Anda di halaman 1dari 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rokok merupakan benda yang tidak asing lagi bagi masyarakat, sehingga merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Walaupun bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh pada umumnya sudah diketahui namun kebiasaan ini sulit dihilangkan (Rusyanti, 1996). Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak kanak ke usia de!asa. Papalia ("##$) mengatakan bah!a remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang men%ari jati dirinya, termasuk bagaimana merokok menjadi bagian dari %itra &laki laki sejati'. (ari jenis kelamin, perokok laki laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, pre)alensi perokok laki laki paling tinggi pada umur 1* 1+ tahun. Menurut Mu'ttadin ("##") ,aktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, ,aktor kepribadian, dan pengaruh iklan. Rongga mulut adalah merupakan pintu gerbang untuk le!at makanan dan minuman, termasuk bahan bahan lain diantaranya kuman penyakit, serta asap rokok. -ahan bahan yang masuk akan di tanggapi oleh tubuh baik se%ara lokal maupun sistemik. .sap rokok juga dapat menyebabkan kelainan pada jaringan rongga mulut dan paru paru (/usodo, "##0).

1ebiasaan merokok juga merupakan salah satu penyebab penyakit gigi dan mulut. Merokok mengakibatkan gigi ber!arna %oklat atau kusam, mudah terkena gingi)itis dan penyakit periodontal, na,as berbau tidak sedap, prakanker, dan kanker mulut hal ini telah diteliti oleh banyak peneliti (2atamiharja, "##1). 3embakau pada rokok dapat mengiritasi di rongga mulut, karena adanya hasil berupa nikotin, tar, karbon monoksida, deri)ate deri)ate yang lain seperti pirimidin, ammonia, metal alkohol dan panas (/usodo, "##0). Merokok dengan tembakau menghasilkan lebih dari 4### bahan kimia, 4## diantaranya bera%un dan kira kira 4* senya!a karsinogenik. .sap rokok juga diperkirakan jumlahnya

molekul radikal bebas setiap hisapan rokok ((e!i, "##0). 3erjadinya perubahan dalam rongga mulut dapat dipahami oleh karena rongga mulut merupakan tempat a!al pembakaran rokok. .sap panas yang menghembus kedalam mulut se%ara terus menerus merupakan rangsangan ,isik yang dapat berakibat buruk terhadap jaringan mulut (Rusyanti, 1996). Pengaruh menghisap rokok terhadap penyakit periodontal masih

diperdebatkan jika indi)idu yang merokok dengan indi)idu yang tidak merokok diperbandingkan. -erdasarkan usia dan tingkat kebersihan mulutnya, tidak ditemukan adanya perbedaan tingkat in,lamasi gingi)al dan kerusakan jaringan periodontal. .kan tetapi beberapa peneliti menemukan gingi)itis dan

menyebabkan periodontitis yang lebih parah pada indi)idu yang merokok, dimana hal tersebut mungkin terjadi akibat meningkatnya akumulasi plak. Meskipun beberapa peneliti lainnya menemukan bah!a menghisap tembakau memiliki

"

sedikit atau sama sekali tidak memiliki e,ek terhadap ke%epatan pembentukan plak (Rusyanti, 1996). (ari data sur)ey a!al terhadap *# responden kelompok remaja di (usun Parerejo menunjukkan bah!a 1##5 merokok. (an pada umumnya adalah perokok akti, (9#5), dari pengamatan sementara memperlihatkan tanda tanda terjadinya ginggi)itis pada remaja tersebut. (ari beberapa hasil penelitian sebelumnya menyatakan bah!a penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai adalah penyakit periodontal, tetapi perlu juga diketahui tentang adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kebiasaan merokok. 6leh karena itu peneliti merasa perlu untuk mengkaji tentang hubungan kebiasaan merokok dengan tingkat keparahan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kebiasaan merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada remaja laki laki usia 1* 1+ tahun di dusun -limbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah -erdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut7 8.pakah ada hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di dusun -elimbing desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi kabupaten Pasuruan9:.

1.3 Tujuan Penel t an 1.3.1 Tujuan Umum

;ntuk mengetahui hubungan perilaku merokok terhadap terjadinya gingi)itis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. 1.3.2 Tujuan !husus 3ujuan khusus dari penelitian ini adalah7 1. Mempelajari perilaku merokok pada laki laki usia 1* 1+ tahun di lingkungan -elimbing desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi

kabupaten Pasuruan. ". Mempelajari tingkat keparahan gingi)itis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di lingkungan -elimbing desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi kabupaten Pasuruan. *. Menganalisis hubungan perilaku merokok terhadap tingkat

keparahan gingi)itis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di lingkungan -elimbing Pasuruan. desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi kabupaten

1." Man#aat Penel t an 1.".1 Man#aat !e lmuan Penelitian ini diharapkan dapat diman,aatkan sebagai tambahan

pengetahuan dan in,ormasi tentang perilaku merokok dan pengaruhnya terhadap tingkat keparahan gingi)itis.

1.".2 Man#aat Inst tus $nal

/asil ini diharapkan dapat memberikan in,ormasi sebagai bahan inter)ensi dan pengelolahan program kesehatan gigi masyarakat bagi institusi 1esehatan.

1.".3 Man#aat Bag Mas%arakat Meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya kelompok usia remaja tentang akibat kebiasaan merokok dengan gingi)itis, sehingga diharapkan remaja laki laki termoti)asi untuk menjaga perilaku hidup sehat.

BAB II TIN&AUAN PU'TA!A

2.1 Gingiva 2.1.1 De# n s Gingiva Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi, periodonsium, dan dengan membentuk hubungan dengan gigi, gingiva ber,ungsi melindungi jaringan di ba!ah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva tergantung pada gigi geligi < bila ada gigi geligi, gingiva juga ada dan bila gigi di%abut gingiva akan hilang (Manson,199*). Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang paling luar. Gingiva seringkali dipakai indikator bila jaringan periodontal terkena penyakit. /al ini disebabkan karena kebanyakan penyakit periodontal dimulai dari gingiva, kadang kadang gingiva juga dapat menggambarkan keadaan tulang alveolar yang berada diba!ahnya (/erijulianti, "##9).

2.1.2 (am)aran !l n s Gingiva N$rmal Menurut /erijulianti ("##9), gambaran klinis gingiva dipakai sebagai dasar untuk mengetahui perubahan patologis yang terjadi pada gingiva yang terjangkit suatu penyakit. =ambaran gingiva normal terdiri dari 7

a* +arna Gingiva Warna gingiva normal umumnya ber!arna merah jambu (corak pink). /al ini diakibatkan oleh adanya suplai darah, tebal dan derajat lapisan keratin epitelium serta sel sel pigmen. Warna ini ber)ariasi pada setiap orang dan erat hubungannya dengan pigmentasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada indi)idu yang memiliki !arna kulit yang gelap. Pigmentasi pada attached gingiva mulai dari %oklat sampai hitam. Warna pada alveolar mukosa lebih merah, hal ini disebabkan oleh karena alveolar mukosa tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis. )* Besar Gingiva -esar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan suplai darah. Perubahan besar gingiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada penyakit periodontal. ,* !$ntur Gingiva 1ontur dan besar gingiva sangat ber)ariasi. 1eadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area kontak proksimal dan dimensi embrasur (interdental) gingiva oral maupun vestibular. Interdental papil menutupi bagian interdental, sehingga tampak lan%ip. -* !$s stens Gingiva melekat erat kestruktur diba!ahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingi)a tidak dapat digerakkan dan kenyal.

e*

Tekstur Permukaan attached gingiva berbintik bintik seperti kulit jeruk. -intik bintik ini di sebut stipiling. Stipiling akan terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan (/erijulianti, "##9).

2.1.3Gingivitis 2.1.3.1 De# n s Gingivitis Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang ditandai adanya perubahan bentuk dan !arna pada gusi, atau gingivitis adalah salah suatu gangguan gigi berupa pembengkakan atau radang pada gusi (gingiva). -iasanya disebabkan oleh plak, dan tanpa plak penyakit gusi tidak dapat terjadi. >ni berarti, dapat disembuhkan bila rajin membersihkan semua plak dari gigi giginya (-es,ord, 1996).

2.1.3.2 Ma,am.ma,am Gingivitis Menurut Rosad ("##$), gingi)itis terdiri dari 0 ma%am, yaitu 7 Gingivitis Marginalis adalah Peradangan gingiva bagian marginal yang merupakan stadium a!al dari penyakit periodontal. a. Gingivitis Pubertas adalah gingivitis yang sering terjadi pada anak anak usia pubertas, yang ditandai dengan gejala gingiva mengalami perubahan !arna menjadi merah sampai kebiru biruan, konsistensi gingiva berubah menjadi lunak atau oedematous, li%in dan berkilat dan permukaan gingiva, terutama papila interdental yang terlibat terlihat li%in dan berkilat.

b. Gingivitis Pregnancy adalah gingivitis yang sering terjadi pada ibu hamil biasanya ditandai dengan gejala gingiva %enderung mudah berdarah, baik karena iritasi mekanis maupun se%ara spontan, gingiva biasanya mengalami perubahan !arna menjadi merah terang sampai merah kebiru biruan dan konsistensi gingiva bebas dan gingiva interdental adalah lunak dan getas (mudah ter%abik). %. Scorbutic Gingivitis adalah merupakan gingivitis yang terjadi karena de,isiensi )itamin ?, ditandai adanya hiperplasi atau ulserasi dan ber!arna merah terang atau merah menyala. d. .nug (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis) merupakan satu satunya gingivitis yang akut, terjadi sangat mendadak dan %epat meluas. -iasanya terjadi pada masa pergantian gigi di mana anak mempunyai oral hygiene buruk. 2ama lain dari .nug adalah Mouth. incent!s Gingivitis atau "rench

2.1.3.3 Pr$ses terja- n%a Gingivitis Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindung, in#lamasi gingiva %enderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi a!al perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang ke%il, di sebelah apikal dari epithelium #ungsional khusus yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva), tidak terlihat adanya tanda tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap ini. -ila deposit plak masih ada perubahan in#lamasi tahap a!al akan berlanjut disertai dengan

meningkatnya aliran %airan gingiva. Pada tahap ini tanda tanda klinis dari in,lamasi makin jelas terlihat. Papillainterdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase, dalam !aktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Gingiva sekarang ber!arna merah, bengkak dan mudah berdarah (Manson and @ley, 199*).

2.1.3." Ak )at Gingivitis Menurut -e 1ien 2io (19$+), apabila gingivitis tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan hal hal sebagai berikut 7 Sulcus gingiva akan tampak lebih dalam dari keadaan normal, akibat pembengkakan gingiva $gingiva mudah berdarah, gingiva ber!arna merah, na,as bau busuk, dan gigi goyang.

2.1.3./ 0akt$r.0akt$r Pen%e)a) Gingivitis (alam (aliemunthe ("##$), ,aktor ,aktor etiologi penyakit gingiva dapat diklasi,ikasikan dengan berbagai %ara. 1* 0akt$r Et $l$g L$kal a. Plak dentalAplak bakteri adalah deposit lunak yang membentuk bio,ilm yang menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan %ekat. b. 1alkulus dental adalah massa terkalsi,ikasi yang melekat kepermukaan gigi asli maupun gigi tiruan. -iasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah mengalami mineralisasi. -erdasarkan lokasi perlekatannya dikaitkan dengan tepi gingiva,

1#

kalkulus dental dapat dibedakan atas kalkulus suprangingiva dan subgingiva. %. Material alba adalah deposit lunak, bersi,at melekat, ber!arna kuning atau putih keabu abuan, dan daya melekatnya lebih rendah di bandingkan plak dental. d. Stein dental adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi. e. %ebrisAsisa makanan

2* 0akt$r Et $l$g ' stem k Menurut Mason (199*), ,aktor ,aktor sistemik adalah ,aktor yang mempengaruhi tubuh se%ara keseluruhan misalnya 7 a. =enetik. b. 2utrisional. %. /ormonal misalnya 7 kehamilan dan diabetes. d. /ematologiApenyakit darah misalnya 7 anemia dan leukemia. e. 6bat obatan misalnya 7 dilantin, ,enitoin, dan (P/.

2.1." 1ara Menentukan Gingivitis >ndeks yang diperkenalkan oleh Boe dan Cilness ini digunakan untuk menilai derajat keparahan in,lamasi. Pengukuran dilakukan pada empat sisi gigi geligi yang diperiksa 7 papila disto)estibular, tepi gingiva )estibular, papila mesio)estibular, dan tepi gingiva oral ((aliemunthe, "##$).

11

1riteria untuk penentuan skor sebagai berikut 7 3abel ".1 1riteria Penentuan Ckor ((aliemunthe, "##$) N$ 1. ". *. 4. !r ter a Gingiva sehat >n,lamasi ringan pada gingiva yang di tandai dengan perubahan !arna, sedikit oedema, pada palpasi tidak terjadi pendarahan >n,lamasi gingiva sedang, gingiva ber!arna merah, oedema dan berkilat, pada palpasi terjadi pendarahan >n,lamasi gingiva parah, gingiva ber!arna merah menyolok, oedematous, terjadi ulserasi, gingiva %enderung berdarah spontan. Ckor setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor keempat sisi yang diperiksa, lalu dibagi dengan empat (jumlah sisi yang dipriksa). Dumlah skor semua gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa maka diperoleh skor indeks gingiva untuk indi)idu. N la # 1 "

2.1./ Gingiva In-eks 1eparahan in,lamasi gingiva se%ara klinis dapat ditentukan dari skor >ndeks Gingiva dengan kriteria sebagai berikut ((aliemunthe, "##$)7 3abel "." Ckor >ndek =ingi)a ((aliemunthe, "##$) 'k$r n-ek gingiva #,1 E 1,# 1,1 E ",# ",1 E *,# !$n- s Gingivitis Gingivitis Gingivitis Gingiva Ringan Cedang Parah

2.1.2Tan-a.Tan-a Gingivitis Menurut (onna Prati!i ("##+), ada beberapa tanda tanda gingivitis, yaitu 7 1) Caat menyikat gigi, ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat gigi 1"

") Caat meludah, ada darah didalam air liur. *) =usi bisa dipisahkan dari gigi menggunakan sikat gigi. 4) Warna gusi mengkilat dan bengkak, kadang kadang berdarah saat disentuh. 0) 3idak selalu disertai rasa sakit. 6) 3erdapat akumulasi disekitar karang gigi.

2.1.3 Ak )at Lanjut -ar Gingivitis Cetelah beberapa tahun tanpa pembersihan plak dan pera!atan gusi yang baik, maka plak akan bersi,at basa. 1alsium akan mengendap pada lapisan plak, terjadilah pengapuran sehingga plak mengeras menjadi kalkulus. /al ini di sebabkan karena kalkulus, selain mengandung banyak kuman, permukaan yang kasar akan merusak baik gusi maupun jaringan periodontium di ba!ahnya (-es,ord,1996).

2.2 Per laku Mer$k$k 2.2.1 Pengert an Per laku Mer$k$k Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk (.ditama, 1996).

1*

Cementara, alasan utama merokok adalah %ara untuk bisa diterima se%ara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa jenuh, ketagihan dan untuk menghilangkan stress (.ditama, 1996).

2.2.2 !las # kas Per$k$k Pengukuran tentang perilaku merokok pada seseorang dapat ditentukan pada suatu %riteria yang dibuat sendiri berdasarkan anamnesa atau menggunakan kriteria yang telah ada. -iasanya batasan yang digunakan adalah berdasakan jumlah rokok yang dihisap setiap hari atau lamanya kebiasaan merokok. Ro%hadi 1 ("##4), membagi perokok atas tiga kategori, yaitu7 1) bukan perokok ( non smokers), adalah seseorang yang belum pernah men%oba merokok sama sekali< ") perokok eksperimen (e&perimental smoker), adalah seseorang yang telah men%abo merokok tapi tidak menjadikannya sebagai suatu kebiasaan< dan *) perokok tetap atau perokok regular (regular smoker), adalah seseorang yang teratur merokok baik dalam hitungan dalam hitungan mingguan atau dengan intensitas yang lebih tinggi lagi. Menurut Cmet ada tiga tipe perilaku merokok menurut banyaknya rokok yang dihisap yaitu perokok berat menghisap rokok lebih dari 10 batang dalam sehari, perokok sedang menghisap rokok 0 14 batang dalam sehari, dan perokok ringan menghisap rokok 1 4 batang da lam sehari (Ruslan, 1990).

2.2.3 !an-ungan R$k$k

14

Rokok merupakan gabungan dari bahan bahan kimia. Catu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4### bahan kimia. Ce%ara umum bahan bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas (9"5) dan komponen padat atau partikel ($5). .sap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas menguap berbentuk gas. 1edua, komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. (engan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah $0 persen dan sisanya berupa partikel. .sap yang dihasilkan rokok terdiri dari asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). .sap utama adalah asap tembakau yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal sebagai perokok pasi, (.ditama, 1996). 1omponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan ,ormaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarFol dan kresol. Gat Fat ini bera%un, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). 2ikotin paling banyak dijumpai di dalam rokok. 1adar nikotin pada rokok putih adalah 4 0mg, sedangkan pada rokok kretek adalah 0 mg. 1andungan kadar karbon monoksida di dalam rokok kretek lebih rendah daripada di dalam rokok putih. 1adar tar pada rokok putih adalah 14 10 mg, sedangkan pada rokok kretek adalah "# mg (.ditama, 1996).

2.2." &en s R$k$k

10

-ahan baku rokok hanya tembakau baik menggunakan ,ilter maupun non ,ilter dikenal sebagai rokok putih. Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa ,ilter yang menggunakan tembakau rajangan dengan %engkeh rajangan digulung dengan kertas sigaret boleh memakai bahan tambahan asalkan diiFinkan pemerintah. Rokok %ampuran adalah rokok yang dihisap oleh seseorang dalam !aktu tidak tentu dengan jenis rokok kretek maupun rokok putih. Rokok ,ilter adalah rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok non ,ilter adalah rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus (.ditama, 1996).

2.2./ 1ara Mengh sa4 R$k$k Penggunaan daun tembakau yang paling dominan adalah dengan %ara dirokok dimana daun tembakau kering digulung dengan pembungkus atau menggunakan pipa. Cetiap orang mempunyai %ara masing masing menghisap rokok, ada yang menghisap dari mulut kemudian asap rokok dikeluarkan melalui mulut atau hidung dan dengan berbagai %ara yang lain. Ce%ara garis besar dapat dibedakan tiga ma%am penghisap rokok, yaitu perokok paru mulut yang mana tipe ini hanya menghisap asap rokok sampai rongga mulut saja, perokok yang menghisap asap rokok sampai ke dalam paru paru disebut perokok paru dalam, perokok yang menghisap rokok sampai ke dalam paru, menahan napas sebentar dan baru menghembuskannya keluar disebut perokok paru (.ditama, 1996).

2.2.2 E#ek Mer$k$k terha-a4 !esehatan Gingiva

16

Merokok tampaknya memperburuk status kebersihan mulut seseorang indi)idu dan bersama sama dengan oral hygiene yang buruk, ia bertindak sebagai ko ,aktor terjadinya gingi)itis dan periodontitis. .kumulasi plak dalam rongga mulut juga lebih besar pada perokok daripada bukan perokok. Celain itu, perokok juga lebih mudah mengalami gingi)itis daripada orang yang tidak merokok (Huee 3?. "##"). 3omar dan .sma (1999) dari 2ational /ealth aand 2utrition @Iamination Cur)ey >>> (2/.2@C) juga menyatakan bah!a peroko yang mneghisap 9 batang rokok perhari kemungkinan untuk menderita gingi)itis ",$ kali daripada bukan perokok dan akan bertambah 6 kali jika merokok lebih dari *1 batang perhari. (ari berbaga penelitian ternuata keterkaitan antara status dan keradangan gingi)a adalah sangat kuat dan konsisten (.gtini, 1991). Pengaruh asap rokok se%ara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan se%ara tidak langsung melalui produk produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya ,ungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap in,eksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghan%urkan jaringan sehat di sekitarnya =usi seorang perokok juga %enderung mengalami penebalan lapisan tanduk. (aerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan ke%enderungan timbulnya penyakit gusi. 2ikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar (Ruslan, 1990).

1+

Pada perokok terdapat penurunan Fat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan ,ungsi sel sel pertahanan tubuh. Cel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri bakteri penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap in,eksi. Dumlah rokok yang dihisap lebih penting daripada lamanya merokok karena menunjukkan keretanan indi)idu terhadap suatu penyakit (Ruslan, 1990). @,ek dari merokok yang berkepanjangan dapat memperparah kerusakan jaringan yang dimula dari gingi)itis dan dapat pula sampai terjadi periodontitits. Memang tidak selamanya gingivitis dapat mengkibatkan periodontitis. /al ini dapat terjadi jika tidak dilakukan pera!atan dengan segera. -ila

gingivitisdibiarkan berlanjut tanpa per!atan keadaan ini merusak jaringan periodonsium yang lebih dalam (.gtini, 1991).

2.2.3 Per laku Mer$k$k 4a-a Us a Remaja Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak kanak ke usia de!asa (Papalia, "##$) mengatakan bah!a remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang men%ari jati dirinya. Remaja sering berusaha memberikan kesan bah!a mereka sudah hampir de!asa dengan bertingkah laku seperti orang de!asa, yaitu merokok, minum minuman keras, dan menggunakan obat obatan (/urlo%k, 1999). Perokok laki laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, pre)alensi perokok laki laki paling tinggi pada umur 1* 1+ tahun. /al ini dapat dikaitkan dengan stress yang dialami oleh remaja. Cebuah studi menemukan

1$

bah!a bagi kalangan remaja, jumlah rokok yang mereka konsumsi berkaitan dengan stress yang mereka alami. Menurut -ald!in ("##") sumber stress pada remaja laki laki dan perempuan pada umumnya sama, hanya saja remaja perempuan sering merasa %emas ketika sedang menghadai masalah, sedangkan pada remaja laki laki %enderung lebih berperilaku agresi,. Remaja laki laki yang mengalami stress akan melakukan perbuatan negati, seperti mengkonsumsi rokok dan alkohol (/urrelmann dalam Welle, "##4). Perbedaan ketika berada didalam kelompok teman sebaya juga diperlihatkan antara remaja laki laki dengan remaja perempuan. Remaja laki laki lebih mudah untuk terpengaruh teman temannya dalam hal perilaku menyimpang seperti merokok, minum minuman keras dan juga %abut dari sekolah. Menurut Mu'ttadin ("##"), ,aktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh lingkungan, pengaruh teman sebaya, ,aktor kepribadian, dan pengaruh iklan. 1eempat ,aktor ini yang menyebabkan remaja merokok. 3idak semua remaja yang memiliki orangtua yang merokok, memiliki teman sebaya yang merokok dan adanya iklan merokok mempengaruhi mereka merokok. 6)ini% dan ?yintya (19$9) mengatakan bah!a seseorang yang memiliki sikap yang teguh pada akibat akibat yang ditimbulkan dari nikotin berusaha keras untuk tidak merokok. 3erdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok (Be)enthal dan ?learly, 19$4). Pertama adalah tahap persiapan (prepatory) dimana seseorang belum men%oba merokok. Ceseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan %ara mendengar, melihat, atau

19

dari hasil ba%aan. /al hal ini menimbulkan minat untuk merokok. 1edua adalah tahap permulaan (initiation), pada tahap ini seseorang sudah men%oba untuk merokok dan menentukan apakah seseorang akan menjadi perokok ataukah tidak. 1etiga adalah tahap menjadi perokok (becoming a smoker) dimana seseorang dikatakan sebagai perokok bila telah mengkonsumsi 4 batang per hari. 1eempat adalah tahap mempertahankan perilaku merokok (maintenance o# smoking) dimana ketika ,aktor psikologis dan mekanisme biologis menyatu agar perilaku merokok dipelajari terus menerus.

"#

BAB III !ERAN(!A !5N'EP DAN HIP5TE'I' PENELITIAN

3.1 !erangka !$nse4

B>2=1;2=.2 P@R>B.1; M@R6161 P.(. R@M.D. PC>16C6C>.B C3R@CC '(A) *+GIN, -U(U. B61.B =>2=>J>3>C C>C3@M>1

=ambar *.1 1erangka1onsep !eterangan7 7 (iteliti 7 3idakditeliti

Remaja laki laki yang mengalami stress akan melakukan perbuatan negati, seperti mengkonsumsi rokok. Perilaku merokok pada laki laki usia 1* 1+ tahun dapat dipengaruhi oleh beberapa ,aktor yaitu psikososial, lingkungan dan stress. Perilaku merokok dapat memperburuk status oral hygiene seseorang sehingga lebih menyebabkan orang tersebut lebih rentan mengalami gingi)itis. =ingi)itis

"1

dapat disebabkan oleh ,aktor lokal dan ,aktor sistemik. Kaktor etiologi lokal dari gingi)itis yaitu plak dan kalkulus dental, sedangkan ,aktor etiologi sistemiknya dapat berupa genetik, nutrisional, hormonal, hematologi, ataupun obat obatan.

3.2 H 4$tes s Penel t an .danya hubungan antara perilaku merokok terhadap terjadinya gingi)itis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan.

""

BAB I6 MET5D5L5(I PENELITIAN

".1 Ran,angan Penel t an Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan ran%angan /ross sectional melalui pendekatan 'bservasi yaitu pengamatan perilaku merokok dan kejadian gingi)itis dilakukan pada !aktu yang bersamaan.

".2 L$kas Penel t an (usun -elimbing Pasuruan. (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten

".3 +aktu Penel t an Penelitian dilaksanakantanggal 1+ E "" ,ebruari "#14.

"." P$4ulas -an 'am4el Penel t an ".".1 P$4ulas Penel tan Populasi penelitian ini adalah penduduk laki laki usia 1* E 1+ tahun yang merokok di dusun -elimbing desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi kabupaten Pasuruan. Dumlah populasi 6# remaja.

".".2 'am4el Penel t an Penelitian ini menggunakan total sampling, sehingga seluruh anggota populasidiambil sebagai unit sampel (.rikunto, "##").

"*

"./ 6ar a)el -an De# n s 54eras $nal 6ar a)el Penel t an "./.1 6ar a)el Penel t an Jariabel dependent dalam penelitian ini adalah kejadian gingivitis, sedangkan )ariabel independent nya adalah perilaku merokok.

"./.2

De# n s 54eras $nal De# n s 1ebiasaan merokok oleh responden yang diukur dengan7 jenis rokok yang dihisap, jumlah batang perhari dan lama ri!ayat merokok Alat mengukur 1uisioner dengan %ara !a!an%ara terpimpin !r ter a Has lUkur Perilaku merokok diukur dengan tiga )ariabel. Masing masing diberi skor7 1Lringan "Lsedang *Lberat Cehingga jika dijumlah, nilai skor antara * E 9. Celanjutnya dibagi menjadi * kategori perilaku merokok, yaitu nilai skor7 M 0 L r ngan 6 + L se-ang N $ L )erat 1riteria tingkat keradangan7 # L -aiksekali #,1 1,# L Ba k 1,1 ",# L 1uku4 ",1 *,# L Buruk 'kala Data 6rdinal

6ar a)el Perilaku merokok

Gingivitis

in,lamasipada gingival yang selanjutnya dinilai tingkat keradangannya dengan

6bser)asi

6rdinal

"4

menggunakan> ndeks =ingi)a

".2 Pengum4ulan Data (ata dalam penelitian ini berupa data primer. (ata primer adalah se%ara langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Ri!idikdo, "##$). (ata yang diperoleh dengan melakukan kuisioner dan pemeriksaan indeks gingi)itis se%ara langsung.

".3

Instrumen Penel t an 1. .lat 7 a. Periodontal Prob b. 1a%a mulut ukuruan * dan 4 %. 1apas gulung d. /ands%oon steril e. Masker ,. -olpoint g. In#romed consent h. 1uisioner ". -ahan7 a. .lkohol +#5 b. .ir mineral *. ?ara mengukur7 1) Penilaian dilakukan pada gigi 16, "1,"4,*6,41,44.

"0

") 1eringkan gigi dan gingiva< diba!ah sinar yang %ukup, siapkan ka%a mulut dan prob. *) Prob ditekan ke gingiva untuk menentukan derajat kekerasan gingiva. 4) 3elusuri dinding jaringan lunak dekat sulkus gingival dengan prob untuk menge)aluasi perdarah. ".7 Peng$lahan Data -an Anal sa Data ".7.1 Peng$lahan Data (ata yang terkumpul akan dikelompokkan berdasarkan )ariabel penelitian, lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi ,rekuensi, tabel silang, atau gra,ik.

".7.2

Anal s s Data (alam penelitian ini, peneliti memiliki " %ara analisis data, yaitu7

.nalisis deskripti, dilakukan pada penghitungan perilaku merokok, dan kejadian ginggi)itis. .nalisis in,erensial, data )ariabel bebas pada penelitian ini perilaku merokok adalah data ordinal, dan )ariabel terikat kejadian ginggi)itis adalah data ordinal, sehingga analisis data menggunakan uji .olmogorov Smirnov.

"6

BAB 6 HA'IL PENELITIAN

/.1 (am)aran Umum L$kas Penel t an (esa Parerejo terletak pada 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. (esa Parerejo merupakan desa perbatasan antara 1abupaten Pasuruan dan 1abupaten Malang sehingga !arga jauh dari kota sehingga gaya hidupnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. (esa Parerejo memiliki 0 dusun, yaitu (usun -elimbing, (usun 2gaglik, (usun 2ga!en, (usun Paretinap, (usun Cembung. (esa Parerejo memiliki 1* RW dan *6 R3 yang terdiri dari penduduk laki laki berjumlah *.""0 orang, penduduk perempuan *.14* orang dan jumlah 11 adalah 1.$*". Penduduk laki laki di (usun -elimbing sebesar 1.4"* orang, dan penduduk perempuan sebesar 1.4#$ orang dan total populasi di (usun -elimbing adalah sebesar ".$*1 orang. /.2 !arakter t k Res4$n-en /.2.1 D str )us !el$m4$k Umur Res4$n-en 3abel 0.1 (istribusi ,rekuensi kelompok umur penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Umur &umlah Presentase 89* 1* + 11,+ 14 9 10,# 10 10 "0,# 16 1* "1,+ 1+ 16 "6,+ &umlah 6# 1## (ari tabel 0.1 diatas menunjukkan bah!a distribusi responden terbanyak dari umur 1+ tahun sebesar "6,+5 dengan jumlah responden16 orang, kemudian

"+

diikuti oleh kelompok umur10 tahun sebesar "6,#5 dengan jumlah responden 10 orang, kemudian diikuti oleh kelompok umur 16 tahun sebesar "1,+5 dengan jumlah responden 1* orang, kemudian diikuti umur 14 tahun sebesar 10,#5 dengan jumlah responden 9 orang, kemudian diikuti umur 1* tahun sebesar 11,+5 dengan jumlah responden + orang.

/.2.2 T ngkat Pen- - kan Res4$n-en 3abel 0." (istribusi ,rekuensi pendidikan penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Pen- - kan CM.ACM1 CMP C( &umlah &umlah 16 4" " 6# Persentase 89* "6,+ +#,# *,* 1##

(ari tabel 0." diatas menunjukkan bah!a dstribusi bah!a distribusi responden terbanyak dari CMP sebesar +#5 dengan jumlah responden 4" orang, kemudian diikuti oleh CM.ACM1 sebesar "6,+5 dengan jumlah responden 16 orang dan C( sebesar *,*5 dengan jumlah responden " orang.

"$

/.2.3 D str )us !eg atan 3abel 0.* (istribusi ,rekuensi pekerjaan penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun !eg atan Pelajar -ekerja T$tal -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. &umlah 09 1 6# Persentase 89* 9$,* 1,+ 1##

(ari tabel 0.* diatas menunjukkan bah!a dstribusi bah!a responden terbanyak dari pelajar sebesar 9$,*5 dengan jumlah responden 09 orang, kemudian diikuti oleh bekerja sebesar 1,+5 dengan jumlah responden 1 orang.

/.2." Lama Mer$k$k 3abel 0.4 (istribusi ,rekuensi lama merokok penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Lama Mer$k$k O " 3ahun "E0 P 0 3ahun T$tal &umlah *$ 1# 1" 6# Persentase 89* 6*,* 16,+ "# 1##

(ari tabel 0.4 diatas menunjukkan bah!a dstribusi bah!a responden terbanyak dari lama merokok adalah O" tahun dengan responden sebesar 6*,*5 dengan jumlah responden *$ orang, kemudian diikuti oleh lama merokok

P0tahun sebesar "#5 dengan jumlah responden 1" orang, kemudian diikuti oleh " 0 tahun dengan responden 16,+5 dengan jumlah responden 1" orang. /.2./ &en s R$k$k

"9

3abel 0.0 (istribusi ,rekuensi jenis rokok yang dikonsumsi penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. &en s R$k$k Kilter Kilter dan 1retek 1retek T$tal &umlah 4+ 11 " 6# Persentase 89* +$,* 1$,* *,* 1##

(ari tabel 0.0 diatas menunjukkan jenis rokok yang dikonsumsi bah!a responden terbanyak dari lama merokok adalah menggunakan jenis ,ilter dengan responden sebesar +$,*5 dengan jumlah responden 4+ orang, kemudian diikuti oleh jenis rokok ,ilter dan kretek sebesar 1$,*5 dengan jumlah responden 11 orang, kemudian diikuti oleh jenis rokok kretek dengan responden *,*5 dengan jumlah responden " orang.

/.2.2 !$msums R$k$k Perhar 3abel 0.6 (istribusi ,rekuensi jumlah konsumsi rokok perhari penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Batang:har 14 0 E 14 P 10 T$tal &umlah "9 14 1+ 6# Persentase 89* 4$,* "*,* "$,* 1##

(ari tabel 0.6 diatas menunjukkan rokok yang dikonsumsi bah!a responden terbanyak adalah berjumlah 1 4 batang rokok dengan responden

sebesar 4$,*5 dengan jumlah responden "9 orang, kemudian diikuti oleh jumlah rokok P10 batang dengan jumlah responden 1+ orang, kemudian diikuti oleh

*#

jumlah rokok 0 14 rokok dengan responden "*,*5 dengan jumlah responden 14 orang.

/.2.3 .Per laku Mer$k$k 3abel 0.+ (istribusi ,rekuensi perilaku merokok yang men)angkup lama merokok, jenis rokok, dan jumlah konsumsi rokok dalam perhari penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Per laku Mer$k$k Ringan Cedang -erat T$tal &umlah ** 14 1* 6# Persentase 89* 00 "*,* "1,+ 1##

(ari tabel 0.+ diatas menunjukkan perilaku merokok responden terbanyak perilaku merokok ringan dengan besar responden 005 dengan jumlah responden sebesar ** orang, kemudian diikuti oleh perilaku merokok sedang dengan besar responden "*,*5 dengan jumlah responden 14 orang, kemudian diikuti oleh jumlah perilaku merokok berat dengan besar responden "1,+5 dengan jumlah responden 1* orang.

/.2.7 T ngkat !e4arahan Gingivitis 3abel 0.$ (istribusi ,rekuensi tentang tingkat keparahan gingivitis penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. T ngkat !e4arahan Ringan &umlah 04 Persentase 89* 9#

*1

Cedang T$tal

6 6#

1# 1##

(ari tabel 0.$ diatas menunjukkan tingkat keparahan gingivitis yang terbesar adalah ringan dengan persentase 9#5 dengan jumlah responden 04 orang, kemudian diikuti oleh tingkat keparahan gingivitis sedang dengan presentase 1#5 dengan jumlah responden 6 orang.

/.3 Ta)ulas ' lang Antara Hu)ungan Per laku Mer$k$k Terha-a4 T ngkat !e4arahan ( ng ; t s /.3.1 Hu)ungan Lama Mer$k$k Terha-a4 T ngkat !e4arahan Gingivitis 3abel 0.9 3abulasi silang hubungan lama merokok terhadap tingkat keparahan gingivitis penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Lama Mer$k$k T ngkat !e4arahan ( ng ; t s R ngan 'e-ang *4 4 $ " 1" # 04 6 Persentase 89* R ngan 06,6 1*,* "# $9,99 'e-ang 6,6 *,* # 9,9

O " 3ahun " 0 3ahun P 0 3ahun T$tal

(ari tabel 0.9 diatas menunjukkan hubungan lama merokok terhadap tingkat keparahan gingivitis yang terbesar adalah lama merokok ringan dengan jumlah tingkat keparahan gingivitis ringan sebesar *4 responden dengan persentase sebesar 06,65 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar 4 responden dengan presentase sebesar 6,65 kemudian diikuti oleh perilaku merokok sedang dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar $ responden dengan presentase

*"

sebesar 1*,*5 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar " responden dengan presentase *,*5 kemudian diikuti lagi oleh perilaku merokok berat dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar 1" responden dengan presentase sebesar "#5 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar # responden dengan presentase #5. 3otal dari perilaku merokok terdap tingkat gingivitis sebesar 04 responden dengan presentase $9,95 dan total tingkat gingivitis sedang sebesar 6 responden dengan presentase 1#5.

/.3.2 Hu)ungan &en s R$k$k -engan T ngkat !e4arahan ( ng ; t s 3abel 0.1# 3abulasi silang hubungan jenis rokok terhadap tingkat keparahan gingivitis penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. &en s R$k$k T ngkat !e4arahan ( ng ; t s R ngan 'e-ang 4" 0 11 # 1 1 04 6 Persentase 89* R ngan +# 1$,* 1,6 $9, 9 'e-ang $,* # 1,6 9,9

Kilter Kilter 1retek 1retek T$tal

(ari tabel 0.1# diatas menunjukkan hubungan jenis rokok terhadap tingkat keparahan gingivitis yang terbesar adalah penggunaan jenis rokok ,ilter dengan jumlah tingkat keparahan gingivitis ringan sebesar 4" responden dengan persentase sebesar +#5 dan keparahan tingkat gingivitis sedang sebesar 0 responden dengan presentase sebesar $,*5, kemudian diikuti oleh penggunaan jenis rokok ,ilter kretek dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar 11 responden dengan presentase sebesar 1$,*5 dan tingkat keparahan gingivitis sedang sebesar # responden dengan presentase #5, kemudian diikuti lagi oleh

**

penggunaan jenis rokok kretek dengan jumlah tingkat keparahan gingivitis ringan sebesar 1 responden dengan presentase sebesar 1,65 dan keparahan tingkat gingivitis sedang sebesar 1 responden dengan presentase 1,65. 3otal dari perilaku merokok terdap tingkat gingivitis sebesar 04 responden dengan presentase $9,95 dan total tingkat gingivitis sedang sebesar 6 responden dengan presentase 9,95.

/.3.3 Hu)ungan &umlah !$nsums !e4arahan Gingivitis

R$k$k 4er Har Terha-a4 T ngkat

3abel 0.11 3abulasi silang /ubungan jumlah konsumsi rokok per /ari terhadap tingkat keparahan gingivitis penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. &umlah R$k$k 4er Har 14 0 14 P 10 T$tal T ngkat !e4arahan ( ng ; t s R ngan 'e-ang "6 * 11 * 1+ # 04 6 Persentase 89* R ngan 4*,* 1$,* "$,* $9,9 'e-ang 0 0 # 1#

(ari tabel 0.11 diatas menunjukkan hubungan jumlah rokok terhadap tingkat keparahan gingivitisyang terbesar adalah penggunaan jumlah rokok 1 4 batang perhari gingivitis ringan sebesar "6 responden dengan persentase sebesar 4*,*5 dan keparahan tingkat gingivitis sedang sebesar * responden dengan presentase sebesar 05, kemudian diikuti oleh penggunaan jumlah rokok 4 10 batang per hari dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar 11 responden dengan presentase sebesar 1$,*5 dan tingkat keparahan gingivitis sedang sebesar * responden dengan presentase 05, kemudian diikuti lagi oleh penggunaan jumlah rokok P10 batng perhari dengan jumlah tingkat keparahan gingivitis ringan *4

sebesar 1+ responden dengan presentase sebesar "$,*5 dan keparahan tingkat gingivitis sedang sebesar # responden dengan presentase #5. 3otal dari perilaku merokok terdap tingkat gingivitissebesar 04 responden dengan presentase $9,95 dan total tingkat gingivitissedang sebesar 6 responden dengan presentase 1#5.

/." Hu)ungan Per laku Mer$k$k -engan T ngkat !e4arahan Gingivitis 3abulasi silang hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada remaja digambarkan dalam 3abel 0.4 3abel 0.1" 3abulasi silang hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada remaja Per laku Mer$k$k Ringan Cedang -erat T$tal T ngkat !e4arahan ( ng ; t s R ngan 'e-ang *# 11 1* 04 * * # 6 Persentase 89* R ngan 'e-ang 0# 1$,** "1,66 $9,99 0 0 # 1#

(ari tabel 0.1." diatas menunjukkan hubungan perilaku merokok terharap tingkat keparahan gingivitisyang terbesar adalah perilaku merokok ringan dengan jumlah tingkat keparahan gingivitis ringan sebesar *# responden dengan persentase sebesar 0#5 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar * responden dengan presentase sebesar 05 kemudian diikuti oleh perilaku merokok sedang dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar 11 responden dengan presentase sebesar 1$,**5 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar * responden dengan presentase 05 kemudian diikuti lagi oleh perilaku merokok berat dengan jumlah keparahan gingi)itis ringan sebesar 1* responden dengan presentase sebesar "1,665 dan keparahan gingi)itis sedang sebesar # responden dengan presentase #5. *0

3abel 0.1* /asil uji 1orelasi dengan menggunakan 1olmogoro) Cmirno) Null H%4$thes s 3he distribution o, PerilakuQ merokok is the same a%ross %ategories o, tingkat /yipoyhesis 3est Cummary Test ' g. >ndependent .91* Camples 1olmogro) ECmirno) 3est De, s $n Retain the null hypothesis

Qkeparahan Q=> .symptoti% signi,i%an%es are displayed. .3he signi,i%an%e le)el is.#0. (ari hasil uji korelasi dengan menggunakan uji 1olmogro) Cmirno) antara hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada remaja didapatkan hasil pL #,91* (pP#,#0) yang menunjukan bah!a tidak adanya hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis pada remaja pada penelitian ini.

*6

BAB 6I PEMBAHA'AN

2.1 Per laku Mer$k$k Pen-u-uk Lak .Lak Us a 13.13 Tahun - Dusun Bel m) ng Desa Parerej$ !e,amatan Pur<$-a- !a)u4aten Pasuruan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku merokok terhadap terjadinya gingivitis pada laki laki usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan 6# remaja laki laki sebagai sampel yang didapatkan dengan tehknik total sampling dari populasi $9 remaja laki laki di (usun -elimbing (esa Parerejo. Responden yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan. Cebagian besarkan responden berusia 1+ tahun dan berpendidikan CMP. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengisian kuisioner dengan menggunakan tekhnik !a!an%ara terpimpin dan melakukan pemeriksaan keadaan gingiva dengan menggunakan probe. -erdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku merokok pada remaja laki laki usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing sangat tinggi, hampir semua remaja di (usun -elimbing memiliki perilaku merokok. /al ini dikarenakan dilingkungan (usen -elimbing hamper semua !arga laki laki merokok, sehingga para remaja juga terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Celain itu, juga dipengaruhi dari teman teman sebanyak yang memiliki kebiasaan merokok. /al ini diakibatkan karena remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang men%ari jati dirinya. Remaja sering berusaha memberikan kesan bah!a mereka sudah hamper de!asa

*+

dengan bertingkah laku seperti orang de!asa, yaitu merokok, minum minuman keras, dan menggunakan obat obatan (/urlo%k, 1999). Pre)alensi perokok laki laki paling tinggi pada umur 1* 1+ tahun. /al ini dapatdikaitkan dengan stress yang dialami oleh remaja. Cebuah studi menemukan bah!a bagi kalangan remaja, jumlah rokok yang mereka konsumsi berkaitan dengan stress yang mereka alami.

2.2 ( ng ; t s Pa-a Pen-u-uk Lak .lak Us a 13.13 Tahun - Dusun Bel m) ng= Desa Parerej$= !e,amatan Pur<$-a- = !a)u4aten Pasuruan Cebagaian besar dari penduduk laki laki usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan mengalami gingivitis yaitu pada penderita gingivitis ringan sebesar 9#5 dengan jumlah 04 orang, dan penderita gingivitis sedang sebesar 1#5 dengan jumlah 6 orang. 3anda terjadinya gingivitis sekarang ber!arna merah, bengkak dan mudah berdarah (Manson and @ley, 199*). (alam (aliemunthe ("##$), ,aktor ,aktor etiologi penyakit gingival dapat diklasi,ikasikan dengan berbagai %ara yaitu plak dentalAplak bakteri, kalkulus dental, material alba, Stein dental, dan %ebrisAsisa makanan.

2.3 Hu)ungan Per laku Mer$k$k-engan ( ng ; t s Pa-a Pen-u-uk Lak . Lak Us a 13.13 - Dusun Bel m) ng= Desa Parerej$= !e,amatan Pur<$sar = !a)u4aten Pasuruan Pengambilan data melalui !a!an%ara dan pemeriksaan indeks gingiva se%ara klinis dilakukan di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi

*$

1abupaten Pasuruan sejak tanggal 1+ "# Kebruari "#14 terhadap $9 laki laki remaja baik merokok maupun tidak merokok. (ari hasil penelitian ini diketahi bah!a ri!ayat merokok tidak berhubungan dengan keradangan gingiva. /al ini sesuai pada penelitian lain yang dilakukan oleh Preber dan -ergstrom menyatakan bah!a perokok memiliki tanda tanda keradangan gingival yang lebih sedikit daripada bukan perokok. -erbagai hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bah!a perokok memiliki kehilangan tulang, peningkatan kedalaman poket, dan peningkatan pembentukan kalkulus yang lebih banyak, tetapi mereka memiliki keradangan gingiva yang sama. -erdasarkan jenis rokok yang dihisap, hasil analisa statistik menunjukkan bah!a jenis rokok yang dihisap tidak berhubungan dengan keradangan gingiva. /al ini sesuai dengan penelitian Bud!i%k dan Massler (190") yang menemukan bah!a tidak terdapat hubungan bermakna antara keradangan gingiva dengan jumlah rokok yang dikonsumsi. Penelitian ini juga mempelihatkan bah!a lamanya merokok tidak berhubungan dengan keradangan gingiva. Cedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh =loria ?alsina, Dose Da)ier @%he)erria ("##") diketahui bah!a penyakit periodontal pada perokok yang merokok selama lebih dari 1# tahun meningkatkan se%ara signi,ikan. Perbedann hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan karena penyakit periodontal merupakan penyakit multi,aktorial sehingga banyak ,aktor yang mempengaruhi, antara lain ,aktor usia, perilaku, sistemik dan genetik.

*9

BAB 6II !E'IMPULAN DAN 'ARAN 3.1 !es m4ulan /asil penelitian mengenai hubungan perilaku merkok dengan gingivitis pada laki laki remaja usia 1* 1+ tahun di (usun -elimbing (esa Parerejo 1e%amatan Pur!odadi 1abupaten Pasuruan pada tanggal "# Kebruari "#14 dapat disimpulkan sebagai berikut 7 1. Perilaku merokok tidak berhubungan dengan gingivitis. ". Ri!ayat merokok, jenis rokok, banyaknya rokok yang dihisap dan lamanya merokok tidak berhubungan dengan gingivitis. 3.2 'aran 1. -agi >nstitusi 3erkait di -idang 1esehatan (iharapkan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang akibat merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut serta meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di dusun -limbing desa Parerejo ke%amatan Pur!odadi kabupaten Pasuruan. ". -agi institusi terkait di -idang Pembinaan Remaja (iharapkan ikut serta dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya merokokok terhadap kesehatan untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahiaya merokok, baik untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan. *. -agi Peneliti (iharapkan bagi peneliti dapat melanjutkan penelitian yang lebih dalam tentang hubungan perilaku merokok terhadap tingkat keparahan gingi)itis.

4#

41

Anda mungkin juga menyukai