Nim : 1613101020095
1. Identifikasi dan koreksi daerah basis gigi tiruan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan.
2. Identifikasi dan koreksi bagian gigi tiruan yang mengganggu retensi dan stabilisasi gigi
tiruan
3. Menyesuaikan oklusi gigi-gigi posterior di rahang atas dan rahang bawah
2. Lakukan pengecekan rongga mulut pasien apakah terdapat eritema atau ulserasi, agar gigi
tiruan yang dipasang dapat duduk pada jaringan yang sehat dan tidak dalam keadaan
distorsi.
Gigi tiruan diolesi pressure indicating paste (P.I.P.) tipis-tipis pada basis yang
menghadap mukosa pendukung, atau dapat dipakai campuran olive oil dengan bubuk
fletcher dengan konsistensi sedang dan gigi tiruan dipasang di dalam mulut kemudian
dilepas kembali. Dievaluasi daerah pasta yang terhapus dan bila pada daerah ini
menunjukkan adanya mukosa yang kontak lebih berat dan tertekan oleh basis gigi tiruan.
Hilangkan daerah basis yang terhapus dengan cara pengasahan. Ulangi prosedur
pengecekan kontak basis dengan mukosa ini sampai diperoleh kontak yang merata. Bila
kontak pasta sudah merata, ini menunjukkan bahwa tidak ada mukosa yang tertekan lebih
berat. Kemudian diperiksa dan dievaluasi arah pemasangan dan bila ada daerah undercut
yang menyulitkan pada waktu memasang dan melepas gigi tiruan, pada daerah ini harus
direlief dengan cara pengasahan. Haluskan permukaan yang diasah dengan “bur wheel
low speed” untuk menghindari terjadinya panas pada akrilik resin dari basis gigi tiruan.
3. Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper pastikan jejas gigi merata dan tidak
ada yang terlalu tebal. Jika ada yang terlalu tebal lakukan pengasahan gigi dengan acrylic
trimmer.
4. Tanyakan kepada pasien apakah sudah merasa nyaman, tidak sakit, atau terasa menekan,
dan prosedur diatas dilakukan satu per satu rahang.
5. Instruksi: cara melepas pasang gigi tiruan, membersihkan gigi tiruan dengan disikat
dibawah air mengalir setiap sebelum dan setelah dipakai, disimpan dalam wadah berisi air
bersih. Pada 24 jam pertama lepas gigi tiruan saat makan dan tidur, seterusnya pakai saat
makan dan lepas saat tidur. Jelaskan pula diawal pemakaian akan terasa tidak nyaman,
banyak air liur, sariawan dan sulit berbicara sehingga butuh latihan.
1. Sebelum dimasukkan ke dalam mulut pasien, lakukan evaluasi gigi tiruan: tidak terdapat
basis yang patah, tepi gigi tiruan yang tajam
2. Lakukan pengecekan rongga mulut pasien apakah terdapat eritema atau ulserasi, agar gigi
tiruan yang dipasang dapat duduk pada jaringan yang sehat dan tidak dalam keadaan
distorsi.
3. Lakukan penyesuaian basis dan sayap dengan PIP (Fletcher+olive oil) dioles dengan kuas
pada seluruh permukaan basis dan sayap hingga merata. Masukkan ke dalam mulut gigi
tiruannya. Lalu lepas
4. Evaluasi apakah terdapat area basis atau sayap yang terhapus PIP nya. Jika terhapus,
maka bagian tersebut menekan mukosa dan harus dikurangi dengan acrylic trimmer.
Ulangi prosedur tersebut hingga jejas merata
5. Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper untuk mengoreksi premature
kontak, dengan cara mulut harus ditutup secara bersamaan tanpa adanya hambatan,
pastikan jejas gigi merata dan tidak ada yang terlalu tebal. Jika ada yang terlalu tebal
lakukan pengasahan gigi dengan acrylic trimmer.
6. Tanyakan keluhan subjektif pasien pasca insersi: apakah sakit, menekan, sariawan, tidak
nyaman, lelah, tegang dan sulit menelan.
7. Prosedur di atas dilakukan satu per satu rahang, untuk retensi, stabilisasi, dan
kenyamanan didalam rongga mulut, kemudian oklusi dan fonetik diperiksa setelah gigi
tiruan atas dan bawah berada di rongga mulut.
Pressure indicating paste (PIP) bertujuan untuk mengatasi rasa sakit pada puncak
alveolar ridge yang tajam, mendistribusikan tekanan pengunyahan terhadap jaringan
pendukung gigi tiruan, untuk menhan konsentrasi tekanan dan menambah kecekatan gigi
tiruan lepasan yang akan menghasilkan retensi dan stabilitas yang optimal, sehingga
memberikan kenyamanan kepada pasien dalam menggunakan gigi tiruan.