Anda di halaman 1dari 11

FORMAT KERANGKA DASAR PROPOSAL PENELITIAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS TOPIK PENULISAN KARYA ILMIAH I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UGM

NAMA : KURNIA PUSPANINGRUM

NIM : 16/393816/KG/10569

JUDUL : PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN RESIN

KOMPOSIT NANOFILLER SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN

KOPI DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN GULA

I. PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

dan telah mencapai tahap teknologi nano. Teknologi nano juga turut

dimanfaatkan dalam bidang kedokteran gigi terutama terhadap

perkembangan bahan restorasi gigi yaitu resin komposit. Resin komposit

merupakan salah satu bahan restorasi yang paling sering digunakan untuk

menggantikan struktur gigi yang hilang dan memiliki estetika baik serta

sifat mekanis yang baik sehingga biasa digunakan untuk daerah dengan

tekanan tinggi seperti gigi posterior (Sakaguchi & Powers, 2012).

Teknologi nano dimanfaatkan pada komponen partikel pengisi resin

komposit (Nurmalasari, 2015). Ukuran filler atau partikel pengisi resin

komposit berkembang menjadi semakin kecil untuk meningkatkan

kehalusan permukaan, sifat fisik, dan sifat mekanisnya (Anusavice, dkk.,


2013). Resin komposit yang memanfaatkan teknologi nano adalah resin

komposit nanofiller yang mengandung filler berukuran nanometer yaitu

1-100 nm dengan susunan filler dan matriks yang sangat rapat karena

ukuran filler yang sangat kecil serta didukung kombinasi dari partikel

nano dan formulasi nanocluster yang mengisi celah antara filler dan

matriks sehingga celah antar partikel berkurang (Nurmalasari, 2015 ;

Sakaguchi & Powers, 2012). Resin komposit nanofiller mengandung

matriks Bis-GMA, UDMA, TEGDMA, dan Bis-EMA. Resin komposit

secara umum mempunyai sifat mampu menyerap air yang menyebabkan

sifat mekanisnya turun. Pada resin komposit nanofiller, matriks

TEGDMA memiliki kemampuan menyerap air yang lebih tinggi

dibandingkan matriks yang lain (Andari, dkk., 2014). Air yang diserap

oleh matriks TEGDMA akan melunakkan matriks dan menyebabkan

terjadinya proses hidrolisis. Proses hidrolisis merupakan proses

terurainya ikatan antara matriks resin dengan filler. Proses hidrolisis

menyebabkan terjadinya degradasi material resin yang berakibat

terbentuknya celah mikro pada permukaan resin komposit. Celah mikro

yang terbentuk menyebabkan terjadinya peningkatan kekasaran

permukaan resin komposit (Kristanti, 2016).

Saat ini banyak bermunculan kafe-kafe dengan desain yang dirancang

sangat nyaman untuk tempat berkumpul dan belajar anak-anak muda

dengan menu andalan kopi. Hal tersebut juga didukung dengan

kegemaran masyarakat Indonesia mengkonsumsi kopi saat belajar atau


berkumpul dengan orang-orang terdekat. Data dari Kementerian

Kesehatan dalam Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan

bahwa 29,3% dari penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun

mengkonsumsi kopi lebih dari 1 cangkir sehari.

Jenis kopi yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah

kopi robusta. Menurut Panggabean (2011), kopi robusta mengandung

kafein, kaffeol, asam trigonelin, asam amino, karbohidrat, asam alifatik,

asam klorogenat, minyak, mineral, komponen volatile, dan komponen

karbonil. Kandungan asam klorogenat yang terkandung dalam kopi

mengakibatkan kopi memiliki pH sekitar 4-6,5 (Nurmalasari, 2015).

Permukaan resin komposit akan mudah mengalami erosi apabila terpapar

makanan atau minuman yang memiliki pH rendah (asam) (Andari, dkk.,

2014). Semakin banyak kopi yang dikonsumsi akan menyebabkan pH

dalam rongga mulut semakin rendah dan meningkatkan potensi

terjadinya erosi pada resin komposit sehingga kekasaran permukaan

meningkat (Nurmalasari, 2015).

Konsumsi kopi di Indonesia banyak mengalami modifikasi termasuk

penambahan gula untuk menghilangkan rasa pahit pada kopi. Gula pasir

memiliki molekul sukrosa yang bersifat mudah larut dalam air. Gugus

hidroksil pada sukrosa akan membentuk ikatan hidrogen dengan air yang

menyebabkan air gula menjadi lengket. Hal tersebut menyebabkan

larutan kopi mudah menempel pada permukaan resin komposit dan


kandungan asam klorogenat pada kopi akan menyebabkan peningkatan

kekerasan permukaan (Kristanti, 2016)

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat perbedaan kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller setelah direndam dalam larutan kopi dengan dan tanpa

penambahan gula ?

C. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian sebelumnya oleh Kristanti (2016) meneliti tentang

perubahan warna resin komposit nanohibrida akibat perendaman dalam

larutan kopi dengan kadar gula yang berbeda. Penelitian lainnya oleh

Nurmalasari (2015) yang meneliti tentang perbedaan kekasaran

permukaan resin komposit nano pada perendaman teh hitam dan kopi.

Penelitian ini memiliki perbedaan dibandingkan dengan penelitian yang

telah disebutkan di atas. Penelitian ini menggunakan jenis bahan resin

komposit yang berbeda yaitu nanofiller, variabel terpengaruh yang

berbeda yaitu perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller,

dan ukuran specimen yang berbeda yaitu silinder dengan diameter 10mm

dan ketebalan 2 mm. Menurut pengetahuan penulis, penelitian mengenai

perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller setelah

direndam dalam larutan kopi dengan penambahan gula dan tanpa

penambahan gula belum pernah dilakukan.

D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan resin komposit

nanofiller setelah direndam dalam larutan kopi dengan dan tanpa

penambahan gula.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller setelah

direndam dalam larutan kopi dengan dan tanpa penambahan gula serta

dapat digunakan sebagai bahan edukasi pada pasien dengan tumpatan

resin komposit nanofiller.

II. KERANGKA TEORI


Ikatan hidrogen antara molekul air
dan molekul sukrosa
Kopi
Air gula bersifat lengket

Asam Klorogenat (pH Larutan kopi ditambah gula


Asam) mudah menempel

Peningkatan kekasaran
permukaan

Matriks TEGDMA Pelunakan matriks & terjadi


hidrolisis menyebabkan Celah
kemampuan menyerap air
degradasi material mikro
tinggi
III. KERANGKA KONSEP

Variabel pengaruh Variabel Terpengaruh


Kadar Gula pada larutan kopi Kekasaran Permukaan Resin
yang berbeda (0% dan 7,5%) Komposit Nanofiller

IV. HIPOTESIS
Terdapat perbedaan kekasaran permukaan antara resin komposit nanofiller

yang direndam dalam larutan kopi dengan penambahan gula dibanding

permukaan resin komposit nanofiller yang direndam dalam larutan kopi tanpa

penambahan gula.

V. METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental laboratoris.

B. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Pengaruh

Kadar gula pada kopi yang berbeda (0% dan 7,5%)

2. Variabel Terpengaruh

Perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller

3. Variabel Terkendali

a. Jenis bahan restorasi gigi resin komposit nanofiller (Filtek Z350

XT, 3M ESPE)

b. Ukuran spesimen

c. Suhu dan volume larutan kopi

d. Lama perendaman specimen

e. Lama dan jarak penyinaran dengan sinar LED

4. Variabel Tak Terkendali

a. Suhu dan kelembaban ruang penelitian

C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Resin Komposit Nanofiller adalah resin komposit aktivasi sinar LED

dengan matriks Bis-GMA, TEGDMA, UDMA, dan Bis-EMA serta

partikel pengisi berukuran 1-100nm. Spesimen penelitian memiliki

bentuk silinder dengan diameter 10mm dan tebal 2mm dan dibuat

dari resin komposit nanofiller dengan merk dagang Filtek Z350 XT,

3M ESPE.

2. Larutan Kopi Robusta adalah larutan kopi yang dibuat dengan

melarutkan 10g kopi jenis robusta dalam 200 ml air bersuhu 90oC dan

diaduk hingga homogen selama 15 detik kemudian disaring.

3. Konsentrasi Gula adalah banyaknya konsentrasi gula (gram) pada

setiap 100 ml larutan kopi. Dalam penelitian ini, banyaknya gula

yang ditambahkan adalah 0 gram (tanpa penambahan gula) dan 7,5g

gula dalam 100 ml larutan kopi pada suhu 90oC.

4. Perbedaan kekasaran permukaan adalah perbedaan kekasaran

permukaan specimen resin komposit dilihat dari perbedaan rerata

kekasaran permukaan antara sebelum dan sesudah direndam dalam

larutan kopi dengan dan tanpa penambahan gula.

D. SPESIMEN PENELITIAN

Resin komposit nanofiller yang berbentuk silinder dengan diameter

10mm dan ketebalan 2mm sebanyak 20 spesimen yang dibagi dalam 2

kelompok dengan masing-masing kelompok 10 spesimen.

E. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

1. Bahan Penelitian
a. Bahan restorasi resin komposit nanofiller

b. Kopi robusta 10 g sebagai bahan dasar larutan (kopi kapal api)

c. Saliva buatan dengan pH 6,8 komposisi 58,80g NaHCO3, 3,42g

KCl, 0,24g CaCl2, 48g Na2HPO4, 2,82g NaCl, 0,72

MgSO4.7H2O, 0,24 g dalam 6 liter akuades (Tanuwiria, dkk.,

2010)

d. Air mendidih sebagai pelarut kopi sebanyak 200ml.

e. Gula Pasir sebanyak 10g

2. Alat Penelitian

a. Cetakan resin komposit dibuat dari logam kuningan ukuran 90

mm x 30 mm dengan lubang ditengah berdiameter 10 mm dan

ketebalan 2 mm untuk membuat specimen resin komposit.

b. Instrumen plastis untuk mengambil bahan restorasi resin

komposit

c. Pita seluloid untuk membatasi permukaan restorasi dengan ujung

alat light curing unit ketika penyinaran dilakukan

d. Sumber sinar LED merk LD MAX GNATUS untuk polimerisasi

resin komposit.

e. Mikromotor untuk menghaluskan permukaan sampel resin

komposit.

f. Gelas ukur untuk mengukur volume saliva buatan dan larutan

kopi.

g. Pipet untuk mengambil larutan kopi


h. Multiwell untuk tempat perendaman specimen penelitian

i. Saringan untuk menyaring kopi

j. Incubator untuk menyimpan specimen penelitian dan mengontrol

suhu saliva

k. Lemari pendingin untuk menyimpan specimen penelitian.

l. Surface roughness tester untuk mengukur kekasaran permukaan

m. Pinset untuk mengambil specimen penelitian

n. Glass slide untuk menutup permukaan atas cetakan resin

o. Kertas tisu untuk mengeringkan specimen penelitian

p. Cat kuku bening untuk melapisi permukaan specimen penelitian

q. Timbangan digital untuk mengukur berat bubuk kopi yang akan

dibuat larutan kopi.

r. pH meter merk Hanna HI 2210 untuk mengukur pH larutan kopi.

F. JALANNYA PENELITIAN

1. Penentuan subjek penelitian.

Jumlah minimum sampel yang digunakan dalam penelitian

ditentukan dengan menggunakan rumus Daniel (2009) yaitu :

Z² x σ²
n≥ d²

2. Pembuatan cetakan resin komposit dari bahan logam kuningan

ukuran 90mm x 30 mm.

3. Pembuatan spesimen resin komposit dari bahan resin komposit

nanofiller.
4. Pengukuran kekasaran permukaan awal resin komposit surface

roughness tester.

5. Pemberian perlakuan yaitu perendaman specimen dalam larutan kopi

dengan penambahan gula dan tanpa penambahan gula pada suhu

37oC selama 48 jam. Dengan kontrol suhu dan penggantian larutan

setiap 24 jam.

6. Pengukuran kekasaran permukaan akhir resin komposit dengan

surface roughness tester.

G. ALUR PENELITIAN

20 diskus resin komposit (diameter Direndam dalam saliva buatan


10mm dan tebal 2mm) selama 48 jam dengan suhu 37oC
dan pH 6,8
Kelompok I : 10 objek
direndam dalam 100 ml larutan
Pengukuran Kekasaran Permukaan
kopi tanpa gula pada suhu 37oC
Awal Resin Komposit dengan
selama 48 jam
Surface Roughness Tester

Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelompok II : 10 objek


akhir Resin Komposit dengan direndam dalam 100 ml larutan
Surface Roughness Tester kopi 37oC dengan 7,5g gula
selama 48 jam
Analisis Data

H. Analisis Hasil Penelitian

Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif

mengenai perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller

setelah direndam dalam larutan kopi dengan dan tanpa penambahan gula.

Analisis data statistik pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan


software SPSS. Sebelum dilakukan analisis, data perlu di uji normalitas

dan homogenitasnya untuk memastikan bahwa data tersebut terdistribusi

normal dan homogen. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan uji

homogenitas menggunakan Levene’s test. Selanjutnya data dianalisis

menggunakan uji t tidak berpasangan (independent t-test) dengan

signifikansi sebesar 0,05.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Andari, E.S., Wulandari, E., Robin, D.W.C., 2014, Efek Larutan Kopi
Robusta terhadap Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanofiller, J.K.G
Unej, vol. 11(1):6-11.
Anusavice, K.J., Shen, C., Rawls, H.R., 2013, Phillips’ Science of Dental
Materials, 12th Ed, Elsevier Inc, Missouri.
Daniel, W.W., 2009, Biostatistics: A Foundation for Analysis in the Health
Science, 9th Ed, John Willey and Sons, Denver, h.190.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Riset Kesehatan Dasar
2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Kristanti, Y., 2016, Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida Akibat
Perendaman dalam Larutan Kopi dengan Kadar Gula yang Berbeda,
Jurnal PDGI, vol. 65(1):26-30.
Nurmalasari, A., 2015, Perbedaan Kekasaran Permukaan Resin KOmposit
Nano pada Perendaman The Hitam dan Kopi, Jurnal Wiyata, 2(1):2-5.
Panggabean, E., 2011, Buku Pintar Kopi, Agro Media Pustaka, Jakarta, h. 24-
32.
Sakaguchi, R.L., dan Powers, J.M., 2012, Craig’s Restorative Dental
Materials, 13th Ed, Mosby Inc, Philadelphia.
Tanuwiria, U.H., Budinuryanto, D.C., Darodjah S., Putranto, W.S., 2010,
Karakteristik Kimiawi Zn-Organik dan Cu-Organik Hasil Bioproses
Saccharomyces cerevisae dan Monolia sitophila, Jurnal Ilmu
Ternak,10(2):73-78.

Anda mungkin juga menyukai