Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

bab ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab-bab sebelumnya telah diuraikan mengenai latar belakang penelitian,

kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, serta metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan variabel yang diteliti

dalam penelitian ini adalah kompetensi, disiplin kerja, dan komitmen kerja sebagai

variabel bebas, kinerja guru sebagai variabel terikat.

68

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) dengan pengujian hasil seperti uji

validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji asumsi klasik, analisis deskriptif,

analisis verifikatif, analisis korelasi dan koefisien determinasi akan dibahas pada

4.1.1.1 Jenis Kelamin

4.1.1 Karakteristik Umum Responden

Karakteristik responden yang diteliti dikelompokan berdasarkan usia, jenis

kelamin, latar belakang pendidikan, dan status guru. Berikut ini adalah uraian

lengkapnya :

Pada tabel 4.1 menunjukan bahwa guru SMA/SMK di Kecamatan Talegong

Garut dengan jenis kelamin pria lebih dominan dibandingkan dengan wanita

dengan persentase 73 persen pria sebanyak 51 orang dan 27 persen wanita sebanak

19 orang.

4.1.1.2 Usia

19
Total

70

Sumber : Data yang diolah

27

100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas guru SMA/SMK

Kecamatan Talegong Garut berada pada rentang usia 45 tahun kebawah dengan

persentase 90 persen atau sebanyak 63 orang, sementara yang berusia di atas 45

tahun sebanyak 10 persen atau sebanyak 7 orang.

4.1.1.3 Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.3 latar belakang pendidikan guru SMA / SMK di

Kecamatan Talegong Garut didominasi oleh guru yang memiliki latar belakang

pendidikan sarjana yaitu sebanyak 96 persen sebanyak 67 orang, sementara yang

memiliki latar belakng pascasarjana sebanyak 4 persen sebanyak 3 orang.

4.1.1.4 Status Guru

Total

70

Sumber : Data yang diolah

Tabel 4.4 menggambarkan posisi status guru SMA atau guru SMK yang

menjadi responden pada penelitian ini. Tabel ini digunakan sebagai pedoman untuk

penentuan sampel pada penelitian ini.

Pada tabel 4.4 yang menunjukan bahwa responden pada penelitian sebanyak

43 persen merupakan Guru SMA dan sebesar 57 persen adalah Guru SMK.

4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban setiap butir


pertanyaan dengan jumlah skor variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah

teknik korelasi pearson product moment sesuai dengan skala ukur data ordinal.

Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid atau tidaknya

suatu item adalah 0,3 (teori bab 3).

Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk melihat stabilitas atau konsistensi

hasil pengukuran. Sebuah alat ukur dikatakan reliabel jika digunakan secara

berulang-ulang terhadap satu objek menghasilkan hasil yang sama. Adapun teknik

reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas konsistensi antar butir penulis

menggunakan uji cronbach alpha.

4.1.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kompetensi (X₁)

Berikut adalah hasil uji validitas dan uji reliabilitas variabel Kompetensi (X1)

berdasarkan output IBM SPSS 25.0 yang telah direkapitulasi.

72

Korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator X1.1 - X1.13

tersebut berada di atas angka 0.3 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan

signifikan dan memiliki validitas yang baik.

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X₁)

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah lakukan. Diperoleh bahwa

pada variabel Kompetensi (X₁) memiliki nilai cronbach alpha di atas 0.6 yaitu

sebesar 0.833 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel, sehingga

instrument atau angket ini termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.

4.1.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

Berikut adalah hasil uji validitas dan uji reliabilitas variabel Disiplin Kerja

(X2) berdasarkan output IBM SPSS 25.0 yang telah direkapitulasi.

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)


73

Korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator X2.1-X2.8 tersebut

berada di atas angka 0.3 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan

signifikan dan memiliki validitas yang baik.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah lakukan. Diperoleh

bahwa pada variabel Disiplin Kerja (X₂) memiliki nilai cronbach alpha di atas 0.6

yaitu sebesar 0.780 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel, sehingga

instrument atau angket ini termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.

4.1.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Komitmen Kerja (X3)

Berikut adalah hasil uji validitas dan uji reliabilitas variabel Komitmen

Kerja (X3) berdasarkan output IBM SPSS 25.0 yang telah direkapitulasi.

74

Korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator X3.1 - X3.6 tersebut

berada di atas angka 0.3 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan

signifikan dan memiliki validitas yang baik.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah lakukan. Diperoleh bahwa

pada variabel Komitmen Kerja (X3) memiliki nilai cronbach alpha di atas 0.6 yaitu

sebesar 0.719 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel, sehingga

instrument atau angket ini termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.

4.1.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (Y)

Berikut adalah hasil uji validitas dan uji reliabilitas variabel Kinerja Guru (Y)

berdasarkan output IBM SPSS 20.0 yang telah direkapitulasi.

75

Korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator Y1 - Y9 tersebut


berada di atas angka 0.3 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan

signifikan dan memiliki validitas yang baik.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah lakukan. Diperoleh

bahwa pada variabel Kinerja Guru (Y) memiliki nilai cronbach alpha di atas 0.6

yaitu sebesar 0.821 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel, sehingga

instrument atau angket ini termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif

Gambaran data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk

memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat

diketahui bagaimana kondisi setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar

lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan

kategorisasi terhadap tanggapan responden berdasarkan skor tanggapan responden.

Kategorisasi skor tanggapan responden dilakukan berdasarkan rentang skor

maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori yang diinginkan

menggunakan rumus sebagai berikut. Tanggapan responden terhadap masing-

masing item pernyataan dikategorikan menjadi 5 kategori sangat baik, baik, cukup.

tidak baik dan sangat tidak baik dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai Indeks Maksimum = Skala tertinggi = 5

Nilai Indeks Minimum = Skala terendah = 1

Analisis deskriptif dilakukan guna meperoleh gambaran persepsi responden mengenai variabel - variabel
dalam penelitian . Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Kompetensi , Disiplin kerja , Komitmen kerja
dan Kinerja Guru berdasarkan hasil perhitungan dari 70 responden yang telah diperoleh .

Analisis deskriptif dilakukan guna meperoleh gambaran persepsi responden mengenai variabel - variabel
dalam penelitian . Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Kompetensi , Disiplin kerja , Komitmen kerja
dan Kinerja Guru berdasarkan hasil perhitungan dari 70 responden yang telah diperoleh .

4.1.3.1 Hasil Analisis Deskriptif Webqual Dimensi Kompetensi ( X₁ )

Variabel Kompetensi , diwakili oleh 13 ( tiga belas ) item pernyataan sebagai


berikut .

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif

Metode analisis verifiktif yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda ( multiple
regression ) . Regresi berganda digunakan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap terikat
secara langsung . Sebelum melakukan analisis regresi berganda , pertama - tama akan dilakukan
pengujian asumsi klasik dengan tujuan agar persamaan yang dihasilkan adalah persamaan yang baik dan
tidak bias . Data yang digunakan untuk analisis regresi telah ditransformasi dalam bentuk interval
menggunakan teknik MSI ( Method of Susccessive Interval ) , data MSI terlampir .

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas , uji multikolinieritas

dan uji heteroskedastisitas sebagai berikut .

a ) Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi , variabel dependent , variabel bebas ,
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak . Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal . Salah satu cara untuk mendeketeksi model regresi
berdistribusi normal atau tidak, digunakan uji kolmogorov-smirnov dengan hasil sebagai berikut :

Data pada model penelitian dikatakan memiliki distribusi yang normal jika memiliki nilai signifikansi yang
lebih besardari 0.05 . Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.106 dan
nilai ini lebih besar dari 0.05 . Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki
distribusi yang normal .

b ) Uji Multikolinieritas
baik

Pengujian Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas . Model regresi yang seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas

Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel
bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier . Uji multikolinieritas
dengan melalui TOL ( tolerance ) dan variance inflation factor ( VIF ) statistik menurut Suliyanto ( 2011 :
90 ) uji multikolinieritas dengan melihat TOL ( tolerance ) dan variance inflation factor IF ) dari masing -
masing variabel bebas terhadap variabel terikat .

Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinieritas. Untuk
hasil pengujian multikolinearitas, dapat dilihat dari tabel 4.19 berikut.

Pada tabel diatas terlihat nilai tolerance berada diatas 0.10 yaitu 0.993 ,

0.859 dan 0.864 . Kemudian nilai VIF berada di bawah 10 yaitu bernilai 1.007 , 1.164 dan 1.157 .
Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinieritas dalam model regresi .

c ) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan , atau yang lain . Bila varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap berbeda disebut maka disebut homoskedastisitas ,
sedangkan jika

heteroskedastisitas .

Model regresi yang baik tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas .
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji glesjer . Uji

ini dilakukan dengan cara meregresikan nilai seluruh variabel bebas dengan nilai absolute residual model
regresi . Ketentuannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka tidak ada masalah
heterokesdastisitas terlihat pada tabel berikut.

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan glesjer test , dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi untuk setiap variabel lebih besar dari 0.05 . Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dalam model regresi .

Seluruh uji asumsi klasik sudah terpenuhi sehingga analisis regresi berganda dapat dilanjutkan karena
sudah didapat bahwa tidak terdapat pelanggaran

asumsi klasik .

4.1.4.2 Persamaan Regresi Berganda

Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh Kompetensi ( X1 ) , Disiplin
Kerja ( X₂ ) dan Komitmen Kerja ( X3 ) Terhadap Kinerja Guru ( Y ) secara langsung . Analisis regresi linier
berganda pada penelitian ini dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + biX₁ + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Kinerja Guru

X1= Kompetensi

X2 =Disiplin Kerja

X3 = Komitmen Kerja
a = konstanta

bi, bz = koefisien regresi

e =error model

Tabel berikut merupakan hasil perhitungan analisis regresi berganda menggunakan software SPSS v25.0:

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel analisis regresi, diperoleh

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut

Y -0.850 +0.696X1 +0.491X2+ 0.255X2 +e

Nilai koefisien regresi pada variabel-variabel bebasnya menggambarkan

apabila diperkirakan variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan nilai variabel

bebas lainnya diperkirakan konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel

terikat diperkirakan bisa naik atau bisa turun sesuai dengan tanda koefīsien regresi

variabel bebasnya. Koefisien kinerja guru sebesar 0.850 memiliki arti ketika kinerja

guru tidak dipengaruhi oleh ketiga variabel bebasnya maka akan bermilar 0.60

dengan slope yang negatif.

Tanda koefisien regresi variabel

bebas menunjukkan arah hubung

ariabel yang bersangkutan dengan Kinerja Guru. Koefisien regresi untuk variabel

Kompetensi (X1) dengan Kinerja Guru (Y). Koefisien regresi variabel Xi sebesar
satuan akan menyebabka meningkatnya Kinerja Guru (Y) sebesar 0.696 satuan

ungan dari

V. bernilai nositif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara

bebas

O6 mengandung arti untuk Setiap peningkatan Kompetensi (Xi) sebesar satu

696

Koefisien regresi untuk variabel bebas X, beTnilai positif, menunjukkan

h antara Disiplin Kerja (A2) dengan Kinerja Guru (Y).

adanya hubungan yang searah antara DISiplin Kerja (Xo) don.

Ya sebesar O.491 mengandung arti untuk setiap

Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,491 menpan

peningkatan Disiplin Kerja (X2) sebesar satu satuan akan menyebabkan

meningkatnya Kinerja Guru (Y) sebesar 0.491 satuan.

Koefisien regresi untuk variabel bebas A3 bernilai positif, anjukkan

uru

adanya hubungan yang searah antara Komitmen Kerja (A3) dengan Kineria Guru

(Y). Koefisien regresi variabel X3 sebesar 0.255 mengandung arti untuk setian

Deningkatan Komitmen Kerja (X3) sebesar satu satuan akan menyebabkan

meningkatnya Kinerja Guru (Y) sebesar 0.255 satuan.

4.1.4.3 Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah Kompetensi (X1),

Disiplin Kerja (X2) dan Kominen Kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Guru baik secara parsial maupun secara simultan. Maka pada pengujian

hipotesis ini digunakan dua hipotesis yaitu uji hipotesis simultan dan uji hipotesis

tan dan uji hipotesis

parssial.

1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

1.

Dada hipotesis parsial, aigunakan uji t untuk menguji apakah secara sendiri

sendiri, Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komitmen Keria (X

Komitmen Kerja (Xi)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru.

A.

Kompetensi terhadap Kinerja Guru

Analisis pengaruh variabel Kompetensi (X) terhadap Kinerja Guru ()

diperoleh hasil berdasarkan output IBM SPSS v25.0. Berikut adalah hasil analisis

pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa arah hubungan Kompetensi

dengan Kinerja Guru adalah positif (nilai koefisien pada kolom B), disana tertulis

0.696 artinya ketika ada peningkatan Kompetensi maka akan meningkatkan Kinerja

Guru

Kemudian dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t yang memiliki

ketentuan sebagai berikut.

Jika t hitung> t tabel maka Ho ada pada daerah penolakan, berarti Ha diterima

atau ada pengaruh.

Jika t hitung<t tabel maka Ho ada pada daerah penerimaan, berarti H, ditolak

atau tidak ada pengaruh.

Hipotesis 1:

Ho1

: Tidak terdapat pengaruh signifikan Kompetensi terhadap Kinerja Guru

Ha1
:Terdapat pengaruh signifikan Kompetensi terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan tabel 4.22 yang telah dikemukakan seelumnya, dimana

diperoleh t-hitung sebesar 10,959 dan derajat bebas (n-k1) atau 79-3-1= 64

diperoleh angka t tabel 1,997, sehingga t-hitung ttabel. Artinya Ho ditolak dan

Ha diterima, maka terdapat pengaruh signifikan antara Kompetensi terhadap

Kinerja Guru. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara Kompetensi terhadap Kinerja Guru dapat diterima, sehingga

hipotesis 1 diterima.

b. Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru

b.

Analisis pengaruh variabel Disiplin Kerja (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

diperoleh hasil berdasarkan output IBM SPSS v25.0. Berikut adalah hasil analisis

pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru.

berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa arah hubungan Disiplin

Kerja dengan Kinerja Guru adalah positif (nilai koefisien pada kolom B), disana

tertulis 091 artinya ketika ada peningkatan Disiplin Kerja maka akan

meningkatkan Kinerja Guru

Kemudan dilakukan pengujian hipotesis menggunakan ujit yang memilıkı


ketentuan sebagai bernkut

Jika t hitung> t tabel maka Ho ada pada daerah penolakan, berarti H, diterima

atau ada pengaruh

Jika t hitung <t tabel maka Ho ada pada daerah penerimaan, berarti H, ditolak

atau tidak ada pengaruh

Hipotesis 2:

Hoc

Tidak terdapat pengaruh signitikan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru

H2

:Terdapat pengaruh signifikan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan tabel 4.23 yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana

diperoleh t-hitung sebesar 8.581 dan derajat bebas (n-k-1) atau 70-3-1 = 64

diperoleh angka t tabel 1.997, sehingga t-hitung > t-tabel. Artinya Ho ditolak dan

Ha diterima, maka terdapat pengaruh signifikan antara Disiplin Kerja terhadap

Kinerja Guru. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat


pengaruh antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru dapat diterima, sehingga

hipotesis 2 diterima.

Analisis pengaruh variabel Komitmen Kerja (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)

diperoleh hasil berdasarkan output IBM SPSS v25.0. Berikut adalah hasil analisis

pengaruh Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa arah hubungan Komitmen

Kerja dengan Kinerja Guru adalah positif (nilai koefisien pada kolom B), disana

tertulis 0.255 artinya ketika ada peningkatan Komitmen Kerja maka akan

meningkatkan Kinerja Guru.

Kemudian penulis melakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t yang

memiliki ketentuan sebagai berikut.

Jika t hitung>t tabel maka Ho ada pada daerah penolakan, berarti H, diterima

atau ada pengaruh.


Jika t hitung<t tabel maka Ho ada pada daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

atau tidak ada pengaruh.

Hipotesis 3:

Ho3

:Tidak terdapat pengaruh signifikan Komitmen Kerja terhadap Kinerja

Guru

Ha3

Terdapat pengaruh signifikan Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan tabel 4.24 yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana

diperoleh t-hitung sebesar 4.558 dan derajat bebas (n-k-1) atau 70-3-1 64

diperoleh angka t tabel 1.997, sehingga t-hitung> t-tabel. Artinya Ho ditolak dan

H, diterima, maka terdapat pengaruh signifikan antara Komitmen Kerja terhadap

Kineria Guru. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru dapat diterima, sehingga
hipotesis 3 diterima

2.

Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 25.0, untuk

mengetahui apakah variabel Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X:) dan Komitmen

Kerja (X3) berpengaruh terhadap Kinerja Guru secara bersama-sama atau simultan

Adapun teknik mendapatkan hasil perhitungan yaitu menggunakan uji F dengan

hasil sebagai berikut

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilaí F-hitung 80.939 dan

kemudian nilai signifikansi (sig.0,000), jika dibandingkan antara nílai signifikansi

(sig) dengan nilai alpha (a 0,05), maka nilai signifikansi lebih kecil dibandingkan

nilai alpha, artinya variabel Kompetensi (XI), Disiplin Kerja (Xa) dan Komitmen
Kerja (X3) memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama. Kemudian

penulis melakukan uji hipotesis dengan uji F, dengan ketentuan sebagai berikut

Jika F-hitung> F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada

pengaruh signifikan antara variabel Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan

Komitmen Kerja ((X3) terhadap Kinerja Guru.

Jika F-hitung < F-tabel maka Ho ditolak dan H, ditolak yang berarti tidak ada

ada pengaruh signifikan antara variabel Kompetensi (X), Disiplin Kerja (X:)

dan Komitmen Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru.

Hipotesis 4:

Ho4

Tidak terdapat pengaruh signifikan Webqual (X) yang terdiri dari

Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komitmen Kerja (X3) terhadap

Kinerja Guru

Ha4
: Terdapat pengaruh signifikan Webqual (X) yang terdiri dari Kompetensi

(X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komitmen Kerja (X3) terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan ketentuan yang telah dikemukakan di atas, dimana diperoleh

F-hitung sebesar 80.839 dan derajat bebas (n-k-1) atau 70-3-1- 66 diperoleh angka

F-tabel sebesar 2.74 sedangkan F-hitung sebesar 80.839, sehingga F-hitung> F-

tabel artinya Ho ditolak dan Ha diterima maka artinya terdapat pengaruh signifikan

antara variabel Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komitmen Kerja (X3)

terhadap Kinerja Guru secara simultan, maka hipotesis 4 diterima.

4.1.5 Koefisien Determinasi (R?)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besaran pengaruh dari

Kompetensi (Xi), Disiplin Kerja (Xa) dan Komitmen Kerja (Xi) terhadap Kinerja

Guru. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien deterimasi berdasarkan output SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi


simultan adalah sebesar 0.887 kemudian koefisien determinasi (R) diperoleh nilai

sebesar 0.786. Artinya total pengaruh antara variabel Kompetensi (X1), Disiplin

Kerja (X2) dan Komitmen Kerja (X) terhadap Kinerja Guru sebesar 78.6%

sedangkan sisanya 21.4% merupkan pengaruh variabel-variabel lain yang tidak

peneliti libatkan dalam penelitian ini

Kemudian untuk menjawab terkait besaran pengaruh dari Kompetensi (X1),

Disiplin Kerja (X:) dan Komitmen Kerja (Xs) secara parsial terhadap Kinerja Guru

pada Guru SMA/SMK maka dilakukan perhitungan besaran pengaruh parsial

sebagai berikut:

Besar pengaruh secara simultan Kompetensi (X). Disiplin Kerja (X:) dan

Komitmen Kerja (X1) terhadap Kinerja Guru adalah sebesar 78.6%. Secara parsial,

besaran pengarulh Kompctensi terhadap Kinerja Guru adalah sebesar 35.7o,

kemudian besar pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru adalah 30.4% dan

terakhir besar pengaruh Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru adalah sebesar
12.5%. Sehingga apabila diurutkan maka dimensi yang paling berpengaruh adalah

Kompetensi, kemudian urutan kedua Disiplin Kerja dan urutan terakhir Komitmen

Kerja.

Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat kesimpulan uji hipotesis yang

dijabarkan sebagai berikut:

HI Hipotesis pertama dapat diterima karena terdapat pengaruh signifikan

Kompetensi Humor terhadap Kinerja Guru

H2: Hipotesis kedua dapat diterima karena terdapat pengaruh signifikan antara

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru.

H3: Hipotesis ketiga dapat diterima karena terdapat pengaruh signifikan antara

Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru.

H4 Hipotesis keempat dapat diterima karena terdapat pengaruh signifikan

Kompetensi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Komitmen Kerja (Xs) terhadap

Kinerja Guru.

4.2 Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara deskriptir dan

verifikatif. Gambaran deskriptif tentang variabel kompetensi, disiplin kerja,

komitmen kerja, dan kinerja guru. Gambaran verifikatif tentang hubungan

komptensi, disiplin kerja, dan komitmen kerja terhadap kinerja guru

4.2.1 Pem bahasan Deskriptif

Survei yang dilakukan kepada guru-guru SMA/ SMK di Kecamatan

Talegong Garut dengan memberikan kuesioner sebanyak 37 pertanyaan yang terdiri

dari 14 butir pertanyaan tentang komptensi, 8 butir pertanyaan tentang disiplin

kerja, 6 butir pertanyaan tentang komitmen kerja, 9 butir pertanyaan tentang kinerja

guru. Hasil menunjukan bahwa komptensi dipersepsikan memperoleh nilai rata-rata

4,62 masuk dalam kategori sangat baik. Disiplin kerja dipersepsikan memperoleh

penilaian sebesar rata-rata 4,36 masuk dalam kategori sangat baik. Komitmen kerja

dipersepsikan memperoleh nilai rata-rata 4,30 masuk kategori sangat baik dan

Kinerja memperoleh penilaian rata-rata sebesar 4,21. Dari ke empat variabel

tersebut kinerja guru memperoleh penilaian rata-rata terendah dibandingkan dengan


variabel-variabel lainnya, sementara kompetensi memperoleh penilaian rata-rata

tertinggi.

4.2.1.1 Persepsi Guru tentang Kompetensi di Lingkungan SMA/ SMK di

Kecamatan Talegong Garut

Kompetensi memperoleh penilaian rata-rata 4,62 sangat baik, namun terdapat

penilaian terendah yaitu atas pertanyaan "Saya memiliki kemampuan untuuk

mempergunakan tehnologi informasi secara fungsional" yaitu dengan nilai 4,10

yang artinya bahwa para guru masih mempersepsikan belum

mampu untuk

mempergunakan tehnologi informasi secara optimal. Untuk pertanyaanSaya

mampu melakukan evaluasi belajar peserta didik" memperoleh penilaian tertinggi

sebesar 4,84 yang artinya guru mempersepsikan sudah memiliki kemampuan untuk

memberikan evaluasi kepada peserta didik. Secara umum bahwa kompetensi di

lingkungan guru SMA / SMK di Kecamatan Talegong Garut dipersepsikan sudah


dikategorikan sangat baik.

4.2.1.2 Persepsi Guru tentang Disiplin Kerja di Lingkungan SMA/ SMK di

Kecamatan Talegong Garut

Disiplin kerja memperoleh penilaian rata-rata 4,36 sangat baik, namun

terdapat penilaian terendah yaitu atas pertanyaan Saya disiplin dalam menjalan

perintah atasan yaitu dengan nilai 4,19 yang artınya bahwa para guru masihn

mempersepsikan belum menjalankan perintah atasan secara optimal.

Untuk

pertanyaan "Saya adalah orang yang taat menjalan ibadah memperoleh penilaian

tertinggi sebesar 4,73 yang artinya guru mempersepsikan sudah menjalankan

1badah secara taat. Secara umum disiplin kerja guru SMA dan SMK di Kecamatan

Talegong Garut sudah sangat baik.

42.1.3 Persepsi Guru tentang Komitmen Kerja di Lingkungan SMA/SMK di

Kecamatan Talegong Garut


Komitmen kerja memperoleh penilaian rata-rata 4,30 sangat baik, namun

terdapat penilaian terendah yaitu atas pertanyaan "Saya mengharapkan adanya

penghargaan dari organisasi profesi guru" yaitu dengan nilai 4,17 yang artinya

bahwa para guru masih mempersepsikan belum mendapatkan perhatian dari

organisasi profesi.. Untuk pertanyaan "Saya merasa bahwa profesi guru merupakan

itu adalah merupakan penghargaan sosial" memperoleh penilaian tertinggi sebesar

4,49 yang artinya guru mempersepsikan sudah berkomitmen menjalankan

profesinya secara optimal karena beranggapan bahwa guru adalah penghargaan

sosial. Secara umum komitmen guru SMA dan SMK di Kecanatan Talegong Garut

sudah sangat baik.

4.2.1.4 Persepsi Guru tentang Kinerja di Lingkungan SMA SMK di

Kecamatan Talegong Garut

Kinerja guru memperoleh penilaian rata-rata 4,21 sangat baik, namun

terdapat penilaian terendah yaitu atas pertanyaan "Saya menguasi ketepatan materi
ajar dengan karakteristik peserta didik" dan "Saya memiliki inisiatif penggunaan

model pembelajran yang variatif" yaitu dengan nilai 4,10 yang artinya bahwa para

guru masih mempersepsikan belum menghasılkan materi ajar yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan guru belum memberikan materi pembelajaraan yang

variatif.. Untuk pertanyaan "Saya memiliki kemampuan dalam mengendalikan

Susasna belajar yang kondusif" memperoleh penilaian tertinggi sebesar 4,44 yang

artinya guru mempersepsikan bahwa proses belajar sudah berjalan secara kondusif.

Secara umum kinerja guru SMA dan SMK di Kecamatan Talegong Garut sudah

Sangat baik dalam melakukan proses belajar kepada peserta didik.

4.2.2 Pembahasan Verifikatif

Sub bab ini akan membahas hubungan antara variabel kompetensi, disiplin

kerja, dan komitmen kerja terhadap kinerja guru.

42.2.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan di atas maka

diketahui bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja guru. Hasil yang

didapatkan diperoleh dari perhitungan sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung

lebih besar dari tabel (10.959 >1.997). Koefisien regresi kompetensi memiliki tanda

positif yang berarti semakin baik kompetensi maka semakin baik juga kinerja guru.

Pengaruh kompetensi secara partial besarnya adalah 35,7% terhadap kinerja guru,

terbesar dibandingkan pengaruh dua variabel bebas lainnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Adam

& Kamase, 2019), (Martini et al., 2020), (Asmoro et al., 2020), dan (Halim et al.,

2019) bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

kinerja

4.2.2.2 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan di atas maka

diketahui bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Hasil yang

didapatkan diperoleh dari perhitungan sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung
lebih besar dari tabei (8,581 >1.997). Koefisien regresi disiplin kerja memiliki tanda

positif yang berarti semakin baik disiplin kerja maka semakin baik juga kinerja

guru. Disiplin kerja memberikan kontribusi pengaruh secara partial terhadap kinerja

guru sebesar 30,4%

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Raniasari

Bimanti Esthi & Inggritz Savhira, 2019), (Suparno & Sudarwati, 2014), (Noel et

al., 2017), dan (Kartawan et al., 2016) bahwa disiplin kerja berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap kinerja.

4.2.2.3 Pengaruh Komitmen Kerja terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan di atas maka

diketahui bahwa komitmen kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Hasil yang

didapatkan diperoleh dari perhitungan sig 0,000 1ebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung

lebih besar dari tabel (4,558>1.997). Koefisien regresi komitmen kerja memiliki
tanda positif yang berarti semakin baik komitmen kerja maka semakin baik juga

kinerja guru. Komitmen kerja memberikan kontribusi pengaruh secara partial

terhadap kinerja guru sebesar 12,5% merupakan kontribusi terkecil dibandingkan

dengan dua variabel bebas lainnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Lotunani

et al., 2014), (Nainggolan et al., 2020), dan (Y. Sukamto & Pardjono, 2017) bahwa

komitmen kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja.

Anda mungkin juga menyukai