Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ILHAM NURFALAH

NIM : 1807091
PRODI : SAINS INFORMASI GEOGRAFI

KEWIRAUSAHAAN

Pada awal masuk kuliah semester padat mata kuliah Kewirausahaan menugaskan para siswa
Sains Informasi Geografi untuk menjalani bisnis atau terjun langsung ke dunia bisnis. Saya
sempat berfikir dan mencari ide untuk berjualan dan menemukan suatu ide untuk berjualan
makanan dikarenakan bisnis yang paling laris atau paling banyak peminatnya adalah dengan
berjualan makanan. Bisnis yang saya jalani adalah berjualan makanan ringan dan juga nasi
kuning, pada awalnya saya cukup ragu untuk menjalani bisnis tersebut dikarenakan saya belum
pernah terjun berjualan langsung di lapangan, dan juga harus mengejar keuntungan sekitar 2
juta rupiah. Awal mula ide tersebut dikarenakan ketika saya ngekost sering tidak sarapan pagi
karena waktu yang mepet untuk masuk kuliah pagi, sehingga waktu untuk sarapan selalu
ditinggalkan dan hasil analis saya terhadap teman-teman kost yang lain itu sama hampir 80%
mereka tidak sarapan pagi ketika ada kuliah pagi, Maka dari itu saya menemukan ide untuk
menjual nasi kuning.

Strategi dagang yang saya lakukan adalah dengan open Pre-Order H-1 pengiriman, dan saya
mengirim nasi kuning hasil pesanan ke kosan – kosan teman yang memesan sebelumnya
sebelum waktu jam kuliah pagi yaitu sekitar pukul 06:20 saya sudah mengantarkan Nasi kuning
hasil pesenan dengan tambahan ongkos kirim. Saya menjual dengan harga sekitar Rp.6000
dengan keuntungan sekitar Rp. 2.000 /Pcs Nasi Kuning, dan sehari saya bisa menjual sekitar 8
bungkus nasi kuning kepada konsumen. Nasi kuning ini saya ambil dari tetangga dekat rumah
saya, dikarenakan rasa Nasi Kuning yang sangat enak dengan berbagai toping di dalamnya
yaitu Bihun, Tempe kering, & kerupuk. Dan saya membeli dari sananya sekitar Rp. 4000.

Kedua saya menjual basreng kering & karedok basreng, ide ini muncul ketika para mahasiswa
sering malas untuk jajan di kantin, dikarenakan kantin di UPI lumayan jauh. Nah maka dari itu
saya berinisiatif untuk berjualan makanan ringan yang modalnya sedikit dan keuntungannya
lumayan besar yaitu dengan berjualan basreng tersebut. Modal untuk membuat basreng
tersebut sekitar Rp. 25.000 bisa menghasilkan sekitar 10 Pcs basreng, dengan harga jual Rp.
5000. Saya membuat basreng dibantu oleh orangtuas saya sehingga kami dapat saling
membantu dan meringankan beban ketika sedang memasak Basreng tersebut.

Strategi penjualan Basreng adalah dengan berjualan face to face kepada konsumen dengan
harga sekitar Rp. 5000/Pcs , dalam sehari basreng dapat terjual sekitar 7-8 Pcs dengan
penghasilan yang lumayan. Setelah saya berjualan basreng dan jumlah permintaan basreng
menurun saya pun berfikir kembali untuk membuat suatu inovasi atau varian rasa untuk
mendatangkan konsumen kembali, ide yang saya dapatkan yaitu dengan membuat karedok
basreng, dikarenakan di kampung saya yaitu tempatnya di Baleendah, Kab. Bandung karedok
basreng adalah makanan yang paling Favorit disini dikarnakan rasanya yang enak dan juga
pedas sehingga karodok basreng ini disukai oleh kalangan remaja-remaja di sini. Maka dari itu
saya membuat keredok basreng dan ketika di coba ternyata rasanya lumayan enak. Lalu saya
mencoba untuk berjualan ke kampus dengan harga sekitar Rp.5000 /Pcs, dan hasilnya pun
lumayan saya dapat menjual sekitar 7-8 Pcs perharinya.

Dengan memulai bisnis dan menjalankan suatu bisnis pada dasarnya bukan suatu perkara yang
mudah, dimana kita harus menyiapkan ide-ide untuk menjual suatu produk, dan dalam produk
itu kita harus memikirkan apa yang akan kita jual, setelah itu kita perlu meriset dan
menganalisis suatu produk yang akan kita rintis. Setelah mendapatkan ide untuk menjual suatu
barang atau jasa kita harus memikirkan berapa modal yang harus kita keluarkan dan berapa
keuntungan yang akan kita raih, sehingga bisnis kita akan berjalan dengan baik dan maju, dan
pada akhirnya adalah kita harus memutuskan strategi marketing apa yang sesuai dengan bisnis
yang kita jalankan. Dan saya menjalankan bisnis yang bergerak di bidang makanan ini dengan
memakai strategi face to face langsung ke konsumen, dengan membawa tester sehingga
konsumen tau rasa makanan yang kita jual dan meyakinkan konsumen untuk membeli
dagangan kita.

Kesan ketika menjalankan bisni yang saya rintis ini adalah Pertama, saya keteteran untuk
membawa nasi kuning dari shubuh untuk dapat segera mengantarkannya ke kosan konsumen,
dari rumah ke kampus UPI sekitar 22 km dengan waktu tempuh 45 menit, dan saya harus
mengirimkan sebelum jam kelas pagi masuk, yaitu sekitar pukul 5:30 saya harus mulai
berangkat dari rumah, Kedua dalam pembuatan basreng mungkin membutuhkan tenaga lebih
dikarenakan memotong-motong basreng dan menggorengnya yang menyita waktu saya. hasil
keuntungan yang saya dapatkan seringkali terpakai oleh kebutuhan sehari hari yang tidak
terduga-duga dan ada kalanya konsumen sudah mulai sepi mungkin karena bosan dan ingin
mencoba varian-varian baru. Setelah saya menjalankan bisnis dengan keluh kesah yang
lumayan membantu bangkit dari kesalahan sebelumnya, ini dapat menumbuhkan jiwa bisnis
dan rasa ingin berkembang. Saya mempunyai suatu Cita-cita yaitu ingin membuka Coffee Shop
di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai