OLEH : KELOMPOK 6
DESI RATNASARI
EKA DARA DIANA
ERISMAWATI
RINI MARYANI
YUNIS AYU
RANI APRIYANI
LATIFA INDRI
Pengertian Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf
pusat. (Abdul Bari Saifuddin, 2000)
Patologi
Kelainan patologik biasanya terdapat pada otak pada sumsum tulang
belakang, dan terutama pada nukleus motorik. Kematian disebabkan
oleh asfiksia akibat spasmus laring pada kejang yang lama. Selain itu
kematian dapat disebabkan oleh pengaruh langsung pada pusat
pernafasan dan peredaran darah. Sebab kematian yang lain ialah
pneumonia aspirasi dan sepsis. Kedua sebab yang terakhir ini mungkin
sekali merupakan sebab utama kematian tetanus neonatorum di
Indonesia.
GEJALA KLINIS
Pada tetanus neonatorum perjalanan penyakit lebih cepat dan berat,
anamnesis lebih spesifik yaitu :
1. Tubuh bayi tiba-tiba panas
2. Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek (trismus)
karena kejang otot rahang dan tenggorok
3. Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan (gejala yang khas)
4. Kejang terutama apabila terkena rangsangan cahaya, suara dan
sentuhan
5. Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membi
6. Kaku kuduk sampai opistotonus (kepala mendongak keatas)
7. Dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejan
8. Suhu tubuh bayi menin
9. Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah,
muka rhisus sardoniku
10. Ekstermitas biasanya terulur dan kaku
11. Tiba-tiba bayi sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-
kadang menangis
Tabel Perbandingan Tetanus Neonatorum Sedang dan
Berat
Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum
Kategori
Sedang Berat
Umur >7 hari 0-7 hari
Opistotonus kadang-
Posisi Badan Selalu Opistotonus
kadang
Kesadaran Masih sadar Masih sadar
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Umum
a. keadaan umum: Bayi tampak lemah dan gelisah kesadaran: compos mentis
b. Tanda vital
nadi : 124x/menit
pernafasan : 48 x/menit
suhu : 38,6ºC
a. Antropometri
BB/TB : 3000 kg/ 49cm
LK : 32 cm
LD : 31 cm
B. Pemeriksaan Fisik (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
a. Kepala dan Leher
Warna kulit : Merah muda
oedem wajah : tidak ada
mata : sklera putih, konjungtiva pucat
mulut : bersih tidak ada caries gigi, mulut mencucu
leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan pelebaran vena jugularis
b. Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak ada
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada
c. Abdomen
tali pusatnya berbau bernanah, dan kemerahan
d. Tangan dan Kaki
Jari tangan :lengkap tidak ada polidaktil dan sindaktil
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek Pattela : kanan (+) Kiri (+)
Kuku : pucat
e. Genetalia Luar
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
ASSESMENT
Bayi umur 6 hari dengan tetanus neonatorum berat
PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai keadaan bayinya bahwa bayinya menderita
penyakit tetanus neonatorum sedang yaitu penyakit tetanus yang terjadi pada bayi kurang
dari 1 bulan karena kesalahan perawatan tali pusat. Penyakit tetanus neonatorum ini
ditandai dengan demam/panas, mulut mencucu sering kejang, tidak bisa menyusui, dan tali
pusat kotor.
Ibu mengerti tentang kondisi bayinya.
2. Membersihkan saluran pernafasan dan membebaskan jalaan nafas dengan memasang
spatel lidah yang dibungkus kain ke dalam mulut bayi. Serta memberikan oksigen.
3. Memantau intake nutrisi dan cairan. Memasang infuse glucose 10% sebanyak 80ml/kg
BB/hari.
Infus dipasang pada tangan kiri secara IV (3tetes/menit)
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi kejang dengan memberikan diazepam 0,5
mg/kg BB secara IM.
5. Memberikan antibiotic 1 kali (Penisilin Prokain 50.000 U/kg BB/hari secara IM)
6. Membersihkan tali pusat.
7. Memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu selalu membersihkan tali
pusat dan membiarkan tali pusat kering tanpa diberi ramu-ramuan apa pun.
8. Memberikan KIE kepada ibu mengenai pemenuhan nutrisi bayinya agar ibu tetap
memberikan ASI minimal 8-12 kali sehari meskipun bayi menolak atau bayi tidur.
9. Mempersiapkan untuk merujuk bayi ke rumah sakit. Serta memberitahukan kepada ibu
bahwa dengan keadan bayinya yang seperti itu bayi harus dirujuk ke fasilitas yang lebih
HATURNU
HUN