Anda di halaman 1dari 25

Gigi memegang peranan penting

dalam hal :

Estetik gigi depan.


Pengunyahan gigi belakang.
Fungsi bicara.
Dalam pembuatan gigi tiruan harus terdapat
keselarasan antara :
Warna gigi.
Ukuran gigi.
Bentuk gigi.
Susunan gigi.
I. Warna gigi :
Warna gigi dapat disesuaikan dengan warna
dari kulit muka, rambut atau pupil mata.
Umur dapat juga dijadikan pegangan di dalam
melakukan pemilihan warna gigi, dimana
pada pasien usia muda gigi – giginya lebih
putih dibandingkan pada pasien usia lanjut.
Warna gigi belakang disesuaikan dengan
warna gigi depan.
Untuk gigi tiruan sebagian lepas warna gigi
disesuaikan dengan warna gigi yang masih
ada.
II.Ukuran gigi :
1. Ukuran gigi depan :

Lebar total gigi depan atas ditentukan oleh


jarak dari gigi caninus kiri – caninus kanan
yang telah dibuat di galangan gigit.

Panjang gigi incisivus atas disesuaikan


dengan jarak dari garis ketawa (laugh line)
ke oklusal plane.
2. Ukuran gigi belakang :
Lebar mesio – distal :

Lebar mesio – distal gigi belakang ditentukan oleh


ruangan yang tersedia mulai dari distal C ke bagian
depan dari retromolarpad. Apabila ruangan yang
tersedia sempit jumlah gigi belakang dapat
dikurangi.

Panjang serviko – incisal :

Tergantung dari ruangan yang tersedia antara


processus alveolaris atas dan bawah ( ruang
protesa ).
Pada pasien dengan gigi depan yang panjang, tetapi
interdistance ( ruang protesa ) di daerah belakang
kurang maka penyusunan gigi harus sedemikian
rupa sehingga perubahan dari gigi C yang panjang
ke P1 yang pendek tidak begitu terlihat.
Lebar buko – lingual :
Biasanya lebar buko – lingual ditentukan oleh pabrik,
namun didalam penyusunan gigi sebaiknya gigi –
gigi disusun jangan sampai mengganggu
pergerakan dari pipi, bibir dan lidah.

Ruangan yang dibatasi oleh pipi dan bibir di satu


pihak dan lidah di lain pihak atau ruangan yang tidak
dimasuki oleh pipi, bibir dan lidah sewaktu berfungsi
dinamakan
NEUTRAL ZONE
Apabila gigi yang dipilih terlalu besar dalam arah
buko – lingual, sebaiknya gigi tersebut diasah
sehingga ruang gerak lidah tidak terganggu, bahkan
tekanan kunyah yang diterima jaringan pendukung
juga akan berkurang.
III.Bentuk gigi :
1. Bentuk gigi depan :
Disesuaikan dengan bentuk muka yaitu
ovoid, tapering atau square.

Bentuk permukaan labial disesuaikan


dengan profil pasien yaitu lurus,
cembung atau cekung.
2. Bentuk gigi belakang :
Bentuk gigi belakang dilihat dari permukaan
oklusal gigi.
Di sini gigi belakang dibagi menjadi :

a. Gigi anatomis / Cuspid teeth :


Gigi dengan bentuk anatomis yang nyata,
tonjol – tonjol gigi jelas. Inklinasi dari tonjol
gigi 20 – 30 derajat.

b. Gigi non anatomis / Cuspless teeth :


Gigi dengan bentuk anatomis yang tidak
nyata, tonjol – tonjol gigi mempunyai lereng
cusp yang datar. Inklinasi dari tonjol gigi 10 –
15 derajat.
Keuntungan gigi anatomis :
1. Effisiensi pengunyahan baik.
2. Estetik baik.
3. Adanya interdigitating cusp yang membantu
didalam menentukan penutupan rahang.
4. Penyusunan dapat dilakukan untuk
mendapatkan oklusi seimbang.
Keburukan gigi anatomis :
1. Hubungan cusp to fossa ( interdigitasi ) yang sangat tepat
menyebabkan penentuan hubungan rahang harus tepat pula.
2. Kontak dari gigi – gigi dalam posisi exsentris dapat
menyebabkan pergerakan dari gigi tiruan.
3. Relining dan rebasing sukar untuk dilakukan.
4. Interdigitasi dari gigi anatomis ini menyebabkan pasien sukar
menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan yang
terjadi pada jaringan pendukung.
5. Resorbsi residual ridge menyebabkan menurunnya D.V.
oklusal dan pasien cenderung menutup rahangnya lebih ke
depan.
6. Dengan gigi anatomis penutupan rahang di luar relasi sentris
dibatasi, karena itu pada keadaan dimana telah terjadi
resorbsi dari residual ridge, oklusal adjustment harus sering
dilakukan.
Kebaikan gigi non anatomis :
1. Penutupan rahang ( oklusi ) dapat dilakukan
pada lebih dari 1 posisi, jadi gigi ini lebih baik
digunakan pada pasien dengan relasi rahang
yang sukar ditentukan.
2. Penyusunan gigi lebih mudah dilakukan pada
relasi rahang kelas II dan III.
3. Pasien lebih mudah menyesuaikan diri pada
perubahan – perubahan yang terjadi di
residual ridge.
4. Relining dan rebasing lebih mudah dilakukan.
Kebaikan gigi non anatomis :
1. Effisiensi pengunyahan berkurang karena
tonjol gigi rata.
2. Estetik jelek karena bentuknya seperti gigi
yang aus.
Di dalam melakukan pemilihan gigi faktor
yang perlu diperhatikan pula adalah bahan /
jenis gigi yang akan dipakai.

IV. Bahan / Jenis gigi :

Bahan / jenis elemen gigi yang digunakan


dapat akrilik / porselen.
Keuntungan & kerugian gigi akrilik &
porselen :
1. Gigi porselen tidak mudah berubah warna.
2. Gigi porselen tidak mudah patah.
3. Gigi porselen tidak mudah mengalami abrasi
dibandingkan gigi akrilik.
Dengan demikian gigi porselen tidak dapat dipakai
pada pasien dengan resorbsi processus alveolaris
yang besar.
4. Perlekatan gigi porselen dengan basis gigi tiruan
adalah secara mekanis, sedangkan gigi akrilik secara
khemis, karena itu gigi porselen tidak dapat dipakai
pada pasien dengan ruang protesa yang kurang.
5. Bila perlu merubah bentuk atau besar gigi dengan
pengasahan maka gigi akrilik lebih mudah diubah
bentuknya.
6. Gigi akrilik setelah diasah dapat dipoles kembali,
sedangkan gigi porselen yang telah diasah bila dipoles
tidak dapat mengkilat.
V. Susunan gigi :
Urutan menyusun gigi adalah :

Gigi depan atas.


Gigi depan bawah.
Gigi belakang atas.
Gigi belakang bawah.
Cara menyusun gigi :

PENUNTUN PRAKTIKUM
Dentogenik:

Suatu seni atau tehnik yang digunakan pada


pembuatan gigi tiruan untuk mendapatkan estetik
yang baik bagi pasien.

Tujuan :

Untuk mendapatkan penampilan yang wajar


sehingga tidak terlihat palsu.
Dentogenik ini terutama digunakan untuk gigi
depan.
Menurut Sharry, nilai dentogenik tergantung pada :

Warna gigi.
Bentuk gigi.
Susunan gigi.
Bentuk garis gusi / gingival.
Untuk menyusun gigi secara dentogenik
tergantung pada :
Umur.
Sex.
Personality.

Menurut Fish & Fisher terdapat type keras,


medium dan lembut.
Pengaruh umur :
Usia muda Usia tua
Warna gigi lebih muda. Warna gigi lebih tua.
Ujung gigi C lebih Ujung gigi C diasah / spt.
runcing. abrasi.
Gigi I2 sedikit lebih tinggi Gigi I2 setinggi I1,
dari gigi I1. lengkung tepi incisal
datar.
Garis gusi di daerah Garis gusi di bawah
servikal. servikal.Kadang-kadang
terdapat diastema.
Pengaruh sex :
Laki – laki Wanita
Ukuran gigi lebih Ukuran gigi lebih
besar, tebal dengan kecil.
lekuk – lekuk jelas.
Lengkung setiap gigi Lengkung setiap gigi
persegi. membulat.
Incisal edge disusun Incisal edge
persegi. mengikuti lengkung
bibir bawah.
Langkah –langkah untuk menuangkan faktor
sex ke dalam gigi tiruan antara lain :
Bila incisal gigi I1 disusun sedikit ke depan akan
memberikan kesan watak keras pada laki – laki.
Bila satu gigi I1 didorong seluruhnya ke labial
akan memberikan kesan keras.
Bila bagian distal gigi I1 diputar ke labial
memberikan kesan keras.
Untuk mamberikan kesan lembut pada wanita
bagian distal gigi I1 diputar ke belakang,
sedangkan bagian mesial gigi I2 lebih terlihat ke
depan.
Pada laki – laki gigi I1 tidak diputar, tetapi mesial
gigi I2 sering tertutup distal I1.
Hubungan kepribadian dengan posisi
serta bentuk gigi sukar untuk
digambarkan, tetapi kepribadian
biasanya terpancar dari kebiasaan dan
tingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai