Anda di halaman 1dari 35

SINGLE COMPLETE DENTURE :

Gigi tiruan penuh yang dibuat pada salah satu


rahang

Antagonisnya dapat berupa :


 Gigi – gigi asli.
 Gigi tiruan cekat.
 Gigi tiruan sebagian lepas.
 Gigi tiruan penuh yang sudah ada dan masih
cekat / baik sehingga tidak akan lagi dibuat yang
baru.
Kesulitan yang dihadapi pada pembuatan single
complete denture dengan antagonis gigi asli :

Daya kunyah gigi asli besar.


Gigi yang masih ada sering
mengalami malposisi.
Sukar mendapatkan keseimbangan
oklusi dan artikulasi.
Single complete denture atas dengan
antagonis gigi – gigi asli

Gigi asli di R.B. dapat :

• masih lengkap dan belum banyak


mengalami perubahan.
• sudah banyak yang hilang dan gigi
yang masih ada mengalami
perubahan berupa extrusi, tipping.
Pertimbangan utama :
• Koreksi inklinasi gigi asli, bidang
oklusal maupun gigi yang
mengalami malposisi karena drifting.

• Koreksi bidang oklusal dilakukan


dengan pengasahan.
Bila pengasahan banyak, perlu
dibuatkan mahkota sebelum
pembuatan gigi tiruan penuh.
Prognosa :
Lebih menguntungkan dari pada single
complete denture bawah, karena :

• Daerah pendukung gigi tiruan atas lebih


besar.
• Retensi dan stabilisasi lebih baik.
• Adanya kebiasaan lidah untuk menahan
gigi tiruan atas.
Menurut Swenson pembuatan SCD atas yang
berantagonis dengan 6, 8, 10 gigi depan bawah
sering menemui kegagalan karena :

Terjadi kerusakan jaringan pendukung atas


berupa :

• Resorbsi processus alveolaris


Residual ridge

depan atas
• Flabby / hyperplasia
Hal ini disebabkan karena :

• Tekanan kunyah gigi asli yang besar.


• Kebiasaan mengunyah dengan gigi
depan beban oklusi terpusat
sebagian kecil pada processus
alveolaris rahang atas.
Perubahan destruktif yang terjadi pada
jaringan mulut yang diakibatkan oleh
pemakaian gigi tiruan penuh atas yang
berantagonis dengan gigi tiruan sebagian
lepas rahang bawah klas I Kennedy atau
yang berantagonis dengan enam atau
delapan gigi depan saja disebut oleh Kelly
sebagai :

SINDROMA KOMBINASI
SINDROMA KOMBINASI
Sindroma ini terdiri dari :

Hilangnya tulang alveolar pada regio depan


atas.
Pertumbuhan tuberositas maxilla ke arah
bawah.
Hiperplasia papilla di daerah palatum keras.
Ekstrusi gigi depan bawah.
Resorbsi tulang alveolaris rahang bawah di
bawah basis gigi tiruan sebagian lepas.
Kondisi di atas akan diikuti oleh
beberapa perubahan, antara lain :
Berkurangnya dimensi vertikal.
Ketidak harmonisan bidang oklusal.
Berubahnya posisi mandibula ke arah
depan.
Adaptasi pasien terhadap pemakaian gigi
tiruan menjadi buruk.
Epulis fisuratum.
Kelainan jaringan periodontal.
Single Complete Denture rahang bawah
dengan antagonis gigi – gigi asli

Bila antagonis seluruhnya gigi asli


merupakan kontra indikasi karena :

Bila single complete denture kurang


stabil dapat menyebabkan kerusakan
residual ridge bawah.
Untuk menghindari kegagalan pembuatan :

SCD atas dengan antagonis gigi asli depan bawah


atau
SCD bawah dengan antagonis gigi – gigi asli atas,
maka :

Tidak boleh ada kontak yang berat antara


gigi asli depan bawah dengan SCD atas.
Tidak boleh ada kontak yang berat antara
gigi asli atas dengan SCD bawah.
Prinsip mengurangi daya kunyah :
1. Buat cetakan seluas mungkin sampai batas fungsional.
2. Menggunakan gigi akrilik.
3. Menggunakan gigi belakang yang non anatomis.
4. Dimensi vertikal sedikit dikurangi (0,5 - 1 mm).
5. Mengurangi jumlah gigi belakang / memperkecil
permukaan oklusal gigi.
6. Oklusi & artikulasi seimbang.
7. Utk. SCD atas :
Gigi disusun dengan inklinasi & vertikal overlap
yang baik.
Jangan mengikuti kontur bidang oklusal RB &
interkuspasi gigi - gigi asli.
Definisi :

Gigi tiruan yang dibuat sebelum


dilakukan pencabutan dari gigi – gigi
yang ada di dalam mulut dan dipasang
segera setelah gigi – gigi dicabut.
Gigi tiruan jenis ini dikenal pada
pembuatan :

Gigi tiruan cekat.


Gigi tiruan sebagian lepas.
Gigi tiruan penuh, baik yang single
denture maupun yang complete
denture.
Tujuan :

Untuk mencegah masa ompong agar


tidak mengganggu penampilan
terutama bagi orang yang tugasnya
berhubungan dengan masyarakat.
Indikasi :
1. Pada keadaan di mana gigi – gigi yang tinggal
sudah tidak dapat dipertahankan lagi.

2. Bila akan memperbaiki susunan gigi yang


estetiknya kurang baik ( pada plastic surgery
maxilla atau mandibula protrusion ).

3. Pasien dengan kesehatan umum yang baik.

4. Pasien dengan usia tidak terlalu lanjut.


Kontra indikasi :
Segi medis :
1. Kesehatan umum buruk.
2. Bila diperkirakan ada komplikasi setelah bedah
mulut / multiple extraction.

Segi psikologis :
1. Bila pasien tidak dapat menerima pemakaian GTP.
2. Pasien dengan gangguan emosional.
3. Pasien tidak kooperatif.
4. Waktu perawatan dan masalah biaya.
Keuntungan :
1. Tidak mengalami masa ompong.
2. Protesa berfungsi sebagai splint / mencegah
perdarahan.
3. Adaptasi lebih cepat.
4. Penampilan tidak terganggu / berubah karena
dimensi vertikal dapat dipertahankan.
5. Penyusunan gigi lebih mudah
( menempatkan gigi pada posisi semula ).
6. Resorbsi lebih sedikit dan merata.
Kerugian :
1. Tidak dapat melakukan percobaan
protesa malam.
2. Setelah beberapa bulan ( 3 – 6 bulan )
perlu dilakukan relining / rebasing.
3. Prosedur pembuatan lebih sulit karena
diperlukan ketepatan & waktu lebih lama
untuk penyesuaian.
Tahap – tahap pembuatan :
1. Preliminary records :

Pada pembuatan immediate denture


perlu dicatat ukuran, warna,
bentuk dan posisi gigi, dimensi
vertikal dan oklusi sentris.
2. Persiapan :
1. Pemilihan sendok cetak yang sesuai.
2. Cetakan pendahuluan dengan alginate.
3. Pembuatan model anatomis.
4. Pembuatan sendok cetak perseorangan.
( s.c. dari auto polymerizing acrylic resin ).
5. Batas s.c. di sebelah depan hanya sampai
incisal / servikal, sedang bagian belakang
sampai posterior palatal seal.

Bila perlu alveolectomy


TEMPLATE
3. Pencetakkan :

Tehnik mencetak

SECTIONAL IMPRESSION
Cara mencetak :
Mencoba s.c. di dalam mulut.
Border molding dengan low fusing
compound pada tepi – tepi s.c. di daerah
tidak bergigi serta di daerah posterior
palatal seal.
Cetak dengan rubber base / zinc oxid
eugenol.
Cetak kembali dengan stock tray & bahan
cetak alginate waktu s.c. perseorangan
masih dalam mulut.
Cetakan keluarkan dari mulut.
4. Penentuan D.V. & R.S. :

Buat galangan gigit.


Penentuan D.V. & R.S.
Pasang model ke artikulator.
5. Penyusunan gigi depan :

• Harus ada persetujuan antara


operator dan pasien.
• Penyusunan dapat dilakukan
langsung oleh tehniker bila
susunannya sama dengan gigi asli,
atau dilakukan sendiri oleh operator
karena ada susunan yang tidak sama
dengan keadaan gigi asli
Tehnik penyusunan :
Gambar 2 garis pada aspek labial gigi
depan di model kerja.

Garis I :
Dibuat pada batas free gingival margin
( sedalam sulcus gingiva ) sejajar dengan
gingival crest.

Garis II :
Garis yang digambar di atas dan sejajar
garis I ( 2 x dalamnya sulcus gingiva ).
Buat garis sumbu pada tiap gigi sebelum
dilakukan pemotongan.
Garis sumbu ini menjadi indeks pada waktu
pemasangan gigi tiruan.

Pemotongan dapat dilakukan dengan bor / pisau


dimulai dari tengah – tengah incisal, labio – lingual
sampai gingival.

Bagian akar gigi di labial dikerok kira-kira 2 mm


dan menyatu dengan gingival margin di bagian
lingual.
Pengerokan / radir mengikuti garis gingival.

Gigi yang telah dipilih dicoba, lalu disusun,


seringkali perlu dilakukan pengasahan di daerak
titik kontak.
6. Flasking :

Setelah ke 6 gigi depan selesai


disusun lalu dilakukan flasking
7.Persiapan sebelum pemasangan
gigi tiruan :

Remounting & selective grinding.


Permukaan cetakan harus halus.
Tepi-tepi cetakan harus bulat.
Poles dengan sebaik- baiknya.
Rendam gigi tiruan dalam larutan
antiseptik / betadine.
8. Pembedahan :
Lakukan lokal anastesi.
Hindari terjadinya exostosis setelah
pencabutan.
Bila perlu lakukan alveolectomy
dengan template sebagai pedoman.
Hindari kehilangan tulang yang
berlebihan serta jaringan lunak yang
tercabik – cabik, karena akan
menghambat penyembuhan.
9. Pemasangan gigi tiruan :

Pasien disuruh menggigit tampon


sampai perdarahan berhenti.
Gigi tiruan dicoba & disesuaikan
dalam mulut.
Beri obat analgesik, antibiotik dan
anti perdarahan.
10. Instruksi pada pasien :

Jelaskan cara pemasangan &


pelepasan gigi tiruan.
Gigi tiruan harus dipakai selama 24 jam.
Makan makanan yang lunak.
Kontrol perlu dilakukan setelah 24 jam

Anda mungkin juga menyukai