Anda di halaman 1dari 21

41

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini adalah penenelitian Pre Experimental Design yang merupakan

salah satu jenis dari penelitian eksperimen. Bentuk desain pre-ekperimen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design, dimana

sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) dan setelah

perlakuan diberikan tes akhir (posttest). Hasil dari penelitian merupakan data yang

diperoleh ketika melakukan penelitian. Data yang diperoleh kemudian diolah

untuk melihat kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Penelitian ini

dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan kelas VII-1.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Mengetaui bagaimana

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkannya model

pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), apakah terdapat

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui model

pembelajran Student Teams Achievement Division pada pokok bahasan

pertidaksamaan linear satu variabel. Penerapan Model pembelajaran Student

Teams Achievement Division pada materi pertidaksamaan linear satu variabel

ditunjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis dengan sampel 20 siswa

di kelas VII-1 tahun ajaran 2018/2019. Data hasil tes kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

41
42

Tabel 9
Klasifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest

Kemampuan pemahaman
Deskripsi konsep matematis
Pretest Posttest
Rata-Rata 43 87,33
Nilai Minimum 20 60
Nilai Maksimum 73,33 100
Jumlah Siswa 20

Sebelum melakukan kegiatan belajar dengan menerapkan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division, peneliti mengadakan tes awal

(pretest) untuk memperoleh data awal kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa. Dari tes tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 43 dengan nilai

minimum 20 dan maksimum 73,33.

Setelah melakukan tes awal (pretest), pada pertemuan berikut peneliti

menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division sebagai

peningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dalam

pelaksanaannya, siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok, dengan tiap kelompok

beranggotakan 4 orang. Peneliti kemudian menjelaskan secara singkat tentang

materi pertidaksamaan linear satu variabel. Setelah itu, peneliti membagikan LKS

yang kemudian dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Pada pertemuan

berikutnya peneliti memberikan tes akhir (postest) sebagai hasil dari penerapan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Data dari tes akhir

tersebut diperoleh data bahwa dari 20 siswa, nilai minimum 60 dan nilai

maksimum 100 dengan nilai rata-rata 87,33.


43

1. kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.

Hasil klasifikasi data setalah diterapakan model pembelajaran Student

Teams Achievement Division untuk pemahaman konsep berdasarkan kriteri

kemampuan pemahaman konsep dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10
Kualifikasi data posttest menggunakan PAP Skala 5

No Tingkat Frekuensi Presentasi Kualifikasi


penguasaan
1 90% - 100% 7 35% Baik sekali
2 80% - 89% 11 55% Baik
3 65% - 79% 1 5% Cukup
4 55% - 64% 1 5% Kurang
5 0% - 54% 0 0% Gagal
Jumlah 20 100%
Rata-rata 87,33

Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan bahwa hasil siswa setelah

diterapakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division yang

memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar

35%, kualifikasi baik sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 55%,

kualifikasi cukup sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%, dan yang memperoleh

kualifikasi kurang sebanyak 1 siswa denga persentase 5%, sedangkan yang

memperoleh kualifkasi gagal tidak ada. Dengan rata-rata 87,33 kualifikasi baik.
44

2. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.

Berdasarkan hasil analisis pada skor tes awal dan tes akhir siswa,

selanjutna dilakukan analisis data untuk mengetahui peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada materi pertidaksamaan linear satu

variabel dengan menggunakan uji N-gain. Adapun hasil analisis data tersebut

disajikan dalam betuk tabel di bawah ini:

Tabel 11
Peningkatan Menggunakan Rumus N-Gain

No Interval Jumlah siswa Presentase Interpretasi


1 [g] > 0,70 7 35% Tinggi
2 0.30 < [g] ≤ 0,70 6 30% Sedang
3 [g] ≤ 0,30 7 35% Rendah
Rata-rata 0,79 Tinggi

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa menggunakan rumus gain ternormalisasi, baik secara individu

maupun secara klasikal, dihitung menggunakan rumus:

(S post−S pre)
Individu; ( g )=
( S maks ) −( S pre)

(skor rata−rata posttest−skor rata−rata prestest )


N− ( g )=
( S maks )−(skor rata−rata pretest )

Keterangan:

S post = skor posttest

S pre = skor pretets

S maks = skor maksimun ideal


45

Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dijelaskan bahwa melalui model

pembelajran Student Teams Achievement Division terdapat 8 siswa (40%)

memcapai peningkatan kemampuan pemahaman konsep dengan interpretasi

tinggi, 7 siswa (35%) interpretasi sedang dan 5 siswa (25%) interpretasi rendah.

Secara keseluruhan rata-rata peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa

pada materi pertidaksamaan linear satu variabel dalam interpretasi tinggi.

3. Terdapat Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Student Teams

Achievement Division.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkannya model

pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi pertidaksamaan

linear satu variabel. Data yang digunakan pada analisis inferensial ini adalah data

setelah perlakuan atau dalam hal ini data hasil posttest. Salah satu uji Pengujian

prasyaratnya yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak berdistribusi

normal. Untuk uji normalitas peneliti menggunakan uji Shapiro Wilk dengan

bantuan SPSS 23.

Jika data berditribusi normal maka digunakan uji hipotesis yang

menggunakan uji one sample t-tes dengan bantuan program SPSS 23, sedangkan

data yang tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji

Wilcxon dengan bantuan program SPSS 23.


46

a. Pengujian Prasyarat Analisis

Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari kelas sampel yang telah

diberikan perlakuan. Data setelah perlakuan digunakan untuk melakukan

pengujian hipotesis, yang mana untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division. Pengujian prasyarat analisis

data yakni uji normalitas, uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS 23

Statistics. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 9
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
pretest ,159 20 ,199 ,936 20 ,200
posttest ,221 20 ,012 ,860 20 ,008
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai Sig. (Shapiro- Wilk) 0,200 yang

dimana nilai tersebut lebih dari nilai taraf siginifikansi (α ) yang di tetapkan yaitu

0,05. Karena nilai Sig. > α (0,05) maka dapat disimpulkan data hasil pretest

berdistribusi normal (H0 Diterima). Sedangkan hasil perhitungan posttest diatas

diperoleh nilai Sig. (Shapiro- Wilk) 0,008 yang dimana nilai tersebut kurang dari

nilai taraf signifikansi (α ) yang di terapkan yaitu 0,05. Karena nilai Sig.< α (0,05)
47

maka dapat disimpulkan data nilai posttest tidak berdistribusi normal (H 1

Diterima). Untuk itu jika data dikatakan berdistribusi normal jika data pretest dan

posttest masing-masing berdistribusi normal. Berdasarkan data yang diperoleh,

didapat data posttest tidak berdistribusi normal.

c. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji normalitas data pada tes kemampuan awal (pretest)

diperoleh data berdistribusi normal sedangkan tes kemampuan akhir (posttest)

diperoleh data tidak berdistribusi normal. Karena salah satu tidak data

berdistribusi normal, maka statitik uji yang digunakan adalah statistik non

parametrik, yaitu dengan menggunakan uji hipotesis wilcoxon match pairs test.

Uji Wilcoxon match pairs test digunakan untuk menguji signifikasi

hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal

atau berjenjang yakni data pretest-posttest. Pengujian ini menggunakan bantuan

program SPSS 23 dengan melihat nilai signifikansi pada uji Wilcoxon Match

Pairs Test. Data statistik uji dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10
Hasil Analisis Paired Sample T-Test
Wilcoxon α Z Asyimp. Sig.
Signed Ranks (2-tailed)
Test 0,05 -3,932 0.000

Dari tabel di atas diperoleh nilai Asyimp.sig = 0,000,

α =¿ 0,05 dan nilai Z = -3932 H0 ditolak jika nilai Asyimp.sig <

α. Oleh karena nilai Asyimp.sig = 0,000 <

α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa terdapat

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan


48

model pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII-1.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis dan penyajian data di atas diketahui bahwa ada

perbedaan kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah diajarkan

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Tujuan

dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat dan mendeskripsikan bagaimana

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, bagaimana peningkatan, serta

terdapat tidaknya peningkatan sebelumdan setalah diterapakannya model

pembelajaran Student Teams Achievement Division.

1. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division yaitu kategori memuaskan, baik, cukup, kurang dan gagal.

Berikut disajikan hasil posttest siswa yakni tes sesudah model pembelajaran

Student Teams Achievement Division untuk setiap kategori dan pembahasannya.

a. Disajikan hasil posttest siswa dengan kategori baik sekali

Hasil kerja siswa untuk indikator menyatakan ulang sebuah konsep


49

Gambar 2
Hasil posttest siswa R-2 kategori baik sekali Indikator Pertama

Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat bahwa siswa mampu menjawab

dengan benar berdasarkan indokator menyatakan ulang sebuah konsep dengan

bahasa mereka sendiri.

Hasil kerja siswa untuk indikator memberi contoh dan non contoh dari

konsep.

Gamabar 3
Hasil posttest siswa R-4 kategori baik sekali iindikator kedua

Bedasarkan gambar 3, soal nomor 2 dengan indikator kedua yaitu

memberi contoh dan non contoh dari konsep tampak jawaban siswa keseluruhan

benar sesuai yang diharapakan, yakni menuliskan alasan dari pernyataan pada soal

nomor 2.

Hasil kerja siswa untuk indikator menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu.


50

Gambar 4
Hasil posttest siswa R-7 ketegori baik sekali indikator ketiga
Berdasarkan gambar 4 indikator ketiga yakni menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu jawaban siswa benar

seperti tampak pada gamabr sesuai dengan prosedur penyelesaian.

Hasil kerja siswa untuk indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma

pemecahan masalah

Gamabar 5
Hasil posttest siswa R-10 kategori baik sekali indikator keempat

Berdasarkan gamabar 5 indikator keempat yakni mengaplikasikan konsep

atau algoritma pemecahan masalah siswa menjawab dengan benar dapat dilihat

pada gambar di atas jawaban sesuai dengan langka-langka penyelesaian.

b. Disajikan hasil postest siswa yang berkualitas baik

Hasil kerja siswa untuk indikator menyatakan ulang sebuah konsep


51

Gambar 6
Hasil posttest siswa R-1 kategori baik indikator pertama

Berdasarkan gamabr 6, dapat dilihat bahwa siswa mampu menjawab

dengan benar berdasarkan idikator menyatakan ulang sebuah konsep walaupun

masih acak dalam penulisan jawaban tetapi dapat menjawab menggunakan bahasa

mereka sendiri.

Hasil kerja siswa untuk indikator memberi contoh dan non contoh dari

konsep.

Gambar 7
Hasil posttest siswa R-15 kategori baik indikator kedua

Bedasarkan hasil di atas dikatakan baik, dapat dilihat hasil kerja siswa

sesuai dengan jawaban yang diharapkan yaitu pada soal no 2 dengan indikator

memberi contoh dan non contoh sebuah konsep tetapi masih kurang lengkap.

Hasil kerja siswa untuk indikator menggunakan, memanfatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu.


52

Gamabr 8
Hasil posttest siswa R-5 kategori baik indikator ketiga

Berdasarkan soal nomor 4 indikator menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu tampak jawaban siswa sudah tepat

menuliskan prosedur penyelesaian namun masih salah.

Hasil kerja siswa untuk indikataor mengaplikasikan konsep atau algoritma

pemecahan masalah.

Gamabar 9
Hasil posttest siswa R-6 kategori baik indikator keempat

Berdasarkan soal nomor 5 indikator mengaplikasikan konsep atau

algoritma pemecahan masalah jawaban siswa sudah tepat menuliskan sesuai

dengan langkah-lankah penyelesaian tetapi tidak semua jawabannya yang tulis.

c. Disajikan hasil posttest siswa yang berkualitas cukup

Hasil kerja siswa untuk indikator menyatakan ulang sebuah konsep.


53

Gambar 10
Hasil posttest siswa R-9 kategori cukup indikator pertama

Berdasarkan gamabar 10 di atas tampak siswa tersebut mampu menjawab

soal no 1, tetapi jawaban siswa tersebut masih belum tepat. Dari gambar dapat

dilihat siswa menjawab dengan benar berdasarkan indikator kemampuan

pemahaman konsep yang pertama yakni menyatakan ulang sebuah konsep.

Hasil kerja siswa untuk indikator memberi contoh dan non contoh dari

konsep.

Gambar 11
Hasil posttest siswa R-3 kategori cukup indikator kedua

Berdasarkan hasil kerja siswa pada gambar di atas dilihat dari indikator

kedua siswa belum mampu memberikan alasan dari pernyataan tersebut, jawaban

yang ditulis siswa sudah benar tetapi alasannya belum tepat.

Hasil kerja siswa untuk indikator menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu.


54

Gamabar 12
Hasil posttest siswa R-20 kategori cukup indikator ketiga

Berdasarkan hasil di atas di katakan cukup, dapat dilihat hasil kerja siswa

sesuai dengan prosedur penyelesaian namun tidak tepat, yakni pada soal no 3

dengan indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

Hasil kerja siswa untuk indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma

masalah.

Gamabar 13
Hasil posttest siswa R-17 kategori cukup indikator keempat

Berdasarkan hasil di atas dikatakan cukup, dilihat dari hasil kerja siswa

sesuai dengan jawaban yang diharapkan yakni dengan indikator mengaplikasikan

konsep atau algoritma pemecahan masalah langkah-langkah sudah sesuai tetapi

hasil akhir belum diketahui.

2. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Setelah

Diterapkan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division.


55

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa skor rata-rata

pretest adalah 43 dan posttest adalah 87,33 serta skor N-Gain adalah 0,79 yakni

dengan interpretasi tinggi, sehingga dapat dikatakan peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division tergolong tinggi. Berikut disajikan hasil

pretest dan posttest siswa disertai pembahasan peningkatan kemampuan

pemahaman konsep siswa untuk tiap indikator.

a. Disajikan hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal 1 indikator

menyatakan ulang sebuah konsep.

Gambar 14
Hasil pretest siswa R-16

Berdasarkan hasil pada pretest siswa R-16 dilihat dari jawaban tampak

belum tepat memjawab soal no 1 dan menggunakan bahasa mereka sendiri untuk

indikator menyatakan ulang sebuah konsep.

Gamabar 15
Hasil posttest siswa R-16

Berdasarkan hasil pada posttest siswa R-16 tampak bahwa siswa tersebut

sudah mampu menjawab soal no 1 dengan benar dan menggunakan bahasa

mereka sendiri untuk indikator pertama.


56

b. Disajikan hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal 2 indikator

memberi contoh dan non contoh dari konsep.

Gamabar 16
Hasil pretest siswa R-13

Berdasarkan hasil pretest siswa R-13 yang tampak pada gamabar 16

menunjukan bahwa siswa tersebut belum mampu memberikan alasan sesuai

dengan pernyataan di atas dan jawaban menggunakan bahasa sendiri.

Gambar 17
hasil posttest siswa R-13

berdasarkan hasil posttest siswa R-13 menunjukan bahwa siswa tersebut

sudah menjawab dengan benar dan mampu memberikan alasan sesuai pernyataan

yang di minta untuk indikator kedua.

c. Disajikan hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal no 3 dan 4

indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.
57

Gamabar 18
Hasil pretest siswa R-19

Berdasarkan hasil pretest siswa R-19 yang tampak pada gambar 18

menunjukan bahwa siswa tersebut belum mampu menyelesaikan soal no 4 untuk

indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

Gambar 19
Hasil posttest siswa R-19

Berdasarkan hasil posttest siswa R-19 dilihat dari gamabar 19 di atas

menunjukan bahwa siswa tersebut sudah mampu menjawab soal no 4 dengan

menggunakan prosedur yang benar untuk indikator ketiga.

d. Disajikan hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal 5 indikator

mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Gambar 20
Hasil pretest siswa R-8
58

Bedasarkan hasil pretest siswa R-8 pada gambar 20 di atas menunjukan

bahwa siswa tersebut belum mampu membuat penyelesain soal no 5 untuk

indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Gambar 21
Hasil posttest siswa R-8

Bedasarkan hasil posttest siswa R-8 dilihat dari gambar 21 menunjukan

bahwa siswa mampu membuat penyelesaian dengan benar. Dari hasil pretest dan

posttest siswa R-8 di atas terlihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yakni mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan

masalah.

3. Terdapat Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Student Teams

Achievement Division

Berdasarkan analisis hasil penelitian menggunakan program SPSS 23 for

windows, diperoleh bahwa nilai signifikan kurang dari 0,05 (sig. < 0,05) sehingga

tolak H0 dan terima H1. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan


59

model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Hal ini dapat kita lihat

pada meningkatnya indikator-indikator kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa, yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, memberi con dan non

conto dari konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau

operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah .

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis dapat juga dilihat pada

nilai rata-rata yang diperoleh, dimana untuk pretest yaitu 43 kemudian setelah

diterapkan model dan dilakukan posttest nilai rata-ratanya mengalami peningkatan

menjadi 87,33.

Terjadi peningkatan tersebut juga dikarenakan dalam model pembelajaran

Student Teams Achievement Division ini siswa berkesempatan belajar secara

individu maupun dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Dalam

pembelajaran siswa dituntun untuk menyelesaiakan masalh yang ada di LKS

menggunakan pengetahuannya di bantu oleh peneliti sebagai fasilitator.


60

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII-1 SMP

Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan setelah diterapkannya model

pembalajaran dengan Student Teams Achievement Division diperoleh

baik sekali sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 35%, kualifikasi

baik sebanyak 11 siswa dengan persentase 55%, kualifikasi cukup

sebanyak 1 siswa dengan persenase 5%, dan memperoleh kualifikasi

kurang sebanyak 1 siswa dengan persentase 5%, sedangkan kualifikasi

gagal tidak ada.

2. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas

VIII-1 SMP Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel dengan penerapan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division diinterpretasikan

tinggi..

3. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

dapat meningkatkan kemampuan pemehaman konsep matematis siswa

pada materi pertidaksamaan linear satu variabel dalam siswa kelas VII-1

SMP Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan.

6
0
61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan memperhatikan kendala yang dialami saat

penelitian, maka saran yag dapat menjadi pertimbangan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division sebaiknya

diterapakan dalam proses belajar mengajar khususnya pada materi

pertidaksamaan linear satu variabel sebab terbukti dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran dan banyaknya materi, maka

guru harus mengefisiensikan model pembelajaran dengan waktu yang

tersedia agar terget pembelajaran dapat tercapai.

3. Melalui penelitian ini diharapakan siswa lebih meningkatkan minat dan

motivasi belajar.

4. Malalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengalaman praktis dibidang penelitian sebagai bekal untuk menjadi

tenaga pendidik yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai