Anda di halaman 1dari 11

LOGBOOK DK 2 SK 2 BLOK 12

Nama : Insi Madani

NIM : 185160101111033

Kelompok :6

Skenario

Learning Issues:

1. Immediate Denture 2. Single Denture


a. Definisi a. Definisi
b. Indikasi b. Indikasi
c. Kontraindikasi c. Kontraindikasi
d. Keuntungan dan kerugian d. Keuntungan dan kerugian
e. Prosedur/tatalaksana e. Prosedur/tatalaksana
f. Evaluasi dan instruksi pasien f. Evaluasi dan instruksi pasien
g. Komplikasi pasca insersi g. Komplikasi pasca insersi

Learning Output

1. Immediate Denture
a. Definisi
Berdasarkan Glossary of Prosthodontic Term, Akademi Prosthodontik, (1999), immediate
denture merupakan gigi tiruan lengkap maupun sebagian yang dibuat untuk ditempatkan
dengan segera setelah gigi asli dicabut.
b. Indikasi
1) Multipel ekstraksi (Contoh: karies,penyakit periodontal, atau alasan estetis)
2) Kebutuhan atau permintaan pasien (Contoh: orang yang aktif secara sosial,
kesadaran diri)
c. Kontraindikasi
1) Pasien dengan kesehatan umum kurang baik atau risiko dilakukan pembedahan
buruk (contoh: pascaradiasi region kepala dan leher, kondisi sistemik yang
berdampak pada penyembuhan atau pembekuan darah, kelainan jantung atau
kelenjar endokrin dan gangguan fisiologis).
2) Tidak kooperatif
3) Pasien dalam terapi radiasi (yang akan mengakibatkan osteoradionekrosis)
4) Pasien tua
5) Pasien diabetes, tuberculosis
6) Pasien dengan penyakit melemahkan lainnya
7) Pasien dengan kasus ekstrim disertai dengan kesehatan rongga mulut buruk
8) Pasien berisiko dari bakterimia

Para klinisi percaya bahwa pergerakan immmediate denture dapat mengganggu


pembekuan dan jaringan sekelilingnya yang cukup menyebabkan bakterimia. Oleh sebab
itu mereka menentang dilakukannya immediate denture pada pasien karena bakterimia
dianggap berbahaya.

d. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan Immediate Denture
1) Menghindari periode edentulous jangka pendek yang berarti penampilan pasien
tidak berubah.
2) Memelihara dukungan sirkumoral, tonus otot, dimensi vertikal oklusi, hubungan
rahang dan tinggi wajah. Lidah, bibir dan pipi juga akan terpelihara posisinya.
Lidah tidak melebar secara lateral dan ke belakang melewati alveolar ridge akibat
dari hilangnya gigi.
3) Rasa sakit pascaoperasi berkurang karena lokasi ekstraksi terlindung dari lidah
dan kontak dengan makanan, walaupun fungsi mastikasi yang tepat tidak
tercapai hingga ketidaknyamanan jaringan lunak mereda.
4) Immediate denture dapat berperan sebagai matriks untuk mengontrol
perdarahan, melindungi dari trauma, melindungi blood clot serta mencegah
kontaminasi.
5) Jika kondisi sebelumnya dapat diterima, hal ini mudah untuk menduplikasi
bentuk dan posisi gigi asli serta bentuk dan lebar rahang. Bentuk horizontal dan
vertikal gigi anterior juga dapat direplika.
6) Pasien dapat melanjutkan aktivitas normalnya. Pasien perlahan-lahan
beradaptasi dengan gigi tiruan sambil menunggu penyembuhan. Fungsi bicara
dan mastikasi juga dapat terpelihara karena tidak adanya periode edentulous
yang lama. Asupan nutrisi yang baik juga terpelihara.
7) Memelihara penampilan pasien. Psikologis dan sosial pasien terjaga karena
pasien tidak keluar rumah tanpa gigi dan tidak ada masalah dengan gaya hidup
normal seperti senyum, berbicara, makan dan bersosialisasi.

Kerugian Immediate Denture

1) Gigi tiruan memerlukan eksekusi yang lebih menantang pada tahap klinis rutin
karena adanya gigi membuat pengambilan cetakan dan posisi maksilomandibula
lebih sulit.
2) Undercut ridge anterior (lebih parah pada maksila) diakibatkan adanya gigi yang
tersisa yang dapat menghambat prosedur pencetakan. Hal ini dapat
mempengaruhi registrasi akurat dari undercut yang terletak di posterior.
3) Resorpsi tulang dan shrinkage dari jaringan lunak yang sedang mengalami
penyembuhan lebih sering terjadi dibandingkan jaringan lunak yang sudah
sembuh dengan baik. Hal ini membuat perubahan pada gigi tiruan sehingga
memerlukan prosedur reline.
4) Adanya perbedaan jumlah gigi yang tersisa pada berbagai lokasi (anterior,
posterior atau keduanya) sering menyebabkan pencatatan yang tidak tepat dari
posisi relasi sentris atau penentuan yang tepat dari dimensi vertikal oklusi.
Penyesuaian oklusal, ekstraksi selektif sebelum perawatan diperlukan untuk
membuat catatan akurat pada dimensi vertikal oklusi yang tepat.
5) Tidak adanya uji coba gigi tiruan sehingga sulit untuk meunjukkan pada pasien
seperti apa gigi tiruannya nanti. Dibutuhkan perencanaan dan penjelasan yang
hati-hati terhadap pasien serta pengalaman dan perhatian operator terhadap
detil teknik.
6) Karena hal ini lebih sulit dan prosedur yang rumit, lebih banyak waktu,
pertemuan tambahan, dengan demikian meningkatkan biaya yang tidak bisa
dihindari. Ketidakpuasan pasien dengan posisi gigi atau modifikasi gigi tiruan
pascainsersi untuk memperbaiki dimensivertikal atau relasi sentris mungkin
membutuhkan pembuatan kembali gigi tiruan. Pasien harus waspada terhadap
pembuatan gigi tiruan baru yang diperlukan, dengan demikian menambah waktu
dan biaya.
7) Aktivitas fungsional (seperti bicara dan pengunyahan) adalah hal yang
sementara dikompromikan. Walaupun hal ini hanya hambatan jangka pendek.

e. Prosedur/Tatalaksana
Diagnosa
Kesulitan dalam pembuatan gigi tiruan Immediate harus dikomunikasikan kepada pasien
meliputi: teknik pembuatan, merencanakan jadwal visitasi, gigi yang dicabut, dan
motivasi pasien

Tahapan Klinis
1) Melakukan pencetakan model studi dengan material cetak alginat
2) Melakukan pencetakan model kerja dengan material cetak alginat
3) Membuat catatan gigit untuk mencatat dimensi vertikal dan relasi rahang
4) Tahapan Pasang Coba :
- Jika yang tersisa gigi anterior dan posterior: tidak bisa pasang coba
- Jika yang tersisa gigi anterior: dapat dilakukan penentuan dimensi
vertikal dan relasi rahang
- Jika yang diekstraksi gigi anterior: tidak bisa pasang coba
5) Surgery
- Mempersiapkan pasien sebelum tindakan pembedahan atau ekstraksi
gigi, terutama pada pasien medical compromise seperti pasien dengan
penyakit sistemik diabetes atau hipertensi perlu dilakukan dental
management pencegahan yang tepat
- Melakukan ekstraksi gigi yang telah direncanakan, dengan trauma
seminimal mungkin, melindungi jaringan lunak dan tulang
- Daerah insisi ditutup dan dijahit
- Penggunaan tissue conditioner pada gigi tiruan untuk menambah retensi
dan penyembuhan lebih cepat
6) Insersi Immediate Denture
7) Kontrol
- Kontrol I
Dilakukan 24 jam setelah insersi. Gigi tiruan dilepas dan diperiksa
dengan cermat pada daerah bekas operasi dan lakukan irigasi Normal
saline. Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara melepas dan
memasang gigi tiruan. Instruksi kepada pasien untuk memakai gigi
tiruannya siang dan malam pada 1 minggu pertama dan dianjurkan
untuk tidak mengunyah makanan yang terlalu keras. Obat kumur
dianjurkan pemakaiannya 3-4 kali sehari
- Kontrol II
Dilakukan 3 hari setelah kontrol I. Dilakukan koreksi oklusi, artikulasi,
resorpsi dan bila perlu dilakukan relining. Pasien diintruksikan untuk
berlatih memanjangkan bibir atas setiap harinya
- Kontrol III
Dilakukan 7 hari setelah kontrol II. Dilakukan pembukaan jahitan,
koreksi oklusi, koreksi artikulasi, dan intruksi pasien untuk kontrol
periodik setiap 6 bulan sekali.
- Kontrol setelah 1 bulan untuk mengevaluasi penyembuhan soket dan
dilakukan relining sementara
- Kontrol 3-6 bulan untuk mengatasi gigi tiruan yang menjadi tidak retentif
akibat adanya resorpsi, untuk itu dilakukan relining dan rebasing
- Kontrol setelah 1 tahun dilakukan pembuatan gigi tiruan baru

f. Evaluasi dan Instruksi Pasien


Penting bagi pasien immediate denture untuk melakukan kontrol terutama pada
beberapa minggu dan bulan-bulan pertama.
- Hari-hari pertama: difokuskan pada penyembuhan soket gigi post-operasi ->
fokus pada resorpsi
- 24 jam pertama: diperiksa keseluruhan -> kenyamanan/ adaptasi GT, tidak ada
ulser, penyembuhan soket yang baik, hindari oklusal adjustment
- 48 jam pertama: diperiksa sore spot
- 1 minggu: cek lebih detail, dapat dilakukan oklusal adjustment pada GT angkat
jahitan, mengganti bahan tissue conditioner
- 1 bulan: soket sudah sembuh dan dilakukan reline sementara
- 3 – 6 bulan: mengatasi GT yang tidak retentif karena terjadi resorpsi -> reline,
rebasing
- 1 tahun: pembuatan GT baru

1) Kontrol I
- Dilakukan 24 jam setelah insersi
- GT dilepas,diperiksa dg cermat daerah bekas operasi & irigasi dg Normal
Saline
- Instruksi cara-cara melepas & memasang GT
- Instruksi memakai GT siang & malam seminggu pertama
- Dianjurkan jgn mengunyah makanan yg terlalu keras
- Pemakaian obat kumur dianjurkan 3-4 kali sehari
2) Kontrol II
- 3 hari setelah kontrol I
- Koreksi oklusi & artikulasi
- Px diinstruksikan berlatih memanjangkan bibir atas setiap harinya
- Koreksi resorpsi, bila perlu dilakukan relining
3) Kontrol III
- Dilakukan 7 hari setelah kontrol II
- Buka jahitan
- Koreksi oklusi & artikulasi
- Instruksi kontrol periodik setiap 6 bulan sekali

g. Komplikasi Pasca Insersi


- Rasa tidak nyaman karena pasca operasi
- Susah untuk membuka dan melepas gigi tiruang karena ada bengkak

2. Single Denture
a. Definisi
Single complete denture merupakan pembuatan gigi tiruan penuh pada salah satu
rahang yaitu maksila atau mandibula dimana sisi berlawanannya merupakan gigi asli,
restorasi tetap, gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan cekat, atau gigi tiruan penuh.

b. Indikasi
- Kehilangan gigi menyeluruh atau total pada satu rahang (RA/RB)
- Single complete denture mungkin diperlukan/diindikasikan pada keadaan dimana
gigi tiruan ini berlawanan dengan salah satu dari keadaan berikut ini :
1) Gigi asli yang jumlahnya mencukupi, tidak harus GT cekat atau GT lepasan
sebagian
2) Rahang tidak bergigi sebagian dimana gigi yang hilang sudah atau akan
diganti dengan GT cekat sebagian (Fixed Partial Denture)
3) Rahang tidak bergigi sebagian dimana gigi yang hilang sudah atau akan
diganti dengan GT sebagian lepasan.
4) Complete denture yang sudah ada.
Pada tiga kondisi yang pertama, biasanya RA sebagai rahang yang edentulous

c. Kontraindikasi
- Adanya kekuatan yang berlebih dari gigi antagonis asli cenderung memindahkan
posisi gigi dari tempat semula.
- Kekuatan yang besar dari gigi asli (khususnya gigi anterior) cenderung
menghasilkan resorpsi residual ridge yang parah, membuat retensi dan stabilisasi
denture sudah didapat.
- Gigi malposisi (ekstrusi, tipping, rotasi) menyebabkan denture kurang stabil

d. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan
- Lip support baik
- Estetik baik
- Cost effective karena hanya pada 1 rahang
Kerugian
- Dapat terjadi resorpsi tulang pada SCD rahang bawah karena beban kunyah gigi
asli rahang atas
- Penggunaan gigi akrilik yang berantagonis dengan gigi asli, gigi akrilik akan
mengalami abrasi
- Penggunaan gigi porselen yang berantagonis dengan gigi asli, gigi porselen akan
mengalami abrasi

e. Prosedur/Tatalaksana
Pasien
1) Anamnesis
2) History taking
3) Cek mental pasien
4) Pemeriksaan jaringan lunak:
- Fungsi relasi bibir dan lidah
- Mukosa oral
- Adanya jaringan tetap (misal: fibrous tuberosities, hyperplasia and fibrous
ridges)
5) Pemeriksaan jaringan keras:
- Akar gigi yang tersisa
- TORI/torus
- Derajat interidge space
- Klasifikasi dan bentuk ridge
6) Kualitas dan kuantitas saliva
7) Ekspetasi pasien dan dokter gigi

Gigi Tiruan

1) Faktor umum
- Riwayat pemakaian: lama , frekuensi, pengalaman memakai GT lama
- Catat material basis GT lama termasuk kondisi GT
- Kebiasaan diet: bagaimana cara makan, berapa lama makan, dan memeriksa
tanda ketidakstabilan GT saat digunakan
2) Faktor spesifik
- Extension of the complete upper denture
- Extension of the complete lower denture
- Pemeriksaan retensi
- Pemeriksaan stabilitas
- Pemeriksaan GT sebagai unit fungsional
3) Occlusal relations in retruded contact position (RCP)
4) Pemeriksaan freewayspace yang ideal
5) Pemeriksaan penampilan
f. Evaluasi dan Instruksi Pasien
Evaluasi:
1) Memeriksa apakah terdapat fraktur basis gigi tiruan
2) Memeriksa oklusi dan ketebalan basis
Instruksi pasien:
1) Memotong makanan menjadi bagian yang kecil
2) Meletakkan makanan di bawah lidah dan biarkan terbawa oleh saliva
3) Mengunyah di kedua sisi pada waktu yang bersamaan
4) Gunakan gerakan chopping lebih banyak daripada chewing di gigi posterior
5) Rapatkan gigi waktu menelan, dan biarkan gigi terpisah ketika tidak makan
6) Lepaskan gigi tiruan saat tidur dan rendam dalam cairan pembersih

g. Komplikasi Pasca Insersi


1) Ketidaknyamanan pasien terhadap gigi tiruan
2) Fraktur basis gigi tiruan
Karena gigi tiruan sering berlawanan dengan gigi asli yang lengkap atau
hampir lengkap atau restorasi tetap. Kekuatan oklusal yang besar dihasilkan
pada kombinasi dengan ketebalan dasar gigi tiruan kadang-kadang menghasilkan
fraktur. Kontrol oklusi yang tepat atau penggunaan cast metal base merupakan
pertimbangan untuk mencegah masalah ini.
3) Abrasi gigi
4) Kurangnya retensi dan stabilitas gigi tiruan
5) Commissural Cheilitis
Atau inflamasi pada sudut mulut, sering dikaitkan dengan jarak
interoklusal yang berlebihan (berkurangnya dimensi vertikal yang terjadi).
Namun, menempatkan gigi posterior rahang atas terlalu jauh ke arah lateral
menghilangkan buccal corridor.
Commissural cheilitis juga dapat berkembang ketika bidang oklusal gigi
bawah terlalu tinggi. Ini mencegah aksi pipi mengeliminasi saliva dari vestibulum
bukal bawah sehingga saliva akan keluar melalui sudut mulut.
6) Tersedak atau muntah
Pasien yang mengalami masalah tersedak atau muntah terhadap gigi
tiruan sering sulit dirawat, dan kesulitannya adalah salah satu penyebab utama.
Beberapa pasien memiliki refleks tersedak atau muntah sebelum dan selama
konstruksi gigi palsu. Insersi atau pelepasan gigi tiruan lengkap dapat
menyebabkan tersedak atau muntah, namun terkadang pasien mengalami
masalah tersedak setelah pemasangan gigi tiruan.
Seorang pasien gigi tiruan lengkap dengan masalah tersedak atau
muntah sebagai akibat dari gigi tiruan longgar; oklusi yang buruk; ekstensi atau
kontur gigi tiruan yang tidak tepat, khususnya di daerah posterior palatum dan
ruang retromylohyoid; border gigi tiruan yang underextended; penempatan gigi
rahang atas terlalu jauh ke arah palatal dan gigi mandibula terlalu jauh ke arah
lingual sehingga dorsum lidah dipaksa masuk ke faring selama tindakan
menelan; peningkatan dimensi vertikal oklusi; dan faktor psikogenik. Pasien
mungkin menolak untuk menelan karena takut gigi tiruan akan terlepas dan
strangle. Karena tidak menelan, saliva terakumulasi dan memicu refleks tersedak
atau muntah. Masalah umum yang sering diabaikan adalah bahwa batas
posterior gigi tiruan terlalu tebal. Ini harus ditipiskan untuk berbaur dengan
langit-langit mulut dan tidak membuat tonjolan yang tidak nyaman di posterior.
7) Sensasi lidah dan palatum terbakar
Sensasi terbakar yang dialami beberapa pasien di sepertiga anterior
palatum dapat disebabkan oleh tekanan pada daerah nasopalatine. Melakukan
relief gigi tiruan atas papilla yang tajam biasanya efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1) Arbree NS. Immediate Denture. In: Zarb GA, Bolender. editors. Prosthodontic Treatment for
Edentulous Patient: Complete Denture and Implant-Supported Prostheses, 12th ed. Mosby. 2004. p.
123; 125.
2) Arnefi, Henni Koesmaningati. 2003. Single Complete Denture pada Pasien Histerical dengan
Keterbatasan Mengontrol Gerakan Lidah. JKGUI; 10 (Edisi Khusus), Hal 367-373.
3) Aya Sofya, Pocut. 2017. Immediate Denture. Universitas Syiah Kuala,Journal of Syiah
4) Rahn, AO ; Heartwell, CM. Textbook of Complete Dentures. Fifth edition. 1993. Lea & Febiger.
5) Zarb, GA ; Bolender, CL ; Carlsson, GE. Boucher’s Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients.
11th edition. 1997. Mosby-Year Book, Inc.

Anda mungkin juga menyukai