Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN RESIKO DAN ASPEK LEGAL

PERAWATAN ORTODONTIK
IKMAL HAFIZI
18/435309/PKG/1271
PENDAHULUAN

 Saat pasien tidak memahami kebutuhan terapi, terapi yang ditawarkan pada keluarga
akan menimbulkan konflik. Pada keadaan ini terjadi perbedaan pandangan antara
pasien dan keluarga serta klinisi. Klinisi harus bertindak dengan dasar bukti, bukan
hanya pengalaman.
 Klinisi sering berhadapan dengan hal-hal kompleks seperti hak individu, kepedulian
keluarga, pertimbangan komunitas dan keamanan. Klinisi juga harus memahami
kesenjangan pengetahuan tentang perilaku manusia dan penyakit mental dimana
semakin mempersulit penentuan keputusan.
 Perawatan ortodontik, tidak lepas dari kemungkinan adanya resiko malpraktek dan
adanya gugatan yang dilakukan oleh pasien
PENDAHULUAN

Masing masing tahap memiliki


celah timbulnya suatu
MANAJEMEN permasalahan yang dapat
RESIKO dijadikan gugatan oleh pasien
terhadap ortodontis.

Meningkatkan kesadaran Manajemen resiko pada


klinisi terhadap potensi tiap tahap PERAWATAN
masalah yang mungkin perlu menjadi perhatian
timbul tiap ortodontis
PENDAHULUAN

 Hubungan pasien dan ortodontis dapat diklasifikasikan dalam


tiga periode waktu atau tiga tahap yaitu pada tahap pretreatment,
active treatment dan post treatment
 Manajemen resiko pada tiap tahap ini perlu menjadi perhatian
tiap ortodontis karena masing masing tahap memiliki celah
timbulnya suatu permasalahan yang dapat dijadikan gugatan oleh
pasien terhadap ortodontis
PENILAIAN RESIKO KLINIS

 Tidak ada rumus pasti untuk mengukur resiko


 Penilaian resiko berdasarkan informasi yang diberikan oleh pasien dan
ringkasan riwayat resiko
 Penilaian resiko yang benar menggunakan informasi dari berbagai sumber
untuk menentukan gambaran resiko yang ada dengan jelas dan akurat
 Pembuktian informasi dari berbagai sumber membuat klinisi lebih percaya
diri dengan akurasi faktual informasi tersebut.
KEBUTUHAN UNTUK PROGRAM PEMBERHENTIAN TERSTRUKTUR
 Adanya pergerakan gigi yang kecil sering terjadi karena pemakaian retainer yang kurang optimal
 Hal ini menjadi alasan bagi pasien jika kondisi gigi mereka menyimpang dari ideal untuk datang kembali
 Pasien merasa ini merupakan tanggung jawab ortodontis yang merawatnya
 Program retensi terstruktur juga penting untuk sebuah praktek kedokteran gigi
 Setiap praktisi harus memilih program berdasarkan kebutuhan individu pasien. Pada saat akhir perawatan,
ortodontis harus melakukan evaluasi dengan teliti terhadap hasil perawatan, termasuk jika terdapat suatu masalah
akibat perawatan. Membahas hal tersebut dengan pasien serta memberikan rekomendasi perawatan setelah
perawatan aktif
 Semua prosedur dilakukan pencatatan dalam daftar rekam medis pasien dan pencatatan ini disalin dan dikirimkan
ke pasien atau orang tua pasien.
 Tujuan dari tindakan ini adalah, menunjukkan bahwa praktisi bertangungjawab dalam melaksanakan
perawatan serta permasalahan yang mungkin timbul. Jika terjadi kesalahan akibat perawatan yang
dilakukan, hal ini juga perlu disampaikan terhadap pasien atau orang tua pasien meskipun dapat
memicu kemungkinan timbulnya gugatan.
BRAKET KERAMIK
 Semakin banyak pasien yang menginginkan perawatan dengan braket keramik
 Kasus berikut menggambarkan masalah yang terjadi berkaitan dengan penggunaan braket keramik
 Rencana perawatan sebagai berikut: "mengatur gigi anteriors, menutup spasing, dan meretraksi gigi seri rahang atas.
 14 bulan kemudian Perawatan tidak memberikan banyak perubahan.
 Ortodontis kemudian berniat untuk memindahkan posisi braket keramik, sayangnya beberapa gigi dan sebuah mahkota
poselain rusak pada proses ini. Bahkan terdapat kerusakan email yang mencapai daerah dentin dengan segmen fraktur
berdiameter 2 dan 3 mm. pada daerah lain terdapat fragmen braket keramik yang masih menempel pada email, segmen
ini diihilangkan dengan menggunakan bur diamond dengan kecepatan tinggi sehingga menimbulkan iritasi pulpa. Abrasi
email juga terjadi pada beberapa gigi. Pasien melakukan gugatan
 Pada kasus diatas, ortodontis mengatakan bahwa gigi yang fraktur tersebut telah retak sebelumnya karena trauma
sehingga kondisi gigi sangat lemah. Sayangnya tidak ada dokumentasi tentang hal tersebut dan pasien tidak disampaikan
tentang kondisi tersebut.
Wanita gigi depan rahang
Ingin pasang braket
30 th atas berjejal dan
keramik
rotasi

Rencana perawatan:
"mengatur gigi2 anterior,
menutup spasing, dan meretraksi
gigi seri rahang atas”

Ortodontis berniat Tidak ada


memindahkan posisi perubahan
braket keramik. Namun…
• Beberapa gigi dan sebuah mahkota poselain rusak
• Kerusakan email yang mencapai daerah dentin dengan segmen fraktur berdiameter 2 dan 3 cm
• terdapat fragmen braket keramik yang masih menempel pada email, diihilangkan dengan
menggunakan bur diamond dengan kecepatan tinggi menimbulkan iritasi pulpa
• Abrasi email juga terjadi pada beberapa gigi
• Pasien kemudian dilakukan perawatan untuk pembuatan mahkota porcelain baru, perawatan
endodontik serta diminta untuk melakukan pembayaran atas seluruh perawatan.

Pasien kemudian meminta nasihat hukum karena merasa telah terjadi


malpraktek untuk melakukan gugatan pada ortodontis.

PELAJARI RIWAYAT KESEHATAN PASIEN, PEMERIKSAAN KLINIS YANG CERMAT, CANTUMKAN


DALAM INFORMED CONCENT!
PERAWATAN ORTODONTIK DAN PENAMPILAN WAJAH
 Banyak prosedur yang dilakukan oleh ortodontis terhadap pasien yang
dapat mengubah penampilan wajah.
 Perubahan wajah setelah perawatan ortodontik termasuk pada
pemakaian alat fungsional, pencabutan dan perawatan bedah.
 Pada kebanyakan kasus, pasien sangat senang, sering menginginkan
perubahan ini ketika awal menjalani perawatan Namun, ada beberapa
daerah yang menjadi perhatian mengenai modifikasi penampilan wajah,
yang tidak disenangi pasien sehingga kadang-kadang menimbulkan
gugatan.
PERAWATAN ORTODONTIK DAN PENAMPILAN WAJAH

 Kasus pasien 20 tahun yang menjalani hampir 4 tahun perawatan alat


ortodontik
disertai dengan ekstraksi empat gigi premolar pertama.
 Sebelum inisiasi dari perawatan ortodontik, riwayat lengkap atas kondisi
medis dan gigi catatan diagnostik, termasuk cephalometri dan panoramik,
foto intraoral dan ekstraoral, studi model, dan pemeriksaan klinis serta
cephalometri lateral
PERAWATAN ORTODONTIK DAN PENAMPILAN WAJAH

 Perawatan awalnya direncanakan untuk 20 bulan, hal itu berlangsung


selama hampir 4 tahun. Pasien menuduh bahwa ini perawatan
diperpanjang, banyak dengan terapi elastis, memberikan kontribusi
terhadap profil cekung yang ia memiliki sekarang
 Pasien menganggap tindakan ekstraksi tidak perlukan dan menjadi
penyebab lain dari perkembangan ketidakharmonisan wajahnya
PERAWATAN ORTODONTIK DAN PENAMPILAN WAJAH

