Anda di halaman 1dari 23

REVIEW JURNAL

FOTODEGRADASI
A.A SAGUNG DIAH SARASWATI
2082011003
Jurnal 1
Sintesis Nanopartikel Perak Dengan Metode Reduksi Menggunakan Buah
Merah (Pandanus Conoideus) Sebagai Bioreduktor
Jurnal 2
Sintesis Nanopartikel Perak (NPAg) Menggunakan Ekstrak Air Buah
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) dan Aplikasinya pada
Fotodegradasi Indigosol Blue
PENDAHULUA
N
Persamaan

Menerapkan pendekatan green chemistry dalam sintesis nanopartikel perak (NPAg)


menggunakan ekstrak air buah yang sebagai agen pereduksi NPAg ion logam pada proses
biosintesis.

Perbedaan

- Jurnal 1 menambahkan PVA sebagai penstabil ukuran dari NPAg


- Jurnal 1 menganalisis gugus fungsi dari ekstrak buah menggunakan FTIR
- Jurnal 2 memvariasikan suhu saat sintesis NPAg
- Jurnal 2 mengaplikasikan nanopartikel dalam fotodegradasi limbah cair
METODE
PENELITIA
N
Ekstraksi Buah
Jurnal 1 Jurnal 2

Buah merah dicuci hingga bersih dengan Sebanyak 20 gram serbuk buah andaliman
akuades kemudian ditimbang sebanyak 100 dipanaskan dengan menggunakan 100 mL
gram, setelah itu dimasukkan ke dalam gelas aqua demineralisasi dalam gelas beker 250 mL
kimia 500 mL dan ditambahkan 200 mL selama 15 menit pada suhu 60°C. Setelah
akuabides lalu dipanaskan hingga mendidih. larutan dingin, dilakukan penyaringan dengan
Setelah mencapai suhu ruang dilakukan menggunakan kertas saring. Ekstrak air buah
penyaringan biasa, setelah itu disaring kembali andaliman hasil penyaringan akan digunakan
menggunakan corong Buchner dan kertas untuk proses sintesis nanopartikel perak
saring whatman no. 42.
Sintesis Nanopartikel Perak
Jurnal 1 Jurnal 2
Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan
mencampur larutan AgNO3 dengan ekstrak mencampur larutan AgN03 dengan ekstrak air
buah merah. Kemudian dilakukan penentuan buah andaliman. Perlakuan yang dilakukan
konsentrasi optimum larutan AgNO3 dalam adalah dengan membandingkan konsentrasi
pembentukkan nanopartikel perak yang akan larutan AgN03 : 5x10-4M (A) dan 1x10-1 M (B).
digunakan untuk proses sintesis nanopartikel Perbandingan ekstrak air buah andaliman
selanjutnya. Penentuan konsentrasi optimum dengan larutan AgN03 adalah 1:10 (v/v).
dari AgNO3 dilakukan dengan mencampur Campuran larutan tersebut dilakukan proses
masing-masing konsentrasi larutan AgNO3 2 pemanasan dengan variasisuhu pada 25°C,
mM, 1,5 mM, 1 mM, 0,5 mM dan air rebusan 40°C dan 60°C (A25, A40, A60, B25, B40, B60).
buah merah dengan perbandingan 40:3
kemudian diaduk selama 2 jam.
Jurnal 1: Penambahan Larutan PVA dan Metode
Pembuatan Larutan PVA Variasi Konsentrasi 1,5%, 1 % dan 0,5%
Konsentrasi 1,5%, 1 % dan 0,5% Sebanyak 4 gram serbuk PVA dipanaskan dengan akuabides hingga larut kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 200 mL dan dihomogenkan untuk membuat larutan PVA 2%. Selanjutnya, dipipet ke dalam
labu ukur 50 mL sebanyak 37,5 mL dan 25 mL dari larutan PVA 2% untuk membuat konsentrasi PVA 1,5% dan 1%,
tambahkan akuabides hingga tanda batas
Sampel A (tanpa penambahan PVA)
Larutan AgNO3 sebanyak 40 mL dicampur dengan 3 mL ekstrak buah merah kemudian larutan campuran diaduk
menggunakan magnetic stireer selama 2 jam dan disimpan dalam botol kaca. Karakterisasi larutan campuran berupa
warna, spektrum serapan UV-Vis dan pH setelah pencampuran pada waktu ke 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari dan 7 hari.
Setelah mencapai waktu optimum larutan dikarakterisasi menggunakan PSA.
Sampel B (dengan penambahan PVA)
Larutan AgNO3, ekstrak buah merah dan PVA 1% dicampur dengan perbandingan 40:3:12 mL, kemudian larutan
campuran diaduk menggunakan magnetic stireer selama 2 jam dan disimpan dalam botol kaca. Karakterisasi larutan
campuran berupa warna, spektrum serapan UV-Vis dan pH setelah pencampuran pada waktu ke 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4
hari dan 7 hari. Setelah mencapai waktu optimum larutan dikarakterisasi menggunakan PSA.
Jurnal 2 : Reaksi Fotokatalisis
Penentuan Volume NPAg Optimum
Ke dalam 5 buah erlenmeyer 250 mL dituangkan 25 mL larutan Indigosol Blue 300 ppm. Ke dalam erlenmeyer tersebut dimasukkan
masing-masing sebanyak 1, 2, 4, 6 dan 8 mL koloid NPAg. Selanjutnya, erlenmeyer dimasukkan ke dalam kotak irradiasi. Untuk
masingmasing volume dilakukan 3 kali replikasi. Masingmasing campuran larutanIndigosol Blue dankatalis dalam gelas beker
diirradiasi dengan lampu UV sambil diaduk dengan pengaduk magnetik selama 30 menit. Setelah selesai, diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum dari Indigosol Blue pada 677 nm.

Penentuan Waktu Irradiasi Optimum


Penentuan pengaruh waktu irradiasi dalam proses fotodegradasi dilakukan dengan menambahkan fotokatalis volume optimum yang
diperoleh. Disiapkan 6 gelas erlenmeyer 250 mL dan diisi 25 mL larutan Indigosol Blue 300 ppm. Selanjutnya, campuran diirradiasi
sinar UV, diaduk dengan pengaduk magnetik selama 0.5,1, 2, 3, 4dan 5 jam. Untukmasing-masingwaktu dilakukan 3 kali replikasi.
Setelah proses radiasi supernatan yang diperoleh diukur absrobansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum dari Indigosol Blue.

Penentuan pH Optimum
Gelas erlenmeyer 250 mL diisi dengan 25 mL Indigosol Blue. Selanjutnya ke dalam erlenmeyer tersebut ditambahkan koloid NPAg
dengan volume optimum dan pH larutan diatur masing-masing yaitu pH 3, 5, 7, 9 dan 11. Untuk masing-masing pH dilakukan 3 kali
replikasi. Masing-masing erlenmeyer dimasukkan ke dalam kotak radiasi. Selanjutnya larutan Indigosol Blue dalam erlenmeyer diaduk
dengan pengadukmagnet dan disinari dengan sinar ultraviolet denganwaktu irradiasi optimum. Setelah proses radiasi, supernatan
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimumnya .
PEMBAHASAN
Jurnal 1 : Sintesis Nanopartikel
Penentuan konsentrasi optimum larutan AgNO3 sebagai prekursor
dalam pembentukkan nanopartikel perak bertujuan menentukan
perbandingan konsentrasi yang tepat dari larutan AgNO3 dan
ekstrak buah merah. Larutan AgNO3 dengan variasi konsentrasi
0,5 mM, 1,0 mM, 1,5 mM dan 2,0 mM dibiarkan bereaksi selama 3
hari kemudian diukur panjang gelombang maksimum dan
absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Spektrum serapan UV-Vis dari larutan ditunjukkan pada Gambar 2.
Pengukuran absorbansi larutan dilakukan pada kisaran panjang
gelombang 185-600 nm. Berdasarkan spektrum serapan UV-Vis,
konsentrasi larutan AgNO3 1,5 mM terdapat nilai absorbansi yang
tertinggi yaitu 2,457. Absorbansi menandakan jumlah nanopartikel
perak yang terbentuk sedangkan panjang gelombang menandakan
ukuran nanopartikel perak yang terbentuk
Jurnal 2 : Sintesis Nanopartikel
Jurnal 2 : Sintesis Nanopartikel

Semakin tinggi suhu reaksi maka ukuran


nanopartikel perakyang terbentuksemakin
kecil. Sintesis nanopartikel pada suhu yang
lebih tinggi menghasilkan partikel dengan
ukuran rata-rata lebih kecil di mana ukuran
NPAg terkecil diperoleh 9,04 nm melalui
pengukuran PSA.
Jurnal 1 : Konsentrasi Optimum PVA
Konsentrasi PVA yang digunakan adalah 2,0%, 1,5% dan 1,0%.
Variasi konsentrasi PVA dilakukan untuk menentukan kondisi
optimum larutan PVA sebagai stabilisator dalam pembentukkan
nanopartikel perak. Penambahan PVA dilakukan dengan
perbandingan antara AgNO3 : ekstrak : PVA (40:3:12).
Jurnal 1 : Karakterisasi NPAg (warna)

Sampel A dan sampel B merupakan larutan campuran


yang terdiri dari 40 mL AgNO3 1,5 mM dan 3 mL
ekstrak buah merah. Pada sampel B ditambahkan 12 mL
PVA 1,5%. Kedua sampel tersebut mendapat perlakuan
yang sama yaitu pengadukkan selama 2 jam setelah
pencampuran.
Jurnal 1 : Karakterisasi NPAg (UV-
Vis)
Menunjukkan panjang gelombang maksimum sampel A
berada pada 428-423 nm dan sampel B 422-423 nm.
Pengaruh penambahan PVA menunjukkan panjang
gelombang yang stabil dibandingkan dengan tanpa
penambahan PVA, karena PVA mampu mempertahankan
ukuran partikel.
Jurnal 1 : Karakterisasi NPAg (FTIR)

Pada spektrum IR dari nanopartikel perak hasil reduksi


menggunakan ekstrak buah merah memperlihatkan
pergeseran bilangan gelombang pada gugus –OH, gugus
C=O dan C-O dengan bilangan gelombang berturutturut
3377,36 cm-1 , 1639,49 cm-1 , 1095,57 cm-1 .
Jurnal 2 : Karakterisasi NPAg (volume)
Hasil fotodegradasi Indigosol Blue dengan variasi volume
NPAg dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan hasil yang
diperoleh terlihat bahwa persentase degradasi terbesar
(44,32%) Indigosol Blue diperoleh pada NPAg volume 2 mL.
Namun persentase degradasi Indigosol Blue menurun ketika
volume NPAg di atas 2 mL. Hal ini disebabkan karena
penambahan NPAg yang terlalu banyak dapat menyebabkan
kekeruhan pada larutan Indigosol Blue sehingga sinar UV
yang dipancarkan tidak dapat terserap secara maksimal oleh
permukaan NPAg dan menghalangi terjadinya
prosesfotodegradasi
Jurnal 2 : Karakterisasi NPAg (waktu)
Persentase degradasi Indigosol Blue terbesar (94,75%)
diperoleh pada jam ke-4 seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Semakin lama waktu degradasi maka semakin banyak
kontak antara zat warna dengan katalis sehingga
meningkatkan proses fotodegradasinya. Pada gambar
tersebut menunjukkan persentase degradasi Indigosol Blue
dari waktu ke waktu terus meningkat di mana fotokatalis
NPAg membutuhkan waktu untuk mendegradasiseluruh zat
warna Indigosol Blue.
Jurnal 2 : Karakterisasi NPAg (pH)

Salah satu parameter yang berperan penting dalam proses


fotodegradasi adalah pH. Grafik hubungan antara pH dengan
persentase degradasi yang terlihat pada Gambar 6, di mana
pH optimum yang diperoleh dalam proses fotodegradasi
Indigosol Blue adalah 3.
Jurnal 2 : Karakterisasi NPAg (pH)
Persentase degradasi cenderung menurun pada pH netral. Pada pH basa konsentrasi ion hidroksil (OH ) meningkat dan
bereaksi dengan hole (h*) untuk membentuk radikal hidroksil (OH*) sehingga menyebabkan peningkatan laju degradasi
fotokatalitik. Pada pH asam, zat warna anionik seperti Indigosol Blue mengalamai fotodegradasi yang paling maksimal
karena ketersediaan hole (h*) yang cukup untuk bereaksi dengan H2O untuk menghasilkan OH . Ion hidroksil ini bereaksi
dengan hole membentuk radikal hidroksil (OH*) yang mendegradasi zat warna Indigosol Blue. Pada pH asam, zat warna
yang bermuatan negatif akan banyak berinteraksi dengan katalis dikarenakan permukaan katalis menjadi bermuatan positif.
Selain itu muatan positif dari katalis membantu perpindahan elektron yang diinduksi oleh foton (hv) di mana elektron ini
dapat bereaksi dengan O 2 menghasilkan O2-. Bersamaan dengan itu, proses ini juga menghambat rekombinasi elektron
hole dan menghasilkan lebih banyak OH~ melalui reaksi hole (h*) dengan air. Seperti yang diketahui reaksi hole (h*)
dengan OH~ akan menghasilkan radikal hidroksil (OH*)- Ion-ion radikal (OH- dan O,-' ) yang terbentuk nantinya akan
meningkatkan efisiensi fotodegradas.
KESIMPULAN
Jurnal 1 Jurnal 2
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
bahwa buah merah (Pandanus conoideus) dapat maka diperoleh simpulan bahwa ekstrak air buah
digunakan sebagai bioreduktor dalam sintesis andaliman mampu mereduksi larutan AgN03
nanopartikel perak. Penambahan PVA 1,5% 1x10 3 M menjadi nanopartikel perak berukuran
mampu menstabilkan ukuran nanopartikel rata-rata 9,04 nm dengan suhu sintesis 6o°C.
dengan panjang gelombang 422-423 nm Panjang gelombang NPAg yang diperoleh
bervariasi antara 400 sampai 500 nm di mana
panjang gelombang optimum yang diperoleh 442
nm. Nanopartikel perak yang disintesis mampu
mendegradasi zat warna Indigosol Blue sampai
94,75% pada kondisi optimumnya yaitu pada
volume 2 mL, waktu irradiasi 4 jam,serta pH 3
#2

TERIMA KASIH
Denpasar, 5 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai