DAFTAR ISI
Seluruh pekerja dan subkontraktor atau pemasok wajib melaksanakan program, pedoman dan prosedur
HSE secara efektif dan bertanggung jawab untuk menyediakan sumber–sumber daya yang memadai dalam
menerapkan Kebijakan ini. Fungsi HSE akan melaporkan pelaksanaan aspek–aspek HSE kepada Pimpinan
yang kemudian akan menentukan sasaran–sasaran baru yang akan dilakukan minimal sekali dalam setahun.
Statistik kecelakaan dan laporan aktivitas HSE bulanan sebagai tolak ukur kinerja. Para Manajer dan
Pengawas bertanggung jawab meyakinkan kebijakan ini dikomunikasikan, dipahami, diterapkan dan
dipelihara secara menyeluruh dalam Perusahaan. mengatur tentang pemakaian obat–obatan terlarang
(narkoba), minuman keras dan merokok di tempat kerja guna menjaga keselamatan, kesehatan dan
lingkungan kerja yang produktif bagi seluruh pekerja. Penggunaan obat–obatan terlarang yang tidak
terkendali atau mengkonsumsi minuman beralkohol dan zat–zat yang tidak sesuai pemanfaatannya serta
merokok tidak pada tempatnya akan mengakibatkan bahaya yang serius terhadap asset Perusahaan.
Kebijakan tentang obat–obatan terlarang (narkoba) mengatur larangan penggunaan, pemilikan,
pendistribusian, pengangkutan dan penjualan narkotik, obat–obat terlarang dan zat–zat tidak terkendali.
Larangan lain juga mencakup penjualan minuman berakohol di dalam dan di luar tempat–tempat kerja
fasilitas Perusahaan atau fasilitas yang disewa Perusahaan, serta merokok tidak pada tempat yang telah
disediakan oleh perusahaan (smoking area). Pelanggar kebijakan ini akan mendapat sanksi maksimal
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Para Manajer dan Pengawas wajib meyakinkan bahwa kebijakan ini
telah disampaikan kepada seluruh pekerja, pekarya dan pihak terkait lainnya
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG
TABEL IBPRP
Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya PERSYARATAN PEMENUHAN Kemun Nilai Tingkat Kemun Nilai Tingkat
NO. PENGENDALIAN AWAL Kepara PENGENDALIAN LANJUTAN Kepara Ket.
Uraian Pekerjaan (Tipe PERATURAN gkinan Risiko Risiko gkinan Risiko Risiko
(Skenario Bahaya) han (A) han (A)
Kecelakaan) (F) (FxA) (TR) (F) (FxA) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
1 Laston Lapis Aus (AC-WC) 1. Terkena manuver alat Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa
- Konstruksi - Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi
Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan
UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
2 Lapis Pondasi Aggregat Kelas. S 1. Terkena manuver alat Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
- Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja
- UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi
Konstruksi
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
UU No.1 Tahun 1970 tentang Risiko Sebelum memulai pekerjaan APD dan Risiko
3 Mobilisasi 1. Kecelakaan Akiba Lalu Bahaya Fisik - - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja 2 4 8 - 2 2 4 n/a
keselamatan kerja Tinggi penunjang lainnya harus lengkap Sedang
Lintas Kendaraan - Mengenakan APD lengkap - Mengikuti instruksi kerja
- UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa - Penggunaan Rambu Peringatan - Mengikuti instruksi keselamatan kosntruksi
Konstruksi
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3
- Permen PU No.02/PRT/M/2018
tentang Pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3),Konstruksi bidang PU
- Permenaker No : Per.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan kecelakaan
- SK Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
cara pengisian formulir laporan dan
Analisis statistik kecelakaan
MUNADRAH, ST
Petugas Keselamatan Konstruksi
B.2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS & PROGRAM KHUSUS)
2 - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Lapis Pondasi Aggregat Rambu Peringatan, Sebelum Check List 100 % Sesuai Ahli K3
Mengenakan APD lengkap Kerja / Tersedia mengenai system Kelas. S SDM Sesuai memulai Standard
-
Metodenya / Seluruh keselamatan Kebutuhan, APD bekerja harus
- Penggunaan Rambu Peringatan
Lokasi diberikan rambu sudah lengkap
peringatan dan barikade
sesuai standard
3 - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Tersedianya Instruksi Lulus Test dan Paham Mobilisasi Rambu Peringatan, Sebelum Check List 100 % Sesuai Ahli K3
Mengenakan APD lengkap Kerja / Tersedia mengenai system SDM Sesuai memulai Standard
-
Metodenya / Seluruh keselamatan Kebutuhan, APD bekerja harus
- Penggunaan Rambu Peringatan
Lokasi diberikan rambu sudah lengkap
peringatan dan barikade
sesuai standard
MUNADRAH, ST
Petugas Keselamatan Konstruksi
B.3. STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan RKK Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat antara lain adalah sebagai berikut:
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. UU No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
3. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Permen PU No.02/PRT/M/2018 tentang Pedoman sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3),Konstruksi bidang PU
5. Permenaker No : Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan kecelakaan
SK Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No: Kep.84/BW/1998 tentang tata
6.
cara pengisian formulir laporan dan Analisis statistik kecelakaan
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
1 Induksi Keselamatan Konstruksi ( Safety Induction ) Ahli / Petugas K3 1 kali untuk setiap personil dan pekerja
sebelum mulai bekerja, termasuk bila
ada pekerja baru harus dilaksanakan
safety induction sebelum mulai bekerja
2 Pertemuan pagi hari ( safety morning ) Pelaksana / Petugas K3 setiap pagi hari selama pelaksanaan
pekerjaan
3 Pertemuan Kelompok Kerja ( toolbox meeting ) Pelaksana / Petugas K3 2 kali dalam seminggu
4 Rapat Keselamatan Konstruksi ( construction safety meeting ) Ahli / Petugas K3 1 kali dalam seminggu
Sumber daya Keselamatan kerja merupakan aspek penting yang berhubungan dengan pengaturan dan pengawasan pekerja di lapangan, di bawah ini merupakan struktur
sumber daya yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja di lapangan :
C.2. KOMPETENSI
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang‐undang No 13 tahun 2005 tentang Ketenagakerjaan, setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi. Untuk itu diperlukan tenaga‐tenaga K3 yang profesional dan kompeten dalam mengembangkan,
mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program‐program K3 dalam perusahaan
Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM K3 untuk berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan. Salah satu
bidang kompetensi yang diperlukan dalam dunia usaha adalah Ahli K3 untuk tingkat utama, madya dan muda yang dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pada Paket pekerjaan ini Kami menyiapkan Petugas K3 dengan Sertifikat K3 yaitu Ahli K3 Konstruksi, serta sertifikat pelatihan pendukung lainnya
C.3. KEPEDULIAN
Dalam pekerjaan konstruksi, ada banyak kegiatan yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja yang perlu dikendalikan. sebagai bentuk kepedulian
Perusahaan terhadap pekerja maka pengawasan terhadap penggunaan alat safety sangat diperhatikan, di bawah ini merupakan standar peralatan yang digunakan dalam setiap
pekerjaan konstruksi :
Ilustrasi Alat safety standar di samping adalah ilustrasi standar kerja di area site, jika dalam kondisi tertentu
penggunaan alat safety bisa bertambah sesuai kebutuhan
C.4. KOMUNIKASI
Rapat Berkala
HSE di site akan mengadakan rapat, setiap minggu sekali dan mengadakan rapat insidentil bila terjadi kecelakaan serius di site setelah dilaksanakannya penanggulangannya
Laporan Berkala
1. Setiap minggu sekali, koordinator HSE melapor kepada manajer HSE tentang HSE berdasarkan daftar periksa yang telah disiapkan
2. Setiap minggu sekali, Koordinator HSE melapor kepada HSE Manajer berdasarkan daftar periksa harian, mingguan dan evaluasi harian
3. Setiap akhir bulan, Pihak HSE melapor kepada PPK membuat laporan bulanan dalam format standar. Laporan ini berisi semua hasil pemeriksaan HSE
harian, mingguan dan bulanan di Site dan Notulen Rapat bulanan HSE
4. HSE membuat evaluasi HSE untuk dikirimkan PPK
5. Laporan Insidentil, jika terjadi kejadian kecelakaan atau kejadian hampir celaka, untuk mengadakan pencegahan dan penanggulangan serta evaluasi dan
waspada di kemudian hari, manajemen dapat mengeluarkan maklimat atau rambu-rambu untuk lebih berhati-hati
Setiap kejadian yang terjadi harus selalu dilaporkan beserta lampiran bukti dokumentasi agar menjadi catatan dan laporan dalam menganalisa setiap kejadian, sehingga tidak
terulang kembali dan meminimalisir dampak resiko yang terjadi, dalam ISO 9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan mengenai Informasi Terdokumentasi adalah sbb :
2 Pelindung mata (Goggles, Spectacles) 6 Sepatu keselamatan (Rubber Safety Shoes and toe cap)
2 Lapis Pondasi Aggregat Kelas. S Terkena manuver alat - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Ahli K3, Petugas K3
- Mengenakan APD lengkap
- Penggunaan Rambu Peringatan
3 Mobilisasi Kecelakaan Akiba Lalu - Melakukan Pelatihan Kepada Pekerja Ahli K3, Petugas K3
Lintas Kendaraan - Mengenakan APD lengkap
- Penggunaan Rambu Peringatan
D.1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASI
Dalam Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 adalah perencanaan (planning). OHSAS 18001 mewajibkan organisasi untuk membuat prosedur perencanaan
yang baik. Tanpa perencanaan, sistem hasil tidak optimal. Perencanaan ini merupakan tidak lanjut dan penjabaran kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen
puncak dengan mempertimbangkan hasil audit yang pernah dilakukan dan masukan dari berbagai pihak termasuk hasil pengukuran kinerja K3
Hasil dari perencanaan ini selanjutnya menjadi masukan dalam pelaksanaan dan operasional K3. Perencanaan K3 yang baik, dimulai dengan melakukan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya. Dalam melakukan hal tersebut, harus dipertimbangkan berbagai persyaratan perundangan K3 yang
berlaku bagi organisasi serta persyartan lainnya seperti standar, kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi organisasi. Dari hasil perencanaan
tersebut, ditetapkan objektif K3 yang akan dicapai serta program kerja untuk mencapai objektif yang telah ditetapkan tersebut
Bulan Ke-
No. Kegiatan PIC
1 2 3 4 5
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi Pelaksana K3 √ √ √ √ √
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja
untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job
Health Safety Environment Analysis (JHSEA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan
yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini.
• Gunakan Rambu
Rambu kecelakaan kerja kami gunakan di beberapa lokasi kerja, ssinyal/rambu yang juga akan senantiasa mengingatkan setiap orang juga akan
kemungkinan kerja yang senantiasa membayangi dan apa yang harusnya mereka kerjakan untuk mematuhi ketentuan keselamatan. contoh yaitu
dengan menempatkan sinyal bertuliskan “helmet area” atau sign “cuci tanganmu” di ruang kamar mandi
• Selalu Bersih
Lingkungan kerja yang berantakan memiliki potensi juga akan terjadinya kecelakaan kerja.kami memastika ruang kerja selalu bersih, rapi, dan kering
agar aman untuk semua orang dan para karyawan memahami pentingnya ruang kerja yang bersih dan senantiasa tanamkan pada mereka untuk
tetaplah bersih
• Maintenance pada Semua Mesin dan Perlengkapan
Mesin produksi, perlengkapan dan peralatan yang baik yaitu resep keberhasilan. Bila tidak diimbangin dengan perawatan dengan regular, beberapa
barang ini akan tidak berperan dengan baik. Ini tidak cuma turunkan efisiensi dan produksi karena waktu juga akan terbuang untuk mereparasi dan
menaikkan kemungkinan karyawan ketika memakai mesin yg tidak berperan dengan baik
• Pemberian award
Memberikan hadiah untuk karyawan yang sudah menaati semua ketentuan keselamatan dan dengan berkelanjutan bekerja dengan efektif. Dengan
lebih memprioritaskan keselamatan dari pada jumlah produksi, memberikan hadiah value dari perolehan dari pada lihat hasil pada akhirnya, atasan
dan pengelola perusahaan, bertanggungjawab penuh atas keselamatan semua karyawan selama berada di lingkungan kerja. Senantiasa tumbuhkan
alur fikir kalau keselamatan nomor satu pada mereka hingga kesadaran akan tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksaan
FADILLAH
Direktur