TIMBULNYA PENYAKIT
SISTEMIK + TETANUS
Pembimbing : drg. Meiske Paoki, Sp.BM
Oleh : Irma M. Rantetampang
FOKAL INFEKSI
Hematogen
Limfogen
Periapikal
Akar gigi
Pulpa yang
terinfeksi
Jaringan
Gigi impaksi
periodontal
Faktor faktor yang mempengaruhi
penyebaran infeksi odontogen
Sistem imun
host
Sistem
saraf
Faktor penyebab fokal infeksi
Faktor Faktor
agen penjamu
Oral
hygine Faktor
yang lingkungan
buruk
Plak
Abses
(apikal- Kalkulus
periapikal)
Faktor
infeksi
Nekrosis
Karies
pulpa
Preikoroni
Pulpitis
tis
Pencegahan terjadinya fokal infeksi di rongga mulut
10
KOMPLIKASI : PENYAKIT
JANTUNG KORONER
(KARDIOVASKULAR)
DEFINISI
Riskesdas 2013
Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung
akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner.
Karbohidrat : 60-70%
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25%
Farmakoterapi
1. Terapi Insulin
2. Antidiabetik Oral
Terapi insulin
Indikasi :
Pada pasien yang mengalami kerusakan sel
pankreas (DM tipe 1).
Pada pasien DM tipe 2 yang kadar glukosanya
tidak bisa dipertahankan dg Obat
Antidiabetik Oral.
Wanita hamil.
Kerusakan ginjal berat.
Ketoasidosis diabetik.
Kontraindikasi/alergi terhadap Antidiabetik
oral.
Cara pemberian insulin
Penyuntikan i.m
1. Insulin masa kerja singkat (Short-
acting/Insulin), disebut juga insulin reguler.
2. Insulin masa kerja sedang (Intermediate-
acting)
3. Insulin masa kerja sedang dengan mula
kerja cepat
4. Insulin masa kerja panjang (Long-acting
insulin)
Terapi dengan obat
PENGGOLONGAN ANTIDIABETIK ORAL / OBAT
HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
Lipopolisakarida yang
dihasilkan bakteri pada
fokus infeksi
merangsang sekeresi
prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi uterus
KOMPLIKASI : MATA
Infeksi ruang orbita diakibatkan oleh infeksi dento-
alveolar. Komplikasi dari kista dentigerous menyebabkan
superior orbital fissure syndrome (edema periorbita,
proptosis, ekimosis subkonjungtiva, dilatasi pupil,
keadaan mata yang sensitif terhadap cahaya).
50
MANIFESTASI KLINIK
Makin pendek
masa inkubasi
makin jelek
prognosanya.
51
Tetanus umum:
Paling sering
dijumpai
Spasme otot
spinghter ani Timbul mendadak
(Retensi urin)
Diikuti dg kejang
umum
52
Derajat
Tetanus ringan : trismus lebih dari 3 cm,
tidak disertai kejang umum walaupun
dirangsang.
Tetanus sedang: trismus kurang dari 3 cm
dan disertai kejang umum bila dirangsang.
Tetanus berat : trismus kurang dari 1 cm
dan disertai kejang umum yang spontan.
53
Tetanus lokal
54
Bentuk cephalic
Merupakan salah satu varian tetanus lokal.
Terjadi bila luka mengenai daerah mata, kulit
kepala, muka, telinga, leper, otitis media
kronis dan jarang akibat tonsilectomi.
Gejala berupa disfungsi saraf kranial antara
lain : nervus III, IV,VII, IX, X, XI
Tetanus cephalic dapat berkembang menjadi
tetanus umum.
Pada umumnya prognosa bentuk tetanus
cephalic jelek.
55
PENATALAKSANAAN UMUM
Tujuan terapi pada tetanus
1) mengeliminasi sumber toksin.
2) menetralkan toksin yang tidak berikatan.
3) mencegah kejang.
4) merawat luka dan membersihkan luka sebaik-baiknya.
5) diet cukup kalori dan protein.
6) mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, memberi
dukungan terutama pada saluran nafas sampai penderita
membaik.
7) Penderita sebaiknya dirawat di ruangan yang tenang, di unit
perawatan intensif (ICU) agar observasi dan monitor
kardiopulmoner dapat dilakukan terus-menerus dengan
stimulus minimal.
56
Antitoksin Anti Kejang
Antibiotik
Human Tetanus Diazepam,
Immuns Dosis awal 10-
Penisilin G sebesar Globulin (TIG) 30 mg
10-12 juta unit/hari 3.000 6.000 intravena dapat
dalam dosis terbagi U (Unit) IM juga diberikan
selama 10-14 hari Anti Tetanus sampai dosis
Serum (ATS). 120
Equine tetanus mg/kg/BB/hari.
antitokisn Fenobarbital.
(TAT) dosis dewasa 1
mg/kg (im)
setiap 4-6 jam,
tidak melebihi
400 mg/hari
57
MANIFESTASI KLINIS TETANUS PADA
PENYAKIT ORAL
Manifestasi klinis tetanus dapat berhubungan
dengan :
karies gigi
tindakan ekstraksi gigi
abses periodontal
serta laserasi lidah
58
PATOGENESIS
59
5. Bila dinding sel kuman lisis maka dilepaskan
eksotoksin, yaitu tetanospasmin dan tetanolisin.
6. Aktivitas tetanospamin pada motor end plate akan
menghambat pelepasan asetilkolin, tetapi tidak
menghambat alfa dan gamma motor neuron sehingga
tonus otot meningkat dan terjadi kontraksi
otot berupa spasme otot (kekakuan).
60
Manifestasi klinis terjadinya Spasme
pada tetanus Oral :
Kekakuan mulai pada tempat masuknya kuman atau pada
otot masseter (trismus). Pada saat toksin masuk ke
sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat
pada extremitas, otot-otot pada dada, perut dan mulai
timbul kejang.
Jika toksin mencapai korteks serebri, penderita akan
mulai mengalami kejang umum yang spontan.
61
Hubungan tetanus Cephalic dengan karies dentin
Gambar Seorang pria berusia 47 mengalami kontraksi otot wajah yang tidak
disengaja, kejang otot bilateral, trismus, tonjolan lidah tak disengaja, trauma
lidah, dan refleks muntah yang berlebihan (UBM medica, 2012).
62
Manifestasi klinis terjadinya kejang pada
tetanus Oral :
63
Efek toksin tetanospasmin pada
sistem saraf simpatis :
Terjadi overaktivitas simpatis berupa takikardi,
keringat yang berlebihan dan meningkatnya ekskresi
katekolamin dalam urine.
Tetanospamin yang terikat pada jaringan saraf sudah
tidak dapat dinetralisir lagi oleh antitoksin tetanus.
64
Tatanospasmin bekerja pada SSP dg cara :
65
Pengaruh toksin tetanus pada sistem kesadaran
66
TERIMA KASIH
67