Anda di halaman 1dari 17

TETANUS

NEONAT
ORUM
01 02
PERKENALAN PRESENTASI
MEMPERKENALKAN MEMPRESENTASIKAN
MATERI MATERI

03 04
ANALISIS PENUTUP
BENTUK KASUS DARI PENUTUP PRESENTASI
MATERI
CONTENTS OF THIS PRESENTATION
APA YANG AKAN KITA PELAJARI?

1.APA ITU TETANUS NEONATORUM


2.TANDA GEJALA TETANUS
NEONATORUM
3.PEMBAGIAN TETANUS NEONATORUM
4.PENYEBAB TETANUS NEONATORUM
5.PENANGANAN TETANUS NEONATORUM
TETANUS INFEKSI BAKTERI YANG MENYEBABKAN
KEJANG OTOT
NEONATORUM SESUATU YANG MENYERANG BAYI BERUSIA
“TETANUS NEONATORUM ADALAH
0 – 28 HARI
PENYAKIT TETANUS YANG TERJADI PADA
BAYI BARU LAHIR. PENYAKIT INI
KARENA KUMAN CLOSTRIDIUM TETANI
YANG MASUK MELALUI TALI PUSAT DAN
MENYERANG SISTIM SYARAF PUSAT”
Pengertian tetanus
neonatorum
BAGAIMANA
TANDA GEJALA
BAYI YANG
TERKENA
• Tiba-tiba Bayi Bayi Demam /Panas
1. Mendadak Bayi Tidak Mau Atau Tidak Bisa Menyusu (Mulut Tertutup Atau Trismus)
TETANUS
2. Mulut Mencucu Seperti Ikan

NEONATORUM ?
3. Mudah Sekali Kejang (Misalnya Kalau Dipegang , Kena Sinar) Disertai Sianosis
4. Kuduk Kaku
5. Posisi Punggung Melengkung
6. Kepala Mendongak Keatas (Opistototanus).
PEMBAGIAN TETANUS
NEONATORUM
TETANUS TETANUS
NEONATORUM NEONATORUM
SEDANG BERAT
Umur bayi >7 hari, Umur bayi 0-7 hari.
kejangnya hanya kadang Frekuensi kejang sering,
kadang, bentuk kejang bentuk kejang mulut
mulut mencucu kadang mencucu, trismus terus
trismus, posisi tubuh masih menerus, posisi tubuh
sadar, kadang opistotonus, masih sadar, selalu
tali pusat kotor opistotonus, tali pusat
kotor, lubang telinga kotor
PENYEBAB
TETANUS
NEONATOR
UM ?
1. Infeksi melalui tali pusat
2. Akibat pemotongan tali pusat yang
kurang steril
3. Pemberian imunisasi tetanus toksoid
(TT) tidak sesuai dengan ketentuan
program.
4. Pertolongan persalinan tidak
memenuhi persyaratan kesehatan.
BAGAIMANA PENANGANAN TETANUS
MEDIS NEONATORUM?
• Atas instruksi dokter diberikan IV glukosa 5% + NaCl fisiologis dng
perbandingan 4:1 selama 48-72 jam, selanjutnya infus hanya untuk
memasukan obat. Jika pasien dirawat lebih dari 24 jam dan tetap sering
kejang berikan larutan glukosa 10% + natrium bikarbonat 1,5% dng
perbandingan 4:1 . Bila setelah 72 jam bayi belum mungkin diberikan minum
peroral/sonde, melalui infus tambahkan protein dan kalium.
• Diazepam dosis awal 2,5 mg IV perlaham selama 2-3 mnt. Kemudian berikan
dosis 8-10 mg/KgBB/hari melalui infus (dimasukan kedalam infus diganti
setiap 6 jam). Bila kejang masih sering timbul boleh ditambahkan diazepam
lagi 2,5 mg secara IV perlahan, dan dalam 24 jam berikutnya diberikan
tambahan diazepam 5 mg/kgBB/hari sehingga dosis diazepam keseluruhan
menjadi 15 mg/kgBB/hari. Setelah keadaan klinis membaik, diazepam
BAGAIMANA PENANGANAN TETANUS
MEDIS NEONATORUM?
• ATS 10.000 U/hari, selama 2 hari berturut turut dengan IM.
• Perinfus diberikan 20.000 u sekaligus.
• Ampisillin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis, IV selma 10
hari
• Tali pusat dibersihkan/ dikompres dengan air DTT perhatikan
jalan nafas dan tanda vital.
BAGAIMANA
PERAWATA PENANGANAN TETANUS
N NEONATORUM?
Bayi tetanus neonatorum mudah kejang dan bila kejang selalu disertai
sianosis. Spasme otot menelan akan menyebabkan air liur
terkumpul di dalam mulut dan menyebabkan aspirasi. Karena itu,
pasien perlu dirawat di kamar yang tenang dan terang untuk
mempermudah pengawasan. Masalah pasien yang perlu di
perhatikan adalah gangguan pernafasan, kebutuhan nutrisi/cairan,
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
BAGAIMANA
KEPERAWA PENANGANAN TETANUS
TAN NEONATORUM?
a. Baringkan bayi dalam sikap kepala ekstensi dengan memberikan ganjal di bawah bahunya
b. Berikan O2 1-2 L/menit jika sedang terjadi kejang karena sianosis bertambah berat O 2
diberikan lebih tinggi dapat sampai 4 L/menit (jika kejang telah berhenti turunkan lagi)
c. Pada saat kejang, pasang sudip lidah untuk mencegah lidah jatuh ke belakang dan juga
mempermudah penghisapan lendirnya.
d. Sering hisap lendir, yaitu pada saat kejang, jika akan melakukan napas buatan pada saat
apnea, dan sewaktu waktu terlihat lendir pada mulut bayi
e. Observasi tanda vital secara continue setiap ½ jam dan catat secara cermat. Karna pasien
tetanus neonatorium mendapatkan antikonvulsan dapat memungkinkan sewaktu waktu
terjadi apnea
f. Usahakan tempat tidur bayi dalam keadaan hangat
g. Jika bayi mengalami apnea lakukan resusitasi
Lima Bayi di Pontianak Meninggal Lantaran Tetanus Neonatorum
Sabtu, 28 April 2007 18:28 WIB
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Lily Sadi`ah,
mengatakan bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Tetanus Neonatorum
menyusul adanya peningkatan kasus penderita pada Februari - April yang menewaskan
lima bayi. "Sesuai petunjuk dari pusat, kalau terjadi satu kasus tetanus saja sudah
dinyatakan KLB, apalagi kalau sudah lima kasus," kata Lily Sadi`ah, kepada wartawan di
Pontianak, Sabtu. Ia menjelaskan, dari data yang ada, kasus tetanus di Pontianak mulai
tahun 2000 dan 2001, pada tiap tahunnya ditemukan satu kasus bayi meninggal, kemudian
tahun 2002 dengan dua kasus, tahun 2003 dengan tiga kasus, tahun 2004 dengan enam
kasus, tahun 2005 dengan dua kasus, tahun 2006 dengan satu kasus, dan tahun ini dengan
lima kasus.
"Jika melihat data tersebut, maka menunjukkan kematian bayi akibat tetanus cukup tinggi.
Padahal dalam program nasional diharapkan pada tahun 2005 sudah tidak ada lagi kasus
tetanus neonatorum di Indonesia," kata Lily. Ia menjelaskan, kematian lima bayi akibat
tetanus tahun ini terjadi saat pertolongan persalinan oleh dukun beranak. Karena sewaktu
memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat anti
septik. Rata-rata bayi meninggal pada usia 7 hingga 14 hari setelah lahir. Oleh karena itu, ia
menyatakan, agar setiap pasangan yang akan menikah agar calon istrinya diberikan
suntikan imunisasi tetanus (TT) dan melengkapi dosis TT hingga lima kali. Karena setelah
mendapat imunisasi TT, akan kebal selama 25 tahun. Lily menambahkan, tali pusat bayi
yang baru lahir adalah daerah paling rawan terkena penyakit tetanus. Sehingga sangat
diperlukan penanganan serius oleh tenaga medis yang profesional. Selama puput tali pusat
belum lepas maka si bayi masih dalam pengawasan tenaga medis.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak lagi menggunakan jasa
dukun beranak dalam proses persalinan, tetapi masih ada saja masyarakat yang
menggunakan jasa tersebut," katanya. Sementara itu, Walikota Pontianak, Buchary
Abdurrachman, mengatakan bahwa sangat prihatin dengan besarnya angka kematian bayi
akibat penyakit tetanus. Ia menghimbau agar warga tidak lagi menggunakan jasa dukun
beranak. "Kalau tidak ada biaya untuk proses bersalin di Puskesmas atau rumah sakit,
sebaiknya warga yang tidak mampu mengajukan Asuransi Kesehatan Miskin (Askeskin),
agar bisa mendapatkan perawatan yang layak," katanya. Data dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memperlihatkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali
lebih tinggi dibanding negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8 persen dari 184.000 kelahiran
bayi menghadapi kematian. (*)
istilah
Sianosis : kondisi Ketika jari tangan, kuku, dan bibir berwarna
kebiruan karena kuranganya oksigen dalam darah
Apnea : pernafasan terhenti
Trismus : keterbatasan seseorang dalam membuka dan menutup
mulut yang disebebka oleh gangguan kontraksi pada otot
pengunyahan
Opistototanus : suatu sikap pada tubuh abnormal ketika posisi
tubuh mengalami kaku dan melengkung ke belakang, kemudian
dengan kepala tertekuk ke belakang.
Spasme : kram otot
Sumber

Rukiyah, Ai Yeyeh Dan Lia Yulianti. 2019. Asuhan Kebidanan Dan Kegawatdaruratan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Trans Info Media
Karlina, Novvi Dan Elsi Ermalinda, Wulan Mulya Pratiwi. 2016. Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Bogor : In Media
Maryunani, Anik Dan Eka Puspita Sari. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Trans Info Media
ANTARA News
THAN
KS!

Anda mungkin juga menyukai