Anda di halaman 1dari 62

GEOMATIKA

ILMU UKUR TANAH


(Pengukuran Mendatar)

1
PENDAHULUAN
Surveying : suatu ilmu untuk menentukan
posisi suatu titik di permukaan bumi

• Plane Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya
faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan
• Geodetic Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor
kelengkungan bumi harus diperhitungkan
2
Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi :
1. Pengukuran mendatar (horizontal)
 penentuan posisi suatu titik secara mendatar
2. Pengukuran tinggi (vertikal)
 penentuan beda tinggi antar titik

Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :


• Bangunan Gedung
• Irigasi
• Jalan Raya
• Kereta Api
• dan lain-lain

3
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat
dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :

1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
4
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak
teratur, sehingga untuk keperluan analisis dalam
surveying, kita asumsikan bahwa permukaan
bumi dianggap sebagai permukaan matematik
yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati
geoid, yaitu permukaan air laut rata-rata dalam
keadaan tenang.
Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah
ellipsoida (ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk
dan ukuran tertentu yang digunakan untuk
perhitungan dalam geodesi disebut ellipsoida
referensi.
5
Permukaan bumi fisis
B’

A’ C’

A C Geoid (permukaan air laut rata2)

Ellipsoida Referensi

ELLIPSOIDA BUMI
6
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-
titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai
berikut :
B’
Permukaan bumi fisis

C’
A’
B
C

A
Ellipsoida Referensi

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI

7
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’
diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan
ellipsoida referensi menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila
titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu terletak
dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai ukuran
<55 km, maka permukaan ellipsoida nya dapat dianggap
sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah kegiatan
pengukuran dikategorikan pada plane surveying.
Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran
>55 km, permukaan elllipsoidanya dianggap permukaan
bola. Pada keadaan ini kegiatan pengukurannya termasuk
ke dalam geodetic surveying.

Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah jarak, sudut


dan ketinggian.
8
Perlunya Ilmu Ukur Tanah (Geomatika)
Bertujuan untuk:
• Memindahkan keadaan permukaan bumi
yang tidak beraturan dan yang melengkung
ke bidang peta yang datar.
• Untuk memindahkan keadaan permukaan
bumi ini perlu adanya pengukuran-
pengukuran permukaan bumi dalam arah
mendatar dan tegak guna mendapatkan
hubungan mendatar dan tegak dari titik-titik
yang diukur

9
SISTEM SATUAN UKURAN
• Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur

• Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3
(tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan
Satuan Sudut

• Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :


1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
5. Jarak Miring (OC) C D

A B
10
O
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu
ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang
digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada
satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M

METER FOOT INCHES YARD


1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278
11
SATUAN LUAS

Satuan luas yang biasa dipakai adalah


meter persegi (m2), untuk daerah yang
relatif besar digunakan hektar (ha) atau
sering juga kilometer persegi (km 2)

1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2

1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2 12


SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan
Sudut, yaitu :
1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi
menjadi 360 bagian, satu bagiannya disebut derajat.
2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi
400 bagian, satu bagiannya disebut grade.
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang
berhadapan dengan bagian busur yang panjangnya
sama dengan jari-jari lingkaran. Karena panjang
busur sama dengan keliling lingkaran sebuah
lingkaran yang berhadapan dengan sudut 360o dan
keliling lingkaran 2 π kali jari-jari, maka : 1 lingkaran
= 2 π rad

1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2π radian


13
• 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
 Berapa derajatkah 1 radian ?
ρο radian dalam derajat
ρ = 360/2π = 57,295779 = 57ο 17’ 44,81”
ρ’ radian dalam menit
ρ = 57ο 17’ 44,81”
= (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
= 3420 + 17 + 0,74683
= 3437,74683’
ρ’ radian dalam sekon (detik)
ρ = 3437,74683 x 60
= 206264,81”

14
• 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
 Berapa Grade-kah 1 radian ? ρ radian dalam sentisimal
ρ = 400/2π = 63,661977 grade
ρ’ radian dalam centigrade
ρ = 63,661977 grade
= 63,661977 x 100
= 6366, 1977 centigrade

ρ’ radian dalam centi-centigrade


ρ = 6366,1977 x 100
= 636619,77 centi-centigrade

15
Hubungan antara seksagesimal dan sentisimal

360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc

1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”

16
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = 57ο 17’ 44,81”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57ο 17’ 44,81”
= 106ο 34’ 12,5”
atau
2π radian = 360ο
1 radian = 360/2π
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2π
= 106o 34’ 12,5”
17
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
2π radian = 360ο

Jadi 72o = 2π x 72/360


= 1,2566 radian

18
CONTOH SOAL
3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
Jawab :

56o = 56 x 400/360 = 62,2222g


18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg = 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889cc = 0,0139cg

Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g

= 62g56cg94cc

19
CONTOH SOAL
4. Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal
Jawab :
154,4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O
98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’
19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
ATAU
154g x 360/400 = 138o36’ 0”
42cg x 360x60/400x100 = 0o22’ 40”
96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0o 0’ 31”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
20
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal

2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal

3. Nyatakan 56o 28’ 35” ke dalam ukuran sentisimal

21
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang
terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut
dapat ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang biasa
disebut titik nol.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A ke B


adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6

22
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

.- A B
+

Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif. 23
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui
pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus,
yang biasa disebut salib sumbu.
D Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-

Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :


1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X- 24
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
25
PENGERTIAN JARAK
A
. B
Titik A dan B terletak di permukaan
m bumi. Garis penghubung lurus
AB disebut Jarak Miring. Garis
AA’ dan BB’ merupakan garis
B” sejajar dan tegak lurus bidang
datar. Jarak antara kedua garis
Y tsb disebut Jarak Mendatar dari
A ke B. Jarak BB” disebut Jarak
Tegak dari A ke B atau biasa
A’ disebut Beda Tinggi. Sudut
BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda
B’ Tinggi, terdapat hubungan sbb :
X AB” = A’B’ = AB Cos m
A’B’ = Jarak Mendatar BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B 26
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
B’
A’ C’
. Yang diartikan sudut
mendatar di A’ adalah
sudut yang dibentuk oleh
bidang ABB’A’ dengan
ACC’A’. Sudut BAC
Y y’ disebut sudut mendatar =
sudut β
B
αac Sudut antara sisi AB dengan
αab C garis y’ yang sejajar
β sumbu Y disebut sudut
jurusan sisi AB = α ab.
A X Sudut Jurusan sisi AC
adalah α ac

27
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
U
Jadi Sudut Jurusan adalah : .
Sudut yang dihitung mulai αab
B
dari sumbu Y+ (arah
utara) berputar searah A
jarum jam sampai titik ybs. U B
Sudut Jurusan mempunyai αac
harga dari 0o sd. 360o. αab β =αac - αab
Dua sudut jurusan dari dua β
A
arah yang berlawanan
C
berselisih 180o αab
U
αab B
αba

A αba – αab = 180o


28
SUDUT JURUSAN
• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara)
berputar searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
Misalnya α ba = α ab + 180o atau α ba - α ab = 180o

U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
αab - dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A

B -αac= sudut jurusan dari A ke C


-αab= sudut jurusan dari A ke B
αab -β = sudut mendatar antara dua arah
αac
β αac = αab + β
A 29
C
TRIGONOMETRI
Y

A(X,Y)

r y

x X

y y
Sin α = Tg α =
r x
x x
Cos α = Cotg α =
r y

Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2 30
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK

Arah Utara
αab

B(Xb, Yb)
dab αab

αab

B”
A (Xa, Ya)

O A’ B’

Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),


maka : Xb - Xa Xb - Xa
Tg α ab = α ab = arc Tg
Yb - Ya Yb - Ya

dan dari Rumus pitagoras diperoleh : d ab = (∆X AB ) 2 + (∆YAB )31


2
LATIHAN SOAL
1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga
sinus negatif dan cosinus positif, tentukan arah titik Q
tersebut dengan gambar

2. Diketahui A (+15602,75; -80725,88)


B (-25697,72; +26781,15)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan αab dan Jarak dab

3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50)


B (+82167,86; +18880,42)
C (-21653,48; -36244,32)
D (-18546,91; 46421,38)
E (+43211,18; +92463,48)
Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat
32
Titik-Titik Tersebut !
LATIHAN SOAL
4. DiketahuiA (+54321,25; -61749,62)
B (-39882,12; +45967,40)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan αba, dan Jarak dab

5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16)


Q (-6209,42; +1253,25)
R (+1867,89; -3896,34)
Hitung : Sudut Jurusan αpq αpr dan αqr
Jarak dpq, dpr, dan dqr

6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46; +18275,80)


Bila Jarak B ke A adalah 12460 m dan sudut Jurusan
dari B ke A mempunyai harga tangen = akar 3 dan
Cosinus sudut jurusannya mempunyai harga tanda
negatif. Hitung Koordinat Titik A.
33
CONTOH HITUNGAN
SUDUT JURUSAN DAN JARAK 2 TITIK

Titik B Titik 17 Titik 21 Titik 22 Titik 15


Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16
Xb + 1842,19 + 1246,91 - 1284,06 - 1546,72
Xa - 1033,56 - 1003,65 + 1044,69 + 871,44
∆ Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16

Yb +1768,28 +1098,26 - 1116,48 + 1280,36


Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81
∆ Yab + 804,21 - 269,61 - 1982,61 + 2910,17

Tg α ab 3,575869 - 6, 089013 1, 174588 -0, 830934


α ab 74o 22’34” - 80o 40’25” 49o 35’25” -39o 43’28”
+ 180o + 180o + 360o
α ab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”
+ 180o + 180o + 180o + 180o
α ba 254o 22’34” 279o 19’35” 49o 35’25” 140o 16’32”

dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73


34
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

• Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
satu titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kemuka
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
dua titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kebelakang
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
tiga titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan
pada satu atau beberapa titik yang sudah diketahui
koordinatnya
35
METODE POLAR
Arah Utara
αab Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
Hasil Pengukuran αab dan dab
B?
dab αab
Hitung : Koordinat Titik B ?
αab
Penyelesaian :
B” Xb = OB’
A (Xa, Ya)
Xb = OA’ + A’B’
Xb = Xa + ∆Xab

O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Yb = Ya + ∆Yab
∆X ab
Sin αab = → ∆X ab = d ab Sin αab Xb= Xa + dab Sin α ab
d ab
∆Yab
Cos αab = → ∆Yab = d ab Cos αab Yb= Ya + dab Cos
36
α ab
d ab
LATIHAN SOAL POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
α18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?

2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)


d14-21 = 2280,71m
α14-21 = 99o19’35”
Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ?

3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13)


d31-22 = 3058,40m
α31-22 = 229o35’25”
Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ?

4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81)


d16-15 = 3783,73m
α16-15 = 320o16’32”
Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ? 37
CONTOH HITUNGAN KOORDINAT

Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16


Titik B ? Titik 17 ? Titik 21 ? Titik 22 ? Titik 15 ?
dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73

αab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”

Xa -1033,56 -1003,65 +1044,69 +871,44


∆Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16
Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73

Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81


∆Yab + 804,22 - 369,61 +1510,22 +2910,17
Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36

38
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode .
mengikat kemuka adalah
penentuan sebuah titik
yang akan dicari R?
koordinatnya melalui 2
(dua) buah titik yang dpr γ
sudah diketahui
αpq
koordinatnya.
αpr
dqr
P α αqr
Misalnya kita akan (Xp;Yp)
menentukan koordinat titik
R yang diukur dari Titik dpq
β
P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat Q
ditempatkan di kedua titik (Xq;Yq)
yang sudah diketahui αqp

39
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut γ =180o –α − β
.
2. Hitung αpq dan dpq
Xq - Xp R?
Tg α pq = α pq didapat
Yq - Yp
dpr γ
Xq − Xp Xq-Xp
Sin α pq = → d pq = αpq
d pq Sin α pq αpr
dqr
P α αqr
Yq − Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos α pq = → d pq =
d pq Cos α pq dpq
β

Diperoleh dpq rata-rata Q


(Xq;Yq)
αqp

40
METODE MENGIKAT KEMUKA
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga
.
PQR Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
d pq d pr d pq
= → d pr = Sinβ R?
Sin γ Sinβ sin γ
d pq d qr d pq dpr γ
= → d qr = Sinα
Sin γ Sinα sin γ αpq
αpr
4. Hitung αpr dan α qr dqr
P α αqr
(Xp;Yp)
α pr = α pq -α
dpq
β
αqr = α qp + β - 360
karena αqp = α pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka αqr = α pq + β −180 αqp

41
METODE MENGIKAT KEMUKA
5. Hitung Koordinat Titik R
.
XR1 = Xp + dpr Sinαpr
R?
YR1 = Yp + dpr Cosαpr
dpr γ
dan αpq
αpr
dqr
P α αqr
XR2 = Xq + dqr Sinαqr
(Xp;Yp)
YR2 = Yq + dqr Cosαqr dpq
β

JADI DIPEROLEH Q
(Xq;Yq)
XR rata-rata dan YR rata-rata αqp

42
LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA
Diketahui : Koordinat .
Titik-Titik sbb : C?

A(-1246,78; +963,84)
B(+1091,36; -1144,23) A α=56 15’16”
o

(-1246,78;+963,84)
Sudut-Sudut yg diukur
β=62o38’42”
α =56o15’16”
β =62o38’ 42” B
(+1091,36;-1144,23)
Hitung : Koordinat Titik C
dengan metoda
mengikat Kemuka ?
43
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling
sedikit tiga titik pengikat yang sudah diketahui
koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang
akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita
cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode
Collins dan Cassini.

44
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
1. METODE COLLINS .
A
Bila kita akan (Xa;Ya) αab
αah
menentukan suatu β (Xb;Yb)
koordinat (misalnya γ dab αabB α
titik P), maka titik bh

dap dah 180−α−β α−β


tersebut harus
diikatkan pada titik-titik dbp 180−γ
αhc
yang sudah diketahui α
β
α
γ
koordinatnya H C
P?
(misalnya titik A, B, (Xc;Yc)
dan C), kemudian kita
ukur sudut α dan β

45
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN .
1. Buatlah sebuah lingkaran A
αah
(Xa;Ya) αab
melalui titik ABP, lingkaran
β (Xb;Yb)
ini akan memotong garis
γ dab αabB α
PC di titik H (titik ini disebut bh

sebagai titik penolong dah 180−α−β α+β


dap
Collins)
dbp 180−γ
2. Mencari Sudut Jurusan αhc
α ab dan Jarak dab α α
β γ
Xb - Xa H C
Tg α ab = α ab didapat P?
(Xc;Yc)
Yb - Ya
Xb-Xa
d ab1 =
Sin αab d ab1 + d ab2
d ab =
Yb-Ya 2
d ab2 =
Cos αab 46
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN .
3. Mencari Koordinat Titik H A
αah
(Xa;Ya) αab
(Titik Penolong Collins)
β (Xb;Yb)
a) Dari Titik A dab
γ αabB α
1) Cari α ah = α ab + β bh

dap dah 180−α−β α+β


2) Dengan Rumus Sinus ahc – ahb
menentukan dah dbp 180−γ
αhc
α α
d ab d ah β γ
=
Sin α Sin 180-α -β P? H C
(Xc;Yc)

d ab
d ah = Sin 180-α -β
sin α Xh1= Xa + dah.Sin αah
Yh1= Ya + dah.Cos αah 47
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN .
3. Mencari Koordinat Titik H A
αah
(Titik Penolong Collins) (Xa;Ya) αab
b) Dari Titik B β (Xb;Yb)
1) Cari α bh = α ab + (α+β) γ dab αabB α
bh

2) Dengan Rumus Sinus dah 180−α−β α+β


dap
menentukan dbh
d bh d dbp 180−γ
= ab αhc
Sin β Sin α α α
β γ
H C
d ab P?
d bh = Sin β (Xc;Yc)
sin α
X h1 + X h2
Xh =
Xh2= Xb + dbh.Sin αbh 2
Yh1 + Yh2
Yh2= Yb + dbh.Cos αbh Yh = 48
2
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN 3) Xp1= Xa + dap.Sin αap
4. Mencari α hc dan γ Yp1= Ya + dap.Cos αap
Xc - Xh
Tg α hc = → α hc didapat
Yc - Yh b) DARI TITIK B
γ = αhc – αhb 1) Cari α bp = αba – {180-(α+γ)}
Jadi α bp = αab +α+γ
= αhc – (αbh-180)
2) Mencari d bp
= αhc + 180 - αbh d ab d
= bp
5. Mencari Titik P Sin α Sin γ

a). DARI TITIK A


d ab
d bp =
1) Cari α ap = αab – γ sin α
Sin γ

2) Mencari d ap
d ab
=
d ap 3) Xp2= Xb + dbp.Sin αbp
Sin α Sin 180 - (α+γ)
Yp2= Yb + dbp.Cos αbp
X P1 + X P2 YP1 + YP2
d
d ap = ab Sin 180-(α+γ) XP = YP =
sin α 2 2 49
LATIHAN COLLINS
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(-48908; -24620)
B(-10080; +69245)
C(+86929; +92646)
Sudut yg diukur α=40o15’25” dan β=30o18’46”

Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke


belakang dengan cara Collins !

50
CARA CASSINI
Untuk menentukan koordinat titik P, titik
tersebut diikatkan pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, misalnya titik
A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada
cara ini diperlukan dua titik penolong, cara
ini membuat garis yang melalui titik A,
tegak lurus pada AB dan garis ini
memotong lingkaran di Titik R, demikian
pula dari titik C dibuat garis tegak lurus BC
dan memotong lingkaran di titik S.
51
CARA CASSINI
αab
. B(Xb, Yb)
dab
A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)

dar

α dcs
α β
R β
P S

52
CARA CASSINI
. Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg α
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg α
αab
B(Xb, Yb) 2. Menghitung Titik S
dab
A(Xa, Ya) Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg β
dbc
= Yc - (Xc-Xb) Cotg β
C(Xc,YsYc)
3. Menghitung Sudut Jurusan αrs
Xs - Xr
dar Tg α rs = → Tgα rs = n
Ys - Yr
4. Hitung N = n +1/n
α dcs
α β 5. Menghitung Koordinat Titik P
R β
P S
53
CARA CASSINI
αab B(Xb, Yb)
. Ya) dab Langkah-Langkah :
A(Xa,
dbc 5. Menghitung Koordinat Titik P
Dari Titik R :
C(Xc, Yc) 1
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
α dcs 1
α β Yb +n Yr + X b -Xr
R YP1 = n
β
N
P Dari Titik S :
S
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1 + X P2 X P2 = n
XP = N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1 + YP2 YP2 = n
YP = N
2 54
LATIHAN CASSINI
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(+23231;+91422)
B(+23373;+90179)
C(+2468;+90831)
Sudut yg diukur α=64o47’03” dan β=87o11’28”
Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke
belakang dengan cara Cassini !

Kerjakan soal di atas dan soal latihan Collins sebelumnya


Kumpulkan hari ini ke TU sebelum jam 15.00 WIB
Dikerjakan berdua
55
POLIGON
Poligon adalah serangkaian garis lurus di
permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik
dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut
dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak
koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan
untuk pembuatan peta.

Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :


Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai
syarat geometris
Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai
syarat geometris 56
B POLIGON TERBUKA
Sa Xb - Xa
A
α ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan
demikian kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk
menentukan koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut
jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1,
sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa α ab= (lihat rumus di atas)
α a1 = α ab + Sa
α 12 = α a1 + S1- 180 α (n, n+1) = α (n-1, n) + Sn - 180
α 23 = α 12 + S2 - 180 57
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α X Y


JURUSAN
B -1471.82 1041.26
284o00'55"
A 296o15'26" 315.45 595.14
219o16'21" 417.36 -264.24 -323.06
1 78o29'30" 51.21 272.08
117o45'51" 560.4 495.88 -261.05
2 158o48'40" 547.09 11.03
96o34'31" 499.3 496.02 -57.17
3 1043.11 -46.14

58
B POLIGON TERTUTUP
TERIKAT SEMPURNA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc

Poligon Tertutup Terikat Sempurna adalah poligon yang


terikat diujung-ujungnya baik koordinat maupun sudut
jurusannya. Apabila Titik A, B, C dan D diketahui, maka
sudut jurusan awal α ab dan α cd
Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah :
1. α ab - α cd = ΣSi - n. 180 di mana n = kelipatan
2. XC - Xd = d. Sin α
3. YC - Yd = d. Cos α
59
POLIGON TERTUTUP TERIKAT SEMPURNA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin α d. Cos α Koor dinat


JURUSAN X Y
B 81.92 432.66
309o25'20"
o
A 64 02'16" 179.2 352.69
(-) 0 o0'3" 13o27'33" 148.11 34.47 144.04
1 196o12'40" -0.03 -0.01 213.64 496.72
o o
(-) 0 0'3" 29 40'10" 135.25 66.95 117.52
2 190o22'46" -0.02 280.57 614.24
(-) 0 o0'4" 40o02'52" 121.17 77.96 92.76
o
3 191 05'55" -0.02 358.51 707
(-) 0 o0'4" 51o08'43" 138.28 107.68 86.75
C 65o48'07" -0.02 466.17 793.75
o o
(-) 0 0'3" 296 56'47"
D 348.16 853.74
60
542.81 287.06 441.07
POLIGON TERTUTUP
B KRING
Sb C
Sc

Sd D
A Sa

Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal
dan akhir yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Σ Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Σ Si = (n + 2) 180o
2. Σ d. Sin α = 0
61
3. Σ d. Cos α = 0
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o07'18"
A 54o22'36" 1000 1000
(+) 0o0'1" 99o29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o0'1" 72o32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o0'1" 17o30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o0'2" 308o10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o0'2" 288o44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o0'2" 178o29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o0'1" 225o07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
62
457.2

Anda mungkin juga menyukai