Anda di halaman 1dari 6

1

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANO


PADA PERENDAMAN TEH HITAM DAN KOPI

ROUGHNESS DIFFERENCES IN SURFACE OF NANO COMPOSITE


RESIN IN BLACK TEA AND COFFEE IMMERSION

Afrida Nurmalasari

Abstrak
Info Artikel Latar belakang: Resin komposit nano adalah bahan restorasi yang memiliki
filler berukuran sangat kecil, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, tahan
Sejarah Artikel : abrasi dan menurunkan kekasaran permukaan. Resin komposit nano bersifat
Diterima 13 Januari 2015 porus dan menyerap cairan seperti kopi dan teh hitam. Kopi dan teh hitam
Disetujui 5 Februari adalah jenis minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan
2015 memiliki kandungan asam. Tujuan: Menganalis perbedaan kekasaran
Dipublikasikan 26 Juni permukaan resin komposit nano pada perendaman teh hitam dan kopi. Metode:
2015 Jenis penelitian yang dilakukan adalah experimental Laboratoris dengan
rancangan penelitian post test only control group design. Sampel penelitian
Keywords : berupa balok persegi berukuran 5 mm x 5 mm dan ketebalan 2 mm. Kelompok
1 adalah 5 sampel komposit nano direndam dalam seduhan teh hitam.
Nano composite resin,
Kelompok 2 adalah 5 sampel komposit nano direndam dalam seduhan kopi dan
roughness of surface,
kelompok 3 adalah 5 sampel komposit nano direndam dalam aquades masing-
cofee, black tea
masing dilakukan selama 24 jam/hari selama 7 hari. Kekasaran permukaan
diukur surface roughness tester dan hasilnya dilakukan uji statistik one way
anova. Hasil: Uji Anova menunjukkan nilai p=0,00 berarti terdapat perbedaan
bermakna, hasil uji LSD terdapat perbedaan bermakna antar kelompok
penelitian.Simpulan dan saran: Terdapat perbedaan kekasaran permukaan
resin komposit pada perendaman teh hitam dan kopi. Kekasaran permukaan
resin komposit nano yang direndam pada kopi lebih tinggi dari pada teh hitam.

Abstract
Background: Nano composite resin has micro and smooth filler materials,
capable to improve physical properties, particularly abrasion resistance and
decrease surface roughness. However, nano composite resin materials has
porosity and can absorbs liquid such as coffee and black tea.Objectives: The
aim of this study is to determine the differences surface roughness of nano
composite resin in coffee and black tea submersion. Methods: There are 15
samples in this study, was divided into 3 groups. The first group, contained 5
samples was submersed in coffee liquid, the second group contain 5 samples
was submersed in black tea liquid and the third group contain 5 samples was
submersed in aquades as control subject. Each one of them was submersed
within 7 days. Surface roughness was measured by Surface Roughness Tester
and analysed using One Way Anova. Results: Analysis results show that coffee
and black tea affect surface roughness of nano composite resin. Conclusion
and Suggestion: There is significant differences in surface roughness of nano
composite resin because of coffee and black tea submersion. Surface roughness
of nano composite resin which submersed in coffee is higher than submersed in
black tea.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


Korespondensi :
1
Staf pengajar Bagian Biomaterial FKG Institut Ilmu Kesehaan Bhakti Wiyata Kediri. E-mail: Idaiik@yahoo.com
2

Afrida Nurmalasari | Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

PENDAHULUAN dan zat tannin(C76H52O46), yang merupakan


Bidang kedokteran gigi bahan zat warna (kehitaman) pada kopi serta
restorasi yang saat ini banyak digunakan memiliki pH dengan kisaran 4 – 6,5. Pada pH
adalah resin komposit. Hal ini berhubungan rendah maka dapat meningkatkan erosi pada
dengan estetik yang didapatkan dari restorasi polimer, sehingga terjadi kekasaran
resin komposit tersebut1. Material pengisi 6.
permukaan Kekasaran pada permukaan
resin komposit dengan ukuran kecil dan meningkatkan luas permukaan dan luas
halus, kurang dari 1 µm akan memperbaiki bidang penyerapan, sehingga daya absorbsi
sifat fisik terutama daya tahan terhadap abrasi terhadap air meningkat8. Tujuan dari
dan dapat mengurangi kekasaran permukaan penelitian ini adalah untuk mengetahui
resin komposit.2 Pemanfaatan teknologi nano perbedaan kekasaran permukaan resin
pada partikel pengisi komposit, diharapkan komposit nano pada perendaman teh hitam
dapat meningkatkan properti komposit, dan kopi.
karena komposit nano mengkombinasikan
properti kekuatan dan kualitas estetik3. METODE PENELITIAN
Distribusi filler-matriks resin komposit ini Jenis penelitian yang dilakukan
sangat rapat karena ukuran fillernya sangat adalah penelitian Experimental Laboratoris
kecil yaitu kombinasi dari partikel ukuran dengan rancangan penelitian Post Test Only
nano, dan formulasi nanocluster dapat Control Group Design. Sampel penelitian
mengisi celah ruang kosong antara filler dan berupa balok persegi dengan ukuran 5 mm x 5
matriksnya, sehingga mengurangi celah antar mm dan ketebalan 2 mm. Kelompok 1 adalah
partikel. Matriks resin ini berbentuk glasslike 5 sampel komposit nano direndam dalam
dengan struktur yang tidak berbentuk seduhan teh hitam untuk 24 jam/hari selama 7
(amorphous), brittle, rentan terhadap fraktur, hari. Kelompok 2 adalah 5 sampel komposit
mudah mengalami degradasi pada nano direndam dalam seduhan kopi untuk 24
4
permukaannya . jam/hari selama 7 hari dan kelompok 3 adalah
Teh hitam merupakan minuman 5 sampel komposit nano direndam dalam
dengan zat warna yang memiliki komponen aquadest untuk 24 jam/hari selama 7 hari.
bioaktif yaitu flavonoid, flavonoid merupakan Model spesimen resin komposit nano
golongan polifenol, memiliki kandungan dibuat sebanyak 15 spesimen dari master
theaflavins (C29H24O12), dan merupakan jenis cetakan fiberglass, dengan ukuran 5 mm x 5
dari thearubigens, yang apabila air seduhan mm, dan tebal 2 mm. Resin komposit
teh pH-nya lebih dari 7 akan mengakibatkan diletakkan dilapisan tengah dari master
autooksidasi, sehingga menghasilkan warna cetakan pada bagian lubangnya. Master
seduhan yang gelap. Pada pH yang basa cetakan lapisan dasar dilapisi matriks seluloid
jumlah partikel ion kalsium (Ca) akan lebih strip ukuran 1 x 1 cm, kemudian lapisan
sedikit terlepas dibanding dengan pH asam, tengah ditaruh diatasnya, dan bagian lubang
sehingga tingkat kelarutan bahan restorasi diisi resin komposit nano dengan plastic
lebih kecil, dengan terlepasnya ikatan filling instrument. Resin komposit nano
partikel–partikel bahan restorasi, akan ditekan dan dipadatkan hingga memenuhi
menyebabkan kekasaran permukaan5. lubang dengan kondensor. Setelah lubang
Kopi terkandung asam klorogenat terisi penuh, dilapisi matriks seluloid strip
(C16H18O9), yang termasuk senyawa polifenol dan ditutup dengan fiberglass lapisan atas,

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


3

Afrida Nurmalasari | Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

dan bahan restorasi diberi penyinaran selama sampel yang diukur. Posisi sampel melintang
40 detik, dengan menggunakan alat light dengan arah pergerakan jarum pengukur
curing unit (panjang gelombang 470 nm). sejajar dengan lebar sampel. Untuk
Penyinaran dilakukan dengan arah mengontrol apakah jarum pengukur sudah
tegak lurus dengan permukaan sampel menyentuh dengan benar atau terlalu
berjarak 2 – 3 mm, lalu sampel disimpan menekan, dapat dilihat pada layar monitor.
dalam inkubator dengan suhu ± 25°C selama Apabila tombol start dinyalakan, alat
24 jam. Setelah 24 jam, sampel dikeluarkan akan bergerak dengan kecepatan 1mm/detik.
dari cetakan dan kelebihan bahan sampel Setelah pengukuran selesai, layar monitor
yang ada dihilangkan menggunakan scalpel. akan menampilkan data-data tentang
Sampel dibuat sebanyak 15 buah dan dibagi kekasaran permukaan sampel yaitu Rz, yang
sesuai kelompok percobaan yang telah menunjukkan rata-rata arimatik lima
dijelaskan sebelumnya. Kemudian dilakukan perbedaan ujung puncak tertinggi dan ujung
perendaman sampel pada larutan teh hitam puncak terendah bentukan kekasaran,
dan kopi keesokan harinya dengan waktu terhadap panjang permukaan yang diukur
perendaman 24 jam selama 7 hari. dalam satuan micron. Semakin kecil nilai Rz
Pembuatan larutan teh hitam dengan yang didapat menunjukkan kekasaran
mencelupkan 5 bungkus teh celup setara permukaan yang semakin rendah, dan
dengan 10 gram ke dalam 500 ml air panas sebaliknya semakin besar nilai Rz yang
dengan 100˚C, dan didiamkan selama 5 didapat menunjukkan kekasaran permukaan
menit. Dilakukan penyaringan agar partikel yang semakin tinggi.
yang dihasilkan sama. Pembuatan larutan Grafik Rz yang diambil perhitungan
kopi dengan melarutkan 10 gram bubuk kopi harus memiliki pola beraturan (menunjukkan
dalam 500 ml air panas (100˚C) diamkan permukaan yang datar). Kekasaran
selama 5 menit, kemudian dilakukan permukaan rata-rata (Rz) didapatkan dengan
penyaringan agar partikel yang dihasilkan cara membagi hasil pengukuran menjadi lima
sama9. bagian, kemudian masing-masing bagian
Cara perendaman sampel komposit dicari ujung puncak tertinggi dan ujung
nano dalam larutan teh hitam dan kopi dengan puncak terendah bentukan kekasaran (Z)
Sampel bahan yang telah dipersiapkan terhadap permukaan, kemudian kita kalikan
kemudian direndam dalam aquadest selama dengan kalibrasinya, lalu hasilnya dihitung
24 jam, dengan suhu ± 25°C untuk rehidrasi, dengan rumus. Rumus perhitungan kekasaran
dan penyelesaian akhir proses polimerisasi. permukaan :
Perendaman sampel dilakukan sampai seluruh Rz = Rz1+Rz2+Rz3+Rz4+Rz5
bagian sampel tercelup dalam larutan selama 5
24 jam, yang dilakukan selama 7 hari pada Keterangan:
media larutan pencelup. Rz= Kekasaran permukaan
Pengukuran kekasaran permukaan Z = Jumlah puncak tertinggi dan puncak
dengan permukaan sampel yang datar diukur terendah
kekasarannya,dengan menggunakan surface Data yang didapat dikumpulkan dan
roughness tester,dengan pembesaran 100x ditabulasi berdasarkan setiap kelompok,
dan jangkauan 2 mm. Sampel diletakkan pada kemudian di analisis. Dilakukan uji
meja alat pengukur sampai jarum pengukur normalitas dan homogenitas dilanjutkan
dapat bergerak bebas menyentuh permukaan menggunakan One way ANOVA, untuk

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


4

Afrida Nurmalasari | Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

melihat perbedaan bermakna secara Uji HSD menunjukkan rerata


keseluruhan dari kelompok sampel, dan kekasaran berbeda bermakna pada sampel
dilanjutkan dengan uji High Significant resin komposit nano antara aquadest, teh
Different (HSD) untuk mengetahui perbedaan hitam, dan kopi. Hal ini dapat dilihat dari
setiap kelompok. probabilitas kelompok tersebut, yang secara
keseluruhan nilai probabilitasnya lebih kecil
HASIL PENELITIAN dari 0,05 (p<0,05) (tabel 3).
Hasil penelitian kekasaran permukaan Tabel 3. Uji HSD perbedaan kekasaran
resin komposit nano pada perendaman teh permukaan
hitam dan kopi, didapatkan hasil seperti pada
Resin komposit
tabel 1 di bawah ini. Teh hitam Kopi
nano
Tabel 1. Rerata dan standard deviasi
Kontrol 0,82400* 1,73000*
perbedaan kekasaran permukaan resin
Teh hitam - 0,90600*
komposit(dalam µm)
Kopi - -
Kelompok N Rerata Standard Keterangan: (*) menunjukkan adanya
(x) Deviasi (SD) perbedaan yang bermakna
Aquades 5 2,67 0,46
Teh hitam 5 3,50 0,20 PEMBAHASAN
Kopi 5 4,40 0,34 Penelitian ini, lama perendaman pada
masing-masing kelompok adalah 7 hari. Lama
Sebelum dilakukan uji beda antar perendaman ini ditentukan berdasarkan
kelompok pengukuran kekasaran permukaan, asumsi apabila seseorang setiap kali minum
terlebih dahulu masing-masing kelompok membutuhkan waktu sekitar 15 menit, maka
pengukuran di uji distribusi datanya, dengan perendaman selama 7 hari setara dengan (7 x
menggunakan uji statistik Kolmogorov 24 jam x 60 menit) dibagi 15 menit perhari =
Smirnov Test dan homogenitas variansnya 672 hari, sekitar 2 tahun pemakaian bahan
dengan uji statistik Levene Test.Dilanjutkan restorasi di dalam rongga mulut10
dengan uji One-way ANOVA, kemudian Sebelum diberikan perlakuan pada
dilanjutkan dengan uji HSD. Analisis data masing-masing kelompok, semua sampel
dengan One-way ANOVA, memperlihatkan direndam terlebih dahulu dalam aquades
bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan selama 1 x 24 jam. Resin komposit nano
yang bermakna pada masing-masing menyerap suatu cairan sampai jenuh adalah 1
kelompok perlakuan (p<0,05). Hasil analisis x 24 jam. Untuk mencapai tingkat kejenuhan
data dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. yang maksimal, semua sampel direndam
dalam aquades selama 1 x 24 jam, sehingga
Tabel 2. Hasil uji One-way ANOVA
keadaannya di asumsikan sama dengan
Df Mean F Sig. kondisi tumpatan dalam rongga mulut.
Antar Sedangkan pemakaian inkubator 37ºC,
2 3,744
kelompok bertujuan agar suhu seduhan tetap konstan,
29,506 0,000
Dalam
1 0,127 dan disesuaikan dengan suhu yang dapat
kelompok
Total 14 diterima oleh rongga mulut11
Hasil Uji One-way ANOVA (Tabel
2), dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


5

Afrida Nurmalasari | Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit .….


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

yang bermakna perendaman resin komposit sehingga dapat menyebabkan kekasaran


nano pada teh hitam dan kopi terhadap permukaan resin komposit12,13
kekasaran permukaan (p<0,05). Hasil ini Resin komposit nano yang direndam
menunjukkan bahwa ada perbedaan kekasaran pada teh hitam didapatkan rerata kekasaran
permukaan resin komposit nano pada permukaan yang lebih kecil dibandingkan
perendaman teh hitam dan kopi. Hasil Uji dengan kopi, karena pH teh hitam lebih tinggi
HSD (Tabel 3), menunjukkan rerata dan kandungan polifenol didalam teh hitam
kekasaran berbeda bermakna antar kelompok tidak memiliki struktur polar. Hal ini
aquades, teh hitam, dan kopi. Perbedaan yang menyebabkan ikatan kimia fisiknya kurang
ditimbulkan dari perendaman pada kopi, kuat, dan ion hidrogen H+ yang dilepaskan
berupa permukaan yang lebih kasar lebih sedikit, maka bahan matriks yang
dibandingkan yang direndam pada teh hitam. terkikis karena mengalami degradasi juga
Perendaman resin komposit nano dalam lebih sedikit, sehingga kekasaran permukaan
seduhan teh hitam dan kopi terhadap resin komposit yang dihasilkan juga lebih
kekasaran permukaan, menunjukkan bahwa rendah.
resin komposit nano yang direndam dalam
kopi memiliki kekasaran permukaan yang SIMPULAN
lebih tinggi daripada yang direndam di dalam Terdapat perbedaan pada kekasaran
teh hitam. Kekasaran permukaan yang lebih permukaan pada bahan komposit nano, dalam
tinggi, terjadi setelah direndam dalam perendaman teh hitam dan kopi. Kekasaran
seduhan kopi. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan yang terjadi pada bahan resin
kopi dapat meningkatkan kekasaran komposit nano yang direndam dalam kopi
permukaan resin komposit nano. Kekasaran lebih tinggi, dibandingkan pada bahan resin
permukaan yang tinggi dipengaruhi oleh komposit nano yang direndam pada teh hitam.
kandungan pH yang lebih rendah dalam
seduhan kopi dibandingkan dalam seduhan SARAN
teh hitam. Hal ini menunjukkan bahwa Penelitian selanjutnya diharapkan
semakin rendah pHnya, maka semakin dapat membandingkan dengan minuman
meningkat pula kekasaran permukaan resin bersoda karena dapat menyebabkan abrasi
komposit nano. dan menurunkan kekerasan poermukaan.
Kekasaran yang disebabkan oleh kopi
terjadi karena kandungan asam klorogenat REFERENSI
maupun Theaflavin, yang merupakan 1. Chan, W. D., Yang, L., Wan, W., dan
senyawa polifenol yang bersifat asam dan Rizkalla, A.S. 2006. Fluoride release
memiliki struktur molekul kimia dengan from dental cements and composites: A
kelebihan ion H+. Kelebihan ion H+ mechanistic study. Dental Materials.
menyebabkan ikatan kimia dari rantai ganda 2. Attar, N. 2007. The Effect of Finishing
polimer matriks resin komposit nano menjadi and Polishing Procedures on The Surface
tidak stabil, karena terjadi ikatan secara cross- Roughness of Composite Resin Materials,
link dengan ion H+ tersebut, sehingga ikatan The Journal of Contemporary Dental
ganda polimer matriks terputus. Jika bahan Practice.
matriks terkikis karena mengalami degradasi, 3. Beun, Sebastien. 2007. Characterization
akan meninggalkan tonjolan-tonjolan filler, of nanofilled Compared to Universal and
Microfilled Composites. Dental Materials.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


6

Afrida Nurmalasari | Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin Komposit …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

4. Megantara, P.U. 2005. Diamond Crown-


chairside : The Elite of Dental
Restorative. DRM Research Laboratories
Inc., England.
5. Anusavice, K.J. 2003. Phillip’s Science of
Dental Material. 11thed. St. Louis.
Elsevier.
6. Gupta, R. 2005. A Spectrophotometric 10. Turkun M.. 2003. Color Change of Three
Evaluation of Color Changes of Various Veneering Composite Resin After
Tooth Colored Veneering Materials After Staining, Bleaching and Polishing
Exposure to Comonly Consumed Prosedure, Departement of Restorative
Beverages. The Journal of Indian Dentistry and Endodontics, Ege Turkey,
Prosthodontic Society. Available from www.iads.caylx.com.
7. Igor, M. 2007. Diametral Tensile Diakses pada 3, November 2011
Strength and Vickers Hardness of a 11. Prakki, Anuradha. 2005. Influence of pH
Composite After Storage in Different Environment on Polymer Based Dental
Solutions. Journal of Oral Science. Material Properties, Elsevier Journal of
8. Sucipta, IG.B.E., dan Sadisun, I.A. 2003. Dentistry.
Studi Petrografi Batuan Volkanik sebagai 12. Billmeyer, F.A.V. 2003. Textbook of
Agregat Bahan Baku Beton, Buletin Polimer Science, 3rd ed., A Willy
Geologi, Departemen Geologi ITB, Interscience Pub., John Wiley and Sons.,
Bandung. New York.
9. Silvia, T.F., Maria, R.F., Claudia, M.M., 13. Jack, L.F. 2006. Hygroscopic and
dan Sōnia, S.M. 2009. Color Stability of a Hydrolytic Effect in Dental Polymer
Nanofill Composite : Effect of Different Networks, Journal Dental Materials
Immersion Media. J. Appl. Oral Sci.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001

Anda mungkin juga menyukai