Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN. S DENGAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN RETENSI


URIN DAN DIAGNOSIS MEDIS STRIKTUR URETRA DAN UROLITIASIS

Disusun Guna Menyelesaikan


Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 2

Pembimbing :
Dr. Wahyu Hidayati, S. Kep., Ns.,M. Kep., Sp.K.M.B.

Disusun oleh:

Dhanang Efendi 22020123410002

Eneng Aminah 22020123410023

Iftinan Nida Firdaus 22020123410025

Nimas Efa Amanah 22020123410028

MAGISTER KEPERAWATAN

DEPARTEMEN ILMU

KEPERAWATAN FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS

DIPONEGORO SEMARANG

2024
1. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 12 September 2020

A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Klien
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Perum Bekasi
Tanggal Masuk : 23 Agustus 2020
Tanggal Pengkajian : 12 September
2020 Ruang : Ruang Rawat Inap
Pembayaran : Jaminan Kesehatan BPJS
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Usia :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Hubungan : Istri
Bahasa : Indonesia
Alamat : Perum Bekasi
No. Telepon :-

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh tidak bisa kencing dan terjadi kejang sebelum masuk rumah
sakit (SMRS).
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien bernama Tn. S berusia 40 tahun didiagnosis striktur uretra, batu
uretra, hidronefrosis, dan batu ureter. Tn. S mengatakan sulit BAK dan BAK
menetes, serta mengejan seperti saat BAB, hal ini dirasakan sejak satu bulan
sebelum masuk rumah sakit. Pasien masuk RS pada tanggal 23 Agustus 2020
pukul 22.00 WIB dan dilakukan pengkajian pada tanggal 12 September 2020
pukul 10.00 WIB. Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan,
mual, dan muntah, sehingga pemasukan makanan sangat sedikit. Pasien
makan berdasarkan diit rumah sakit 2500 kkal/hari. Tidak ditemukan adanya
gangguan mengunyah dan menelan. Pemeriksaan abdomen lemas, Bising
usus: 5 x/menit, tidak ada benjolan, nyeri tekan dan nyeri lepas pada kuadran
kanan bawah, hepar dan lien tidak teraba. Kesadaran pasien Compos Mentis
dengan nilai GCS 15. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil
sebagai berikut RR: 20x/menit, BB berat badan 40 kg sejak sebelum masuk
RS dengan TB 160 cm.

2. Riwayat penyakit dahulu

Pasien pernah mengalami jatuh dari ketinggian dan mengenai perut dan
sempat kencing berwarna merah tetapi tidak terlalu dihiraukan, dan hanya
diobati dengan ramuan jamu-jamuan tradisional pada tahun 2004. Pada tahun
2014 pasien mulai mengalami sulit kencing dan dibawa ke RS dinyatakan
Striktur Uretra dan dilakukan bouges, dan pasien tidak melanjutkan program
tersebut karena merasa sudah bisa kencing dengan lancar dan trauma
terhadap rasa sakit saat menjalani program tersebut. Sehingga tahun 2020
pasien mengalami lagi kondisi yang sama tidak bisa kencing, dan dibawa ke
RS yang akhirnya dilakukan sistostomi. Pasien mempunyai kebiasaan
merokok sejak remaja, tiap hari 1 bungkus, minum alkohol, intravenous drug
user (IVDU) disangkal. Kebiasaan merokok dan minum alkohol ini berhenti
sejak pasien mulai sakit.

3. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit keluarga Tn. S tidak terkaji.
Genogram Keluarga Tn.S

Keterangan gambar:

: laki-laki : Klien
: Perempuan : Meninggal

: Tinggal dalam 1 rumah


D. Pathway
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN EKONOMI
a. Orang yang berarti
Tn. S mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu istrinya karena
istrinya yang selalu ada dan menemani dan menunggui Tn. S selama
pengobatan, istrinya juga membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Tn. S bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan kurang dari 1
juta/bulan.
c. Tn. S mengatakan selama dirawat pasien tidak menjalankan sholat lima
waktu, karena tidak tahu kalau boleh tetap sholat meskipun baru sakit
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tn. S tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

F. RIWAYAT SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Tn.S mengatakan dirinya menganut agama islam dan menjalani ibadah sholat
namun selama dirawat pasien tidak menjalankan sholat lima waktu, karena
tidak tahu kalau boleh tetap sholat meskipun baru sakit.
b. Kegiatan beribadah
Tn. S mengatakan selama dirawat pasien tidak menjalankan sholat lima
waktu, karena tidak tahu kalau boleh tetap sholat meskipun baru sakit.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : pasien tampak lemas
Kesadaran : GCS E4M6V5 = 15 (komposmentis)
Vital Sign
- TD :-
- HR :-
- RR : 20 x/menit
- Suhu :-
- IMT : 15,6 kg/m² (BB: 40 kg dan TB: 160 cm)
- SPO2 :-
Pemeriksaan fisik
N Bagian Hasil
o yang Pemeriksaan
diperiksa
1 Kepala Inspeksi :
- Bentuk kepala simetris
- Bentuk kepala oval ukuran mesochepal
- Tidak terdapat perdarahan, bekas luka dan memar Palpasi
- Tidak terdapat benjolan di bagian kepala
- Klien tidak merasakan nyeri ketika di palpasi.

2 Wajah/ Inspeksi :
muka - Tidak terdapat lesi
- Konjungtiva anemis
- Tidak terdapat nyeri tekan di muka
- Tidak terdapat benjolan di area sekitar mata.

3 Mata Inspeksi:
- Bulu mata jarang, pendek
- Letak dan ukuran mata kanan-kiri simetris
- Tidak ada perdarahan
- Konjungtiva anemis
- Sklera berwarna putih (tidak ikterik)
- Tn. S tidak katarak.
- Tn. S tidak menggunakan
kacamata. Palpasi:
- Tidak terdapat nyeri tekan di area sekitar
mata Tidak terdapat benjolan di area sekitar
mata
4 Telinga Inspeksi :
- Telinga kanan dan kiri simetris
- Bentuk telinga antara kanan dan kiri sama
- Klien tidak menggunakan alat bantu
dengar Palpasi :
Tidak terdapat benjolan di area telinga
5 Hidung Inspeksi :
- Lubang hidung kanan dan kiri simetris.
- Rambut hidung merata.
- Tidak ada kotoran ataupun sumbatan.
- Tidak ada keluaran cairan/produksi sputum dari hidung.
- Tidak terdapat
polip. Palpasi :
- Tidak ada benjolan di sekitar hidung.
Tn. S tidak merasakan nyeri ketika dilakukan palpasi.
6 Mulut Inspeksi :
- Bibir simetris
dan gigi - Tidak terdapat sariawan
- Terdapat karies gigi
- Tidak terdapat perdarahan pada gusi dan lidah
- Tidak ada halitosis
- Tidak ada stomatitis
- Lidah merah muda, tidak ada kelainan lidah
- Tidak ada gangguan mengunyah dan
menelan Palpasi :
- Tidak terdapat benjolan di sekitar mulut dan lidah
7 Leher Inspeksi :
- Warna kulit leher klien sama dengan warna kulit bagian tubuh
lain
- Tidak ada
benjolan Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan di leher
8 Dada a. Paru-
Paru
Inspeks
i:
- Gerakan dada kanan dan kiri simetris.
- Tidak terdapat retraksi suprasternal
- Tidak terdapat retraksi interkosta
- Tidak terdapat lesi, memar atau jejas
- Pergerakan dada saat bernapas seimbang
- Hasil pemeriksaan spirometri diperoleh
FVC/FEV1/FEV1% = 55%/59,3/121,2 (kesan severe
restrictive)
Palpasi :
- Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan antara
paru kanan dan kiri
Perkusi : Terdengan resonan diseluruh lapang
paru Auskultasi :
- Tidak terdapat suara ronkhi
- Tidak terdapat wheezing
b. Jantung
Batas jantung kiri ICS 2 sternal kiri dan ICS 4 sternal kiri,
batas kanan ICS 2 sternal kanan dan ICS 5 mid axilla kanan,
Perkusi dullness, Bunyi S1 dan S2 normal, gallop (-), mumur
(-) Inspeksi :
- Tidak terdapat lesi/jejas
Palpasi :
- Batas jantung kiri ICS 2 sternal kiri dan ICS 4 sternal kiri
- Batas kanan ICS 2 sternal kanan dan ICS 5 mid axilla
kanan Perkusi : dullness
Auskultasi :
- Bunyi S1 dan S2 normal
Tidak terdapat gallop dan mur
9. Abdomen Inspeksi:

- Pemeriksaan abdomen lemas

- Tidak terdapat luka, tidak terdapat


asites Auskultasi:

- Terdapat bising usus ( 5 kali /


menit) Perkusi:

- Bunyi terdengar timpani pada


lapang abdomen Palpasi:

- tidak ada benjolan


- terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas pada kuadran kanan
bawah
- hepar dan lien tidak teraba

1 ekstremitas Tonus otot baik


0. a. Atas
Kanan: Tonus otot baik
Kiri : Tonus otot baik

b. Bawah
Kanan: tonus otot baik, tidak terdapat
edema Kiri: Tonus otot baik, tidak
terdapat edema
H. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Oksigenasi
a. Sebelum sakit
1) Airway : Tidak terdapat sumbatan jalan napas baik
berupa dahak atau benda asing dan dapat bernapas dengan baik.
2) Breathing (B1) : Klien dapat bernapas normal, tidak terdapat
suara napas tambahan.
3) Circulation : Klien tidak mengalami sianosis, nadi normal
dan tidak terdapat edema pada ekstremitas.
b. Saat sakit
1) Airway : Tidak terdapat sumbatan jalan napas baik
berupa dahak atau benda asing dan dapat bernapas dengan baik.
2) Breathing (B1) : Klien dapat bernapas normal, RR: 20
x/menit, tidak terdapat suara napas tambahan.
3) Circulation : Klien tidak mengalami sianosis, capillary refill time
2-3 detik.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Indeks Sebelum sakit Saat sakit
Makana - Klien mengatakan makan - Klien makan secara
n oral dan IVFD

Minum - Klien mengatakan - Klien minum 2-3 liter /


an jarang minum. hari
- minum (800 Ml) air putih.
Saat
Pengkajian
A BB sebelum sakit :
(Anthropometr 40 kg
y) BB setelah sakit : 40
kg TB : 160 cm
IMT : 15,625 kg/m²
B (02 september 2020)
(Biochemical) HEMATOLOGI
Hematokrit : 32,7
g/dL Leukosit :
7400/ul
Trombosit :
197.000/ul
MCV/VER 85.2 fl,
MCV/HER 25.3 pg,
MCHC 29.7 g/dl,
LED 96 mm.
KIMIA KLINIK
Asam urat: 7.2
mg/dl GDS 82
mg/dl
Ureum 111 mg/dl
Kreatinin 5.2 mg/dl
Kalium: 5,9 mmol/L
SGOT 20 U/L,
SGPT 41 U/L,
albumin 3.0 gr/dl

C (Clinical) Tanda Pasien tampak kondisi baik dan kesadaran


umum composmentis
Rambut Rambut berwarna hitam dan bersih
Kulit Turgor kulit kurang
akral hangat
pasien gatal-gatal di badan
Mata -

Mulut -
Gigi Gigi karies
D (Dietary) pasien makan berdasarkan diit rumah sakit 2500
kkal/hari pasien diminta minum 2-3 liter / hari
3. Kebutuhan Eliminasi
a. BAB
Kategor Sebelum sakit Saat
i sakit
Frekuen Tidak terkaji Tidak Terkaji
si

Juml
ah
Bent
uk
Bau
Warna
b. BAK
Kategori Sebelum sakit Saat
sakit
Frekue sulit BAK Sulit BAK Sedang
nsi BAK
Jumlah menete
Bentuk s dan
Bau merah menged
Warna an
seperti
BAB

1. Kebutuhan Termoregulasi
Sebelum sakit Saat
sakit
Su Tidak terkaji Tidak terkaji
hu
tub
uh

2. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan (ADL)


Katego Sebelum sakit Saat
ri sakit
Aktivit Klien saat ini tinggal - Klien mengatakan Sejak sakit
as bersama Istrinya klien pasien tidak bekerja
Bekerja sebagai buruh - sejak sakit pasien dibantu
pabrik sebagian oleh istri untuk
klien biasa berbagi tugas memenuhi kebutuhan
dengan istri untuk senhari- hari.
menyelesaikan pekerjaan
rumah tangga secara
bersama-sama.
Pemenuhan kebutuhan
makan, minum, mandi,
berdandan dilakukan
sendiri oleh pasien
Pengkajian ADL Barthel Index
N Item yang Sk Nila
o dinilai or i
1. Makan 0 Tidak mampu 1
(Feeding) = 1 Butuh bantuan memotong,
mengoles mentega dll. 2 Mandiri
2. Mandi (Bathing) = 0 Tergantung orang lain 1 Mandiri 0

3. Perawatan diri = 0 Membutuhkan bantuan orang lain


(Grooming) 1 1
Mandiri dalam perawatan muka,
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian = 0 Tergantung orang lain
(Dressing) = 1 Sebagian dibantu (14issal 2
mengancing baju)
2 Mandiri
5. Buang air kecil = 0 Inkontinensia atau pakai kateter
dan idak terkontrol
= 1 Kadang Inkontinensia (maks, 0
1x24 am)
2 Kontinensia (teratur untuk lebih dari
7
hari)
6. Buang air besar = 0 Inkontinensia (tidak teratur atau
perlu enema) 0
= 1 Kadang Inkontensia (sekali
seminggu) 2 Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan = 0 Tergantung bantuan orang lain
toilet = 1 Membutuhkan bantuan, tapi 1
dapat melakukan beberapa hal
sendiri
2 Mandiri
8. Pindah posisi = 0 Tidak mampu
dari berbaring = 1 Butuh bantuan untuk bisa duduk
ke duduk (2 orang) 2
2 Bantuan kecil (1
orang) Mandiri
9. Mobilitas = 0 Immobile (tidak mampu) 3
= 1 Menggunakan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10 Naik turun = 0 Tidak mampu
. tangga = 1 Membutuhkan bantuan (alat 2
bantu) 2 Mandiri
Juml 15
ah
Interpretasi

20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan Ringan
9 – 11 : Ketergantungan Sedang
5–8 : Ketergantungan Berat
0–4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan: Tn. Ketergantungan ringan


ADL

3. Kebutuhan Seksualitas
Sebelum sakit Saat
sakit
Kebutuh Pasien biasa Sejak sakit pasien tidak bekerja,
an berbagi tugas sedangkan istrinya juga harus
dicintai dengan istri untuk menunggui di RS
mencint menyelesaikan
ai pekerjaan rumah
tangga secara
bersama-sama.
Status Klien menikah Klien menikah satu kali dan
pernikah satu kali dan belum memiliki keturunan.
an belum
memiliki
keturunan.

4. Kebutuhan Aman Nyaman


Sebelum sakit Saat
sakit
Klien mengatakan tidak ada rasa Klien mengatakan Teraba
nyeri tegang pada daerah vesika
urinaria kanan (kwadran kanan
bawah) dan terasa
nyeri

5. Kebutuhan Istirahat Tidur


a. Sebelum sakit
Klien mengatakan biasanya tidur waktu tidur sekitar 6-7 jam.
b. Saat sakit
klien tidur kurang lebih 2-3 jam saat tidur siang dan 6-8 jam saat tidur
malam.
6. Kebutuhan Personal Higiene
a. Sebelum sakit
Kategori Mandi Tergantung
ri
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transfering √
Continence √
Feeding √

b. Saat sakit
Kategori Mandi Tergantu
ri ng
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transfer √
ing √
Continen √
ce
Feeding

7. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit Saat
sakit
Klien mengatakan melakukan Selama dirawat klien tidak
shalat lima waktu dan berdoa menjalankan sholat lima waktu, karena
kepada Allah supaya selalu tidak tahu kalau boleh tetap sholat
diberi kesehatan dan meskipun baru sakit
kelancaran rezeki.

8. Kebutuhan Psikososial
Sebelum sakit Saat
sakit
Stre Klien mengatakan pasien tidak melanjutkan program
ss suka bercerita kepada tersebut karena merasa sudah bisa
dan suami kalau sedang kencing dengan lancar dan trauma
kopi ada terhadap rasa sakit saat menjalani
program tersebut
ng masalah.
9. Konsep diri
Sebelum sakit Saat
sakit
Gambaran TN S mengatakan tidak Tn s mulai menerima keadaan
diri mempermasalahkan dirinya kalau harus menjalani
keadaan tubuhnya.
Identitas diri Klien adalah Klien adalah seorang suami.
seorang
Suami
Peran Klien mengatakan Klien mengatakan di rumah
di rumah sebagai suami membantu
sebagi mengurus rumah tangga.
suami.
Ideal diri Tn s ingin mempunyai Tn S mengatakan dirinya
anak. tidak lagi bekerja untuk
membantu suami, Tn S ingin
bisa bekerja. klien ingin
mempunyai keturunan

Harga diri Tn S mengatakan TN S tidak merasa malu


dirinya sehat bugar dengan kondisi sakitnya saat
bisa beraktivitas. ini, ingin fokus untuk ikhtiar
berobat agar segera diberi
kesembuhan

10. Kebutuhan Informasi dan Komunikasi


a. Sebelum sakit
Tn. S mendapatkan informasi mengenai kesehatannya dari petugas
kesehatan di puskesmas dari informasi di internet dan televise.
b. Saat sakit
Tn. S mengatakan mendapatkan informasi mengenai kesehatannya dari
dokter dan perawat di ruangan.

11. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Sebelum sakit Saat
sakit
klien Bekerja sebagai buruh Klien mengatakan tidak
pabrik dengan penghasilan kurang bekerja karena sedang sakit.
dari 1 juta/bulan, sudah menikah,
pendidikan pasien adalah SMA.
Hasil Pengisian Kuesioner ESRD-AQ

N Pertanyaan Kuesioner Jawaba Jumlah


O n
1 Kapan terakhir kali tenaga Minggu ini √
kesehatan (dokter, perawat,
Minggu lalu
ahli gizi atau tenaga
kesehatan lainnya) berbicara Sebulan yang lalu
dengan Andan tentang
Lebih dari sebulan yang lalu
pembatsan cairan Anda?
Ketika saya memulai perawatan
dialisis

Tidak pernah
2 Seberapa sering tenaga Setiap perawatan dialysis
kesehatan (dokter, perawat,
Setiap minggu
ahli gizi, atau staf kesehatan
lainnya) berbicara kepada Setiap bulan
Anda tentang pentingnya
Setiap 2 sampai 3 bulan
pembatasan cairan?
Setiap 4 sampai 6 bulan
Saat hasil pemeriksaan √
(laboratorium darah, tekanan
darah atau yang lainnya) pada
diri saya tidak normal
Jarang
Tidak teratur
Tidak pernah
3 Selama satu minggu yang Setiap waktu √
lalu, seberapa sering Anda
Sebagian besar waktu
mengikuti anjuran
pembatasan cairan? Sekitar separuh waktu
Sangat jarang
Tidak pernah
4 Menurut Anda seberapa Penting sekali
penting membatasi asupan
Sangat penting √
cairan Anda?
Cukup penting
Sedikit penting
Tidak penting
5 Menurut Anda mengapa penting Karena saya memahami
bagi Anda membatasi asupan sepenuhnya bahwa kondisi
cairan ginjal
Anda? (pilih jawaban terbaik saya memerlukan pembatasan
yang sesuai dengan yang asupan cairan
dialami)
Karena membatasi asupan
cairan penting untuk menjaga
kesehatan tubuh
Karena seorang profesional √
medis (dokter, perawat, ahli gizi,
dan staf medis saya lainnya)
menyuruh saya melakukan
pembatasan cairan.
Karena saya sakit setelah
meminum banyak cairan
Karena saya dirawat di rumah
sakit setelah saya minum
banyak cairan
Saya tidak berpikir
membatasi cairan itu sangat
penting
6 Apakah Anda mengalami Ya √
kesulitan dalam membatasi asupan
Tidak
cairan ?
7 Seberapa banyak kesulitan Tidak ada kesulitan
yang Anda alami dalam
Sedikit kesulitan
mengikuti rekomendasi anjuran
dalam melakukan pembatasan Kesulitan sedang
cairan?
Banyak kesulitan √
8 Jika Anda mengalami Tidak ada kesulitan
kesulitan mengikuti
Tidak tertarik
rekomendasi anjuran untuk
melakukan pembatasan Saya tidak dapat mengontrol

cairan Anda, jenis kesulitan asupan cairan
apa yang Anda alami?
Saya tidak mengerti bagaimana
mengikuti pembatasan cairan
9 Selama seminggu terakhir, berapa Lebih dari 3 kali
kali Anda menimbang BB 3 kali
diri sendiri di rumah (di uar
Dua kali √
program hemodialisis)?
Sekali
Tidak ada waktu
10 Menurut Anda seberapa Sangat penting √
penting menimbang BB
Penting
setiap hari?
Cukup penting
Sedikit penting
Tidak penting

B. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil Lab tangal 2/9/2022

Pemeriksaa Hasil Nilai Normal Keterang


n an
Hematologi
Hematologi
paket
Hemoglobin 11.7-15.5 L
Hematokrit 32,7% 35 – 45 L
Eritrosit 3.39 10^6/uL 3.8 -5.2 L
Leukosit 7400/ul 3.6-11
Trombosit 197.000^3/uL 150-400
MCH 31,6 pg 27 – 32
MCV 85.2 76 – 96
fL/25.3
MCHC 29.7 g/dL 29 – 36
RDW 11.6 – 14.8
MPV 4.00 – 11.00
Hitung Jenis
Kimia Klinik
Serum, Ion Fe 49 ug/dL 50 - L
175
Ureum 111 mg/dL 15 - H
39
Kreatinin 5.2 mg/dL 0.6 – 1.3 H
SGOT 20 U/L
SGPT 41 U/L
albumin 3.0 gr/dl
Elektrolit
Natrium 135mEq/l 136 -145
Kalium 5.05 mEq/l 3.5 – 5.0 H
Chlorida 116 95 – 105
mEq/l
TIBC 284 250 - 450
ug/dL
Asam Urat 7.2 mg/dl 2.6 – 6.0 H
C. TERAPI OBAT
Jenisterapi Dosis Rut Indik kontraindikasi Efek samping
e asi
NaCl 500 IVF - digunakan pada pasien - dievaluasi secara mengakibatkan pengenceran
0.9% ml/ D dewasa dan anak-anak klinis dari pasien ke konsentrasi elektrolit serum,
12 sebagai sumber pasien overhidrasi
elektrolit dan air - keadaan sesak
untuk dehidrasi edema paru
- untuk pergantian
cairan ekstraseluler,
(dehidrasi,
hipovolemia,
perdaraha spesis)
- pengobatan alkalosis
metabolik
dengan adanya
kehilangan cairan
- peniisan natrium
- sebagai
larutan hemodialisis
dan untuk memulai
dan menakhiri
trnasfusi darah
- pengencer
bahan tambahan obat
yang kompatibel
RL 500 IVF -digunakan dalam resustasi -pada gangguan fungsi hati - hiperkalemia
ml/ D volume yang agresif akibat - edema serebral - memperburuk asidosis
12 kehilangan darah atau luka yang memerlukan laktat
jam bakar terapi osmotik
-dapat digunakan dalam
sepsis dan pankreatitis akut.

Paracetam l3x PO -pengurangan demam dan -alergi PCT Mual


ol 500 pengurangan rasa sakit gangguan hati munt
mg ah
(k/p) hilangnya nafsu makan
gangguan pada hati

Antibio 2x1gr P infeksi saluran pernafasan pasien yang diketahui diare


tik O peritonitis dan infeksi alergi terhdap mual
Cefopid intraabdomen obatantibakteri golongan munt
septikemia bacterial sefalospirin ah
infeksi pada kukit dan reaksi kulit hipersensivitas
struktur kulit
penyakit radang
panggul infeksi
saluran kemih infeksi
enterokokkus
D. ANALISIS DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISIS DATA

Nama Pasien : Tn. S


No.Rekam Medik :
C75*** Ruang Rawat : -
N DATA PROBLEM ETIOLOGI
O FOKUS

Data Subjektif: Retensi peningkatan tekanan uretra


1. Urin disuria / anuria, dira stensi
- Tn. S mengatakan sulit BAK
( D.00050) kandung kemih, dribbling
- TN. S mengataka bahwa BAK menetes

- Tn. S mengatakan BAK mengedan seperti BAB

- Tn.S mengatakan pernah mengalami jatuh dari ketinggian

- Tn.S mengatakan bahwa sempat kencing berwarna merah

- Tn.S mengatakan bahwa sebelum sakit jarang minum,


dan hanya minum 800 ml saja

- pasien mengatakan memiliki kebiasaan merokok 1


bungkus setiap hari dan minum alkohol dan mulai
berhenti saat sakit
Data Objektif:
- pasien didiagnosa striktur uretra dan hidronefrosis, dan
batu ureter
- intake cairan selama di RS sekitar 2000 –2500 ml
- pasien BAK dengan melalui sistostomi dan nefrostomi
- warna urin kuning pekat
- Teraba tegang pada daerah vesika urinaria kanan ( kwadran
kanan bawah )
2. Data Subjektif : perfusi penurunan konsentrasi
- perifer tidak hemoglobin
efektif d.d
Data objektif : ( D. 0009) anemia
- CRT : 2-3 / detik
- turgor kulit kering
- Kadar Hb rendah yaitu 9,7 ml/dL
- X-ray thorax : edema paru
3. Data Subjektif : nyeri Agen pencedera fisiologis
- Tn. S mengatakan nyeri saat ditekan dan dilepas pada akut ( D. d.d
kwandran kanan bawah 0077) ketegangan kandung kemih

Data Objektif :
- Tn.S didiagnosa striktur uretra dan hidronefrosis, dan batu
ureter
- Tn.S terlihat meringis nyeri pada saat ditekan dan dilepas
pada kwadran kanan bawah
- Teraba tegang pada daerah vesika urinaria kanan ( kwadran
kanan bawah
- pasien BAK dengan melalui sistostomi dan nefrostomi
- Ureum : 111gr/dl
4. Data Subjektif : Naus gangguan biokimiawi d.d
ea Kadarureum darah tinggi
- Tn. S mengatakan bahwa nafsu makan menurun ( D. 0076)
- Tn.S mengatakan mual dan muntah
- Tn.Mengatakan nyeri pada saat ditekan dan dilepas pada
bagian kwadran kanan bawah

Data objektif :
- pasien terlihat kurus
- BB : 40 Kg
- pasien makan berdasarkan diit rumah sakit 2500 kkal/hari
- pemeriksaan abdomen lemas
- bising usus : 5 X/menit
- Ureum : 111gr/dl
5. Data subjektif: defisit faktor psikologis
- Tn. S mengatakan nafsu makan menurun nutrisi ( keengganan
- Tn.S mengatakan mual dan muntah (D. 0019) makan )
- Tn.S mengatakan BB sebelum masuk rumah sakit dan
setelah masuk rumah sakit tetap sama

Data Objektif :
- BB : 40 Kg
- TB: 160 Cm
- IMT : 15,62
- pasien tampak kurus
- pasien mengkonsumsi diit 2500 kkal
- pasien makan dan minum secara oral dan IVFD
- bising usus : 5 x/menit
- Hb : 9,7 gr/dl
6. Data Subjektif: intoleransi kelemahan
aktivitas
- Tn. S mengatakan sejak sakit dibantu sebagian oleh istri
( D.0005)
Data Objektif:
- Tn. S beraktivitas terbatas di tempat tidur dan ruang rawat
- pasien BAK dengan melalui sistostomi dan nefrostomi
- pemeriksaan tonus otot cukup
7. Data Subjektif : gangguan perubahan sirkulasi d. d
- pasien sering mengatakn gatal-gatal badan integritas kulit ( peningkatan ureum dalam
( D. 0129) darah)
Data Objektif :
- turgor kulit menurun
- Ureum : 111mg/dl
8. Data subjektif : disfungsi perubahan fungsi / struktur
- Tn. S mengatakan ketika selesai pengobatan ingin seksualitas tubuh
mendapatkan keturunan (D.0069) d.d gangguan perkemihan
- Tn. S mengatakan bahwa sudah 5 tahun menikah tetapi belum ( struktur uretra)
memiliki momongan
- pasien mengatakan pernah jatuh dari ketinggian dan mengenai
perut dan sempat kencing berwarna merah

Data Objektif
- pasien didiagnosa mengalami striktur uretra dan hidronefrosis,
dan batu ureter
9. Data Subjektif: kesiapan kondisi kronis
peningkatan
- Tn. S mengatakan selama sakit dibantu sebagain oleh istri
koping keluarga
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ( D. 0090)
- Tn. S mengatakan bekerja sebagai buruh dan penghasilan
kurang dari 1 juta rupiah

- keluarga Tn.S mengatakan menyadari adanya keterbatasan


ekonomi

- keluarga mengatakan menggunakan BPJS untuk


biaya pengobatan

- pasien mengatakan sudah tidak merokok dan meminum alkohol


selama sakit
Data Objektif:
- Pasien dibawa ke RS
- pasien tampak di tunggu oleh istri dan keluarga selama sakit
10. Data Subjektif : Risiko Distres Perubahan dalam praktik
- pasien mengatakan selama dirawat tidak menjalankan sholat Spiritual spiritual
lima waktu (D.0100) d.d
- pasien mengatakan bahwa boleh tetap sholat meskipun baru penyakit kronis
sakit

Data Objektif:
-
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn..S


No.Rekam Medik :
C75*** Ruang Rawat : -
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL. DITEMUKAN TGL TERATASI
O
1. Retensi urin b.d peningkatan tekanan uretra d.d disuria / 23-08-2020
anuria, distensi kandung kemih, dribbling ( D.0050)

2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan 23-08-2020


konsentrasi hemoglobin ( D. 0009)

3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis ( D. 0077) 23-08-2020

4. Nausea b.d gangguan biokimiawi (D.0076) 23-08-2020

5. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (D.0019) 23-08-2020

6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (D.0005) 23-08-2020


7. Gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi (D.0129) 23-08-2020
8 Disfungsi Sexual b.d Perubahan Fisiologis 23-08-2020
kesiapan peningkatan koping keluarga b.d penyakit kronis 23-08-2020
9. (D.0090)
1 Risiko Distres Spiritual Perubahan dalam praktik spiritual 23-08-2020
0. b.d penyakit kronis (D.0100)
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. S


No.Rekam Medik :
C75*** Ruang Rawat : -
TUJUAN DAN
N T DX KEP INTERVENSI RASIONAL
O G KRITERIA HASIL
L
1 29- Retensi Urin b/d Eliminasi Urine
. 02- peningkatan (L.04034) Edukasi Perawatan Nefrostomi
202 tekanan uretra (1.12429)
4 (D.0050) Setelah dilakukan
Observasi :
tindakan keperawatan
Definisi : selama 3 x 24 jam maka
Pengosongan diharapkan Retensi Urin a. Periksa kesiapan dan
kantung kemih yang pasien dapat diminimalisir kemampuan pasien dan
tidak lengkap dengan kriteria hasil: keluarga menerima informasi

a. Sensasi berkemih Terapeutik :


meningkat
b. Desakan berkemih
menurun a. Persiapkan materi, media dan
c. Distensi kandung alat peraga perawatan
kemih menurun nefrostomi
d. Berkemih tidak tuntas b. Jadwalkan waktu yang tepat
menurun untuk memberikan
e. Urine menetes pendidikan kesehatan sesuai
menurun kesepakatan dengan pasien
f. Nokturia menurun dan keluarga
Edukasi :

a. Jelaskan tujuan perawatan


nefrostomi
b. Jelaskan masalah/komplikasi
nefrostomi yang mungkin
terjadi akibat pemasangan
nefrostomi

Kolaborasi

a. Jelaskan tanda-tanda infeksi


yang harus dilaporkan (mis.
demam, pus, merah, bengkak)
b. Jelaskan cara mengukur
haluaran urine
c. Ajarkan cara pengendailian
Infeksi akibat pemasangan
nefrostomi
d. Demonstrasikan perawatan
nefrostomi
2 29- D.0009 Perawatan Sirkulasi (I.02079)
02- Perfusi Perfusi perifer
perifer Meningkat (L.02011 ) Obserνasi
2024
tidak efektif
Setelah dilakukan tindakan a. Periksa sirkulasi periver
b/d
keperawatan selama 3 x 24 jam (mis. Nadi perifer,
penurunan
maka diharapkan perfusi perifer edema, pengisian kapiler,
konsentrasi
pasien dapat diminimalisir dengan warna, suhu, ankle
hemoglobin.
kriteria hasil: brachial index)
b. Identifikasi faktor resiko
Definisi : a. Denyut nadi perifer meningkat gangguan sirkulasi (mis.
Penurunan b. Penyembuhan luka meningkat Diabetes, perokok, orang
sirkulasi c. Sensasi meningkat tua hipertensi dan kadar
darah pada d. Warna kulit pucat menurun kolestrol tinggi) Monitor
level kapiler e. Edema perifer menurun panans, kemerahan, nyeri
yang dapat f. Nyeri ekstremitas menurun atau bengkak pada
menggangg g. Parastesia menurun ekstermitas
u
h. Kelemahan otot menurun
metabolism Teraupetik
i. Kram otot menurun
e tubuh.
a. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
daerah keterbatasan perfusi
b. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstermitas
dengan keterbatasan perfusi
c. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada
area yang cidera
d. Lakukan pencegahan infeksi

Edukasi

a. Anjurkan berhenti merokok


b. Anjurkan berolahraga rutin
3 29- Nyeri akut Manajemen nyeri (I.08238)
02- b.d agen Tingkat nyeri (L.
08066) Observasi
2024 pencedera
fisiologis Setelah a. Identifikasi
(D.0077)
dilakukan tindakan lokasi,
Definisi
keperawatan selama 3 karakteristik,
:
x 24 jam maka
Pengalaman
diharapkan nyeri akut durasi, frekuensi, kualitas,
sensorik
pasien intensitas nyeri
atau
dapat b. Identifikasi skala nyeri
emosional
diminimalisir dengan Identifikasi respon nyeri
yang
kriteria hasil: non verbal
berkaitan
c. Identifikasi faktor yang
dengan a. Keluhan memperberat
kerusakan nyeri menurun
jaringan b. Meringis menurun dan memperingan nyeri
aktual atau
d. Identifikasi pengetahuan
fungsional, c. Sikat
dan keyakinan tentang
dengan Protektif menurun
nyeri
d. Gelisah menurun
e. Monitor keberhasilan terapi
onset e. Kesulitan
komplementer yang sudah
mendadak tidur menurun
diberikan
atau lamat f. Frekuensi
f. Monitor efek samping
dan nadi membaik
penggunaan analgetik
berintensitas
ringan hingga Terapeutik
berat yang
berlangsung a. Berikan
kurang 3
bulan. teknik nonfarmakologis

untuk mengurangi rasa


nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat atau
dingin, terapi bermain)
b. Kontrol lingkungan
yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Ajarkan
teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
b. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
4 29- Nausea Tingkat
02- b.d Manajemen Mual (I.03117)
2024 gangguan Nausea (L.08065)
Observasi
biokimia Setelah
wi
a. Identifikasi
(D.0076) dilakukan tindakan
pengalaman mual
keperawatan selama
b. Identifikasi isyarat
Definisi : 3 x 24 jam maka
nonverbal
perasaan diharapkan
ketidaknyamanan
nause
(mis: bayi, anak-
tidak nyaman pasien
anak, dan mereka
dapat yang tidak dapat
pada bagian
diminimalisir dengan berkomunikasi secara
belakang
kriteria hasil: efektif)
tenggorok
c. Identifikasi dampak
atau lambung
a. Nafsu makan mual terhadap kualitas
membaik hidup (mis: nafsu
yang dapat
b. Keluhan mual makan, aktivitas,
mengakibatka
menurun kinerja, tanggung jawab
n muntah.
c. Perasaan ingin peran, dan tidur)
muntah
menurun Terapeutik
d. Perasaan asam
a. Kendalikan faktor
di mulut
lingkungan penyebab
menurun
mual (mis: bau tidak
e. Sensasi panas
sedap, suara, dan
menurun
rangsangan visual yang
f. Sensasi dingin
tidak menyenangkan)
menurun
b. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual (mis:
kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
c. Berikan makanan dalam

jumlah kecil dan menarik

Edukasi

a. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
b. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
c. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat, dan
rendah lemak

Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian obat


antiemetik, jika perlu
5. 29-02- Defisit Manajemen Nutrisi (I.03119).
Nutrisi Status Nutrisi
2024 (L.03030)
b.d Obserνasi
faktor Setelah a. Identifikasi status nutrisi
psikolo
b. Identifikasi alergi
gis dilakukan tindakan dan intoleransi
(I.0311 keperawatan selama makanan
9). 3 x 24 jam maka c. Identifikasi makanan
diharapkan yang disukai
Definisi defisit
: Asupan nutrisi pasien dapat Teraupetik
nutrisi tidak diminimalisir dengan
cukup untuk kriteria hasil: a. Berikan makanan
memenuhi ntinggi serat untuk
kebutuhan Ekspektasi: membaik mencegah
metabolism Kriteria hasil: b. Konstipasi
e c. Berikan makanan
a. Porsi makanan tinggi kalori dan
yang dihabiskan tinggi protein
meningkat d. Berikan makanan
b. Kekuatan rendah protein
otot pengunyah
meningkat Edukasi
c. Kekuatan
otot menelan a. Anjurkan posisi dusuk,
meningkat jika mampu
d. Serum albumin b. Anjurkan diet
meningkat yang
e. Verbalisasi diprogramkan
keinginan untuk
meningkatkan
nutrisi meningkat
Kolaborasi
f. Pengetahuan
tentang pilihan a. Kolaborasi pemberian
makanan medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika
perlu
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi
menentukan jumlah kalori
6 29-02- Intoleran Toleransi Manajemen Energi (I.05178)
2024 aktivitas
b.d aktivitas meningkat
kelemahan (L.05047) Observasi
(D.0005) a. Monitor kelelahan fisik
Setelah dan emosional
Definisi : dilakukan b. Monitor pola dan jam
ketidakcuk tindakan tidur Terapeutik
upa n keperawatan selama c. Lakukan latihan rentang
energi 3 x 24 jam maka gerak pasif/aktif
untuk diharapkan d. Libatkan keluarga dalam
melakukan melakukan aktivitas bila
aktivitas intoleransi aktivitas perlu
sehari-hari pasien dapat
diminimalisir Edukasi
dengan e. Anjurkan
kriteria hasil:
melakukan aktivitas secara
a. Keluhan bertahap
lelah menurun f. Anjurkan keluarga untuk
b. Saturasi memberikan
oksigen dalam
rentang normal penguatan positif
(95% -
100%) Kolaborasi
c. Freluensi nadi g. Kolaborasi dengan ahli
dalam rentang gizi tentang cara
normal (60 – meningkatkan asupan
100) kali / menit makanan
d. Pernapasan saat
beraktivitas
dan setelah
beraktivitas
menurun (16 –
20)
kali/ menit

7 29-02-
Gangguan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit
2024 Integritas Jaringan (L.14125) (I.11353)
Kulit
Observasi :
/ Setelah dilakukan
Jaringa tindakan keperawatan a. Observasi penyebab
n b.d selama 3x24 jam gangguan integritas kulit
perubah maka diharapkan Terapeutik :
an gangguan integritas
sirkulasi kulit pasien dapat a. Ubah posisi tiap 2 jam
(D.0129) diminimalisir dengan jika tirah baring
kriteria hasil: b. Hindari produk
Definisi berbahan dasar
: a. Hidrasi alkohol pada kulit
menurun
kerusakan kering
b. Perfusi
kulit
jaringan Edukasi :
dermis
menurun a. Anjurkan minum air
atau
c. Kerusakan yang cukup
epidermis
jaringan b. Anjurkan
atau
menurun meningkatkan asupan
jaringan
d. Kerusakan nutrisi dan jenis
(membran
mukosa, lapisan kulit nutrient yang
kornea, menurun dibutuhkan, jika
fasia, otot, e. Kemerahan perlu
tendon, menurun c. Promosi Berat Badan
tulang, f. Jaringan
kartilago, parut menurun
kapsul
sendi atau
ligamen.
8 29-02-
Disfungsi Seksual Fungsi Seksual Konseling Seksualitas (I.07214)
2024
(D.0069) membaik (L.07055)
Observasi
Perubahan fungsi Setelah dilakukan
seksual selama fase tindakan keperawatan a. Identifikasi tingkat
respon seksual berupa pengetahuan, masalah sistem
selama 3 x 24 jam
hasrat, terangsang,
maka diharapkan reproduksi, masalah
orgasme, dan/atau
relaksasi yang dirasa status spiritual pasien seksualitas, dan penyakit
tidak memuaskan, tidak dapat membaik menular seksual
bermakna, atau tidak dengan kriteria hasil: b. Identifikasi waktu disfungsi
adekuat. seksual dan kemungkinan
a. Kepuasan penyebab
hubungan c. Monitor stres, kecemasan,
depresi, dan penyebab
seksual
disfungsi seksual
meningkat
b. Verbalisasi Terapeutik
aktivitas
seksual berubah a. Fasilitasi komunikasi antara
menurun pasien dan pasangan
c. Verbalisasi b. Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan
eksitasi seksual
permasalahan seksual
berubah
c. Berikan pujian terhadap
menurun perilaku yang benar
d. Verbalisasi d. Berikan saran yang sesuai
peran seksual kebutuhan pasangan dengan
berubah menggunakan Bahasa yang
menurun mudah diterima, dipahami, dan
e. Verbalisasi tidak menghakimi
fungsi seksual
berubah
menurun Edukasi
f. Keluhan nyeri
saat a. Jelaskan efek pengobatan,
berhubungan Kesehatan dan penyakit
terhadap disfungsi seksual
seksual
b. Informasikan pentingnya
(dispareunia)
modifikasi pada aktivitas
menurun seksual
g. Hasrat seksual
membaik Kolaborasi
h. Orientasi
a. Kolaborasi dengan spesialis
seksual
seksologi, jika perlu
membaik

9. 29-02- Kesiapan
Status koping Dukungan Koping
2024 peningkatan koping
keluarga membaik Keluarga (I.09260)
keluarga b.d
(L.09089)
penyakit kronis
Observasi
(D.0090) Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Definisi : pola selama 3 x 24 jam a. Identifikasi respons
adaptasi anggota maka emosional terhadap kondisi
keluarga dalam saat ini
mengatasi situasi yang
diharapkan kesiapan b. Identifikasi beban
dialami klien secara
efektif dan koping prognosis secara psikologis
menunjukkan keluarga pasien dapat c. Identifikasi pemahaman
keinginan serta membaik dengan tentang keputusan perawatan
kesiapan untuk kriteria hasil: setelah pulang
meningkatkan d. Identifikasi kesesuaian
Kesehatan keluarga a. Perilaku antara harapan pasien,
dan klien. bertujuan keluarga, dan tenaga
membaik kesehatan
b. Perilaku
sehat Terapeutik
membaik
c. Komitmen pada a. Dengarkan masalah,
perawatan/pengoba perasaan, dan pertanyaan
ta n meningkat keluarga
d. Komunikasi b. Terima nilai-nilai
antara anggota keluarga dengan cara
keluarga yang tidak menghakimi
meningkat c. Diskusikan rencana medis
dan perawatan
d. Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien dan
keluarga atau antar
anggota
29-02- Resiko Distres Status spiritual membaik
1 2024 Spiritual (L.09091) Dukungan Perkembangan Spiritual
0. perubahan (I.09269)
dalam praktik
Setelah dilakukan tindakan Terapeutik
spiritual b.d
penyakit kronis keperawatan selama 3 x 24
(D.0100) jam maka diharapkan a. Sediakan lingkungan yang tenang
status spiritual pasien untuk refleksi diri
dapat membaik dengan b. Fasilitasi mengidentifikasi masalah
Definisi :risiko spiritual
kriteria hasil:
mengalami c. Fasilitasi mengidentifikasi hambatan
gangguan dalam pengenalan diri
keyakinan atau d. Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan
a. Verbalisasi makna dan terkait pemulihan tubuh, pikiran, dan
sistem nilai pada
individu atau tujuan hidup meningkat jiwa
kelompok berupa b. Verbalisasi kepuasan e. Fasilitasi hubungan persahabatan
kekuatan, terhadap makna hidup dengan orang lain dan pelayanan
harapan, dan meningkat keagamaan
makna hidup. c. Verbalisasi perasaaan
Edukasi
keberdayaan meningkat
a. Anjurkan membuat komitmen spiritual
berdasarkan keyakinan dan nilai
b. Anjurkan berpartisipasi dalam
kegiatan ibadah (hari raya, ritual) dan
meditasi

Kolaborasi

a. Rujuk pada pemuka agama/kelompok


agama, jika perlu
b. Rujuk kepada kelompok pendukung,
swabantu, atau program spiritual, jika
perlu
K. Pembahasan
Struktur uretra bermula dari cedera akibat kecelakaan yang dialami oleh pasien
berupa jatuh dari ketinggian, cedera tersebut membentuk jaringan parut pada uretra
sehingga menyebabkan penyempitan lumen uretra (Cavalcanti et al, 2022) Adanya
penyempitan lumen uretra tersebut yang melatarbelakangi terjadinya striktur uretra. Pasien
mengalami kesulitan berkemih bahkan tidak dapat berkemih karena adanya penyempitan di
lumen uretra tersebut sehingga pada saat setelah jatuh dilakukan tindakan bouges pada
pasien hingga pasien tersebut dapat kembali berkemih (Akyuz et al, 2023).
Pasien mengalami kesulitan kesulitan kencing kembali dan dibawa ke rumah sakit
hingga dilakukan tindakan pembedahan sistostomi dan nefrostomi sehingga pasien mampu
berkemih kembali. Sistostomi merupakan prosedur pemasangan kateter khusus secara
supravesika melalui dinding abdomen. Sedangkan nefrostomi adalah prosedur invasif
untuk pemeliharaan fungsi ginjal dalam kasus obstruksi saluran kemih (Damar et al, 2020).
Setelah dilakukan tindakan sistostomi dan nefrostomi pasien mampu berkemih kembali dan
pengobatan dihentikan. Pasien mengalami obstruksi saluran kemih berulang hingga
terbentuk batu ureter dan mengakibatkan urin tersumbat dan meningkatkan tekanan vesika
urinaria dan menyebabkan pasien mengalami nyeri saat ditekan dan timbul masalah
keperawatan nyeri akut (Maboud et al, 2023). Peningkatan tekanan pada vesika urinaria
menurunkan kontraksi otot vesika urinaria sehingga pasien kembali mengalami kesulitan
berkemih dan timbul masalah keperawatan berupa retensi urin (Kurniawan, 2021).
Batu ureter yang diderita oleh pasien merupakan akibat dari obstruksi saluran kemih
sehingga timbul batu ureter yang menyebabkan gangguan reabsorpsi tubulus. Gangguan
reabsorpsi ini menyebabkan terjadi masalah pada penyerapan zat elektrolit pasien sehingga
kandungan ureum dalam darah tinggi dan menimbulkan uremia pada pasien. Uremia pada
pasien ini mengakibatkan pasien mengalami pruritus. Pruritus merupakan masalah kulit
yang mengganggu kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari pasien ginjal kronis kegagalan
karena rasa gatal yang muncul (Yovalwan, 2023). Pruritus yang dialami pasien
menyebabkan timbul masalah keperawatan berupa gangguan integritas kulit/jaringan.
Uremia pada pasien yang menunjukkan tingginya kadar ureum dalam darah dapat
menimbulkan efek samping pada pasien berupa perasaan mual. Mual yang dirasakan pasien
merupakan salah satu masalah keperawatan yang muncul yaitu nausea. Mual tersebut juga
menyebabkan nafsu makan pasien menurun dan menyebabkan pasien enggan untuk makan.
Hal ini merupakan masalah karena berat badan pasien tidak mengalami peningkatan dan
angka IMT pasien menunjukkan kurang dari normal (<18,5) sehingga menunjukkan adanya
masalah keperawatan berupa defisit nutrisi
Pasien mengalami masalah kesulitan mendapatkan keturunan hal ini disebabkan
karena obstruksi saluran kemih yang dimiliki pasien menyebabkan saluran reproduksi
tersumbat dan terjadi perubahan proses orgasme/ejakulasi pada pasien dan menimbulkan
masalah keperawatan berupa disfungsi seksual. Obstruksi saluran kemih juga menyebabkan
terjadinya striktur ureter sehingga kemampuan ginjal dalam menyaring darah menurun dan
mengganggu produksi eritropoetin sehingga terjadi penurunan rangsangan sum-sum tulang
dalam memproduksi sel darah (Sutanto, 2021). Penurunan ini menyebabkan HB pasien
menurun dan terjadi penurunan sirkulasi darah. Adanya penurunan sirkulasi darah
menyebabkan anemia pada pasien dan terjadi insufisiensi oksigen dan muncul masalah
keperawatan beupa intoleransi aktivitas. Penurunan sirkulasi darah menyebabkan capillary
refill time memanjang (2-3 detik) dan memunculkan masalah keperawatan berupa perfusi
perifer tidak efektif.
Tindakan sistostomi dan nefrostomi yang dilakukan pada pasien memberikan
perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi tubuh ini menyebabkan perubahan pada praktik
spiritual pasien. Pasien tidak menjalankan ibadah karena tidak mengetahui jika sakit maka
tetap berkewajiban menjalankan ibadah sehingga selama sakit pasien tidak menjalankan
ibadah karena ketidaktahuannya. Perubahan praktik spiritual tersebut memunculkan
masalah keperawatan berupa risiko distress spiritual.
L. SPO

SPO Perawatan Sisostomi

No. Dokumen Revisi Halaman

Departmen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran

Universitas
Diponegoro

Tanggal Terbit Oleh

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Perawatan sistostomi merupakan perawatan terhadap kateter


dengan mempertahankan kepatenan aliran urin, perawatan kateter
dan kulit sekitar kateter

TUJUAN Membantu perawatan dan mengidentifikasi kondisi pasien pada


daerah sistostomi agar dalam keadaan aliran urin paten, dan
daerah sekitar pemasangan sistostomi.

INDIKASI · Injuri uretra

· Obstruksi urethra

· Prostat malignancy

· Benign Prostat Hiperplasia


Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
standar
KEBIJAKAN

PERSIAPAN ALAT Persiapan alat :

● Bak instrument steril berisi kom 1, kasa steril, lidi kapas


● Urine bag
● Perlak dan kain
● Tempat sampah
● Kapas alkohol
● Sarung tangan steril
● Sarung tangan bersih
● Cairan antiseptic bila diperlukan
● NacL 0,9%
● Plester
● Korentang dan tempatnya
● Tempat sampah
● Gunting plester

PROSEDUR Pre interaksi:

● Melakukan pengecekan catatan rekam medis pasien


● Siapkan alat dan bahan

Tahap orientasi:

● Berikan salam terapeutik dan panggil nama klien serta


memperkenalkan diri
● Menjaga privasi klien
● Menanyakan keluhan klien/ validasi perasaan
● Jelaskan tujuan, prosedur tindakan serta kontrak waktu
yang diperlukann
● Beri kesempatan klien untuk bertany
● Tanyakan kembali apakah pasien bersedia untuk dilakukan
Tindakan
● Menyiapkan alat

Tahap kerja:

● Cuci tangan
● Pakai sarung tangan bersih
● Buka semua pembungkus
● Siapkan cairan pembersih pada kom
● Kaji urin dalam bag ( jumlah, kejernihan, warna, bau, dan
sedimen)
● Observasi balutan ( kebersihan dan patensinya)
● Observasi insersi kateter (tanda inflamasi : kemerahan,
bengkak, adanya drainase, tanya pasien adanya nyeri pada
sekitar kateter)
● Observasi adanya kemungkinan alergi terhadap plester
● Kaji kepatenan kateter pada tempatnya
● Kaji kemungkinan adanya peningkatan suhu tubuh
● Lepaskan balutan yang lama
● Buang balutan yang lama
● gunakan sarung tangan steril
● Dengan tangan nondominant tegakkan kateter keatas, dan
dengan tangan dominan bersihkan sekitar insersi sampai
dengan 5 cm sekitar insersi. Bersihkan dengan cara sirkuler
dari dalam kearah luar.
● Keringkan kulit sekitarnya
● Bersihkan kateter mulai dari dasar kateter ke arah atas
kateter. Perhatikan jangan sampai menarik kateter
● Ganti balutan dengan kassa steril
● Bentuk balutan seperti kurve agar seluruh tube terlindungi

● Fiksasi balutan dengan hipafix/ plester
● Pastikan hubungan selang dengan urine bag kuat
● Lepas sarung tangan
● Cuci tangan
● Bersihkan alat dan beri kenyamanan pada klien

Tahap terminasi:

Evaluasi hasil kegiatan

● Keluhan ketidak nyamanan atau nyeri pada insersi kateter


● Kondisi kulit sekitar tube : Peradangan, iritasi, tanda
infeksi.
● Inspeksi balutan pada setiap shift
● Inspeksi urin (sedimen, bau, perubahan warna urin

Edukasi:

● Kontrol asupan cairan yang direkomendasikan oleh dokter


perhari
● Ajarkan klien bahwa urin bag harus berada dalam posisi
lebih bawah dari insersi kateter
● Informasikan kepada klien kemungkinan adanya spasme
bladder.

kontrak waktu selanjutnya

Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap & ICU


● Catat hasil kegiatan:

Dokumentasi
DOKUMENTASI ● Catat kondisi kulit sekitar tube
● Catat warna, jumlah dan bau drainage.Catat adanya
keluaran yang abnormal : adanya mukosa yang berlebihan
dalam urine atau sumbatan (pada bladder buatan)
SPO Nausea

No. Dokumen Revisi Halaman

Departemen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran

Universitas 440/ 00 2/2


Diponegoro C.VII.SOP.00.01/436.6.3.32/2016

Tanggal Terbit Oleh

PROSEDUR 2 Januari 2016 UPTD PUSKESMAS


TETAP
PUCANG SEWU

PENGERTIAN Mual adalah sensasi seperti gelombang di belakang tenggorok,


epigastrium, atau abdomen yang bersifat subjektif dan tidak
menyenangkan yang dapat menyebabkan dorongan atau keinginan
untuk muntah.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatasi


mual.

INDIKASI · Efek Farmakologis

· Kehamilan

· Gangguan Biokimiawi

· Iritasi lambung

SP Kepala UPTD Puskesmas Pucang Sewu Nomor


440/C.VII.SP.00.01/436.6.3.32/2016 tentang Pelayanan Klinis di
KEBIJAKAN UPTD Puskesmas Pucang Sewu

PERSIAPAN Persiapan alat :


ALAT
a. Stetoskop.
b. Bolpen / spidol.
c. Kartu status.
PROSEDUR Pre interaksi:

· Melakukan pengecekan catatan rekam medis pasien

· Siapkan alat dan bahan

Tahap orientasi:

· Berikan salam terapeutik dan panggil nama klien serta


memperkenalkan diri

· Menjaga privasi klien

· Menanyakan keluhan klien/ validasi perasaan

· Jelaskan tujuan, prosedur tindakan serta kontrak waktu


yang diperlukann

· Beri kesempatan klien untuk bertanya

· Tanyakan kembali apakah pasien bersedia untuk dilakukan


Tindakan

· Menyiapkan alat

Tahap kerja:

● Petugas mengkaji intake-output secara akurat


● Petugas mengkaji status hidrasi (Kelembaban membran
mukosa, vital sign adekuat)
● Petugas menganjurkan untuk makan pelan-pelan, atau
sedikit- sedikit tapi sering.
● Petugas menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan
napas dalam untuk menekan reflek mual.
● Petugas menganjurkan kepada pasien untuk membatasi
minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan.
● Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang
menyengat.
● Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti mual.
● Dokumentasi kegiatan.
● Cuci tangan
● Bersihkan alat dan beri kenyamanan pada klien

Tahap terminasi:

Evaluasi hasil kegiatan

· Status menelan membaik

· Status nutrisi membaik

· Fungsi gastrointestinal membaik

· Keseimbangan cairan dan elektrolit membaik

Edukasi:
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap & ICU

Catat hasil kegiatan:

Dokumentasi
DOKUMENTASI · Catat intake cairan masuk dan output cairan

· Catat status hidrasi


SPO Dukungan spiritual Dzikir
No. Dokumen Revisi Halaman

Departmen
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro
PROSEDUR Tanggal Oleh
TETAP Terbit
PENGERTI Dukungan spriritual berupa dukungan agama salah
AN satunya dengan berdzikir. Dzikir atau ‫ ْر ٱلِّذ ك‬Al-Zikr adalah suatu
cara untuk menyebut atau mengingat nama Allah SWT, semua
bentuk aktivitas yang tujuannya untuk mendekatkan seperti shalat
TUJUAN Membantu menenangkan, membangkitkan percaya diri,
kekuatan, perasaan aman, tentram, dan memberikan perasaan
Bahagia.
INDIKASI Pasien yang mengalami perawatan
Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan
KEBIJAKA
sesuai standar
N
PROSEDUR Pre interaksi:
 Melakukan pengecekan catatan rekam medis pasien
 Siapkan Lingkungan yang nyaman
Tahap orientasi:
 Berikan salam terapeutik dan panggil nama klien serta
memperkenalkan diri
 Menjaga privasi klien
 Menanyakan keluhan klien/ validasi perasaan
 Jelaskan tujuan, prosedur tindakan serta kontrak waktu
yang diperlukann
 Beri kesempatan klien untuk bertanya
 Tanyakan kembali apakah pasien bersedia untuk
dilakukan Tindakan
Tahap kerja:
 MembacaTakbir (Allahhuakbar)
 Duduklah dengan santai atau bisa berbaring
 Tutup mata
 Kendurkan Otot-otot
 Bernafaslah secara alami dan mulai mengucapkan kalimat
Takbir (Allahhuakbar) yang dibaca secara berulang-ulang
 Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah dan
fokuskan pikiran anda
 Lakukan selama 3 menit
 Jika sudah selesai, buka pikiran kembali.

Tahap terminasi:
 Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual
menggunakan catatan aktivitas terapi yang telah
dilakukan.
 Menganalisis sesi yang telah dilakukan untuk melihat
keefektifan terapi.
 Menganalisis hasil dan catatan terapi sehingga perawat
dapat mengetahui proses tehnik yang dilakukan klien
dalam mengembangkan.
kontrak waktu selanjutnya
Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap
Catat hasil kegiatan:
Dokumentasi
DOKUMENTASI  Catat hasil terapi dzikir

M. Masukan dan Saran sebelum Revisi

Pertanyaan

1. Kenapa memilih pemasangan kateter, padahal pada kasus sudah memakai sistostomi ?

2. Kenapa terjadi kejang pada pasien pada kasus?

Saran

1. Ditambahkan diagnosa disfungsi seksual dan spiritual

2. Pada diagnosa retensi urin di bagian penyebab diperbaiki menjadi peningkatan uretra

3. Pada bagian diagnosa gejala minor dikeluarkan saja jika tidak perlu
N. Daftar Pustaka
1. Damar, Ç., Onay, M., & Binboğa, A. B. (2020). Percutaneous Nephrostomy: Is
Ultrasound Alone Sufficient as Imaging Guidance?. Eastern Journal of Medicine,
25(3), 399-405.
2. Kurniawan, K. I. S., Laksminingsih, N. S., & Sitanggang, F. P. (2021). Gambaran
neurogenic bladder pada pemeriksaan voiding cystourethrography: serial kasus.
Intisari Sains Medis, 12(3), 763-767.
3. Yovalwan, T., & Arofiati, F. (2023). A Scoping Review: Factors Associated with
Pruritus in CKD (Chronic Kidney Disease) Patients Undergoing Dialysis. Jurnal
Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(2).
4. Sutanto, R. L. (2021). Hiperplasia Prostat Jinak. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kedokteran Indonesia, 8(3), 90-97.
5. Akyuz, M., Ozsoy, E., Tokuc, E., Artuk, I., Kayar, R., Bastug, Y., & Öztürk, M. İ.
(2023). Management and outcomes of urethral stricture: single centre experience
over 13 years. Aktuelle Urologie, 54(06), 482-486.
6. Cavalcanti, A., Schul, A., Restreppo, C. F., & Aldred, J. E. (2022). Pathophysiology
of urethral stricture: optimizing urethroplasty outcomes. In Scientific Advances in
Reconstructive Urology and Tissue Engineering (pp. 177-195). Academic Press.
7. Abdel-Maboud, M., El-Seddawy, F., Hassaan, M., & Barakat, N. (2023). Urethral
Stricture: Etiology, Pathogenesis, Diagnosis, and Management. Journal of Advanced
Veterinary Research, 13(7), 1479-1482.
8. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
9. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
10. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai