Anda di halaman 1dari 26

TETANUS NEONATORUM

Kelompok III
Lena fitriyani martal
Rina vivi audiana
Fahmi nurrohmat ilahi
Intan kurniati
Rio mulya riharta
Yuni purnama sari
Tri febriana
Dian islami
Tri pita loka
Mherryna tri mayora
Rina febriati
Definition
• Tetanus adalah penyakit infeksi akut di sebabkan eksotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan
peningkatan kekakuan umum dan kejang- kejang otot rangka

• Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi usia


hari ke 3 sampai 28 setelah lahir
Epidemiologi
• Tetanus neonatorum diperkirakan membunuh lebih dari 200.000 bayi baru lahir
setiap tahun
• Hampir semua kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang
• Di Indonesia berdasarkan SKRT 2001, penyebab kematian neonatal dini
adalah:
• 1. asfiksia neonatrum (33,6%)
• 2. tetanus neonatrum (4,2%)
• Angka kematian neonatal di Indonesia adalah 19 per 1000 kelahiran hidup,
dan Tetanus Neonatorum (TN) merupakan salah satu penyebab utamanya,
sehingga tetanus merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia.
Etiology
• Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, gram positif,
anaerobic, tidak berkapsul dan berbentuk spora yang tahan terhadap
panas, pengeringan dan desinfektan.
• Spora yang berwarna terletak di salah satu sisi menyerupai “drum
stik”
• Ditemukan -> tanah, debu rumah, usus binatang, dan kotoran
manusia.
• Spora dapat bertahan dalam jaringan normal selama berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun.
Risk factors
• Worldwide risk factors for neonatal tetanus include the
following:
1. Ibu tidak divaksinasi,
2. Pemotongan tali pusat dengan alat tidak steril
3. Adanya riwayat tetanus neonatorum pada anak sebelumnya
4. Memberikan tali pusat dengan substansi yang berpotensi
menyebabkan penularan misalnya, kotoran hewan, lumpur,
atau mentega) merupakan faktor risiko untuk neonatus
Pathogenesis
Spora masuk tubuh
(lingkungan anaerob)

Bentuk vegetatif

Tetanolysin
Berkembang biak cepat
Menghasilkan toksin

Tetanospasmin Lanjutan
dibelakang
tetanospasmin

Terikat di neuromascular
junction
Dengan cara
endocytosis

Saraf motorik

Aksonal
retrogard
spinal cord
2-14 hari

neurotransmitters
glycine and gamma-amino
butyric acid (GABA). Hiperaktifitas

Aktifitas motorik dan


autonom terganggu Spasme otot
Manifestasi klinis
• Masa inkubasi berkisar antara 3-14 hari
• Gejala khas: -kekakuan dan spasme pada otot
• Gejala progresif: kesulitan minum (menghisap
dan menelan)
• Bayi rewel dan gelisah
• Fleksi dan adduksi tangan
• Kepalan tangan seperti petinju
• carper mouth (mulut mencucu/ikan)
Penegakan diagnosis
Anamnesis
PF
• 1. Persalinan yang kurang higienis • 1. bayi sadar, terjadi spasme otot
terutama ditolong oleh tenaga berulang
non-medis yang tidak terlatih • 2. mulut mencucu seperti mulut
ikan (carper mouth)
• 2. perawatan tali pusat yang tidak
higienis, pemberian dan • 3. Trismus (mulut sukar dibuka)
penambahan suatu zat pada tali • 4. Perut teraba keras (perut papan)
pusat • 5. Opistotonus (ada sela antara
• 3. Bayi sadar dan sering punggung bayi dengan alas, saat
bayi ditidurkan)
mengalami kekauan otot (spasme)
terutama bila terangsanng atau • 6. Boxing position (anggota gerak
spastik)
tersentuh
• 4. Bayi malas minum
PP

• Anamnesis + p. fisik : dapat


menegakkan diagnosis;
• Jika meragukan :
1. Pungsi lumbal
2. Pemeriksaan darah rutin,
preparat darah hapus atau
kultur dan sensitivitas
Diagnosis banding
1. Epilepsi
2. meningitis
Tatalaksana
• Tujuan pengobatan pada pasien dengan tetanus
meliputi berikut ini:
1. Memulai terapi suportif
2. perawatan luka untuk membasmi spora dan mengubah
kondisi untuk perkecambahan
3. Menghentikan produksi toksin dalam luka
4. Menetralkan racun terikat
5. Mengendalikan manifestasi penyakit
6. mengelola komplikasi
Tatalaksana medikamentosa
Tatalaksana
• Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau antitoksin tetanus

• Lini 1: metronidazole 30 mg/kg/hari setiap 6 jam (oral/parenteral) selama


7-10 hari

• Lini 2: penicilin prokain 100.000 U/kg IV dosis tunggal selama 7-10 hari
. Jika hipersensitivitif -> tetrasiklin 50 mg/kg/hari.

• Jika kemerahan/pembengkakan : pengobat untuk infeksi lokal tali pusat


Lanjutan…

• Ibu : imunisasi 0,5 ml (untuk melindungi ibu


dan kehamilan berikutnya), datang kembali
untuk pemberian dosis kedua
• Suportif :
• Bila terjadi kekakuan atau spastisitas yang
menetap lakukan FISIOTERAPI
Tatalaksana lain

1. Spasme berulang dan atau gagal nafas dirujuk ke rumah sakit


yang mempunyai fasilitas NICU
2. Bila perlu : konsultasi ke divisi neurologi anak dan bagian
rehabilitasi medik
Pemantauan
Lanjutan…

• Tumbuh kembang

1. Asupan gizi dan stimulasi mental

• langkah promotif/preventif

»Pemotongan tali pusat alat steril

»Perawatan pascanatal : tidak mengoleskan atau menaburkan


sesuatu yang tidak hygienis pada tali pusat

»Bila sudah infeksi berikan antibiotik lokal dan sistemik


komplikasi
• Spasme pita suara
• Spasme otot penapasan -> gangguan pernapasan
• Komplikasi lebih lanjut
1. fraktur tulang panjang
2. Glenohumeral bersama dan temporomandibular dislokasi sendi
3. cedera hipoksia dan aspirasi pneumonia
4. Pembekuan di pembuluh darah paru-paru
5. Efek samping ketidakstabilan otonom, [18] termasuk hipertensi dan
disritmia jantung
6. ileus paralitik, luka tekanan, dan retensi urin
7. Malnutrisi dan stres bisul
8. Koma, kelumpuhan saraf, neuropati, efek samping psikologis, dan
kontraktur fleksi
Lanjutan…

• Risiko kematian yang tinggi dikaitkan dengan


berikut ini:
1. Masa inkubasi yang singkat
2. onset awal kejang
3. Keterlambatan dalam pengobatan
4. lesi yang terkontaminasi dari kepala dan wajah
5. tetanus neonatal
Prognosis
• skala untuk menilai tingkat keparahan tetanus dan
menentukan prognosis.
1 poin diberikan untuk masing-masing sebagai
berikut:
1. masa inkubasi lebih pendek dari 7 hari
2. Periode onset lebih pendek dari 48 jam
3. Tetanus diperoleh dari luka bakar luka bedah
4. kecanduan narkotika
5. Generalized tetanus
6. Suhu yang lebih tinggi dari 104 ° F (40 ° C)
7. Takikardia melebihi 120 denyut / menit (150 denyut / menit
pada neonatus)
Lanjutan…

1. Total skor menunjukkan keparahan penyakit


dan prognosis sebagai berikut:

Skor Derajat penyakit Mortalitas


0-1 Ringan <10%
2-3 Sedang 10-20%
4 Berat 20-40%
5-7 Sangat berat >50%
Referensi
1. www.medscape.com
2. Jurnal “Clostridium Tetani Infections In
Newborn “Infants: a Tetanus Neonatorum
review
3. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun
2009

Anda mungkin juga menyukai