Anda di halaman 1dari 30

Tetanus

Disusun oleh:

Ajeng Afni Kartika 213307020026


Annisa Annastasya 213307020031
Hafiz Hawari Siregar 213307020002

Dosen Pembimbing:
dr. Johanes Apul Simarmata, Sp.B
Definisi
Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh toksin bakteri
anaerob obligat gram positif Clostridium tetani, dimana adanya keadaan
hipertonia akut atau kontraksi otot yang mengakibatkan nyeri (biasanya pada
rahang bawah dan leher) dan spasme otot menyeluruh tanpa penyebab lain, dan
terdapat riwayat luka ataupun kecelakaan sebelumnya.
Definisi
Neonatal tetanus didefinisikan sebagai penyakit yang terjadi pada
anak yang memiliki kemampuan normal untuk menyusu dan menangis
pada 2 hari pertama kehidupannya tapi kehilangan kemampuan ini antara
hari ke-3 - 28 serta menjadi kaku dan spasme.

Maternal tetanus didefinisikan sebagai


tetanus yang terjadi saat kehamilan sampai 6
minggu setelah selesai kehamilan (baik dengan
kelahiran maupun abortus).
Etiologi

Clostridium Tetani
Faktor Risiko

01 02 03

04 05
Faktor Risiko Tetanus Neonatal
01 02 03

04 05
Epidemiologi

1 juta kasus per tahun , Pada tahun 1997-2000 di Indonesia, angka


18/100.000 penduduk per kejadian tetanus 1,6-1,8 per 10.000
tahun serta angka kematian kelahiran hidup, dengan angka kematian
300.000-500.000 pertahun. akibat tetanus neonatorum sebesar 7,9%.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Tetanus
Tetanus Lokal Tetanus Sefalik Tetanus Umum
Neonatorum
“Diagnosis Tetanus “
Anamnesis

Anamnesis Riwayat Luka


Gejala Awal
Riwayat
Anamesis Gejala Imunisasi
Lanjut
Riwayat Alergi
Vaksin
Anamesis Gejala
Otonom
Pemeriksaan Fisik

Umum

1. Keadaan Umum
2. Vital Sign
3. Spatula Test (Melihat
spasme otot mandibula).
Pemeriksaan Fisik
Khusus
1. Rigiditas abdomen

2. Kontraksi otot wajah (Risus) 7. Spasme berat pada otot batang


sardonicus/risus smile
tubuh (opistotonus), dapat
3. Kontraksi otot rahang dan leher menyebabkan kesulitan bernapas
menyebabkan retraksi kepala
akibat berkurangnya komplians otot

5. Kontraksi berat otot masseter dinding dada

(trismus/ lock jaw) 8. Obstruksi laring akibat spasme

6. Spasme otot menelan menyebabkan laring dan faring

disfagia
Pemeriksaan Penunjang
Kriteria Diagnosis

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Keringat berlebihan
Tekanan darah yang tidak
Ileus paralitik
stabil(naik dan turun)
Tanda minor lainnya
Aritmia
Denyut jantung yang tidak stabil
(naik-turun)

Adanya 2 tanda mayor atau satu tanda mayor dan 2 tanda minor menunjukkan
adanya sindroma hiperreaktivitas otonom.
Kriteria Diagnosis
Kriteria beratnya tetanus dapat ditentukan dengan
klasifikasi Ablett’s sebagai berikut:
Diagnosis Banding

Meningoensefalitiis Rabies Epilepsi

Keracunan Stricin
Reaksi Fenotiazin
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Konseling dan Edukasi

1) Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk


penyakit, sifat penyakit, perjalanan penyakit, dan kapan harus meminta
pertolongan dokter
2) Memberikan penjelasan tentang tentang komplikasi tetanus
3) Menjelaskan tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat
4) Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan imunisasi TT dalam
imunisasi dasar dan booster.
5) Menjelaskan tentang peran keluarga terhadap penanganan pasien
1. 
Komplikasi

Saluran Nafas

Kardiovaskular

Tulang Dan Otot


Prognosis
Indikasi Rujuk
Tetanus merupakan tingkat kompetensi 4. Dalam hal ini seharusnya dalam
tetanus grade 1 dapat ditangani secara paripurna di fasilitas kesehatan tingkat
primer.

Tidak terjadi perbaikan Tetanus Dengan


setelah penanganan Tetanus > Grade 2
Komplikasi
pertama dan keparahan
meningkat menjadi tetanus
Grade 2
Daftar Pustaka
1. WHO. Current reccomendation for treatment of tetanus during humanitarian emergency. WHO Tech note.
2010;
2. Setiati S SA. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2017.
3. Laksmi NKS. Penatalaksanaan Tetanus. Cdk [Internet]. 2014;41(11):823–6. Available from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_222CPD-Penatalaksanaan Tetanus.pdf
4. Sholeh M. Modul Dasar Penguatan Kompetensi Dokter di Tingkat Pelayanan Primer. 2017;(Icd):1–16.
5. Crystal Bae DB. Tetanus. StatPearls Publishing. 2022.
6. Maelandri MAS, Emelia R. OPTIMALISASI WAKTU INKUBASI DAN KONSENTRASI PEPSIN
PADA AKTIVITAS PRODUKSI SERUM ANTI TETANUS M . Ambri Saputra Maelandri dan Rida Emelia
Politeknik Piksi Ganesha Bandung , Indonesia Diterima : Abstrak Direvisi : Disetujui : Profil Penggunaan Obat
Tradisi. J Sos dan Sains. 2021;1(11).
Daftar Pustaka
7. Tejpratap S.P. Tiwari, Pedro. Chapter 21: Tetanus; Epidemiology and Prevention of Vaccine
Preventable Diseases. CDC [Internet]. 2021;315–28. Available from:
https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/tetanus.html
8. antonius h budiaji. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Vol. 25,
Archives of Disease in Childhood. 2017. 190–192 p.
9. widoyono. PENYAKIT TROPIS; Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta: gelora aksara pratama; 2018.
10. Cardinal PR HS. Fatal Necrotizing Soft-Tissue Infection Caused by Clostridium tetani in an
Injecting Drug User: A Case Report. Surg Infect. 2020;21(5):457–60.
11. IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. 2017.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai