OLEH :
ILYASA SUKMA ARIANI
14/369057/KG/09992
Perawatan dan usaha-usaha pencegahan penyakit telah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Dari catatan sejarah paling kuno yang ditemukan, ternyata penduduk Arab
pada abad ke - 9 sudah melakukan kebersihan mulut sebagai pengontrol penyakit
gigi, menggunakan siwak sebagai sikat gigi. Pada akhir abad ke-11 Abulcasis, seorang
Arab di Spanyol untuk pertama kalinya mengenalkan bahwa pengambilan deposit
kalkulus adalah faktor yang penting didalam kontrol pernyakit periodontal. Pada
abad ke-14 dan ke-15, di Eropa telah didapatkan aturan-aturan yang pasti tentang
kebersihan mulut yang berdasarkan pada literatur-literatur Arab, yaitu sejumlah
larangan diet dan petunjuk untuk membersihkan gigi menggunakan pasta gigi. Pada
abad ke-16, seorang dokter gigi Belanda telah menulis tentang efek buruk gula dan
semua makanan manis-manis. Pada abad ke-18, Pierre Fauchard telah menekankan
pentingnya menjaga gigi supaya selalu bersih sehingga mencegah penyakit gigi. Hal
ini membuat beberapa ahli menulis tentang tindakan-tindakan pencegahan dibidang
kedokteran gigi, namun belum ada program pencegahan untuk masyarakat secara
luas pada abad itu. Pada abad ke-19 sebelum Perang Dunia pertama Rhein dari USA
menciptakan istilah “Oral hygiene” yang terbukti populer sampai sekarang.
Kampanye pencegahan penyakit gigi berjalan sangat lambat pada abad itu, slogan
yang diperkgunakan untuk masa itu dan berlangsung dalam kurun waktu 20 tahun
adalah “Gigi yang bersih tidak pernah berlubang”.
Pada awal abad ke-20, mulai dibentuk organisasi-organisasi kesehatan untuk
masyarakat terutama anak-anak dibeberapa negara di Eropa, dan usaha ini semakin
berkembang. Pada tahun 1945 di 4 kota besar di Amerika telah dimulai fluoridasi air
minum yang ternyata telah menurunkan prevalensi karies gigi pada anak-anak
sampai setengahnya. Berlangsung dengan aman dan murah, semenjak itu fluoridasi
air minum menyebar ke seluruh dunia. Namun perkembangan fluoridasi air minum
tidak selalu berjalan, bahkan banyak negara diEropa tidak menambahkan fluor sama
sekali, seperti : Republik Demokrasi Jerman, Prancis, Italia, Australia, Norwegia dan
Denmark. Setelah menggunakan fluoridasi beberapa lama akhirnya Swedia melarang
fluoridasi, demikian juga dengan Belanda pada tahun 1976 menghentikan fluoridasi
air minum.
Karies gigi adalah suatu penyakit yang merupakan interaksi dari 4 faktor : host
(pejamu), agent (penyebab), enviorenment (lingkungan) dan time (waktu) yang
menghasilkan kerusakan pada jaringan keras gigi yang tak bisa pulih kembali yaitu
email, dentin dan sementum. Meski sudah menggunakan cara-cara untuk
menurunkan jumlah bakteri pada gigi dengan cara mekanis dan khemis, tetapi
pemakaian fluor yang tepat masih tetap merupakan cara yang terbaik dalam
menanggulangi karies gigi.
Fluor dipercaya memiliki prinsip kerja untuk meningkatkan resistensi email
terhadap asam pada plak gigi yang dihasilkan oleh bakteri plak. Penelitian terbaru
juga menunjukkan bahwa fluor mempunyai efek remineralisasi pada lesi awal atau
prekaries serta memiliki sejumlah efek antimikrobial. Kemanfaatan fluor dalam
pencegahan karies gigi dapat diartikan sebagai efektivitas fluor dalam menurunkan
angka karies gigi dengan konsentrasi/dosis fluor yang tepat untuk dipergunakan
untuk pencegahan karies gigi.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
3. Banyaknya manfaat fluor yang dapat berguna untuk pencegahan dari berbagai
penyakit mulut sehingga membuat fluor menjadi salah satu cara paling efektif
dalam upaya pencegahan penyakit mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Caldwell, R.C. dan Stallard, R.E. 1977. A Textbook of Preventive Dentistry, W.B.
Saunders, Philadelphia
Godfrey, K. 1980. Preventive Dentistry, Notes for Dental Students, Faculty Of
Dentistry, The Universityof Sydney, Australia
Harris, N.O. dan Garcia-Godoy, F. 2004. Primary Preventive Dentistry, 6th ed., Pearson
Prentice Hall, New Jersey
Jong, A. 1993. Community Dental Health, Ed, The C.V. Mosby Company, St. Louis,
Tor.-Lon
Leavell, H. R. dan Clark, E. G. 1965. Preventive medicine for the doctor in his
community, 3rd ed., Mc. Graw Hill Book Co. New York
WHO, 1987. Preventive of Oral Diseases, Geneva