PENDAHULUAN
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak
rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga dapat
hasil olahan buah kelapa yang bebas dari transfatty acid (TFA) atau asam lemaktrans (Syah, 2005).
Konsumsi VCO secara teratur dapat mengurangi risiko kanker,
pencernaan dan absorpsi nutrisi, menjaga kulit tetap lembut, serta berfungsi
sebagai karier yang baik untuk aromaterapi (Subroto, 2006). Buah kelapa
survey Badan Penanaman Modal dan PTPS (2013), kelapa adalah sektor pertanian
Provinsi Gorontalo memiliki porsi terbesar, baik untuk luas tanaman maupun
produksi tanaman kelapa, produksinya mencapai 66.962 ton dari luas tanaman
produk VCO yang diproduksi namun kualitasnya masih rendah. Untuk itu perlu
adanya upaya peningkatan kualitas VCO dilihat dari segi kimia maupun fisik
sentrifugasi, pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain lain
Metode fermentasi merupakan salah satu metode pengolahan VCO, yang
bakar dan rendemen minyak yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan metode
Widyastuti (2015), adalah hasil fermentasi VCO hasil fermentasi memiliki warna
jernih yang disukai panelis dibandingkan dengan warna yang dihasilkan VCO
lama fermentasi 24 jam bilangan peroksida nilainya melebihi standar dari APCC
(2009), adalah ≤ 3 meq/kg artinya jika nilai bilangan peroksida semakin tinggi,
maka minyak semakin rendah kualitasnya. Bilangan peroksida hasil dari proses
oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
Kerusakan minyak akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan
yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan
menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak
enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat
yang mengandung komponen fungsional sehingga dapat menambah nilai gizi dari
VCO. Salah satu bahan alami yang bisa digunakan sebagai alternative untuk
yang memanfaatkan wortel dengan perbandingan 4:1 dalam pembuatan VCO hasil
komposisi kimia dari daging buah kelapa, tidak mengandung aktivitas vitamin A
penambahan wortel (V1), penambahan wortel 2000 gr (V2), 4000 gr (V3), serta
6000 gr (V4) yaitu pada parameter warna sampel V1 yaitu kuning jernih, aroma
harum dan rasa yang normal. Warna pada sampel V2, V3 dan V4 yaitu jernih,
dihasilkan. Aroma VCO dengan penambahan wortel yaitu harum dan rasanya
hambar. Dilihat dari kualitas fisika, karakteristik warna VCO yang baik adalah
yang memiliki warna yang jernih atau tidak berwarna. Karakteristik aroma VCO
yang baik adalah yang memiliki aroma khas kelapa dan tidak tengik. Karakteristik
rasa VCO yang baik adalah rasa yang khas kelapa. Maka dari itu hasil pra lab
APCC (2009), VCO yang baik memiliki nilai bilangan peroksida di bawah dari
dijadikan sebagai obat yang berfungsi untuk kesehatan, untuk itu peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Hasil
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas VCO hasil
1.4. Manfaat
pada pokok bahasan implikasi bioteknologi di kelas XII IPA SMA dan
wortel
pengolahan kelapa agar dapat menjadi produk yang bernilai lebih dan
aman dikonsumsi.
BAB 2
Landasan teori
Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan produk
olahan asli Indonesia yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu
rendah atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam
merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari transfatty acid (TFA) atau asam
lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat proses hidrogenasi. Agar
tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa ini dilakukan
2006).
Kandungan utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam
laurat. VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat.
Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium
Chain Fatty Acid (MCFA). VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono
murni) dapat bersifat sebagai antioksidan dan dapat mengurangi tekanan oksidatif
berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan
Surip, 2006). Tinggi rendahnya kandungan α-tokoferol dan polifenol dalam VCO
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakunya (kelapa) dan proses produksi yang
dapat menurunkan kadar α-tokoferol dan polifenol sekitar 25%. Bahkan dapat
(tidak berwarna dan berbentuk kristal seperti jarum) dan bau (ada sedikit berbau
asam ditambah bau caramel). Kelarutan dari VCO yaitu tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam alcohol (1:1). pH VCO tidak terukur, karena tidak larut dalam
air. Namun karena termasuk dalam senyawa asam maka dipastikan memiliki pH
di bawah 7. Berat jenis 0,883 pada suhu 20⁰C. Persentase penguapan yaitu VCO
tidak menguap pada suhu 21⁰C (0%). Titik cair 20-25⁰C, titik didih : 225⁰C, dan kerapatan udara (Udara =
1): 6,91. Tekanan uap (mmHg) yaitu 1 pada suhu 121⁰C
(Darmoyuwono, 2006).
berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan
Surip, 2006). Di samping itu VCO pun efektif dan aman digunakan sebagai
moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidratasi kulit (Lucida dkk.,
Buah kelapa tua varietas dalam (berumur 11-12 bulan) dikeluarkan sabut
dengan sikat agar tidak mempengaruhi warna santan. Daging kelapa bersih
diparut dengan mesin pemarut kelapa. Untuk mendapatkan santan kental, hasil
penambahan air (Ahmad dkk., 2013). Krim yang diperoleh dipisahkan dari air,
1.
Metode fermentasi
sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu krim santan pada bagian atas dan air
lapisan yaitu lapisan minyak paling atas, lapisan tengah berupa protein dan
menggunakan kertas saring.. Proses fermentasi dalam pembuatan minyak kelapa murni atau
virgin coconut oil (VCO) yaitu mikroba dari ragi tempe dalam emulsi
asam amino yang tidak berperan lagi sebagai emulgator dalam santan
kelapa sehingga antara minyak dan air memisah. Dari uraian diatas dapat
asam sehingga akan menurunkan pH. Pada pH tertentu akan dicapai titik
2. Pemanasan Bertahap
Cara pembuatan dengan metode ini sama dengan cara pembuatan dengan
suhu mendekati angka 75⁰C matikan api dan bila suhu mendekati angka
3. Sentrifugasi
sentrifuse lalu atur pada kecepatan putaran 20.000 rpm dan waktu pada
angka 15 menit. Ambil tabung dimana di dalam tabung terbentuk 3
4. Cara Pengasaman
bening, tidak cepat tengik, dan daya simpannya sekitar 10 tahun. Diamkan
santan sampai terbentuk krim dan skim. Buang bagian skim kemudian
pHnya. Jika kurang dari 4,3 maka, tambahkan lagi asam cuka. Jika lebih
dari 4,3 maka, tambahkan lagi air. Jika pH sudah cocok diamkan
air. Buang bagian air dan ambil bagian minyak kemudian lakukan
penyaringan.
5. Pancingan
Santan di diamkan sampai terbentuk krim dan air. Krim tersebut dicampur
hingga rata, lalu diamkan 7-8 jam sampai terbentuk minyak, blondo dan
2.2 Vitamin E
Vitamin E pertama kali ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun
1922 sebagai nutrien yang esensial dalam fungsi reproduksi. Denham Harman
mengemukakan teori radikal bebas terkait proses penuaan dan peroksidasi lipid.
Teori ini merupakan konsep awal mengenai stres oksidatif dan peran penting
vitamin E sebagai antioksidan dalam sistem hayati. Vitamin E terdiri dari dua
grup yaitu tokoferol dan tokotrienol, keduanya disebut tokokromanol. Peran
mekanisme kerja dan fungsi hayatinya belum terkaji mendalam (Martha, 2013).
2.2.2
Deskripsi Vitamin E
(Alfa Tokoferol)
Vitamin E terdiri atas dua kelas substansi aktif biologis yaitu tokoferol dan
BAB 3
LANGKAH-LANGKAH PROYEK
Alat:
1.parutan
2.baskom kecil/besar
3.sendok
4.kompor
5.saringan
6. Kuali
7.tabung gas
3). Bahan:
1.kelapa
2. Air bersih
4. Pelaksanaan proyek
1. Buang Kulitnya
Pegang kelapa dengan mantap (telapak menghadap ke atas) dan banting tulang belakang pisau ke
dalamnya hingga retak.Agar lebih mudah, Moms bisa membungkus kelapa dengan handuk.Dengan
menggunakan palu, ketuk perlahan beberapa bagian kelapa sampai kulit cokelatnya retak.
2. Parut Kelapa
Langkah selanjutnya dalam cara membuat minyak kelapa adalah parut kelapa dengan tangan
menggunakan sisi parutan halus.
Tambahkan sekitar 1 - 3 cangkir air ke kelapa parut (cairan tambahan akan membantu saat memeras
santannya). Peras santan dari parutan kelapa dengan tangan.Kemudian saring santan melalui saringan
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin serpihan yang tersisa.
4. Panaskan
Cara membuat minyak kelapa selanjutnya, masukkan santan ke dalam panci besar dan biarkan hangat.
5. Dinginkan
Biarkan santan dingin. Namun, Moms bisa hanya membiarkannya sampai sedikit hangat, kira-kira hingga
suhu ruangan.
6. Skim
Setelah didinginkan, akan melihat bahwa lemak kelapa itu berlapis-lapis di atas air kelapa.Gunakan
sendok untuk membuang lemak di atasnya dan masukkan ke dalam wajan
7. Rebus
Aduk sedikit saja selama proses ini. Biarkan “puding” kelapa mendidih, lalu kecilkan api menjadi sedang
dan biarkan mendidih selama kurang lebih 45 menit (tergantung pada banyaknya sisa puding).Pada
proses ini, penampilan akan berubah. Moms akan melihat bintik-bintik bening (minyak) dan limbah tebal
berwarna keabu-abuan atau kecokelatan.Minyak akan terus terpisah dari limbah yang sudah dimasak.