laporan
3. Kesalahan penulisan
seperti salah ketik sangat
minim

Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

Literasi Dasar | 113


B. Tugas UAS

Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar hingga pertemuan akhir. Kali ini,
cobalah untuk menyusun program kegiatan literasi di sekolah. Anda dapat
mendesainnya menjadi buku panduan literasi di sekolah yang berisi beberapa
alternatif kegiatan literasi yang kreatif. Konten setiap kegiatan minimal terdiri atas:

1. Nama kegiatan
2. Deskripsi singkat kegiatan
3. Strategi yang digunakan
4. Alokasi waktu
5. Alat dan bahan yang dibutuhkan
6. Langkah-langkah kegiatan
7. Penilaian yang digunakan

114 | PPG Pra jabatan 2022


Rubrik Penilaian

Kriteria dan Skor


Aspek yang
No.
Dinilai
3 2 1

Keterbacaan Buku panduan kegiatan Buku panduan Buku panduan


buku panduan literasi mudah dipahami dan kegiatan literasi kegiatan literasi
kegiatan literasi diikuti instruksinya cukup mudah tidak mudah
1
dipahami dan dipahami dan
diikuti instruksinya diikuti
instruksinya

Kreativitas jenis Kreativitas tinggi dan Kreativitas cukup Kreativitas tinggi,


kegiatan memenuhi unsur kekinian tinggi dan kurang namun tidak
dan mendukung kecakapan memenuhi unsur memenuhi unsur
2 abad-21 kekinian dan kekinian dan
mendukung mendukung
kecakapan abad- kecakapan abad-
21 21

Kelengkapan Format buku panduan Format buku Format buku


penyajian alur mahasiswa lengkap: panduan panduan
1. runtut memenuhi tiga memenuhi dua
2. sistematis kriteria. kriteria.
3 3. koheren
4.terdapat contoh/gambar
yang sesuai dan
memperjelas kegiatan
literasi

Skor = (Perolehan Skor/ 9) x 100

Rentang skor

81 – 100 = A

80 – 75 = B

74 – 60 = C

59 – 10 = D

Literasi Dasar | 115


Profil Pengembang Modul

Esti Swatika Sari, Menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa


dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Negeri Yogyakarta pada tahun 1999 dan gelar
M.Hum diraih di Universitas Indonesia pada program studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2007, dan menyelesaikan studi S3 di tahun
2022. Sejak tahun 2000 aktif menjadi dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Sejak tahun 2007-2015 menjadi Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY; tahun 2015-2019 sebagai Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY. Saat ini aktif
sebagai Sekretaris Pusat Literasi, Kreativitas, dan Pembelajaran Sepanjang Hayat
di UNY. Selama ini menggeluti bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
termasuk literasi. Beberapa karya ilmiah berupa penelitian, makalah, dan PPM
telah dihasilkan, diantaranya penelitian tentang Literasi, Pengembangan Bahan
Ajar dan Media Pembelajaran; menulis beberapa buku tentang Sastra Anak,
Literasi dan Pembelajaran. Menulis artikel yang termuat dalam jurnal nasional
yang terakreditasi internasional dan nasional, aktif melakukan PPM terkait dengan
dunia pendidikan anak maupun tentang pengajaran berbahasa dan sastra
Indonesia. Selain itu juga tergabung dan bekerja sama (dengan UNY) dan USAID
Prioritas dan Tanoto Foundation yang peduli di bidang pembelajaran SD dan SMP
baik sebagai fasilitator yang mengisi beragam pelatihan pembelajaran dan
manajemen berbasis sekolah maupun sebagai penyusun modul literasi untuk SD
dan SMP, juga aktif sebagai penelaah buku nonteks (Puskurbuk), aktif terlibat
dalam kegiatan di bawah Dirjen SMP untuk memonitoring, memberikan pelatihan,
dan pendampingan sekolah sasaran; sebagai pengembang modul PPG Dalam
Jabatan di tahun 2019, sebagai tim pusat penyusun PPG Gurdasus.

Pratiwi Retnaningdyah adalah dosen di Prodi Sastra Inggris, FBS, Universitas


Negeri Surabaya. Tiwik, nama panggilannya, juga menjadi anggota Satgas
Gerakan Literasi Sekolah Kemdikbud dan aktif di Pusat Studi Literasi Unesa.

116 | PPG Pra jabatan 2022

Anda mungkin juga menyukai