Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

Seluruh pekerja dan subkontraktor atau pemasok wajib melaksanakan program, pedoman dan prosedur
HSE secara efektif dan bertanggung jawab untuk menyediakan sumber–sumber daya yang memadai dalam
menerapkan Kebijakan ini. Fungsi HSE akan melaporkan pelaksanaan aspek–aspek HSE kepada Pimpinan
yang kemudian akan menentukan sasaran–sasaran baru yang akan dilakukan minimal sekali dalam setahun.
Statistik kecelakaan dan laporan aktivitas HSE bulanan sebagai tolak ukur kinerja. Para Manajer dan
Pengawas bertanggung jawab meyakinkan kebijakan ini dikomunikasikan, dipahami, diterapkan dan
dipelihara secara menyeluruh dalam Perusahaan. mengatur tentang pemakaian obat–obatan terlarang
(narkoba), minuman keras dan merokok di tempat kerja guna menjaga keselamatan, kesehatan dan
lingkungan kerja yang produktif bagi seluruh pekerja. Penggunaan obat–obatan terlarang yang tidak
terkendali atau mengkonsumsi minuman beralkohol dan zat–zat yang tidak sesuai pemanfaatannya serta
merokok tidak pada tempatnya akan mengakibatkan bahaya yang serius terhadap asset Perusahaan.
Kebijakan tentang obat–obatan terlarang (narkoba) mengatur larangan penggunaan, pemilikan,
pendistribusian, pengangkutan dan penjualan narkotik, obat–obat terlarang dan zat–zat tidak terkendali.
Larangan lain juga mencakup penjualan minuman berakohol di dalam dan di luar tempat–tempat kerja
fasilitas Perusahaan atau fasilitas yang disewa Perusahaan, serta merokok tidak pada tempat yang telah
disediakan oleh perusahaan (smoking area). Pelanggar kebijakan ini akan mendapat sanksi maksimal
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Para Manajer dan Pengawas wajib meyakinkan bahwa kebijakan ini
telah disampaikan kepada seluruh pekerja, pekarya dan pihak terkait lainnya
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

TABEL IBPRP

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO PENILAIAN SISA RISIKO

Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya PERSYARATAN PEMENUHAN Kemun Nilai Tingkat Kemun Nilai Tingkat
NO. PENGENDALIAN AWAL Kepara PENGENDALIAN LANJUTAN Kepara Ket.
Uraian Pekerjaan (Tipe PERATURAN gkinan Risiko Risiko gkinan Risiko Risiko
(Skenario Bahaya) han (A) han (A)
Kecelakaan) (F) (FxA) (TR) (F) (FxA) (TR)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
1 Laston Lapis Aus (AC-WC) 1. Terkena manuver alat Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa
- Konstruksi - Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja

- PP No. 50 Tahun 2012 tentang - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi

Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan

UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
2 Lapis Pondasi Aggregat Kelas. S 1. Terkena manuver alat Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
- Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja
- UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi
Konstruksi
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
3 Mobilisasi 1. Kecelakaan Akiba Lalu Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
Lintas Kendaraan - Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja
- UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi
Konstruksi
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan

Makassar, 19 Juli 2021

MUNADRAH, ST
Petugas Keselamatan Konstruksi
B.2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS & PROGRAM KHUSUS)

TABEL SASARAN KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS

SASARAN KHUSUS PROGRAM


NO PENGENDALIAN RESIKO Jadwal Bentuk Indikator Penanggung
Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya
Pelaksanaan Monitoring Pencapaian Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Laston Lapis Aus (AC- Rambu Peringatan, Sebelum Check List 100 % Sesuai Ahli K3
- Mengenakan APD lengkap Kerja / Tersedia mengenai system WC) SDM Sesuai memulai Standard
- Penggunaan Rambu Peringatan Metodenya / Seluruh keselamatan Kebutuhan, APD bekerja harus
Lokasi diberikan rambu sudah lengkap
peringatan dan barikade
sesuai standard

2 - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Lapis Pondasi Aggregat Rambu Peringatan, Sebelum Check List 100 % Sesuai Ahli K3
Mengenakan APD lengkap Kerja / Tersedia mengenai system Kelas. S SDM Sesuai memulai Standard
-
Metodenya / Seluruh keselamatan Kebutuhan, APD bekerja harus
- Penggunaan Rambu Peringatan
Lokasi diberikan rambu sudah lengkap
peringatan dan barikade
sesuai standard

3 - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Mobilisasi Rambu Peringatan, Sebelum Check List 100 % Sesuai Ahli K3
Mengenakan APD lengkap Kerja / Tersedia mengenai system SDM Sesuai memulai Standard
-
Metodenya / Seluruh keselamatan Kebutuhan, APD bekerja harus
- Penggunaan Rambu Peringatan
Lokasi diberikan rambu sudah lengkap
peringatan dan barikade
sesuai standard

Makassar, 19 Juli 2021

MUNADRAH, ST
Petugas Keselamatan Konstruksi
B.3. STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan RKK Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat antara lain adalah sebagai berikut:
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
3. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Permen PU No.02/PRT/M/2018 tentang Pedoman sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3),Konstruksi bidang PU
5. Permenaker No : Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan kecelakaan
SK Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
6.
cara pengisian formulir laporan dan Analisis statistik kecelakaan
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

JADWAL PROGRAM KOMUNIKASI

No. Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan

1 Induksi Keselamatan Konstruksi ( Safety Induction ) Ahli / Petugas K3 1 kali untuk setiap personil dan pekerja
sebelum mulai bekerja, termasuk bila
ada pekerja baru harus dilaksanakan
safety induction sebelum mulai bekerja

2 Pertemuan pagi hari ( safety morning ) Pelaksana / Petugas K3 setiap pagi hari selama pelaksanaan
pekerjaan

3 Pertemuan Kelompok Kerja ( toolbox meeting ) Pelaksana / Petugas K3 2 kali dalam seminggu

4 Rapat Keselamatan Konstruksi ( construction safety meeting ) Ahli / Petugas K3 1 kali dalam seminggu

C.1. SUMBER DAYA

Sumber daya Keselamatan kerja merupakan aspek penting yang berhubungan dengan pengaturan dan pengawasan pekerja di lapangan, di bawah ini merupakan struktur
sumber daya yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja di lapangan :

C.2. KOMPETENSI

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang‐undang No 13 tahun 2005 tentang Ketenagakerjaan, setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi. Untuk itu diperlukan tenaga‐tenaga K3 yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan,
mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program‐program K3 dalam perusahaan

Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM K3 untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan. Salah satu
bidang kompetensi yang diperlukan dalam dunia usaha adalah Ahli K3 untuk tingkat utama, madya dan muda yang dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pada Paket pekerjaan ini Kami menyiapkan Petugas K3 dengan Sertifikat K3 yaitu Ahli K3 Konstruksi, serta sertifikat pelatihan pendukung lainnya

C.3. KEPEDULIAN
Dalam pekerjaan konstruksi, ada banyak kegiatan yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja yang perlu dikendalikan. sebagai bentuk kepedulian
Perusahaan terhadap pekerja maka pengawasan terhadap penggunaan alat safety sangat diperhatikan, di bawah ini merupakan standar peralatan yang digunakan dalam setiap
pekerjaan konstruksi :

Ilustrasi Alat safety standar di samping adalah ilustrasi standar kerja di area site, jika dalam kondisi tertentu
penggunaan alat safety bisa bertambah sesuai kebutuhan

C.4. KOMUNIKASI
Rapat Berkala
HSE di site akan mengadakan rapat, setiap minggu sekali dan mengadakan rapat insidentil bila terjadi kecelakaan serius di site setelah dilaksanakannya penanggulangannya

Laporan Berkala
1. Setiap minggu sekali, koordinator HSE melapor kepada manajer HSE tentang HSE berdasarkan daftar periksa yang telah disiapkan
2. Setiap minggu sekali, Koordinator HSE melapor kepada HSE Manajer berdasarkan daftar periksa harian, mingguan dan evaluasi harian
3. Setiap akhir bulan, Pihak HSE melapor kepada PPK membuat laporan bulanan dalam format standar. Laporan ini berisi semua hasil pemeriksaan HSE
harian, mingguan dan bulanan di Site dan Notulen Rapat bulanan HSE
4. HSE membuat evaluasi HSE untuk dikirimkan PPK
5. Laporan Insidentil, jika terjadi kejadian kecelakaan atau kejadian hampir celaka, untuk mengadakan pencegahan dan penanggulangan serta evaluasi dan
waspada di kemudian hari, manajemen dapat mengeluarkan maklimat atau rambu-rambu untuk lebih berhati-hati

C.5. INFORMASI TERDOKUMENTASI

Setiap kejadian yang terjadi harus selalu dilaporkan beserta lampiran bukti dokumentasi agar menjadi catatan dan laporan dalam menganalisa setiap kejadian, sehingga tidak
terulang kembali dan meminimalisir dampak resiko yang terjadi, dalam ISO 9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan mengenai Informasi Terdokumentasi adalah sbb :

1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan


2. Dikontrol dan tersedia khususnya dan sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi
3. Perlindungan yang memadai
4. Ketentuan Distribusi yang berlaku misalnya akses, pengambilan, penggunaan, penyimpanan
5. Pengendalian perubahan, retensi dan disposisi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi

Analisis Keselamatan Pekerjaan ( Job Safety Analysis )


Nama Pekerja : diisi saat pelaksanaan
Nama Paket Pekerjaan : Pekerjaan Rehabilitasi Jalan Ruas Kajang - Sinjai
Tanggal Pekerjaan : sesuai jadwal pelaksanaan

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :


1 Topi pelindung (Safety Helmet)  5 Sepatu keselamatan (Safety Shoes); untuk staf 

2 Pelindung mata (Goggles, Spectacles)  6 Sepatu keselamatan (Rubber Safety Shoes and toe cap) 

3 Pelindung pernafasan dan mulut (Masker)  7 Rompi keselamatan (Safety Vest) 

4 Sarung tangan (Safety Gloves) 

No. Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggungjawab


1 Laston Lapis Aus (AC-WC) Terkena manuver alat - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja
- Mengenakan APD lengkap Ahli K3, Petugas K3
- Penggunaan Rambu Peringatan

2 Lapis Pondasi Aggregat Kelas. S Terkena manuver alat - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Ahli K3, Petugas K3
- Mengenakan APD lengkap
- Penggunaan Rambu Peringatan

3 Mobilisasi Kecelakaan Akiba Lalu - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Ahli K3, Petugas K3
Lintas Kendaraan - Mengenakan APD lengkap
- Penggunaan Rambu Peringatan
D.1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASI

Dalam Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 adalah perencanaan (planning). OHSAS 18001 mewajibkan organisasi untuk membuat prosedur perencanaan
yang baik. Tanpa perencanaan, sistem hasil tidak optimal. Perencanaan ini merupakan tidak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen
puncak dengan mempertimbangkan hasil audit yang pernah dilakukan dan masukan dari berbagai pihak termasuk hasil pengukuran kinerja K3

Hasil dari perencanaan ini selanjutnya menjadi masukan dalam pelaksanaan dan operasional K3. Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Dalam melakukan hal tersebut, harus dipertimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang
berlaku bagi organisasi serta persyartan lainnya seperti standar, kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi organisasi. Dari hasil perencanaan
tersebut, ditetapkan objektif K3 yang akan dicapai serta program kerja untuk mencapai objektif yang telah ditetapkan tersebut

D.2. KESIAPAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KONDISI DARURAT


Pemeriksaan Kesiapan Terhadap Keadaan Darurat
Setiap 1 (satu) bulan sekali Tim K3 yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen melakukan pemeriksaan kesiapan terhadap keadaan darurat dengan menggunakan
1.
formulir Daftar Periksa Keadaan Darurat, yang meliputi :
a. APAR
b. Isi kotak obat
c. Petunjuk Evakuasi / Rambu Evakuasi
d. Fasilitas Sarana dan Prasarana (Rawan Bahaya)
e. Personil K3
Hasil dari pemeriksaan tersebut oleh Tim K3 dilaporkan ke Ketua Tim Tanggap Darurat untuk ditentukan tindak lanjutnya jika ditemukan adanya
2.
ketidaksesuaian
Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Ketua Tim Tanggap Darurat yang telah ditunjuk oleh Wakil Manajemen, bertanggung jawab untuk menyusun rencana kesiagaan dan tanggap darurat yang
1.
berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat, sebagai berikut :
a. Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
b. Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya
c. Prosedur penanggulangan keadaan darurat
d. Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
e. Personil yang bertanggung jawab
f. Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
g. Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat terkait
h. Peta situasi dalam keadaan darurat
i. Program evakuasi dalam keadaan darurat
j. Peta daerah aman untuk evakuasi
k. Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point)
l. Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut
m. Program pelatihan keadaan darurat
2. Rencana kesiagaan dan tanggap darurat oleh Ketua Tim Tanggap Darurat didistribusikan ke semua petugas terkait
Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan pelatihan kesiagaan dan tanggap darurat terutama pada keadaan darurat yang paling
3.
memungkinkan terjadi di Kantor Pusat atau lokasi pekerjaan / proyek kepada anggota tim dan karyawan
Ketua Tim Tanggap Darurat mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi,
4.
antara lain sebagai berikut :
a. Kebakaran atau ledakan
b. Gempa bumi
c. Huru-hara / demonstrasi
d. Banjir
e. Sabotase atau ancaman Bom
f. Cedera parah
g. Tumpahan minyak (B3)
Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat gambar / denah umum yang memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan kedaruratan,
5.
jalur evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul (Assembly point)
6. Ketua Tim Tanggap Darurat juga bertanggung jawab untuk menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan darurat
7. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menjelaskan tata cara evakuasi dalam keadaan darurat kepada anggota tim
8.
Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menetapkan kewenangan dan tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam
keadaan darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti
komando yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3
E. EVALUASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
E.1. Pemantauan dan Evaluasi

Jadwal Inspeksi dan Audit

Bulan Ke-
No. Kegiatan PIC
1 2 3 4 5
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Pelaksana K3 √ √ √ √ √

2 Patroli Keselamatan Konstruksi Pelaksana K3 √ √ √ √ √

3 Audit internal Ahli K3 √ √ √

E.2. Tinjauan manajemen


Penilaian risiko adalah cara-cara yang digunakan untuk dapat mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa
kesehatan dan keselamatan mereka tidak terkena risiko pada saat bekerja. Sasaran penilaian risiko adalah mengidentifikasi bahaya sehingga tindakan
dapat diambil untuk menghilangkan, mengurangi, atau mengendalikannya sebelum terjadi kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan.

Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja
untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job
Health Safety Environment Analysis (JHSEA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan
yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.

Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JHSEA :


• Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius

• Menentukan cara untuk mengontrol/mitigasi bahaya


• Menentukan pengawasan yang tepat untuk setiap tahapan pekerjaan
• Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien
• Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana
• Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja
• Supervisor/manager proyek dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin
• Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Berikut beberapa langkah peningkatan keselamatan kerja di lapangan :
• Staff Training
Meningkatkan keselamatan kerja melalui program training yang lebih jelas, mudah dibuka, dan lebih menyeluruh untuk semua karyawannya.
Tidak perduli setinggi apa skill atau experience karyawan dalam bagian tertentu, seperti menjalankan forklift atau, mereka tetaplah harus taat ikuti
training yang ekstensif untuk semua segi pekerjaan

• Pekerjakan Pekerja yang Kompeten


Ketika membahas mengenai penambahan karyawan dalam tempat kerja perusahaan kami memilih yang paling baik, dengan mempekerjakan
karyawan yang berkwalitas akan kurangi kemungkinan kecelakaan kerja
• Memprioritaskan Keselamatan ditempat Kerja
Beberapa pekerja juga akan mencontoh tingkah laku kalau mereka harus memprioritaskan keamanan dan keselamatan, walau dalam
kondisi produksi yang tengah tinggi-tingginya.

• Gunakan Rambu
Rambu kecelakaan kerja kami gunakan di beberapa lokasi kerja, ssinyal/rambu yang juga akan senantiasa mengingatkan setiap orang juga akan
kemungkinan kerja yang senantiasa membayangi dan apa yang harusnya mereka kerjakan untuk mematuhi ketentuan keselamatan. contoh yaitu
dengan menempatkan sinyal bertuliskan “helmet area” atau sign “cuci tanganmu” di ruang kamar mandi

• Menyediakan Peralatan Keselamatan yang di butuhkan


Sediakan peralatan yang diperlukan agar mereka tetap aman dalam lingkungan kerja, seperti helm, sepatu boots berbuntut baja, piranti keselamatan
dan bahkan kacamata safety, Sediakan peralatan yang mudah dibuka akan meningkatkan kepatuhan mereka juga akan keselamatan kerja

• Selalu Bersih
Lingkungan kerja yang berantakan memiliki potensi juga akan terjadinya kecelakaan kerja.kami memastika ruang kerja selalu bersih, rapi, dan kering
agar aman untuk semua orang dan para karyawan memahami pentingnya ruang kerja yang bersih dan senantiasa tanamkan pada mereka untuk
tetaplah bersih
• Maintenance pada Semua Mesin dan Perlengkapan
Mesin produksi, perlengkapan dan peralatan yang baik yaitu resep keberhasilan. Bila tidak diimbangin dengan perawatan dengan regular, beberapa
barang ini akan tidak berperan dengan baik. Ini tidak cuma turunkan efisiensi dan produksi karena waktu juga akan terbuang untuk mereparasi dan
menaikkan kemungkinan karyawan ketika memakai mesin yg tidak berperan dengan baik

• Pemberian award
Memberikan hadiah untuk karyawan yang sudah menaati semua ketentuan keselamatan dan dengan berkelanjutan bekerja dengan efektif. Dengan
lebih memprioritaskan keselamatan dari pada jumlah produksi, memberikan hadiah value dari perolehan dari pada lihat hasil pada akhirnya, atasan
dan pengelola perusahaan, bertanggungjawab penuh atas keselamatan semua karyawan selama berada di lingkungan kerja. Senantiasa tumbuhkan
alur fikir kalau keselamatan nomor satu pada mereka hingga kesadaran akan tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksaan

Makassar, 19 Juli 2021

FADILLAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai