Anda di halaman 1dari 47

TEKNOLOGI PENGOLAHAN

LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT

Tim penyusun
Pedoman Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
POKJA AIDS DEPARTEMEN KESEHATAN RI
OUTLINE
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT

1. Tujuan Pengolahan
2.. Jenis Pengolahan Limbah Cair
a. Pengolahan menurut tingkat perlakuan
b. Pengolahan menurut sifatnya
c. Kriteria Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Cair
d. Pedoman Dalam Penetapan Teknologi Pengolahan limbah Cair rumahSakit
3. Pengolahan Limbah Cair Secara Fisik-Kimia
4. Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi
a. Jenis Pengolahan Biologi
b. Persyaratan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pengolahan Air Limbah Secara Biologi
c. Pengolahan Limbah Cair Secara Aerob
d. Pengolahan Limbah Cair Secara Anaerob
e. Pengolahan Limbah Cair Gabungan Anaerob-Aerob
1. Tujuan Pengolahan Limbah Cair

a. Mengurangi jumlah padatan tersuspensi


b. Mengurangi jumlah padatan terapung
c. Mengurangi jumlah bahan organik
d. Membunuh bakteri patogen
e. Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya dan
beracun
f. Mengurangi unsur nutrisi (N dan P) yang berlebihan
g. Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem
2. Jenis Pengolahan Limbah Cair

a. Pengolahan menurut tingkat perlakuan


b. Pengolahan menurut sifatnya
A. Pengolahan menurut tingkat
perlakuan

 Pre-Treatment
 Primary Treatment
 Secondary Treatment
 Tertiary Treatment
 Advance Treatment
B. Pengolahan menurut sifatnya
Satuan operasi fisik :
 Bar screen
 Comminutor
 Grit chamber
 Alat ukur debit
 Equalization tank
 Primary sedimentation
Satuan operasi Kimia :
Merupakan metode pengolahan untuk
menghilangkan atau merubah kontaminan
dengan cara penambahan bahan kimia atau
terjadinya reaksi kimia. Satuan proses ini
digunakan untuk menghilangkan partikel
tersuspensi dan koloid. Unit-unit pengolahannya
antara lain presipitasi
Satuan operasi Biologi :
Ada 4 macam pengolahan biologis, yaitu :

Aerobic suspended-growth Anaerobic suspended-growth


treatment: treatment:
Activated sludge Anaerobic digestion
Aerated lagoon Anaerobic contact process
Sequencing batch reactor Up-flow anaerobic sludge blanket
Aerobic digestion process Anaerobic attached-growth
Aerobic attached-growth treatment process:
treatment process: Anaerobic filter process
Trickling filter Expanded bed process
Rotating filter
Rotating biological contactor
Pack bed reactor
C. Kriteria Penerapan Teknologi
Pengolahan Limbah Cair
Secara teknis kriteria yang digunakan adalah :

 Tingkat pengolahan yang dinyatakan dalam % pengurangan


BOD, COD, SS serta organik N dan P cukup tinggi.
 Stabilitas unit proses terutama terhadap shock loading dan bahan
toksik
 Sistem sederhana dengan tahapan proses sedikit mungkin,
mudah dioperasikan namun fleksibel terhadap pengembangan.
 Umur teknis unit tidak menghasilkan produk sampingan yang
membahayakan atau berdampak negatif.
Tabel
Efisiensi Pengolahan Berdasarkan Unit Operasi dan Unit
Proses Pengolahan Limbah Cair.

Unit Pengolahan % Penghilangan


BOD COD SS ORG-N

Primary Treatment 30-40 30-40 50-65

Chemical 60-80 80-90 80-90 10-20


Processes
Coagulation-
floculation
Biological
processes :
a. Activated slidge 80-95 80-95 10-25 15-50
b. Oxydation ditch 80-95 80-85 10-25 15-50
c. Trikling filter 65-80 60-80 60-85 15-50
d. RBC 80-85 80-85 80-85 15-50
D. Pedoman Dalam Penetapan Teknologi
Pengolahan limbah Cair rumah sakit

1. Ditinjau dari konsentrasi rata-rata BOD menunjukan rentang beban


limbah domestik, namun apabila ditinjau dari sebarannya maka
beban puncak ada pada kategori limbah industri dengan beban
medium.
2. Ditinjau dari konsentrasi rata-rata COD, kecuali untuk laundy dan
dapur menunjukan rentang beban limbah domestik. Beban
puncak pengolah dari data sebaran konsentrasi COD menunjukan
tingkat beban tinggi dengan COD > 1500 mg/l
3. Fraksi terbiodegradasi dari limbah organik selain dari limbah dapur
umumnya sangat rendah (BOD/COD rasio < 0.5).
4. Segregasi limbah berdasarkan asal sumbernya dilaksanakan untuk
memisahkan limbah klinis dan non klinis, selain untuk mendapatkan
kondisi optimum sebelum pengolahan bersama dilaksanakan.
5. Penanganan effluen dari sistem pengolahan limbah cair rumah sakit
harus selalu melalui proses desinfeksi untuk menapis bakteri patogen
pada air sebelum dibuang ke badan air penerima
3. Pengolahan Limbah Cair
Secara Fisik-Kimia
 Proses Fisik
Proses fisik merupakan proses pemisahan antara cairan
dan padatan dengan cara pengendapan dan
penyaringan

 Proses Kimia
Proses Kimia merupakan proses pengikatan unsur-unsur
kimia yang tidak dikehendaki dan tidak dapat terpisah
dalam proses fisik dengan cara membubuhkan bahan
kimia sebagai koagulan
JENIS PENGOLAHAN FISIK-KIMIA
BERDASARKAN TAHAPAN PROSES IPAL

1. Pengolahan Pendahuluan (Pre Treatment)


Pengolahan pendahuluan bertujuan antara
lain untuk :
 Menyaring benda – benda kasar.
 Memisahkan minyak / lemak yang terdapat
dalam limbah.
 Menangkap pasir
 Meratakan konsentrasi / kualitas dan aliran /
kuantitas limbah cair yang akan diolah
Jeruji/Para-para
(Bar screen) dan Bak Penangkap Pasir

Penangkap pasir

Bar screen
2. Pengolahan Pertama (Primary
Treatment)
Pengolahan pertama dapat berupa:
- Pengendapan dengan kondisi sangat tenang (sedimentasi)
- Penambahan bahan kimia untuk menetralkan limbah

 Proses netralisasi limbah adalah proses yang dilakukan untuk


membuat derajat keasaman air limbah yang terlalu asam atau
terlalu basa menjadi netral (biasanya berkisar antara pH 7 – 9).
Proses netralisasi dapat dilakukan dengan mengatur pH dengan
menambahkan senyawa asam atau basa(misalnya : NaOH)

 Proses sedimentasi adalah pemisahan suspensi secara grafitasi ke


dalam komponen padatan dan cairan. Sedimentasi dibutuhkan untuk
mengurangi beban pada instalasi pengolahan sekunder (biological)
akibat beban padatan sudah terkurangi, sehingga proses
lanjutannya dapat berjalan lebih optimal.
3. Pengolahan Kimia
Pengolahan kimia dilakukan pada unit koagulasi dan unit
flokulasi :
 Unit Koagulasi : berguna untuk mencampurkan bahan
kimia dengan air buangan sehingga merata dan terbentuk
flok inti dengan cara pengadukan cepat. Unit koagulasi
biasanya di tempatkan sebelum proses biologi

 Unit Flokulasi : berguna untuk memberi kesempatan


flok inti membesar dengan cara pengadukan lambat.Unit
flokulasi biasanya di tempatkan sebelum proses biologi

 Unit Disinfeksi : berguna untuk membunuh bakteri,


mengurangi atau membunuh mikrooganisme pathogen yang
ada di dalam air limbah. Unit disinfeksi ditempatkan pada
akhir pengolahan limbah cair.
4. Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi

A. JENIS PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI :


1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reactor)
Pada proses pengolahan ini, mikroorganisme yang bertanggung jawab
terhadap konversi kandungan organik serta kandungan lainnya menjadi
biosolid dan gas, terdapat dalam keadaan tersuspensi cairan.

2. Reaktor pertumbuhan melekat (Attached growth reactor)


Adalah proses pengolahan dimana mikroorganisme yang bertanggung jawab
terhadap konversi kandungan tersebut diatas, melekat pada media saring
seperti batu, slag, keramik maupun plastik. Proses pengolahan ini dikenal
juga sebagai fixed-film process.

3. Kombinasi kedua pertumbuhan diatas


B. Persyaratan dan Faktor Yang
Mempengaruhi Pengolahan Air Limbah
Secara Biologi

a. Tingginya konsentrasi mikroorganisme dalam


reaktor
b. Kontak yang cukup antara influen limbah cair
dengan mikroorganisme
c. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk
bereaksi dengan mikroorganisme
d. Kemudahan pemisahan mikroorganisme dari
effluen
KONDISI LINGKUNGAN AIR LIMBAH
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kinerja proses
pengolahan secara biologi, terutama pada proses biologi aerob.

Faktor-faktor yang mempengaruhi secara dominan adalah sebagai


berikut :
a. Kadar oksigen terlarut
b. pH air buangan
c. Kandungan nutrien
d. Kondisi pembebanan (organik maupun hidraulik)
e. Senyawa-senyawa beracun (inhibitor)
C. Pengolahan Limbah Cair
secara Aerob
 Salah satu contoh proses aerob yang dikenal adalah reaktor
biologis tipe film (Fixed Film Aerobic). Reaktor ini banyak
dipergunakan karena mempunyai banyak kelebihan dibanding
reaktor yang tidak menggunakan media (suspended growth).

 Kelebihan utama dari sistem ini ialah mikroorganisme yang


menempel pada media tidak tergusur/terbuang akibat beban
hidraulik yang terlalu tinggi, sehingga pemeliharannya menjadi
mudah.

 Ada bermacam-macam reaktor aerob dengan tipe pertumbuhan


melekat (attached growth). Beberapa yang terkenal adalah
trickling filter dan rotating biological contactor. Reaktor dengan
tipe fixed-film aerobic termasuk salah satu reaktor aerob
dengan tipe pertumbuhan melekat.
1). PROSES REAKTOR LUMPUR AKTIF
Beberapa proses pengolahan limbah cair aerob yang
banyak di gunakan di rumah sakit adalah :

Pengolahan limbah cair dengan proses lumpur aktif di


rumah sakit, umumnya terdiri dari unit proses dan unit
operasi yang terdiri dari :
 Saringan kasar
 Bak pengendap awal
 Bak Aerasi
 Bak Pengendap akhir
 Bak clorinasi
 Bak stabilisasi lumpur
KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN
Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat
mengolah limbah cair dengan beban BOD yang
besar, sehingga dengan tidak memerlukan tempat
yang besar.

Proses ini cocok digunakan untuk mengolah limbah


cair dala jumlah besar seperti rumah sakit.

Beberapa kelemahannya antara lain kemungkinan


dapat terjadinya bulking pada lumpur aktifnya,
terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan
cukup besar.
Gambar ….

Diagram Proses Pengolahan


Limbah Cair Sistem Lumpur Aktif
B
Blower
Inlet

Outlet

Bak Aerasi
Bak
Pengendap
Bar Screen Bak Akir
Pengendap Bak Bak
Awal Ekualisasi Klorinasi
Difuser

Bak Stabilisasi Lumpur


Contoh Desain :
Unit Pengolahan Limbah Cair Sistem Lumpur
Aktif
B
Blower

Pompa
INLET
Bar Screen
OUTLET

Bak Bak
Bak Bak Ekualisasi Bak Aerasi Bak Stabilisasi Lumpur
Pengendap Klorinasi
Pengendap
Akir
Awal
Contoh Gambar Desain :
Unit Pengolahan Limbah Cair Sistem Lumpur
Aktif
2. PROSES REAKTOR BIOLOGI
PUTAR (Rotating Biological Contactor)
Proses awal pengolahan limbah cair dengan
reaktor biologis putar ini sama seperti
pengolahan lumpur aktif

Rangkaian unit operasi da unit prosesnya,


terdiri dari :
 Saringan kasar
 Bak pengendapan awal
 Bak kontak bilogis putar (RBC)
 Bak Pengendandapan akhir
 Bak clorinasi
 Bak stabilisasi lumpur
Gambar
Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair
Sistem RBC
Contoh Gambar :
Ipal Jenis RBC
Contoh Gambar :
IPAL JENIS ROTATING BIOLOGICAL REACTOR
KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN SISTEM RBC
Keunggulan pengolahan limbah cair dengan sistem RBC ini
adalah :
 Pengoperasian alat dan perawatannya mudah
 Untuk kapsitas kecil/paket, diabndingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi
energi lebih rendah
 Dapat dipasang bebrapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi
beban pengolahan
 Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efesiensi penghilangan ammonium
lebih besar
 Tidak terjadi bulking atau buih (foam) seperti pada lumpur aktif.

Sedang kelemahannya adalah :


 Pengontrolan jumlah mikroorganisme sulit dilakukan
 Sensitif terhadap perubahan temperatur
 Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
 Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang timbul bau
yang kurang sedap.
C. Proses Aerasi Kontak
Proses awal pengolahan limbah cair denga aerasi
kontak ini sama seperti pengolahan lainnya,
sedang rangkaian unit operasi da unit prosesnya,
yaitu terdiri dari :
 Saringan kasar
 Bak pengendapan awal
 Bak kontak anoksik
 Bak kontak aerasi dengan biofilter
 Bak Pengendandapan akhir
 Bak clorinasi
 Bak stabilisasi lumpur
Gambar ….
Proses Pengolahan Limbah Cair Dengan Aerasi
Kontak
Contoh Gambar :
Proses Pengolahan Limbah Cair Dengan Aerasi
Kontak (Sistem paket)
D. Pengolahan Limbah Cair
secara AnAerob
 Pengolahan limbah cair anaerob konvensional yang sudah lama
dikenal umum adalah septik tank. Pengolahan limbah cair
dengan septik tank banyak memiliki kelemahan dari aspek
lingkungan, karena dengan konstruksi tangki septik yang dibagi
menjadi 2 ruangan dengan waktu endap + 1-3 jam tidak
mampu menurunkan senyawa organik secara signifikan.
Sehingga untuk pengolahan limbah cair dengan septik tank
tidak direkomendasikan, meskipun biaya investasinya relatif
lebih murah.
 Sistem pengolahan limbah cair secara anaerob seiring dengan
perkembangan teknologi telah dikembangkan oleh para ahli
dengan berbagai jenis modifikasi. Salah satu modifikasi yang
dikenal adalah proses anerob dengan proses Biofilter “ Up
Flow”.
Proses awal pengolahan limbah cair dengan bioflter “up Flow”
ini sama seperti pengolahan lainnya, sedang rangkaian unit
operasi da unit prosesnya, yaitu terdiri dari :
 Saringan kasar

 Bak pengendapan 1
 Bak pengendapan 2
 Bak anaerob biofilter 1
 Bak anaerob biofilter 2
 Bak anaerob biofilter 3
 Bak anaerob biofilter 4
 Bak Pengendandapan akhir
 Bak clorinasi
 Bak stabilisasi lumpur
Beberapa kriteria teknis yang perlu
diperhatian adalah :

 Konstruksi tahan tekanan beban dan tahan


asam
 Waktu tinggal total di sarankan atas 3 hari
 Dasar bak dapat dibuat horizontal atau
dengan kemiringan tertentu untuk
memudahkan pengurasan lumpur
 Pengurasan lumpr dilakukan minimal setiap 2-
3 tahun
 Tinggi biofilter (lapisan media) 1 – 1,5 meter
KEUNTUNGAN DAN
KELEMAHAN
 Keuntungan sistem ini adalah :
 Prosesnya sangat sederhana
 Tidak diperlukan mesin blower yang memerlukan boaya
operasional dan pemeliharaan yang relatif tinggi
 Tidak menggunakan bahan-bahan kimia
 Adapun kelemahannya adalah :
 Memerlukan lahan yang cukup luas
 Hanya diterapkan untuk limbah cair dengan debit yang terlalu
besar
 Menghasilkan gas pembusukan (metan dan sulfida) yang dapat
mengganggu estetika
 Dihasilkan scum (endapan terapung) yang harus dibersihkan
dari sistem
Gambar ….
Proses Pengolahan Limbah Cair
Sistem AnAerob Biofilter “Up Flow
Gambar ….
Proses Pengolahan Limbah Cair
Sistem AnAerob Biofilter “Up Flow” Skala Rumah Tangga
Gambar ….
Proses Pengolahan Limbah Cair
Sistem AnAerob Biofilter “Up Flow” Skala Kawasan
Pengolahan Limbah Cair Gabungan Aerob-
AnAerob

Adalah proses pengolahan dengan mengkombinasikan kedua


proses untuk tujuan optimalisasi proses dengan memanfaatkan
aktivitas bakteri anaerob dan anaerob dalam limbah cair.

Mengingat sistem ini memerlukan waktu endap (retention time)


yang panjang, maka implikasinya pada Kebutuhan luas lahan
yang semakin luas, yang seringkali menjadi kendala teknis pada
pembangunan IPAL terutama di rumah sakit di perkotaan

Untuk itu, penggunaan biofilter (media) pertumbuhan bakteri


dalam sistem ini merupakan alternatif terbaik untuk menyiasati
luas lahan, karena luas permukaan biofilter dapat meningkatkan
populasi bakteri yang jauh lebih banyak dalam bentuk biologic
film
Contoh:
Media tumbuh bakteri/biofilter
PROSES IPAL ANAEROBIC-AEROBIC
Rangkaian unit operasi dan unit prosesnya
sebagai berikut :
 Saringan kasar
 Bak pengendapan awal
 Bak anaerob biofilter 1
 Bak anaerob biofilter 2
 Bak aerob biofilter 1
 Bak aerob biofilter 2
 Bak Pengendandapan akhir
 Bak klorinasi
 Bak stabilisasi lumpur
Persyatan Teknis lapangan Proses
Anaerobic-Aerobic :
 Penggunaan filter berfungsi sbg media tumbuhnya
mikroorganisme dan sebagai penyaring biologi untuk padatan
tersuspensi termasuk bakteri E. Coli
 Efesiensi biofilter tergantung pada luas kontak antara limbah cair
dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
biofilter
 Sistem ini selain dapat mengurangi konsentrasi BOD dan COD,
juga dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi (SS),
detergen (MBAS), ammonium dan phospor
 Effesiensi penghilangan phospor dalam sistem akan lebih besar
bila dibandingkan dengan proses anaeron saja atau aerob saja
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
PROSES ANAEROBIC-AEROBIC :
 Keunggulan sistem ini adalah prosesnya
sederhana, operasinya mudah dan tanpa
menggunakan bahan kimia dan dapat
mengolahan limbah cair dengan beban
organik tinggi, dapat menghilangkan nitrogen
dan phospor, suplai oksigen relatif kecil dan
lumpur yang dihasilkan relatif sedikit serta
tahan terhadap shock loading
 Kelemahan : memerlukan biaya investasi
yang relatif lebih mahal, akan menghasilkan
bau methan dan sulfida pada bak anaerob.
Gambar ….
Diagram Proses Pengolahan Limbah Cair Sistem
Anaerob-Aerob

Anda mungkin juga menyukai