 Dalam pengadilan, para juri mendukung terdakwa / ortodontis. Sebuah


survei dari beberapa juri mengungkapkan banyak informasi yang berguna.
juri melihat, perubahan wajah akibat perawatan ortodontik yang terjadi
sangat sedikit. Mereka membuat evaluasi ini dari yang sangat baik pada
foto sebelum dan setelah perawatan, dan dari penelusuran sefalometri
lateral
 Perubahan wajah merupakan suatu perkiraan bukanlah perubahan yang
mutlak. Sehingga harapan pasien dapat terkontrol terhadap tindakan
perawatan,
PASIEN YANG MEMERLUKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
 Praktisi harus berhati hati dalam melakukan screening, perawatan dan
prosedur tindak lanjut terhadap pasien dengan kondisi tertentu yang
membutuhkan antibiotika profilaksis.
 Pada kasus pertama menggambarkan kondisi saat praktisi gagal dalam
melakukan anamnesa berkaitan dengan riwayat kesehatan umum pasien.
Pasien lahir dengan cacat jantung. Cacat ini telah dikoreksi dengan
operasi. Setelah operasi, pasien hidup normal., tidak ada masalah sejak
operasi berhasil
 Riwayat kesehatan praktisi tidak secara khusus menyebutkan daerah ini
Perlu
memperhatikan
PASIEN YANG MEMERLUKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS standar
prosedur

 Beberapa hari setelah kunjungan itu ia jatuh sakit dan situasi semakin
memburuk. Beberapa hari kemudian, ia ambruk di tempat kerja dan
dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu
Juri menemukan praktisi lalai dalam membuat riwayat kesehatan umum pasien
yang merupakan hal yang wajib ditanyakan untuk memenuhi prosedur standar
perawatan. Selain itu, juri menemukan kesalahan dengan perawatan postappointment
praktisi serta fakta bahwa form untuk pencatatan riwayat umum/rekam medis belum
direvisi selama 11 tahun, dan ini tampaknya menjadi faktor signifikan dalam keputusan
mereka untuk menuntut lebih dari $ 700.000
DAFTAR PREFINISHING
 Beberapa ortodontis akan berpendapat bahwa keputusan untuk
melepas alat ortodontik dan memulai fase retensi adalah salah
satu yang penting
 Ini adalah puncak dari keseluruhan perawatan, diagnosis, rencana
perawatan, informed consent, setelah 2 tahun perawatan atau
lebih
 Hanya sebagian kecil dari ortodontis yang melakukan evaluasi
pada akhir perawatan
DAFTAR PREFINISHING
 Evaluasi pada akhir perawatan
 Tujuan:
 Untuk meningkatkan kredibilitas ortodontis sebagai seorang praktisi yang
berdedikasi, teliti, dan peduli;
 Untuk memperkuat partisipasi pasien atau orang tua dalam perawatan,
 Untuk menyediakan alat yang sangat baik bagi ortodontik dalam memperkuat
manfaat dari perawatan termasuk perbaikan estetika; dan
 Untuk mengalihkan sebagian tanggung jawab dalam mengambil keputusan untuk
menyelesaikan perawatan untuk pasien atau orang tua pasien.
MELINDUNGI ASET PRIBADI ANDA

 Aset pribadi yang dimiliki seorang ortodontis dapat terancam karena


kasus malpraktek maupun kasus lain yang tidak ada hubungan dengan
profesi sebagai ortodontis dan tuntutan dapat datang tidak hanya satu
kali dalam setahun
 Harus berhati-hati melakukan peninjauan bersama dengan penasihat
bisnis, perumahan dan pajak yang kompeten atau dikoordinasikan dengan
pengacara pribadi agar dapat mengurangi potensi risiko ke tingkat aset
keluarga pribadi yang dimiliki dan aset yang perlukan dimasa depan dapat
dilindungi secara memadai
PRAKTEK DENGAN DIAGNOSIS PERSETUJUAN MEDIS YANG
SANGAT BAIK DAN PEMELIHARAAN DOKUMENTASI
Penggugat, wanita 40 tahun, disajikan untuk evaluasi ortodontik
dengan Kelas II divisi 2, rahang bawah retrognasi, rahang atas
crowding dan rotasi. Tidak ada riwayat dari disfungsi TMJ, tidak pula
terdapat tanda atau gejala yang ditemukan pada pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan ortodontik menyeluruh dilakukan
Serangkaian lengkap catatan diagnostik telah disiapkan dan
dianalisa. Keterangan rekomendasi untuk perawatan primer dan
rencana perawatan alternatif diebutkan serta komplikasi pada
masing-masing rencana perawatan tersebut
PRAKTEK DENGAN DIAGNOSIS PERSETUJUAN MEDIS YANG
SANGAT BAIK DAN PEMELIHARAAN DOKUMENTASI
Penggugat memilih perawatan alternatif sehingga rencana dan perawatan
ortodontik dimulai. Selama fase terakhir dari perawatan ortodontik,
pasien mengalami nyeri myofacial dan tanda dan gejala disfungsi TMJ
Penggugat menuduh bahwa terdakwa ortodontis adalah lalai karena gagal
membuat diagnosis yang tepat, gagal menginformasikan potensi komplikasi,
dan gagal untuk memberikan perawatan yang tepat
Sistem dokumentasi yang sangat baik, termasuk rekam medis dan gigi,
pemeriksaan klinis lengkap, diagnosis dan protokol rencana perawatan,dan
informed consent menjadi pertimbangan juri sehingga praktisi terbebas dari
tuduhan
DILEMA DIAGNOSIS Pemeriksaan klinis
menyeluruh dibuat
termasuk sendi
Wanita rahang dan
Maloklusi kelas I pemeriksaan
24 th skeletal dan dental periodontal; hasil
keduanya negatif
Rencana perawatan disiapkan
untuk mengatasi keluhan utama
pasien yaitu crowding anterior
bawah dan rotasi, rahang atas
Setelah beberapa bulan protusif dan rotasi overlap pada
Dilakukan Pasien mulai gigi insisif
reposisi rahang menunjukkan maloklusi
dengan klas II dengan gigitan gigi
pembedahan terbuka
DILEMA DIAGNOSIS

 Segera setelah itu, pasien berkonsultasi dengan pengacara dan melakukan


gugatan yang menyatakan kegagalan dalam mendiagnosa dan
merencanakan perawatan untuk masalah pasien
 Untuk itu pada praktek informed consent harus dimodifikasi untuk
menyediakan adanya identifikasi berikut masalah tambahan yang mungkin
timbul
MELAKUKAN AUDIT MANAJEMEN RISIKO DALAM PRAKTEK
 Hal ini dilakukan untuk menghindari atau menghilangkan kerugian yang datang dari gugatan
pasien serta menjaga keberlangsungan praktek
 Audit ini dapat dilakukan sendiri atau diserahkan pada lembaga audit yang professional dan
independen
 Jika prosedur audit dilakukan oleh konsultan independen maka:
 Perlu dilakukan pembuatan kuesioner yang dilaporan menunjukkan area interaksi antara dokter, staf, pasien
dan orang tua pasien yang merupakan sumber potensial terjadinya resiko
 Dilakukan audit pada daftar isian yang dilakukan di kantor, material handout, korespondensi ke dan dari
dokter terkait dan korespondensi ke dan dari pasien atau orang tua pasien
 Auditor harus meninjau charting sistem perawatan, sistem catatan dan prosedur, dan protokol evaluasi
kemajuan
 Akhirnya, auditor harus menunjukkan sebuah jadwal implementasi dan jadwal pemeriksaan update reguler
MENGEMBANGKAN PROTOKOL UNTUK PASIEN DEWASA

 Peningkatan jumlah pasien dewasa yang mencari perawatan ortodontik, membuat


orthodontist juga dihadapkan pada gugatan karena kegagalan dalam memberikan
kebutuhan khusus pada pasien ini
Tuduhan yang paling sering adalah kegagalan untuk mendiagnosa penyakit periodontal
dan kegagalan untuk merujuk pasien ortodontik untuk pengobatan periodontal
secara tepat waktu. Konsekuensi dari kegagalan tersebut biasanya kebutuhan untuk
operasi periodontal yang luas, kehilangan gigi, dan kebutuhan untuk gigi tiruan

Untuk menghindari dapat dicegah dengan melakukan


protokol spesifik. Protokol-protokol mencakup evaluasi
awal status periodontal dan evaluasi ulang secara periodik.
KESIMPULAN

 Manajemen resiko dalam praktek ortodontik dilakukan untuk mengatasi berbagai


resiko yang mungkin muncul
 Gugatan yang diajukan oleh pasien karena ketidak puasan terhadap perawatan
ortodontik ataupun kesalahan yang memang dilakukan oleh ortodontis itu sendiri
 Kasus diatas menjadi pelajaran bagi ortodontis dalam melakukan praktek ortodontik
agar menghindari hal hal yang berpotensi timbulnya malpraktek serta gugatan yang
dilayangkan oleh pasien
 Tiga hal utama dalam manajemen resiko yaitu informed concent, dokumentasi yang
lengkap pada pretreatment, active treatment dan posttreatment serta membangun
komunikasi yang baik dengan pasien

Anda mungkin juga menyukai