Mengoperasikan IPAL
E. 370000.007.01
SKKN BAHAN
I
1. Mengidentifikasi Sumber Pencemaran
Air Limbah. AJAR
(E.370000.001.01)
1. Mengidentifikasi dan Menentukan
Karakteristik Sumber Pencemaran Air
2. Menentukan Karakteristik Sumber Limbah.
Pencemaran Air Limbah.
(E.370000.002.01)
02 Unit-unit IPAL
Industri
03 IPAL
Domestik
04 Pengoperasian IPAL
3
Prinsip Prinsip Pemilihan Teknologi
dalam Perancangan Air Limbah Industri
ADD A 5
FOOTER
Faktor Penentu
IPAL
Spesifikasi teknis dan tatacara pengoperasian IPAL ditentukan oleh
karakteristik limbah cair yang masuk ke IPAL (infuen)
ADD A 7
FOOTER
Pengolahan Air
•Limbah
Dapat dibagi menjadi 5 tahap pengolahan :
Pengolahan Awal (Pretreatment)
Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
ADD A 8
FOOTER
Operasional Instalasi Pengolahan
Air Limbah
Proses pengolahan air limbah dilakukan dalam
beberapa tahapan, mulai dari inlet hingga
outlet
SLUDGE
ADD A 9
FOOTER
Metoda Lain dalam
Penggolongan
• Adalah melihat pada proses unit IPAL yang terjadi, yaitu:
• Proses Fisika : penyaringan, sedimentasi, aerasi
• Proses Kimia : koagulasi, flokulasi
• Proses Biologi : lumpur aktif (secondary treatment),
• Proses Termal (untuk sludge)
(Setiadi, 2020).
ADD A 1
FOOTER 0
Primary treatment Secondary Liquid
Pretreatme treatment Suspended Tertiary Sludge
Chemical Pysical Dissolved solids dispos
nt treatment treatment
organics removal al
Beberapa
Dilute
wastewater
Scren and Activate Coagulatio Receivin
Proses
Neutralization Flotation Sedimentation
grit d n& g
removal sludge Sedimentati waters
Equalization Chemical on Controlled
Pengolah
Anaerob or
and addition Sedimentation Filtration
ic transportat
stora &
lagoons ed
ge coagulati
an
Limbah Oil
seperation
on Filtration
Trickli
ng
filter
Carbon
adsorpti
on
discharge
Ocean
Digestion Surface
Aerated applications
Ion or wet or
exchange combusti groudwater
lagoon seepage
Indust
on
s
Stabilizati Deep
Membrane Incineration
on well
ri
basin injection
Rotating Thickening
Pressur Evaporati
biologic gravity Landfill
e on
al or
filtratio incenerati
contacto flotation
Anaerobic n on
r Vacuu Ocean
contactors
m dispos
& filter
filtratio al
n
Centrifuga Deep
Sedimentation well
tio n
Neutralization injection
Equalizati Lagooning Incineration
Filtration
on or drying
&storage bed
ADD A 1
Concetrated Organics
FOOTER 0
wastewater
Diagram Garis
BesarPenentuan Teknologi
Pengolahan Air LimbahIndustri
Aliran air l imb a h
Anorganik Organik
Inorganik Organik Off- g a s tre a tmen t
• Secara umum, tahap pra pengolahan dapa mengurangi konsentrasi parameter BOD (Biochemical
Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) hingga 35 %, serta parameter minyak-lemak
sebesar 65%
16
Pengolahan primer (primary treatment)
Pengolahan primer merupakan pengolahan air limbah dengan menggunakan prinsip fisika
dan kimia.
Teknologi pengolahan primer yang digunakan adalah pengendapan (primary
sedimentation). Pengendapan diperlukan untuk memperlambat aliran air limbah sehingga
dapat mengendapkan padatan-padatan yang tidak tersaring seperti pasir, kerikil, sisik ikan,
serpihan daging ikan, dll.
Padatan-padatan tersebut dipisahkan agar tidak mengganggu tahap selanjutnya seperti
menyumbat pipa dan merusak peralatan.
Tahap pengendapan juga dapat dibantu dengan menggunakan bahan kimia berupa
koagulan dan/atau flokulan, bila kandungan total padatan tersuspensi (total suspended
solid, TSS) dari air limbah sangat tinggi.
Dengan menggunakan teknologi pengolahan primer, kandungan TSS dapat diturunkan
hingga 60%.
17
Pengolahan sekunder
(secondary treatment)
• Teknologi pengolahan sekunder yang dapat digunakan adalah proses biologis, baik secara anaerobik
maupun aerobik.
• Untuk air limbah dengan kandungan bahan organik (BOD atau COD) yang tinggi seperti industri
perikanan (dari data primer, karakteristik inlet IPAL industri perikanan memiliki BOD dan COD yang
tinggi), disarankan untuk terlebih dahulu menggunakan proses biologis secara anaerobik sebelum proses
aerobik.
• Penggunaan proses anaerobik dapat menurunkan kebutuhan lahanIPAL, mengurangi beban
pengolahan air limbah secara biologis aerobik, dan mengurangi biaya penanganan lumpur.
• Penggunaan proses biologis secara anaerobik dapat menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga 55
% dan konsentrasi parameter BOD dan COD sebesar 65 %. Sedangkan penggunakan proses biologis
secara aerobik dapat menurunkan konsentrasi parameter TSS hingga 80 % dan konsentrasi parameter
BOD dan COD sebesar 90 % (untuk konsentrasi COD di bawah 1000 mg/l).
• Dengan menggunakan proses pengolahan air limbah sekunder, kandungan parameter minyak-
lemak dalam air limbah juga dapat diturunkan hingga 90 %.
• 18
Teknologi
Penguraian senyawa organik dalam air limbah menggunakan lumpur yang
Proses lumpur aktif kaya akan bakteri. Dalam prosesnya, dilakukan aerasi. Endapan yang
terbentuk sebagian dibuang, sebagian digunakan kembali
Pengolah
Menyemprotkan air limbah dari unggun ke suatu permukaan yang telah
Proses trickling dilapisi biofilm aerobik. Pada permukaan tersebut terjadi penguraian zat
filter organik oleh mikroba
Air
an Proses
Aerobik
Proses Biofilm
Proses rotating
biological contactor
(RBC)
Bakteri aerobik tumbuh pada disk/piringan yang sekitar 40% bagiannya
terendam dalam air limbah. Piringan tersebut berputar agar mikroba
memperoleh oksigen dari udara untuk mengurai senyawa organik
Limb Proses aerasi Penguraian senyawa organik dalam air limbah dengan cara melekatkan
ah
kontak mikroorganisme pada media filter terendam
Dikenal juga dengan sistem kolam dalam ( deep pond), di mana kondisi
Anaerobic lagoon lagun bebas dari oksigen; dilakukan pada kolam yang dalam
Proses
Anaerobik
Pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan air limbah secara upflow
Proses upflow anaerobic sludge blanket ke dalam reaktor anaerobik yang mengandung granular sludge
19 (UASB) tersuspensi.
JENIS-JENIS U N I T P E N G O L A H A N AIR LIMBA H
Terdapat 5 bagian :
• Penanganan air limbah : unit-unit IPAL
• Penanganan lumpur : menangani lumpur hasil
pengendapan
• Pengaliran : saluran, alat pengatur aliran, pengukur debit,
sistem perpompaan
• Prasarana : sistem kelistrikan, penyediaan air bersih,
penyediaan bahan kimia, sistemdrainage air hujan
• Pendukung : laboratorium, ruang kontrol, gudang,
bengkel
Contoh Diagram
Pengolah
Limbah Textile
(sumber: Bppt)
Sewage Treatment Plant
D iagram
ADD A 20
FOOTER
PARAMETER OPERASI
Menunjukkan kondisi pengoperasian pada suatu unit pengolahan:
▶ Sedimentasi merupakan pemisahan partikel padat dari cairan (air baku, air limbah) dengan cara
gravitasi
▶ Sedimentasi terjadi pada :
▶ Bak pengendap primer
▶ Bak pengendapan kimia hasil flokulasi/koagulasi
▶ Bak pengendapan biologi dengan proses lumpur aktif
Tanki memerlukan
ruangan lebih kecil
Perbandingan panjang :
lebar = 3:1
Upward flow
HRT 1,5 – 2 h
Proses Biologi
Untuk mengolah air yang mengandung
senyawa organic umumnya
menggunakan teknologi pengolahan air
limbah secara biologi. Proses secara
biologis tersebut dapat dilakukan pada
kondisi aerobic (dengan udara/oksigen),
kondisi anaerobic (tanpa udara/tanpa
oksigen), dan kondisi kombinasi aerob-
anaerob
Tangki Clarifier
Tangki aerasi
Tangki Trickling filter
Rotating Biological
Contractor
Unit Lumpur
Aktif
influent aeration settler efluent
tank
waste sludge
ADD A 53
FOOTER
Sistem Pertumbuhan
Tersuspensi
Mikroorganisem dijaga
selalu dalam keadaan
tersuspensi
menggunakan
pengadukan
Proses Lumpur
Aktif
Mixed liquor suspended solids (MLSS) merupakan campuran antara
mikroorganisme dengan bahan partikulat
Klarifier (Final clarifiers) memisahkan antara air limbah terolah dengan cara
pengendapan atau pemekatan lumpur
Setiap
Secara teoritis
partikel Dimensi Tidak terjadi
lebih efisien
mempunyai panjang pencampura BOD inlet DO inlet MLSS rata- daripada
waktu tinggal dengan n secara tinggi rata pencampuran
yang sama ukuran longitudinal rendah rendah sempurna
untuk arah kecil
yang sama
Karakteristik Reaktor
Sistem Pencampuran Sempurna
Setiap elemen tidak mempunyai waktu tinggal HRT yang sama
MLSS tinggi
Konsentrasi substrat di
dalam dan keluar tanki
sama
Reaktor berbantuk tanki panjang, sempit, dengan dimensi panjang sampai 150 m l; L:D =
1:1 sampai 2.2:1; D = 3 sampai 5 m; L = 6 sampai 12 m
ADD A 69
FOOTER
AEROBIK FAKULTATIF PENGENDAPAN
endapan lumpur
pencampuran
terdekomposisi sisa lumpur
sempurna
secara anaerobik
ADD A 70
FOOTER
Sistem laguna mempunyai efisiensi pengurangan zat organik
yang tidak kalah bila dibandingkan dengan proses lumpur aktif.
Sistem laguna mempunyai kelebihan yaitu tidak diperlukan
pengeluaran lumpur dari sistem.
Tetapi kelemahan yang nyata adalah memerlukan tanah yang
relatif luas.
ADD A 71
FOOTER
U N I T S A R I N G A N PERCIK
(Trickling Filters)
▶ Merupakan sistem biologis unggun-terjejal (packed bed). Terdiri dari tumpukan batu
atau bahan plastik sebagai medium penunjang (support medium) pertumbuhan
lapisan mikroorganisma aerobik (biofilm) di permukaannya.
▶ Tinggi media batu adalah 1 hingga 3 m, dengan ukuran media antara 6 -10 cm.
▶ Media plastik dapat ditumpukkan hingga ketinggian 13 m dan dapat beroperasi
dengan laju 4 gal/ft2.minute. Hal ini disebabkan hilang-tekan (pressure drop) dari
bahan plastik lebih rendah dibandingkan dengan media batu.
▶ Saringan percik tidak dapat mengurangi kandungan BOD lebih dari 85% secara
ekonomis.
▶ Sistem ini lebih mudah dan murah untuk dioperasikan dibandingkan dengan
proses
lumpur aktif.
ADD A 72
FOOTER
Skema sederhana proses saringan
percik
air limbah
biofil organik
m
udara
oksigen
medium
karbon dioksida
produk akhir
ADD A 73
FOOTER
waste water recycle effluent
Tricklin
g
Filter
effluent
Clarifier
rock or
plastic
packing
sludge
treated
waste water effluent
83
Pengecekan IPAL
84
Dimensi peralatan IPAL ditentukan berdasarkan debit air limbah yang
akan
diolah, ketersediaan lahan dan biaya yang tersedia.
ADD A 72
FOOTER
IPAL DOMESTIK
Pengoperasian
IPAL Informasi yang harus diketahui operator IPAL
Industri
Langkah pengamanan
C a ra p e n g o p e ra s i a n :
Cara pengoperasian : C ara p en gop erasian :
Te n t u ka n dosis koa gul a n Periksa fungs katup
Pasti kan katup penguras
Bak Aerasi
Cara pengoperasian :
Hidupkan pompa pasir pada
p ane l ko n trol
P eriksa jalann ya p o mp a
Cara pengoperasian : Mengakti fk an derek :
Kotoran yang tersaring nyalakan derek pada kontrol
diambil secara manual/ panel
Bak
tekan tombol travelling
otomati s dengan conveyor Bak pengenda
belt forward
penampung p Gravity Thickeners
Tekan tombol stop pada saat akhir
buang kotoran sekali sehari efl uent
derek diposisi in fl ow
Tekan travelling backward
Mati kan tombol derek
Mati kan pom pa pasir dan
derek
pada kontrol panel Cara pengoperasian :
Ukur debit air yang
masuk
Periksa parameter Cara pengoperasian :
sesuai kebutuhan Cek katup dan
Bubuhkan larutan fungsi pipa
disinfeksi sesuai nyalakan tombol
hasil perhitungan o n untuk
dosis
Periksa pH dan menyalakan
parameter lain pengaduk pada
sebelum reuse/ kontrol panel
recycle/buang ke Lakukan
lingkungan pembuangan lumpur
sesuai ketentuan
contoh alirkan ke
filter press
Perhitungan debit dan beban
•DM = Dm x Pb
• Keterangan :
DM = Debit limbah cair maksimum yang dibolehkan bagi setiap jenis industri yang
bersangkutan, dinyatakan dalam m3/bulan
• Dm = Debit limbah cair maksimum sesuai dengan jenis industri yang bersangkutan,
dinyatakan dalam m3 limbah cair per satuan produk
• Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan produk yang
sesuai jenis industri yang bersangkutan.
•DA = Dp x H
• DA = debit limbah cair yang sebenarnya, dinyatakan dalam m 3/bulan
• Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m 3/hari
• H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan
Dengan demikian penilaian debit adalah :
•DA tidak boleh lebih besar dari DM
90
91
Perhitungan debit dan beban
pencemar
92
93
Jumlah bahan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan
beban pencemaran yang diterima IPAL
l •
•
Conductivity
Kekeruhan
Kriteria • Dosis
• Waktu Tinggal
• Kecepatan putaran pengaduk
Variabe
l
Sumber :
4.bp.blogspot.com
Sumber : O ktaviasari
&Mashuri, 2016
Cara Perhitungan
dosis
Lakukan perhitungan efisiensi setiap parameter yg diujikan pada saat
jar test (sebelum dilakukan pembubuhan koagulan dengan sesudah
dibubuhi koagulan)
Pencatatan dilakukan
Mulai dari pompa , unit-
sistem kelistrikan dicek sesuai dengan prosedur
unit pretreatment,
secara berkala, jika yang berlaku pada
preliminary treatment, Bak – bak dan pipa pipa
sumber listrik dari PLN industri tersebut dan
secondary treatment dicek untuk
maka diupayakan IPAL disesuaikan dengan
dilakukan pengecekan mengetahui kondisi
harus memiliki genset periode pemantauan
setiap hari serta pada saat itu.
untuk cadangan listrik. dari setiap unit
dilakukan pencatatan.
treatment IPAL
Rencana pemantauan
operasional peralatan IPAL disusun
sesuai prosedur
Pada umumnya langkah-langkah b. Pengambilan
dalam merencanakan a. Pengukuran sample air
pemantauan operasi peralatan debit limbah setiap
IPAL dilakukan sebagai berikut bak
d.
c. Penambahan Pemantauan/peng
bahan kimia; ukuran parameter
Apabila metode operasi diawal
atau diakhir
pengolahan pengolahan atau
dipergunakan pada unit-unit
proses kimiawi pengolahan itu
sendiri.
Melakukan pengoperasian
IPAL
Prosedur teknis
IPAL (manual book)
SNI/literatur
Pengukuran parameter operasional pada peralatan
IPAL dilaksanakan sesuai prosedur
• Pengecekan parameter
operasioanl IPAL
dilakukan untuk
mendukung
beroperasinya IPAL.
Terdapat beberapa
parameter yang
digunakan untuk
pengecekan parameter
operasioanl yang
biasanya dilakukan
oleh petugas IPAL itu PH suhu TDS
sendiri. Adapun
parameter tersebut Debit
adalah:
Formulir pengoperasian IPAL diisi sesuai prosedur
🞄 Contoh
Tabel Debit
unit
treatment
pH tanggal
paraf
petugas.
Perhitungan
optimasi
Melakukan Melakukan kinerja pada
deskjob studi analisis aspek
literature efisiensi IPAL teknis dan
untuk IPAL untuk setiap finansial
yang sejenis. parameter pengolahan
IPAL
Rekomendasi
optimasi
IPAL
Melakukan Membuat
pengumpula evaluasi
n data hasil
missal data pengolahan
formulir pada IPAL
pengisian
operasional.
THANK
YOU!