breathing pada pasien PPOK terhadap manajemen sesak napas dalam jangka panjang Metode Penelitian
Pendekatan metodologis campuran menggunakan
wawancara telepon semi-terstruktur, kelompok kontrol dan kelompok observasi teknik PLB. Analisis kualitatif didasarkan pada grounded theory. Sampel adalah purposive sampel dari semua pasien yang memenuhi karakteristik untuk penelitian ini. Karakteristiknya adalah: diagnosis PPOK; diajarkan PLB sesuai dengan protokol standar selama 6 hingga 24 bulan sebelumnya. Efek dari PLB pada laju pernapasan (RR) dan saturasi oksigen (SpO2) diukur dan dibandingkan pada pernapasan spontan maupun pada pengukuran yang dilakukan ketika diajarkan PLB pertama kali wawancara telepon semi-terstruktur Kuesioner singkat diberikan untuk menyelidiki ingatan peserta tentang pembelajaran PLB, jika mereka terus menggunakan PLB atau tidak, alasannya mengapa dan kapan mereka menggunakan atau berhenti menggunakan PLB. Kelompok fokus: Semua pasien yang menyelesaikan wawancara telepon diundang untuk menghadiri kelompok fokus dan pertanyaan kelompok fokus dihasilkan dari analisis wawancara telepon. Pasien juga ditanya tentang harapan awal mereka tentang PLB dan membandingkan dengan pengalaman berikutnya, cara-cara di mana PLB dapat diajarkan, dan efek negatif yang dialami. Home visit: Pengamatan teknik PLB dilakukan setelah minimal lima menit beristirahat. RR dan SpO2 diukur menggunakan pulse oximeter (Finger pulse oximeter model 950, Healthdyne Technologies, Brussels) dan direkam untuk satu menit dari pernapasan spontan dan satu menit PLB
Terdapat 13 peserta yang diidentifikasi untuk
penelitian yang memiliki usia rata-rata 65 tahun dan perkiraan rata-rata FEV1 42,8% Tingkat respon untuk wawancara telepon adalah 11 dari 13 dengan 5 setuju untuk mengambil bagian dalam kelompok fokus, dan 6 untuk diamati menunjukkan teknik PLB mereka. Pursed Lip Breathing (PLB):
Merupakan suatu teknik latihan pernafasan yang
menekankan pada proses ekspirasi dengan tujuan untuk memudahkan proses pengeluaran udara yang terjebak oleh saluran nafas yang floopy. Melalui teknik ini maka udara yang keluar akan dihambat oleh kedua bibir yang mengerucut sehingga akan menyebabkan tekanan pada rongga mulut menjadi lebih positif.