TANDA DAN GEJALA 1. Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
1. Kesadaran mungkin akan segera hilang, atau WOC INTRACEREBRAL HEMORRHAGE (ICH) 2. Transfusi atau platelet. Transfusi darah yang telah bertahap seiring dengan membesarnya hematom. mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet (plasma EMANUELIN PETRI PURBANDARU 2. Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi segar yang dibekukan). PEMERIKSAAN PENUNJANG abnormal. 3. Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada Pemeriksaan penunjang dari Intra P1337420922155 ETIOLOGI protein di dalam darahyang membantu darah untuk 3. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi Cerebral Hematom menurut Sudoyo PROFESI NERS abnormal. menggumpal (faktor penggumpalan) (2016) adalah sebagai berikut : Trauma kepala, Fraktur depresi tulang tengkorak, Hipertensi, 4. Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan 4. Observasi dan tirah baring terlalu lama. 1. Angiografi POLTEKKES SEMARANG Malformasi Arteri Venosa, Aneurisma, Distrasia darah, Obat, tekanan intracranium. 5. Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan 2. CT Scan Merokok. 5. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik evakuasi hematom secara bedah. 3. Lumbal pungsi pada berbicara dan gerakanmotorik dapat timbul 6. Mungkin diperlukan ventilasi mekanis. 4. MRI segera atau secara lambat. Pecahnya pembuluh darah otak 7. Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok. 5. Thorax photo 6. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap (perdarahan intracranial) 8. Metode-metode untuk menurunkan tekanan intra kranium 6. Laboratorium seiring dengan peningkatan tekanan intracranium termasuk pemberian diuretik dan obat anti inflamasi 7. EKG INTRACEREBRAL HEMORRHAGE (ICH)
PENGERTIAN Darah masuk ke dalam jaringan otak
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robekan DAFTAR PUSTAKA Penatalaksanaan : pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Darah membentuk massa atau hematoma Kraniotomi PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran. Intra secerebral hematom adalah Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakata: DPP PPNI. pendarahan dalam jaringan otak itu sendiri . hal ini Penekanan pada jaringan otak PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang Luka insisi Port d’entry Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. berat atau cidera kepala terbuka .intraserebral pembedahan mikroorganisme PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Peningkatan tekanan intracranial Nyeri Akut Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI hematom dapat timbul pada penderita stroke hemorgik akibat melebarnya pembuluh nadi. Sel melepaskan Risiko Infeksi mediator nyeri : Gangguan aliran darah dan Fungsi otak menurun prostaglandin, sitokinin Metabolisme oksigen ke otak anaerob Risiko Perfusi Serebral Kerusakan Refleks - Disorientasi Impuls ke pusat nyeri Vasodilatasi Tidak Efektif ` neuromotorik menelan - Apraksia di otak (thalamus) pembuluh menurun - Disorsi darah konsep ruang Kelemahan - Hilang BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK Somasensori korteks otak : otot progresif Anoreksia kesadaran EFEKTIF (D.0001) nyeri dipersepsikan pada sisi SLKI : Bersihan jalan nafas (L.01001) tubuh yang SIKI : Manajemen Jalan Napas (I. 01011) Gangguan Defisit 1. Manajemen pola napas NYERI AKUT (D.0077) Nyeri Akut Mobilitas Fisik berlawanan Nutrisi 2. Monitor bunyi napas SLKI: Tingkat nyeri (L.08066) 3. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 SIKI: Manajemen nyeri (I.08238): detik RISIKO PERFUSI SEREBRAL TIDAK GANGGUAN MOBILITAS FISIK (D.0054) Penurunan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 4. Posisikan semi fowler atau fowler EFEKTIF (D.0017) SLKI: Mobilitas fisik (L.05042) kesadaran frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri 5. Berikan oksigen, jika perlu SLKI : Perfusi Serebral (L.02014) SIKI: Dukungan mobilisasi (I.05173): 2. Identifikasi skala nyeri 6. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika SIKI : Manajemen Peningkatan Tekanan Intracranial 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik 3. Kontrol lingkungan yang memperberat tidak kontraindikasi (I.06194) lainnya Bersihan Jalan Nafas rasa nyeri 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator, 1. Monitor penyebab peningkatan TIK 2. Monitor kondisi umum selama melakukan Tidak Efektif 4. Fasilitasi istirahat dan tidur ekspektoran, mukolitik, jika perlu 2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK mobilisasi 5. Anjurkan memonitor nyeri secara 3. Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam mandiri DEFISIT NUTRISI (D.0019) 4. Monitor status pernapasan meningkatkan pergerakan 6. Anjurkan menggunakan analgetik 4. Anjurkan melakukan mobilisasi dini SLKI : Status nutrisi (L.03033) secara tepat 5. Monitor intake output 5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi SIKI : Manajemen nutrisi (I.08119) 7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika 6. Cegah terjadinya kejang perlu 1. Identifikasi status nutrisi 7. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang 2. Identifikasi alergi makanan 8. Berikan posisi semi fowler 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient 9. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu 4. Identifikasi perlunya penggunaan selang 10. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, nasogastric jika perlu 5. Monitor asupan makanan 6. Monitor berat badan 7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium