Anda di halaman 1dari 19

Objective Structure Clinical Examination

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 2012


Station Ortodonsia
Kasus 1 : Pemeriksaan Ekstra Oral
Prosedur Pemeriksaan
1. Anamnesa
2. Periksa Tipe Wajah
- Kriteria : Sempit /Lebar/Normal
- Morphologic Chepalic Indeks
I = Nasion – Gnation x100
Byzygomatic

o Hypereuryprosop x – 78,9
o Euryprosop 79,0 – 83,9
o Mesoprosop 84,0 – 87,9
o Leptoprosop 88,0 – 92,9
o Hyperleptoprosop 93,0 – x
- Menggunakan penggaris panjang
3. Kesimetrisan Wajah
- Kriteria : Simetris /Asimetris
- Buat garis Midline wajah, Garis Interpupil, garis pertemuan bibir
- Liat kesimetrisannya
- Bisa Melalui Analisa Foto pasien
- Liat besar telinga pasien, apakah kirii kanan sama?
4. Profil Wajah
- Kriteria : Datar/cembung/cekung
- Titik pemeriksaan : Glabella – Sulcus Nasolabialis paling anterior-Pogonion
5. Pemeriksaan Bibir
- Otot bibit
Kriteria : Normal/hipotonus/hipertonus
Cara pemeriksaan : Pegang bibir , tarik perlahan, liah ketengangan otot bibirnya
- Relasi bibir
Kriteria : Normal/terbuka (tipe bibir : Kompeten/Inkompeten)
Cara pemeriksaan : liat relasi bibir pasien saaat sedang istirahat , instruksikan pasien untk relaks
6. Pemeriksaan TMJ
Kriteria : Normal/sakit/klicking
Cara pemeriksaan : Palpasi dan auskultasi sekitar TMJ
Berdiri di belakang pasien, pasin diminta membuka mulut maksimal secara perlahan ,
kemudian pasien diminta menutup mulut secara perlahan.
7. Kelainan Lain

Kasus 2 : Pemeriksaan Intra Oral - 0 : Karies - X : gigi hilang


Prosedur Pemeriksaan : - + : Persistensi - A : Agenesi
Pakai Masker, Cuci Tangan, Pakai Handscoon - F : Fraktur - H : Hipoplasia
1. Keadaan Gigi Geligi - : Tambalan - : Belum erupsi
Malposisi Gigi Geligi - V : sisa akar - M : Supernumerer
- G : Non vital - I : Abrasi
- Penyimpangan posisi gigi terhdap lengkung rahang, perhatikan setiap gigi
- Bisa dilakukan langsung pada pasien ataupun pada Model Studi
2. Kebersihan mulut
- Kriteria : Baik/sedang/buruk
- Perhatikan : Plak, Kalkulus, Karies, Sisa Akar
3. Ginggiva/Mukosa
- Kriteria : Sehat
Kelainan : Ginggivitis regio ……………. / Periodontitis region …………………….
4. Frenulum Labii
- Kriteria : Normal/Rendah
- Cara pemeriksaan : “ Blamch Test”
Bibir ditarik untuk melihat ketengangan otot dan perlekatan jaringan ikat
5. Lidah
- Kriteria : Normal/besar
- Cara : Liat, apa ada teraan gigi geligi pada pinggiran lidah/tidak
6. Palatum
- Kriteria : Normal/tinggi/dangkal
- Cara Pemeriksaan
Langsung pada pasien : Letakan instrumenkaca mulut berdiri pada palatum perkirakan tinggi palatum
Pada Model :
Palatal Height Index = Palatal Height x 100
Posterior Arch Width

- Kriteria
Normal : 42%
Tinggi : > 42%
Dangkal : < 42%
- Posterior Arch Widh dihitung jarak central pit gigi posterior terakhir kiri dan kanan
7. Tonsil
Kriteria : Normal /Besar
8. Garis Median
- Kriteria : Sesuai
Tidak Sesuai : RA bergeser ke …………………. / RB bergeser ke ………………
Dental/Skeletal
- Cara pemeriksaan
Buat garis tengah wajah
Liat apakah berimpit dengan Frenulum labii RA dan RB serta Pertemuan antara Cebtran Incisor
Kelainan dental bila : Frenulum labii atas dan bawah berimpit dengan garis median tetapi pertemuan Central
Incisor bergeser
Kelainan Skeletal bila : Frenulum labii dan garis median wajah tidak berimpit

Kasus : Pemeriksaan Intra Oral Part 2


Prosedur Pemeriksaan
1. Overbite
- Definisi
o Hubungan/jarak Horizontal antara permukaan labia Incisivus RA ke permukaan labial Incisivus RB
- Kriteria : Normal / dalam (……mm)/ Openbite/edge to edge
- Kriteria Normal : Incisal RB tertupi 1/3 incisal oleh Incisal RA
- Prosedur pemeriksaan Pada Pasien/Model
o Pasien diminta untuk oklusi sentrik / Oklusi Sentrikkan Model
o Tandai pada permukaan labial RB proyeksi tepi incisal RA
o Dengan penggaris yang berawalan 0 atau pun dengan jangka sorong, hitung jarak incisal RB ke titik
proyeksi tepi incisal RA yang sudah ditandai tadi

2. Overjet
- Definisi
o Hubungan/jarak vertical dari tepi incisal RB ke proyeksi incisal RA pada permukaan labial RB
- Kriteria : Normal / besar (……mm)/edge to edge / Cross bite
- Kriteria Normal : Laki-laki 2,2 mm +/- 0,8 mm atau Wanita 2,5 mm +/- 1,1 mm
- Prosedur pemeriksaan Pada Pasien/Model
o Pasien diminta untuk oklusi sentrik / Oklusi Sentrikkan Model
o Tempatkan pengggaris/jangka sorong pada posisi tegak lurus dengan permukaan paling labial dari
incisivus 1 RB (liat gambar)
o Buat proyeksi permukaan paling labial incisivus 1RA pada penggaris
o Hitung antara jarak permukaan paling labial Incisvus RB ke proyeksi Permukaan paling labial
Incisivus 1 RA pada penggaris.

3. Crossbite
- Crossbite/Gigitan silang, RB melampaui RA dalam permukaan facia oklusal
- Kriteria : Normal
- Kelainan : Anterior………………………………… (gigi RB terhadap RA contoh : 42 terhadap 12)
Posterior……………………………….. (gigi RB terhadap RA contoh : 26 terhdap 36)
4. Diastema
- Ruang abnormal antara gigi yang berdampingan
- Kriteria : normal (tidak ada diastema)
- Kelainan : RA ………………….. (mis. 11 dan 21) / RB………………… (mis. 23 dan 24)

5. Kurva Spee
- Kurva yang dibentuk dari puncak bonjol distal gigi molar paling posterior ke incisal gigi incisive paling
anterior
- Kriteria : Normal (kedalam +/- 3mm)
- Kelainan : dalam /datar / terbalik
- Cara pemeriksaan :
o Tempatkan penggatis/instrumen mendatar pada bonjol distal gigi molar terakhir sampai incisal gigi
anterior
o Ukur jarak kurva terdalam terhadap penggaris/instrument tadi
6. Erupsi
Pehatikan Dental Age!!
- Kriteria : Normal/cepat/lambat
7. Jumlah Gigi
Kriteria : Normal / agenesis ………….……../Supernumerer …………………..

8. Penutupan Mandibula
- Kriteria : Normal / Deviasi ke …………………………..
- Cara pemeriksaan
o Pegang dagu pasien
o Pandu pasien untuk membuka mulut perlahan
o Kemudian Pandu untuk menutup mulut secara perlahan
o Rasakan arah penutupan mandibula pasien apakah ada deviasi atau tidak

Kasus 3 : Analisis Model Studi


1. Analisis ALD (Arch Length Discrepancy)
- Mengukur panjang lengkung gigi (lakukan pada RA dan RB)
o Hitung satu persatu panjang mesio distal gigi M1 KANAN sampai M1 Kiri lalu jumlahkan
o Diukur dengan jangka yang kedua ujungnya runcing, tegak lurus dengan gigi
- Mengukur panjang Lengkung Rahang
o Cara 1 : diukur dengan jangka dari mesial M2 kanan , melalui titik kontak ke Mesial M2 Kiri (Titik
kontak  puncak papilla gusi)
o Cara 2 : Menggunakan kawat kuningan (brass wire) mulai dari distal M1 (mesial M2), melalui titik
kontak M dan P, melalui incisal gigi incisive, sampai distal M1 lainnya.
- RUMUS ALD

Panjang lengkung Rahang Atas =…………….mm


Panjang lengkung gigi RA /Jumlah lebar mesiodistal 16-26 =…………….mm -
Selisih = …………….mm

Panjang lengkung Rahang Bawah =…………….mm


Panjang lengkung gigi RA /Jumlah lebar mesiodistal 36-46 =…………….mm -
Selisih = …………….mm

- Kriteria Perawatan
0 s/d -2 mm : Pro Slicing
0 s/d -4 mm : Pro Ekspansi
< -4 mm : Pro Ekstraksi

2. Analisis Bolton
- Tujuan
o Memperkirakan relasa overbite dan overjet setelah perawatan
o Mengidentifikasi kelainan oklusi yang terjadi yang disebabkan perbedaan ukuran gigi
o Menentukan efek pencabutan pada oklusi di posterior dan anterior
- Prosedur
o Tahap 1
Ukur dan catat semua ukuran mesiodistal gigi dalam mm (seperti ALD)
6 gigi anterior RA (13-23)
6 gigi anterior RB (33-43)
12 gigi RA (16-26)
12 gigi Rb (36-46)

o Tahap 2
Rumus Bolton

Mandibula “6” x 100 =…………………………. % (rata-rata 77,2 ;SD 1,65)


Maksila “6” (normal = 75,55-78,85)

Mandibula “12” x 100 =…………………………. % (rata-rata 91,3 ;SD 1,91)


Maksila “12” (normal = 89,39-93,21)
o Tahap 3
 Jika : Rasio Anterior >77,2 %
Rasio Total > 91,3 %
Maka ukuran gigi maksila benar, dan mandibula lebih besar dari yang seharusnya
 Jika : Rasio Anterior < 77,2 %
Rasio Total < 91,3%
Maka ukuran gigi geligi mandibula benar , ukuran gigi geligi maksila terlalu bedar
dibanding seharusnya

Gunakan Ukuran Gigi Geligi yang Benar (bila maksila benar / bila mandibula benar) untuk melihat ukuran
gigi Maksila / mandibula yang seharusnya dari Tabel Bolton
o Tahap 4
Masukkan data kedalam table
Pasien Seharusnya Selisih
(table)
Mandibula “6” ……………………..m ……………………..mm ……………………..mm
m
Maksila “6” ………………….….mm ………………….….mm ………………….….mm
Mandibula “12” …………………..…mm …………………..…mm …………………..…mm
Maksila “12” ……………………..mm ……………………..mm ……………………..mm
Hasil ini digunakan untuk menentukan rencana perawatan

3. Analisis Howes
- Keadaan gigi berjejal tidak hanya disebabkan oleh ukuran gigi yang terlalu besar tetapi juga dapat disebabkan
lengkung gigi yang terlalu kecil
- Hanya digunakan untuk RA
- Prosedur
o Tahap 1
a. Ukur panjang lengkung gigi (jumlah mesiodistal gigi 16 s/d 26) Sama seperti ALD
b. Lebar lengkung rahang (basis Apikal)
= jarak antara titik terdalam fosa kanina, diukur dari titik pada ujung apeks gigi 14 sampai dengan
gigi 24
c. Lebar lengkung gigi
= jarak antara puncak bonjol 14 samapi dengan gigi 24

o Tahap 2
RUMUS INDEKS HOWES
100 X Basis Apikal = ……………………….%
Jumlah Mesiodistal 16 – 26

Lebar lengkung gigi (puncak bonjol bukal 14-24) = ……………………mm


Lebar lengkung rahang (basis Apikal) = ……………………mm
Selisih = ……………………mm

o Tahap 3
Hasil Analisis
Rumus 1
 44 % = Menunjukan basis apical cukup lebar untuk semua gigi (16 -26)
 < 37 % = Lengkung basal sempit, sehingga perlu pencabutan gigi
 37 -44% = Kategori meragukan antara ekstraksi atau ekspansi
 > 44% = Lebar lengkung basal > lebar lengkung gii antara P1, aman ekspansi
Rumus 2
 Yang Dijadikan patokan  lebar lengkung rahang
 Ekspansi dapat dilakukan sampai batas lebar lengkung gigi (LLG) = Lebar lengkung Rahang
(LLR), secara klinis, Titik terdapan fossa kanina dan bonjol bukal P1 pada bidang vertical
sejajar
 LLG > LLR Selisih + Tidak bisa diekspansi
 LLG < LLR Selisih - Ekspansi
 LLG = LLR Selisih 0 Normal

4. Analisis PONT
- Dasar Pemikiran : Makin besar lebar mesiodistal 4 gigi incisivus RA, maka makin besar pula lebar
lengkung gigi antara P1 dan M1 agar tidak terjadi crowding
- Hanya pada Rahang Atas
- Tahap 1
o Hitung Lebar Mesio Distal ke 4 gigi incisivus (12 11 21 22)
o Hitung jarak centrak fossa 14 -24 (pasien)
o Hitung jarak central fossa 16-26 (pasien)

- Tahap 2
RUMUS INDEKS PONT
Indeks Pont 14-24

Jumlah Mesio Distal 12 11 21 22 x 100 = ……………mm


80

Indeks Pont 16-26

Jumlah Mesio Distal 12 11 21 22 x 100 = ……………mm


64

- Tahap 3
Masukan dalam table
Penderita Pont Selisih
14 - 24 ……………………… mm ……………………… mm ……………………… mm
16 - 26 ……………………….mm ……………………….mm ……………………….mm

Jika Hasilnya Negatif (-)  Terjadi kontraksi


Jika hasilnya Positif (+)  Terjadi Distraksi

Kasus 4 : Pemeriksaan Sagital Transversal (Intramaxillary Symmetry)


Tujuan :
1. Membandingkan kedudukan gigi geligi kanan dan kiri garis median
2. Dalam rencana perwatan usahakan kedudukan gigi geligi simetris
3. Analisis simetri ini untuk memperkirakan perbedaan posisi gigi geligi kanan dan kiri dari arah sagital dan
transversal
Prosedur :
1. Tahap 1
Beri tanda berupa titik pada permukaan incisal/oklusal setiap gigi
I1 dan I2  Pertengahan Incisal
C  Puncak Bonjol
P1 dan P2  Puncak Bonjol Bukal
M  Sentral Fossa

2. Tahap 2
Buat Kontruksi bidang referensi

- Garis Referensi Median ditarik dari 2 titik di Mid palatal raphe (satu anterior 1 Posterior
- Garis referensi bidang tuberositas, ditarik dari tuberositas kanan ke kiri

3. Tahap 3
Banding kan Posisi gigi geligi kiri dan kanan dengan Orthocross/Symmetograph dengan bidang orientasi pada
mid palatal raphe dan bidang tuberositas

4. Hasil Pemeriksaan
Contoh :
- Dalam bidang transversal
16 menjauhi median line 1 mm dibandingkan 26
- Dalam bidang sagital
16 lebih ke anterior 1 mm dibandingkan 26

Trisakti
Maloklusi kelas I tipe 1 dan 2
Penjelasan : maloklusi kelas 1  hubungan molar netroklusi
Tipe 1  crowding anterior
Tipe 2  protrusive anterior (over jet 4,5 mm)
Etiologi : Premature loss
Persistensi
Menghisap ibu jari
Design alat :
Rencana perawatan
RA
Ekspansi bilateral
Regulasi anterior
Asah plat bagian anterior

RB
Ekspansi bilateral
Protraksi gigi 32 dan 42 dengan S spring
Regulasi anterior

UHT
Gigi 11 dan 21 ada diastem. Tidak ada pergeseran midline, 22 mesiopalatoversion
Design alat:
Bisa dengan menggunakan labial bow pada rahang atas

UMY
Maloklusi kelas II divisi 2
Etiologi : Maloklusi kelas II  premature loss dm2 sehingga M1 mesial drifting
UGM
Kesimetrisan wajah: Diukur dari midline wajah ke sisi kiri dan kanan wajah
- Jarak kedua sudut mata
- Jarak kedua tulang pipi
- Jarak kedua condylus
- Jarak kedua sudut mulut
- Jarak cuping hidung

Keseimbangan wajah
Jarak 1/3 wajah atas = Trichion – Glabela
Jarak 1/3 wajah tengah = Glabela – Subnasion
Jarah 1/3 wajah bawah = Subnasion – Gnation

Menentukan profil pasien: Dilihat dari lateral

a. Menurut Graber
3 titik:
Glabella –
Lip contour –
Symphisis (menton)

Profil: Konveks (cembung)


Konkaf (cekung)
Straight (lurus)

b. Menurut Shwarf
Bidang antara garis Po-Pn = Bidang KPF (Keefer Profil Field)
1/3 wajah bagian depan bawah terletak di bidang KPF adalah ideal
Keterangan: Po = bidang orbital
Pn = bidang nasal
Sn = subnation
3 macam tipe profil menurut Schwarz
- Averege face = Sn pada Pn
- Ante face (cekung) = Sn didepan Pn
- Retro face (cembung) = Sn dibelakang Pn

c. Garis Analisis Rickeets


Garis estetik (E) = ujung hidung – Pg (pogonio)
IDEAL:
- bibir atas 2-3 mm dibelakang E
- bibir bawah 1-2 mm dibelakang E
Profil wajah jika dibelakang garis E = konkaf
Profil wajah jika didepan garis E = konveks

UNISULA
Definisi titik-titik baku pada jaringan keras:
a. Sella Tusica ( S ) : titik pusat geometric dari fossa pituitary
b. Nasion ( N ) : titik yang paling anterior dari sutura fronto nasalis atau sutura antara tulang frontal dan tulang nasal
c. Orbitale ( Or ) : titik terendah dari dasar rongga mata yang terdepan
d. Sub-spinale ( A ): titik paling cekung dari lengkung yang dibentuk antara spina nasalis anterior dan posterior (ANS &
PNS)
e. Supra-mental ( B ) : titik paling cekung dari lengkung yang dibentuk antara infradental dan pogonion
f. Porion ( Po ) : titik paling superior dari meatus acusticus externus menyinggung bidang Frankfort
g. Basion ( Ba ) : titik paling infero-posterior pada tulang occipital
h. Pogonion ( Pg ) : titik paling anterior pada symphisis yang menyinggung bidang fasial
i. Menton ( Me ) : titik terendah dari mandibular symphisis
j. Gonion ( Go ) : titik persimpangan antara garis singgung ramus posterior dengan bidang mandibula
k. Articulare ( Ar ) : titik perpotongan dari batas posterior ramus dengan batas inferior dari posterior basis kranii
l. Pterygomaxilary fissure ( PTM ) : Kontur fissura pterygomaxilary yang dibentuk di anterior oleh tuberositas retromolar
maksila dan di posterior oleh kurva anterior dari prosesus pterygoid dari tulang sphenoid
m. Gnathion ( Gn ) : titik di antara pogonion dan menton.

Analisis skeletal:
a. Sudut SNA N: 82 = kedudukan maxilla terhadap basis cranii …
b. Sudut SNB N: 80 = kedudukan mandibular terhadap basis cranii …
c. Sudut fasial N: 87 = kedudukan mandibular terhadap profil …
d. Sudut FM N: 26 = tipe fasial … (mesofasial, dolicofasial, brachyfasial)
e. Jarak A-NPg 4mm = kedudukan maxilla terhadap profil …
Analisis dento-skeletal:
Jarak T-APg 4mm = kedudukan insisif bawah …
Sudut T-APg 25 = kedudukan insisif bawah … (proklinasi, normal, retroklinasi. Berat sedang ringan)
Contoh kasus:
6. diagnosis maloklusi kelas 1 tipe 1
rencana perawatan: ekspansi bilateral, labial bow

7. rencana perawatan: ekspansi bilateral, mesialisasi 11, 12, labial bow


alat gigi 12: finger spring
cara aktivasi: besarin loop
1. Seorang anak usia 9 tahun datang ingin memperbaiki gigi insisivus pertama atas kiri yang mengalami palato
versi, dengan midline berhimpit, tumpang gigit 31-32=3mm, dan jarak gigit terhadap gigi 31-32=(-1mm) dan
tumpang gigit terhadap 41-42=3 mm, dan jarak gigit terhadap gigi 41-42=2mm, hubungan molar neutroklusi.
Pertanyaan:
a. Diagnosis kasus tersebut
b. Etiologi dari kasus tersebut
c. Verbalkan dan jelaskan Desain alat yang akan digunakan
d. Verbalkan dan peragakan pengaktivasian alat tersebut

2. Seorang anak laki-laki 9 tahun gigi rahang bawah kanan rusak dan tinggal sisa akar namun tidak terasa sakit.
Pemeriksaan Intra oral terdapat sisa akar gigi 85 dan terjadi penyempitan ruangan. Hubungan Molar RA dan
RB kanan tendensi Klas III Angle, hubungan M kiri klas I angle. Pemeriksaan Ekstra oral profil cembung
a. Klasifikasi kasus di atas
b. Rencana Perawatan & Gambar desain
c. Cara aktivasi alat dan Instruksi pasien
Checklist :
a. Maloklusi Angle Klas I Tipe 5 Dewey
b. Rencana Perawatan :
 Ekstraksi gigi 85
 Koreksi penyempitan ruang dengan sekrup ekspansi ( Distalisasi gigi 46 dengan sekrup ekspan di region
45 ( anteroposterior )
 Retensi di gigi 36 dan 46
 Labial bow dari gigi 33 – 43 sebagai retensi
 Gambar desain!!!
c. Aktivasi ekspan ¼ putaran searah arah panah
Instruksi untuk pasien : alat dipakai pertama kali selama 6 – 8 jam tanpa henti dalam sehari

3. Pasien akan diretraksi gigi geligi anterior atasnya.


a. Bagaimana cara aktivasi kawatnya, tang apa aja yg dipakai
Loopnya dikecilin pake tang 3 jari
b. Hal apa yg harus dilakukan juga pas retraksi (nanti di sediain akrilik reamer)
Plat basis akriliknya dikurangin pada bagian gigi2 yg mau diretraksi  spy ada ruang buat mundur bagi gigi2nya

4. Ada pasien ingin melakukan perawatan orthodonsia. Telah dilakukan pembuatan sefalometri lateral. Pada hasil
pemeriksaan klinis ditemukan pit dan fisur dalam pada gigi 6 di semua regio.
Soal:
a) Tentukan sudut SNA, SNB, dan ANB serta tulis kesimpulannya.
Jawaban:
a) Ya ini tracing kayak biasa sih (cuman katanya di beberapa universitas ga ada tracing, jadi kemungkinan soal ini
ga bakal keluar di UKDGI).

5. Pasien gigitan silang posterior, gigi 23 24 25 26 lebih di palatal daripada gigi bawahnya. Overjet dan overbite 2mm.
a) Tentukan diagnosis
b) Gambarkan desain alat ortodonti cekat (ga ada cap nya)
c) Verbalkan fungsi masing-masing klamer

6. Pasien konsulkan anaknya 15 tahun yg mengeluhkan giginya berantakan. Si ibu bawa foto panoramik pasien. Foto :
gigi 13 23 belum erupsi (impaksi), masih ada gigi sulung (kalo ga salah), M3 belum erupsi dan miring. *pasien
mengulang-ulang si anak giginya berantakan dan nanya perawatannya berapa lama*
a) Lakukan anamnesa
b) Jelaskan gambaran radiograf kepada pasien
c) Jelaskan rencana perawatan dan mungkin akan dilakukan
d) Tulis surat rujukan

7. Anak 13th dating dengan ibunya mengeluhkan giginya maju dan tidak rapi. IO anterior protusif dan pada labial banyak
terdapat white spot, OJ 5,6mm OB 5mm. tonjol mesiobukal M1 atas berada pada distal p2 dan mesial m1, kekurangan
ruang kiri 1,5mm kanan 1mm. direncanakan perawatan dalam 2 tahap, myofungsional dan orto lepasan untuk
pencarian ruang (disediakan gambar model)
a. Tentukan klasifikasi maloklusi
b. Malrelasi arah vertical
c. Malposisi pada gigi 11, 21
d. Alat yang dipakai setelah alat myofungsional untuk mencari ruang
e. Gambar desain alat dan keterangan
f. Verbalkan perawatan yang dilakukan saat control setalah pencarian ruang sudah didapat untuk menggerakkan
bagian distal 11 21 ke palatal

Station 8 – Ortho Nilai


a) Classifikasi angle
Soal: b) Design alat
Classifikasi angle pada pasien c) Nama tang
Design alat d) Peraga cara aktivasi labial bow
Cara aktivasi labial bow

8. Ada pasien standar wanita, sedang dalam perawatan dengan alat ortho lepasan. Terdapat multiple diastema 12,11, 21,
22, akan dilakukan retraksi gigi-gigi tersebut. Selama 2 minggu terakhir pasien tidak menggunakan alat ortho
lepasannya karena longgar.
a) Pilih dan verbalkan alat yang digunakan untuk aktivasi pegas
b) Peragakan dan verbalkan cara aktivasi pegas (ingat prinsip ada ruangan, ada gaya, tidak ada hambatan)
c) Pilih dan verbalkan alat yang digunakan untuk menstabilkan cengkram
d) Peragakan dan verbalkan cara menstabilkan cengkram

9. Pasien datang dengan keluhan gigi atas maju dan gigi bawah berjejal, overjet 8,9 mm, overbite 5 mm. Dulu gigi 14
pernah dicabutuntuk perawtan orto namun tidak dilanjutkan
Tugas:
a) Gambarkan desain plat untuk ekspansi lateral RA dan RB, koreksi deep overbite dan merapikan gigi anterior!
b) verbalkan dan peragakan cara aktivasi skrup ekspan!

10. Pasien perempuan berusia 15 tahun datang ke klinik ortodonti RSGM dengan keluhan terdapat celah pada gigi depan
atas dan ingin memperbaiki penampilannya. Hasil pemeriksaan klinis diperoleh data sebagai berikut: profil pasien
straight, relasi molar normal, terdapat diastema di antaragigi 11 dan 21, gigi 22 mesiopalatoversi, overjet 2mm, dan
overbite 2mm. analisis sefalometri SNA= 82/SNB= 80. Setelah melalui beberapa pemeriksaan, maka dokter gigi
merencanakan perawatan ortodonti yang akan diberikan adalah alat ortodonti lepasan.
a. Tuliskan diagnosis pada kasus diatas.
b. Gambarkan desain rencana perawatan pada kasus tersebut
c. Tuliskan tipe/jenis gaya ortodonti yang dihasilkan oleh peranti ini
d. Tuliskan kegunaan analisis sefalometri SNA dan SNB
11. Anak 13th dating dengan ibunya mengeluhkan giginya maju dan tidak rapi. IO anterior protusif dan pada labial banyak
terdapat white spot, OJ 5,6mm OB 5mm. tonjol mesiobukal M1 atas berada pada distal p2 dan mesial m1, kekurangan
ruang kiri 1,5mm kanan 1mm. direncanakan perawatan dalam 2 tahap, myofungsional dan orto lepasan untuk
pencarian ruang (disediakan gambar model)
a. Tentukan klasifikasi maloklusi
b. Malrelasi arah vertical
c. Malposisi pada gigi 11, 21
d. Alat yang dipakai setelah alat myofungsional untuk mencari ruang
e. Gambar desain alat dan keterangan
f. Verbalkan perawatan yang dilakukan saat control setalah pencarian ruang sudah didapat untuk menggerakkan
bagian distal 11 21 ke palatal

12. Pasien anak 10 th dtg dgn ibu keluhan gigi depan maju ingin dirawat. Skeletal normal. Relasi molar normal. Profil
cembung. Diastema. Tuliskan klasifikasi maloklusi, alat ortodonti yg akan dipakai. Rencana perawatan yg dilakukan.
Gambarkan skema kawat dan plat.
maloklusi dental kls1 angle modifikasi type 3 Dewey
-tujuan perawaran: expansi sagital untuk mengoreksi gigitan silang anterior
-gambar desain
:expansi, Addams 6-6, labial bow 4-4
-komponen:
aktif: screw expansi sagital
pasif: Adams klammer pd gigi 6-6
basis dan plat
-guna:
aktif: screw exp mendorong gigi 11,21,12,22 ke arah labial sebagai koreksi gigitan silang ra anteriro
pasif: retensi dan penjangkaran
plat dan basis: untuk menempelkan komponen

13. cara mengukur Overjet pada model studi


-cara mengukur Overbite pada model studi
-cara mengukur kurva spee

14. Pasien datang dengan keluhan crossbite anterior Gigi 32,31,41,42 dengan gigi 12,11,21,22. Overjetnya -1mm,
overbitenya +1mm, Freeway space 1 mm. Diskrepansi RA minimal.
- Gambarkan desain pada RA menggunakan skrup ekspansi
- Tuliskan rencana perawatan untuk RA
- Pilih alat untuk ekspansi dan lakukan cara aktivasi skrup ekspansi

15. Pasien laki-laki mempunyai kebiasan mengunyah satu sisi. Verbalkan menentukan kesimetrisan wajah dengan titik
antropometri, verbalkan hasil pengamatan, verbalkan menentukan profil pasien dengan menjelaskan titik
antropometri, verbalkan besar sudut profil dan  hasil pengamatan

16. Pasien anak gigi depan maju renggang. Hubungan molar neutroklusi, skeletal ortognatik, SNA 82, SNB 80, sudut
fasial 87, tipe fasial mesofasial
1. Verbalkan diagnosis maloklusi
2. Verbalkan jenis alat orthodonti
3. Verbalkan rencana perawatan
4. Desain alat (gambar)
5. Cara mengaktifkan alat dan pilih tang
17. Skeletal kls I, molar kls I, caninus kls I, overjet 5, overbite 3. Diketahui ukuran gigi 12-22... 14-24... 16-26...
a. tuliskan diagnosa
b. tuliskan malposisi pada gigi 42 (di gambar)
c. tuliskan perhitungan indeks pont 14-24
d. ----------------------------------------16-26
e. tuliskan interpretasi hasil 14-24
f. -------------------------------16-26

18. (soal kurang ingat) Relasi skeletal Klas I, gigi anterior RA RB crowded. Gigi I RA sedikit diastema.
(Ada foto klinis dan ronsen panoramik)
1. Sebutkan pemeriksaan apa saja yg dilakukan utk pasien
2. Apa yg dimaksud dgn Serial Ekstraksi?
3. Metode serial ekstraksi apa saja yg bs dilakukan pd pasien tsb?
4. Jelaskan apa itu Dewey's Method

19. Pasien dengan tinggi wajah 90 mm, lebar wajah 100 mm


1. Verbalkan cara pengukuran indeks wajah
2. Tuliskan rumus pengukuran indeks wajah
3. Tuliskan kesimpulan indeks wajah pada pasien tsb

Anda mungkin juga menyukai