Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN MEDIS

TANDA DAN GEJALA


a. Gangguan motoric PENGERTIAN a. Anti agregasi platelet : Aspirin,
b. Gangguan sensorik Stroke non hemoragik atau stroke iskemik tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol,
c. Gangguan Kognitif, Memori adalah hilangnya fungsi otak secara cilostazol
(Izadan
2017)
Atensi mendadak akibat gangguan suplay darah b. Trombolitik : Alteplase (recombinant
ke bagian otak (Smeltzer, 2013) tissue plasminogen activator (rt-PA)
d. Gangguan Kemampuan
(Rudianto 2017) c. Antikoagulan : heparin, LMWH,
Fungsional
heparinoid (untuk stroke emboli)
d. Neuroprotekta

ETIOLOGI
Stroke non hemoragik atau stroke non Stroke Non
PATOFISIOLOGI
hemoragik disebabkan oleh beberapa faktor, Hemorogik
yaitu hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, Stroke non hemoragik terjadi karena aliran darah ke
dan konsumsi alkohol, obesitas, nutrisi otak tersumbat yang diakibatkan oleh adanya bekuan
(Mutaqqin, 2008)
darah di dalam arteri besar pada sirkulasi sereberum.
Sumbatan atau obstruksi ini dapat disebabkan oleh
PENGKAJIAN PRIMER emboli maupun thrombus (Robbins, 2007). Embolus
berjalan lewat aliran darah dan dapat menyumbat
1. Airway : jalan nafas paten atau tidak
2. Breathing : pembuluh arteri yang lebih kecil (Kowalak, Welsh, &
- Pola nafas normal atau tidak, Mayer, 2014). Ketika arteri tersumbat secara akut oleh
PENGKAJIAN PRIMER trombus atau embolus, maka akan menimbulkan lesi
menggunakan alat bantu nafas atau
4. Disability : kesadaran apakah tidak, menggunakan alat bantu atau kerusakan sel saraf pada upper motor neuron
composmentis, apatis, somnolen, dll. pernapasan atau tidak (UMN). Kerusakan saraf pada homunculus motorik
GCS ( glasglow coma score) berapa, - Irama pernapasan regular atau mengakibatkkan hemiparesis pada anggota motorik.
pupil isokor atau insokor ukurannya ireguler, Suara nafas normal atau
berapa, bereaksi dengan cahaya atau tidak, jumlah pernapasan dalam 1
tidak, ROM nya terbatas atau tidak menit berapa kali.
3. Circulation : PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
5. Eksposure : apakah ada oedem - Akral hangat atau dingin, CRT < 2
atau tidak, apakah ada fraktur atau atau > 2 detik, berapa kali denyut 1. Pemeriksaan CT Angiografi
tidak, suhu tubuh berapa nadi dalam 1 menit, irama regular 2. CT Scan kepala
atau irregular, berapa tekanan 3. Magnetic Resonance
darahnya, apakah ada sianosis atau Imaging (MRI)
tidak, konjungtiva anemis atau tidak
Pengkajian aktivitas

ASUHAN
KEPERAWATAN

INTERVENSI
DIAGNOSA
No Diagnosa Luaran Intervensi
a. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d 1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan Observasi
penurunan aliran arteri dan vena d.d pengisian jaringan serebral b.d tindakan 3 x 8 jam
kapiler >3 detik penurunan aliran dengan kriteria hasil : - Periksa sirkulasi perifer
b. Gangguan mobilitas fisik b.d perubahan arteri dan vena d.d 1. Kekuatan nadi (mis: nadi perifer, edema,
pengisian kapiler >3 pengisian kapiler, warna,
metabolism d.d mengeluh sulit menggerakkan perifer meningkat
detik suhu, ankle-brachial
ekstremitas 2. Warna kulit pucat
index)
c. Deficit perawtaan diri b.kelemahan d.d menolak menurun - Monitor panas,
melakukan perawatan diri 3. Pengisian kapiler kemerahan, nyeri, atau
d. Gangguan persepsi sensori b.d hipoksi serebal membaik bengkak pada ekstremitas
d.d respon tidak sesuai 4. Akral membaik
5. Turgor kulit Terapeutik
membaik
- Hindari pemasangan
infus, atau pengambilan
darah di area keterbatasan
perfusi
- Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Edukasi

- Anjurkan minum obat


pengontrol tekanan darah
secara teratur

- intravena, jika perlu


2. Gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam Observasi
perubahan metabolism d.d dengan kriteria hasil : - identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
mengeluh sulit menggerakkan - pergerakan ekstremitas meningkat - identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
ekstremitas - kekuatan otot meningkat - monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- rentang gerak (ROM) meningkat sebelum memulai mobilisasi
- nyeri menurun
Terapeutik
- fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (.
Pagar tempat tidur)
- anjurkan melakukan mobilisasi dini
Edukasi
- jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Deficit perawtaan diri b.kelemahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam Observasi
d.d menolak melakukan perawatan dengan kriteria hasil : - Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
diri - Kemampuan mandi meningkat sesuai usia
- Kemampuan mengenakan pakaian meningkat - Monitor tingkat kemandirian
- Kemampuan makan meningkat - Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
- Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) meningkat berpakaian, berhias, dan makan
- Verbalisasi keinginan melakukan perawatan
diri meningkat Terapeutik
- Minat melakukan perawatan diri meningkat - Siapkan keperluan pribadi
- Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan

4. Gangguan persepsi sensori b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam Observasi
hipoksi serebal d.d respon tidak dengan kriteria hasil : - Periksa status mental, status sensori, dan tinggkat
sesuai - Verbalisasi merasakan sesuatu meningkat kenyamanan
- Distrorsi sensori meningkat
Terapeutik
- Respon sesuai stimulus meningkat
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
- Jadwalkan aktivitas harian dan waku istirahat
Edukasi
- Ajrakan cara meminimalisir stimulus
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam meminimalisir prosedur tindakan

Iza, Hanif miftakhul. 2017. “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Cendana 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents 12–
26.
Los, Unidad Metodología D. E. Conocimiento D. E. 2020. “Pathway SNH.”
Prakasita, M. et al. 2015. “BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke Non Hemoragik 2.1.1 Definisi Dan Klasifikasi.” 7–27.
Rudianto, Novi Dwi. 2017. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN
LATIHAN.” 1–14.
Suparyanto dan Rosad (2015. 2020. “A. Konsep Dasar Penyakit Stroke Non Hemoragik 1. Pengertian Stroke Non Hemoragik.” Suparyanto Dan Rosad (2015
5(3):248–53.
(Prakasita et al. 2015) (Los 2020)

Anda mungkin juga menyukai