Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PBL PKKD

PEMASANGAN NGT
Dosen pembimbing: Ugi Sugiarsih, SKM, MM

Disusun oleh
TIARA ANANDA P17324419044
Jalum 1B

KELOMPOK 1

POLITEKNIK KEMENKES BANDUNG RI


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. PENGERTIAN
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya
dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan
sebuah selang plastik (selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung. Selang
Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung (melewati
nasopharynx dan esophagus) menuju ke lambung. Singkatan untuk Nasogastrik adalah
NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso
adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus”untuk
hidung atau moncong hidung.
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch (perut gendut)
atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno
melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-
obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan
obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung
dengan cara disedot.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung
sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)
C. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Makan sebaiknya di berikan dalam keadaan hangat
2. Jenis makanan diberikan sesuai instruksi dokter - ahli gizi
3. Diperhatikan apakah makanan habis atau tidak
4. Obat-obatan yg harus di berikan sebelum makan
5. Teknik Pemasangan NGT
D. Indikasi pemasangan NGT
indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Pasien tidak sadar
2. pasien Karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

Pasien Bayi atau Balita:


1. Bayi yang tidak dapat makan
2. Bayi dengan kanker
3. Bayi dengan sepsis
4. Bayi dengan trauma
E. Kontraindikasi pemasangan NGT
1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
F. MACAM & UKURAN NGT
Macam-macam NGT:
1. selang NGT dari karet2. Selang NGT dari bahan plastic
2. selang NGT dari bahan silicon
Ukuran NGT:
1. Dewasa: 16-18 Fr
2. Anak-anak: 12-14 Fr
3. Bayi: 6 Fr
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Selang nasogastrik sesuai ukuran
2. Pelumas/ jelly
3. Spuit 50cc - 100cc
4. Stetoskop
5. Lampu senter/ pen light
6. Klem
7. Perlak
8. Kassa
9. Spatel lidah
10. Handscoon bersih
11. Handscoon steril
12. Plester
13. Bengkok
14. Bak instrument
15. Kom berisi air
16. Gunting

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan dan atur peralatan
3. Bantu pasien untuk posisi Fowler atau Semi flower
4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan
kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang
lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi
kapas. Periksa adakah infeksi dll
6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
8. Gunakan sarung tangan
9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung
melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung
yang paling bersih
11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan
pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut
tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut
untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik
udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi
slang.
15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi,
sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan
salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat
Digunakan untuk memfiksasi slang.
Catatan:
Posisi Fowler: Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat), lutut boleh ditekuk atau
lurus.
Ada 3 jenis posisi fowler:
1. High Fowler: Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
2. Semi Fowler: Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
3. Low Fowler: Kepala pasien diangkat < 30 derajat

HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Klien menambah berat badannya 1/2 sampai 1 kg per minggu
2. Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1) Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi
2) Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah tempe yang
merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan sebagai
makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat
merendahkan derajat mereka.

3) Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakn sumber
vitamin yang baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik bagi anak-anak.

4) Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan


kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tubuh.

5) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.
6) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.

PASIEN YANG HARUS DILAKUKAN PEMASANGAN NGT


1. Pasien yang tidak dapat makan dengan cara biasa seperti pasein yang tidak sadar.
2. Pasien dengan penyakit / operasi mulut.
3. Fraktur tulang rahang tidak dapat menelan karena paralisis tenggorokan.
4. Bayi prematur yang terlalu lemah menelan.
5. Pasien yang tidak mau makan sendiri seperti psikose.

Anda mungkin juga menyukai