Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Oral Medicine

Oral Medicine adalah cabang ilmu Kedokteran Gigi yang berkompeten khusus dalam mengelola
kesehatan pasien secara menyeluruh meliputi diagnosa dan perawatan yang bersifat non bedah
pada kelainan primer maupun sekunder di rongga mulut dan sekitarnya (Mazzeo & Chasens 1975).
Secara luas Oral Medicine dapat diartikan sebagai salah satu aspek Kedokteran Gigi untuk
mengetahui hubungan antara mulut dengan bagian tubuh yang lain, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit atau diformulasikan sebagai suatu kemampuan khusus dalam praktek Dokter Gigi
serta kaitannya dengan pengelolaan kesehatan pasien secara menyeluruh.

Rongga mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup unik sehubungan dengan kesehatan
penderita, oleh karena rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan kebutuhan
untuk pertumbuhan,individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal. Sebagaimana kita
ketahui rongga mulut dapat mengalami bermacammacam kelainan yang merupakan problema yang
belum dapat diatasi sepenuhnya. Sebagai contoh misalnya karies gigi, penyakit jaringan penyangga
gigi / periodontal dan penyakit mukosa mulut sampai saat ini belum diketahui etiologinya secara
tepat. Kondisi lingkungan rongga mulut sangat kompleks, dimana kemungkinan iritasi mekanik, fisik
dan kimiawi serta banyaknya macam mikroorganisme dan susunan saliva dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan kondisi lingkungan rongga mulut dan memungkinkan terjadinya suatu
penyakit.

Ruang lingkup Oral Medicine tidak terbatas pada penyakit mulut yang primer atau lokal saja
melainkan juga mengelola pasien-pasien dengan manifestasi oral penyakit sistemik. Oleh karenanya
Dokter Gigi berkewajiban mengetahui latar belakang penyakit setiap pasien sebelum memulai
perawatan gigi. Perawatan gigi mulut bisa gagal bila klinisi tidak tanggap akan keadaan pasien yang
sedang dalam status pengawasan medik untuk penyakit sistemiknya. Atau bahkan terjadi resiko yang
fatal atau timbul penyakit lain sebagai akibat tindakan perawatan Dokter Gigi.

Oral Medicine sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang ilmu Kedokteran Gigi yang belum
banyak dikenal baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat umumnya karena cabang ilmu
tersebut relatif masih muda dibandingkan dengan cabang ilmu Kedokteran Gigi lainnya. Masih
banyak pendapat yang beranggapan bahwa tugas dan tanggung jawab Dokter Gigi terbatas pada
penanganan penyakit yang berhubungan dengan gigi saja sehingga pasien dengan lesi pada mukosa
mulut tidak datang ke Dokter Gigi tetapi meminta pertolongan dokter Umum.

Banyak penyakit sistemik yang mempunyai manifestasi di rongga mulut seperti penyakit AIDS,
Diabetes Melitus, serta meningkatnya jumlah kasus-kasus keganasan merupakan hal yang sangat
memprihatinkan serta meresahkan masyarakat. Kasuskasus tersebut pada umumnya disertai kondisi
kompromis medik. Penyakit sistemik yang menyertai kasus-kasus tersebut sering berkaitan dengan
kemungkinan berkembangnya penyakit di dalam mulut/manifestasi mulut, dengan demikian
Spesialis Penyakit Mulut melalui deteksi/diagnosis dini serta pengelolaan yang komprehensif dengan
pendekatan multidisiplin dapat membantu mengatasi penyakitnya serta penyakit mulut khususnya.
Oleh karena itu, Oral Medicine dapat diartikan sebagai salah satu aspek Kedokteran Gigi untuk
mengetahui hubungan antara mulut dengan bagian tubuh yang lain, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit atau diformulasikan sebagai suatu kemampuan khusus dalam praktek Dokter Gigi
serta kaitannya dengan pengelolaan kesehatan pasien secara menyeluruh. Kecuali itu, Oral Medicine
juga mempunyai makna sebagai jembatan antara ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran.

Kebutuhan pelayanan untuk kasus-kasus penyakit mulut di Indonesia ini tampaknya masih rendah
atau sedikit. Sebenarnya hal ini tidak benar. Berhubung dengan sistem pelaporan data-data
morbiditas (angka kesakitan) untuk kasus penyakit mulut baik yang bersifat regional maupun yang
bersifat nasional tidak tersedia dengan baik, sulit untuk mengetahui secara langsung berapa besar
sesungguhnya kebutuhan pelayanan penyakit mulut yang ada di Indonesia.

Pada awalnya Oral Medicine belum merupakan mata ajaran tersendiri dan tidak tercantum dalam
kurikulum Kedokteran Gigi, namun disinggung sedikit dalam mata ajaran Kedokteran Gigi lainnya
atau diberikan di pendidikan Kedokteran sebagai mata ajaran stomatologi. Pada tahun 1926 studi di
bidang Oral Medicine sudah dikembangkan oleh William Gies dari Columbia University dan mereka
menyatakan bahwa mata kuliah Oral Medicine adalah merupakan satu dari tiga topik yang termasuk
dalam kurikulum di Kedokteran Gigi pada tahun ke tiga. Selanjutnya pada tahun 1945 di Amerika
para klinisi Dokter Gigi walaupun jumlahnya tidak banyak, tetapi dengan berminat mengatasi
masalah yang ada di jaringan lunak dan sekitarnya, mengembangkan bidang Oral Medicine dan
membentuk suatu wadah yang disebut The American Academy of Oral Medicine di bawah naungan
Persatuan Dokter Gigi International (FDI).

Bagian Oral Medicine adalah salah satu bagian klinik termuda di Kedokteran Gigi dan merupakan
bagian yang khusus mempelajari perawatan medik (non bedah) kesehatan mulut dan maksilofasial
penderita yang berhubungan dengan keadaan akut, khronis ataupun kambuhan dan penyakit
sistemik. Di Indonesia Oral Medicine baru dikenal dalam kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi di
Indonesia tahun 1970 dan sejak itu tugas dokter gigi tidak hanya merawat gigi saja tetapi juga
jaringan lunak sekitarnya, sehingga filosofi yang semula Tooth Centered Philosophy bergeser
menjadi Patient Centered Philosophy. Perubahan filosofi inilah yang mendorong Oral Medicine
untuk berperan sebagai tali pengikat dan jembatan antara Ilmu Kedokteran dan Kedokteran Gigi.

Dalam perkembangannya sekarang Ilmu Penyakit Mulut selain meneliti tentang etiologi dan
pathogenesis dari suatu penyakit, juga meneliti suatu kelainan berdasarkan fenomena yang didasari
dari epidemiologi penyakit tersebut sampai menentukan tehnik diagnosis baru/jenis terapi baru,
atau menemukan teori baru

tentang patofisiologi penyakit mulut ataupun memetakan respons imun atau respons radang pada
penyakit mulut tertentu. Bidang Oral Medicine sangat erat kaitannya dengan beberapa kelainan
penyakit sistemik seperti:

1. Penyakit Infeksi (oleh karena Virus, Bakteri, dan Jamur)

2. Penyakit Endokrin

3. Penyakit Gastrointestinal

4. Penyakit Degenerasi

5. Penyakit Autoimun

6. Defisiensi Nutrisi

7. Geriatri (Aging Proces)

8. Kelainan Darah

9. Penyakit Syaraf dan Jiwa

10. Onkologi (Kepala & Leher)


Pendidikan Kedokteran Gigi merupakan pendidikan profesional yang harus dapat meluluskan Dokter
Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang mengutamakan kesehatan penderita. Untuk itu pendidikan dalam
bidang Oral Medicine memerlukan keterlibatan berbagai disiplin ilmu Kedokteran Gigi dan
Kedokteran Umum secara terpadu. Ilmu Kedokteran Gigi merupakan bagian dari ilmu Kedokteran
sehingga seorang dokter gigi harus mampu merangkai jalan berfikirnya secara holistik medis pada
saat melakukan perawatan dibidangnya. Basic Medical Science sebagai dasar keilmuan yang harus
diberikan meliputi Anatomi, Fisiologi, Histologi, Mikrobiologi, Patologi, Biokimia dan Farmakologi,
sedangkan sebagai Applied clinical science perlu diberikan: Internal Medicine, Skin and Venerel
disease, Neurology dan Psychiatry.

Perkembangan Oral Medicine harus ditunjang kegiatan yang baik, selanjutnya disusunlah program-
program dalam bidang Oral Medicine meliputi:

1. Pendidikan (Education)

2. Pengelolaan Klinik (Clinical Care)

3. Penelitian (Research)

Harapan kami bahwa bagian Oral Medicine yang merupakan jembatan pengetahuan antara teori dan
klinik antara Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran setidaknya menjadi bagian yang mempunyai
daya saing baik nasional maupun internasional.

Anda mungkin juga menyukai