“ KASUS 4”
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Kasus Skenario Via Yovita
Seorang pasien Nn X, berusia 26 tahun datang ke klinik gigi dengan keluhan pipi sebelah kanan
bengkak. Pasien juga mengeluhkan gigi belakang kanan bawah berlubang besar dan terasa sakit.
RIWAYAT KESEHATAN
1. Medical History : Hipertensi : Ya/Tidak
Penyakit Gula : Ya/Tidak
Penyakit Ginjal : Ya/Tidak
Hepatitis : Ya/Tidak
Alergi : Ya/Tidak
2. Tanda-tanda Vital :
● Tensi : 120/80 mmHg
● Temperatur : 37,5 oC
● Pulsus : 80 kali per menit
● Tinggi/Berat Badan : 160 cm / 55 kg
● Riwayat didapatkan dari : √ Anamnesis □Alloanamnesis
Nama : -
Hubungan dengan Pasien : -
RUMAH SAKIT NASIONAL
DIPONEGORO PROGRAM STUDI Nomor rekam medis
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI FK 2608
UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang –
Semarang
ANAMNESIS Nama : Nn. X Alamat : Semarang
Tgl Lahir: 17 Agustus 1995 Umur:26th Jenis Kelamin : P
1. Status General
Keadaan Umum : □ Baik √ Tampak Sakit □ Sesak □ Pucat □ Lemah □ Kejang
● Odontogram
● PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
IO :
Inspeksi :
Jaringan lunak : terdapat bengkak
pada mandibula regio kanan
sekitar gigi 46
mukosa : permukaan terlihat
mengkilap
lidah : normal
Gusi : gingiva kemerahan sekitar
gigi 46
jaringan keras : karies profunda
dengan kedalaman pulpa pada gigi
46, tumpatan komposit pada
oklusal 16
Assessment :
Diagnosis :
K.12.2 Abses Submandibula
Diagnosis Banding :
Kode ICD 10 : K.04.7 Abses
periapikal
Planning :
- Pemberian medikasi
(Amoxicillin 500 mg
3x/sehari selama 4 hari,
metronidazole 500 mg
3x/sehari selama 4 hari, dan
paracetamol 500 mg
3x/sehari selama 4 hari)
- Rujukan radiografi
panoramik
- Kontrol setelah 7 hari
Assesment :
Diagnosis :
K.12.2 Abses Submandibula
Diagnosis Banding :
Kode ICD 10 : K.04.7 Abses
Planning :
Ekstraksi Gigi 46
Objektif:
EO : Dalam keadaan baik
IO : Hasil penyembuhan luka
ekstraksi gigi 46 baik
Assesment :
Diagnosis :
K.12.2 Abses Submandibula
Diagnosis Banding :
Kode ICD 10 : K.04.7 Abses
Planning :
Observasi perawatan
RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI Nomor rekam medis
DOKTER GIGI FK UNDIP 2608
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang – Semarang
Sabrina Syafa
BLANKO RESEP
SIP : 3335/997/PDGI/SIP/005
RSND Semarang
Pro : Nn. X
Alamat : Semarang
-
2. Mampu menentukan diagnosis, dan diagnosis banding
a. Diagnosis
Kode ICD 10 : K12.2 Abses submandibula et causa nekrosis gigi 46
Abses submandibula adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus
pada daerah submandibula. Infeksi odontogenik dengan asal dari periapikal sebagai
akibat dari nekrosis pulpa adalah yang paling banyak dijumpai. Nekrosis pulpa gigi
sebagai akibat dari karies yang dalam menjadi alur masuk untuk bakteri menuju
jaringan periapikal. Setelah terjadi inokulasi bakteri di periapikal, terjadi
pembentukan infeksi yang akan menyebar ke segala arah, namun lebih banyak pada
daerah dengan daya tahan paling rendah. Infeksi akan menyebar melalui tulang
kanselus sampai memasuki tulang kortikal. Bila tulang kortikal ini tipis, infeksi akan
menembus tulang dan memasuki jaringan lunak disekitarnya. uki jaringan lunak
disekitarnya. Perluasan infeksi ke jaringan sekitarnya tergantung pada gigi penyebab.
Infeksi pada gigi molar mandibula biasanya akan keluar ke arah bukal menuju spasia
submandibula.
b. Diagnosis Banding
Kode ICD 10 : K04.7 Abses periapikal
Abses periapikal adalah tahap akut dari infeksi yang menyebar dari gigi nonvital
melalui tulang alveolar ke jaringan lunak di sekitarnya. Abses terbentuk atas neutrofil,
makrofag dan debris nekrotik. Pemeriksaan klinis menunjukkan nodula yang
membengkak, berwarna kuning kemerahan atau merah, yang hangat dan fluktuan jika
diraba. Gigi yang terlibat terasa nyeri jika diperkusi,sedikit memanjang dan memberi
respon abnormal atau tidak memberi respons terhadap panas, dingin atau
pemeriksaan listrik. Pada radiografi terlihat gambaran radiolusen membulat pada
apeks gigi.
Pasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen panoramik dan
diresepkan antibiotik berupa amoxicillin 500 mg sebanyak 3x/sehari selama 4 hari,
metronidazole 500 mg sebanyak 3x/sehari selama 4 hari, dan pereda nyeri berupa
parasetamol 500 mg sebanyak 3x/sehari selama 4 hari. Pasien diinstruksikan untuk
kontrol kembali setelah 7 hari.
2) Ekstraksi
Metode pertama adalah close methode yaitu pencabutan gigi disertai kuretase pada
jaringan periodontal tanpa prosedur pembuatan flap mukosa. Prosedur pencabutan gigi
sisa akar sama seperti prosedur pencabutan pada gigi biasa hanya setelah pencabutan
gigi, alveolus diperiksa secara teliti dengan cara visual. Kondisi alveolus dan tepi
oklusal alveolus, serta adanya jaringan lunak patologis semuanya harus diperhatikan.
Kuret yang tersedia dalam berbagai konfigurasi merupakan alat yang ideal untuk
memeriksa alveolus. Alat ini digunakan untuk melepaskan keping-keping atau
potongan-potongan tulang, jaringan granulasi dan juga dinding granuloma maupun
kista.