Anda di halaman 1dari 14

SUAMI SIAGA

Ulfa Ayundhita
Yesa Oktawirman
Yunis Ayu
Siti Yuliani
Rani Apriyani
Fina Nurahmi
Latifa Indri
Pengertian Suami Siaga

• Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau


mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan.
• Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan
menyediakan donor darah jika diperlukan.
• Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses
dan selesai persalinan.
Suami siaga merupakan bentuk pendampingan yang
diberikan kepada ibu, karena salah satu orang terdekat ibu
adalah suami. Program suami siaga (Suami Siap Antar Jaga)
dikembangkan untuk mendukung program GSI. Suami
menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap
mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan melahirkan, serta
siap menjaga dan menunggu istri melahirkan.
Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan
pengetahuan tentang beberapa hal berikut :
• Upaya menyelamatkan ibu hamil.
• Tiga terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan
mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan
terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
• Empat terlalu, yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua untuk
hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat usia kehamilan.
• Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda
bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta pentingnya
pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan secara tepat.
• Transportasi siaga dan pentingnya rujukan. Dengan demikian
perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami dan
mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan kasih sayang
pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan, selama
kehamilan, persalinan, dan sesudah persalinan.
Penyebab Kematian Ibu Hamil

Keterlambatan sering kali berkontribusi terhadap kematian ibu ketika


terjadi komplikasi kehamilan. Tiga jenis keterlambatan yang berisiko terhadap
kesehatan ibu, yaitu terlambat untuk mencari pertolongan, terlambat
mendapatkan pertolongan, terlambat mendapatkan pelayanan pada fasilitas
kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai pada
fasilitas kesehatan. Suami dan anggota keluarga lainnya memegang peranan
yang penting dalam mendapatkan pelayanan sesegera mungkin.
Suami biasanya menjadi pemegang keputusan ketika kondisi istri dalam
keadaan membutuhkan pertolongan kesehatan segera. Suami juga yang
memutuskan transportasi apa yang digunakan untuk mencapai tempat
pelayanan kesehatan. Suami dapat menghindari keterlambatan tersebut dengan
cara mengenali gejala-gejala persalinan imminen dan persalinan dengan
komplikasi.
Kebanyakan kematian ibu yang terjadi antara tiga hari setelah
persalinan, disebabkan karena adanya infeksi atau perdarahan. Hasil penelitian
terbaru menemukan kematian ibu dapat dicegah bila suami dapat mengenal
komplikasi-komplikasi potensial setelah persalinan dan selalu siaga untuk
mencari pertolongan jika hal tersebut terjadi.
Peran dan Keterlibatan Suami Dalam Kehamilan

Partisipasi suami yang dapat dilakukan antara lain meliputi :


• Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang
hamil.
• Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.
• Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas
kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.
• Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anamia gizi dan
memperoleh istirahat yang cukup.
• Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti darah tinggi, kaki
bengkak, perdarahan, konsultasi dalam melahirkan, keracunan dalam
kehamilan, infeksi dan sebagainya.
• Menyiapkan biaya melahirkan dan biaya transportasi.
• Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap sedini mungkin bila
terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan kehamilan dan kesehatan janin misal
perdarahan dan lain-lain.
• Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) sesuai dengan kemampuan
dan kondisi daerah masing-masing.
T
Trimester pertama

Selama hamil, ada begitu banyak perubahan pada tubuh isti, yang
paling menonjol adalah perubahan emosinya. Apa sebabnya? Kadar
hormon estrogen dan progesteron didalam tubuhnya berubah. Tak
mengherankan bila moodnya berubah-ubah terus. Kalau sudah
begini, siapa lagi, selain suaminya. Suamilah yang paling tepat
untuk membantu melalui masa-masa ini.
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester pertama :
• Sering mual-mual dan muntah, terutama pada pagi hari , karena
mengalami morning sickness.
• Menjadi cepat lelah dan mudah mengantuk.
• Mungkin tiba-tiba meminta atau menginginkan sesuatu yang
”aneh” atau biasa disebut ngidam.
• Semula tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa
mendadak menangis tersedu-sedu, merasa tertekan dan sedih ,
tanpa sebab yang jelas atau karena masalah sepele.
Yang dapat suami lakukan :
• Bawakan krekers dan air putih atau jus buah ke tempat tidur.
Sehingga, begitu istri bangun dan morning sickness mendera, keluhan
yang dirasakannya langsung hilang., berkat perhatian dan kasih
sayang yang suami berikan.
• Buatlah istri merasa nyaman, sehingga dapat beristirahat dan cukup
tidur. Misalnya, memutar lagu-lagu yang lembut.
• Bersiaplah menghadapi ”ujian” untuk mengukur seberapa besar cinta
suami kepada istri. Jangan kaget bila istri menginginkan sesuatu yang
”aneh” di tengah malam. Karena istri sedang ngidam. Bila mampu, tak
ada salahnya memenuhi permintaannya. siapa tau suami ”lulus ujian”
dengan nilai cemerlang nantinya.
• Tunjukan rasa bahagia dan antusias terhadap janin dalam kandungan.
Sapaan ekspresif terhadap si kecil, misalnya ”hallo, lagi ngapain di
situ?” atau seruan ”Woa…” sudah merupakan dukungan mental yang
menyenangkan hati. Juga, ungkapkan perasaan cinta Anda padanya
karena pada saat-saat seperti ini istri membutuhkan perhatian dan
kasih sayang suami lebih dari biasanya.
Trimester kedua

Masa-masa bahagiaInilah saatnya istri merasakan nikmatnya masa-


masa kehamilan. Makanya, suami tidak sebegitu tersiksanya ketimbang
trimester lalu. Dan, mulai ikut merasakan gerakan janin mau tidak mau
akan ”menyentil” suami. Sekarang ini suami baru bisa ”benar-benar”
merasakan peran baru sebagai calon ayah.
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester kedua :
• Emosi cenderung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga
jauh berkurang.
• Si kecil mulai sudah mulai “beraksi”.
• Merasa bahagia dengan kehamilannya sehingga lebih bersemangat
melakukan latihan (olahraga ringan sesuai anjuran dokter) serta
beraktivitas.
• Cukup nyaman dengan keadaannya, sehingga mulai timbul
keingginan untuk menikmati hubungan seks.
Yang dapat suami lakukan :
• Tetap menunjukkan kalau Anda mengerti dan
memahami benar perubahan emosi yang cepat
serta perasaan lebih peka yang dialaminya, sebab
ini wajar dan alami terjadi pada ibu hamil.
• Dampingi dan antarlah selalu pasangan setiap kali
berkunjung ke dokter kandungan untuk
memeriksakan kandungannya.
• Dampingi dan berpatisipasilah secara aktif di kelas
senam hamil (senam Lamaze) bersamanya.
• Ajaklah dia untuk kembali menikmati hubungan
seks.
Trimester ketiga

Takut dan cemas menghadapi hari-H Masa ini merupakan masa-masa


penantian yang “melelahkan”. “Perjalanan” menuju persalinan tinggal
hitungan hari saja. Itu sebabnya, Anda akan lebih banyak berperan
sebagai a shoulder to cry on.
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester ketiga :
• Semakin dekat dengan hari-H, biasanya dia merasa semakin takut
dan cemas.
• Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan bentuk
fisiknya.
• Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu, dan berbagai rasa tidak nyaman
pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul, karena bayi
sudah semakin besar dan sudah mulai menyiapkan diri untuk lahir.
• Mengeluh sulit tidur karena perutnya yang semakin membesar itu
akan membuatnya tidak nyaman ketika berbaring.
Takut dan cemas menghadapi hari-H Masa ini merupakan masa-
masa penantian yang “melelahkan”. “Perjalanan” menuju
persalinan tinggal hitungan hari saja. Itu sebabnya, Anda akan
lebih banyak berperan sebagai a shoulder to cry on.
Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester ketiga :
• Semakin dekat dengan hari-H, biasanya dia merasa semakin
takut dan cemas.
• Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan
bentuk fisiknya.
• Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu, dan berbagai rasa tidak
nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul,
karena bayi sudah semakin besar dan sudah mulai menyiapkan
diri untuk lahir.
• Mengeluh sulit tidur karena perutnya yang semakin membesar
itu akan membuatnya tidak nyaman ketika berbaring.
Peran Suami Dalam Mencegah Atau Mengobati Komplikasi Kehamilan

Langkah awal yang dapat dilakukan oleh laki-laki dalam


mempromosikan keselamatan ibu adalah merencanakan
keluarganya. Pembatasan kelahiran dan membuat jarak
kelahiran paling sedikit 2 tahun, baik untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap kehamilan
membawa resiko kesehatan yang potensial untuk ibu,
walaupun ibu tersebut terlihat sehat dan berisiko rendah
kehamilan yang tidak direncanakan sering kali menjadi
berisiko karena akan membawa mereka untuk aborsi.
Komplikasi aborsi yang tidak aman menyebabkan 50.000
hingga 100.000 kematian setiap tahun.
Dukungan Suami Dalam Kehamilan

Agar istri bisa menjalani kehamilan yang sehat dan


nyaman,dukungan suami mutlak diperlukan. Saat hamil,
istri akan mengalami perubahan, Secara fisik ia akan
menjadi lebih gemuk. Fisiologisnya juga mengalami
berbagai perubahan yang mempengaruhi pola perilaku
dan emosinya. Karena itu,selama istri hamil, suami harus
selau siaga yaitu siaga untuk bersabar, memahami,
memperhatikan, membantu dan melayani istri.
Pahamilah Perubahannya
Berilah Perhatian
Membantu dan Melayani Istri
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai