DISUSUN OLEH
NIM : F201801019
KELAS : B1 FARMASI
Tahun : 2014
REVIEW
ABSTRAK :
Natrium alginat (NaA) merupakan polimer alam yang dapat mengembang dalam
larutan asam dan larut pada suasana basa sehingga berpotensi sebagai bahan
penyalut tablet. FilmNaA bersifat mudah rapuh. Sifat fisikomekanis NaA dapat
ditingkatkan melalui mekanisme clay-containing polymeric nanocomposites
(CPNC) dengan filler nanoclay natrium bentonit (NaB). Tujuan penelitian ini
adalah menghasilkan tablet salut enterik dari bahan penyalut polimer NaA/NaB
dengan metode CPNC. Polimer NaB 5 % dikembangkan melalui metode sonikasi.
Larutan nanokomposit NaA/NaB (SE-NaA/NaB) yang dihasilkan digunakan
sebagai bahan penyalut tablet dengan bahan aktif natrium diklofenak. Evaluasi
tablet salut meliputi organoleptik, waktu hancur dan uji disolusi. Hasil yang
diperoleh dibandingkan terhadap tablet dengan penyalutan hanya menggunakan
polimer NaA (SE-NaA). Secara organoleptik, tablet SE-NaA/NaB memiliki
permukaan halus tanpa kecacatan film. Uji waktu hancur tablet SE-NaA dan SE-
NaA/NaB berturut-turut adalah 5,9±0,6 dan 13,8±1,0 menit. Pada uji disolusi,
tablet SE-NaA dan tablet SE-NaA/NaB tidak memberikan pelepasan pada media
asam pH 1,2±0,1 namun terjadi pelepasan pada media basa pH 6,8±0,1 berturut-
turut sebesar 95,7±1,1% dan 93,3±1,5%. Hasil tersebut menunjukkan SE-
NaA/NaB memiliki potensi sebagai bahan penyalut untuk tablet salut enterik.
PENDAHULUAN :
Bahan
Natrium alginat (NaA) diperoleh dari Wako Pure Chemical Industries, Ltd.;
Natrium bentonit (NaB) (Opazil AM®) dari PT. Sud-Chemie Indonesia; Natrium
diklofenak dari Yung Zip Chemical Ind-Taiwan; PVP K-25 dari ISP Technology
Inc.; Avicel PH 101, Amprotab, Primogel, Mg Stearat, Talk dan aquadest dari
Brataco.
Berdasarkan kurva persen kumulatif pelepasan zat aktif dari tablet inti
menunjukkan bahwa terjadi proses pelepasan zat aktif dalam media asam pH
1,20±0,05 namun tidak terjadi pada tablet SE-NaA dan SE-NaA/NaB. Hal ini
menunjukkan bahwa sediaan tablet mampu terlindungi oleh bahan penyalut dari
lingkungan bersuasana asam. Dalam media pH 6,80±0,05 tampak bahwa seluruh
tablet mampu melepaskan zat aktif dari sediaannya. Ditinjau dari pelepasan awal
zat aktif, tablet inti tidak memiliki lag time dan mampu melepaskan zat aktif
dengan cepat (38,35±0,58%) sedangkan tablet SE-NaA dan SE-NaA/NaB
memiliki lag time yang sama yaitu 10 menit. Tablet SE-NaA memberikan
pelepasan yang lebih besar (1,23±0,04%) dibandingkan dengan tablet SE-
NaA/NaB (0,75±0,03%).
Tablet inti menunjukkan jumlah persen kumulatif pelepasan zat aktif yang paling
besar dibandingkan dengan tablet SE-NaA dan SE-NaA/NaB yaitu sebesar
99,77±0,25%; 95,72±1,11% dan Tablet SE-NaA menghasilkan persen kumulatif
pelepasan zat aktif yang lebih besar daripada tablet SE-NaA/NaB. Hal ini
disebabkan oleh kelarutan alginat terutama residu asam α-L-guluronat [10].
Kemampuan melarut dari natrium alginat dihambat oleh adanya filler natrium
bentonit. Molekul aluminosilikat (Al-Si) pada natrium bentonit membentuk ikatan
hidrogen berliku-liku dalam matriks alginat. Hal ini menghambat terjadinya
penembusan air melalui lapisan film nanokomposit dan menurunkan kelarutan
natrium alginatTablet SE-NaA menghasilkan persen kumulatif pelepasan zat aktif
yang lebih besar daripada tablet SE-NaA/NaB. Hal ini disebabkan oleh kelarutan
alginat terutama residu asam α-L-guluronat [10]. Kemampuan melarut dari
natrium alginat dihambat oleh adanya filler natrium bentonit. Molekul
aluminosilikat (Al-Si) pada natrium bentonit membentuk ikatan hidrogen berliku-
liku dalam matriks alginat. Hal ini menghambat terjadinya penembusan air
melalui lapisan film nanokomposit dan menurunkan kelarutan natrium alginat.
KESIMPULAN
J. A. PRASETIA, S. WIKARSA dan S. ASYARIE, Int. J. Pharm. Teach. & Pract., 4(2) –
Supplement II (2013) 681