1
PENDAHULUAN
Surveying : suatu ilmu untuk menentukan
posisi suatu titik di permukaan bumi
• Plane Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bidang datar, artinya adanya
faktor kelengkungan bumi tidak diperhitungkan
• Geodetic Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi
dianggap sebagai bola, artinya adanya faktor
kelengkungan bumi harus diperhitungkan
2
Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi :
1. Pengukuran mendatar (horizontal)
penentuan posisi suatu titik secara mendatar
2. Pengukuran tinggi (vertikal)
penentuan beda tinggi antar titik
3
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat
dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :
5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
4
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak
teratur, sehingga untuk keperluan analisis dalam
surveying, kita asumsikan bahwa permukaan
bumi dianggap sebagai permukaan matematik
yang mempunyai bentuk dan ukuran mendekati
geoid, yaitu permukaan air laut rata-rata dalam
keadaan tenang.
Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah
ellipsoida (ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk
dan ukuran tertentu yang digunakan untuk
perhitungan dalam geodesi disebut ellipsoida
referensi.
5
Permukaan bumi fisis
B’
A’ C’
Ellipsoida Referensi
ELLIPSOIDA BUMI
6
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-
titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai
berikut :
B’
Permukaan bumi fisis
C’
A’
B
C
A
Ellipsoida Referensi
7
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’
diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan
ellipsoida referensi menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila
titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu terletak
dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai ukuran
<55 km, maka permukaan ellipsoida nya dapat dianggap
sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah kegiatan
pengukuran dikategorikan pada plane surveying.
Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran
>55 km, permukaan elllipsoidanya dianggap permukaan
bola. Pada keadaan ini kegiatan pengukurannya termasuk
ke dalam geodetic surveying.
9
SISTEM SATUAN UKURAN
• Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur
• Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3
(tiga) macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan
Satuan Sudut
A B
10
O
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu
ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang
digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada
satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M
1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2
14
• 1 radian disingkat dengan besaran ρ (rho)
Berapa Grade-kah 1 radian ? ρ radian dalam sentisimal
ρ = 400/2π = 63,661977 grade
ρ’ radian dalam centigrade
ρ = 63,661977 grade
= 63,661977 x 100
= 6366, 1977 centigrade
15
Hubungan antara seksagesimal dan sentisimal
360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc
1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”
16
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = 57ο 17’ 44,81”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57ο 17’ 44,81”
= 106ο 34’ 12,5”
atau
2π radian = 360ο
1 radian = 360/2π
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2π
= 106o 34’ 12,5”
17
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
2π radian = 360ο
18
CONTOH SOAL
3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
Jawab :
= 62g56cg94cc
19
CONTOH SOAL
4. Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal
Jawab :
154,4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O
98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’
19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
ATAU
154g x 360/400 = 138o36’ 0”
42cg x 360x60/400x100 = 0o22’ 40”
96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0o 0’ 31”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
20
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal
21
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang
terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut
dapat ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang biasa
disebut titik nol.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B
22
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
.- A B
+
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif. 23
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui
pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus,
yang biasa disebut salib sumbu.
D Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-
Y+ 0O
IV I
270o 90O
X- 0 X+
III II
Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
25
PENGERTIAN JARAK
A
. B
Titik A dan B terletak di permukaan
m bumi. Garis penghubung lurus
AB disebut Jarak Miring. Garis
AA’ dan BB’ merupakan garis
B” sejajar dan tegak lurus bidang
datar. Jarak antara kedua garis
Y tsb disebut Jarak Mendatar dari
A ke B. Jarak BB” disebut Jarak
Tegak dari A ke B atau biasa
A’ disebut Beda Tinggi. Sudut
BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda
B’ Tinggi, terdapat hubungan sbb :
X AB” = A’B’ = AB Cos m
A’B’ = Jarak Mendatar BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B 26
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
B’
A’ C’
. Yang diartikan sudut
mendatar di A’ adalah
sudut yang dibentuk oleh
bidang ABB’A’ dengan
ACC’A’. Sudut BAC
Y y’ disebut sudut mendatar =
sudut β
B
αac Sudut antara sisi AB dengan
αab C garis y’ yang sejajar
β sumbu Y disebut sudut
jurusan sisi AB = α ab.
A X Sudut Jurusan sisi AC
adalah α ac
27
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
U
Jadi Sudut Jurusan adalah : .
Sudut yang dihitung mulai αab
B
dari sumbu Y+ (arah
utara) berputar searah A
jarum jam sampai titik ybs. U B
Sudut Jurusan mempunyai αac
harga dari 0o sd. 360o. αab β =αac - αab
Dua sudut jurusan dari dua β
A
arah yang berlawanan
C
berselisih 180o αab
U
αab B
αba
U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
αab - dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A
A(X,Y)
r y
x X
y y
Sin α = Tg α =
r x
x x
Cos α = Cotg α =
r y
Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2 30
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK
Arah Utara
αab
B(Xb, Yb)
dab αab
αab
B”
A (Xa, Ya)
O A’ B’
• Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
satu titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kemuka
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
dua titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kebelakang
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada
tiga titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan
pada satu atau beberapa titik yang sudah diketahui
koordinatnya
35
METODE POLAR
Arah Utara
αab Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
Hasil Pengukuran αab dan dab
B?
dab αab
Hitung : Koordinat Titik B ?
αab
Penyelesaian :
B” Xb = OB’
A (Xa, Ya)
Xb = OA’ + A’B’
Xb = Xa + ∆Xab
O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Yb = Ya + ∆Yab
∆X ab
Sin αab = → ∆X ab = d ab Sin αab Xb= Xa + dab Sin α ab
d ab
∆Yab
Cos αab = → ∆Yab = d ab Cos αab Yb= Ya + dab Cos
36
α ab
d ab
LATIHAN SOAL POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
α18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?
38
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode .
mengikat kemuka adalah
penentuan sebuah titik
yang akan dicari R?
koordinatnya melalui 2
(dua) buah titik yang dpr γ
sudah diketahui
αpq
koordinatnya.
αpr
dqr
P α αqr
Misalnya kita akan (Xp;Yp)
menentukan koordinat titik
R yang diukur dari Titik dpq
β
P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat Q
ditempatkan di kedua titik (Xq;Yq)
yang sudah diketahui αqp
39
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut γ =180o –α − β
.
2. Hitung αpq dan dpq
Xq - Xp R?
Tg α pq = α pq didapat
Yq - Yp
dpr γ
Xq − Xp Xq-Xp
Sin α pq = → d pq = αpq
d pq Sin α pq αpr
dqr
P α αqr
Yq − Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos α pq = → d pq =
d pq Cos α pq dpq
β
40
METODE MENGIKAT KEMUKA
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga
.
PQR Hitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
d pq d pr d pq
= → d pr = Sinβ R?
Sin γ Sinβ sin γ
d pq d qr d pq dpr γ
= → d qr = Sinα
Sin γ Sinα sin γ αpq
αpr
4. Hitung αpr dan α qr dqr
P α αqr
(Xp;Yp)
α pr = α pq -α
dpq
β
αqr = α qp + β - 360
karena αqp = α pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka αqr = α pq + β −180 αqp
41
METODE MENGIKAT KEMUKA
5. Hitung Koordinat Titik R
.
XR1 = Xp + dpr Sinαpr
R?
YR1 = Yp + dpr Cosαpr
dpr γ
dan αpq
αpr
dqr
P α αqr
XR2 = Xq + dqr Sinαqr
(Xp;Yp)
YR2 = Yq + dqr Cosαqr dpq
β
JADI DIPEROLEH Q
(Xq;Yq)
XR rata-rata dan YR rata-rata αqp
42
LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA
Diketahui : Koordinat .
Titik-Titik sbb : C?
A(-1246,78; +963,84)
B(+1091,36; -1144,23) A α=56 15’16”
o
(-1246,78;+963,84)
Sudut-Sudut yg diukur
β=62o38’42”
α =56o15’16”
β =62o38’ 42” B
(+1091,36;-1144,23)
Hitung : Koordinat Titik C
dengan metoda
mengikat Kemuka ?
43
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling
sedikit tiga titik pengikat yang sudah diketahui
koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang
akan ditentukan koordinat tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita
cari tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode
Collins dan Cassini.
44
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
1. METODE COLLINS .
A
Bila kita akan (Xa;Ya) αab
αah
menentukan suatu β (Xb;Yb)
koordinat (misalnya γ dab αabB α
titik P), maka titik bh
45
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN .
1. Buatlah sebuah lingkaran A
αah
(Xa;Ya) αab
melalui titik ABP, lingkaran
β (Xb;Yb)
ini akan memotong garis
γ dab αabB α
PC di titik H (titik ini disebut bh
d ab
d ah = Sin 180-α -β
sin α Xh1= Xa + dah.Sin αah
Yh1= Ya + dah.Cos αah 47
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN .
3. Mencari Koordinat Titik H A
αah
(Titik Penolong Collins) (Xa;Ya) αab
b) Dari Titik B β (Xb;Yb)
1) Cari α bh = α ab + (α+β) γ dab αabB α
bh
2) Mencari d ap
d ab
=
d ap 3) Xp2= Xb + dbp.Sin αbp
Sin α Sin 180 - (α+γ)
Yp2= Yb + dbp.Cos αbp
X P1 + X P2 YP1 + YP2
d
d ap = ab Sin 180-(α+γ) XP = YP =
sin α 2 2 49
LATIHAN COLLINS
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(-48908; -24620)
B(-10080; +69245)
C(+86929; +92646)
Sudut yg diukur α=40o15’25” dan β=30o18’46”
50
CARA CASSINI
Untuk menentukan koordinat titik P, titik
tersebut diikatkan pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, misalnya titik
A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada
cara ini diperlukan dua titik penolong, cara
ini membuat garis yang melalui titik A,
tegak lurus pada AB dan garis ini
memotong lingkaran di Titik R, demikian
pula dari titik C dibuat garis tegak lurus BC
dan memotong lingkaran di titik S.
51
CARA CASSINI
αab
. B(Xb, Yb)
dab
A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)
dar
α dcs
α β
R β
P S
52
CARA CASSINI
. Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg α
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg α
αab
B(Xb, Yb) 2. Menghitung Titik S
dab
A(Xa, Ya) Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg β
dbc
= Yc - (Xc-Xb) Cotg β
C(Xc,YsYc)
3. Menghitung Sudut Jurusan αrs
Xs - Xr
dar Tg α rs = → Tgα rs = n
Ys - Yr
4. Hitung N = n +1/n
α dcs
α β 5. Menghitung Koordinat Titik P
R β
P S
53
CARA CASSINI
αab B(Xb, Yb)
. Ya) dab Langkah-Langkah :
A(Xa,
dbc 5. Menghitung Koordinat Titik P
Dari Titik R :
C(Xc, Yc) 1
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
α dcs 1
α β Yb +n Yr + X b -Xr
R YP1 = n
β
N
P Dari Titik S :
S
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1 + X P2 X P2 = n
XP = N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1 + YP2 YP2 = n
YP = N
2 54
LATIHAN CASSINI
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(+23231;+91422)
B(+23373;+90179)
C(+2468;+90831)
Sudut yg diukur α=64o47’03” dan β=87o11’28”
Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke
belakang dengan cara Cassini !
58
B POLIGON TERTUTUP
TERIKAT SEMPURNA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc
Sd D
A Sa
Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal
dan akhir yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Σ Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Σ Si = (n + 2) 180o
2. Σ d. Sin α = 0
61
3. Σ d. Cos α = 0
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o07'18"
A 54o22'36" 1000 1000
(+) 0o0'1" 99o29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o0'1" 72o32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o0'1" 17o30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o0'2" 308o10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o0'2" 288o44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o0'2" 178o29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o0'1" 225o07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
62
457.2