Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


SERTA KELUARGA BERENCANA
ANTENATAL CARE (ANC)

OLEH:
dr. Maulan Saputra
PENDAMPING:
dr. H. Sartono, MM

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


PUSKESMAS PEMARON
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
SERTA KELUARGA BERENCANA
ANTENATAL CARE (ANC)

Brebes, Agustus 2015

Peserta Program Internship

dr. Maulan Saputra

Pendamping Program Internship

dr. H. Sartono, MM

BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Antenatal Care (ANC)/ asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan
minimal 4x selama kehamilan yaitu K1 sampai dengan K4.
Adapun cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Indonesia pada tahun 2011 adalah 95,71% dari
target 95 % dan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 88,27% dari target 90%.
Menurut WHO tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara
seperti Malaysia (29/100.000 kelahiran hidup), Thailand (48/100.000 KH), Vietnam
(59/100.000 KH), serta Singapore (3/100.000 KH). Dibandingkan dengan negara-negara
maju, angkanya sangat jauh berbeda seperti Australia (7/100.000 KH) dan Jepang (5/100.000
KH).
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi
dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan SDKI (2007). Padahal berdasarkan Sasaran Pembangunan Milenium atau
Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu.
Indonesia kini menjadi salah satu dari 13 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di
dunia. Menurut WHO (2010) sekita 287.000 ibu meninggal karena komplikasi kehamilan dan
kelahiran anak, seperti perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, dan
penyebab tidak langsung (trauma obstetri) 5%. Dan sebagian besar kasus kematian ibu
didunia terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2011). Salah satu
upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan RI dalam mempercepat penurunan AKI dan
AKB adalah dengan menempatkan bidan di desa.
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes sendiri menempatkan kesehatan ibu dan bayi sebagai
prioritas. Berbagai upaya dilakukan baik dari tingkat sektoral maupun lintas sektoral. Kasus
kematian ibu pada akhir tahun 2014 kemarin juga menjadi salah satu fokus utama perbaikan
manajemen ibu hamil. Sebagai pelaksana kegiatan kesehatan di Kabupaten Brebes,
Puskesmas Pemaron harus memberikan perhatian lebih dalan upaya KIA dan KB khususnya
dalam asuhan antenatal.
B PERMASALAHAN
Sebuah kondisi yang sulit diterima dengan baik bahwa keberadaan bidan desa yang mumpuni
dan penggalakan upaya KIA dan KB yang baik ternyata belum juga dapat mengurangi angka

kematian ibu dan bayi. Berkaca pada kasus sebelumnya dimana kematian seorang ibu yang
juga berasal dari tenaga kesehatan, maka evaluasi kegiatan antenatal care menjadi sesuatu
yang sangat penting dilakukan. Hal ini tentu saja harus mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak.
C TUJUAN
1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan upaya kesehatan ibu dan anak serta
2

keluarga berencana
Tujuan Khusus
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan antenatal care

D MANFAAT
1 Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu
2 Bagi Tenaga Medis
Meningkatkan kesadaran tenaga medis agar senantiasa mengutamakan kualitas pelayanan
antenatal care dan upaya KIA serta KB lainnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Pengertian Program KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita

serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah
dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap
kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa
ibunya.
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa,
bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang
lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
2. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
- Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,
-

Posyandu dan sebagainya.


Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan

Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.


Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu

meneteki, bayi dan anak balita.


Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,

terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.


3. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan
pokok :
- Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang
-

baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.


Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.


Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan

pengamatannya secara terus menerus.


Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

B. UPAYA KELUARGA BERENCANA


1. Pengertian Keluarga Berencana
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak
serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Memiliki keluarga ideal adalah
dambaan setiap orang dan dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak
selalu diakui demikian.
2. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan
ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Adapun tujuan khususnya mencakup :
- Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
- Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
- Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
3. Cara-cara atau Metode Pelaksanaan Program Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi
yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan
atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita
sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode
mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak
memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita
dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,
frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi
tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil
lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan.
Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan
seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.
Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah
haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause. Bagaimanapun
juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak mendapatkan menstruasi atau
darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari
50 tahun.
4. Dampak Positif Program Keluarga Berencana
Perempuan dibawah usia 17 tahun rentan mengalami kematian sewaktu persalinan. Hal
ini dikarenakan perkembangan tubuhnya belum sempurna dan belum cukup matang serta
siap dilewati bayi. Sang bayi pun terancam resiko kematian sebelum usianya mencapai
satu tahun.

Kehamilan terlalu "telat" Perempuan berusia terlalu tua untuk mengandung dan
melahirkan memiliki banyak resiko berbahaya. Terlebih jika memiliki masalah-masalah
kesehatan lain atau terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan jarak
dekat Kehamilan dan persalinan membutuhkan banyak energi dan kekuatan. Jika Ibu
belum pulih dari satu pesalinan namun sudah hamil kembali, tubuh tidak akan sempat
memulihkan kebugarannya. Berbagai masalah bahkan kematian pun akan dihadapi saat
berhadapan dengan situasi kehamilan jarak dekat. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Perempuan memiliki lebih dari empat anak beresiko menghadapi kematian akibat
pendarahaan hebat dan kelainan-kelainan lainnya.
Tidak ada paksaan dan tidak ada yang boleh memaksa Ibu untuk mengikuti program
Keluarga Berencana ataupun tidak. Namun pekerja kesehatan akan menyarankan Ibu
untuk mengikuti program ini jika terjadi sesuatu yang dapat membahayakan diri Ibu.
Dibutuhkan kesadaran dalam diri sendiri, mengenai pentingnya mengikuti program
Keluarga Berencana, baik untuk kebaikan diri sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga.
Tidak ada yang boleh memaksa Ibu mengikuti program Keluarga Berencana, dan tidak
ada paksaan untuk Ibu mengenakan alat KB tertentu. Namun jika alat KB yang Ibu pilih
dapat membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan terlebih dahulu hal tersebut pada
dokter kandungan.
5. Dampak Negatif Program Keluarga Berencana
Selain memiliki dampak positif, program keluarga berencana ini juga memiliki dampakdampak negative antara lain:
- Menerima efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi
- Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
- Sering menaikkan Berat Badan
- Peningkatan risiko infeksi
- Frekuensi bersenggama
- Kemudahan untuk kembali hamil lagi
- Efek samping ke laktasi
- Efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan
- Memiliki keturunan terbatas
C. PELAYANAN ANTENATAL CARE
1. Pengertian
Adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu hamil.
2. Tujuan Antenatal Care
Adapun tujuan umum ANC adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Sedangkan tujuan khusus ANC meliputi:

Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,


termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian

ASI.
Menghilang missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan

antenatal terpadu,komprehensif, dan berkualitas.


Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini

mungkin.
Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.

3. Jadwal Antenatal Care


Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2
minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia
kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
- Kunjungan I (16 minggu)
(i)
Penapisan dan pengobatan anemia.
(ii)
Perencanaan persalinan.
(iii)
Pengenalan komplikasi akibat-akibat kehamilan dan pengobatannya.
- Kunjungan II (24 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
(i)
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
(ii)
Penapisan pre-eklamsia, gemelli, infeksi, alat reproduksi saluran
pencernaan MAP.
(iii)
Mengulang perencanaan persalinan.
- Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir
(i)
Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.
(ii)
Mengenalinya ada kelainan letak dan presentasi.
(iii)
Memantapkan rencana persalinan.
(iv)
Mengenali tanda-tanda persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu .Sesuai
dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali trimester tiga.
Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 10 T (Kemenkes, 2010) :
- Timbang berat badan
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
- Ukur tekanan darah
- Ukur TFU
- Hitung denyut jantung janin (DJJ)
- Tentukan presentasi janin
- Beri imunisasi TT

Beri tablet tambah darah ( tablet Fe)


Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
(i)
Pemeriksaan golongan darah
(ii)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
(iii)
Pemeriksaan protein dalam urine
(iv)
Pemeriksaan kadar gula darah
(v)
Pemeriksaan darah malaria
(vi)
Pemeriksaan tes sifilis
(vii) Pemeriksaan HIV
(viii) Pemeriksaan BTA
Tatalaksana atau penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standart dan kewenangan tenaga kesehatan.kasus- kasus yang tidak

dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan.


5. Ciri-Ciri Kehamilan Resiko Tinggi (Depkes, 2009)
- Terlalu muda, hamil pertama usia < 16 tahun
- Terlalu tua, hamil pertama usia > 35 tahun
- Terlalu lambat hamil yang pertama, kawin 4 tahun baru mempunyai anak
- Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)
- Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)
- Terlalu banyak anak , 4/ lebih
- Terlalu tua umur > 35 tahun
- Terlalu pendek < 145 cm
- Pernah gagal kehamilan
- Pernah melahirkan dengan : a.Tarikan tang/ vakum, b.Uri dirogoh, c.Diberi
-

infus/transfusi
Pernah operasi sesar
Penyakit pada ibu hamil : a.Anemia, b.TBC paru, c.Malaria, d.Payah jantung,

e.Diabetes mellitus, f.Penyakit menular seksual


- Bengkak pada muka, tungkai dan tekanan darah tinggi
- Hamil kembar dua atau lebih
- Hamil kembar air (hidramnion)
- Bayi mati dalam kandungan
- Kehamilan lebih bulan
- Letak sungsang
- Letak lintang
- Pendarahan dalam kehamilan ini
- Preeklamsi berat/ kejang2.
6. Tanda Bahaya pada Kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya.
Tanda Bahaya Kehamilan meliputi:
- Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat
berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macammacam perdarahan pervaginam
(i)
Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada

(ii)

kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.


Macammacam abortus
Abortus spontan
Abortus provokatus
Abortus medisinalis
Abortus kriminalis
Abortus inkompletus
Abortus insipiens
Abortus imminens
Missed abortion
Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering
kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus
inkompletus, atau mioma uteri.

Mual Muntah Berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
(i)
Makan sedikit tapi sering
(ii)
Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
(iii)
Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
(iv)

makanan padat.
Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu

(v)

berikutnya.
Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama

sayuran serta makanan lain.


(vi)
Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
(vii) Hindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
(viii) Istirahat cukup
Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan
gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
-

stroke, koagulopati dan kematian.


Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang
hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri
kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia
dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat
yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran
darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina

dan spasme pembuluh darah).


Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak
seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibuibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah
beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema
yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan
adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan
tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan
fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat

merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.


Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama
persalinan.
Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama
-

pada kehamilan ektopik atau abortus.


Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu

maupun kehamilan aterm.


Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya
gejalagejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam

kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia


Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi

dalam kehamilan.
7. Senam Hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam menghadapi persalinan dengan
tenang sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan mudah (normal).
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur :
- Memperbaiki sirkulasi darah
- Mengurangi pembengkakan
- Memperbaiki keseimbangan otot
- Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal
- Mengurangi kram/ kejang kaki
- Menguatkan otot perut
- Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.
8. Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi
baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20
minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil
akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak
secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan
9. Persiapan Laktasi

Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi,
karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai harus sesuai dengan
pembesaran payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah suspension,
bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan masase, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan memelihara
higiene payudara, melenturkan/ menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu
yang datar atau masuk kedalam.

BAB III
KEGIATAN
A INTERVENSI
Kegiatan antenatal care dilakukan secara kontinu oleh dokter internship dengan didampingi
bidan desa pada beberapa wilayah kerja poliklinik kesehatan desa, diantaranya Desa
Pemaron, Desa Wangendalem dan Desa Gandasuli serta poliklinik KIA Puskesmas Pemaron.
Kegiatan dilakukan pada hari dan jam pelayanan kesehatan baik di PKD maupun posyandu,
pusling maupun kegiatan ANC terpadu.
Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
1 Pendataan ibu hamil dan pendaftaran poliklinik
2 Anamnesis riwayat kehamilan sekarang
3 Anamnesis riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (jika ada)
4 Anamnesis riwayat penyakit sekarang (jika ada)
5 Penimbangan dan pencatatan berat badan
6 Pemeriksaan keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
7 Pemeriksaan fisik organ dan sistem organ
8 Pemeriksaan leopold dan pemeriksaan dalam sesuai indikasi
9 Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (HB, GDS, protein urin dsb)
10 Pemberian terapi sesuai indikasi
11 Edukasi tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
12 Konseling rencana persalinan dan pemasangan KB
13 Tanya jawab seputar topik yang sering menjadi bahan diskusi (mitos dan fakta terkait
kehamilan dan persalinan)
14 Pencatatan di buku KIA
15 Penentuan jadwal kunjungan ANC berikutnya
B MONITORING
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program. Dalam hal ini dilakukan penilaian perkembangan kehamilan dan tanda-tanda
persalinan. Hal ini dapat dilakukan dengan kunjungan ANC berikutnya.
Monitoring kuantitatif dapat dilakukan melalui pendataan angka kematian ibu. Sedangkan
secara kualitatif, monitoring dapat dilakukan dengan investigasi kematian ibu terkait
masalah-masalah dalam kehamilan dan persalinan.
Adapun hal yang penting dapat dicatat dalam buku KIA sehingga buku KIA dapat menjadi
sumber monitoring selama kehamilan.
C EVALUASI

Evaluasi adalah secara sistematis menginvestigasi efektifitas program dengan cara menilai
kontribusi program terhadap perubahan. Adapun evaluasi dalam kegiatan ANC yang telah
dilaksanakan mengarah kepada perbaikan kesadaran dan perilaku ibu hamil. Adapun tenaga
kesehatan secara umum telah teliti dalam melakukan pendataan, bahkan beberapa bidan desa
menggunakan metode jemput bola dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan. Namun
kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan masih sangat
rendah. Adapun kesadaran ini juga terkait faktor-faktor sosial lainnya seperti: usia kehamilan
yang tidak lagi muda, kehamilan lebih dari 4 kali, kurangnya kepercayaan penanganan
kehamilan dan persalinan pada tenaga kesehatan secara umum maupun masalah stigma
terhadap perseorangan, dll.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Asuhan antenatal/ antenatal care sangat penting dilalukan, baik tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan maupun masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan dapat saling
bekerjasama agar dapat menurunkan resiko dalam kehamilan khususnya angka kematian ibu.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat agar mendukung kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka mendukung
pencapaian peningkatan kesehatan di tingkat individu dan kelompok masyarakat.
2. Bagi Tenaga Medis

Tenaga medis diharapkan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pelayanan


kesehatan khususnya terkait kehamilan dan persalinan.
3. Bagi Dinas Kesehatan/ Pemerintahan
Agar ANC terpadu menjadi agenda rutin dalam kegiatan pokok puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes dan JICA: Jakarta
Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu
Hamil. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Kemenkes, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu. Kemenkes: Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai