Anda di halaman 1dari 34

10.

MELAKUKAN TINDAKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) TERHADAP BAHAYA
DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diatur dalam
1. UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

Peraturan terkait
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor Per.08/MEN/VII/2010
Tentang Alat Pelindung Diri
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3)

K3 adalah sebuah ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam upaya mencegah
terjadinya kecelakaan pada saat kerja.

K3 adalah suatu upaya yang bertujuan


untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik, mental dan social yang
setinggin – tingginya untuk pekerja di semua
jenis pekerjaan (WHO)
METODE YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
IDENTIFIKASI BAHAYA (KOLLURU,1996)
What if/ check list :contoh Melakukan brainstorming
HAZOPS : Hazard and Operability Study digunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses.
Failure Model and Effect Analysis (FMEA): kesalahan peralatan

Fault Tree Analyis : investigasi setelah kecelakaan

Event Tree Analysis (ETA) : pemicu kejadian dan proses


tahapan

Job Hazard Analysis (JHA) focus pada tahapan


pekerjaan
Jenis
Bahaya
Dalam K3 bahaya
diklasifikasikan menjadi dua

1. Bahaya Keselamatan Kerja 2. Bahaya Kesehatan Kerja


(Safety Hazard) (Health Hazard)

Merupakan jenis bahaya Merupakan jenis bahaya


yang berdampak pada yang berdampak pada
timbulnya kecelakaan yang kesehatan, menyebabkan
dapat menyebabkan luka gangguan kesehatan dan
(injury) hingga kematian, serta penyakit akibat kerja dan
kerusakan property perusahaan. dampaknya bersifat kronis.
a. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety
Hazard)
Bahaya • Disebabkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik
seperti tersayat, terjatuh, tertindih, terpleset.
Mekani
k
Bahaya • peralatan yang mengandung arus listrik.

elektrik
Bahaya • disebabkan oleh substansi kimia yang
peledaka sifatnya
explosive
n
• disebabkan oleh substansi kinia yang
Bahaya bersifat
mudah terbakar
kebakara
b. Bahaya Kesehatan Kerja ( Health Hazard)
Bahaya • Kebisingan, getaran, radiasi ion,
ekstrim dan
suhu
Fisik pencahayaan
• Terkait dengan material atau
Bahaya bahan antiseptic, aerosol, gas, dust
Kimia
• Bakteri yang bersifat
Bahaya patogen
Biologi • Fungi yang bersifat
•patogen
Beban kerja yang terlalu
Bahaya berat
Psikolog • Kondisi kerja yang tidak
nyaman
IDENTIFIKASI • Identifikasi bahaya pada tahap operasional
BAHAYA DAN
IPAL
JENIS BAHAYA
DI AREA IPAL • Melakukan identifikasi bahaya melalui
prosedur tahapan operasional
Bak
pengenda
Grit Bak p
Influen Bar Koagulasi Flokulasi awal
Screen chambe equalisas
(Air
r i
limbah)

Bak Aerasi

Job Job Analyst Dat


Title
Task Location e
1
Pre Bak penyaringan - IPAL Bak
pengenda
Treatment industri p Gravity
efluen
Hazard Hazard t
ak hir Thickeners
Type
Bahaya description
Tercebur dan

g
dewaterin
fisik
Consequenc terjepit
Hazard Contoh JHA
es
Terkilir, controls:
Mennggunakan sarung (OSHA
form
tangan
Rational or 3071) Disposa
comment l/
Kondisi bahaya pada saat IPAL dalam kondisi
tidak normal (FMEA)

S Severity
(keparahan O Occurance
Kemungkin D Detection
(Terdeteks RP
Risk
Prority
) kecil, ind dpt ikut lg
2 : keparahan 2: sangat an iI
1: pasti terdeteksi 4N Number
. :Resiko masih dapat diterima
6: keparahan besar ind tdk dpt rendah 4 kemampuan alat control untuk 72: Prioritas kedua untuk
ikut lg beraktivitas (patah tulang) 3: rendah . mendeteksi sedang sampai dilakukan kontrol
tinggi
• Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya
dan peluang terjadinya kejadian tersebut.
• Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden
yang
berakibat pada kerugian.
MODEL SISTEM MANAJEMEN K3 MENURUT
BS OHSAS 18007: 2007

PDCA
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO
DAN PENGENDALIAN RISIKO
🞄 Cara melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko dapat dilakukan menurut
OHSAS (Occupational Health and safety Assessment Series), meliputi:
a. Kegiatan rutin dan non rutin
b. Aktivitas semua orang yang memiliki akses ke tempet kerja (termasuk sub-
kontraktor, pemasok,tamu dan pengunjung)
c. Perilaku manusia, kemampuan dan factor manusia lainnya
d. Potensi bahaya yang teridentifikasi berasal dari luar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan orang yang berada dalam kendali
organisasi.
e. Potensi bahaya yang terbentuk di dalam tempat kerja akibat aktivitas yang berada
dalam kendali organisasi
f. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang
disediakan Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan
g. Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas
maupun bahan/material yang digunakan.
h. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat
sementara
dan dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
i. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
berlaku.
j. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/ peralatan, prosedur
operasional,struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap
kemampuan manusia
PENILAIAN RISIKO
BERDASARKAN AS/ NZS
4360:2004
MATRIKS TINGKAT RISIKO BERDASARKAN
AS/NZS 4360:2004
PENGENDALIAN
RISIKO
• Pengendalian
risiko dilakukan
dengan
mengurangi
kemungkinan
atau keparahan
dengan hierarki
sebagai berikut
Eliminasi
• Melalui desain
• Risiko yg dapat dikurangi bahaya jatuh, bahaya bising, dll

Substitusi
• Penggantian bahan atau process (manual to otomatis)
• Risiko yg dikurangi : operator terkena bahan kimia, mengurangi interaksi
operator dengan mesin dll

Perancangan
• Menutup mesin mesin, menyimpan mesin diruang khusus, start up
alarm
• Risiko untuk mengurangi bahaya dengan pekerja, mencegah
terjadinya
kesalahan manusia

Administrasi
Memberikan peringatan, label, instruksi, SOP
Risiko dikurangi dengan meningkatkan kewaspadaan pekerja dan
mengetahui bahaya yang ada di area tersebut

APD
Tujuan hanya untuk mengurangi risiko dari dampak bahaya
• 1.3 Resiko kecelakaan kerja saat mengolah air limbah diidentifikasi
sesuai
potensi bahaya
• 2. 1 Lokasi berbahaya di area IPAL yang harus diberi
pengaman
diperiksa sesuai hasil identifikasi bahaya dan pengendalian
resiko
• 2. 2 Bahan atau barang yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja
di
area IPAL disimpan sesuai prosedur

• Dalam MSDS bahan kimia terdapat petunjuk penanganan dan


penyimpanan
• 2. 3 Personil
yang bertugas
dalam pengolahan
air limbah diperiksa
sesuai prosedur
K3
Pemeriksaan
kesehatan
berdasarkan
Permenkes no. 48
Tahun 2016
MEMPERSIAPKAN TANGGAP DARURAT DALAM
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• Pengendalian sumber pencemaran
• Kebocoran bahan kimia bertujuan untuk menghentikan atau
• Kebocoran bahan bakar
• Kebocoran gas
membatasi pelepasan pencemar di
• Kebakaran sumbernya
• IPAL tidak berfungsi
dengan • Pelepasan pencemar dari sumbernya
baik dapat dihentikan, dikurangi, atau diisolasi
• Kebocoran IPAL di sekitar sumbernya saja.
• Bencana alam
Kondisi • Contoh pengendalian
darura Menutup titik pelepasan

t sumber Mengurangi aliran


pencemar Mengisolasi
pencemar
TINGKATAN KEADAAN
DARURAT

Tingkat 3

Tingkat 2

Tingkat 1
TINGKAT KEDARURATAN DI
INDUSTRI
Tingkat Area Site Radi Mutua Regio
Person Emergen o l n
al cy Roo Aid
1 m
Insiden kecil

Kebakaran kecil, kebocoran bahan kimia sedikit, kebocoran


gas beracun/ mudah terbakar sedikit

2
Insiden serius

Kebakaran, peledakan, gak bocor, ipal bocor namun masih


terkendali
3
Insiden besar

Diluar sumber daya industri & perlu bantuan luar


24
Perencanaan Tanggap Darurat

Sebelum
Perencanaan

Selama
Tanggap
[Respons]

Setelah
Pemulihan

[Recovery]
SEBELUM
KEJADIAN
a.Mengidentifikasi potensi skenario
krisis pada suatu unit (contoh : c. Mengidentifikasi semua
instalasi pengolahan air limbah) sumberdaya yang diperlukan
beserta dampaknya d. Memastikan semua
sumberdaya
b. Menyusun skenario krisis meliputi:
tersedia pada saat diperlukan
• kebocoran (spill)
• kegagalan operasi Sumberdaya meliputi :
• luapan (over flow) - Manusia
• bencana alam - Peralatan
- Bantuan dari pihak luar
SEBELUM KEJADIAN ...
(LANJ)

• Menentukan peran, tugas dan tanggungjawab dari


semua orang yang terlibat
• Melakukan pelatihan untuk memastikan kesiapan
bertindak pada keadaan darurat
(emergency drill)
• Memperbarui perencanaan tanggap kedaruratan sesuai
dengan perubahan yang ada di perusahaan
MEMPERSIAPKAN TANGGAP DARURAT DALAM
PENGOLAHAN AIR LIMBAH

• 3. 1 Peralatan tanggap darurat dalam pengolahan air


limbah
diidentifikasi sesuai hasil identifikasi bahaya dan pengendalian
resiko
SELAMA
KEJADIAN
▶Bereaksi cepat untuk mengendalikan situasi darurat
sesuai dengan perencanaan
• Mengendalikan keadaan darurat • Mengendalikan kedaan darurat • Mengendalikan keadaan darurat
tingkat 1 tingkat 2 tingkat 3
• Memastikan personil dan peralatan • Mengaktifkan Tim Keadaan • Apabila keadaan diluar
pengendalian kedaruratan Kedaruratan [Emergency kemampuan pabrik,
tersedia Response Team] memerlukan sumberdaya dari
• Peralatan operasi • Mobilisasi peralatan tanggap luar
tanggap kedaruratan kedaruratan
• Peralatan dan Sistem
komunikasi
• Pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K)
TINDAKAN TINDAKAN TINDAKAN
TINGKAT TINGKAT TINGKAT
1 2 3
SETELAH
KEJADIAN

Mengembalikan Pemulihan
operasi ke jangka
keadaan menengah dan
normal jangka panjang
3.3 TANGGAP
DARURAT DI
AREA IPAL
DILAKSANAKA
N SESUAI
PROSEDUR (PP
RI 50 TAHUN
2012)
MELAPORKAN HASIL TINDAKAN K3
DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• 4. 1 Hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan air limbah
disusun
sesuai prosedur (PP RI 50 Tahun 2012)
• 4. 2 Laporan hasil pelaksanaan tindakan K3 dalam pengolahan
air
limbah dikomunikasikan sesuai prosedur (PP RI 50 Tahun 2012)

Anda mungkin juga menyukai