Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

1. Ayu Gita Dwi Septiani


2. Tiara Intan Sawitri
3. Pebriani Pauziah
4. Nuriyani Fauziah Khoerun Nisa
5. Rieke Noviana
6. Rani Apriyani
7. Ramilah Yulmiati
8. Imas Ediawati
9. Nani
10. Eneng Aisah
11. Siti Ghina Kaamilah
12. Sri Mulyani Dewi S.
13. Septiana Nurrahmawati

KONTRASEPSI PASCA
KEGUGURAN
KB pasca keguguran adalah penggunaan
kontrasepsi pasca keguguran. Program pelayanan
kontrasepsi khusus bagi yang baru saja
mengalami keguguran. Perlu segera diberikan
karena ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah
terapi keguguran/abortus sebelum haid
berikutnya.
Jenis-jenis Kontrasepsi Pasca Keguguran :

• Metode hormonal seperti pil, suntik dan implan dapat


segera diberikan setelah keguguran
• Mow dan akdr dapat segera diberikan, namun harus
dipastikan sebelumnya bahwa tidak adanya komplikasi
pasca keguguran
• Penggunaan kondom sangat dianjurkan apabila adanya
risiko penularan infeksi menular seksual (IMS) atau HIV,
akan sangat efektif sebagai perlindungan ganda apabila
digunakan bersama metode kontrasepsi lain yang efektif
• Metode kontrasepsi alami tidak dianjurkan hingga siklus
menstruasi telah kembali.
Kandungan dalam Kontrasepsi pasca keguguran :
• AKDR hormonal ada dua jenis yaitu Progestasert-T dan LNG-20
(Setyaningrum, 2016). Jenis AKDR Cu T-380A adalah jenis AKDR
yang beredar di Indonesia. AKDR jenis ini memiliki bentuk yang
kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
(Setyaningrum, 2016).
• Kontrasepsi Implan
Adalah alat kontrasepsi yang dipasang di bawah lapisan kulit
pada lengan atas. Cara kerjanya lendir mulut rahim menjadi
kental sehingga akan mengganggu proses penanaman sel telur
yang sudah dibuahi, serta dapat mengurangi transportasi
sperma dan menekan proses pengeluaran telur. Efektivitas :
99%-99,8% (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama penggunaan).
• Suntikan Progestin
Kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan intra muskuler di daerah
bokong yang mengandung progestin. Ada 2 jenis :
-Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA)
-Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
• Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)
Kontrasepsi yang diberikan secara oral dalam bentuk pil yang
mengandung hormon progestin atau dikenal dengan istilah minipil.
Sangat dianjurkan bagi ibu menyusui bayinya sampai 6 bulan (tidak
menghambat produksi ASI), dapat digunakan sebagai kontrasepsi
darurat.
• Kondom
Alat kontrasepsi untuk pria berbentuk selubung atau sarung yang
terbuat dari lateks/karet, plastik (vinil) yang dipasang pada alat
kelamin pria saat berhubungan seksual. Efektifitasnya 88-98% ( 2-12
kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pengguanaan).
Indikasi
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) (Pinem, 2009)
• Usia produktif.
• Ingin kontrasepsi jangka panjang.
• Setelah melahirkan dan menyusui ataupun tidak meyusui bayinya.
• Setelah mengalami abortus.
• Resiko rendah dari IMS.
• Tidak menyukai metode hormonal.
• Tidak menyukai harus minum pil setiap hari.
• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari pasca persalinan.
Kontraindikasi
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) (Pinem, 2009)
• Kemungkinan hamil atau sedang hamil.
• Pendarahan vagina yang belum jelas penyebabnya.
• Sedang mengalami infeksi alat genital seperti: vaginitis.
• Dalam 3 bulan terakhir sedang mengalami radang panggul atau
abortus septik.
• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
• Penyakit trofoblas ganas.
• Diketahui menderita TBC pelvik.
• Kanker alat genital.
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Anda mungkin juga menyukai