Cetakan 1
Mata Kuliah Pilihan
Literasi Dasar
Cetakan 1
Penulis :
Dr. Esti Swatika Sari, M.Hum.
Penelaah :
Sekar Ayu Adhaningrum, S.Psi (Sekolah Kembang)
Markus Budiraharjo, M.Ed., Ed.D.
Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Literasi Dasar | i
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes.
Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar
yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul
dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan
diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang
lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Modul PPG Prajabatan memuat materi, alur, aktivitas, dan penugasan mahasiswa
PPG Prajabatan. Kami berharap dengan adanya Modul PPG Prajabatan ini
penyelenggaraan PPG Prajabatan di seluruh LPTK dapat terselenggara secara
terstandar agar dihasilkan guru yang memiliki profil dan kompetensi sesuai
kebutuhan perkembangan dunia pendidikan secara global.
Temu Ismail
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan modul
dengan judul “Literasi Dasar”. Modul ini disusun bagi mahasiswa yang mengikuti
program PPG. Modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami apa,
mengapa, dan bagaimana literasi dasar di sekolah dasar. Modul ini disusun
dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal GTK Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 0340/B/HK.01.03/2022
tentang Kompetensi Literasi dan Numerasi bagi Guru Sekolah Dasar.
Modul ini diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian modul
ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa dan pendidikan Indonesia.
Hlm.
2. Literasi Berimbang............................................................................ 16
C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 19
Literasi Dasar | v
A. Mulai dari Diri .......................................................................................... 25
1. Asesmen/Penilaian Literasi............................................................... 59
C. Ruang Kolaborasi.................................................................................... 92
Literasi Dasar | ix
Daftar Tabel
Tabel 1. 10......................................................................................................................... 22
Tabel 1. 11......................................................................................................................... 22
Tabel 2. 1........................................................................................................................... 27
Tabel 5. 3 Rubrik Penilaian Aksi Nyata Topik 5 (Digital Storytelling) ............................. 107
Literasi Dasar | xi
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Asesmen
Jumlah Topik :5
Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-
1. Apa yang Anda ketahui tentang Tabel T-I-P / K-W-L (bagian T dan
1 konsep literasi? I)
Mulai dari diri
30 menit 2. Apa yang ingin Anda ketahui Anticipation Guide (informasi
tentang literasi di SD? tambahan)
Jamboard/google slide/kertas
kosong untuk memberikan contoh
teks multimoda
Diskusi kelompok dengan studi kasus Pilihan teks untuk kasus dan
2
Ruang Kolaborasi literasi berimbang? pelaksanaan digunakan di diskusi kelompok
60 menit
literasi baca tulis di kelas? Disediakan tautan contoh
Literasi Dasar | xv
Jumlah Pertemuan
Judul Topik Tahap Merdeka Materi Perangkat yang Dibutuhkan
Pertemuan ke-
5 Demonstrasi
Praktik pengalaman salah satu strategi Rubrik penilaian
40 menit kontekstual
11 Demonstrasi
Presentasi dan diskusi hasil survei Rubrik penilaian/ceklis
50 menit kontekstual
14 Demonstrasi
Presentasi hasil diskusi kelompok Rubrik penilaian
50 menit kontekstual
15 Elaborasi
Menganalisis pendukung literasi
30 menit pemahaman
Durasi 3 pertemuan
Literasi Dasar | 1
A. Mulai dari Diri
Selamat datang di perkuliahan ini. Selama satu semester ini, Anda akan
mengeksplorasi tentang literasi di Sekolah Dasar. Anda akan mencari tahu lebih
rinci tentang seluk beluk literasi dasar. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh,
simaklah video berikut dengan memindai QR Code atau klik tautan di bawah
gambar.
Literasi dasar baca, tulis, hitung (calistung) dirasa tidak cukup untuk memenuhi
tuntutan perkembangan abad-21. Literasi dasar tersebut membutuhkan
penyokong literasi lain seperti literasi media, finansial, literasi budaya, dan lain
sebagainya. Namun, faktanya literasi dasar di Indonesia dinilai masih rendah.
Menurut Saudara, apakah penilaian tersebut benar? Mengapa? Sebelum
mengeksplorasi lebih jauh, simaklah video berikut dengan memindai QR Code
atau klik tautan di bawah gambar.
Selamat menyimak.
https://www.youtube.com/watch?v=0do5LD5wP8o
Kecakapan literasi dasar yang dinilai masih rendah mendorong berbagai pihak
untuk meningkatkan kesadaran literasi. Dimensi yang menjadi fokus peningkatan
literasi ini mencakup akses sumber daya literasi, alternatif sumber daya literasi
baru, dan budaya membaca. Setelah selesai menyimak video tersebut, isilah
kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini. Kemudian, isilah kolom
PELAJARI di akhir pembelajaran modul.
Menurut Saudara, Bagaimana pendapat Anda Apa yang bisa saya lakukan
mengapa literasi dasar tentang fakta persentase (sebagai guru) untuk
di Indonesia dinilai melek huruf di Indonesia memanfaatkan akses sumber
masih rendah? yang mencapai 98%? daya literasi di sekolah?
B. Eksplorasi Konsep
Literasi bukanlah hal baru lagi untuk kalangan pendidik. Yang mungkin perlu
dicermati kembali adalah pertanyaan refleksi yang sangat baik sesungguhnya
“Apa, mengapa, dan bagaimana literasi di sekolah dasar?”
Literasi Dasar | 3
Literasi penting dibudayakan agar masyarakat lebih bijak dalam memanfaatkan
informasi serta mandiri dalam memilah memilih data dan informasi yang
bermanfaat. Namun, literasi masih menjadi persoalan serius dan menjadi tugas
besar untuk berbagai pihak di Indonesia. Berdasarkan hasil berbagai survei,
tingkat literasi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat literat. Misi mewujudkan
masyarakat literat ini telah melewati perjalanan panjang.
Hasil penelitian PISA tentang literasi membaca dan numerasi menunjukkan hasil
fluktuatif. Pemerintah merespons hasil penelitian tersebut dengan kebijakan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kegiatan literasi termaktub dalam poin
“penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu
mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang
sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam
mengembangkan dirinya sendiri”. Meski tidak dijelaskan secara rinci, poin tersebut
telah memuat pembiasaan literasi di masyarakat. Setelah itu, Kemdikbud
meluncurkan program Gerakan Indonesia Membaca (GIM). GIM bertujuan untuk
memberikan dukungan dan penguatan kepada pemerintah kabupaten dan kota
dalam mengembangkan budaya baca kepada masyarakatnya
(jendela.kemdikbud.go.id, 2021). GIM dicanangkan tahun 2015 dan
diselenggarakan di 6 kabupaten/kota. Program ini berlanjut pada tahun 2016 di 31
kabupaten/kota serta diperkuat dengan program rintisan Kampung Literasi dan
bantuan fasilitas sarana Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program GIM antara
lain seminar literasi, apresiasi literasi, donasi buku, dan fasilitasi ruang baca
masyarakat.
Program GLS ini digencarkan di seluruh pelosok negeri dari tahun 2016 hingga
saat ini. Perjalanan pembudayaan literasi di masyarakat khususnya pada peserta
didik diiringi oleh peluncuran program Merdeka Belajar yang diinisiasi pada akhir
tahun 2019. Salah satu gebrakan Merdeka belajar ini adalah Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) dihapus dan diganti dengan asesmen/penilaian dari
sekolah. Penghapusan UN ini berlaku dari tahun 2020. Sembari menjalankan
kebijakan tersebut, Kemdikbud menyiapkan pelaksanaan Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) dan survei karakter. Berikut cuplikan program Merdeka Belajar
secara rinci.
Literasi Dasar | 5
2. Kebijakan kedua, menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan
menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Asesmen ini diberikan pada pertengahan jenjang sekolah, seperti kelas IV, VIII,
dan XI sehingga tidak menjadi basis penilaian siswa untuk melanjutkan ke
jenjang berikutnya.
Asesmen Kompetensi Minimum ini menilai tiga komponen yaitu literasi (nalar dan
bahasa), numerasi (matematika), dan karakter. Penilaiannya mengacu pada
standar internasional, seperti Programme for International Student Assessment
(PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).
Dengan demikian, sasaran literasi dalam AKM ini tidak sekadar kemelekhurufan.
Literasi yang dimaksud mencakup kemampuan menganalisis isi bacaan beserta
memahami konsep dibalik bacaan tersebut. Untuk kemampuan numerasi, yang
dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi kemampuan siswa menerapkan konsep
numerik dalam kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan kekuatan penalaran.
Khusus untuk Survei Karakter, penilaian dilakukan untuk mengeksplorasi sejauh
mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa di dalam proses pembelajaran
dan kehidupan nyata (Cahyana, A., 2019).
AKM dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pembelajaran yang
inovatif dan berorientasi pada pengembangan penalaran, bukan hafalan.
Sementara itu, survei karakter dilakukan untuk mengetahui penerapan asas-asas
Pancasila oleh siswa. AKM ini dilaksanakan pada pertengahan jenjang akademik
Kebijakan yang berkelanjutan ini tentu memaksa guru untuk cepat beradaptasi dan
terus berinovasi. Tidak ada yang langsung siap ketika rentetan kebijakan ini
dijalankan. Pro dan kontra muncul seiring perencanaan dan pelaksanaan program
ini. Namun, guru sebagai garda terdepan pendidikan telah sigap menyikapinya
meski dengan cara yang berbeda-beda. Guru mulai membongkar konsep AN,
mempelajari tipe-tipe pembelajaran dan soal yang diinginkan, dan mendesain
pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Hal ini membuktikan bahwa guru
sepakat dengan pelaksanaan AN yang menitikberatkan pada pembudayaan
literasi di masyarakat sejak dini.
1. Literasi Dasar
Literasi Dasar | 7
dasar mengedepankan aspek keterampilan membaca dan menulis yang terdiri
atas kemampuan membaca yaitu pengetahuan huruf, kesadaran fonemik,
kefasihan membaca, pengetahuan kosakata, dan pemahaman bacaan;
kemampuan menulis yaitu ide, organisasi, dan mekanik.
a. Literasi Membaca
Membaca adalah proses melihat simbol dan huruf tertulis dan memahami
artinya. Ada banyak keterampilan literasi yang terlibat dalam mengembangkan
keterampilan literasi membaca yang vital. Keterampilan membaca berkontribusi
pada kemampuan membaca anak-anak dengan kata lain, seberapa baik mereka
dapat membaca dan memahami apa yang mereka baca. Ada berbagai macam
keterampilan membaca yang anak-anak kembangkan dan kembangkan
sepanjang pendidikan dasar mereka dan seterusnya
1) Pengenalan kata/huruf
Keterampilan pengenalan kata harus dimasukkan ke dalam pelajaran membaca
agar siswa belajar membaca, mereka harus diajari bagaimana mengenali kata-
kata. Pengetahuan pengenalan kata tumbuh secara bertahap selama tahun-tahun
awal sekolah. Fase perkembangan kata menurut Ehri membantu kita memahami
fase yang dilalui anak-anak. Ehri (1995) berfokus pada tahap awal pengenalan
kata. Melalui penelitiannya, dia menentukan bahwa anak-anak melewati empat
fase berbeda saat mereka belajar membaca kata-kata secara otomatis.
b) Fase kedua meliputi pengenalan abjad parsial. Anak-anak dalam fase ini
mengenali beberapa huruf dan bunyi yang sesuai – biasanya konsonan
awal atau akhir atau juga suku kata. Menggunakan bunyi konsonan awal
dan akhir merupakan langkah penting.
2) Kesadaran fonemik
Kesadaran fonemik adalah pemahaman bahwa kata-kata yang diucapkan terdiri
dari suara. Kesadaran ini berkembang secara bertahap ketika anak-anak memiliki
pengalaman dengan permainan kata, sajak anak-anak, dan cerita. Adams (1990)
menunjukkan bahwa ada lima tahap kesadaran fonemik: (1) mengenal kata-kata
berima, (2) mendeteksi kata-kata yang sama atau berbeda dalam satu set kata-
kata, (3) memadukan suara untuk membuat kata-kata, (4) segmentasi kata satu
suku kata ke dalam suaranya, dan (5) mengidentifikasi kata yang tertinggal saat
fonem dihilangkan atau ditambahkan. Untuk mengembangkan kesadaran fonemik
pada anak-anak, guru harus menyediakan beragam kegiatan, termasuk membaca
sajak dan puisi anak-anak, membuat sajak sederhana dengan anak-anak, bermain
dengan kata-kata berima, melakukan permainan jari, bertepuk tangan jumlah suku
kata yang terdengar dalam kata-kata, dan membantu anak-anak mengidentifikasi
kesamaan bunyi dari kata-kata yang berbeda.
Literasi Dasar | 9
Tabel 1. 2 Diskusi Reflektif 1
Diskusi Reflektif 1
2. Apa yang terjadi jika kemampuan membedakan bunyi pada siswa tidak tercapai?
3) Kefasihan membaca
Pengembangkan kefasihan memainkan peran penting di kelas awal. Kefasihan
dianggap sebagai faktor penting dalam pemahaman bacaan, terutama karena
pembaca yang fasih dapat membaca dengan akurasi, ekspresi, dan kecepatan
yang sesuai. Siswa yang tidak lancar membaca sering tersendat-sendat karena
kata-kata dan kesulitan membuat kalimat terdengar benar. Siswa yang tidak lancar
Diskusi Reflektif 2
4) Pengetahuan kosakata
Kosakata berkembang ketika anak-anak berulang kali melihat kata-kata yang
sama dalam berbagai konteks. Instruksi kosakata yang kuat harus menekankan
integrasi, pengulangan, dan penggunaan yang bermakna. Program literasi yang
seimbang harus menekankan pengembangan kosakata yang kuat pada siswa,
karena pengembangan kosakata dianggap penting untuk pemahaman bacaan.
National Reading Panel (2000) menyimpulkan bahwa kosakata harus diajarkan
melalui strategi langsung dan tidak langsung. Ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa anak-anak yang membaca hanya 10 menit sehari memiliki
tingkat pertumbuhan kosa kata yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Jadi,
menyisihkan waktu tertentu untuk membaca buku, penting untuk dilakukan.
Literasi Dasar | 11
Tabel 1. 4 Tugas Mandiri 1
Tugas Mandiri
Pilihlah buku bacaan sesuai minat Saudara! Kemudian, tantang diri Saudara untuk
membaca 10 menit setiap hari selama satu minggu. Setelah itu, jawablah pertanyaan
berikut:
1. Apa yang dirasakan Saudara setelah rutin membaca 10 menit setiap hari?
2. Hal baru apa yang Saudara dapatkan dari kebiasaan membaca tersebut?
5) Pemahaman bacaan
National Reading Panel (2000) menyatakan bahwa ada data yang menunjukkan
bahwa pemahaman terjadi dan meningkat ketika pembaca terlibat secara aktif.
Apa cara terbaik untuk mengembangkan keterlibatan ini sehingga siswa
mendapatkan ide-ide besar dari teks mereka? Ada beberapa cara untuk
meningkatkan pemahaman membaca: (1) instruksi kegiatan harus eksplisit; (2)
pemahaman dapat ditingkatkan dengan mengajar anak-anak menggunakan
strategi pemahaman khusus; dan (3) guru harus mengajar siswa untuk
menggunakan kombinasi strategi.
Diskusi Reflektif 3
2. Apa saja strategi pemahaman khusus agar anak-anak memahami isi bacaan?
Pemahaman membaca adalah pemahaman tentang apa yang telah dibaca melalui
pembelajaran dan pemrosesan keterampilan membaca. Pemahaman membaca
juga merupakan keterampilan penting dalam kehidupan orang dewasa. Misalnya,
kita membutuhkan keterampilan membaca pemahaman untuk dapat memahami
surat-surat penting, kontrak, dokumen kerja, surel, dan lain-lain.
b. Literasi menulis
Literasi Dasar | 13
Kesadaran
Fonemik
Pemahaman Kesadaran
Membaca Menulis
Keterampilan
Literasi Menulis
Ejaan Kosakata
1) Kesadaran Fonemik
Kesadaran Fonemik (kesadaran suara yang membentuk kata-kata) adalah
kemampuan untuk mendengar dan bermain dengan suara individu bahasa, untuk
membuat kata-kata baru menggunakan suara-suara itu dengan cara yang
berbeda. Ini terjadi secara alami saat anak-anak berkembang. Anak-anak mulai
meletakkan keterampilan dasar untuk kesadaran fonologis sejak usia muda,
khususnya yang berkaitan dengan komunikasi dan bahasa, dan bidang
pembelajaran literasi. Keterampilan ini akan menjadi keterampilan inti untuk
kesadaran fonologis, dan akan berkembang menjadi anak-anak yang dapat
bergabung dengan pengulangan berulang, menyoroti aliterasi, dan akhirnya
menggunakan pengetahuan ini untuk membuat sajak mereka sendiri.
2) Kesadaran Menulis
Kebanyakan kesadaran menulis dimulai di rumah dan di lingkungan sehari-hari
anak. Ini kemungkinan besar melalui membaca buku bersama dengan orang tua.
Membaca untuk anak-anak sangat penting untuk mengembangkan kesadaran ini
dan untuk memperkenalkan mereka pada huruf-huruf alfabet.
Kesadaran menulis dapat diperoleh dari mana saja, meskipun - tidak harus
buku! Ketika anak-anak melihat tanda-tanda jalan, kotak sereal atau majalah,
mereka akan mengembangkan kesadaran huruf dan alfabet juga. Penting bagi
anak-anak untuk memiliki setidaknya beberapa kesadaran cetak sebelum mulai
Diskusi Reflektif 4
a) Kosakata
Setiap orang biasanya memiliki dua jenis kosakata, aktif dan pasif. Kosakata
aktif adalah kata-kata yang diketahui dan mampu digunakan seseorang secara
akurat dalam berbicara dan menulis. Kosakata pasif berisi kata-kata yang
diketahui seseorang, tetapi belum tentu dapat digunakan secara akurat dalam
konteksnya. Sangat penting untuk memelihara kosakata pasif anak sehingga
mereka pada gilirannya dapat memperluas kosakata aktif mereka.
b) Ejaan
Ejaan adalah susunan huruf menjadi sebuah kata. Belajar mengeja kata-kata,
termasuk ejaan yang tidak beraturan, membantu anak-anak belajar membaca
lebih awal (dan akan membantu tulisan mereka). Memahami pola dan konsep
ejaan akan sangat membantu ketika mereka menemukan kata-kata baru yang
belum pernah mereka temui sebelumnya.
Literasi Dasar | 15
c) Pemahaman Membaca
Memahami makna dari apa yang dibaca adalah langkah terakhir untuk
mengembangkan keterampilan literasi. Hal ini melibatkan kemampuan
membuat kesimpulan dari teks, mengidentifikasi pola, dan petunjuk untuk
membuat prediksi. Misalnya, jika seorang anak membaca tentang karakter
tokoh yang mengenakan gaun dan mahkota, mereka harus dapat
menyimpulkan bahwa karakter tersebut adalah kalangan bangsawan; mungkin
seorang putri atau ratu.
2. Literasi Berimbang
Literasi Dasar | 17
Tabel 1. 7 Komponen Literasi Berimbang
Keterampilan membaca
3 Membaca terpandu Membaca dengan dibantu oleh guru atau orang lain
Keterampilan menulis
6 Menulis dengan pemodelan Mempraktikkan cara menulis yang baik di depan siswa
Tugas Mandiri
Untuk memeroleh gambaran nyata tentang komponen keterampilan membaca dan menulis,
lakukan kegiatan berikut:
Pilihlah salah satu komponen keterampilan membaca dan menulis
1. Praktikan keterampilan yang Saudara pilih dengan teman sekelas Saudara
2. Saudara bertindak sebagai guru dan teman-teman menjadi siswa.
Setelah Anda mengeksplorasi konsep literasi di sekolah dasar, tentu Anda lebih
memahami bagaimana “idealnya” pembelajaran literasi di sekolah masing-masing.
Anda dapat merefleksikan pengalaman Anda dengan konsep literasi dasar yang
seharusnya. Sudah sesuaikah? Untuk membuktikan hal tersebut, mari kita lakukan
kegiatan berikut.
b. Buatlah laporan hasil diskusi kelompok Anda dalam bentuk mind map.
Selamat berdiskusi!
2. Kegiatan 2 (Individu)
D. Demonstrasi Kontekstual
Literasi Dasar | 19
Tabel 1. 9 Rubrik Penilaian Produk Kelompok
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman
3. Jika Anda diminta untuk merancang program literasi, kegiatan apakah yang
Anda pikirkan? Ceritakan skenario kegiatan tersebut secara rinci dengan
teman sejawat Saudara.
Literasi Dasar | 21
4. Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang topik terkait untuk menjadi bahan
diskusi pleno.
F. Koneksi Antarmateri
Setelah Anda melewati beberapa tahapan belajar, Anda telah sampai pada tahap
mengkoneksikan materi literasi dasar dengan berbagai hal. Silakan koneksikan
pemahaman konsep literasi Anda dengan diri sendiri, lingkungan, media, dan
lingkungan (sempit & luas)! Berikut ini skema yang dapat membantu Anda dalam
proses identifikasi!
Tabel 1. 10
Temuan Saudara
(Pelaksanaan di lapangan yang kurang ideal
Kondisi Ideal
(Pelaksanaan sesuai konsep literasi di
sekolah) dasar)
Faktor Penyebab
(Mengapa ada perbedaan antara kondisi
ideal dan temuan Anda?)
Tabel 1. 11
1. Mencari teks sastra atau nonsastra yang dapat digunakan untuk pembelajaran.
2. Anda akan menggunakan teks tersebut untuk menyusun rencana aksi kegiatan
literasi yang menyenangkan di kelas.
3. Menyusun rencana aksi dalam bentuk draft kegiatan yang berupa nama
kegiatan, tujuan kegiatan, strategi/metode kegiatan, dan langkah-langkah
kegiatan.
Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga
harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara.
Literasi Dasar | 23
Kelas 5-12 1. Menyesuaikan bacaan untuk memenuhi tujuan membaca
2. Memahami dan membaca genre yang berbeda
3. Menggunakan berbagai strategi pemahaman
4. Senang membaca
5. Memperluas keterampilan penelitian
Durasi 3 pertemuan
Kita akan mulai topik pertama dengan menyimak tayangan video berikut!
Literasi Dasar | 25
Gambar 2. 1 Talkshow Halo Indonesia, Kegiatan Literasi Yang Menyenangkan
https://www.youtube.com/watch?v=86pl8Rz5PgQ
1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan
pada pengembangan keterampilan literasi?
1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan
pada pengembangan keterampilan literasi?
Setelah itu, isilah kolom TAHU dan INGIN di awal pembelajaran modul ini.
Kemudian, isilah kolom PELAJARI di akhir pembelajaran modul.
Bagaimanakah desain Strategi apa yang dapat Saya ingin membuat desain
kegiatan literasi yang saya saya gunakan dalam kegiatan literasi seperti ….
jalankan selama ini? kegiatan literasi agar
menarik dan variatif?
B. Eksplorasi Konsep
a. Literasi Membaca
b. Membaca bersama
Membaca bersama dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu
caranya adalah guru membaca terlebih dahulu, kemudian siswa bergantian
melanjutkan membaca. Pada saat guru membaca, siswa bersama-sama
menyimak sambil melihat bacaan pada buku, kemudian siswa membaca
kelanjutannya secara bergiliran. Kegiatan membaca bersama ini dapat
Literasi Dasar | 27
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pada siswa yang belum lancar membaca,
kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca satu kata secara bergiliran.
Kegiatan membaca bersama juga dapat dilakukan dengan cara siswa sebagai
pembaca pertama. Setelah siswa pertama membaca, siswa lain sebagai pembaca
kedua melanjutkannya, kemudian kegiatan membaca dilakukan oleh guru sebagai
pembaca ketiga, dan seterusnya. Dengan demikian, membaca bersama dapat
dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, atau guru dengan
beberapa siswa dalam kelompok kecil.
Salah satu kriteria untuk pemilihan buku bersama adalah bahwa buku tersebut
memiliki kemungkinan beberapa bacaan untuk kesenangan. Awalnya, ini akan
digunakan untuk memodelkan strategi yang digunakan pembaca yang baik. Dalam
bacaan berikutnya, ketika anak-anak merasa berhasil membaca buku,
keterampilan yang lebih spesifik pada berbagai tingkat dapat ditangani (misalnya
menyapu kembali, dari mana harus mulai membaca, bagaimana menggunakan
tanda baca dan bagaimana mengenali dialog.
Diskusi Reflektif 1
c. Membaca terbimbing
Literasi Dasar | 29
dapat mengartikulasikan kekuatan dan tujuan mereka, semakin mahir mereka
dalam membaca. Agar tujuan individu siswa ditetapkan, guru perlu mengamati dan
berunding dengan pembaca. Pengamatan siswa selama membaca terbimbing,
konferensi membaca individu, dan catatan lari membantu guru menentukan
kekuatan siswa dan apa yang masih perlu mereka pelajari.
1) Memilih buku yang tepat (setiap siswa memiliki buku/teks yang sama).
2) Mengenalkan buku.
3) Meminta satu siswa untuk membaca buku, yang lain mengulangi bacaan.
4) Guru memberikan masukan terhadap bacaan yang kurang tepat.
5) Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk membaca mandiri.
d. Membaca interaktif
Gambar di atas merupakan salah satu hasil karya siswa dalam kegiatan membaca
interaktif. Setelah membaca interaktif, siswa diminta untuk memvisualisasikan
tokoh yang ada dalam cerita. Saat menggambar tokoh cerita, siswa harus
memahami siapa tokoh yang dimaksud oleh penulis.
Alternatif lain dari kegiatan di atas adalah mengajak siswa mendramakan sebagian
cerita atau hanya sekadar melakukan gerakan salah satu tokoh yang ada dalam
Literasi Dasar | 31
cerita. Misalnya, dalam cerita yang dibaca terdapat tokoh kupu-kupu, siswa
diminta oleh guru untuk memodelkan gerakan kupu-kupu sesuai dengan
interpretasi mereka.
e. Membaca pemahaman
Hal ini sesuai dengan pandangan teori skemata bahwa pembaca dalam membaca
pemahaman tidak saja bergantung pada informasi yang dibaca, tetapi juga pada
struktur mental (kognisi) yang relevan yang telah dimiliki pembaca sebelumnya
(Widdowson dalam Grabe, 1988: 56). Dalam membaca pemahaman terjadi proses
penghubungan informasi baru yang didapat dengan pengetahuan sikap yang telah
ada.
Teori lain yang sejalan adalah teori reader response (respon pembaca) adalah
teori menurut Rosenblatt. Ia menyatakan bahwa “reading is a transaction, a two
way process, involving a reader and a text in a particular context “(1993: 268).
Dalam pandangannya, membaca merupakan proses dua arah yang meliputi
pembaca dan teks. Dengan kata lain, teori respons pembaca menyatakan bahwa
makna dibangun berdasarkan interaksi antara pembaca dengan teks. Sebagai
contoh, setiap pembaca akan melahirkan respons yang berbeda walaupun
membaca teks yang sama karena setiap pembaca membawa pikiran dan
perasaan masing-masing ketika membaca. Dengan demikian, pembaca aktif itu
sesungguhnya membangun makna.
Di samping itu, teori lain yang mendukung membaca pemahaman adalah teori
sosiokultural. Snow (2002) mengatakan ‘reading occurs in the context that shapes
and is shaped by readers’. Ini artinya, membaca terjadi dalam konteks
sosiokultural yang membentuk dan dibentuk pembaca. Dengan kata lain, aktivitas
membaca diasosiasikan dengan interaksi sosial, seperti halnya antara guru dan
siswa ketika membangun makna melalui interaksi satu sama lain dan teks.
Menurut Afflerbach, Pearson, & Paris (2008) seperti dikutip oleh Tompkin (2011:
206), ‘comprehension strategy is thoughtful behaviors that readers use to facilitate
their understanding’. Maksudnya, strategi pemahaman merupakan tindakan
berpikir yang digunakan pembaca untuk membantu mencapai pemahaman.
Pembaca menggunakan strategi pemahaman ini untuk mempertajam pemahaman
mereka atas teks yang telah mereka baca dan untuk memecahkan masalah.
Literasi Dasar | 33
Contoh-contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menerapkan “Strategi
Mengaktifkan Pengetahuan” adalah berikut ini.
2) Strategi Menghubungkan
Melalui strategi ini, pembaca membuat hubungan antara: (1) teks dengan dirinya
sendiri, (2) teks dengan dunia anak, dan (3) teks dengan teks lain. Pembaca
menghubungkan teks yang sedang mereka baca dengan pengetahuan mereka
sebelumnya.
4) Strategi Memprediksi
Strategi ini menuntut pembaca untuk membuat prediksi tentang apa yang akan
terjadi dan mengonfirmasi prediksi tersebut dalam aktivitas membaca yang
dilakukannya. Manfaat dari strategi ini adalah pembaca menjadi lebih terlibat
dalam pengalaman membaca dan selalu berhasrat untuk terus membaca.
5) Strategi Mempertanyakan
Strategi ini mengharuskan pembaca untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan di
seputar teks itu agar pembaca tetap membaca. Manfaat yang bisa dipetik dari
strategi ini ialah pembaca akan menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk
menuntun mereka pada bacaan, mengklarifikasi kebingungan mereka, dan
membuat pemahaman awal.
Literasi Dasar | 35
6) Strategi Menyimpulkan
Strategi ini menuntut pembaca untuk memparafrasekan ide dalam bentuk
pernyataan yang ringkas. Manfaat dari strategi ini ialah pembaca memiliki
pemahaman yang lebih baik ketika mereka membuat kesimpulan atas apa yang
dibacanya.
7) Strategi Memvisualisasikan
Pembaca menggambarkan pikiran dalam benaknya tentang apa yang mereka
baca melalui bentuk komunikasi yang berbeda. Penggambaran itu bisa dilakukan
melalui gambar-gambar atau kata-kata verbal bergantung pada tujuan. Intinya,
gambaran yang dibuat pembaca akan memperkaya pemahaman mereka. Dengan
demikian, pembaca menggunakan pikiran mereka untuk membuat teks lebih
bermakna.
Tugas Mandiri
2. Pilih dua strategi membaca pemahaman untuk memandu kegiatan membaca isi
teks yang Anda pilih.
f. Membaca mandiri
Membaca mandiri merupakan kegiatan menggali informasi dari sumber tulis yang
dilakukan secara mandiri. Siswa dimotivasi untuk memilih sendiri bahan
bacaannya, sesuai dengan topik yang disenanginya. Pada kegiatan ini, guru
memfasilitasi dengan menyediakan berbagai jenis bacaan. Buku-buku bacaan
dapat direkomendasikan oleh guru atau oleh siswa. Bacaan bisa berbentuk buku,
teks bacaan, atau ringkasan pendek.
Literasi Dasar | 37
Berikutnya, tanggung jawab guru semakin berkurang manakala siswa telah mulai
mampu memahami isi bacaan yang dibacanya.
Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa membaca mandiri adalah suatu
proses berperannya dua orang, peran siswa dan peran guru, dimana kedua belah
pihak saling menguntungkan. Tugas guru menjadi lebih ringan karena siswa dapat
melakukan kegiatan membaca secara mandiri, walaupun mereka masih perlu
bimbingan. Guru perlu mempertimbangkan macam-macam buku, pengaturan
ruang kelas atau lingkungan, serta kebutuhan dan hasrat siswa ketika guru
menganjurkan siswa untuk membaca. Setiap pertimbangan diperinci seperti di
bawah ini.
3) Mengingatkan siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam
membaca mandiri.
Fountas and Pinnell (2008) menjelaskan bahwa dalam membaca mandiri siswa
harus belajar mengenai cara memilih buku yang cocok, menyenangkan, dan
mempunyai kekuatan untuk dibaca sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh
karena itu, siswa harus diberi lebih banyak pilihan jenis buku yang dapat dibaca.
Perpustakaan, taman baca, atau ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa
sehingga dapat menyajikan bacaan berupa cerita nyata maupun bacaan yang
mengundang daya khayal siswa. Bacaan-bacaan tersebut sebaiknya pula yang
akrab atau dekat dengan lingkungan siswa. Cerita nyata bisa berupa biografi,
otobiografi, dan topik- topik terkait ilmu pasti dan ilmu sosial. Sedangkan bacaan
tipe khayalan di antaranya adalah fiksi sejarah, fiksi ilmiah, fantasi, khayalan
1) Menjadi model atau contoh dalam membaca. Guru bisa menjadi bagian dari
kelas saat program membaca dilakukan dengan ikut membaca buku.
Diskusi Reflektif 2
g. Literasi Menulis
1) Menulis Bersama
Menulis bersama merupakan aktivitas menulis yang dilakukan antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa, atau siswa dengan orang tua. Pada menulis bersama,
kegiatan yang dilakukan adalah menulis kata atau kalimat secara bergantian.
Siswa secara bergiliran menulis kata atau kalimat yang saling berkaitan. Bagi
siswa yang sudah mampu menulis, salah satu bentuknya adalah menulis berantai,
sedangkan bagi siswa yang belum mampu menulis, menulis bersama dapat
dilakukan antara guru dengan siswa. Guru berinteraksi dengan siswa untuk
memberikan motivasi sekaligus berpartisipasi aktif dalam kegiatan menulis
Literasi Dasar | 39
bersama. Dengan demikian, guru berperan sebagai teman belajar sekaligus
pendamping bagi siswa, sehingga siswa bersemangat untuk terus menulis.
2) Menulis Terbimbing
Parsons (2001:12) menyatakan bahwa menulis terbimbing adalah proses guru
mengembangkan dan membimbing tulisan siswa melalui diskusi, mengonstruksi
teks bersama, dan mengevaluasi tulisan independen mereka. Penulisan
terbimbing melibatkan seorang guru yang bekerja dengan sekelompok siswa pada
saat menulis. Itu tujuan tugas didasarkan pada apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya proses penulisan. Tulisan terbimbing digunakan untuk membimbing
siswa menulis sesuatu.
3) Menulis Interaktif
Menulis interaktif merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan
anak dalam hal literasi. Anak-anak mengembangkan kemampuannya dalam
berbagi, mengekspresikan ide-ide, dan berbagi menulis dengan cara pengalaman,
pemahaman tentang sesuatu. Guru membantu proses tersebut sehingga
pembelajaran menjadi bermakna (McCarrier, Pinnell, Fountas, 2000).
Dalam menulis interaktif terjadi peristiwa kerjasama antara guru dan siswa ketika
bersama-sama menyusun dan menulis teks. Mereka tidak hanya bersama-sama
memutuskan tentang apa yang akan ditulis, tetapi juga berbagi tugas siapa yang
harus menulis. Dengan demikian, guru telah melibatkan siswa dalam menciptakan
teks.
Menulis interaktif menurut Pinell & McCarrier (1994: 4) adalah praktik penting
karena dapat menumbuhkan suasana kolaborasi dan mendukung tumbuhnya
kemampuan menulis siswa dalam konteks yang autentik dan bermakna. Dalam
Literasi Dasar | 41
konteks pembelajaran, menulis interaktif merupakan kegiatan berbagi pena yang
dilakukan antara guru dan siswa untuk mengolaborasikan karangan dan
menyusun sebuah pesan. Tujuannya adalah membantu siswa belajar memahami
bahasa ditulis sehingga siswa mampu menjadi penulis mandiri. Selain itu, menulis
interaktif yang disajikan di kelas awal sangat membantu dalam memotivasi siswa
yang enggan menulis.
Secara rinci, aktivitas guru dan siswa terlihat pada tabel berikut.
GURU SISWA
Menggunakan petunjuk dan isyarat untuk Siswa diminta menulis kata atau kalimat di atas
mendorong siswa menerapkan kemampuan kertas yang disesuaikan dengan
dan strategi baru. perkembangannya
Mendorong siswa untuk menyelesaikan teks. Merangkai kata atau kalimat untuk
membangun sebuah pesan yang utuh,
kemudian praktik membaca teks tersebut.
4) Menulis Mandiri
Menulis mandiri merupakan kegiatan menuangkan gagasan dalam bentuk tulis
yang dilakukan secara individual oleh siswa. Seperti halnya dengan membaca
mandiri, dalam menulis mandiri siswa juga diarahkan untuk dapat terampil dalam
menulis dan tumbuh kebiasaan untuk menulis. Penawaran-penawaran writing
independent (menulis mandiri) memberi peluang tambahan pada siswa untuk
menulis. Agar siswa menjadi terampil menulis, siswa harus dilengkapi dengan
banyak peluang menulis. Pada saat menulis mandiri, siswa meneruskan berlatih
apa yang mereka telah pelajari pada saat Modeled/Shared/Guided Writing.
Menulis mandiri memberi keleluasaan kepada siswa untuk menentukan topik serta
memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagai jenis tulisan. Bentuk tulisan
siswa dapat berupa cerita, menceritakan kembali, komik, daftar.
Literasi Dasar | 43
Penerapan menulis mandiri pada siswa dimulai dengan melatihkan menulis
sederhana. Anak sudah mulai diajak untuk berlatih mengekspresikan pikiran,
perasaan, keinginan, gagasan, dan sebagainya, sebagai perwujudan kemampuan
personalnya. Penilaian terhadap latihan jenis ini, di samping harus memperhatikan
kebenaran, keterbacaan, kerapian, keserasian bentuk dan ukuran tulisan, juga
harus memperhatikan keaslian gagasan dan daya tulisan. Dengan menulis mandiri
siswa dapat menganggap dirinya sebagai seorang penulis sungguhan.
Menulis mandiri pun memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis lintas
kurikulum. Karya siswa di samping ini merupakan tulisan siswa yang berhubungan
dengan matematika. Untuk mendukung peningkatan kemampuan menulis mandiri
ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu
a) Siswa diberi stimulasi dengan tema atau topik yang akan dijadikan bahan
untuk menulis.
b) Siswa diberi petunjuk oleh guru bagaimana cara menulis dengan kaidah
yang baik.
c) Siswa diminta mengembangkan topik/tema menjadi tulisan sesuai dengan
gagasannya sendiri. Pada latihan ini, siswa sudah mulai diajak untuk
berlatih mengekspresikan pikiran, perasaan, keinginan, dan sebagainya
sebagai perwujudan kemampuan personalnya.
d) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
5) Menulis Kreatif
Menulis kreatif adalah menulis yang ditujukan untuk menyampaikan ide, perasaan,
dan emosi bukan sekedar menyampaikan informasi saja.
Creative writing is writing that expresses the writer’s thoughts and feelings in an
imaginative, often unique, and poetic way. (Sil.org – What is Creative Writing?)
Writing is a form of personal freedom. It frees us from the mass identity we see all
around us. In the end, writers will write not to outlaw heroes of some underculture
but mainly to save themselves, to survive as individuals.
(Don DeLillo)
Menurut pernyataan di atas, menulis kreatif adalah tulisan yang berisi pikiran dan
perasaan penulis dengan menggunakan imajinasinya, unik, dan ditulis secara
puitis.
Oleh karena itu, guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk dituangkan ke
dalam tulisan. Motivasi dari orang di sekitar untuk membuat mereka menulis harus
dilakukan secara konsisten. Media tulis yang bervariasi serta sumber ide yang
mudah didapat akan membantu siswa untuk menuangkan segala imajinasinya ke
dalam tulisan kreatif.
Literasi Dasar | 45
produktif, menghasilkan, memberikan, atau menyampaikan. Hal ini berarti siswa
sebagai subjek (penulis) menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada
orang lain atau pembaca. Penulis berfungsi sebagai komunikator dan pembaca
sebagai komunikan.
Berikut adalah beberapa media atau cara yang dapat membantu siswa
menuangkan ide dalam tulisan kreatif.
Menulis diary bermanfaat bagi siswa karena (1) sumber tulisan berasal dari
pengalaman pribadi sehingga siswa tidak merasa kesulitan untuk mencari ide,
(2) siswa termotivasi karena tulisannya bisa dinikmati oleh temannya saat
kegiatan berbagi tulisan, dan (3) memberi kebebasan dalam menuangkan ide.
Guru dapat meminta siswa untuk menulis diary seminggu sekali di hari Senin
untuk menceritakan pengalamannya di hari Sabtu atau Minggu. Kebiasaan
Ide menulis berikutnya yang cukup mudah bagi siswa adalah dengan
menuliskan hasil pengamatannya. Siswa diminta untuk menggunakan panca
inderanya dalam mengamati dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Literasi Dasar | 47
dengan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh dari beragam buku
bacaan.
Cara lain untuk menggiatkan siswa menulis kreatif adalah dengan memintanya
menulis apa yang disukainya, misalnya bermain sepeda, games, dan
membaca. Berikut adalah tulisan siswa yang menggambarkan apa yang
disukainya. Selain berbentuk tulisan, siswa juga bisa menulis dalam bentuk
puisi.
Tugas Mandiri
Pilihlah salah satu strategi antara menulis interaktif atau menulis kreatif untuk Saudara
pelajari lebih dalam!
1. Menurut Saudara, apa perbedaan dari dua kegiatan menulis tersebut?
C. Ruang Kolaborasi
Literasi Dasar | 49
Gambar 2. 9 Modul Literasi dan Numerasi Kelas 1 SD
https://www.youtube.com/watch?v=teuY0cmEAe8
Anda juga dapat menggunakan beberapa data hasil penelitian berikut untuk
pembanding kegiatan literasi di sekolah dasar.
a. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1209
b. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/20279
c. https://journal.upy.ac.id/index.php/lppm/article/view/1781/0
d. http://ejournal.staimadiun.ac.id/index.php/annuha/article/view/453
Setelah Anda membaca data hasil penelitian tersebut, lakukan aktivitas berikut
dalam kelompok yang sama.
Selamat berdiskusi!
Literasi Dasar | 51
4 Kreativitas Mahasiswa mampu Mahasiswa kurang Mahasiswa tidak
infografis menyajikan menyajikan infografis menyajikan infografis
infografis yang yang kreatif dari segi yang kreatif dari segi
kreatif dari segi alur, kepadatan isi, alur, kepadatan isi,
alur, kepadatan isi, bahasa, dan bahasa, dan
bahasa, dan tampilan. tampilan.
tampilan.
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
D. Demonstrasi Kontekstual
Selamat mencoba!
Elaborasi pemahaman dalam modul kedua ini akan diisi dengan curah gagasan
hasil praktik strategi yang Anda lakukan sebelumnya. Buatlah laporan sederhana
yang interaktif untuk menyampaikan hasil praktik Saudara. Setelah itu, menurut
Anda strategi bagaimanakah yang baik untuk kegiatan literasi di sekolah dasar?
F. Koneksi Antarmateri
Literasi Dasar | 53
Menurut Saudara, benarkah keterampilan literasi memengaruhi proses
pembelajaran siswa?
a. Kasus 1
Literasi Dasar | 55
Kasus 3
G. Aksi Nyata
Kelas :
Langkah-langkah kegiatan :
dst
Sintak 2:
dst
dst
Diskusikan aksi nyata Anda dengan teman sejawat Saudara. Selain itu, Anda juga
harus melakukan konsultasi dengan dosen Saudara. Selamat merancang aksi
nyata untuk menjawab berbagai problematika pembelajaran literasi.
Literasi Dasar | 57
Topik 3. Asesmen Literasi-AKM
Durasi 3 pertemuan
Seperti disinggung pada modul pertama, kita akan belajar tentang Asesmen
Literasi. Asesmen Literasi yang diselenggarakan di Indonesia yaitu Asesmen
Nasional. Sebelum mengeksplorasi lebih jauh, jawablah beberapa pertanyaan
berikut.
Selamat menyimak.
B. Eksplorasi Konsep
Sekarang kita akan mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya Asesmen
Kompetensi Minimum.
1. Asesmen/Penilaian Literasi
Penilaian literasi lebih dari sekadar tes. Kegiatan tersebut merupakan proses yang
mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Serafini (2001)
menggambarkan kegiatan penilaian merupakan proses inkuiri yang diterapkan
oleh guru dalam rangka memperoleh informasi kemajuan belajar siswa. Guru
harus memahami bahwa keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari
serangkaian kegiatan membaca dan menulis itu sendiri serta pengaplikasian
keterampilan dan strategi dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu, saat
melakukan penilaian terhadap menulis dan membaca, guru harus memperhatikan
tujuan berikut ini.
Literasi Dasar | 59
a. Memonitor proses belajar siswa.
b. Mengidentifikasi tingkat keterampilan membaca siswa.
c. Mendiagnosa permasalahan dalam membaca.
d. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menulis.
e. Mengidentifikasi perkembangan ejaan siswa.
f. Mendokumentasikan hasil proses belajar siswa.
g. Menunjukkan hasil terbaik dari pekerjaan siswa.
Jenis lain dari perilaku kelas juga dapat menjadi dasar untuk observasi guru
(Acheson, 1997). Ini dapat mencakup perilaku siswa di kelas, interaksi mereka
dengan siswa lain, dan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang
Catatan anekdot merupakan catatan singkat dan informal yang ditulis guru. Tulisan
ini mencakup bagaimana sikap siswa dalam belajar, pertanyaan yang diajukan
siswa, serta strategi dan keterampilan yang diaplikasikan maupun yang tidak.
Catatan ini pun memuat sikap atau keterampilan yang diharapkan muncul di
kegiatan berikutnya.
Catatan anekdot sangat baik dilakukan karena akan mencatat informasi yang
bermanfaat untuk disampaikan kepada orang tua. Catatan ini bisa dimasukkan ke
dalam portofolio sehingga guru bisa melihat perjalanan belajar siswa.
Contoh pada gambar terlampir merupakan catatan guru saat siswa sedang
melakukan suatu kegiatan. Apabila dilihat dari komentar guru, kita dapat
mengetahui bahwa siswa sedang mengerjakan tugas yang dilakukan setiap hari;
ada keterkaitan antara hari pertama dengan hari berikutnya.
Catatan anekdot dapat dilakukan tanpa persiapan dan perencanaan. Guru bisa
saja belum mengetahui akan mencatat siswa yang mana. Guru dapat secara
spontan mencatat perilaku yang dominan dan menganggap apa yang diamati atau
yang terjadi di dalam kelas, patut untuk didokumentasikan.
Untuk kebutuhan catatan anekdot, guru bisa menulisnya di media kertas yang
dipotong kecil (satu kertas HVS bisa dibagi empat bagian besar atau sesuai
kebutuhan) atau menggunakan kartu katalog yang bisa dibeli (bisa juga dibuat
sendiri).
Literasi Dasar | 61
Gambar 3. 2 Contoh teks anekdot
b. Tugas kinerja
Gambar berikut menunjukkan hasil tulisan siswa setelah ia membaca suatu teks.
Siswa diminta untuk menggambar dan menuliskan tokoh-tokoh yang ada di dalam
cerita. Bagaimana guru menilainya.
Ejaan Seluruh kata ditulis Sebagian kata ditulis Sebagian kecil kata
dengan benar. dengan ejaan yang yang ditulis dengan
benar. ejaan yang benar.
Literasi Dasar | 63
c. Rubrik
Rubrik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai sikap, keterampilan,
dan pengetahuan siswa melalui suatu produk atau kinerja. Di dalam rubrik terdapat
kriteria yang harus dinilai. Selain itu juga, di dalam rubrik terdapat level yang
menunjukkan tingkatan pencapaian. Rubrik memberikan manfaat saat guru akan
menilai suatu produk atau kinerja yang tidak bisa dinilai melalui tes. Rubrik dapat
memperlihatkan kelemahan dan kekuatan setiap siswa di area tertentu. Hal ini
sangat membantu guru dalam membuat program pembelajaran selanjutnya.
3) Satu rubrik digunakan hanya untuk satu penugasan. Akan tetapi, ada pula
rubrik yang sifatnya generik, artinya bisa digunakan untuk penugasan dengan
keterampilan yang sama, misalnya diskusi dan presentasi. Hal-hal yang dinilai
untuk kedua kegiatan tersebut sama.
6) Mengevaluasi rubrik.
Rubrik yang baik berisi elemen-elemen yang akan dinilai dan skala penilaian untuk
menentukan seberapa baik elemen-elemen tersebut telah dilakukan/dicapai.
Misalnya,istilah yang bisa digunakan dalam level/tingkatan antara lain.
Selain itu, ada juga rubrik yang digunakan dengan tugas menulis mungkin
mengidentifikasi lima elemen yang perlu ditangani untuk menyelesaikan tugas
dengan sangat baik: isi, organisasi, struktur kalimat, kosakata, dan mekanika.
Diskusi Reflektif 1
Cermatilah rubrik penilaian menulis cerita berikut. Berilah komentar tentang kelebihan
dan kelemahan rubrik tersebut!
1 Tema dan isi (pokok Sama sekali tidak Penggunaan bahasa sama
persoalan) tergambar menantang sekali tidak terampil
sedikit dalam cerita
Banyak rubrik penilaian untuk tugas membaca dan menulis, serta formula untuk
membantu guru membuat rubrik penilaian mereka sendiri, dapat ditemukan di
Internet. Dua sumber internet yang bagus dan gratis untuk rubrik literasi adalah
www.rubistar.4teachers.org dan www.rubrics4teachers.com.
Rubrik bisa digunakan untuk mengukur suatu produk atau bentuk kinerja lainnya
seperti tulisan, puisi, membaca puisi, presentasi, membaca cerita/menceritakan
kembali, gambar, diskusi, dan debat.
Literasi Dasar | 65
d. Portofolio
Proses belajar siswa adalah suatu perjalanan panjang dan berbeda antara satu
sama lain. Dalam perjalanannya tersebut, guru harus mengumpulkan data yang
bisa membantunya mengarahkan program belajar yang sesuai dengan siswa.
Bukti-bukti dari hasil belajar siswa yang dikumpulkan tersebut disebut portofolio.
Portofolio literasi dapat berisi pekerjaan yang sedang berjalan serta tugas
membaca dan menulis yang telah diselesaikan. Mereka dapat berisi daftar periksa
penilaian atau rubrik yang digunakan dengan tugas membaca atau menulis.
Catatan guru dan refleksi diri siswa juga menemukan jalan mereka ke dalam
portofolio literasi. Portofolio mendorong siswa untuk secara teratur merefleksikan
pengalaman membaca dan menulis mereka. Portofolio menekankan penilaian
sastra formatif dan berkelanjutan.
Untuk membantu guru mengatur dan mengelola portofolio, bagikan panduan ini:
Di dalam portofolio, selain karya siswa, guru dapat memasukkan rubrik dan
catatan anekdot untuk menunjang informasi. Berikut adalah contoh dari portofolio.
Literasi Dasar | 67
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut.
2) Suatu saat, tentukan bersama siswa karya-karya yang akan dipilih. Portofolio
antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
Beri komentar di belakang karya siswa yang menunjukkan bagaimana ia
bekerja dan tuliskan tanggalnya.
Portofolio seorang siswa bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dokumen penting ini
perlu disimpan rapi dan hanya bisa digunakan oleh yang berkepentingan, yaitu
guru kelas saat itu, guru kelas berikutnya, siswa yang bersangkutan, orang tua
atau pihak lain yang berkepentingan.
1) Penilaian adalah proses berkelanjutan yang terjadi setiap kali seorang siswa
berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, atau melihat sesuatu.
2) Penilaian adalah bagian dari instruksi. Ketika siswa terlibat dalam kegiatan
instruksional, tanggapan mereka memberitahu Saudara.
3) Penilaian adalah autentik. Jika Anda ingin mengetahui seberapa baik siswa
menulis paragraf dalam esai, mintalah dia menulis esai.
Literasi Dasar | 69
Tabel 3. 4 Diskusi Reflektif 2
Diskusi Reflektif 2
Cermatilah hasil penilaian menulis teks berita berikut. Menurut Saudara, apakah
penilaian tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip penilaian? Mengapa?
Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi
berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten pada literasi membaca
menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua
kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi.
Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk
dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada literasi membaca
dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada literasi
membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi,
serta evaluasi dan refleksi. Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level
tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan),
dan reasoning (penalaran). Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi
untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik.
Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, isian, dan esai atau uraian.
a. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban.
Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari
beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan
dengan jenjangnya.
Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan
yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan
jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Ada dua
model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu
Literasi Dasar | 71
1) Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan
setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.
c. Menjodohkan
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk
memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol.
Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara
itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
e. Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat
dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian
disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor.
Jawaban peserta didik akan diskor berdasarkan kompleksitas jawaban.
Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan
isian/uraian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian,
penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran.
Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal.
C. Ruang Kolaborasi
Video 1
Demonstrasi
Kontekstual
Literasi Dasar | 73
Gambar 3. 5 Asesmen Nasional
https://www.youtube.com/watch?v=Gol_-e4Vt_s
Selanjutnya, silakan simak video contoh soal dan pembahasan asesmen literasi
berikut! Identifikasilah konten, konteks, dan tingkat kognitif soal-soal yang
disajikan!
dst.
D. Demonstrasi Kontekstual
(Pastikan Anda mengisi kolom catatan yang dapat berupa keterangan alasan
penilaian!)
Literasi Dasar | 75
Tabel 3. 7 Lembar Kerja Penilaian Hasil Diskusi
Penilaian
No. Indikator
Ya Tidak
Literasi Dasar | 77
Skor = (Perolehan Skor/ 15) x 100
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman
F. Koneksi Antarmateri
1. Kegiatan 3 (Individu)
Langkah Kegiatan :
Literasi Dasar | 79
b) Melihat Nita yang kreatif untuk mengurangi penggunaan sampah, saya jadi terinspirasi
mengikutinya. Hal-hal yang akan saya lakukan yaitu menggunakan …
Jawaban benar lebih dari satu.
a. sedotan stainless
b. kertas minyak
c. tumbler minum
G. Aksi Nyata
Pada akhir pembelajaran topik tentang Asesmen Literasi, buatlah rancangan atau
rencana aksi nyata terkait asesmen membaca dan menulis (AKM) di sekolah
dasar. Rencana aksi ini dapat Anda gunakan untuk mengajarkan konsep Asesmen
Literasi secara efektif di kelas Saudara. Rencana aksi ini memuat lima komponen
yaitu:
Durasi 3 pertemuan
Literasi Dasar | 81
B. Eksplorasi Konsep
Sekarang kita akan mempelajari apa, mengapa, dan bagaimana lingkungan kaya
literasi.
Lingkungan kelas yang literat ditunjukkan oleh banyaknya tulisan yang dapat
dibaca oleh siswa, baik yang ditempel di dinding, di papan tulis maupun dalam
bentuk buku. Prinsip-prinsip bimbingan pengembangan literasi menyebutkan
adanya tiga komponen yang menunjang keberhasilan pembelajaran literasi, yakni
komponen motivasi, pembelajaran membaca-menulis terpadu, dan komponen
membaca-menulis mandiri.
Lingkungan kelas yang literat adalah lingkungan kelas yang kaya dengan media
kebahasaan dan cetakan. Penataan isinya mungkin saja berbeda antara kelas
yang satu dengan yang lainnya, bergantung pada kreativitas dan kemampuan
masing-masing kelas. Keterbatasan tempat tidak perlu menyurutkan dedikasi guru
untuk menciptakan lingkungan yang literat.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dikembangkan di dalam kelas agar siswa
memiliki keterampilan literat yang diharapkan.
Kelas yang literat salah satunya ditunjukkan dengan banyaknya tulisan di dalam
kelas. Tulisan ini dapat berupa:
1. nama siswa,
2. alfabet di dinding,
3. nama hari,
4. nama bulan,
5. nama benda-benda yang ada di kelas, dan
6. jadwal kegiatan kelas.
Pengenalan huruf melalui nama sendiri dan nama teman sangat membantu siswa
dalam membedakan bunyi dan simbol. Nama teman yang ditempel di pintu masuk
Literasi Dasar | 83
kelas akan memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat nama-nama
tersebut setiap waktu mereka akan masuk. Sebagai alternatif, nama siswa dapat
juga ditulis di rak barang mereka seperti pada gambar. Tulisan yang terlihat akan
diserap otak sebagai informasi dan akan menempel dalam ingatan siswa karena
mereka melihatnya setiap hari. Tanpa sadar, mereka banyak mengenal tulisan
atau huruf tanpa harus menghafal.
Contoh tulisan huruf dapat digunakan sebagai model saat siswa menulis. Selain
itu, mereka pun tahu melafalkannya karena sering menyebutkannya. Contoh
tulisan dapat ditempel di dinding, di bagian atas papan tulis, atau di atas meja.
Gambar di bawah ini menunjukkan adanya beberapa contoh tulisan yang dapat
dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari, misalnya:
1. mencocokkan awal huruf dari nama hari dengan huruf yang ada di papan tulis,
2. menyebutkan benda-benda yang dimulai dengan salah satu huruf yang
ditunjuk/dipilih bersama,
3. membahas agenda kegiatan dan menulisnya di papan tulis. Siswa dapat
melihat langsung bagaimana guru menuliskannya.
Keterangan gambar: Contoh papan papan tulis yang terdapat contoh huruf, angka,
nama hari/tanggal, kegiatan selama satu hari atau contoh suatu karya siswa yang
akan dibahas
1. Tabel Interaktif
Tabel yang digunakan oleh guru merupakan media yang digunakan sebagai alat
untuk mengajar, berbeda dengan pajangan yang ditempel sebagai hiasan atau
sebagai sumber belajar siswa. Tabel berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai alat
mengajar oleh guru di dalam kelas.
Literasi Dasar | 85
a. Tabel binatang dengan namanya.
b. Nama hari.
c. Nama bulan.
d. Tabel warna dengan namanya
e. Tabel angka
Di kelas awal, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dengan menggunakan media
yang ada di dalam kelas. Membahas jadwal pelajaran merupakan salah satu
contoh yang dapat dilakukan karena kegiatan yang dilakukan setiap hari dapat
mengalami beberapa perubahan. Hal ini sangat memungkinkan untuk dijadikan
bahan pembicaraan. Keterampilan berbicara dapat dikembangkan melalui
kegiatan ini.
Membahas aturan kelas yang disepakati bersama akan menambah topik yang
sangat kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa. Saat ada siswa yang
melanggar kesepakatan kelas, guru dapat menunjuk ke salah satu aturan di
dinding yang telah dilanggar. Berikut adalah contoh lain dari tulisan yang dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan keterampilan berbicara
siswa.
a. Daftar hadir
b. Daftar piket
Di dalam kelas, siswa kelas awal sangat menyenangi pembicaraan yang berkaitan
dengan diri mereka. Kebanggaan akan hasil karya yang digunakan sebagai bahan
diskusi akan sangat memotivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas
dengan semangat. Contoh di bawah merupakan tulisan yang dihasilkan oleh guru
dan siswa. Hasil tulisan mereka kemudian dibicarakan dan dapat dilanjutkan
kemudian saat terjadi perubahan. Guru dan siswa dapat berkontribusi setiap hari
untuk memenuhi diagram dan mendiskusikan perubahan yang ada. Kegiatan ini
dapat mengembangkan keterampilan menulis dan berbicara siswa.
Setiap karya siswa yang dipajang akan memberikan motivasi kepada siswa untuk
menghasilkan karya yang lebih baik. Guru dapat memajang seluruh hasil karya
siswa dengan menempel di papan pajangan maupun digantung di kelas.
Ketinggian pajangan harus memperhatikan jarak pandang siswa agar mereka
dapat membacanya. Beberapa karya yang dapat dipajang adalah sebagai berikut;
Pajangan perlu diganti apabila topik yang dibahas sudah selesai. Dengan
demikian, suasana kelas menjadi tidak membosankan dan dapat memotivasi
siswa untuk berkarya lebih baik.
Literasi Dasar | 87
Gambar 4. 5 Contoh Pajangan Karya Siswa
5. Perpustakaan Kelas
6. Sikap Guru
Motivasi yang dibangun oleh sikap guru ditandai dengan keantusiasan dan
kepercayaan guru terhadap siswanya. Guru yang antusias menyikapi aktivitas
membaca dan menulis siswa secara positif sangat mempengaruhi keberhasilan
siswa. Demikian pula halnya dengan guru yang percaya bahwa siswanya dapat
Literasi Dasar | 89
belajar dan berbagi pengalaman dengan temannya. Sikap guru hendaknya
menumbuhkan harapan bagi siswa untuk mencapai keberhasilan.
Diskusi Reflektif 1
Pernahkah Saudara memiliki prasangka pada siswa berupa “Siswa-siswa bisa tidak ya
melakukan ini? Kemampuannya sampai belum, ya?”
Menurut Saudara, apakah prasangka tersebut termasuk sikap guru yang memotivasi?
Mengapa?
7. Partisipasi Orangtua
Motivasi yang dibangun oleh partisipasi orang tua diciptakan melalui komunikasi
pihak sekolah dengan orang tua siswa. Guru yang mengomunikasikan pekerjaan
siswa kepada orang tuanya termasuk guru yang mempertahankan tingkat motivasi
siswa yang tinggi untuk belajar. Melalui komunikasi seperti itu, orang tua akan
mengetahui pentingnya dukungan mereka terhadap keberhasilan siswa dalam
membaca dan menulis.
Selain komunikasi itu sendiri menjadi unsur motivasi, dalam konsep kelas yang
terpusat pada literasi, orang tua siswa juga dapat berperan sebagai bagian dari
pembaca yang membantu pemahaman membaca putra putrinya. Hal itu
menunjukkan bahwa partisipasi orang tua sangat penting dalam keberhasilan
pembelajaran membaca dan menulis.
Diskusi Reflektif 2
Menurut Saudara, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengajak orang tua berpartisipasi
dalam kegiatan literasi?
Sebagai konsep dasar belajar literasi secara menyeluruh, Cooper (1993: 56-57)
menyatakan bahwa untuk tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan kelas
3 Sekolah Dasar (SD), perlu disediakan waktu masing-masing sekitar 10 sampai
15 menit dan 20 sampai 30 menit per hari untuk membaca dan menulis mandiri di
sekolah; sedangkan untuk kelas 3-6 perlu disediakan waktu masing-masing sekitar
15 sampai dengan 20 menit dan 30 sampai 45 menit.
Literasi Dasar | 91
C. Ruang Kolaborasi
Nama Sekolah :
dst
Aspek
Kriteria
(skor) Program/kegiatan kaya Dukungan lingkungan Dukungan kegiatan
literasi sosial akademik
Literasi Dasar | 93
Kegiatan/program 30% aktivitas sos 30% lingkungan akademik
sekolah menunjukkan sekolah mendukung sekolah mendukung
kesesuaian dengan pengembangan budaya pembelajaran bermakna
Kurang (1) lingkungan kaya literasi literasi. dan menyenangkan.
yang meliputi 1 diantara
bahan bacaan, orang,
tempat, dan waktu.
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
E. Elaborasi Pemahaman
1. Kegiatan 3 (Individu)
a. Judul esai bebas, tetapi harus sesuai dengan topik lingkungan literasi.
c. Esai diketik dengan font arial, 12 pt, spasi 1,5, batas atas dan bawah
pengetikan 3 cm, batas kiri 4 cm, dan batas kanan 3 cm, serta ukuran kertas
A4.
d. Naskah esai disertai dengan sumber lain yang dicantumkan dalam daftar
pustaka.
F. Koneksi Antarmateri
Literasi Dasar | 95
1. Bacalah kembali hasil survei Saudara,
2. Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut.
a. Apakah daya dukung literasi di sekolah tersebut memengaruhi proses dan
hasil kegiatan literasi?
c. Apa yang perlu dibenahi dari lingkungan tersebut agar literasi lebih
optimal?
G. Aksi Nyata
Pada akhir pembelajaran topik ini, cermatilah beberapa poster berikut! Selain itu,
bacalah buku penguatan literasi melalui tautan
http://repositori.kemdikbud.go.id/22599/1/Panduan_Penguatan_Literasi_da
n_Numerasi_di_Sekolah_bf1426239f.pdf
Literasi Dasar | 97
Berikutnya, refleksikan pembelajaran ini dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
2. Bagian manakah dari konsep lingkungan kaya literasi yang paling menantang?
3. Hal-hal lain apakah yang ingin Anda pelajari lagi terkait dengan lingkungan
kaya literasi?
Durasi 3 pertemuan
Kita akan mulai topik pertama dengan mengamati tayangan wawancara dua
relawan literasi berikut!
Sama seperti dua relawan literasi tersebut, setiap orang memiliki pengalaman
belajar literasi yang berbeda. Dua relawan tersebut membuktikan bahwa
perjalanan mereka dengan literasi berpengaruh terhadap aktivitas relawan literasi
yang saat ini digeluti. Anda pun pasti memiliki pengalaman berkenalan dan belajar
literasi. Setelah mengamati tayangan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:
Literasi Dasar | 99
1. Apakah sampai saat ini masih senang membaca dan menulis?
2. Pernahkah berbagi pengalaman tentang membaca dan menulis?
3. Pengalaman apakah yang paling mengesankan Anda tentang proses belajar
Anda selama ini?
B. Eksplorasi Konsep
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu. Guru adalah profesi dan bukan sekadar “pekerjaan” sehingga
memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
a. Profesi guru harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh
profesi lain. Profesi ditandai oleh adanya suatu keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
b. Profesi guru dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
guru dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sekaligus sebagai panggilan
c. Keahlian profesi guru didukung oleh teori-teori pendidikan yang baku secara
universal. Artinya, profesi guru dijalani menurut aturan yang jelas, dukungan
teori yang universal.
d. Profesi guru bertujuan untuk mendidik masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri.
Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan
untuk kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau
mengejar kedudukan. Jadi, profesi merupakan panggilan hidup.
g. Profesi guru mempunyai kode etik, yang disebut kode etik profesi guru.
Gunanya ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
profesi guru. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh
pemegang profesi dan juga masyarakat.
h. Profesi guru mempunyai klien yang jelas, yaitu memberikan pelayanan kepada
peserta didik.
Diskusi Reflektif 1
Sebagai seorang calon guru, apakah diri saudara sudah memahami dan menerapkan
5T+1A?
Menurut Saudara, bagian manakah yang perlu Saudara perbaiki?
C. Ruang Kolaborasi
Setelah mempelajari
Setelah mempelajari
Setelah mempelajari
mata kuliah ini
mata kuliah ini
a. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya dapat …………. tentang literasi.
b. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya merasa …………. tentang literasi.
c. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya mampu ………… tentang literasi.
d. Setelah mempelajari mata kuliah ini saya akan ………….. untuk meningkatkan
literasi di sekitar saya.
E. Elaborasi Pemahaman
1. Kegiatan 3 (Individu)
Cerita dan harapan Anda untuk menjadi guru yang terampil akan terwujud jika
Anda berusaha meraihnya. Hal-hal yang terkait dengan proses perjuangan tentu
membutuhkan dukungan, dalam hal ini daya dukung meningkatkan kapabilitas
Anda di dunia literasi. Sebagai seorang calon guru, analisislah berbagai hal di
sekitar Anda yang dapat mendukung Anda dalam pengembangan literasi.
1.
2.
3.
4.
Buatlah koneksi antara pengalaman, cita-cita, dan target pengembangan diri Anda
sebagai calon guru yang literat. Anda dapat menyajikannya dalam bentuk ceklis
seperti contoh di atas.
3. Sebagai seorang calon guru, hal apa yang paling ingin Anda lakukan untuk
berkontribusi dalam membudayakan literasi di lingkungan Anda?
Penceritaan Penceritaan
Penceritaan mahasiswa
mahasiswa mahasiswa
Penyampaian sangat baik, mudah
memenuhi dua memenuhi satu
dimengerti, dan runtut.
aspek. aspek.
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
Beers, Carol S., Beers, James W., Smith, Jeffry O. (2010). A Principal’s Guide to
Literacy Instruction. New York: The Guilford Press
Cohen, Bryan. (2011). 1,000 Creative Writing Prompts: Ideas for Blogs, Scripts,
Stories and More Paperback. Amazon: Create Space Independent Publishing
Platform.
Daniels, Harvey and Marilyn Biza. (1998). Methods that Matter: Six Structures for
Best
Gail E., Tompkins. (2011). Literacy In The Early Grades. A Successful Start for
Prek-4 Readers and Writers: Pearson Education. Inc. Publishing as Allyn &
Bacon. 501 Boylston Street Boston, MA, 02116.
Hale, Ali. (2010). Creative Writing 101. diunduh pada 19 Oktober 2013 dari
http://www.sil.org/lingualinks/Literacy/ReferenceMaterials/GlossaryOfLiterac
y Terms/WhatIsCreativeWriting.html
Hartati, Tatat, dkk. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas
rendah. Bandung: UPI Press.
Kemper, Dave, dkk. (1995). Writers Express. Burlington: Write Source Educational
Publishing House.
Pinnell, G. S., & McCarrier, A. (1994). Interactive Writing: A Transition Tool for
Assessing Children in Learning to Read and Write. In E. Heibert & B. Taylor
(Eds.), Getting reading right from the start: Effective early literacy
interventions. Needham Heights, MA: Allyn and Bacon.
Ramet, Adele. (2006). Creative Writing: How to Unlock Your Imagination, Develop
Your Writing Skills and Get. United Kingdom: How to Books Ltd;
Rhodes,L.K and Shankin, N.L. (1993). Windows into Literacy : Assessing Learners
K-8. Portsmouth : Heinemann.
Sellers, Heather. (2012). The Practice of Creative Writing: A Guide for Students
[Paperback]. Second Edition edition. Boston and New York: Bedford/St.
Martin's.
Sulistyo, Gunadi. (2003.) Pengantar Teori dan Praktik Pengembangan Tes Bagi
Guru Bahasa Inggris SD. Malang: Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang.
Tompkins, Gail.E. (2011). Literacy in The Early Grades : A Successful Start for Pre
K-4 Readers and Writers. Boston : Pearson.
Tim Bahasa Indonesia. (2009). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Awal. Medan: UNIMED.
Widdowson, H.G. (Ed). (1997). Second Language Acquisition. New York: Oxford
University Press.
A. Tugas UTS
Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar selama beberapa pertemuan. Tentu
Anda telah mengenal dan memahami lebih rinci apa itu literasi dasar, bagaimana
pelaksanaan di lapangan, strategi dan media yang cocok untuk pengembangan
kegiatan literasi. Kali ini, cobalah untuk menulis laporan kemajuan belajar yang
berisi pengalaman belajar Anda beberapa pertemuan ini. Anda dapat menulis
dengan konten sebagai berikut.
Anda diperkenankan membaca artikel ilmiah atau sumber referensi lain yang
mendukung proses penulisan Saudara.
Format penulisan:
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D
Anda telah mengeksplorasi topik literasi dasar hingga pertemuan akhir. Kali ini,
cobalah untuk menyusun program kegiatan literasi di sekolah. Anda dapat
mendesainnya menjadi buku panduan literasi di sekolah yang berisi beberapa
alternatif kegiatan literasi yang kreatif. Konten setiap kegiatan minimal terdiri atas:
1. Nama kegiatan
2. Deskripsi singkat kegiatan
3. Strategi yang digunakan
4. Alokasi waktu
5. Alat dan bahan yang dibutuhkan
6. Langkah-langkah kegiatan
7. Penilaian yang digunakan
Rentang skor
81 – 100 = A
80 – 75 = B
74 – 60 = C
59 – 10 = D