Definisi Modern :
a. Tujuan Ilmiah:
b. Tujuan Praktis :
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 1
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Klasifikasi Survei
Dalam handout ini hanya akan dibahas bagian yang kedua yang praktis
yaitu Plane Surveying atau pengukuran terestris, dengan demikian ruang
lingkup Pengukuran tanah dapat disimpulkan menurut maksudnya, yaitu
mengukur posisi relatif titik-titik di permukaan bumi pada daerah yang relatif
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 2
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar,
dibuat menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu dengan menyajikan unsur-
unsur alam dan buatan serta informasi lain yang diinginkan. Skala Peta adalah
perbandingan antara suatu jarak di peta dengan jarak yang sama sebenarnya di
lapangan/permukaan bumi. Ada dua cara menyatakan skala peta;
Cara pertama untuk menyatakan Skala peta adalah dengan menuliskan
angka perbandingan antara suatu jarak di peta dengan jarak yang sama ukuran
sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya suatu jarak antara dua buah titik di
peta 40 cm, sedangkan jarak sebenarnya kedua titik tersebut di permukaan
bumi adalah 10 km, maka skala peta tersebut; 40 cm : 1.000.000 cm atau 1 :
25.000.
Cara kedua untuk menyatakan skala peta ialah dengan menarik suatu
garis, dimana pada garis tersebut dibuat suatu skala dengan bagian atas yang
menyatakan jarak di permukaan bumi (dalam km) dan bagian bawah
menyatakan jarak di peta (dalam cm). Gambar 1.1 memperlihatkan skala garis
untuk skala angka 1 : 25.000
0 1 2 2,5 km
0 5 10 cm
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 3
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
a. Tanda-tanda matematik
= sama dengan Tidak sama dengan
mendekati Sebanding
< lebih kecil > lebih besar
lebih kecil/sama dengan lebih besar/sama dengan
b. Tanda-tanda geometri
∕∕ sejajar ∕∕ tidak sejajar
searah dan sejajar sejajar tidak searah
tegak lurus L, Siku-siku
~ sebangun sama dan sebangun
∆ segitiga lingkaran
sudut garis
Busur
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 4
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
2. Satuan ukuran
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 5
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 6
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
0
180
Dengan dasaar ketentuan diatas, berlaku ketentuan dalam operasi sudut yakni
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian, begitu pula dengan konversi
sudut
Penjumlahan sudut
240° 46’ 53” + 162° 45’ 42” = 403° 32’ 35” atau 43° 45’ 42”
Pengurangan sudut
240° 46’ 53” - 162° 45’ 42” =78° 1’ 11”
Perkalian sudut
(43° 45’ 42”)x 3 = 129° 135’ 126”
= 129° 137’ 6”
= 131° 17’ 6”
Pembagian sudut
(43° 45’ 42”)/3 = (43°/3) (45’/3) (42”/3)
= (14,33°) (15’) (14”)
= 14° ((0,33° x 60) + 15’) (14”)
= 14° (19,8’+15’) (14”)
= 14° 34’ ((0,8’ x 60)+ 14”)
= 14 34 62”
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 7
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
= 14° 34’ 2”
Konversi sudut (kedesimal derajat)
43° 45’ 42” = 43°+ (45/60) + (42/3600)
= 43° + 0,75+0,012
= 43,762°
Sistim yang lain tapi jarang digunakan dalam menyatakan
besarnya sudut disebut centisimal, yang membagi lingkaran menjadi
400 bagian yang sama dan disebut grade (gambar 1.3). Dimana 1 Grade
(1g) dibagi menjadi 100 centigrade (100c) dan 1 centigrade (1c) dibagi
100 centi centigrade (100cc). Cara Penulisannya: 1g = 100 c ; 1c = 100 cc
; 1g = 10.000 cc
400 g / 0g
300g 100g
200g
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 8
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
2R
Radial = 2 Radial Q
R
P 1 radial
Konversinya : R
1 Radial = 360
2 bilangan tetap (phi)= 22/7
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 9
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
1. Titik
Sebuah titik digambarkan dengan tanda noktah ( . ), kemudian
diberi nama yang biasanya dengan huruf kapital seperti A, B, C dan
seterusnya. Suatu titik hanya ditentukan oleh letaknya dan tidak
mempunyai ukuran, jadi suatu titik tidak mempunyai dimensi.
Contoh titik:
Titik A: .A Titik B: .B
2. Garis
Garis yang dalam hal ini adalah sebuah garis lurus dapat tak
terhingga panjangnya, jadi suatu garis hanya digambarkan sebagian saja
mewakili garis keseluruhan atau sebagai sebuah garis yang
menghubungkan dua buah titik. Suatu garis hanya mempunyai ukuran
panjang dan tidak mempunyai ukuran lebar. Sebuah garis dapat diberi
nama dengan huruf kecil seperti a, b, c dan seterusnya atau dengan nama
kedua titik pangkal dan ujung sebuah segmen garis seperti garis AB, BC dan
seterusnya.
Contoh :
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 10
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Garis p : p
.B
Segmen garis AB : A.
Gambar 5. Garis
3. Bidang
Sebuah bidang dapat tak terhingga luasnya, jadi sebuah bidang
hanya digambarkan sebagian saja sebagai wakil atau dengan
menggambarkan sebuah bidang datar yang dibatasi oleh titik-titk sudutnya.
Sebuah bidang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Dan
umumnya diberi nama dengan menuliskan seluruh nama titik-titik sudutnya
seperti bidang ABCD, PORS dan seterusnya, atau hanya dengan nama salah
satu sudutnya seperti bidang , dan seterusnya.
Contoh:
A B
C D
bidang ABCD bidang
Gambar6. Bidang
a. Segi tiga; adalah suatu bidang yang dibatasi oleh 3 buah sisi
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 11
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Luas suatu segitiga dapat dihitung apabila salah satu sisi dan garis
tinggi pada sisi tersebut diketahui, atau sering disebut jika alas dan
tinggi diketahui.
Contoh:
C R
A C’ B P Q R’
Dimana S=½(a + b + c)
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 12
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
sisi
sisi
lebar
panjang
tinggi
sisi alas
Sisi atas
luas trapesium:
tinggi ½(sisi alas + sisi atas) x tinggi
Sisi alas
f. Bidang lingkaran
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 13
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
r
r r r =½ D
r r : jari-jari/radius
D : garis tengah/diameter
B. TRIGONOMETRI
1. Unsur-unsur segitiga
C
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 14
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
b a
c
A B
Gambar7 . Unsur-unsur segitiga
c. Teori Sinus, Cosinus dan Tangen dalam segitiga siku-siku
C
Sdt ABC = 90
b a
A c B
Panjang sisi AB = c; BC = a; AC = b
Sinus, Cosinus dan Tangen sebagai berikut;
Sisi di hadapan BC a
Sin = ---------------------------- = ------- = ------
Sisi miring ABC AC b
Sisi di samping AB c
Cos = --------------------------- = ------- = -------
Sisi miring ABC AC b
Sisi di hadapan BC a
Tg = -------------------------- = -------- = ---------
Sisi di samping AB c
c a c
Sin = -----; Cos = -----; Tg = ------
b b a
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 15
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Contoh soal:
1. Pada suatu segitiga siku-siku ABC diketahui ABC = 90 dan besar BAC =
35, panjang sisi AC = 25 cm.
Hitunglah: a. Besar ACB, b.panjang sisi BC dan AB (3 desimal)
Penyelesaian
C
25 cm
35
A B
BC BC
b. Sin 35 = ------- = -----------
AC 25 cm
BC = 14,339 cm
AB AB
c. Sin 55 = ------- = -----------
AC 25 cm
AB = 20, 479 cm
Atau:
AB AB
Cos 35 = --------- = ----------
AC 25 cm
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 16
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
AB = 20, 479 cm
CR
Sin CAR = -------- atau CR = b Sin CAR
B
CR
Sin CBR = -------- atau CR = a Sin CBR
a
a b
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 17
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Selanjutnya:
AP
Sin ABP = -------- atau AP = c Sin ABP
c
Perhatikan segitiga siku-siku CAP:
AP
Sin ACP = -------- atau AP = b Sin ACP
b
b c
atau: ----------- = ------------
Sin ABP Sin ACP
a b c
---------- = ---------- = ----------
Sin A Sin B Sin C
Contoh soal .
C
b a
A c B
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 18
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Penyelesaian :
a) = 180 - (46 + 52)
= 82
a b b x Sin
b) -------- = ----------- a = ----------------
Sin Sin Sin
24 cm x Sin 46
maka : a = ---------------------- = 21,909 cm
Sin 52
a c a x Sin
c) --------- = ----------- c = ----------------
Sin Sin Sin
b t a
A c D B
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 19
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Contoh :
C
8 a
32° 6 B
A
Berapa a ?
Jawab:
a = 82 + 62 – 2.8.6 Cos 32
= 18,587
= 4,31
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 20
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Besaran-besaran Ilmu Ukur Tanah meliputi; Sudut, baik sudut datar maupun
sudut tegak, jarak dan beda tinggi. Pekerjaan pokok dalam pengukuran tanah
adalah pengukuran sudut, jarak dan beda tinggi.
1. Sudut
Sudut adalah selisih dua arah, terdapat 2 macam sudut, yaitu; Sudut
datar dan Sudut Tegak
β α
Sudut Azimuth
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 21
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Z
0° + 90°
elevasi ( + )
90° 0° H
depresi ( _ )
180° - 90°
1. Sistem Zenith 2. Sistem Horizon
Sistem Zenith, adalah pengukuran sudut tegak yang dimulai dari garis
tegak yang melalui titik Zenith sampai kesuatu garis yang menuju obyek
tertentu, disebut sudut zenith (z) dan harganya selalu positip mulai dari 0°
sampai 180°
Sistem Horizon, adalah pengukuran sudut tegak yang dimulai dari garis
datar sejajar muka air sampai ke suatu garis yang menuju obyek
tertentu, disebut sudut miring (m atau α),bisa berharga positip dari 0°
sampai 90°dan negatif (depresi) dari 0° sampai - 90°
2. Jarak
Dalam Ilmu Ukur Tanah yang dimaksud dengan jarak antar dua titik
ialah panjang garis datar dan lurus yang menghubungkan kedua titik
tersebut. Jarak dapat diukur langsung dengan pengukuran mendatar dan
tidak langsung melalui pengukuran jarak miring dan sudut lerengnya.
A'. -------------------------d-------------------.B
A Jarak A-B = d
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 22
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
gambar 8. J a r a k
c. Beda Tinggi,
Yang dimaksud dengan beda tinggi ialah selisih ketinggian antara
titik-titik di permukaan bumi dari suatu permukaan datar acuan, misalnya
permukaan air laut rata-rata. Beda tinggi bisa diukur/diperoleh secara
langsung melalui pengukuran barometris, menyipat datar, atau secara
tidak langsung melalui pengukuran jarak miring dan sudut lerengnya
(pengukuran trigonometris).
A’ B
δab
A B’
Beda ketinggian A dengan B adalah AA’ atau BB’
B. Pengukuran Sudut
Sudut datar adalah selisih dua arah garis yang sembarang, pada
bidang datar sedangkan azimuth adalah sudut mendatar yang dibentuk oleh
garis meridian bumi dengan garis bidik yang memotong meridian bumi,
besarnya azimuth antara 0° sampai 360° dan dihitung positif mulai dari arah
utara berputar searah jarum jam.
Pengukuran sudut azimuth (gambar 3.6) menggunakan kompas.
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 23
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 24
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
panjang, jika kemiringan lereng berubah drastis, harus diukur pada titik
perubahannya.
1. Pengukuran jarak
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 25
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
B’ L
δt m A’
dAB
Cos m = -------- - maka; dAB = L Cos m
L
Contoh:
Pada suatu pengukuran lapangan, hasil pengukuran jarak
miring dari titik A ke titik B adalah 32,50 m dan sudut kemiringan
lereng dari A ke B 15 °.
Berapa jarak datar dari A ke B ?.
Jawab:
Jarak datar AB = L Cos m
= 32,50 Cos 15°
= 31,393 m
2. Pengukuran beda tinggi
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 26
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
untuk menetapkan beda tinggi antara dua titik atau lebih di permukaan
bumi.
Beda tinggi AB = δt B
δt
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 27
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
δt
Sin m = -------- - maka; δt = L Sin m
L
B' L
δt d m A'
POLYGON
A. Pengertian
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 28
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 29
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
A( xa,ya)
C (xc,yc)
B (xb,yb) D (xd,yd)
. A (xa,ya)
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 30
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 31
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran sederhana antara lain : pita ukur
(roll meter), kompas, dan clinometer atau abney level. Selain alat-alat tersebut
dibutuhkan alat bantu berupa tongkat/jalon.
1. PITA UKUR
a. Karakteristik
Pita ukur adalah alat ukur jarak yang berbentuk pita, dibuat dari bahan
kain, baja dan fiber-glass, lebar pita 1 cm - 1,6 cm. Pita ukur untuk keperluan
pengukuran tanah panjangnya cukup beragam mulai dari 20 m, 30 m, 50 m
sampai 100 m.
Ketelitian satuan ukuran pita ukur ada yang mencapai 2 mm tapi ada
pula yang hanya sampai 0,5 cm dan 1 cm. Pita ukur kain sudah jarang
digunakan karena kurang kuat dan jika diperkuat dengan serat baja, kembang
susutnya cukup besar. Pita ukur fiber glass lebih ringan dan tahan terhadap
cuaca, digulung dalam kemasan yang dibuat dari plastik keras. Kemasan pita
ukur ada yang tertutup penuh dan ada yang tidak tertutup, pada kemasan
tertutup penuh kadangkala terjadi kemacetan waktu menggulung pita.
Sistem satuan ukuran panjang pada pita ukur biasanya ada dua macam
yang terdapat pada dua muka pita ukur, yaitu satu muka untuk satuan sistem
metrik dan dan satunya untuk sistem inggeris.
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 32
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
b. Penggunaan
Penting bahwa pencatat berada dekat bagian pita ukur yang akan
menunjukkan hasil ukuran dan bukan berada dekat pangkal (titik nol) pita ukur
agar juru ukur/pembaca tidak sampai perlu berteriak menyampaikan hasil
ukurannya.
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 33
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
A’ d B
Γ
δt
Jarak datar AB = d
B' L
δt (m A'
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 34
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
dAB
Syarat AA' = BB'
dAB
Cos m = -------- - maka; dAB = L Cos m
L
Contoh:
Pada suatu pengukuran lapangan, hasil pengukuran jarak
miring dari titik A ke titik B adalah 32,50 m dan sudut kemiringan
lereng dari A ke B 15 °.
Berapa jarak datar dari A ke B ?.
Jawab:
Jarak datar AB = L Cos m
= 32,50 Cos 15°
= 31,393 meter
Sumber-sumber kesalahan pengukuran dengan pita ukur;
a. Kesalahan alat : cacat dalam Pembuatan/perbaikan.
b. Kesalahan alami : karena suhu, angin dan gaya berat
c. Metode pengukuran : tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 35
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
2. Kompas
a. Karakteristik
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 36
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
b
a
Gambar 19. (a) Kompas SUUNTO (b) Kompas dan Clinometer tandem
b. Penggunaan
Pada pengukuran dengan kompas, jarum magnet dapat berputar bebas
pada porosnya dan selalu menunjuk ke arah utara magnetis, lubang bidik
menyatu dengan lingkaran kompas yang bersatuan ukuran sudut dan bergerak
sesuai target yang dibidik. Maka Azimuth dari titik pengukur ke titik target
besarnya adalah seperti angka pada lingkaran kompas yang diitunjuk oleh
jarum magnet.
Masalah yang khas dalam pengukuran azimuth dengan kompas adalah
adanya deklinasi magnetik, yaitu sudut penyimpangan arah utara yang
ditunjukkan oleh jarum magnet dari arah utara yang sebenarnya yang
disebabkan perbedaan tempat titik kutub utara magnetik dengan titik kutub
utara bumi sebenarnya (geografis). Besarnya deklinasi magnetik di berbagai
tempat tidak selalu sama dan makin ke utara makin besar. Di Indonesia yang
terletak di ekuator, deklinasi magnetik relatif tidak terlalu besar, berkisar dari
0° sampai 2°. Sehingga untuk pengukuran dan pemetaan yang sederhana dan
untuk daerah yang tidak terlalu luas, hasil pengukuran azimuth dengan kompas
sering langsung dijadikan data untuk penggambaran peta.
Masalah lain dalam pengukuran dengan kompas adalah adanya
gangguan medan magnet (atraksi lokal) terhadap jarum magnet kompas yang
sedang digunakan, disebabkan oleh benda-benda logam termasuk bahan
tambang besi/baja atau transmisi elektromagnet yang terdapat disekitar
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 37
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Pada gambar diatas, bila pengukur tidak cermat, pembacaan azimuth dapat
dibaca 94°, pembacaan nilai azimuth yang benar adalah 86°.
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 38
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
3. Clinometer
a. Karakteristik
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 39
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
dimana satu mata membidik target dan satu mata melihat angka besaran
sudut.
b. Penggunaan
Pengukuran sudut lereng dilakukan dengan alat ukur sudut tegak pada
ketinggian tertentu dari muka tanah biasanya 140 cm – 160 cm. Lereng
umumnya bergelombang sehingga sudut lereng yang diukur merupakan rata-
rata kemiringan lereng pada panjang lereng tertentu. Sehingga untuk
mengukur kemiringan lereng dengan benar, maka tinggi alat ukur dari muka
tanah tempat mengukur harus sama dengan ketinggian garis bidik pada
rambu/patok di atas target yang diukur.
Untuk memperoleh hasil yang cukup mewakili keadaan lapangan, pada
daerah yang bergelombang lereng yang diukur jangan terlalu panjang-panjang,
jika kemiringan lereng berubah drastis, ukur masing-masing bagian.
A’ -m
A B’
+m
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 40
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 41
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
JD = JL x Cos H
JD = Jarak Datar
JL = Jarak Lapangan
Lihat azimut dari titik 1 ke titik 2. tentukan titik 1 tersebut pada kertas
milimeter
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 42
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Azimut
2
Azimut
Jarak peta 3
1
celah
6/1
Mulai titik dua sampai titik enam dilakukan pergeseran dengan arah
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 43
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Titik 2 = 1 x 25/5 = 5 mm
Titik 3 = 2 x 25/5 = 10 mm
Titik 4 = 3 x 25/5 = 15 mm
Titik 5 = 4 x 25/5 = 20 mm
Titik 6 = 5 x 25/5 = 25 mm
6/1
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 44
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
35° 15 cm
20 cm
5 85° 2
25 cm
14 cm
65°
4 3
20 cm
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 45
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 46
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
DAFTAR PUSTAKA
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 47
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
PENGUKURAN TERESTRIS
Ir.Arif Bastaman
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 48
Pengukuran dan Pemetaan Sederhana
Handout pendalaman materi pengukuran dan pemetaan dengan alat ukur sederhana 49