Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

OLEH :
ILYASA SUKMA ARIANI
14/369057/KG/09992

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
Pendahuluan

Sehat merupakan keinginan semua orang untuk selalu memelihara dan


mempertahankannya . sehat sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
sempurna fisik, mental dan sosial, tak hanya bebas dari cacat dan kelemahan. Hal ini
menyatakan kondisi sehat yang ideal, karena itu kondisi sehat ini merupakan tujuan
akhir perawatan kesehatan.
Menurut Godfrey (1980), penyakit merupakan proses pada setiap jaringan yang
tidak dikehendaki, atau perubahan organ yang timbul karena infeksi, luka atau
“metabolisme yang salah”. Selain itu juga bentuk kelemahan diantaranya seperti
cacatnya fungsi, baik sementara maupun menetap, yang merupakan akibat dari
suatu penyakit.
Suatu pengobatan yang cenderung hanya fokus pada penyakit yang diderita
pasien, namun melupakan penderita sebagai manusia seutuhnya disebut sebagai
pola pikir “penyakit sentris”, sehingga terdapat pola pendekatan “sehat sentris” yang
berkebalikan yaitu pengobatan atau perawatan pada penderita juga
mempertimbangkan secara hati-hati serta bertanggung jawab terhadap kesehatan
penderita secara menyeluruh atau kesejahteraan pendarita dalam hubungannya
dengan penyakit yang dideritanya. Dengan menerapkan pola sehat sentris ini maka
para klinisi atau profesi kesehatan telah melakukan suatu tindakan menyeluruh
(Total Patient Care) atau perawatan menyeluruh dan terpadu (Comprehensive
Patient Care). Perawatan menyeluruh dan terpadu yaitu bila perawatan dilakukan
dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan penderita, misalnya sosial
ekonomi, sosial budaya, sosiopsikologi dan lain-lainnya.
Dalam arti sempit, Caldwell dan Stallard (1977) mengartikan kedokteran gigi
pencegahan sebagai penggunaan alat-alat yang diperlukan untuk mencapai dan
mempertahankan secara obtimal kesehatan mulut. Dalam arti luas, kedokteran gigi
pencegahan menurut Jong (1993) adlah hal-hal yang melingkupi semua aspek
kedokteran gigi dan semua pekerjaan atau tindakan yang dilakukan oleh para
profesional individu dan masyarakat yang mempengaruhi status kesehatan mulut.
Istilah pencegahan menurut Godfrey (1980) sebagai suatu tindakan yang terencana
untuk menghentikan atau menghindari perkembangan yang diantisipasi atau
kejadian akan datang yang mungkin akan terjadi.
BAB II
Pembahasan

A. Sejarah Kedokteran Gigi Pencegahan

Perawatan dan usaha-usaha pencegahan penyakit telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Dari catatan sejarah paling kuno yang ditemukan, ternyata penduduk Arab
pada abad ke - 9 sudah melakukan kebersihan mulut sebagai pengontrol penyakit
gigi, menggunakan siwak sebagai sikat gigi. Pada akhir abad ke-11 Abulcasis, seorang
Arab di Spanyol untuk pertama kalinya mengenalkan bahwa pengambilan deposit
kalkulus adalah faktor yang penting didalam kontrol pernyakit periodontal. Pada
abad ke-14 dan ke-15, di Eropa telah didapatkan aturan-aturan yang pasti tentang
kebersihan mulut yang berdasarkan pada literatur-literatur Arab, yaitu sejumlah
larangan diet dan petunjuk untuk membersihkan gigi menggunakan pasta gigi. Pada
abad ke-16, seorang dokter gigi Belanda telah menulis tentang efek buruk gula dan
semua makanan manis-manis. Pada abad ke-18, Pierre Fauchard telah menekankan
pentingnya menjaga gigi supaya selalu bersih sehingga mencegah penyakit gigi. Hal
ini membuat beberapa ahli menulis tentang tindakan-tindakan pencegahan dibidang
kedokteran gigi, namun belum ada program pencegahan untuk masyarakat secara
luas pada abad itu. Pada abad ke-19 sebelum Perang Dunia pertama Rhein dari USA
menciptakan istilah “Oral hygiene” yang terbukti populer sampai sekarang.
Kampanye pencegahan penyakit gigi berjalan sangat lambat pada abad itu, slogan
yang diperkgunakan untuk masa itu dan berlangsung dalam kurun waktu 20 tahun
adalah “Gigi yang bersih tidak pernah berlubang”.
Pada awal abad ke-20, mulai dibentuk organisasi-organisasi kesehatan untuk
masyarakat terutama anak-anak dibeberapa negara di Eropa, dan usaha ini semakin
berkembang. Pada tahun 1945 di 4 kota besar di Amerika telah dimulai fluoridasi air
minum yang ternyata telah menurunkan prevalensi karies gigi pada anak-anak
sampai setengahnya. Berlangsung dengan aman dan murah, semenjak itu fluoridasi
air minum menyebar ke seluruh dunia. Namun perkembangan fluoridasi air minum
tidak selalu berjalan, bahkan banyak negara diEropa tidak menambahkan fluor sama
sekali, seperti : Republik Demokrasi Jerman, Prancis, Italia, Australia, Norwegia dan
Denmark. Setelah menggunakan fluoridasi beberapa lama akhirnya Swedia melarang
fluoridasi, demikian juga dengan Belanda pada tahun 1976 menghentikan fluoridasi
air minum.

B. Konsep Pencegahan oleh Leavell dan Clark


Dalam buku Preventive medicine for the doctors inhis community, Leavel dan
Clark (1965) mengenalkan konsep pemikiran tentang tindakan preventif untuk
semua jenis penyakit yang dinamakan LEVELS OF PREVENTION, yaitu tingakatan atau
tahapan pencegahan berkelanjutan, yaitu melalui periode prepatogenesis penyakit
sampai ke periode rehabilitasi.
Tahapan itu yaitu :
 Pencegahan primer, yaitu penggunaan strategi-strategi dan bahan-bahan untuk
mencegah permulaan terjadinya penyakit untuk membalikkan proses
perkembangan penyakit atau untuk menghentikan proses penyakit, sebelum
pengcegahan sekunder perlu dilakukan
 Pencegahan sekunder, yaitu penggunaan metode-metode perawatan secara
rutin untuk menghentikan proses penyakit atau untuk memperbaiki kembali
jaringan supaya kembali mendekati normal
 Pencegahan tersier, yaitu tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengganti
jaringan yang hilang dan merehabilitasi pasien sehingga kemampuan fisik dan
sikap mentalnya sebisa mungkin mendekati normal setelah gagalnya
pencegahan sekunder.
Modifikasi konsep pencegahan sehubungan dengan batasan kedokteran gigi
pencegahan :
 Tahapan pencegahan
 Satu rangkaian prioritas pencegahan
 Taksonomi pencegahan
 Kategori palayanan pencegahan

C. Strategi Pencegahan Plak


Karies gigi dan penyakit periodontal tidak akan terjadi bila tidak terdapat plak
gigi, infeksi hanya dapat berlangsung bila organisme yang menyebabkan infeksi
cukup banyak untuk perbaikan kembali. Maka semua strategi untuk mencegah,
menghentikan atau membalikkan proses pengrusakan penyakit plak didasarkan pada
:
1) Mengurangi bakteri oral yang patogen.
2) Memperkuat resistensi gigi dan mempertahankan gingiva yang sehat.
3) Meningkatkan proses perbaikan.
Strategi umum
1) Mekanis (sikat gigi, benang gigi, berkumur)
2) Khemis atau kontrol plak. Pemakaian fluor untuk menghambat demineralisasi dan
menambah remineralisasi, pemakaian bahan antimikrobial untuk menekan bakteri
kariogenik.
3) Disiplin diet gula
4) Pemakaian pit dan fisur silen (bila terindikasi) pada permukaan oklusal posterior
Tindakan yang diperlukan
1) Edukasi dan promosi kesehatan
2) Membuat akses ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi yang memberikan
pelayanan diagnostik, restoratif,pencegahan serta perencanaan panggilan
kembali secara rutin berdasarkan pada risiko penyakit

D. Tindakan Pencegahan Karies Gigi


Tindakan pencegahan karies gigi, secara garis besar WHO (1987):
1) Tindakan masyarakat :
 Fluoridasi air minum
 Fluoridasi air minum sekolah
 Fluoridasi garam dapur
 Fluoridasi minuman susu
 Peningkatan diet yang sehat
2) Tindakan perorangan sendiri dibawah supervisi :
 Berkumur F
 Tablet fluor
 Menyikat gigi dengan cairan F, jeli dan pasta propilaksis
Tindakan aplikasi topikal oleh profesional
 Aplikasi topikal F
 Propilaksis F pasta
 Pit dan fisur silen
 Propilaksis dan pengambilan plak

3) Kombinasi antara tindakan sendiri dibawah supervisi dan tindakan oleh


profesional
4) Tindakan pencegahan sendiri
 Pemakaian pasta F
 Kotrol diet oleh individu
 Kumur-kumur F, dan penggunaan F tablet di rumah

E. Manfaat Fluor Dalam Pencegahan Karies

Karies gigi adalah suatu penyakit yang merupakan interaksi dari 4 faktor : host
(pejamu), agent (penyebab), enviorenment (lingkungan) dan time (waktu) yang
menghasilkan kerusakan pada jaringan keras gigi yang tak bisa pulih kembali yaitu
email, dentin dan sementum. Meski sudah menggunakan cara-cara untuk
menurunkan jumlah bakteri pada gigi dengan cara mekanis dan khemis, tetapi
pemakaian fluor yang tepat masih tetap merupakan cara yang terbaik dalam
menanggulangi karies gigi.
Fluor dipercaya memiliki prinsip kerja untuk meningkatkan resistensi email
terhadap asam pada plak gigi yang dihasilkan oleh bakteri plak. Penelitian terbaru
juga menunjukkan bahwa fluor mempunyai efek remineralisasi pada lesi awal atau
prekaries serta memiliki sejumlah efek antimikrobial. Kemanfaatan fluor dalam
pencegahan karies gigi dapat diartikan sebagai efektivitas fluor dalam menurunkan
angka karies gigi dengan konsentrasi/dosis fluor yang tepat untuk dipergunakan
untuk pencegahan karies gigi.
BAB III
Penutup

Kesimpulan

1. Tindakan pencegahan dalam upaya mempertahankan kesehatan gigi dan mulut,


serta menghindari penyakit mulut telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan
semakin berkembang seiring bertambahnya abad yang didukung oleh kemajuan
pengetahuan dan juga teknologi.

2. Pada dasarnya semua tindakan pencegahan baik tindakan masyarakat,


perseorangan, profesional maupun tindakan sendiri prinsipnya adalah
mengintervensi salah satu atau semua faktor penyebab terjadinya dan
berkembangnya karies atau penyakit periodontal.

3. Banyaknya manfaat fluor yang dapat berguna untuk pencegahan dari berbagai
penyakit mulut sehingga membuat fluor menjadi salah satu cara paling efektif
dalam upaya pencegahan penyakit mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Caldwell, R.C. dan Stallard, R.E. 1977. A Textbook of Preventive Dentistry, W.B.
Saunders, Philadelphia
Godfrey, K. 1980. Preventive Dentistry, Notes for Dental Students, Faculty Of
Dentistry, The Universityof Sydney, Australia
Harris, N.O. dan Garcia-Godoy, F. 2004. Primary Preventive Dentistry, 6th ed., Pearson
Prentice Hall, New Jersey
Jong, A. 1993. Community Dental Health, Ed, The C.V. Mosby Company, St. Louis,
Tor.-Lon
Leavell, H. R. dan Clark, E. G. 1965. Preventive medicine for the doctor in his
community, 3rd ed., Mc. Graw Hill Book Co. New York
WHO, 1987. Preventive of Oral Diseases, Geneva

Anda mungkin juga menyukai