Askep Kelompok 1 Matkul KMB 2
Askep Kelompok 1 Matkul KMB 2
Pembimbing :
Dr. Wahyu Hidayati, S. Kep., Ns.,M. Kep., Sp.K.M.B.
Disusun oleh:
MAGISTER KEPERAWATAN
DEPARTEMEN ILMU
KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG
2024
1. PENGKAJIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Klien
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Perum Bekasi
Tanggal Masuk : 23 Agustus 2020
Tanggal Pengkajian : 12 September
2020 Ruang : Ruang Rawat Inap
Pembayaran : Jaminan Kesehatan BPJS
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Usia :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Hubungan : Istri
Bahasa : Indonesia
Alamat : Perum Bekasi
No. Telepon :-
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh tidak bisa kencing dan terjadi kejang sebelum masuk rumah
sakit (SMRS).
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien bernama Tn. S berusia 40 tahun didiagnosis striktur uretra, batu
uretra, hidronefrosis, dan batu ureter. Tn. S mengatakan sulit BAK dan BAK
menetes, serta mengejan seperti saat BAB, hal ini dirasakan sejak satu bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pasien masuk RS pada tanggal 23 Agustus 2020
pukul 22.00 WIB dan dilakukan pengkajian pada tanggal 12 September 2020
pukul 10.00 WIB. Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan,
mual, dan muntah, sehingga pemasukan makanan sangat sedikit. Pasien
makan berdasarkan diit rumah sakit 2500 kkal/hari. Tidak ditemukan adanya
gangguan mengunyah dan menelan. Pemeriksaan abdomen lemas, Bising
usus: 5 x/menit, tidak ada benjolan, nyeri tekan dan nyeri lepas pada kuadran
kanan bawah, hepar dan lien tidak teraba. Kesadaran pasien Compos Mentis
dengan nilai GCS 15. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil
sebagai berikut RR: 20x/menit, BB berat badan 40 kg sejak sebelum masuk
RS dengan TB 160 cm.
Pasien pernah mengalami jatuh dari ketinggian dan mengenai perut dan
sempat kencing berwarna merah tetapi tidak terlalu dihiraukan, dan hanya
diobati dengan ramuan jamu-jamuan tradisional pada tahun 2004. Pada tahun
2014 pasien mulai mengalami sulit kencing dan dibawa ke RS dinyatakan
Striktur Uretra dan dilakukan bouges, dan pasien tidak melanjutkan program
tersebut karena merasa sudah bisa kencing dengan lancar dan trauma
terhadap rasa sakit saat menjalani program tersebut. Sehingga tahun 2020
pasien mengalami lagi kondisi yang sama tidak bisa kencing, dan dibawa ke
RS yang akhirnya dilakukan sistostomi. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok sejak remaja, tiap hari 1 bungkus, minum alkohol, intravenous drug
user (IVDU) disangkal. Kebiasaan merokok dan minum alkohol ini berhenti
sejak pasien mulai sakit.
Keterangan gambar:
: laki-laki : Klien
: Perempuan : Meninggal
F. RIWAYAT SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Tn.S mengatakan dirinya menganut agama islam dan menjalani ibadah sholat
namun selama dirawat pasien tidak menjalankan sholat lima waktu, karena
tidak tahu kalau boleh tetap sholat meskipun baru sakit.
b. Kegiatan beribadah
Tn. S mengatakan selama dirawat pasien tidak menjalankan sholat lima
waktu, karena tidak tahu kalau boleh tetap sholat meskipun baru sakit.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : pasien tampak lemas
Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15 (komposmentis)
Vital Sign
- TD :-
- HR :-
- RR : 20 x/menit
- Suhu :-
- IMT : 15,6 kg/m² (BB: 40 kg dan TB: 160 cm)
- SPO2 :-
Pemeriksaan fisik
N Bagian Hasil
o yang Pemeriksaan
diperiksa
1 Kepala Inspeksi :
- Bentuk kepala simetris
- Bentuk kepala oval ukuran mesochepal
- Tidak terdapat perdarahan, bekas luka dan memar Palpasi
- Tidak terdapat benjolan di bagian kepala
- Klien tidak merasakan nyeri ketika di palpasi.
2 Wajah/ Inspeksi :
muka - Tidak terdapat lesi
- Konjungtiva anemis
- Tidak terdapat nyeri tekan di muka
- Tidak terdapat benjolan di area sekitar mata.
3 Mata Inspeksi:
- Bulu mata jarang, pendek
- Letak dan ukuran mata kanan-kiri simetris
- Tidak ada perdarahan
- Konjungtiva anemis
- Sklera berwarna putih (tidak ikterik)
- Tn. S tidak katarak.
- Tn. S tidak menggunakan
kacamata. Palpasi:
- Tidak terdapat nyeri tekan di area sekitar
mata Tidak terdapat benjolan di area sekitar
mata
4 Telinga Inspeksi :
- Telinga kanan dan kiri simetris
- Bentuk telinga antara kanan dan kiri sama
- Klien tidak menggunakan alat bantu
dengar Palpasi :
Tidak terdapat benjolan di area telinga
5 Hidung Inspeksi :
- Lubang hidung kanan dan kiri simetris.
- Rambut hidung merata.
- Tidak ada kotoran ataupun sumbatan.
- Tidak ada keluaran cairan/produksi sputum dari hidung.
- Tidak terdapat
polip. Palpasi :
- Tidak ada benjolan di sekitar hidung.
Tn. S tidak merasakan nyeri ketika dilakukan palpasi.
6 Mulut Inspeksi :
- Bibir simetris
dan gigi - Tidak terdapat sariawan
- Terdapat karies gigi
- Tidak terdapat perdarahan pada gusi dan lidah
- Tidak ada halitosis
- Tidak ada stomatitis
- Lidah merah muda, tidak ada kelainan lidah
- Tidak ada gangguan mengunyah dan
menelan Palpasi :
- Tidak terdapat benjolan di sekitar mulut dan lidah
7 Leher Inspeksi :
- Warna kulit leher klien sama dengan warna kulit bagian tubuh
lain
- Tidak ada
benjolan Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan di leher
8 Dada a. Paru-
Paru
Inspeks
i:
- Gerakan dada kanan dan kiri simetris.
- Tidak terdapat retraksi suprasternal
- Tidak terdapat retraksi interkosta
- Tidak terdapat lesi, memar atau jejas
- Pergerakan dada saat bernapas seimbang
- Hasil pemeriksaan spirometri diperoleh
FVC/FEV1/FEV1% = 55%/59,3/121,2 (kesan severe
restrictive)
Palpasi :
- Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan antara
paru kanan dan kiri
Perkusi : Terdengan resonan diseluruh lapang
paru Auskultasi :
- Tidak terdapat suara ronkhi
- Tidak terdapat wheezing
b. Jantung
Batas jantung kiri ICS 2 sternal kiri dan ICS 4 sternal kiri,
batas kanan ICS 2 sternal kanan dan ICS 5 mid axilla kanan,
Perkusi dullness, Bunyi S1 dan S2 normal, gallop (-), mumur
(-) Inspeksi :
- Tidak terdapat lesi/jejas
Palpasi :
- Batas jantung kiri ICS 2 sternal kiri dan ICS 4 sternal kiri
- Batas kanan ICS 2 sternal kanan dan ICS 5 mid axilla
kanan Perkusi : dullness
Auskultasi :
- Bunyi S1 dan S2 normal
Tidak terdapat gallop dan mur
9. Abdomen Inspeksi:
b. Bawah
Kanan: tonus otot baik, tidak terdapat
edema Kiri: Tonus otot baik, tidak
terdapat edema
H. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Oksigenasi
a. Sebelum sakit
1) Airway : Tidak terdapat sumbatan jalan napas baik
berupa dahak atau benda asing dan dapat bernapas dengan baik.
2) Breathing (B1) : Klien dapat bernapas normal, tidak terdapat
suara napas tambahan.
3) Circulation : Klien tidak mengalami sianosis, nadi normal
dan tidak terdapat edema pada ekstremitas.
b. Saat sakit
1) Airway : Tidak terdapat sumbatan jalan napas baik
berupa dahak atau benda asing dan dapat bernapas dengan baik.
2) Breathing (B1) : Klien dapat bernapas normal, RR: 20
x/menit, tidak terdapat suara napas tambahan.
3) Circulation : Klien tidak mengalami sianosis, capillary refill time
2-3 detik.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Indeks Sebelum sakit Saat sakit
Makana - Klien mengatakan makan - Klien makan secara
n oral dan IVFD
Mulut -
Gigi Gigi karies
D (Dietary) pasien makan berdasarkan diit rumah sakit 2500
kkal/hari pasien diminta minum 2-3 liter / hari
3. Kebutuhan Eliminasi
a. BAB
Kategor Sebelum sakit Saat
i sakit
Frekuen Tidak terkaji Tidak Terkaji
si
Juml
ah
Bent
uk
Bau
Warna
b. BAK
Kategori Sebelum sakit Saat
sakit
Frekue sulit BAK Sulit BAK Sedang
nsi BAK
Jumlah menete
Bentuk s dan
Bau merah menged
Warna an
seperti
BAB
1. Kebutuhan Termoregulasi
Sebelum sakit Saat
sakit
Su Tidak terkaji Tidak terkaji
hu
tub
uh
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan Ringan
9 – 11 : Ketergantungan Sedang
5–8 : Ketergantungan Berat
0–4 : Ketergantungan Total
3. Kebutuhan Seksualitas
Sebelum sakit Saat
sakit
Kebutuh Pasien biasa Sejak sakit pasien tidak bekerja,
an berbagi tugas sedangkan istrinya juga harus
dicintai dengan istri untuk menunggui di RS
mencint menyelesaikan
ai pekerjaan rumah
tangga secara
bersama-sama.
Status Klien menikah Klien menikah satu kali dan
pernikah satu kali dan belum memiliki keturunan.
an belum
memiliki
keturunan.
b. Saat sakit
Kategori Mandi Tergantu
ri ng
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transfer √
ing √
Continen √
ce
Feeding
7. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit Saat
sakit
Klien mengatakan melakukan Selama dirawat klien tidak
shalat lima waktu dan berdoa menjalankan sholat lima waktu, karena
kepada Allah supaya selalu tidak tahu kalau boleh tetap sholat
diberi kesehatan dan meskipun baru sakit
kelancaran rezeki.
8. Kebutuhan Psikososial
Sebelum sakit Saat
sakit
Stre Klien mengatakan pasien tidak melanjutkan program
ss suka bercerita kepada tersebut karena merasa sudah bisa
dan suami kalau sedang kencing dengan lancar dan trauma
kopi ada terhadap rasa sakit saat menjalani
program tersebut
ng masalah.
9. Konsep diri
Sebelum sakit Saat
sakit
Gambaran TN S mengatakan tidak Tn s mulai menerima keadaan
diri mempermasalahkan dirinya kalau harus menjalani
keadaan tubuhnya.
Identitas diri Klien adalah Klien adalah seorang suami.
seorang
Suami
Peran Klien mengatakan Klien mengatakan di rumah
di rumah sebagai suami membantu
sebagi mengurus rumah tangga.
suami.
Ideal diri Tn s ingin mempunyai Tn S mengatakan dirinya
anak. tidak lagi bekerja untuk
membantu suami, Tn S ingin
bisa bekerja. klien ingin
mempunyai keturunan
Tidak pernah
2 Seberapa sering tenaga Setiap perawatan dialysis
kesehatan (dokter, perawat,
Setiap minggu
ahli gizi, atau staf kesehatan
lainnya) berbicara kepada Setiap bulan
Anda tentang pentingnya
Setiap 2 sampai 3 bulan
pembatasan cairan?
Setiap 4 sampai 6 bulan
Saat hasil pemeriksaan √
(laboratorium darah, tekanan
darah atau yang lainnya) pada
diri saya tidak normal
Jarang
Tidak teratur
Tidak pernah
3 Selama satu minggu yang Setiap waktu √
lalu, seberapa sering Anda
Sebagian besar waktu
mengikuti anjuran
pembatasan cairan? Sekitar separuh waktu
Sangat jarang
Tidak pernah
4 Menurut Anda seberapa Penting sekali
penting membatasi asupan
Sangat penting √
cairan Anda?
Cukup penting
Sedikit penting
Tidak penting
5 Menurut Anda mengapa penting Karena saya memahami
bagi Anda membatasi asupan sepenuhnya bahwa kondisi
cairan ginjal
Anda? (pilih jawaban terbaik saya memerlukan pembatasan
yang sesuai dengan yang asupan cairan
dialami)
Karena membatasi asupan
cairan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh
Karena seorang profesional √
medis (dokter, perawat, ahli gizi,
dan staf medis saya lainnya)
menyuruh saya melakukan
pembatasan cairan.
Karena saya sakit setelah
meminum banyak cairan
Karena saya dirawat di rumah
sakit setelah saya minum
banyak cairan
Saya tidak berpikir
membatasi cairan itu sangat
penting
6 Apakah Anda mengalami Ya √
kesulitan dalam membatasi asupan
Tidak
cairan ?
7 Seberapa banyak kesulitan Tidak ada kesulitan
yang Anda alami dalam
Sedikit kesulitan
mengikuti rekomendasi anjuran
dalam melakukan pembatasan Kesulitan sedang
cairan?
Banyak kesulitan √
8 Jika Anda mengalami Tidak ada kesulitan
kesulitan mengikuti
Tidak tertarik
rekomendasi anjuran untuk
melakukan pembatasan Saya tidak dapat mengontrol
√
cairan Anda, jenis kesulitan asupan cairan
apa yang Anda alami?
Saya tidak mengerti bagaimana
mengikuti pembatasan cairan
9 Selama seminggu terakhir, berapa Lebih dari 3 kali
kali Anda menimbang BB 3 kali
diri sendiri di rumah (di uar
Dua kali √
program hemodialisis)?
Sekali
Tidak ada waktu
10 Menurut Anda seberapa Sangat penting √
penting menimbang BB
Penting
setiap hari?
Cukup penting
Sedikit penting
Tidak penting
B. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil Lab tangal 2/9/2022
Data Objektif :
- Tn.S didiagnosa striktur uretra dan hidronefrosis, dan batu
ureter
- Tn.S terlihat meringis nyeri pada saat ditekan dan dilepas
pada kwadran kanan bawah
- Teraba tegang pada daerah vesika urinaria kanan ( kwadran
kanan bawah
- pasien BAK dengan melalui sistostomi dan nefrostomi
- Ureum : 111gr/dl
4. Data Subjektif : Naus gangguan biokimiawi d.d
ea Kadarureum darah tinggi
- Tn. S mengatakan bahwa nafsu makan menurun ( D. 0076)
- Tn.S mengatakan mual dan muntah
- Tn.Mengatakan nyeri pada saat ditekan dan dilepas pada
bagian kwadran kanan bawah
Data objektif :
- pasien terlihat kurus
- BB : 40 Kg
- pasien makan berdasarkan diit rumah sakit 2500 kkal/hari
- pemeriksaan abdomen lemas
- bising usus : 5 X/menit
- Ureum : 111gr/dl
5. Data subjektif: defisit faktor psikologis
- Tn. S mengatakan nafsu makan menurun nutrisi ( keengganan
- Tn.S mengatakan mual dan muntah (D. 0019) makan )
- Tn.S mengatakan BB sebelum masuk rumah sakit dan
setelah masuk rumah sakit tetap sama
Data Objektif :
- BB : 40 Kg
- TB: 160 Cm
- IMT : 15,62
- pasien tampak kurus
- pasien mengkonsumsi diit 2500 kkal
- pasien makan dan minum secara oral dan IVFD
- bising usus : 5 x/menit
- Hb : 9,7 gr/dl
6. Data Subjektif: intoleransi kelemahan
aktivitas
- Tn. S mengatakan sejak sakit dibantu sebagian oleh istri
( D.0005)
Data Objektif:
- Tn. S beraktivitas terbatas di tempat tidur dan ruang rawat
- pasien BAK dengan melalui sistostomi dan nefrostomi
- pemeriksaan tonus otot cukup
7. Data Subjektif : gangguan perubahan sirkulasi d. d
- pasien sering mengatakn gatal-gatal badan integritas kulit ( peningkatan ureum dalam
( D. 0129) darah)
Data Objektif :
- turgor kulit menurun
- Ureum : 111mg/dl
8. Data subjektif : disfungsi perubahan fungsi / struktur
- Tn. S mengatakan ketika selesai pengobatan ingin seksualitas tubuh
mendapatkan keturunan (D.0069) d.d gangguan perkemihan
- Tn. S mengatakan bahwa sudah 5 tahun menikah tetapi belum ( struktur uretra)
memiliki momongan
- pasien mengatakan pernah jatuh dari ketinggian dan mengenai
perut dan sempat kencing berwarna merah
Data Objektif
- pasien didiagnosa mengalami striktur uretra dan hidronefrosis,
dan batu ureter
9. Data Subjektif: kesiapan kondisi kronis
peningkatan
- Tn. S mengatakan selama sakit dibantu sebagain oleh istri
koping keluarga
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ( D. 0090)
- Tn. S mengatakan bekerja sebagai buruh dan penghasilan
kurang dari 1 juta rupiah
Data Objektif:
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaborasi
Edukasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
b. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
4 29- Nausea Tingkat
02- b.d Manajemen Mual (I.03117)
2024 gangguan Nausea (L.08065)
Observasi
biokimia Setelah
wi
a. Identifikasi
(D.0076) dilakukan tindakan
pengalaman mual
keperawatan selama
b. Identifikasi isyarat
Definisi : 3 x 24 jam maka
nonverbal
perasaan diharapkan
ketidaknyamanan
nause
(mis: bayi, anak-
tidak nyaman pasien
anak, dan mereka
dapat yang tidak dapat
pada bagian
diminimalisir dengan berkomunikasi secara
belakang
kriteria hasil: efektif)
tenggorok
c. Identifikasi dampak
atau lambung
a. Nafsu makan mual terhadap kualitas
membaik hidup (mis: nafsu
yang dapat
b. Keluhan mual makan, aktivitas,
mengakibatka
menurun kinerja, tanggung jawab
n muntah.
c. Perasaan ingin peran, dan tidur)
muntah
menurun Terapeutik
d. Perasaan asam
a. Kendalikan faktor
di mulut
lingkungan penyebab
menurun
mual (mis: bau tidak
e. Sensasi panas
sedap, suara, dan
menurun
rangsangan visual yang
f. Sensasi dingin
tidak menyenangkan)
menurun
b. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual (mis:
kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
c. Berikan makanan dalam
Edukasi
a. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
b. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
c. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat, dan
rendah lemak
Kolaborasi
7 29-02-
Gangguan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit
2024 Integritas Jaringan (L.14125) (I.11353)
Kulit
Observasi :
/ Setelah dilakukan
Jaringa tindakan keperawatan a. Observasi penyebab
n b.d selama 3x24 jam gangguan integritas kulit
perubah maka diharapkan Terapeutik :
an gangguan integritas
sirkulasi kulit pasien dapat a. Ubah posisi tiap 2 jam
(D.0129) diminimalisir dengan jika tirah baring
kriteria hasil: b. Hindari produk
Definisi berbahan dasar
: a. Hidrasi alkohol pada kulit
menurun
kerusakan kering
b. Perfusi
kulit
jaringan Edukasi :
dermis
menurun a. Anjurkan minum air
atau
c. Kerusakan yang cukup
epidermis
jaringan b. Anjurkan
atau
menurun meningkatkan asupan
jaringan
d. Kerusakan nutrisi dan jenis
(membran
mukosa, lapisan kulit nutrient yang
kornea, menurun dibutuhkan, jika
fasia, otot, e. Kemerahan perlu
tendon, menurun c. Promosi Berat Badan
tulang, f. Jaringan
kartilago, parut menurun
kapsul
sendi atau
ligamen.
8 29-02-
Disfungsi Seksual Fungsi Seksual Konseling Seksualitas (I.07214)
2024
(D.0069) membaik (L.07055)
Observasi
Perubahan fungsi Setelah dilakukan
seksual selama fase tindakan keperawatan a. Identifikasi tingkat
respon seksual berupa pengetahuan, masalah sistem
selama 3 x 24 jam
hasrat, terangsang,
maka diharapkan reproduksi, masalah
orgasme, dan/atau
relaksasi yang dirasa status spiritual pasien seksualitas, dan penyakit
tidak memuaskan, tidak dapat membaik menular seksual
bermakna, atau tidak dengan kriteria hasil: b. Identifikasi waktu disfungsi
adekuat. seksual dan kemungkinan
a. Kepuasan penyebab
hubungan c. Monitor stres, kecemasan,
depresi, dan penyebab
seksual
disfungsi seksual
meningkat
b. Verbalisasi Terapeutik
aktivitas
seksual berubah a. Fasilitasi komunikasi antara
menurun pasien dan pasangan
c. Verbalisasi b. Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan
eksitasi seksual
permasalahan seksual
berubah
c. Berikan pujian terhadap
menurun perilaku yang benar
d. Verbalisasi d. Berikan saran yang sesuai
peran seksual kebutuhan pasangan dengan
berubah menggunakan Bahasa yang
menurun mudah diterima, dipahami, dan
e. Verbalisasi tidak menghakimi
fungsi seksual
berubah
menurun Edukasi
f. Keluhan nyeri
saat a. Jelaskan efek pengobatan,
berhubungan Kesehatan dan penyakit
terhadap disfungsi seksual
seksual
b. Informasikan pentingnya
(dispareunia)
modifikasi pada aktivitas
menurun seksual
g. Hasrat seksual
membaik Kolaborasi
h. Orientasi
a. Kolaborasi dengan spesialis
seksual
seksologi, jika perlu
membaik
9. 29-02- Kesiapan
Status koping Dukungan Koping
2024 peningkatan koping
keluarga membaik Keluarga (I.09260)
keluarga b.d
(L.09089)
penyakit kronis
Observasi
(D.0090) Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Definisi : pola selama 3 x 24 jam a. Identifikasi respons
adaptasi anggota maka emosional terhadap kondisi
keluarga dalam saat ini
mengatasi situasi yang
diharapkan kesiapan b. Identifikasi beban
dialami klien secara
efektif dan koping prognosis secara psikologis
menunjukkan keluarga pasien dapat c. Identifikasi pemahaman
keinginan serta membaik dengan tentang keputusan perawatan
kesiapan untuk kriteria hasil: setelah pulang
meningkatkan d. Identifikasi kesesuaian
Kesehatan keluarga a. Perilaku antara harapan pasien,
dan klien. bertujuan keluarga, dan tenaga
membaik kesehatan
b. Perilaku
sehat Terapeutik
membaik
c. Komitmen pada a. Dengarkan masalah,
perawatan/pengoba perasaan, dan pertanyaan
ta n meningkat keluarga
d. Komunikasi b. Terima nilai-nilai
antara anggota keluarga dengan cara
keluarga yang tidak menghakimi
meningkat c. Diskusikan rencana medis
dan perawatan
d. Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar
anggota
29-02- Resiko Distres Status spiritual membaik
1 2024 Spiritual (L.09091) Dukungan Perkembangan Spiritual
0. perubahan (I.09269)
dalam praktik
Setelah dilakukan tindakan Terapeutik
spiritual b.d
penyakit kronis keperawatan selama 3 x 24
(D.0100) jam maka diharapkan a. Sediakan lingkungan yang tenang
status spiritual pasien untuk refleksi diri
dapat membaik dengan b. Fasilitasi mengidentifikasi masalah
Definisi :risiko spiritual
kriteria hasil:
mengalami c. Fasilitasi mengidentifikasi hambatan
gangguan dalam pengenalan diri
keyakinan atau d. Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan
a. Verbalisasi makna dan terkait pemulihan tubuh, pikiran, dan
sistem nilai pada
individu atau tujuan hidup meningkat jiwa
kelompok berupa b. Verbalisasi kepuasan e. Fasilitasi hubungan persahabatan
kekuatan, terhadap makna hidup dengan orang lain dan pelayanan
harapan, dan meningkat keagamaan
makna hidup. c. Verbalisasi perasaaan
Edukasi
keberdayaan meningkat
a. Anjurkan membuat komitmen spiritual
berdasarkan keyakinan dan nilai
b. Anjurkan berpartisipasi dalam
kegiatan ibadah (hari raya, ritual) dan
meditasi
Kolaborasi
Departmen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro
PROSEDUR
TETAP
· Obstruksi urethra
· Prostat malignancy
Tahap orientasi:
Tahap kerja:
● Cuci tangan
● Pakai sarung tangan bersih
● Buka semua pembungkus
● Siapkan cairan pembersih pada kom
● Kaji urin dalam bag ( jumlah, kejernihan, warna, bau, dan
sedimen)
● Observasi balutan ( kebersihan dan patensinya)
● Observasi insersi kateter (tanda inflamasi : kemerahan,
bengkak, adanya drainase, tanya pasien adanya nyeri pada
sekitar kateter)
● Observasi adanya kemungkinan alergi terhadap plester
● Kaji kepatenan kateter pada tempatnya
● Kaji kemungkinan adanya peningkatan suhu tubuh
● Lepaskan balutan yang lama
● Buang balutan yang lama
● gunakan sarung tangan steril
● Dengan tangan nondominant tegakkan kateter keatas, dan
dengan tangan dominan bersihkan sekitar insersi sampai
dengan 5 cm sekitar insersi. Bersihkan dengan cara sirkuler
dari dalam kearah luar.
● Keringkan kulit sekitarnya
● Bersihkan kateter mulai dari dasar kateter ke arah atas
kateter. Perhatikan jangan sampai menarik kateter
● Ganti balutan dengan kassa steril
● Bentuk balutan seperti kurve agar seluruh tube terlindungi
●
● Fiksasi balutan dengan hipafix/ plester
● Pastikan hubungan selang dengan urine bag kuat
● Lepas sarung tangan
● Cuci tangan
● Bersihkan alat dan beri kenyamanan pada klien
Tahap terminasi:
Edukasi:
Dokumentasi
DOKUMENTASI ● Catat kondisi kulit sekitar tube
● Catat warna, jumlah dan bau drainage.Catat adanya
keluaran yang abnormal : adanya mukosa yang berlebihan
dalam urine atau sumbatan (pada bladder buatan)
SPO Nausea
Departemen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
· Kehamilan
· Gangguan Biokimiawi
· Iritasi lambung
Tahap orientasi:
· Menyiapkan alat
Tahap kerja:
Tahap terminasi:
Edukasi:
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap & ICU
Dokumentasi
DOKUMENTASI · Catat intake cairan masuk dan output cairan
Departmen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro
PROSEDUR Tanggal Oleh
TETAP Terbit
PENGERTI Dukungan spriritual berupa dukungan agama salah
AN satunya dengan berdzikir. Dzikir atau ْر ٱلِّذ كAl-Zikr adalah suatu
cara untuk menyebut atau mengingat nama Allah SWT, semua
bentuk aktivitas yang tujuannya untuk mendekatkan seperti shalat
TUJUAN Membantu menenangkan, membangkitkan percaya diri,
kekuatan, perasaan aman, tentram, dan memberikan perasaan
Bahagia.
INDIKASI Pasien yang mengalami perawatan
Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan
KEBIJAKA
sesuai standar
N
PROSEDUR Pre interaksi:
Melakukan pengecekan catatan rekam medis pasien
Siapkan Lingkungan yang nyaman
Tahap orientasi:
Berikan salam terapeutik dan panggil nama klien serta
memperkenalkan diri
Menjaga privasi klien
Menanyakan keluhan klien/ validasi perasaan
Jelaskan tujuan, prosedur tindakan serta kontrak waktu
yang diperlukann
Beri kesempatan klien untuk bertanya
Tanyakan kembali apakah pasien bersedia untuk
dilakukan Tindakan
Tahap kerja:
MembacaTakbir (Allahhuakbar)
Duduklah dengan santai atau bisa berbaring
Tutup mata
Kendurkan Otot-otot
Bernafaslah secara alami dan mulai mengucapkan kalimat
Takbir (Allahhuakbar) yang dibaca secara berulang-ulang
Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah dan
fokuskan pikiran anda
Lakukan selama 3 menit
Jika sudah selesai, buka pikiran kembali.
Tahap terminasi:
Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual
menggunakan catatan aktivitas terapi yang telah
dilakukan.
Menganalisis sesi yang telah dilakukan untuk melihat
keefektifan terapi.
Menganalisis hasil dan catatan terapi sehingga perawat
dapat mengetahui proses tehnik yang dilakukan klien
dalam mengembangkan.
kontrak waktu selanjutnya
Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Catat hasil kegiatan:
Dokumentasi
DOKUMENTASI Catat hasil terapi dzikir
Pertanyaan
1. Kenapa memilih pemasangan kateter, padahal pada kasus sudah memakai sistostomi ?
Saran
2. Pada diagnosa retensi urin di bagian penyebab diperbaiki menjadi peningkatan uretra
3. Pada bagian diagnosa gejala minor dikeluarkan saja jika tidak perlu
N. Daftar Pustaka
1. Damar, Ç., Onay, M., & Binboğa, A. B. (2020). Percutaneous Nephrostomy: Is
Ultrasound Alone Sufficient as Imaging Guidance?. Eastern Journal of Medicine,
25(3), 399-405.
2. Kurniawan, K. I. S., Laksminingsih, N. S., & Sitanggang, F. P. (2021). Gambaran
neurogenic bladder pada pemeriksaan voiding cystourethrography: serial kasus.
Intisari Sains Medis, 12(3), 763-767.
3. Yovalwan, T., & Arofiati, F. (2023). A Scoping Review: Factors Associated with
Pruritus in CKD (Chronic Kidney Disease) Patients Undergoing Dialysis. Jurnal
Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(2).
4. Sutanto, R. L. (2021). Hiperplasia Prostat Jinak. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kedokteran Indonesia, 8(3), 90-97.
5. Akyuz, M., Ozsoy, E., Tokuc, E., Artuk, I., Kayar, R., Bastug, Y., & Öztürk, M. İ.
(2023). Management and outcomes of urethral stricture: single centre experience
over 13 years. Aktuelle Urologie, 54(06), 482-486.
6. Cavalcanti, A., Schul, A., Restreppo, C. F., & Aldred, J. E. (2022). Pathophysiology
of urethral stricture: optimizing urethroplasty outcomes. In Scientific Advances in
Reconstructive Urology and Tissue Engineering (pp. 177-195). Academic Press.
7. Abdel-Maboud, M., El-Seddawy, F., Hassaan, M., & Barakat, N. (2023). Urethral
Stricture: Etiology, Pathogenesis, Diagnosis, and Management. Journal of Advanced
Veterinary Research, 13(7), 1479-1482.
8. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
9. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
10. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia