Anda di halaman 1dari 2

STUDI PUSTAKA

A. BETAKAROTEN
1. Defenisi
Beta Karoten merupakan provitamin A yang dapat diubah didalam tubuh menjadi
vitamin A setelah mengalami proses metabolisme. Beta karoten termasuk dalam salah satu
produk dari karotenoid. Warna pada minyak sawit umumnya dipengaruhi oleh kandungan
beta karoten yang ada didalamnya. Karotenoid merupakan suatu kelompok pigmen
berwarna orange, merah, atau kuning yang merupakan suatu zat alamiah yang sangat
penting dan mempunyai sifat larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut
dalam air. Senyawa ini ditemukan tersebar luas dalam tanaman serta buah-buahan, tetapi
tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia (Fitra dkk, 2015).Namun selama proses
pengolahan CPO, beta karoten sering mengalami kerusakan tetapi masih dapat diisolasi dan
bertahan dalam minyak dengan konsentrasi lebih dari 30% (Mortensen, 2005). Beta karoten
mempunyai aktivitas vitamin A yang sangat tinggi Vitamin A ini sangat dibutuhkan oleh
tubuh manusia terutama dalam kesehatan mata dan penangkapan radikal bebas (Rahayu
dkk, 2012).
2. Kandungan betakaroten
Betakaroten diperkirakan memiliki banyak fungsi yang tidak dimiliki senyawa lain.
Jumlah yang dibutuhkan tubuh memang hanya ukuran milligram perhari. Tapi kalau tidak
terpenuhi dapat menimbulkan gangguan fungsi (Subawati, 2009). kandungan karoten dalam
CPO berkisar antara 500-700 ppm, yang terdiri dari 36% a karoten dan 54% ß karoten. Selain
obat anti kanker, karoten juga merupakan sumber provitamin A yang cukup potensial.
Karoten yang terdiri dari a karoten dan B karoten ini, tersimpan di dalam daging buah kelapa
sawit (Istighfaro, 2010).
Minyak sawit berjumlah 1 % terdiri dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpane,
fosfolipida. Karoten dikenal sebagai pigmen warna jingga, kandungan dalam minyak sawit
mencapai 0,005- 0,18%, setiap satu ton minyak mengandung lebih 240 gram karoten (Fauzi,
2008). Minyak sawit mengandung beta kroten 31% dari total karotenoid 4000-6000 ppm
(Choo et al, 1996).
Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1%, antara lain terdiri
dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolida. Dua unsur yang pertama di
sebut, yaitu karoten dan tokoferol mempunyai nilai lebih dibandingkan unsur yang lain
karena kedua unsur itu diketahui meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi.
Dengan kata lain, keberadaan kedua unsur itu dalam suatu jenis minyak menyebabkan
minyak relatif tidak mudah tengik. Selain itu karoten mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai bahan obat anti kanker.
3. Recovery betakaroten
Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu produk pertanian andalan Indonesia baik
sebagai bahan baku minyak goreng maupun komoditas ekspor (Bariyah, 2017). Selama
proses pengolahan CPO, perusahaan masih sering sekali mengalami kendala terutama
dalam hal kandungan asam lemak bebas dan beta karoten (Wawan dkk, 2017). Secara
alamiah CPO memiliki kandungan senyawa karotenoid yang sangat meruah, tetapi pada
proses pemurnian dan pengolahan menjadi minyak goreng, senyawa karotenoid ini
mengalami kerusakan dan bahkan hilang.
Beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid. Karotenoid bersifat tidak larut
dalam air, metanol, etanol dingin, larut dengan baik dalam pelarutpelarut organik seperti
karbon disulfida, benzena, kholoform, aseton, eter dan petroleum eter (Purnamasri et al,
2013). Beta-karoten merupakan senyawa non polar yang sangat larut baik dalam pelarut
non polar seperti heksana (Gusti, 2012). Metode ekstraksi dengan menggunakan larutan cair
biasa disebut juga ekstraksi pelarut (solvent extraction). Metode ini melibatkan pelarut
dengan tujuan untuk memisahkan komponen yang diinginkan, dimana pelarut melarutkan
sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.
Persaingan ekspor minyak sawit (CPO) dengan negara produsen lainnya terutama
Malaysia, mengakibatkan CPO Indonesia harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
standar perdagangan internasional. Pemerintah India menetapkan kandungan beta karoten
pada CPO sebesar 500-2500 ppm, sedangkan Standar Nasional Indonesia belum
menetapkan kadar beta karoten menjadi parameter mutu yang penting. Peraturan yang
dibuat oleh pemerintah India tersebut menghambat ekspor CPO Indonesia, karena rata- rata
kadar beta karoten CPO Indonesia saat ini sebesar 250 ppm (Hasibuan, 2009).
4. Manfaat sebagai obat
Manfaat betakaroten bagi tubuh adalah untuk mencegah dan menurunkan resiko
kanker. Mengkonsumsi makanan atau buah-buahan yang mengandung betakaroten
diharapkan bisa menunjang kebutuhan gizi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Sifat
antioksidan yang terdapat pada betakaroten dapat melindungi tumbuhan dan
mikroorganisme dari sinar matahari yang merusak (Listya, 2010). Sumber betakaroten dapat
diperoleh dari buah-buahan maupun sayuran. Buah-buahan dan sayuran ini dapat
digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit.
Senyawa karotenoid yang dapat melindungi sel tubuh dari radikal bebas dan juga bisa
diubah menjadi vitamin A. Vitamin A penting untuk mempertahankan jaringan ari pada kulit
agar tetap sehat. Kadar karotenoidnya yang tinggi dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
5. Potensi penggunaannya
Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1%, antara lain terdiri
dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolida. Dua unsur yang pertama di
sebut, yaitu karoten dan tokoferol mempunyai nilai lebih dibandingkan unsur yang lain
karena kedua unsur itu diketahui meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi.
Dengan kata lain, keberadaan kedua unsur itu dalam suatu jenis minyak menyebabkan
minyak relatif tidak mudah tengik. Selain itu karoten mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai bahan obat anti kanker.

B. BLEACHING EARTH
C. ROTARY EVAPORATOR
D. OBAT LUKA

Anda mungkin juga menyukai