Anda di halaman 1dari 11

Jumat, 30 Maret 2021

TUGAS DASAR ILMU UKUR TANAH


“ SUMMARY ILMU UKUR TANAH ”

Dosen Pengampu :
Ir. Heru Pambudi,M.S

DISUSUN OLEH :
Tar(i) AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA
NIT 1506201001 / Absen 01

PRODI DIPLOMA-III TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN


POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG
2021

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


SUMMARY
ILMU UKUR TANAH

A. Pengertian Ilmu Ukur Tanah


Istilah kata ukur tanah atau pengukuran tanah ini merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris, yaitu surveying.
Secara lengkap definisi Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari
metoda atau cara melakukan pengukuran obyek/unsur di permukaan bumi,
baik dalam arah horisontal maupun vertikal dalam rangka menentukan
kepastian letak/posisi relatif dari obyek tersebut dan menyajikan informasi
tersebut pada suatu bidang proyeksi/bidang datar dengan menggunakan
skala dan aturan tertentu.
Pengukuran untuk menentukan koordinat atau posisi horisontal titik di
lapangan dinamakan pengukuran horisontal, sedangkan pengukuran untuk
menentukan ketinggian atau posisi vertikal titik di lapangan dinamakan
pengukuran tinggi.
Sesuai dengan ruang lingkupnya, surveying diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
katagori, yaitu :
1. Pengukuran Tanah Datar (Plane Surveying) atau
2. Ukur Tanah dan Pengukuran Geodesi Tinggi (Geodetic Surveying).
Unsur utama yang berkaitan dengan aktifitas pengukuran tanah yaitu
meliputi :
1. pengukuran jarak dan
2. pengukuran sudut.
Metode Ukur :
1. Poligon
2. Levelling, dan
3. Takhimetri
Satuan yang diukur : Sudut (theodolite), Jarak (meteran), Tinggi (Levelling)

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian
atau cabang dari Ilmu Geodesi. Beberapa literatur menuliskan peranan Ilmu
Geodesi yang mempunyai tujuan ilmiah dan tujuan praktis.
 Tujuan ilmiah yaitu menentukan bentuk dan ukuran bumi atau dimensi
matematis bumi, yang nantinya digunakan untuk pekerjaan praktis
Geodesi.
 Tujuan praktis yaitu antara lain untuk pembuatan peta/pemetaan
permukaan bumi, pemasangan tanda/patok/batas di lapangan,
pengukuran untuk pekerjaan konstruksi ataupun rekayasa
ketekniksipilan.
B. Tujuan Pembelajaran Ilmu Ukur Tanah :
a) Bisa membuat dan Menggunakan Peta .
b) Menentukan posisi horisontal titik tetap maupun obyek di permukaan
bumi.
c) Bisa Making (membuat tanda di lapangan) dan Setting Out
( menempatkan posisi di lapangan )
d) Menentukan posisi vertikal (elevasi) titik tetap maupun obyek di
permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah bidang referensi/datum
ketinggian.
e) Menentukan arah dari suatu garis atau jalur.
f) Menentukan panjang garis.
g) Menentukan posisi garis batas.
h) Menentukan luas wilayah yang telah dibatasi garis tertentu.
i) Pembuatan peta rupa bumi suatu wilayah.
Selain itu, aktifitas pengukuran jarak dan sudut juga diperlukan untuk berbagai
keperluan proyek konstruksi maupun ketekniksipilan (civil engineering), seperti
halnya:
1. Konstuksi bangunan gedung, perumahan ataupun perkantoran.
2. Konstruksi jalan raya dan jembatan
3. Konstruksi bendungan, dam serta jaringan irigasi.

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


4. Pembuatan terowongan.
5. Pembuatan sistem jaringan air bersih, jalur pipa, dan saluran
pembuangan air.
6. Pembangunan pelabuhan, dermaga atau lapangan terbang (bandara).
7. Pengkavlingan tanah dan perhitungan volume galian dan timbunan.
8. Pengontrol pada saat pelaksanaan konstruksi.
9. Memonitor kemungkinan adanya deformasi/pergeseran letak
bangunan besar.
 Batasan kelas Ukur Tanah, pada prinsipnya bahwa segala macam data
ukuran dalam prosesnya tidak memperhitungkan adanya faktor
kelengkungan bumi, karena ruang lingkup hanya dalam batasan luas
maksimal 55 km2.
 Batasan kelas Pengukuran Geodesi, pada prinsipnya bahwa segala macam
data ukuran di lapangan dalam prosesnya harus memperhitungkan
adanya faktor kelengkungan bumi.
C. JARAK DAN SUDUT
Dalam pembahasan Ilmu Ukur Tanah, perlu diperkenalkan beberapa istilah
penting yang berkaitan dengan unsur data pengukuran, khususnya jarak dan sudut.
Selain itu juga sistem satuan atau unit untuk menyatakan besaran tersebut.

1. Pengertian Jarak

Ada beberapa istilah jarak dalam Ilmu Ukur Tanah yang perlu diketahui dan
dipahami, yaitu:

1. Jarak Miring (Slope Distance), yaitu jarak yang diukur sepanjang garis
penghubung lurus antara 2 (dua) titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance), yaitu jarak terukur sebagai penghubung
terpendek antara 2(dua) titik yang posisinya telah diproyeksikan pada
bidang datar, atau dapat dikatakan jarak yang diukur pada sebuah peta.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance), yaitu jarak yang dihitung dari selisih
antara panjang 2 (dua) garis proyeksi yang melalui kedua titik di

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


permukaan bumi, atau dapat dikatakan sebagai jarak terpendek antara dua
bidang datar (bidang nivo) yang melalui kedua titik tersebut.

A m B

B”

A’

B’
X

Gambar Sket Ilustrasi Jarak

A’B’ = Jarak Mendatar


AB = Jarak Miring
BB” = Jarak Vertikal atau Beda Tinggi antara A dan B
2. Pengertian Sudut
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan istilah sudut dalam Ilmu Ukur
Tanah yang perlu diketahui dan dipahami, yaitu:
1. Sudut Mendatar (Sudut Horisontal), adalah sudut yang dibentuk oleh dua
bidang normal yang melalui titik sudut tersebut.Besarnya sudut mendatar
tersebut dihitung dari selisih angka bacaan kedua arah/jurusan, menurut
arah putaran jarum jam (angka bacaan akhir dikurangi bacaan
awal).Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jurusan atau arah adalah arah
bidikan teropong theodolite (alat pengukur sudut di lapangan) ke suatu
target tertentu. Setelah target tepat pada benang silang lensa okuler
maka dilakukan pembacaan angka pada lingkaran mendatar (piringan
busur)

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


2. Sudut Jurusan adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik tertentu
dengan berpedoman pada sumbu Y positif salib sumbu Kartesian XOY.
Dalam hal ini arah sumbu Y positif sebagai penunjuk arah Utara peta dan
perhitungan besarnya sudut jurusan menurut arah putaran jarum jam,
dimulai dari arah utara peta yang berfungsi sebagai titik nol.
3. Azimuth adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik dengan
berpedoman pada arah utara Geografi dan besarnya dihitung menurut
arah putaran jarum jam, dimulai dari arah utara Geografi sebagai titik nol
sampai ke titik tertentu.
B’
A’ C’

U
Y
B
AC
 AB C

A X

Gambar Sket Ilustrasi Sudut Mendatar

4. Sudut Vertikal adalah sudut yang diukur pada bidang vertikal dan
besarnya dapat dihitung dengan dua macam pedoman, yaitu:
a. Sudut Miring (m) atau helling adalah sudut yang diukur pada lingkaran
vertikal dan besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah
mendatar sebagai awal perhitugan, dengan ketentuan:
Bertanda positif apabila arah putarannya menuju vertikal atas.
Bertanda negatif apabila arah putarannya menuju vertikal bawah.

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


b. Sudut Zenith (z) adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertikal
dan besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah vertikal atas
(titikZenith)
sebagai titik nol (awal perhitungan).

Gambar Sket Ilustrasi Sudut Vertikal

D. Pengertian Garis dan Bidang


Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan istilah garis dan bidang
dalam Ilmu Ukur Tanah yang perlu diketahui dan dipahami, yaitu:
1. Garis horisontal suatu titik adalah garis-garis yang tegak lurus
terhadap garis vertikal yang melalui titik tersebut.
2. Garis vertikal suatu titik di permukaan bumi adalah suatu garis yang
melalui titik tersebut dan arahnya mengikuti arah gaya berat bumi.
3. Setiap titik di permukaan bumi hanya ada satu garis vertikal. Garis
vertikal juga disebut sebagai garis unting-unting (plumb line).
4. Bidang Horisontal suatu titik adalah bidang yang tegak lurus terhadap
garis vertikal yang melalui titik tersebut.
5. Bidang Vertikal suatu titik adalah bidang yang memuat atau melalui
garis vertikal titik tersebut.
6. Bidang Nivo (A level survace) adalah suatu permukaan kontinu yang
mana pada setiap titiknya tegak lurus terhadap garis gaya berat.

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


E. SATUAN UKURAN (UNIT OF MEASUREMENT)
Dalam Ilmu Ukur Tanah, unsur jarak dan sudut merupakan unsur yang
penting dan senantiasa diperlukan sebagai input atau data masukan yang akan
diproses untuk berbagai keperluan, baik untuk pemetaan maupun untuk
aplikasi bidang rekayasa/ketekniksipilan.

1. Satuan Panjang
Untuk pendataan jarak ukuran, ada dua sistem satuan yang lazim
digunakan, yaitu:
1. Satuan Metrik (Metric Units)
Beberapa contoh yang termasuk dalam satuan metrik antara lain:
kilometer (km), meter (m), centimeter (cm), milimeter (mm) dan
sejenisnya.
2. Satuan Britis (British Units)
Beberapa contoh yang termasuk dalam satuan britis antara lain: miles
(ml), feet atau foot (ft), inche (inc), dan sejenisnya.
Hubungan atau konversi antara kedua sistem satuan tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
 kilometer (km) = 1000 meter (m)
 1 meter (m) = 100 centimeter (cm)
 1 centimeter (cm) = 10 millimeter (mm)
 1 kilometer (km) = 0,6214 miles (ml)
 1 mile (ml) = 1,6093 kilometer (km)
 1 meter (m) = 3,2808 feet (ft) = 39,3700 inches (inc)
 feet (ft) = 0,3048 meter (m) = 12,0000 inches (inc)
 inch (inc) = 0,0254 meter (m) = 0,0833 feet (ft)
2.Satuan Sudut
Dalam Ilmu Ukur Tanah, ada 3 (tiga) sistem satuan yang lazim digunakan, baik
pencatatan maupun pengolahan data sudut hasil ukuran, yaitu:

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


1. Sistem SeksagesimalSistem ini menetapkan besaran sudut dengan membagi
keliling lingkaran menjadi 360 bagian sebagai satuan dasar. Penamaan untuk
satuan dasarnya disebut derajad. Satuan derajad dapat dijadikan satuan yang
lebih kecil yaitu menit dan detik. Kesamaan 1 derajad (1°) = 60 menit (60') dan 1
menit = 60 detik (60").

2. Sistem Sentisimal Sistem ini menetapkan besaran sudut dengan membagi

keliling lingkaran menjadi 400 bagian sebagai satuan dasar. Penamaan untuk

satuan dasarnya disebut grade (gr). Satuan grade dapat dijadikan satuan yang

lebih kecil yaitu centigrade (cg) dan centi centigrade (ccg).

Kesamaannya 1 grade (l gr.) = 100 centigrade (100 cg) dan 1 centigrade (1 cg)=

100 centi centigrade (100 ccg).

3. Sistem Radial (Radian) Sistem ini menetapkan besaran sudut dengan


membagi keliling lingkaran menjadi beberapa bagian yang sama dengan jari-
jari lingkaran tersebut sebagai satuan dasar. Sebutan satuan dasarnya yaitu
radian atau radial, disingkat rad. Simbol satuan radian ditulis ρ (dibaca rho).
Hubungan atau konversi antara kedua sistem satuan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:
 derajad (1o) = 60 menit (60’) = 3600 detik (3600”)
 1 menit = 60 detik
 1 grade (gr) = 100 centigrade (cg) = 10.000 centi.centigrade (ccg).
 1 centigrade = 100 centi.centigrade
 1 derajad = 1,111111 grade
 1 grade = 0,9 derajad
 1 menit = 1,851852 centigrade
 1 centigrade = 0,540000 menit
 1 detik = 3,086419 centi.centigrade.
 1 centi.centigrade = 0,324000 detik
 1 derajad = 0,017453 radian (radial atau rad.)

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


 1 radian (rad) = 57,295779 derajad = 3437,7467 menit = 206264,8
detik.
 1 grade = 0,015708 radian (rad)
 1 radian (rad) = 63,661977 grade = 6366,1977 cg = 636619,77 ccg.
F. SKALA
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak yang tergambar pada
peta dengan jarak di lapangan (jarak sesungguhnya).Skala dapat dinyatakan dalam
beberapa cara/bentuk, yaitu: numerik (angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal.
Skala Numerik (Angka)

Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan
pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm maupun
inchi berbanding mil.

Contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 cm di lapangan.

Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.

JS = JP x S

Keterangan: JS = jarak sebenarnya

JP = jarak pada peta

S = bilangan skala

Skala Grafis

Skala grafik (graphic scale) atau skala garis/tongkat (bar scale) adalah jenis skala peta
yang digambar dalam bentuk ruas garis bilangan dibagi dalam unit-unit yang sama
panjang, sebagai pembanding jarak.

Contoh:

1km 8km

setiap satu segmen yang panjangnya 1 cm mewakili jarak 1 km

Arti dari skala grafik di atas yaitu setiap 1 cm di peta sama dengan 1 km pada jarak
sebenarnya (di lapangan). Apabila skala grafis di atas diubah menjadi skala angka maka
didapatkan skala 1: 1.00.000.

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001


Skala Verbal

Skala verbal adalah jenis skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat dengan
menyebut satuan jarak pada peta dan jarak sesungguhnya (di lapangan).

Skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa.

Contoh:

1. Satu cm berbanding 50 km. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 50 km pada jarak


sebenarnya (di lapangan).

2. Satu inci berbanding 10 mil. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 10 mil pada jarak
sebenarnya (di lapangan).

AJENG TERALINA LISTYA AVANDHA 15062010001

Anda mungkin juga menyukai