Oleh :
Yasmin Amaliah Husairi
NIM : P07220120048
Oleh :
Yasmin Amaliah Husairi
NIM : P07220120048
i
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia menerima
Meterai
Rp 10000
Yasmin Amaliah H
P07220120048
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
B. Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan
Keperawatan Pasien dengan Masalah Isolasi Sosial “Menarik Diri” di RSJD Atma
Husada Mahakam”.KTI ini dibuat sebagai rangkaian tugas akhir program Diploma
karena adanya bantuan dan dukungan dalam penulisan dari berbagai pihak yang
telah membantu penulis baik dalam memberi motivasi, bimbingan, materi, dan
3. Ns. Tini, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan
vi
6. Seluruh Dosen dan Staf Pendidik di Politeknik Kesehatan Kementrian
7. Kepada orang tua tercinta, ayah Amir Husin dan ibu Norlailawati serta ayah
sambung Helmi dan ibu sambung saya Dian , saudara, sahabat Ranty, Monika,
Yulia, Azizah, Hayun, Yoga, Fahri, Bela dan teman-teman seperjuangan Linda,
Purna, Rosa, Rusti, Aina, Tutus, Rosi yang selalu memberi kasih sayang, doa,
9. Kepada Gilang Latif terima kasih sudah memberikan bantuan baik motivasi dan
Angkatan 2020
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan
KTI ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal KTI ini masih banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan kemampuan
yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk
Samarinda,……………2023
Penulis
Yasmin Amaliah Husairi
vii
ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah
Isolasi Sosial “Menarik Diri” meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Metode : Metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dalam bentuk
studi kasus menggunakan asuhan keperawatan dengan mengambil suatu kasus
berupa dua pasien dengan masalah Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
Husada Mahakam Samarinda. Kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk
menemukan persamaan dan perbedaan kedua pasien setelah dilakukan asuhan
keperawatan.
viii
ABSTRACT
Purpose: To determine psychiatric nursing care for clients with Social Isolation
problems including nursing assessment, diagnosis, intervention, implementation,
and evaluation.
Method: The method of writing this scientific paper is descriptive in the form of a
case study using nursing care by taking the case of two patients with social isolation
problems at the Atma Husada Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.
Then the results of the two were compared to look for similarities and differences
between the two patients after nursing care was carried out.
Results and Discussion: After carrying out nursing actions for 6 days of treatment,
it was found that the patient was able to build a trusting relationship by showing
good expressions and responses. Patients can establish social relationships with
other people. During communication, there is eye contact and good response.
Conclusions and Suggestions: The results of increasing the ability of clients with
a diagnosis of social isolation were obtained compared to before nursing
intervention was carried out. Cooperation between the health team and family is an
important factor in patient recovery, good therapeutic communication can
encourage clients to be more cooperative.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT ................................................................................................ ix
LAMPIRAN ................................................................................................xv
BAB 1.............................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................1
x
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ......................................................................4
BAB 2.............................................................................................................6
BAB 3...........................................................................................................28
xi
3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................31
BAB 4...........................................................................................................34
BAB 5...........................................................................................................64
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
LAMPIRAN
xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
komunikasi dengan orang lain. Dari permasalahan gejala isolasi sosial tersebut
mempengaruhi sekitar 24 juta atau 1 dari 300 orang di seluruh dunia orang
halusinasi, pemikiran yang tidak teratur, perilaku yang sangat tidak teratur,
1
2
jadi 7 permil rumah tangga. Artinya 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah
sekitar 450 ribu jiwa orang dalam gangguan jiwa berat/psikosis. Prevalensi
(permil) rumah tangga ART gangguan jiwa skizofrenia menurut tempat tinggal
2018)
gangguan jiwa pada tahun 2021 tercatat selama 3 bulan terakhir yaitu pada
bulan september Halusinasi (6,25%), Harga diri rendah (3,33%), dan menarik
diri (0%). Pada bulan oktober Halusinasi (87,74%), Harga diri rendah (0%),
dan Menarik diri (1,59%). Pada bulan november Halusinasi (83,01%), Harga
diri rendah (1,88%), Menarik diri (0%), Berdasarkan data tersebut disimpulkan
masalah keperawatan menarik diri yang ada di ruang punai RSJD Atma
Kurniawan, 2022)
hubungan dengan orang lain. Klien yang mengalami isolasi sosial ditandai
dengan adanya afek datar, afek sedih, tidak bergairah/lesu, tidak ada kontak
menarik diri, merasa tidak aman di tempat umum, merasa asyik dengan
3
Sebagaimana yang telah diuraiakan pada latar belakang, maka masalah yang
keperawatan pada pasien dengan masalah isolasi sosial di RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda”.
Samarinda.
sosial.
Manfaat bagi peneliti adalah agar dapat menambah wawasan serta dapat
data dan informasi sehingga dapat dilakukan tindak lanjut agar dapat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang
(Sukaesti. 2018).
penurunan untuk melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang
oleh pasien untuk menghindari orang lain agar pengalaman yang tidak
kembali.(Pardede 2021).
6
7
2.2 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
kurangnya stimulasi atau kasih sayang dari ibu akan memberikan rasa
b. Faktor Biologis
2. Faktor Presipitasi
a. Stresor Sosiokultural
b. Stresor Psikologik
lain.
Menurut Sutejo (2017) tanda dan gejala isolasi sosial dapat ditemukan dari
dua cara yaitu secara objektif dan subjektif. Berikut tanda dan gejala dengan
isolasi sosial:
1. Data Subjektif
pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain, pasien mengatakan
hubungan yang tidak bermanfaat dengan orang lain, pasien merasa bosan
serta waktu terasa lebih lambat, pasien tidak mampu berkonsentrasi dan
2. Data Objektif
Pasien tidak memiliki teman dekat, pasien menarik diri, pasien tidak
dapat dimengerti, tindakan berulang dan tidak berarti, pasien asik dengan
pikiran sendiri, pasien tidak ada kontak mata, dan tampak sedih apatis, afek
tumpul.
Adaptif Maladaptif
4. Saling
Gambar 2.1 Rentang Respon Isolasi Sosial (sumber : Stuard 2013)
bergantungan
konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan
maladaptif
a. Respon Adaptif
1) Menyendiri (Solitude)
rencana-rencana.
2) Otonomi
3) Kebersamaan ( Mutualisme)
b. Respon Maladaptif
1) Manipulasi
2) Impulsif
3) Narsisme
2.5 Patofisiologi
disebabkan karena perasaan tidak berharga, dengan latar belakang yang penuh
penampilan dan kebersihan diri. Perjalanan dari tingkah laku masa lalu serta
tingkah laku primitive yaitu pembicaraan yang autistik dan tingkah laku yang
12
1) Usia
rentang usia 25-65 tahun atau pada masa dewasa. Masa dewasa merupakan
masa kematangan dari aspek kognitif, emosi, dan perilaku. Kegagalan yang
2) Jenis Kelamin
verbal dan bahasa yang kurang dari wanita, sehingga pria cenderung
yang mereka hadapi. Kondisi ini jika berlangsung lama tanpa ada
gangguan jiwa akan tinggi (Berhimpong 2016, Suerni & PH, 2019).
13
3) Pendidikan
Tetapi status pendidikan sebagian besar pasien adalah SMA hal ini bisa
pendidikan yang tinggi akan tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan
4) Pekerjaan
menarik diri dari lingkungan. Seseorang yang berada dalam sosial ekonomi
5) Dukungan Keluarga
6) Lama Sakit
memiliki riwayat lama sakit antara 5-10 tahun. Pasien yang mempunyai
2.6 Penatalaksanaan
sebagai berikut :
1) Terapi farmakologi
a) Clorpromazine (CPZ)
Obat ini digunakan pada pasien yang tidak mampu dalam menilai
fungsi mental.
15
b) Haloperizol (HP)
menilai realita.
c) Thrixyphenidyl (THP)
2) Terapi Non-farmakologi
a) Terapi individu
b) Terapi kelompok
isolasi sosial. Dalam terapi ini terbagi dalam 7 sesi yaitu, sesi 1 :
sosialisasi nya.
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
c) Faktor Predisposisi
17
keluarga klien.
d) Faktor presipitasi
saat ini, apa penyebab nya munculnya gejala tersebut dan bagaimana
e) Pemeriksaan fisik
pernafasan dan suhu. Ukur tinggi badan berat badan pasien. Dan
f) Genogram
1) Konsep diri
atau perempuan.
(c) Peran
penyakitnya.
2) Hubungan sosial
meminta bantuan.
3) Spritual
a. Nilai Keyakinan
yang dianut.
keyakinan.
c. Kegiatan ibadah
4) Status Mental
a. Aktivtitas motorik
sekitarnya
20
b. Afek emosi
sekitarnya.
c. Persepsi
atau tidak atau ada perasaan aneh pada dirinya yang tidak
menurut kenyataan.
d. Proses Pikir
e. Memori
benda-benda nyata
5) Mekanisme Koping
6) Masalah Psikososial
effect
effect
Gambar 2.2 Pohon Masalah Isolasi Sosial
Isolasi Sosial adalah sebagai berikut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2019) :
2.7.5 Evaluasi
dari tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi terdiri dari dua jenis
diberikan.
yang ditinjau dari kriteria dapat membina hubungan saling percaya, dapat
secara bertahap.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
evaluasi.
sosial dengan kasus yang akan dikelola secara rinci dan mendalam. Adapun
subyek yangakan dikelola berjumlah dua orang pasien dengan kasus yang
sama-sama menderita isolasi sosial menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah
A. Kriteria Inklusi
28
29
B. Kriteria Ekslusi
1. Lokasi
Mahakam Samarinda.
2. Waktu
Studi kasus ini akan dilakukan dalam 3-6 hari pada tahun 2023.
dengan kegiatan pengumpulan data. Data yang didapatkan yaitu berupa hasil
subyek studi kasus, Prosedur studi kasus ini adalah sebagai berikut:
30
melakukanpemeriksaan
isolasi sosial
aktivitas sehari- hari, juga melatih pasien dalam kegiatan sosial seperti
7. Penerapan strategi pada 2 pasien dengan kasus yang sama, yaitu isolasi
8. Evaluasi intervensi pada 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu isolasi
9. Evalausi intervensi pada 2 pasien dengan kasus yang sama yaitu, isolasi
diperlukan dalam studi kasus ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan
1. Wawancara
adalahsebagai berikut:
2. Observasi/ Memonitor
pengamatan terhadap suatu objek atau proses, baik secara visual maupun
dengan alat. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara pengamatan secara
3. Dokumentasi
dan jenis SOP yang digunakan tentang strategi pelaksanaan (SP) tindakan
1. Data Primer
2. Data Sekunder
RSJD Atma Husada Samarinda terdahulu Rumah sakit jiwa Pusat (RSJP)
samarinda didirikan pada tahun 1933 di atas tanah seluas 20.157 m2 yang dibiayai
oleh kesultanan Kutai dan merupakan Rumah Keperawatan Sakit Jiwa Pada tahun
2005 Luas Rumah sakit bertambah dengan adanya bangunan baru Gedung Narkoba
seluas 1.035,8M2.
Pada awalnya RSJP didirikan bersama dengan Rumah Sakit Umum yang
ditetapkan ketua Bestwer College Samarinda. Tanggal 20 April 1949 No. 558/IH-
9-Fed, masalah pembiayaan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit Jiwa Samarinda
pusat. Berdasarkan Surat Keputusan bulan November 1951, kantor Rumah Sakit
Pusat Samarinda dilimpahkan kepada pemerintah Daerah sesuai surat Menkes No.
34
35
Jiwa Samarinda berubah nama menjadi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam
dengan Surat Keputusan Gubernur no. 03 tahun 2005, tanggal 17 Januari tahun
2005. Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam bertujuan untuk memberi
Penulisan karya tulis ilmiah ini berdasar pada hasil pengelolaan klien di
ruang punai di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda tanggal 8-13 Mei 2023.
Ruang punai merupakan ruang perawatan khusus klien perempuan, adapun tenaga
keperawatan di ruang punai terdiri dari 13 orang perawat, kasus yang dirawat
meliputi gangguan persepsi sensori, harga diri rendah, defisit perawatan diri, risiko
A. Pengkajian keperawatan
Tabel 4. 1 Pengkajian
Faktor Predisposisi Ny.T sebelumnya pernah dirawat Ny. S memiliki Riwayat dirawat
dan sering di rawat di RSJD Atma di RSJD 3 tahun lalu. klien telah
Husada Mahakan sejak tahun 2012. menjalani pengobatan selama 3
Pengobatan sebelumnya kurang tahun terakhir. Pengobatan
berhasil karena klien putus obat. sebelumnya kurang behasil karena
klien putus obat, pengalaman
masa lalu yang kurang
menyenangkan Ketika klien
menjadi korban bully
psikososial Gambaran diri: klien mengatakan Ny. S merupakan bungsu dari 2
menyukai seluruh tubuhnya bersaudara.
Identitas: klien mengatakan belum Gambaran diri: klien mengatakan
menikah, klien anak pertama dari menyukai seluruh tubuhnya
tiga bersaudara Identitas: klien mengatakan belum
Peran: klien mengatakan tidak tau menikah, klien anak kedua dari
mengenai perannya dua bersaudara
ideal diri: klien mengatakan ingin Peran: klien mengatakan tidak tau
cepat sembuh dan segera pulang mengenai perannya
harga diri: klien mengatakan tidak ideal diri: klien mengatakan ingin
menyukai cara orang lain melihat ceoat sembuh dan segera pulang
dirinya. harga diri: klien mengatakan tidak
Klien mengatakan tidak memiliki suka berinteraksi dengan orang
orang yang berarti dalam hidupnya
Status mental Klien berpenampilan kurang rapi, Klien berpenampilan rapi, klien
klien mengatakan mandi 2 kali pernah memulai pembicaraan,
dalam sehari tapi tidak menjawab seperlunya,
menggunakan sabun dan sampo. pembicaraan inkoheres dengan
Klien tidak pernah memulai pertanyaan yang diajukan,
pembicaraan terlebih dahulu, terkadang klien tidak menjawab
menjawab seperlunya, pembicaraan pertanyaan, dan menghindar saat
inkoheren dengan pertanyaan yang pembicaraan. Kontak mata klien
diajukan, terkadang klien tidak kurang, lebih banyak diam, afek
ingin menjawab pertanyaan. datar, cukup kooperatif selama
Kontak mata kurang, lebih banyak perawatan, mudah teralihkan saat
diam dan menghindar saat pembicaraan berlangsung, sering
pembicaraan. Afek klien datar, melamun, lebih suka menyendiri.
kurang kooperatif selama Orientasi waktu, orang dan tempat
perawatan, mudah teralihkan saat klien bagus, kemampuan
berbicara, sering melamun, lebih penilaian tidak mengalami
suka menyendiri. gangguan
Klien tidak dapat memberitahukan
kapan masuk ke rumah sakit, klien
mengetahui sedang berada di RSJ,
kalien tidak dapat mengingat nama
orang, tidak dapat mengingat
kejadian baru yang telah terjadi,
37
B. Diagnosis keperawatan
No Klien 1 Klien 2
Tanda dan Diagnosis Tanda dan Diagnosis
Gejala Keperawatan Gejala Keperawatan (SDKI)
(SDKI)
1 Ds: Isolasi sosial b.d Ds: Isolasi sosial b.d
Tidak didapatkan perubahan status Klien mengatakan perubahan status
data subjektif mental d.d menarik ingin sendirian. mental d.d menarik
diri (D.0121) diri (D.0121)
Do: Do:
1. Klien tampak 1.Sering
menyendiri, menyendiri
2. menunduk, 2.Melamun
3. menghindari 3.Afek datar
percakapan. 4.Menghindari
4. Kontak mata percakapan
kurang 5.Menolak
5. Menolak berinteraksi
berinteraksi dengan orang
dengan orang lain
lain
38
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi keperawatan
Do :
1. Klien tampak beberapa kali
memulai kontak mata
2. Klien tampak membuat kontak
mata, tetapi masih belum
teratur
3. Klien tampak beberapa kali
berinteraksi dengan teman
barrunya
42
Do :
43
Do :
1. Klien tampak mencoba kembali
berinteraksi dengan temannya
2. Klien beberapa kali mencoba
kontak mata, tetapi tidak teratur
3. Klien tampak lebih banyak
menyendiri
11.10 1.3 Memotivasi meningkatkan Ds :
keterlibatan dalam suatu 1. Klien mengatakan belum punya
hubungan keinginan untuk lebih banyak
1.4 Memotivasi berpartisipasi berinteraksi
dalam aktivitas baru dan 2. Klien mengatakan ingin cepat
kegiatan kelompok sembuh
3. Klien mengatakan akan
1.5 Mendiskusikan keterbatasan
mencoba kembali berinteraksi
dan kekuatan dalam dengan temannya
berkomunikasi dengan orang
lain Do :
1.6 Mendiskusikan perencanaan 1. Klien tampak kesulitan
kegiatan masa depan melakukan kontak mata
1.7 Memberikan umpan balik 2. Klien tampak banya
positif dalam perawatan diri kemyendiri
1.8 Memberikan umpan balik 3. Klien menjawab pertanyaan
positif pada setiap dengan kalimat yang lebih
peningkatan kemampuan banyak
4. Klien tampak berkeinginan
untuk sembuh
Do :
1. Klien tampak beberapa kali
memulai kontak mata
2. Klien tampak membuat kontak
mata, tetapi masih belum
teratur
3. Klien tampak beberapa kali
berinteraksi dengan teman
barrunya
4. Klien tampak memahami
dengan baik perkataan perawat
5. Klien menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang cukup
panjang.
E. Evaluasi keperawatan
O:
52
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
O:
53
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(4)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
P:
Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.11 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.12 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
1.13 Latih mengekspresikan marah
dengan tepat
P:
Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
56
O:
Klien tampak beberapa kali melakukan
kontak mata, klien lebih banyak menyendiri,
klien menjawab pertanyaan dengan singkat,
klien mulai mengikuti terapi aktivitas yang
dilakukan.
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(2)
2. Responsif pada orang lain (3)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(2)
P:
Intervensi dilanjutkan
1.9 Anjurkan berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap
1.10 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
57
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P : Intervensi dilanjutkan
1.1 Identifikasi kemampuan melakukan
interaksi dengan orang lain
1.2 Identifikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
2. Selasa/10 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien tidak dapat dikaji
d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien menghindar saat diajak berbicara,
Klien diam, Klien menyendiri, Tidak
terdapat kontak mata, klien tidak menjawab
pertanyaan
58
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (2)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P : Intervensi dilanjutkan
a. Identifikasi kemampuan melakukan
interaksi dengan orang lain
b. Identifikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
c. Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
d. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
3. Rabu/11 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan ingin sendiri
d.d menarik diri
(D.0121) O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya, Klien
menyendiri, Klien melamun, Afek datar,
Tidak terdapat kontak mata
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (4)
3. Kontak mata (3)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P : Intervensi dilanjutkan
1.3 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.4 Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas
baru dan kegiatan kelompok
1.5 Diskusikan keterbatasan dan kekuatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain
1.6 Diskusikan perencanaan kegiatan masa
depan
1.7 Berikan umpan balik positif dalam
perawatan diri
1.8 Berikan umpan balik positif pada setiap
peningkatan kemampuan
59
O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya,
Kontak mara kurang, Afek datar,
Menyendiri, Melamun, Menghampiri saat
dipanggil, Menunduk
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
2. Responsif pada orang lain (4)
3. Kontak mata (4)
4. Minat melakukan kontak fisik(3)
P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.15 Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan kelompok
1.16 Diskusikan keterbatasan dan
kekuatan dalam berkomunikasi dengan
orang lain
1.17 Diskusikan perencanaan kegiatan
masa depan
1.18 Berikan umpan balik positif pada
setiap peningkatan kemampuan
1.19 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
5. Jumat/13 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan tidak mau berbicara
d.d menarik diri dengan orang lain, Klien mengatakan lebih
(D.0121) suka berbicara dengan mahasiswa, Klien
mengatakan merasa tidak nyaman saat berada
dengan orang lain
O:
Klien menjawab pertanyaan seadanya,
terdapat kontak mata, Afek datar,
60
A:
Masalah isolasi sosial belum teratasi
5. Perasaan nyaman dengan situasi sosial
(3)
6. Responsif pada orang lain (4)
7. Kontak mata (4)
8. Minat melakukan kontak fisik(3)
P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Motivasi meningkatkan keterlibatan
dalam suatu hubungan
1.15 Motivasi berpartisipasi dalam
aktivitas baru dan kegiatan kelompok
1.16 Diskusikan keterbatasan dan
kekuatan dalam berkomunikasi dengan
orang lain
1.17 Diskusikan perencanaan kegiatan
masa depan
1.18 Berikan umpan balik positif pada
setiap peningkatan kemampuan
1.19 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
1.20 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.21 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.22 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
6. Sabtu/14 Mei Isolasi sosial b.d S :
2023 perubahan status mental Klien mengatakan lebih suka berbicara
d.d menarik diri dengan mahasiswa, Klien mengatakan
(D.0121) terkadang berbicara dengan teman sekamar
saat makan snack, klien mengatakan ingin
segera pulang, Klien mengatakan akan
mencoba lebih terbuka dan menceritakan
perasaannya
O:
Klien menjawab pertanyaan, terdapat kontak
mata, Afek datar, Melamun, Menghampiri
saat dipanggil, Klien berespon saat
dipanggil, mau berjabat tangan
A:
61
P:
Intervensi dilanjutkan
1.14 Anjurkan berinteraksi dengan orang
lain secara bertahap
1.15 Anjurkan ikut serta dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan
1.16 Anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
1.17 Latih bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi
Pertemuan
No Kemampuan 1 2 3 4 5 6
K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1 K2
1 Mengenal Isolasi Sosial ✔️ ✔️
2 Dapat menyebutkan ✔️
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
7 Dapat melakukan
perbincangan dengan orang
lain sesuai jadwal harian
62
4.2 Pembahasan
yaitu: Perasaan nyaman dengan situasi sosial menurun, responsive pada orang lain
tetap, kontak mata tetap, minat melakukan kontak fisik menurun. Pada klien 2
Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat, responsive pada orang lain
Hasil asuhan keperawatan ini sejalan dengan teori menurut (Azizah &
Wardani, 2017) yang mengatakan bahwa dalam membina hubungan saling percaya
atau berkenalan tidaklah mudah bagi seseorang karena perlu waktu untuk timbul
adanya rasa saling percaya. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit
dengan orang lain. Sependapat dengan penelitian dari (Hermawan, 2015) dimana
63
strategi pelaksanaan yang dilaksanakan kepada klien dengan masalah isolasi sosial
keperawatan pada kedua klien saat dikelola selama 6 hari penelitian mungkin
disebabkan oleh BHSP antara peneliti dan kedua klien yang belum terjalin dimana
berdampak pada sikap klien kepada peneliti yang tidak dapat berinteraksi. Pada
lain yaitu kondisi klien yang telah lama hidup dijalan, usia, tidak memiliki
mungkin disebabkan oleh kondisi klien yang baru masuk, cukup kooperatif,
memiliki keinginan untuk sembuh, dan adanya dukungan psikologis dari keluarga
terdekat.
peneliti dan klien yang belum terjalin serta tidak ada keluarga yang datang
menjenguk.
BAB 5
5.2 Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan
pada klien dengan isolasi sosial yang dilakukan di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa
perawatan dengan katergori kurang berhasil pada klien 1 dan cukup berhasil pada
gelandangan dengan riwayat putus obat. Pada klien 2 didapatkan hasil pengkajian
dikategorikan kurang berhasil pada klien 1 dan cukup berhasil pada klien 2, hal ini
dikarenakan BHSP antara penulis dan klien yang belum terjalin sehingga terdapat
lain.
5.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
64
65
pendidikan.
meningkat.
Kemenkes Kaltim
Azizah, F. N., Hamid, A. Y. S., & Wardani, I. Y. (2017). Respon Sosial dan
Pardede, J., Hamid, A. and Putri, Y. (2020) “Application of Social Skill Training
327-340. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v12i3.782
Edy Kurniawan. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah Isolasi
Piana, E. (2022). Penerapan Cara Berkenalan pada Pasien Isolasi Sosial. Jurnal
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3760
PUTRA, S. T. A., Nugroho, N., Pardosi, S., & Asmawati, A. (2022). Asuhan
S & Tn. J Pasien Isolasi Sosial Di Ruang Murai Rumah Sakit Khusus Jiwa
66
67
515–520.
Suerni, T., & PH, L. (2019). Gambaran Faktor Predisposisi Pasien Isolasi Sosial.
Februari 2023
Sukaesti, Diah. "Sosial Skill Training Pada Klien Isolasi Sosial." Jurnal
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
PPNI.
Trimelia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
68
Wakhid, A., Hamid, A. Y. S., & CD, N. H. (2013). Penerapan Terapi Latihan
Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah
2022
Indonesia