Anda di halaman 1dari 85

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH


ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI” DI RSJD ATMA
HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Oleh :
Yasmin Amaliah Husairi
NIM : P07220120048

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2023
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI”
DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM
SAMARINDA
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)
Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Oleh :
Yasmin Amaliah Husairi
NIM : P07220120048

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2023

i
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia menerima

sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Samarinda, 23 JUNI 2023


Yang menyatakan

Meterai

Rp 10000

Yasmin Amaliah H
P07220120048

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Diri

Nama : Yasmin Amaliah Husairi


Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda, 03 September 2002
Agama : Islam
Alamat : Jl.Kh. Ahmad Dahlan, Kec.Ma.
muntai

B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2006-2008 : Tk. Al-azhar Smd - Tk. Mawar


Ma.muntai
2. Tahun 2008-2014 : SDN 001 Ma.muntai
3. Tahun 2014-2017 : Mts Al-Mu’minun Ma.Muntai
4. Tahun 2017-2020 : SMAN 001 Ma.muntai
5. Tahun 2020- Sekarang : Mahasiswa Prodi D-III
Keperawatan Poltekkes
Kementrian Kesehatan
Kalimantan Timur

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan

Keperawatan Pasien dengan Masalah Isolasi Sosial “Menarik Diri” di RSJD Atma

Husada Mahakam”.KTI ini dibuat sebagai rangkaian tugas akhir program Diploma

III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan KTI ini dapat diselesaikan

karena adanya bantuan dan dukungan dalam penulisan dari berbagai pihak yang

telah membantu penulis baik dalam memberi motivasi, bimbingan, materi, dan

sebagainya. Bersama ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Dr.M. H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Ns. Wiyadi, S.Kep, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Tini, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. H. Rasmun, S.Kp., M.Kes. selaku dosen penguji KTI ini.

5. Dr.M. H. Edi Sukamto, S.Kp., M.Kep. selaku dosen pembimbing I dan

Ns.Gajali Rahman, S.Kep., M.Kep. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberi arahan, bimbingan, bantuan, dukungan dan waktu yang telah

diluangkan kepada penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
6. Seluruh Dosen dan Staf Pendidik di Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur.

7. Kepada orang tua tercinta, ayah Amir Husin dan ibu Norlailawati serta ayah

sambung Helmi dan ibu sambung saya Dian , saudara, sahabat Ranty, Monika,

Yulia, Azizah, Hayun, Yoga, Fahri, Bela dan teman-teman seperjuangan Linda,

Purna, Rosa, Rusti, Aina, Tutus, Rosi yang selalu memberi kasih sayang, doa,

semangat, dan dukungan baik secara moral maupun material.

8. Kepada diri sendiri terima kasih telah bertahan sampai sekarang.

9. Kepada Gilang Latif terima kasih sudah memberikan bantuan baik motivasi dan

semangat untuk penulisan KTI ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa D-III Keperawatan Poltekkes Kalimantan Timur

Angkatan 2020

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan

KTI ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proposal KTI ini masih banyak kekurangan

dan sangat jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan kemampuan

yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk

perbaikan di masa mendatang.

Samarinda,……………2023

Penulis
Yasmin Amaliah Husairi

vii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI


SOSIAL “MENARIK DIRI” DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM
SAMARINDA
Yasmin Amaliah Husairi1), Edi Sukamto2), Gajali Rahman3)
1)
Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim
2) 3)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Latar belakang : Isolasi sosial merupakan suatu keadaan seseorang mengalami


penurunan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain atau orang disekitarnya (Kemenkes, 2019). Penulisan ini
bertujuan untuk mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial “menarik diri” di Ruang Punai
Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.

Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah
Isolasi Sosial “Menarik Diri” meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.

Metode : Metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dalam bentuk
studi kasus menggunakan asuhan keperawatan dengan mengambil suatu kasus
berupa dua pasien dengan masalah Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
Husada Mahakam Samarinda. Kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk
menemukan persamaan dan perbedaan kedua pasien setelah dilakukan asuhan
keperawatan.

Hasil dan Pembahasan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari


perawatan maka didapatkan pasien mampu membina hubungan saling percaya
dengan menunjukkan ekspresi dan respon yang baik. Pasien dapat menjalin
hubungan sosial dengan orang lain. Selama berkomunikasi, terdapat kontak mata
dan respon yang baik.

Kesimpulan dan Saran : Didapatkan hasil peningkatan kemampuan klien dengan


diagnosis isolasi sosial dibanding sebelum dilakukan intervensi keperawatan.
Kerjasama antar tim kesehatan dan keluarga menjadi faktor penting dalam
kesembuhan pasien, komunikasi terapeutik yang baik dapat mendorong klien lebih
kooperatif.

Kata Kunci : Isolasi Sosial, ketidakmampuan berinteraksi sosial , asuhan


keperawatan.

viii
ABSTRACT

NURSING CARE OF PATIENTS WITH SOCIAL ISOLATION PROBLEMS


AT THE ATMA HUSADA MAHAKAM PSYCHIATRIC HOSPITAL
SAMARINDA

Yasmin Amaliah Husairi1), Edi Sukamto2), Gajali Rahman3)


1)
Student of the D-III Study Program in Nursing, Poltekkes, Ministry of Health,
East Kalimantan
2) 3)
Lecturer in the Department of Nursing, Poltekkes, Ministry of Health, East
Kalimantan

Background: Social isolation is a condition in which a person experiences a


decrease in interacting with other people, because sufferers feel rejected, not
accepted, lonely, and unable to build meaningful relationships with other people or
those around them (Ministry of Health, 2019). This writing aims to examine and
understand in depth nursing care for patients with social isolation in the Punai Room
of the Atma Husada Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.

Purpose: To determine psychiatric nursing care for clients with Social Isolation
problems including nursing assessment, diagnosis, intervention, implementation,
and evaluation.

Method: The method of writing this scientific paper is descriptive in the form of a
case study using nursing care by taking the case of two patients with social isolation
problems at the Atma Husada Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.
Then the results of the two were compared to look for similarities and differences
between the two patients after nursing care was carried out.

Results and Discussion: After carrying out nursing actions for 6 days of treatment,
it was found that the patient was able to build a trusting relationship by showing
good expressions and responses. Patients can establish social relationships with
other people. During communication, there is eye contact and good response.

Conclusions and Suggestions: The results of increasing the ability of clients with
a diagnosis of social isolation were obtained compared to before nursing
intervention was carried out. Cooperation between the health team and family is an
important factor in patient recovery, good therapeutic communication can
encourage clients to be more cooperative.

Keywords: Social isolation, inability to interact socially, nursing care.

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan

Halaman Sampul Dalam ...................................................................................... i

Halaman Persetujuan .......................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

ABSTRACT ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL..................................................................................... xiv

LAMPIRAN ................................................................................................xv

BAB 1.............................................................................................................1

PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................3

1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................3

1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................4

1.4.1 Bagi Peneliti .......................................................................................4

x
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ......................................................................4

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan .............................................4

BAB 2.............................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6

2.1 Definisi ...............................................................................................6

2.2 Etiologi ...............................................................................................7

2.3 Tanda dan Gejala ...............................................................................8

2.4 Rentang Respon Isolasi Sosial ..........................................................9

2.5 Patofisiologi .....................................................................................11

2.6 Penatalaksanaan ...............................................................................14

2.7 Konsep Asuhan Keperawatan ..........................................................16

2.7.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................16

2.7.2 Pohon Masalah .................................................................................22

2.7.3 Diagnosis Keperawatan ...................................................................22

2.7.4 Intervensi Keperawatan....................................................................23

2.7.5 Evaluasi ............................................................................................27

BAB 3...........................................................................................................28

METODE PENELITIAN ..........................................................................28

3.1. Pendekatan/Desain Penelitian ..........................................................28

3.2. Subyek Penelitian.............................................................................28

3.3. Batasan Istilah (Definisi Operasional) .............................................29

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................29

3.5. Prosedur Penelitian ..........................................................................29

xi
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................31

3.7. Instrumen Pengumpulan Data ..........................................................32

3.8. Keabsahan Data................................................................................32

3.9. Analisa Data .....................................................................................32

BAB 4...........................................................................................................34

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................34

4.1 Hasil studi kasus ...................................................................................34

4.1.1 Gambaran lokasi penelitian ...............................................................34

4.1.2 Data hasil asuhan keperawatan .........................................................35

A. Pengkajian keperawatan ........................................................................35

B. Diagnosis keperawatan ........................................................................37

C. Intervensi keperawatan ........................................................................38

D. Implementasi keperawatan ..................................................................39

E. Evaluasi keperawatan ..........................................................................51

4.2 Pembahasan ..........................................................................................62

BAB 5...........................................................................................................64

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................64

5.2 Kesimpulan ..........................................................................................64

5.2 Saran .....................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................66

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Isolasi Sosial .........................................................9

Gambar 2.2 Pohon Masalah Isolasi Sosial .........................................................22

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Isolasi Sosial ...................................................23

Tabel 4. 1 Pengkajian ...........................................................................................35

Tabel 4. 2 Diagnosis Keperawatan Klien 1 dan 2 ................................................37

Tabel 4. 3 Intervensi Klien 1 ................................................................................38

Tabel 4. 4 Intervensi Klien 2 ................................................................................38

Tabel 4. 5 Implementasi Klien 1 (Ny.T) ..............................................................39

Tabel 4. 6 Implementasi Klien 2 (Ny.S) ..............................................................46

Tabel 4. 7 Evaluasi Klien 1 (Ny.T) ......................................................................51

Tabel 4. 8 Evaluasi Kemampuan Pasien ..............................................................61

xiv
LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa

Lampiran 2 Verifikasi Judul

Lampiran 3 Kesedian Membimbing

Lampiran 4 Izin Praktik Askep Dan Studi Kasus

Lampiran 5 Nota Dinas Ujian Hasil

Lampiran 6 Lembar Konsul

xv
xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi sosial merupakan upaya pasien untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun

komunikasi dengan orang lain. Dari permasalahan gejala isolasi sosial tersebut

dibutuhkan rehabilitative yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi fisik,

membantu menyesuaikan diri, meningkatkan toleransi, dan meningkatkan

kemampuan pasienberisolasi. Untuk meminimalkan dampak dari isolasi sosial

dibutuhkan pendekatan dan memberikan penatalaksanaan untuk mengatasi

untuk mengatasi gejala pasien dengan isolasi sosial.

Badan organisasi dunia World Health Organization (2022) Skizofernia

mempengaruhi sekitar 24 juta atau 1 dari 300 orang di seluruh dunia orang

dengan skizofernia memiliki harapan hidup 10-20 tahun di bawah populasi

umum. Skizofernia ditandai dengan gangguan signifikan dalam persepsi dan

perubahan perilaku. Gejala mungkin termasuk delusi yang terus-menerus,

halusinasi, pemikiran yang tidak teratur, perilaku yang sangat tidak teratur,

atau agitasi yang ekstrim. Orang dengan skizofernia mungkin mengalami

kesulitan terus-menerus fungsi kognitif mereka. Namun ada berbagai pilihan

pengobatan pilihan yang efektif, termasuk pengobatan, psikoedukasi,

intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial.

1
2

Kasus gangguan jiwa di Indonesia mengalami peningkatan,

peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang

mempunyai orang dalam gangguan jiwa di Indonesia. Ada peningkatan jumlah

jadi 7 permil rumah tangga. Artinya 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah

tangga dengan orang dalam gangguan jiwa, sehingga jumlah diperkirakan

sekitar 450 ribu jiwa orang dalam gangguan jiwa berat/psikosis. Prevalensi

(permil) rumah tangga ART gangguan jiwa skizofrenia menurut tempat tinggal

lebih banyak di perdesaan (7,0%) daripada perkotaan (6,4%). (Tim Riskesdas,

2018)

Menurut data indikator mutu ruang punai prevalensi penderita

gangguan jiwa pada tahun 2021 tercatat selama 3 bulan terakhir yaitu pada

bulan september Halusinasi (6,25%), Harga diri rendah (3,33%), dan menarik

diri (0%). Pada bulan oktober Halusinasi (87,74%), Harga diri rendah (0%),

dan Menarik diri (1,59%). Pada bulan november Halusinasi (83,01%), Harga

diri rendah (1,88%), Menarik diri (0%), Berdasarkan data tersebut disimpulkan

masalah keperawatan menarik diri yang ada di ruang punai RSJD Atma

Husada Mahakam Samarinda setiap bulan prevalensinya tidak tetap. (Edy

Kurniawan, 2022)

Isolasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dan

hubungan dengan orang lain. Klien yang mengalami isolasi sosial ditandai

dengan adanya afek datar, afek sedih, tidak bergairah/lesu, tidak ada kontak

mata, tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan,

menarik diri, merasa tidak aman di tempat umum, merasa asyik dengan
3

pikirannya sendiri. (Piana, 2022)

Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan asuhan

keperawatan jiwa secara komprehensif pada pasien dengan masalah Isolasi

Sosial “Menarik Diri” di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagaimana yang telah diuraiakan pada latar belakang, maka masalah yang

dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah isolasi sosial di RSJD Atma Husada

Mahakam Samarinda”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapat

gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah isolasi sosial di RSJD Atma Husada Mahakam

Samarinda.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah isolasi

sosial.

2. Untuk merumuskan diagnosa asuhan keperawatan pada pasien

denganmasalah isolasi sosial.

3. Untuk menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada pasien

denganmasalah isolasi sosial.


4

4. Untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah isolasi sosial.

5. Untuk melakukan implementasi asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah isolasi sosial.

6. Untuk mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah isolasi sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah agar dapat menambah wawasan serta dapat

memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan studi

kasus dan mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pada

pasien dengan masalah isolasi sosial.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan rumah

sakit dalam nmemberikan asuhan keperawatan dan memberikan

manfaat khususnya agar dapat menambah referensi perpustakaan

sebagai bahan rujukan penelitian yang akan datang.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan adalah sebagai

data dan informasi sehingga dapat dilakukan tindak lanjut agar dapat

melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah isolasi

sosial dan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi

perkembangan keperawatan jiwa dan juga sebagai acuan untuk


5

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah isolasi sosial.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh

individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang

negatif dan mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan

ketidakmampuan klien dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat

menimbulkan klien mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan

(Sukaesti. 2018).

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan seseorang mengalami

penurunan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa

ditolak, tidak diterima, kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain atau orang disekitarnya (Kemenkes, 2019).

Isolasi sosial merupakan gejala negatif pada skizofrenia dimanfaatkan

oleh pasien untuk menghindari orang lain agar pengalaman yang tidak

menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang

kembali.(Pardede 2021).

Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien

dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien

mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan.Perilaku kekerasan

merupakan respon destruktif individu terhadap stresor (Stuart, 2013)

6
7

2.2 Etiologi

Penyebab dari isolasi sosial adalah keterlambatan perkembangan,

ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan, ketidaksesuaian minat

terhadap perkembangan, ketidaksesuaian nilai-nilai normal, ketidaksesuaian

perilaku sosial dengan norma, perubahan penampilan fisik, perubahan status

mental, ketidakadekuatan sumber daya personal (SDKI, 2017). Adapun faktor

penyebab dari isolasi sosial adalah:

1. Faktor Predisposisi

Menurut Sutejo (2017) penyebab isolasi sosial mencakup faktor

perkembangan, faktor biologis, dan faktor sosiokultural. Berikut merupakan

penjelasan dari faktor predisposisi:

a. Faktor Perkembangan

Tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi seseorang

dalam menjalin hubungan dengan orang lain adalah keluarga,

kurangnya stimulasi atau kasih sayang dari ibu akan memberikan rasa

tidak nyaman serta dapat menghambat rasa percaya diri.

Ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan tingkah laku curiga

terhadap orang lain maupun lingkungan di kemudian hari.

b. Faktor Biologis

Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang

menyebabkan terjadinya gangguan jiwa. Organ tubuh yang jelas

mempengaruhi adalah otak.

c. Faktor Sosial dan Budaya


8

Mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor

pendukung terjadinya gangguan berhubungan atau isolasi sosial.

Gangguan ini dapat juga disebabkan oleh karena norma-norma yang

salah di dalam keluarga, misalnya anggota tidak produktif diasingkan

dari lingkungan sosial.

2. Faktor Presipitasi

Menurut Sutejo (2017) ada beberapa faktor presipitasi yang dapat

menyebabkan gangguan isolasi sosial. Antara lain berasal dari stresor-

stresor sebagai berikut:

a. Stresor Sosiokultural

Stresor sosial budaya dapat memicu penurunan keseimbangan unit

keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai,

kesepian karena ditinggal jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.

b. Stresor Psikologik

Intensitas ansietas berat yang berkepanjangan akan menyebabkan

menurunnya kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang

lain.

2.3 Tanda dan Gejala

Menurut Sutejo (2017) tanda dan gejala isolasi sosial dapat ditemukan dari

dua cara yaitu secara objektif dan subjektif. Berikut tanda dan gejala dengan

isolasi sosial:

1. Data Subjektif

Pasien mengatakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain,


9

pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain, pasien mengatakan

hubungan yang tidak bermanfaat dengan orang lain, pasien merasa bosan

serta waktu terasa lebih lambat, pasien tidak mampu berkonsentrasi dan

menciptakan keputusan, pasien merasa tidak bermanfaat, dan pasien tidak

yakin dapat melanjutkan hidup.

2. Data Objektif

Pasien tidak memiliki teman dekat, pasien menarik diri, pasien tidak

dapat dimengerti, tindakan berulang dan tidak berarti, pasien asik dengan

pikiran sendiri, pasien tidak ada kontak mata, dan tampak sedih apatis, afek

tumpul.

2.4 Rentang Respon Isolasi Sosial

Adaptif Maladaptif

1. Menyendiri 1. Kesepian 1. Manipulasi

2. Otonomi 2. Menarik Diri 2. Impulsif

3. Kebersamaan 3. Ketergantungan 3. Narsisme

4. Saling
Gambar 2.1 Rentang Respon Isolasi Sosial (sumber : Stuard 2013)
bergantungan

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap

konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan

maladaptif

a. Respon Adaptif

Respon adaptif adalah respon individu menyelesaikan suatu hal

dengan cara yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat.


10

Respons ini meliputi

1) Menyendiri (Solitude)

Respon individu terhadap kejadian yang telah terjadi dengan

merenung dengan tujuan untuk mengevaluasi diri dan menentukan

rencana-rencana.

2) Otonomi

Individu menetapkan diri untuk inderpenden dan pengaturan

diri. Individu memiliki kemampuan dalam menyampaikan ide,

pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.

3) Kebersamaan ( Mutualisme)

Kemampuan atau kondisi individu dalam hubungan

interpersonal dimana individu mampu untuk saling memberi &

menerima dalam hubungan sosial

4) Saling Ketergantungan (interdependen)

Suatu hubungan saling bergantung antara satu sama lain

dalam hubungan sosial.

b. Respon Maladaptif

Respons maladapatif adalah respon individu dalam menyelesaikan

masalah dengan cara yang bertentangan dengan norma agama &

masyarakat. Respon maladptif tersebut antara lain:

1) Manipulasi

Gangguan sosial yang menyebabkan individu

memperlakukan sebagai objek, dimana hubungan terpusat pada


11

pengendalian masalah orang lain & individu cenderung

berorientasi pada diri sendiri. Sikap mengontrol digunakan

sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi yang dapat

digunakan sebagai alat berkuasa atas orang lain.

2) Impulsif

Respon sosial yang ditandaidengan individu sebagai subjek

yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya. Tidak mampu

merencanakan, tidak mampu untuk belaja dari pengalaman, dan

tidak dapat melakukan penilaian secara objektif.

3) Narsisme

Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah

laku egosentris, harga diri rapuh, berusaha mendapatkan

penghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan

dari orang lain.

2.5 Patofisiologi

Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya menarik diri yang

disebabkan karena perasaan tidak berharga, dengan latar belakang yang penuh

dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan. Perasaan

tidak berharga menyebabkan pasien semakin sulit dalam mengembangkan

hubungan dengan orang lain. Menyebabkan pasien menjadi regresi atau

mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurang perhatian terhadap

penampilan dan kebersihan diri. Perjalanan dari tingkah laku masa lalu serta

tingkah laku primitive yaitu pembicaraan yang autistik dan tingkah laku yang
12

tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi

(Azizah, dkk. 2017).

Faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien gangguan jiwa dengan

masalah isolasi sosial adalah:

1) Usia

Pasien yang dirawat dengan masalah isolasi sosial berada dalam

rentang usia 25-65 tahun atau pada masa dewasa. Masa dewasa merupakan

masa kematangan dari aspek kognitif, emosi, dan perilaku. Kegagalan yang

dialami seseorang untuk mencapai tingkat kematangan tersebut akan sulit

memenuhi tuntutan perkembangan pada usia tersebut dapat berdampak

terjadinya gangguan jiwa. Usia dewasa merupakan aspek sosial budaya

dengan frekuensi tertinggi mengalami gangguan jiwa (Wakhid, dkk. 2013).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin tidak mempengaruhi secara signifikan terjadinya

gangguan jiwa. Wanita cenderung mengalami gejala lebih ringan di

bandingkan pria. Pria sangat rentan terkena gangguan jiwa penyebabnya

adalah tingginya tingkat emosional. Pria juga mempunyai kemampuan

verbal dan bahasa yang kurang dari wanita, sehingga pria cenderung

tertutup dan memendam sendiri setiap masalah dan stressor psikologis

yang mereka hadapi. Kondisi ini jika berlangsung lama tanpa ada

mekanisme koping yang konstruktif, maka kecenderungan jatuh ke dalam

gangguan jiwa akan tinggi (Berhimpong 2016, Suerni & PH, 2019).
13

3) Pendidikan

Pendidikan rendah dapat menjadi penyebab terjadinya masalah

psikologis. Seseorang dengan pendidikan rendah akan kesulitan dalam

menyampaikan ide, gagasan atau pendapatnya, sehingga mempengaruhi

cara berhubungan dengan orang lain, menyelesaikan masalah, membuat

keputusan dan responnya terhadap sumber stres. Pendidikan sangat besar

pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan

tinggi akan berbeda perilaku dengan orang yang berpendidikan rendah.

Tetapi status pendidikan sebagian besar pasien adalah SMA hal ini bisa

jadi dikarenakan kebanyakan pasien memiliki beban karena memiliki

pendidikan yang tinggi akan tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan

pasien (Suerni & PH, 2019).

4) Pekerjaan

Menurut Rachmawati, dkk (2020) menyatakan 95% pasien yang

mengalami gangguan jiwa dengan masalah isolasi sosial tidak bekerja.

Pekerjaan memiliki hubungan dengan status ekonomi individu, dan kondisi

sosial ekonomi yang rendah sangat menimbulkan perasaan tidak berdaya,

perasaan ditolak oleh orang lain, ketidakmampuan dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi dan perawatan, sehingga individu berusaha untuk

menarik diri dari lingkungan. Seseorang yang berada dalam sosial ekonomi

rendah dan tidak mempunyai pekerjaan lebih berisiko mengalami berbagai

masalah terutama kurangnya rasa percaya diri dalam menjalankan aktivitas

kehidupan sehari-hari (Wakhid, dkk. 2013).


14

5) Dukungan Keluarga

Menurut Suerni & PH (2019) bahwa sebagian besar dari pasien

kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan lingkungannya.

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor terpenting dalam upaya

meningkatkan motivasi sehingga dapat berpengaruh positif terhadap

kesehatan psikologis. Adanya dukungan keluarga membuat pasien merasa

dipedulikan, diperhatikan, merasa tetap percaya diri, tidak mudah putus

asa, tidak minder, merasa dirinya bersemangat, merasa ikhlas dengan

kondisi, sehingga merasa lebih tenang dalam menghadapi suatu masalah.

6) Lama Sakit

Pasien yang paling banyak ditemukan mengalami kekambuhan

memiliki riwayat lama sakit antara 5-10 tahun. Pasien yang mempunyai

riwayat lama sakit ≥ 5 tahun memiliki risiko mengalami kekambuhan

lebih tinggi (Rachmawati, dkk.2020).

2.6 Penatalaksanaan

Menurut (Dermawan 2013 dalam Putra 2022). penatalaksaan isolasi sosial

sebagai berikut :

1) Terapi farmakologi

a) Clorpromazine (CPZ)

Obat ini digunakan pada pasien yang tidak mampu dalam menilai

realistis, kesadaran diri terganggu, serta ketidakmampuan dalam

fungsi mental.
15

b) Haloperizol (HP)

Obat ini digunakan untuk mengobati pasien yang tidak mampu

menilai realita.

c) Thrixyphenidyl (THP)

Obat ini digunakan pada segala penyakit Parkinson, termasuk pasca

ensepalitis dan idiopatik, sindrom Parkinson akibat misalnya

reserpine dan fenootiazine.

2) Terapi Non-farmakologi

a) Terapi individu

Pada pasien isolasi sosial dapat diberikan dengan strategi

pelaksanaan atau SP.

b) Terapi kelompok

Terapi aktivitas kelompok atau TAK merupakan suatu psikoterapi

yang bertujuan untuk memberi stimulus bagi klien dengan gangguan

isolasi sosial. Dalam terapi ini terbagi dalam 7 sesi yaitu, sesi 1 :

pasien mampu memperkenalakn diri, sesi 2 : pasien mampu

melakukan cara berkenalan dengan anggota kelompok, sesi 3 :

pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok tentang

topik yang yang umum, sesi 4 : pasien mampu bercakap-cakap

dengan anggota kelompok tentang topik tertentu, sesi 5 : pasien

mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok tentang masalah

pribadi, sesi 6 : pasien mampu bekerja sama dengan anggota


16

kelompok, dan sesi 7 : pasien mampu mengevaluasi kemampuan

sosialisasi nya.

2.7 Konsep Asuhan Keperawatan

2.7.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan

membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,

mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan

diagnosa keperawatan. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data

tentang klien agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah,

kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik mental, sosial, dan

lingkungan (Keliat, 2011).

a) Identitas Klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

agama, tanggal MRS, tanggal pengkajian, no rekam medic, diagnosa

medis dan alamat klien.

b) Keluhan Utama

Merupakan pernyataan klien mengenai masalah yang

menyebabkan klien dibawa kerumah sakit. Keluhan biasanya berupa

senang menyendiri, komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri

dikamar, menolak berinteraksi.

c) Faktor Predisposisi
17

(1) Riwayat penyakit sebelumnya

Tanyakan apakah klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya,

jika pernah apa alasan klien masuk rumah sakit sebelumnya,

bagaimana pengobatan sebelumnya

(2) Riwayat psiksosoial

Tanyakan apakah klien pernah mengalami penganiayaan fisik,

aniaya seksual, penolakan, kekerasan, dan tindakan criminal

semasa hidupnya. Dan tanyakan apakah ada pengalaman masa

lalu yang tidak menyenangkan yang dialami klien.

(3) Riwayat penyakit keluarga

Tanyakan apakah ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya pada

keluarga klien.

d) Faktor presipitasi

Tanyakan pada klien bagaimana timbulnya gejala gangguan jiwa

saat ini, apa penyebab nya munculnya gejala tersebut dan bagaimana

respon klien saat di wawancara.

e) Pemeriksaan fisik

Kaji dan observasi tanda-tanda vital pasien : tekanan darah, nadi,

pernafasan dan suhu. Ukur tinggi badan berat badan pasien. Dan

Tanyakan apakah ada keluhan fisik.

f) Genogram

Tanyakan pada klien garis keturunan tiga generasi untuk

menggambarkan hubungan klien dan keluarga.


18

g) Pengkajian fokus psikososial

1) Konsep diri

(a) Citra tubuh

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh

yang disukai dan tidak disukai.

(b) Identitas diri

Tanyakan tentang status/posisi klien, kepuasan klien

terhadap status/posisi nya dan kepuasan sebagai laki-laki

atau perempuan.

(c) Peran

Tanyakan tentang tugas/peran yang diemban dalam keluarga

kelompok ataupun masyarakat dan kemampuan klien dalam

melaksanakan tugas/peran tersebut.

(d) Ideal diri

Tanyakan tentang harapan terhadap tubuh, posisi, status,

tugas dan harapan klien terhadap lingkungan serta

penyakitnya.

(e) Harga diri

Tanyakan hubungan klien dengan orang lain dan penilaian

orang lain terhadap dirinya.


19

2) Hubungan sosial

a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam

kehdiupannya, tempat mengadu, tempat berbicara dan

meminta bantuan.

b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang pernah atau

sedang di ikuti dalam masyarakat.

c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam

kelompok atau masyarakat.

3) Spritual

a. Nilai Keyakinan

Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan, terhadap

gangguan jiwa sesuai dengan norma dan budaya agama

yang dianut.

b. Konflik nilai keyakinan

Tanyakan tentang apakah ada konflik dalam nilai

keyakinan.

c. Kegiatan ibadah

Tanyakan kegiatan ibadah dirumah secara individu atau

kelompok dan pendapat klien tentang kegiatan ibadah.

4) Status Mental

a. Aktivtitas motorik

Kaji aktivitas atau reaksi klien terhadap lingkungan di

sekitarnya
20

b. Afek emosi

Kaji bagaimana afek emosi klien terhadap lingkungan di

sekitarnya.

c. Persepsi

Kaji apakah klien sekarang sedang mengalami halusinasi

atau tidak atau ada perasaan aneh pada dirinya yang tidak

menurut kenyataan.

d. Proses Pikir

(1) Arus Pikir

Kaji tentang bagaimana pembicaran pada klien saat

berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

(2) Isi piker

Kaji tentang bagaimana isi pikiran pada klien saat

berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

(3) Bentuk pikir

Kaji tentang bagaimana bentuk pikir pada klien saat

berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.

e. Memori

Kaji apakah klien memilki gangguan daya ingat jangka

pendek atau panjang

f. Tingkat berkonsentrasi dan berhitung


21

Kaji tentang bagaimana konsentrasi klien saat diajak

berinteraksi dan apakah klien mampu berhitung pada

benda-benda nyata

g. Daya tilik diri/insight

Kaji apakah klien mengingkari penyakit yang diderita nya

sekarang atau tidak

h. Interaksi selama wawancara

Kaji tentang bagaimana interaksi selama wawancara klien

dengan orang-orang disekitarnya

5) Mekanisme Koping

Kaji respon koping klien adaptif dan maladaptif melalui

interaksi pada klien.

6) Masalah Psikososial

Kaji apakah ada masalah psiksosial pada klien pada

lingkungan disekitarnya, meliputi : masalah dengan

dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan,

perumahan, ekonomi dan pelayanan kesehatan.


22

2.7.2 Pohon Masalah

Gangguan Persepsi Sensori :


Halusinasi effect

effect

kemauan menurun Isolasi Sosial : menarik diri Core Problem


perawatan diri kurang effect
kegagalan kehilangan koping keluarga
penampilan diri terganggu

Harga Diri Rendah Causa

effect
Gambar 2.2 Pohon Masalah Isolasi Sosial

2.7.3 Diagnosis Keperawatan

Di Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau masyarakat

terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. Rumusan

diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi

(E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah.

Rumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada pohon

masalah yang sudah dibuat, Diagnosis keperawatan pasien dengan

Isolasi Sosial adalah sebagai berikut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2019) :

1) Isolasi sosial : Menarik diri (D.0121)

2) Gangguan konsep diri : Harga diri rendah (D.0086)

3) Risiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi (D.0085)


23

2.7.4 Intervensi Keperawatan

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas khusus yang

dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi

keperawatan (PPNI, 2018).

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Isolasi Sosial

No. Luaran Intervensi Keperawatan Prosedur Keperawatan


Keperawatan
1. Setelah Terapi aktivitas (I.05186) Dukungan Interaksi sosial
dilakukan
intervensi Observasi 1.identifikasi pasien
keperawatan 2.1 identifikasi defisit menggunakan minimal 2
selama 6 kali aktivitas identitas
pertemuan maka 2.2 Identifikasi kemampuan 2. jelaskan tujuan dan
keterlibatan berpartisipasi dalam Langkah prosedur
sosial (L.13115) aktivitas tertentu 3.Siapkan lingkungan
meningkat 2.3 identifikasi strategi terapeutik
dengan kriteria meningkatkan partisipasi 4.lakukan kebersihan 6
hasil: dalam aktivitas langkah
- Minat 2.4 monitor respon 5.identifikasi kekuatan dan
interaksi (5) emosional, fisik, sosial dan kelemahan dalam
- Minat spiritual terhadap aktivitas menjalin hubungan
terhadap Terapeutik 6.pertahankan kesabaran
aktivitas (5) 2.5 fasilitasi focus pada dalam mengembangkan
- Perilaku kemampuan, bukan deficit hubungan
menarik diri yang dialami 7.latih bermain peran
(5) 2.6 sepakati komitmen dalam kemampuan
- Afek untuk meningkatkan berkomunikasi
murung/sedih frekuensi dan rentang 8.latih meningkatkan
(5) aktivitas kemampuan diri
- Perilaku 2.7 fasilitasi memilih 9.anjurkan berhubungan
bermusuhan aktivitas dan tetapkan dengan orang lain yang
(5) tujuan aktivitas yang memiliki kepentingan
- Perilaku konsisten seusai dantujuan yang sama
sesuai dengan kemampuan fisik, 10. anjurkan untuk
harapan orang psikologis dan sosial menghormati orang
lain (5) 2.8 koordinasikan lain
- Kontak mata pemilihan aktivitas sesuai 11. motivasi untuk
(5) usia komunikasi verbal
- Tugas 2.9 fasilitasi makna 12. Motivasi untuk
perkembangan aktivitas yang dipilih mempertahankan
sesuai usia (5) 2.10 libatkan dalam hubungan komunikasi
permaianna kelompok yang verbal
tidak kompetitif, terstruktur 13. motivasi untuk
dan aktif melakukan kegiatan
24

No. Luaran Intervensi Keperawatan Prosedur Keperawatan


Keperawatan
2.11 tingkatkan keterlibatan individu, keluarga dan
dalam aktivitas rekreasi dan kelompok
diversifikasi untuk 14. anjurkan untuk
menurunkan kecemasan melakukan kegiatan
2.12 fasilitasi aktivitas di luar
mengembangkan motivasi lingkungan baru
penguatan diri Jadwalkan 15. diskusikan
aktivitas dalam rutinitas perencanaan kegiatan
sehari-hari yang akan dating
2.13 berikan penguatan 16. anjurkan perencanaan
positif atas partisipasi dalam kegiatan khusus
dalam aktivitas 17. rujuk dalam komunitas
Edukasi lain
2.14 jelaskan metode 18. lakukan kebersihan
aktivitas fisik sehari hari tangan 6 langkah
2.15 anjurkan melakukan 19. dokumentasikan
aktivitas fisik, sosial, prosedur yang telah
spiritual, dan kognitif dalam dilakukan dan
menjaga fungsi Kesehatan respons pasien
2.16 anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi
Kolaborasi
2.17 kolaborasi terapi
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas
2. Setelah Promosi Harga diri Promosi harga diri
dilakukan (I.09307)
intervensi 1. identifikasi pasien
keperawatan Observasi minimal menggunakan
selama 6 kali 3.1 identifikasi budaya, 2 identitas
pertemuan maka agama, ras, jenis 2. jelaskan tujuan dan
harga diri kelamin, dan usia langkah-langkah
(L.09069) terhadap harga diri prosedur
meningkat 3.2 monitor verbaslisasi 3. lakukan kebersihan
dengan kriteria yang merendahkan diri tangan 6 langkah
hasil: sendiri Monitor tingkat 4. anjurkan
harga diri setiap waktu mempertahankan
- Penilaian diri Terapeutik kontak mata saat
positif (5) 3.3 motivasi terlibat dalam berkomunikasi dengan
- Perasaan verbalisasi untuk diri orang lain
memiliki sendiri 5. diskusikan pernyataan
kelebihan atau 3.4 motivasi menerima tentang harga diri
kemampuan tantangan atau hal baru 6. diskusikan kepercayaan
positif (5) 3.5 diskusikan pernyataan terhadap penilaian diri
- Minat mencoba tentang harga diri
25

No. Luaran Intervensi Keperawatan Prosedur Keperawatan


Keperawatan
hal baru (5) 3.6 diskusikan kepercayaan 7. diskusikan pengalaman
- Konsentrasi (5) terhadap penilaian diri yang meningkatkan
- Tidur (5) 3.7 diskusikan pengalaman harga diri
- Kontak mata (5) yang meningkatkan 8. diskusikan alas an
- Gairah aktivitas harga diri mengkritik diri atau
(5) 3.8 Diskusikan persepsi rasa bersalah
- Aktif (5) negative diri 9. anjurkan
- Percaya diri 3.9 diskusikan alas an mengidentifikasi
bicara (5) mengkritik diri kekuatan yang dimiliki
- Kemampuan 3.10 beri umpan balik 10. diskusikan penetapan
membuat positif atas tujuan realistis untuk
keputusan peningtkatan mencapai mencapai harga diri
- Perasaan tidak tujuan yang lebih tinggi
mampu 3.11 fasilitasi lingkungan 11. latih
melakukan dan aktivitas yang pernyataan/kemampuan
apapun (5) meningkatkan harga positif diri
- Perasaan malu diri 12. latih cara berfikir dan
(5) Edukasi berperilaku positif
3.12 anjurkan 13. latih meningkatkan
mengidentifikasi kepercayaan pada
kekuatan yang dimiliki kemampuan dalam
3.13 anjurkan menangani situasi
mempertahankan 14. berikan umpan balik
kontak mata saat positif atas peningkatan
berkomunikasi dengan diir
orang lain 15. lakukan kebersihan
3.14 anjurkan membuka diri tangan 6 langkah
terhadap kritik negative 16. dokumentasikan
3.15 anjurkan mengevaluasi prosedur yang telah
perilaku dilakukan dan respons
3.16 ajarkan cara mengatasi pasien
Bullying
3.17 latih peningkatan
tanggung jawab untuk
diri sendiri
3.18 latih
pernyataan/kemampuan
positif diri
3.19 latih cara berfikir dan
berperilaku positif
3.20 latih cara
meningkatkan kepercayaan
pada kemampuan dalam
menangani situasi
3. Setelah Manajemen Halusinasi Pengontrolan Halusinasi
dilakukan (I.09288)
intervensi
keperawatan Observasi
26

No. Luaran Intervensi Keperawatan Prosedur Keperawatan


Keperawatan
selama 6 kali 1.1 Monitor perilaku yang 1. identifikasi pasien
pertemuan maka mengindikasi menggunakan minimal 2
persepsi sensori halusinasi identitas
(L.09083) 1.2 Monitor dan sesuaikan 2. jelaskan tujuan dan
membaik tingkat aktivitas dan Langkah prosedur
dengan kriteria stimulasi lingkungan 3. lakukan kebersihan 6
hasil: 1.3 Monitor isi halusinasi langkah
- Verbalisasi Terapeutik 4. monitor perilaku yang
mendengar 1.4 pertahankan mengindikasikan
bisikan (5) lingkungan yang aman halusinasi
- Distorsi 1.5 lakukan Tindakan 5. monitor dan sesuaikan
Sensori (5) keselamatan jika tidak tingkat aktivitas dan
- Perilaku dapat mengontrol stimulasi lingkungan
Halusinasi (5) perilaku 6. Pertahankan lingkungan
- Menarik diri 1.6 Diskusikan perasaan yang aman
(5) dan respons terhadap 7. hindari perdebatan
- Melamun (5) halusinasi tentang validasi
- Curiga (5) 1.7 Hindari perdebatan halusinasi
- Mondar- tentang validasi 8. lakukan Tindakan
mandir (5) halusinasi keselamayan Ketika
- Respons sesuai Edukasi tidak dapat mengontrol
stimulus (5) 1.8 anjurkan memonitor perilaku
- Konsentrasi sendiri situasi terjadi 9. identifikasi isi halusinasi
(5) halusinasi 10. monitor perilaku
Orientasi (5) 1.9 anjurkan bicara pada halusinasi
orang yang dipercayaa 11. anjurkan untuk
untuk memberi melakukan distraksi
dukungan dan umpan 12. ajarkan berbicara pada
balik korektif terhadap orang yang dipercaya
halusinasi untuk memberikan
1.10 anjurkan dukungan dan umpan
melakukan distraksi balik korektif tentang
1.11 Ajarkan pasien dan halusinasinya
keluarga cara 13. kolaborasi pemberian
mengontrol obat antipsikotik dan anti
halusinasi ansietas
14. lakukan kebersihan
tangan 6 langkah
15. dokumentasikan
prosedur yang telah
Kolaborasi dilakukan
1.12 kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik
dan antiansietas
27

2.7.5 Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutkan untuk menilai efek

dari tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi terdiri dari dua jenis

yaitu, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus

pada aktivitas proses keperawatan dari hasil rencana keperawatan yang

telah dilaksanakan. Sementara evaluasi sumatif merupakan evaluasi

setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan yang

bertujuan untuk menilai pencapaian dalam memberikan asuhan

keperawatan (Purba, 2019). Evaluasi dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan SOAP, sebagai berikut:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan.

O: Respon objektif dari klien terhadap tindakan keperawatan yang

diberikan.

A: Analisis ulang data subjektif dan objektif untuk meyimpulkan apakah

masalah tetap atau muncul masalah baru

P : Rencana tindak lanjut berdasarkan analisa pada klien

Data hasil evaluasi akan menunjukkan keberhasilan tindakan

indikator keberhasilan tindakan pada diagnosa isolasi sosial: menarik diri

yang ditinjau dari kriteria dapat membina hubungan saling percaya, dapat

menyebutkan penyebab isolasi sosial, dapat menyebutkan keuntungan

dan kerugian dalam berinteraksi, dan dapat melakukan hubungan sosial

secara bertahap.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan/Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial

menarikdiri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang

meliputi pengkajian diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

3.2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah individu dengan masalah isolasi

sosial dengan kasus yang akan dikelola secara rinci dan mendalam. Adapun

subyek yangakan dikelola berjumlah dua orang pasien dengan kasus yang

sama-sama menderita isolasi sosial menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Atma Husada Mahakam Samarinda.

A. Kriteria Inklusi

1. Responden adalah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah

AtmaHusada Mahakam Samarinda.

2. Responden dengan diagnosa isolasi sosial: menarik diri.

3. Responden mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

4. Responden bersedia dan kooperatif.

28
29

B. Kriteria Ekslusi

1. Responden sedang gaduh, gelisah.

2. Responden sedang sakit fisik.

3.3. Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Studi kasus dengan menggunakan asuhan keperawatan merupakan

rangkaian proses keperawatan individu pada pasien yang di diagnosa

mengalami gangguan isolasi sosial: menarik diri dengan melalui pengkajian,

menetapkan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan, melakukan

tindakan keperawatan serta melakukan evaluasi pada pasien.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Studi kasus ini akan dilakukan pada pasien dengan isolasi

sosial: menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada

Mahakam Samarinda.

2. Waktu

Studi kasus ini akan dilakukan dalam 3-6 hari pada tahun 2023.

3.5. Prosedur Penelitian

Studi kasus dimulai dengan penyusunan proposal usulan penulisan

KTI oleh mahasiswa dengan menggunakan metode studi kasus, setelah

mendapat persetujuan dari semua pembimbing maka akan dilanjutkan

dengan kegiatan pengumpulan data. Data yang didapatkan yaitu berupa hasil

pengkajian, observasi, wawancara, pemberian asuhan keperawatan kepada

subyek studi kasus, Prosedur studi kasus ini adalah sebagai berikut:
30

1. Permohonan izin penelitian atas perkenaan penulis di Rumah Sakit Jiwa

DaerahSamarinda Atma Husada Mahakam Samarinda

2. Mencari 2 pasien dengan masalah isolasi sosial di ruangan untuk

melakukanpemeriksaan

3. Menjalin hubungan saling percaya dengan pasian

4. Evaluasi 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu isolasi sosial.

5. Merumuskan diagnosis untuk 2 pasien dengan kaus yang sama yaitu

isolasi sosial

6. Merancang intervensi untuk pasien gangguan jiwa dengan strategi

implementasi antara lain: membahas manfaat berinteraksi dengan orang

lain, mendiskusikan manfaat melakukan aktivitas dengan orang lain, dan

melatih pasien untuk saling mengenal sehingga dapat membiacarakan

aktivitas sehari- hari, juga melatih pasien dalam kegiatan sosial seperti

berbelanja, pergi ke musola dan lainnya.

7. Penerapan strategi pada 2 pasien dengan kasus yang sama, yaitu isolasi

sosial dan penarikan diri.

8. Evaluasi intervensi pada 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu isolasi

sosial dan penarikan diri

9. Evalausi intervensi pada 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu, isolasi

sosial dan penarikan diri.

10. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan selama proses penulisan.

11. Presentasikan atau tabulasi hasil pengelolaan data perbandingan 2 pasien

dengan kasus yang sama mengelola isolasi sosial setelah perawatan


31

dengan strategi implementasi.

3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

A. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam studi kasus ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Hal-hal yang perlu diwawancarai agar mendapatkan data yang spesifik

adalahsebagai berikut:

a. Menanyakan identitas pasien.

b. Menanyakan keluhan utama.

c. Menanyakan riwayat penyakut sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan

riwayar penyakit keluarga.

d. Menanyakan informasi tentang pasien kepada keluarga

2. Observasi/ Memonitor

Observasi adalah cara pengumpulan data penelitian melalui

pengamatan terhadap suatu objek atau proses, baik secara visual maupun

dengan alat. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara pengamatan secara

langsung kepada responden untuk mencari perubahan atau haku-hal yang

akan diteliti (Supardi Rustika, 2013).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan

keperawatanjiwa pada pasien dan dilakukan dengan menggunakan format

asuhan keperawatan jiwa.


32

3.7. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan adalah format

pengkajian asuhan keperawatan dengan kasus pasien isolasi sosial. Studi

kasus inijuga menggunakan SOP dalan melakukan tindakan keperawatan

dan jenis SOP yang digunakan tentang strategi pelaksanaan (SP) tindakan

keperawatan pasien isolasi sosial.

3.8. Keabsahan Data

1. Data Primer

Sumber data yang dikumpulkan dengan dari pasien dan

keluarga yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh dirinya.

2. Data Sekunder

Sumber data yang dikumpulkan dari catatan pasien (perawat

atau rekam medis pasien) yang merupakan penyakit dan perawatan

pasien di masa lalu.

3.9. Analisa Data

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan (Notoatmodjo,

2010). Pengolahan data ini untuk melakukan asuhan keperawatan pada

pasien isolasi sosial. Teknik analisis yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban dari penulisan yang diperoleh dari hasil


33

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah penulisan. Teknik analisis digunakan dengan cara

observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang menghasilkan data

untuk selanjutnya di interprestasikan dan dibandingkan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil studi kasus

4.1.1 Gambaran lokasi penelitian

RSJD Atma Husada Samarinda terdahulu Rumah sakit jiwa Pusat (RSJP)

samarinda didirikan pada tahun 1933 di atas tanah seluas 20.157 m2 yang dibiayai

oleh kesultanan Kutai dan merupakan Rumah Keperawatan Sakit Jiwa Pada tahun

2005 Luas Rumah sakit bertambah dengan adanya bangunan baru Gedung Narkoba

seluas 1.035,8M2.

Pada awalnya RSJP didirikan bersama dengan Rumah Sakit Umum yang

ditetapkan ketua Bestwer College Samarinda. Tanggal 20 April 1949 No. 558/IH-

9-Fed, masalah pembiayaan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit Jiwa Samarinda

diserahkan oleh kesultanan Kutai dan Kerajaan di Kalimantan Timur.

Pada tanggal 1 Januari 1951, pembiayaan diambil alih oleh pemerintah

pusat. Berdasarkan Surat Keputusan bulan November 1951, kantor Rumah Sakit

Jiwa dipisahkan dari Rumah Sakit Umum. Struktur organisasi berdasarkan SK

Menkes No135/Menkes/SK/IV/1978, Rumah Sakit Jiwa ditetapkan sebagai Rumah

Sakit Jiwa kelas B

Sejalan Dengan pelaksanaan otonomi Daerah UPTD, Rumah Sakit Jiwa

Pusat Samarinda dilimpahkan kepada pemerintah Daerah sesuai surat Menkes No.

1732/Menkes-Kesos/XII/2000 tentang pengalihan UPTD ke Pemerintah

Kabupaten/kota dan surat revisi Depkes no. 196/Menkes-sos/III/2001, tanggal 7

34
35

Maret 2001 tentang revisi penentaan UPTD kepada pemerintah provinsi,

pengoperasian Rumah Sakit Jiwa Samarinda dalam tahun 2001 di bawah

pemerintah kota Samarinda

Pada tahun 2005, untuk menghilangkan stigma di masyarakat, Rumah Sakit

Jiwa Samarinda berubah nama menjadi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam

dengan Surat Keputusan Gubernur no. 03 tahun 2005, tanggal 17 Januari tahun

2005. Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam bertujuan untuk memberi

pelayanan kesehatan jiwa bagi seluruh masyarakat Kaltim yang tersebar di 4

kotamadya dan 10 kabupaten.

Penulisan karya tulis ilmiah ini berdasar pada hasil pengelolaan klien di

ruang punai di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda tanggal 8-13 Mei 2023.

Ruang punai merupakan ruang perawatan khusus klien perempuan, adapun tenaga

keperawatan di ruang punai terdiri dari 13 orang perawat, kasus yang dirawat

meliputi gangguan persepsi sensori, harga diri rendah, defisit perawatan diri, risiko

perilaku kekerasan, dan isolasi sosial.

4.1.2 Data hasil asuhan keperawatan

A. Pengkajian keperawatan

Tabel 4. 1 Pengkajian

Data Anamnesis Klien 1 Klien 2


Identitas Klien Ny. T (55 tahun), beragama islam, Nn. S (25 tahun), beragama islam,
klien seroang gelandangan di alamat balikpapan. Pendidikan
temukan di jalanan Samarinda, terakhir SMA, tidak bekerja,
tidak bekerja, masuk ruang masuk ruang perawatan 9 Mei
perawatan tanggal 14 Februari 2023 2023
Riwayat Penyakit Klien diantar oleh dinas sosial ke Nn. S diantar oleh keluarga ke
RSJD Atma Husada Mahakam RSJD Atma Husada Mahakam
dengan keluhan sering marah-marah dengan keluhan adanya perubahan
dan keluyuran
36

Data Anamnesis Klien 1 Klien 2


perilaku lebih banyak diam, telah
lama putus obat.

Faktor Predisposisi Ny.T sebelumnya pernah dirawat Ny. S memiliki Riwayat dirawat
dan sering di rawat di RSJD Atma di RSJD 3 tahun lalu. klien telah
Husada Mahakan sejak tahun 2012. menjalani pengobatan selama 3
Pengobatan sebelumnya kurang tahun terakhir. Pengobatan
berhasil karena klien putus obat. sebelumnya kurang behasil karena
klien putus obat, pengalaman
masa lalu yang kurang
menyenangkan Ketika klien
menjadi korban bully
psikososial Gambaran diri: klien mengatakan Ny. S merupakan bungsu dari 2
menyukai seluruh tubuhnya bersaudara.
Identitas: klien mengatakan belum Gambaran diri: klien mengatakan
menikah, klien anak pertama dari menyukai seluruh tubuhnya
tiga bersaudara Identitas: klien mengatakan belum
Peran: klien mengatakan tidak tau menikah, klien anak kedua dari
mengenai perannya dua bersaudara
ideal diri: klien mengatakan ingin Peran: klien mengatakan tidak tau
cepat sembuh dan segera pulang mengenai perannya
harga diri: klien mengatakan tidak ideal diri: klien mengatakan ingin
menyukai cara orang lain melihat ceoat sembuh dan segera pulang
dirinya. harga diri: klien mengatakan tidak
Klien mengatakan tidak memiliki suka berinteraksi dengan orang
orang yang berarti dalam hidupnya
Status mental Klien berpenampilan kurang rapi, Klien berpenampilan rapi, klien
klien mengatakan mandi 2 kali pernah memulai pembicaraan,
dalam sehari tapi tidak menjawab seperlunya,
menggunakan sabun dan sampo. pembicaraan inkoheres dengan
Klien tidak pernah memulai pertanyaan yang diajukan,
pembicaraan terlebih dahulu, terkadang klien tidak menjawab
menjawab seperlunya, pembicaraan pertanyaan, dan menghindar saat
inkoheren dengan pertanyaan yang pembicaraan. Kontak mata klien
diajukan, terkadang klien tidak kurang, lebih banyak diam, afek
ingin menjawab pertanyaan. datar, cukup kooperatif selama
Kontak mata kurang, lebih banyak perawatan, mudah teralihkan saat
diam dan menghindar saat pembicaraan berlangsung, sering
pembicaraan. Afek klien datar, melamun, lebih suka menyendiri.
kurang kooperatif selama Orientasi waktu, orang dan tempat
perawatan, mudah teralihkan saat klien bagus, kemampuan
berbicara, sering melamun, lebih penilaian tidak mengalami
suka menyendiri. gangguan
Klien tidak dapat memberitahukan
kapan masuk ke rumah sakit, klien
mengetahui sedang berada di RSJ,
kalien tidak dapat mengingat nama
orang, tidak dapat mengingat
kejadian baru yang telah terjadi,
37

Data Anamnesis Klien 1 Klien 2


kemampuan penilaian mengalami
gangguan ringan
Kebutuhan Bantuan minimal untuk makan dan Bantuan minimal untuk makan
persiapan pulang BAB/BAK, mandi, berpakaian, dan BAB/BAK, mandi,
penggunaan obat. Klien tidur berpakaian, penggunaan obat.
malam jam 22.00 s/d 04.00, klien Klien, tidur malam jam 22.00 s/d
membutuhkan perawatan lanjutan, 04.00 klien mengeluhkan sering
klien tidak melakukan kegiatan di terbangun, klien membutuhkan
luar ruangan perawatan lanjutan, klien tidak
melakukan kegiatan di dalam
maupun di luar ruangan
Mekanisme koping koping maladaptive klien adalah Koping maladaptive klien adalah
reaksi lambat (dalam melakukan lebih banyak diam
kegiatan dan berfikir)
Terapi medik 1. Risperidon (2 mg) 2 x ½ 1. Trihexypenidyl (2 mg) 1 x 1
2. Olanzapine (5 mg) 1 x 1

B. Diagnosis keperawatan

Tabel 4. 2 Diagnosis Keperawatan Klien 1 dan 2

No Klien 1 Klien 2
Tanda dan Diagnosis Tanda dan Diagnosis
Gejala Keperawatan Gejala Keperawatan (SDKI)
(SDKI)
1 Ds: Isolasi sosial b.d Ds: Isolasi sosial b.d
Tidak didapatkan perubahan status Klien mengatakan perubahan status
data subjektif mental d.d menarik ingin sendirian. mental d.d menarik
diri (D.0121) diri (D.0121)
Do: Do:
1. Klien tampak 1.Sering
menyendiri, menyendiri
2. menunduk, 2.Melamun
3. menghindari 3.Afek datar
percakapan. 4.Menghindari
4. Kontak mata percakapan
kurang 5.Menolak
5. Menolak berinteraksi
berinteraksi dengan orang
dengan orang lain
lain
38

C. Intervensi keperawatan

Tabel 4. 3 Intervensi Klien 1

Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Isolasi sosial b.d Setelah dilakukan Promosi Sosialisai (I.13498)
perubahan status intervensi keperawatan
Observasi
mental d.d menarik selama 6 kali pertemuan
1.1 Identifikasi kemampuan melakukan
diri (D.0121) maka Interaksi sosial
interaksi dengan orang lain
(L.13115)
1.2 Identifikasi hambatan melakukan
meningkatdengan
interaksi dengan orang lain
kriteria hasil:
Terapeutik
1. Perasaan nyaman
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dengan situasi sosial
dalam suatu hubungan
(5)
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
2. Responsif pada
baru dan kegiatan kelompok
orang lain (5)
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
3. Kontak mata (5)
dalam berkomunikasi dengan orang lain
4. Minat melakukan
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
kontak fisik(5)
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
Keterangan:
perawatan diri
1: Menurun
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
2: Cukup Menurun
peningkatan kemampuan
3: Sedang
Edukasi
4: Cukup meningkat
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
5: Meningkat
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

Tabel 4. 4 Intervensi Klien 2

Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Isolasi sosial b.d Setelah dilakukan Promosi Sosialisai (I.13498)
perubahan status intervensi keperawatan
Observasi
mental d.d menarik selama 6 kali pertemuan
1.14 Identifikasi kemampuan melakukan
diri (D.0121) maka Interaksi sosial
interaksi dengan orang lain
(L.13115)
1.15 Identifikasi hambatan melakukan
meningkatdengan
interaksi dengan orang lain
kriteria hasil:
39

Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
5. Perasaan nyaman Terapeutik
dengan situasi sosial 1.16 Motivasi meningkatkan keterlibatan
(5) dalam suatu hubungan
6. Responsif pada 1.17 Motivasi berpartisipasi dalam
orang lain (5) aktivitas baru dan kegiatan kelompok
7. Kontak mata (5) 1.18 Diskusikan keterbatasan dan
8. Minat melakukan kekuatan dalam berkomunikasi dengan
kontak fisik(5) orang lain
1.19 Diskusikan perencanaan kegiatan
Keterangan: masa depan
1: Menurun 1.20 Berikan umpan balik positif dalam
2: Cukup Menurun perawatan diri
3: Sedang 1.21 Berikan umpan balik positif pada
4: Cukup meningkat setiap peningkatan kemampuan
5: Meningkat Edukasi
1.22 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
1.23 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.24 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.25 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.26 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

D. Implementasi keperawatan

Tabel 4. 5 Implementasi Klien 1 (Ny.T)

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


Senin/9 Mei 2023 1.27 Mengidentifikasi Ds :
07.30 kemampuan melakukan Klien mengatakan tidak suka
interaksi dengan orang lain bersosialisasi karena tidak suka cara
1.28 Mengidentifikasi orang lain menatapnya.
hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain Do :
Klien tampak menyendiri, kontak
mata kurang dan menghindari
kontak dengan klien lain maupun
perawat.
10.30 1.29 Memotivasi Ds :
meningkatkan keterlibatan 1. Klien mengatakan kesulitan
dalam suatu hubungan untuk bersosialisasi dengan
1.30 Memotivasi baik,
berpartisipasi dalam
40

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


aktivitas baru dan kegiatan 2. Klien mengatakan tidak
kelompok menyukai cara orang lain
1.31 Mendiskusikan memandangnya,
keterbatasan dan kekuatan 3. Klien mengatakan sulit
dalam berkomunikasi berkomunikasi/mengobrol dan
dengan orang lain
Do :
1.32 Mendiskusikan
1. Klien tampak menyendiri di
perencanaan kegiatan masa
ruangan
depan 2. Klien tampak tidak menyukai
1.33 Memberikan umpan untuk menikuti kegiatan
balik positif dalam 3. Klien banyak mengatakan
perawatan diri kekurangan yang dimilikinya
1.34 Memberikan umpan 4. Klien mengatakan ingin segera
balik positif pada setiap sembuh
peningkatan kemampuan 5. Klien tampak suka saat
diberikan pujian
11.00 1.12 Melatih bermain peran Ds :
untuk meningkatkan 1. Klien mengatakan memahami
keterampilan komunikasi cara berkenalan yang sudah di
(melatih klien cara ajarkan
berkenalan) 2. Klien mengatakan akan
1.13 Melatih mempelajari cara berkenalan
mengekspresikan marah 3. Klien mengatakan akan
dengan tepat mencoba berkenalan dengan
teman ruangannya
Do :
1. Klien tampak mendengarkan
dengan baik langkah cara
berkenalan yang diajarkan
2. Klien tampak kurang antusias
dengan obrolan yang sedang
berlangsung
3. Klien menjawab pertanyaan
seperlunya

Selasa/10 Mei 2023 1.1 Mengidentifikasi Ds :


08.15 kemampuan melakukan 1. Klien mengatakan telah
interaksi dengan orang lain mencoba untuk berkenalan
1.2 Mengidentifikasi hambatan dengan 1 teman ruangannya
melakukan interaksi dengan yaitu Ny.A
orang lain
Do :
1. Klien tampak beberapa kali
berinteraksi dengan Ny.A
2. Kontak mata klien kurang
3. Klien menjawab pertanyaan
seberlunya.
41

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


09.00 1.3 Memotivasi meningkatkan Ds :
keterlibatan dalam suatu 1. Klien mengatakan telah
hubungan mencoba berkenalan dengan
1.4 Memotivasi berpartisipasi teman seruangannya
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengatakan kesulitan
kegiatan kelompok untuk kontak mata saat
berkenalan
1.5 Mendiskusikan keterbatasan
3. Klien mengatakan belum
dan kekuatan dalam
nyaman untuk memulai
berkomunikasi dengan orang percakapan
lain
1.6 Mendiskusikan perencanaan Do :
kegiatan masa depan 1. Klien masih tampak
1.7 Memberikan umpan balik menyendiri
positif dalam perawatan diri 2. Klien tampak menghindari
1.8 Memberikan umpan balik kontak mata
positif pada setiap 3. Klien tampak beberapa kali
peningkatan kemampuan berbicara dengan teman
ruangannya
4. Klien mulai menjawab
pertanyaan dengan jawaaban
yang panjang

11.15 1.35 Anjurkan berinteraksi Ds :


dengan orang lain secara 1. Klien mengatakan memahami
bertahap edukasi yang diberikan
1.36 Anjurkan ikut serta dalam 2. Klien mengatakan kesulitan
kegiatan sosial dan memulai interaksi dengan
kemasyarakatan orang lain
1.37 Anjurkan berbagi 3. Klien mengatakan akan
pengalaman dengan orang mencoba berkenalan kembali
lain dengan teman yang lain
1.38 Melatih bermain peran untuk 4. Klien mengatakan akan
meningkatkan keterampilan mencoba mengikuti terapi
komunikasi (melatih klien aktivitas bersama dengan teman
cara berkenalan) barunya
1.39 Melatih mengekspresikan 5. Klien mengatakan masih sulit
marah dengan tepat untuk membuat kontak mata

Do :
1. Klien tampak beberapa kali
memulai kontak mata
2. Klien tampak membuat kontak
mata, tetapi masih belum
teratur
3. Klien tampak beberapa kali
berinteraksi dengan teman
barrunya
42

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


4. Klien tampak memahami
dengan baik perkataan perawat
5. Klien menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang cukup
panjang.

Rabu/11 Mei 2023 1.1 Mengidentifikasi Ds :


08.00 kemampuan melakukan 1. Tidak dapat dikaji
interaksi dengan orang lain
1.2 Mengidentifikasi hambatan Do :
melakukan interaksi dengan 2. Klien tampak marah dan tidak
orang lain mampu menahan emosinya
3. Klien terlihat beberapa kali
berteriak tanpa sebab
4. Klien tampak tidak stabil untuk
berkomunikasi
5. Klien sulit untuk ditenangkan
6. Klien menyendiri kembali

11.00 1.3 Memotivasi meningkatkan Ds :


keterlibatan dalam suatu 1. Tidak dapat dikaji
hubungan
1.4 Memotivasi berpartisipasi Do :
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengalami perburukan
kegiatan kelompok 3. Klien tidak dapat
berkomunikasi
1.5 Mendiskusikan keterbatasan
4. Klien tampak menyendiri
dan kekuatan dalam
kembali
berkomunikasi dengan orang 5. Klien tidak mampu mengontrol
lain emosinya dan juga tidak
1.6 Mendiskusikan perencanaan mampu mendengarkan arahan
kegiatan masa depan perawat.
1.7 Memberikan umpan balik
positif dalam perawatan diri
1.8 Memberikan umpan balik
positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Kamis/12 Mei 2023 1.1 Mengidentifikasi Ds :
07.45 kemampuan melakukan 1. Klien mengatakan saat ini
interaksi dengan orang lain sudah mulai mampu
1.2 Mengidentifikasi hambatan mengontrol emosinya
melakukan interaksi dengan 2. Klien mengatakan tindakannya
orang lain kemarin terjadi secara tiba-tiba
3. Klien mengatakan kembali
kesulitan melakukan kontak
mata dan juga memulai
interaksi

Do :
43

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


1. Klien tampak lebih baik
mengontrol emosi dan
amarahnya
2. Klien tampak kembali kesulitan
melakukan kontak mata
3. Klien menjawab pertanyaan
dengan singkat
4. Klien beberapa kali menolak
menjawab pertanyaan
11.30 1.3 Memotivasi meningkatkan Ds :
keterlibatan dalam suatu 1. Klien mengatakan kesulitan
hubungan untuk bersosialisasi dengan
1.4 Memotivasi berpartisipasi baik,
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengatakan tidak
kegiatan kelompok menyukai cara orang lain
memandangnya,
1.5 Mendiskusikan keterbatasan
3. Klien mengatakan sulit
dan kekuatan dalam berkomunikasi/mengobrol dan
berkomunikasi dengan orang
lain Do :
1.6 Mendiskusikan perencanaan 1. Klien tampak menyendiri di
kegiatan masa depan ruangan
1.7 Memberikan umpan balik 2. Klien tampak tidak menyukai
positif dalam perawatan diri untuk menikuti kegiatan
1.8 Memberikan umpan balik 3. Klien banyak mengatakan
positif pada setiap kekurangan yang dimilikinya
peningkatan kemampuan 4. Klien mengatakan ingin segera
sembuh
5. Klien tampak suka saat
diberikan pujian
12.00 1.14 Melatih bermain peran Ds :
untuk meningkatkan 1. Klien mengatakan memahami
keterampilan komunikasi cara berkenalan yang sudah di
(melatih klien cara ajarkan
berkenalan) 2. Klien mengatakan akan
1.15 Melatih mempelajari cara berkenalan
mengekspresikan marah 3. Klien mengatakan akan
dengan tepat mencoba berkenalan dengan
teman ruangannya
Do :
1. Klien tampak mendengarkan
dengan baik langkah cara
berkenalan yang diajarkan
2. Klien tampak kurang antusias
dengan obrolan yang sedang
berlangsung
3. Klien menjawab pertanyaan
seperlunya
44

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


Jumat/13 Mei 2023 1.1 Mengidentifikasi Ds :
08.00 kemampuan melakukan 1. Klien mengatakan kembali
interaksi dengan orang lain mencoba memulai berkenalan
1.2 Mengidentifikasi hambatan dan berinteraksi
melakukan interaksi dengan 2. Klien mengatakan masih
orang lain kesulitan dan kurang nyaman
ketika melakukan kontak mata
dan memulai interaksi
3. Klien mengatakan tatapan
orang lain kepadanya
membuatnya tersulut emosi.

Do :
1. Klien tampak mencoba kembali
berinteraksi dengan temannya
2. Klien beberapa kali mencoba
kontak mata, tetapi tidak teratur
3. Klien tampak lebih banyak
menyendiri
11.10 1.3 Memotivasi meningkatkan Ds :
keterlibatan dalam suatu 1. Klien mengatakan belum punya
hubungan keinginan untuk lebih banyak
1.4 Memotivasi berpartisipasi berinteraksi
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengatakan ingin cepat
kegiatan kelompok sembuh
3. Klien mengatakan akan
1.5 Mendiskusikan keterbatasan
mencoba kembali berinteraksi
dan kekuatan dalam dengan temannya
berkomunikasi dengan orang
lain Do :
1.6 Mendiskusikan perencanaan 1. Klien tampak kesulitan
kegiatan masa depan melakukan kontak mata
1.7 Memberikan umpan balik 2. Klien tampak banya
positif dalam perawatan diri kemyendiri
1.8 Memberikan umpan balik 3. Klien menjawab pertanyaan
positif pada setiap dengan kalimat yang lebih
peningkatan kemampuan banyak
4. Klien tampak berkeinginan
untuk sembuh

12.00 1.9 Anjurkan berinteraksi Ds :


dengan orang lain secara 1. Klien mengatakan memahami
bertahap edukasi yang diberikan
1.10 Anjurkan ikut serta dalam 2. Klien mengatakan kesulitan
kegiatan sosial dan memulai interaksi dengan
kemasyarakatan orang lain
1.11 Anjurkan berbagi 3. Klien mengatakan akan
pengalaman dengan orang mencoba berkenalan kembali
lain dengan teman yang lain
45

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


1.12 Melatih bermain peran untuk 4. Klien mengatakan akan
meningkatkan keterampilan mencoba mengikuti terapi
komunikasi (melatih klien aktivitas bersama dengan teman
cara berkenalan) barunya
1.13 Melatih mengekspresikan 5. Klien mengatakan masih sulit
marah dengan tepat untuk membuat kontak mata

Do :
1. Klien tampak beberapa kali
memulai kontak mata
2. Klien tampak membuat kontak
mata, tetapi masih belum
teratur
3. Klien tampak beberapa kali
berinteraksi dengan teman
barrunya
4. Klien tampak memahami
dengan baik perkataan perawat
5. Klien menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang cukup
panjang.

Sabtu/14 Mei 2023 1.1 Mengidentifikasi Ds :


08.00 kemampuan melakukan 1. Klien mengatakan sudah
interaksi dengan orang lain berkenalan kembali dengan 2
1.2 Mengidentifikasi hambatan teman seruanggannya
melakukan interaksi dengan
orang lain Ds :
2. Klien tampak mulai nyama
ketika di ajak berbicara
3. Klien menjawab pertanyaan
dengan baik dan cukup panjang
4. Klien tampak memulai
percakapan
5. Klien tampak melakukan
kontak mata, tetapi belum
teratur
6. Klien terlihat beberapa kali
melakukan interaksi terlebih
dahulu
1.3 Motivasi meningkatkan Ds :
keterlibatan dalam suatu 1. Klien mengtakan mulai
hubungan mencoba kontak mata dengan
1.4 Motivasi berpartisipasi orang lain
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengatakanmulai merasa
kegiatan kelompok nyaman karena ada teman yang
1.5 Diskusikan keterbatasan dan memulai interaksi dengannya
kekuatan dalam
Do :
46

Hari/Tanggal/Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


berkomunikasi dengan 1. Klien tampak lebih baik dalam
orang lain kontrol emosi
1.6 Diskusikan perencanaan 2. Klien tampak lebih kooperatif
kegiatan masa depan saat dilakukan interaksi
1.7 Berikan umpan balik positif 3. Klien tampak menginginkan
dalam perawatan diri untuk segera sembuh
1.8 Berikan umpan balik positif 4. Klien menyukai pujian yang
pada setiap peningkatan diberi untuknya
kemampuan
12.00 1.40 Menganjurkan Ds :
berinteraksi dengan orang 1. Klien mengatakan memahami
lain secara bertahap edukasi yang diberi
1.41 Menganjurkan ikut 2. Klien mengatakan akan
serta dalam kegiatan sosial mencoba lebih banyak
dan kemasyarakatan berkenalan dan berinteraksi
1.42 Menganjurkan berbagi 3. Klien mengatakan kontak mata
pengalaman dengan orang saat ini terasa lebih mudah
lain
1.43 Melatih bermain peran Do :
untuk meningkatkan 1. Klien tampak melakukan dan
keterampilan komunikasi mengulang edkasi yang diberi
1.44 Melatih 2. Klien memulai kontak mata
mengekspresikan marah walaupun belum sering
dengan tepat 3. Klien tampak lebih nyama
dengan interaksi yang
dilakukan

Tabel 4. 6 Implementasi Klien 2 (Ny.S)

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


Senin 08 Mei 2023 1.1 Identifikasi kemampuan DS :
09.00 – 09.30 melakukan interaksi dengan Klien tidak dapat dikaji
orang lain
DO:
1. Klien menghindar saat diajak
berbicara
2. Klien diam
3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien tidak menjawab
pertanyaan
11.00 – 11.30 1.2 Identifikasi hambatan DS :
melakukan interaksi dengan Klien tidak dapat dikaji
orang lain DO:
1. Klien menghindar saat diajak
berbicara
2. Klien diam
47

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien tidak menjawab
pertanyaan
13.00 – 13.30 1.3 Berikan umpan balik positif DS :
dalam perawatan diri Klien tidak dapat dikaji
DO:
1. Klien menghindar saat diajak
berbicara
2. Klien diam
3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien tidak menjawab
pertanyaan
13.30 – 14.00 1.4 Berikan umpan balik positif DS :
pada setiap peningkatan Klien tidak dapat dikaji
kemampuan DO:
1. Klien menghindar saat diajak
berbicara
2. Klien diam
3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien tidak menjawab
pertanyaan
14.00 – 13.30 1.5 Motivasi meningkatkan DS :
keterlibatan dalam suatu Klien tidak dapat dikaji
hubungan DO:
1. Klien menghindar saat diajak
berbicara
2. Klien diam
3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien tidak menjawab
pertanyaan
Selasa 09 Mei 2023 1.1 Identifikasi kemampuan DS :
melakukan interaksi dengan Klien tidak dapat dikaji
orang lain DO :
1. Klien menghindar saat
dipanggil
2. Klien tidak mau menjawab
3. Klien menyendiri
4. Klien tidak berbicara
5. Tidak terdapat kontak mata
08.30 – 09.00 1.1 Identifikasi hambatan DS :
melakukan interaksi dengan Klien tidak menjawab pertanyaan
orang lain DO :
1. Klien menghampiri saat
dipanggil
2. Klien tidak mau menjawab
48

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


3. Klien menyendiri
4. Klien tidak berbicara
5. Tidak terdapat kontak mata
10.00 – 10.30 1.2 Motivasi meningkatkan DS :
keterlibatan dalam suatu Klien tidak menjawab pertanyaan
hubungan DO :
1.3 Motivasi berpartisipasi 1. Klien menjawab pertanyaan
dalam aktivitas baru dan “ibu ayo kita mengobrol
kegiatan kelompok bersama” dengan mengangguk
2. Klien tidak berbicara
3. Klien mendengarkan
mahasiswa berbicara
4. Tidak terdapat kontak mata
13.00 – 13.30 1.4 Berikan umpan balik positif DS :
pada setiap peningkatan Klien tidak berbicara
kemampuan DO :
1. Klien menghampiri saat
dipanggil
2. Klien tidak berbicara
3. Klien menyendiri
4. Tidak terdapat kontak mata
5. Klien menunduk
Rabu 10 Mei 2023 1.5 Identifikasi kemampuan DS :
09.00 – 10.00 melakukan interaksi dengan Klien mengatakan ingin sendiri
orang lain DO :
1.6 Identifikasi hambatan 1. Klien menjawab pertanyaan
melakukan interaksi dengan seadanya
orang lain 2. Klien menyendiri
3. Klien melamun
4. Afek datar
5. Tidak terdapat kontak mata
11.00 – 12.00 1.7 Diskusikan keterbatasan dan DS :
kekuatan dalam Klien mengatakan tidak mau
berkomunikasi dengan orang berbicara dengan orang lain
lain DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Klien menyendiri
3. Klien melamun
4. Afek datar
5. Tidak terdapat kontak mata
13.00 – 14.00 1.8 Diskusikan perencanaan DS :
kegiatan masa depan Klien tidak menjawab pertanyaan
1.9 Berikan umpan balik positif DO :
pada setiap peningkatan 1. Klien menghindari
kemampuan percakapan
2. Klien tidak menjawab
pertanyaan
3. Tidak terdapat kontak mata
49

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


4. Afek datar
Kamis 11 Mei 2023 1.10 Motivasi meningkatkan DS :
08.30 – 09.00 keterlibatan dalam suatu Klien mengatakan tidak suka
hubungan berbicara dengan orang lain, klien
lebih suka sendiri
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Kontak mara kurang
3. Afek datar
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Menghampiri saat dipanggil
7. Menunduk
10.00 – 10.30 1.11 Anjurkan berinteraksi DS : Klien mengatakan tidak suka
dengan orang lain secara berbicara dengan orang lain, klien
bertahap lebih suka sendiri
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Kontak mara kurang
3. Afek datar
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Menghampiri saat dipanggil
7. Menunduk
12.00 – 12.30 1.12 Berikan umpan balik DS :
positif pada setiap Klien mengatakan tidak nyaman
peningkatan kemampuan saat berbicara dengan orang lain
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Terdapat sedikit kontak mata
3. Afek datar
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Menghampiri saat dipanggil
7. Menunduk berkurang
13.00 – 13.30 1.13 Diskusikan keterbatasan DS :
dan kekuatan dalam Klien mengatakan lebih suka saat
berkomunikasi dengan orang sendiri
lain DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Terdapat sedikit kontak mata
3. Afek datar
4. Menyendiri
5. Melamun
6. Menghampiri saat dipanggil
50

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


7. Menunduk berkurang
Jumat 12 Mei 2023 1.14 Anjurkan berinteraksi DS :
09.00-09.30 dengan orang lain secara Klien mengatakan akan mencoba
bertahap berbicara dengan orang lain
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
seadanya
2. Klien menyendiri
3. Terdapat sedikit kontak
mata
4. Afek datar
10.00 – 10.30 1.15 Anjurkan DS :
berbagi pengalaman dengan Klien mengatakan lebih suka
orang lain berbicara dengan mahasiswa
1.16 Latih bermain peran DO :
untuk meningkatkan 1. Klien menjawab pertanyaan
keterampilan komunikasi seadanya
2. Klien menyendiri
3. Terdapat kontak mata
4. Klien menunduk
5. Afek datar
13.00 – 13.30 1.17 Berikan umpan balik DS :
positif pada setiap Klien mengatakan merasa tidak
peningkatan kemampuan nyaman saat berada dengan orang
lain
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
2. Klien menyendiri
3. Klien merespon saat dipanggil
4. Terdapat kontak mata
5. Afek datar
14.00 – 14.30 1.18 Anjurkan berinteraksi DS :
dengan orang lain secara Klien mengatakan merasa tidak
bertahap nyaman saat berada dengan orang
lain
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
2. Klien menyendiri
3. Klien merespon saat dipanggil
4. Terdapat kontak mata
5. Afek datar
Sabtu 13 Mei 2023 1.19 Motivasi meningkatkan DS :
09.30- 10.00 keterlibatan dalam suatu Klien mengatakan lebih suka
hubungan berbicara dengan mahasiswa dan
terkadang makan bersama teman
sekamar
DO :
1. Klien terlihat makan snack
bersama teman sekamar
51

Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Tindakan


2. Klien menjawab pertanyaan
3. Kien berespon saat
dipanggil
4. Terdapat kontak mata
5. Afek datar
10.00 – 10.30 1.20 Anjurkan berinteraksi DS :
dengan orang lain secara Klien mengatakan ingin pulang
bertahap kerumah dan berkumpul dengan
1.21 Anjurkan ikut serta keluarga
dalam kegiatan sosial dan DO :
kemasyarakatan 1. Klien menjawab pertanyaan
2. Klien berespon saat dipanggil
3. Terdapat kontak mata
4. Mau berjabat tangan
5. Afek datar
11.00 – 11.30 1.22 Berikan umpan balik DS :
positif pada setiap Klien mengatakan akan mencoba
peningkatan kemampuan lebih terbuka dan menceritakan
perasaannya
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
2. Klien berespon saat dipanggil
3. terdapat kontak mata
4. Mau berjabat tangan
5. Afek datar
13.30 – 14.00 1.23 Motivasi berpartisipasi DS :
dalam aktivitas baru dan Klien mengatakan akan mencoba
kegiatan kelompok berbicara dengan teman sekamar
DO :
1. Klien menjawab pertanyaan
2. Klien berespon saat dipanggil
3. terdapat kontak mata
4. Afek datar
5. Klien kooperatif

E. Evaluasi keperawatan

Tabel 4. 7 Evaluasi Klien 1 (Ny.T)

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
1. Senin/9 Mei Isolasi sosial b.d S:
2023 perubahan status Klien mengatakan kesulitan bersosialisasi,
mental d.d menarik diri klien mengatakan tidak menyukai tatapan
(D.0121) orang lain kepadanya.

O:
52

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
Klien tampak lebih sering menyendiri, klien
tampak kesulitan melakukan kontak mata
saat berbicara, klien lebih banyak
menundukan kepala saat berbicara dan klien
menjawab pertanyaan dengan singkat.

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

2. Selasa/10 Mei Isolasi sosial b.d S:


2023 perubahan status Klien mengatakan sudah mencoba
mental d.d menarik diri berkenalan dengan 1 orang teman di
(D.0121) ruangan, Klien mengatakan masih kesulitan
bersosialisasi, klien mengatakan tidak
menyukai tatapan orang lain kepadanya.

O:
53

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
Klien tampak beberapa kali berinteraksi
dengan teman barunya, klien tampak
kesulitan melakukan kontak mata saat
berbicara, klien lebih banyak menundukan
kepala saat berbicara dan klien menjawab
pertanyaan dengan singkat.

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(4)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

3. Rabu/11 Mei Isolasi sosial b.d S :


2023 perubahan status Tidak dapat dikaji.
mental d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien tampak hilang kendali atas emosinya,
klien beberapa berteriak, klien tidak dapat
mengontrol emosinya dan tidak dapat
dikendalikan.
54

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(2)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (2)
4. Minat melakukan kontak fisik(2)

P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

4. Kamis/12 Mei Isolasi sosial b.d S :


2023 perubahan status Klien mengatakan kembali kesulitan untuk
mental d.d menarik diri bersosialisasi
(D.0121)
O:
Klien tampak menyendiri dan menarik diri
dari lingkungan, klien tampak tidak
melakukan kontak mata, klien menjawab
pertanyaan dengan singkat
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(2)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (2)
4. Minat melakukan kontak fisik(2)
55

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan

P:
Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

5. Jumat/13 Mei Isolasi sosial b.d S :


2023 perubahan status Klien mengatakan kembali kesulitan untuk
mental d.d menarik diri bersosialisasi
(D.0121)
O:
Klien tampak menyendiri dan menarik diri
dari lingkungan, klien tampak tidak
melakukan kontak mata, klien menjawab
pertanyaan dengan singkat
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(2)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(2)

P:
Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
56

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

6. Sabtu/14 Mei Isolasi sosial b.d S:


2023 perubahan status Klien mengatakan masih kesulitan untuk
mental d.d menarik diri melakukan kontak mata, klien mengatakan
(D.0121) masih kesulitan untuk berinteraksi dengan
orang lain.

O:
Klien tampak beberapa kali melakukan
kontak mata, klien lebih banyak menyendiri,
klien menjawab pertanyaan dengan singkat,
klien mulai mengikuti terapi aktivitas yang
dilakukan.

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(2)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(2)

P:
Intervensi dilanjutkan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
57

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat

Tabel 4.8 Evaluasi Klien 2 (Ny.S)

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
1. Senin/9 Mei Isolasi sosial b.d S:
2023 perubahan status mental Klien tidak dapat dikaji
d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien menghindar saat diajak berbicara,
Klien diam, Klien menyendiri, Tidak
terdapat kontak mata, klien tidak menjawab
pertanyaan

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P : Intervensi dilanjutkan
1.1 Identifikasi kemampuan melakukan
interaksi dengan orang lain
1.2 Identifikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
2. Selasa/10 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien tidak dapat dikaji
d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien menghindar saat diajak berbicara,
Klien diam, Klien menyendiri, Tidak
terdapat kontak mata, klien tidak menjawab
pertanyaan
58

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P : Intervensi dilanjutkan
a. Identifikasi kemampuan melakukan
interaksi dengan orang lain
b. Identifikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
c. Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
d. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
3. Rabu/11 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan ingin sendiri
d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya, Klien
menyendiri, Klien melamun, Afek datar,
Tidak terdapat kontak mata

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (4)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
59

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
4. Kamis/12 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan tidak suka berbicara
d.d menarik diri dengan orang lain, klien lebih suka sendiri,
(D.0121) klien mengatakan tidak nyaman saat dengan
orang lain

O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya,
Kontak mara kurang, Afek datar,
Menyendiri, Melamun, Menghampiri saat
dipanggil, Menunduk

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (4)
3. Kontak mata (4)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)

P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.15 Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan kelompok
1.16 Diskusikan keterbatasan dan
kekuatan dalam berkomunikasi dengan
orang lain
1.17 Diskusikan perencanaan kegiatan
masa depan
1.18 Berikan umpan balik positif pada
setiap peningkatan kemampuan
1.19 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
5. Jumat/13 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan tidak mau berbicara
d.d menarik diri dengan orang lain, Klien mengatakan lebih
(D.0121) suka berbicara dengan mahasiswa, Klien
mengatakan merasa tidak nyaman saat berada
dengan orang lain

O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya,
terdapat kontak mata, Afek datar,
60

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
Menyendiri, Melamun, Menghampiri saat
dipanggil, Klien berespon saat dipanggil

A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
5. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
6. Responsif pada orang lain (4)
7. Kontak mata (4)
8. Minat melakukan kontak fisik(3)

P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.15 Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan kelompok
1.16 Diskusikan keterbatasan dan
kekuatan dalam berkomunikasi dengan
orang lain
1.17 Diskusikan perencanaan kegiatan
masa depan
1.18 Berikan umpan balik positif pada
setiap peningkatan kemampuan
1.19 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
1.20 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.21 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.22 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
6. Sabtu/14 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan lebih suka berbicara
d.d menarik diri dengan mahasiswa, Klien mengatakan
(D.0121) terkadang berbicara dengan teman sekamar
saat makan snack, klien mengatakan ingin
segera pulang, Klien mengatakan akan
mencoba lebih terbuka dan menceritakan
perasaannya

O:
Klien menjawab pertanyaan, terdapat kontak
mata, Afek datar, Melamun, Menghampiri
saat dipanggil, Klien berespon saat
dipanggil, mau berjabat tangan

A:
61

No Hari/Tanggal Diagnosis Evaluasi Hasil


Keperawatan
Masalah isolasi sosial teratasi sebagian
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(4)
2. Responsif pada orang lain (5)
3. Kontak mata (5)
4. Minat melakukan kontak fisik(4)

P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
1.15 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.16 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.17 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi

Tabel 4. 8 Evaluasi Kemampuan Pasien

Pertemuan
No Kemampuan 1 2 3 4 5 6

K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2
1 Mengenal Isolasi Sosial ✔️ ✔️

2 Dapat menyebutkan ✔️
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain

3 Dapat menyebutkan kerugian ✔️


tidak berinteraksi dengan
orang lain

4 Dapat berkenalan dengan satu ✔️ ✔️


orang

5 Dapat berkenalan dengan dua


orang atau lebih

6 Dapat membuat jadwal ✔️


berbincang bincang dengan
orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian

7 Dapat melakukan
perbincangan dengan orang
lain sesuai jadwal harian
62

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 hari, didapatkan hasil: Pada

klien 1 asuhan keperawatan termasuk kategori tidak berhasil dengan karakteristik,

yaitu: Perasaan nyaman dengan situasi sosial menurun, responsive pada orang lain

tetap, kontak mata tetap, minat melakukan kontak fisik menurun. Pada klien 2

asuhan keperawatan termasuk kategori cukup berhasil dengan karakteristik, yaitu:

Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat, responsive pada orang lain

meningkat, kontak mata meningkat, minat melakukan kontak fisik meningkat.

Hasil asuhan keperawatan ini sejalan dengan teori menurut (Azizah &

Wardani, 2017) yang mengatakan bahwa dalam membina hubungan saling percaya

atau berkenalan tidaklah mudah bagi seseorang karena perlu waktu untuk timbul

adanya rasa saling percaya. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit

dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi

regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya

perhatian terhadap penampilan perawatan diri.

Teori lainnya disampaikan oleh (Hasian leniwita, 2019) yang menyatakan

bahwa Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kebutuhan klien,

factor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi

implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.

Hal di atas berbeda dengan hasil penelitian (Lianto, 2021) yang

mendapatkan hasil setelah diberi intervensi keperawatan klien dengan masalah

isolasi sosial mengalami peningatan dimana klien dapat mengawali interaksi

dengan orang lain. Sependapat dengan penelitian dari (Hermawan, 2015) dimana
63

strategi pelaksanaan yang dilaksanakan kepada klien dengan masalah isolasi sosial

berhasil sampai dengan SP kedua.

Dari uraian di atas penulis berasumsi bahwa kurang maksimalnya asuhan

keperawatan pada kedua klien saat dikelola selama 6 hari penelitian mungkin

disebabkan oleh BHSP antara peneliti dan kedua klien yang belum terjalin dimana

berdampak pada sikap klien kepada peneliti yang tidak dapat berinteraksi. Pada

klien 1 kegagalan asuhan keperawatan mungkin disebabkan oleh faktor pendukung

lain yaitu kondisi klien yang telah lama hidup dijalan, usia, tidak memiliki

keluarga, tidak adanya dukungan, dan tidak menjalani pengobatan.

Sedangkan pada klien 2 asuhan keperawatan yang teratasi sebagian

mungkin disebabkan oleh kondisi klien yang baru masuk, cukup kooperatif,

memiliki keinginan untuk sembuh, dan adanya dukungan psikologis dari keluarga

terdekat.

Keterbatasan penulisan karya tulis ilmiah adalah penulis tidak bisa

melakukan observasi selama 24 jam sehingga implementasi yang dilakukan kurang

optimal. Penulis juga kesulitan melakukan tindakan keperawatan sehingga tidak

tercapainya tujuan yang direncanakan. Selain itu selama proses penelitian

berlangsung kurangnya informasi terkait kondisi klien karena hubungan antara

peneliti dan klien yang belum terjalin serta tidak ada keluarga yang datang

menjenguk.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan

pada klien dengan isolasi sosial yang dilakukan di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa

Atma Husada Mahakam Samarinda. Asuhan keperawatan dilakukan selama 6 hari

perawatan dengan katergori kurang berhasil pada klien 1 dan cukup berhasil pada

klien 2. Hasil dari pengkajian didapatkan bahwa klien 1 merupakan seorang

gelandangan dengan riwayat putus obat. Pada klien 2 didapatkan hasil pengkajian

klien riawayat putus obat dan pernah mengalami perundungan.

Implementasi yang dilakukan pada kedua klien menggunakan standar

intervensi keperawatan Indonesia dengan intervensi promosi sosialisasi. Intervensi

dikategorikan kurang berhasil pada klien 1 dan cukup berhasil pada klien 2, hal ini

dikarenakan BHSP antara penulis dan klien yang belum terjalin sehingga terdapat

hambatan dalam menjalankan intervensi keperawatan. Akibatnya belum

maksimalnya peningkatan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang

lain.

5.2 Saran

a. Bagi Mahasiswa

Berdasarkan karya tulis ilmiah yang telah penulis jabarkan diharapkan

mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan

asuhan keperawatan terhadap keperawatan jiwa terumata pada masalah Isolasi

64
65

Sosial dengan mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku

pendidikan.

b. Bagi Perawat Jiwa

Sebagai acuan untuk tetap melanjutkan intervensi keperawatan pada klien

Isolasi Sosial secara berkesinambungan agar interaksi sosial klien dapat

meningkat.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi perpustakaan untuk menambah khasanah

ilmu pengetahuan tentang keperawatan jiwa bagi mahasiswa di Poltekkes

Kemenkes Kaltim

d. Bagi Rumah Sakit Jiwa

Dapat digunakan sebagai gambaran dalam pemberian asuhan keperawatan

khususnya klien dengan Isolasi Sosial


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, F. N., Hamid, A. Y. S., & Wardani, I. Y. (2017). Respon Sosial dan

Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial melalui Manajemen Kasus

Spesialis Keperawatan Jiwa. Media Ilmu Kesehatan, Vol. 6 No.2, 91-100.

Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta: Kemenkes RI.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pardede, J., Hamid, A. and Putri, Y. (2020) “Application of Social Skill Training

using Hildegard Peplau Theory Approach to Reducing Symptoms and the

Capability of Social Isolation Patients”, Jurnal Keperawatan, 12(3), pp.

327-340. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v12i3.782

Edy Kurniawan. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Isolasi

Sosial “Menarik Diri” Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. EDY

KURNIAWAN, 2(8.5.2017), 2003–2005.

Piana, E. (2022). Penerapan Cara Berkenalan pada Pasien Isolasi Sosial. Jurnal

Cendikia Muda, 2, 71–77.

Tim Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Kalimantan Timur Riskesdas 2018.

Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan, 472.

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3760

Purba, Angel Oktavia. “pelaksanaan evaluasi untuk mengukur pencapaian dalam

pemberian asuhan keperawatan” (2019).

PUTRA, S. T. A., Nugroho, N., Pardosi, S., & Asmawati, A. (2022). Asuhan

Keperawatan Jiwa Dengan Pemenuhan Kebutuhan Psikososial Pada Tn.

S & Tn. J Pasien Isolasi Sosial Di Ruang Murai Rumah Sakit Khusus Jiwa

66
67

Soeprapto Provinsi Bengkulu Tahun 2022 (Doctoral dissertation,

Poltekkes Kemenkes Bengkulu).

Rachmawati, U., Islamiyah, I., & Firman, F. (2020). Gambaran kekambuhan

penderita gangguan jiwa di komunitas. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(4),

515–520.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.).

Missouri: Mosby, Inc.

Suerni, T., & PH, L. (2019). Gambaran Faktor Predisposisi Pasien Isolasi Sosial.

Jurnal Keperawatan, 11(1), 57–66.

https://doi.org/10.32583/keperawatan.v11i1.464 Diakses pada tanggal 25

Februari 2023

Sukaesti, Diah. "Sosial Skill Training Pada Klien Isolasi Sosial." Jurnal

Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia 6.1

(2019): 19- 24. Https://Doi.Org/10.26714/Jkj.6.1.2018.19-24

Sutejo. (2017). Konsep Praktik dan Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:

Gangguan jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Indikator Diagnostik, eds 1. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Tindakan Keperawatan, eds 1. Jakarta: Dewan Pengurus

PPNI.

Trimelia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta Timur: CV. Trans

Info Media.
68

Wakhid, A., Hamid, A. Y. S., & CD, N. H. (2013). Penerapan Terapi Latihan

Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah

Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di Rs Dr

Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(1), 34–48.

World Health Organization. (2022). Mental Disorders. https://www.who.int/news-

room/fact-sheets/detail/mental-disorders. Diakses pada tanggal 08 Juni

2022

Leniwita, H. (2019). Modul Dokumentasi Keperawatan. Universitas Kristen

Indonesia

Lianto, P, A. (2021). Asuhan keperawatan gangguan interaksi sosial; isolasi sosial

dengan focus membina hubungan saling percaya.

Hermawan, B. (2015). Asuhan keperawatan jiwa pada Tn. S dengan gangguan

isolasi sosial: menarik diri di ruang arjuna RSJ daerah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai