Anda di halaman 1dari 13

SURVEY

PEMETAAN
KELAS X
MATERI : ILMU
UKUR TANAH
DESKRIPSI UKUR TANAH ATAU SURVEY
PEMETAAN
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif suatu daerah.Ilmu. Seorang yang melakukan pekerjaan pengukuran ini
dinamakan Surveyor. Dalam keseharian kerjanya, seorang surveyor bekerja pada luasan permukaan
bumi terbatas. Meskipun demikian, Ia adalah pengambil keputusan apakah bumi ini dianggap datar
atau melengkung dengan mempertimbangkan sifat, volume pekerjaan dan ketelitian yang
dikehendaki. Tujuan pengukuran antara lain menghasilkan ukuran-ukuran dan kontur permukaan
tanah, misalnya untuk persiapan gambar-rencana (plan) atau peta, menarik garis batas tanah,
mengukur luasan dan volume tanah, dan memilih tempat yang cocok untuk suatu proyek rekayasa.
Baik gambar-rencana maupun peta merupakan representasi grafis dari bidang horisontal. Yang
pertama ber-skala besar sedangkan yang terakhir ber-skala kecil. Skala didefinisikan sebagai
perbandingan tetap antara jarak lokasi di peta dengan di permukaan bumi. Skala 1 : 500, artinya satu
unit jarak di lapangan sama dengan 500 x unit jarak di peta. Sering, pemilihan skala pada proyek
tertentu bergantung pada kerangka yang telah ada atau kepraktisan dalam membawanya.
Tujuan Survey dan Pemetaan yaitu :
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau di bawah
suatu bidang yang berpedoman pada permukaan air laut rata – rata atau Mean Sea Level
(MSL).
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda – benda yang ada
dipermukaan tanah tersebut.
4. Menentukan panjang, arah atau sudut, dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain yang
terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu
areal tertentu.

Teknik Pengukuran Survey Pemetaan


Dalam melakukan pengukuran dalam hal survey pemetaan atau geomatik, terbagi menjadi 3
bagian dasar yaitu pengukuran kerangka dasar vertikal (KDV), pengukuran kerangka dasar horisontal
(KDH) dan pengukuran titik – titik detail. Berikut penjelasan mengenai masing – masing pengukuran:
1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

Pengukuran ini adalah teknik dan cara pengukuran kumpulan dari titik – titik yang telah
diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya. Posisi vertikal ini berupa ketinggian terhadap bidang
rujukan ketinggian tertentu dan biasanya menggunakan ketinggian permukaan air laut rata – rata
(mean sea level – MSL). Metode pengukuran kerangka dasar vertikal ini dibagi menjadi 3
perhitungan:

● Metode Sipat Dasar: Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu
ukur. Pengukuran ini masih dinilai cara yang paling teliti untuk mengukur beda tinggi.
● Metode Pengukuran Barometris: Cara pengukuran berprinsip pada pengukuran beda tekanan
atmosfer. Dan alat ukur utama yang digunakan yaitu Barometer.
● Metode Pengukuran Trigonometris: Metode pengukuran ini adalah perolehan beda tinggi melalui
jarak langsung pada teropong terhadap beda tinggi dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut
vertikal (zanith atau inklinasi) dan tinggi garis bidik yang diwakili oleh benang tengah rambu
ukur.
2. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal
Pengukuran ini untuk mengetahui hubungan mendatar dari titik – titik yang diukur di atas
permukaan bumi. Sehingga membutuhkan data sudut mendatar yang diukur oleh skala lingkaran yang
mendatar.
● Metode Pengukuran Poligon: Digunakan jika titik – titik yang akan diketahui koordinatnya
terletak memanjang sehingga terbentuk segi banyak atau poligon. Metode ini bertujuan untuk
mendapatkan koordinat planimetris (X,Y).
● Metode Pengukuran Triangulasi: Apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran lebar dan
panjang yang sama sehingga dapat dibuat jaring segitiga dan yang dihitung adalah sudut dalam
tiap – tiap segitiga.
● Metode Penukuran Trialaterasi: Jika daerah yang diukur memiliki ukuran lebih besar daripada
ukuran lainnya, dibuatlah rangkaian segitiga sehingga sudut yang dihitung adalah semua sisi
segitiga.
● Metode Pengukuran Pengikatan Ke Muka: Pengukuran data yang berasal dari dua titik di
lapangan tempat berdiri alat untuk mendapatkan suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target
(benang, rambu ukur) sehingga dapat diketahui dari titik tersebut. Garis antara dua titik tersebut
dinamakan garis absis dan sudut dalam yang bentuk oleh absis terhadap terget di titik B disebut
sudut beta.
● Metode Pengukuran Collins Dan Cassini: Metode pengukuran dalam kerangka dasar horizontal
yang bertujuan untuk menentukan koordinat titik – titik dengan cara mengikat ke belakang titik
tertentu dan mengukur sudut – sudut yang ada di titik yang telah ditentukan koordinatnya.
3. Pengukuran Titik – Titik Detail
Prinsip pengukuran ini yaitu menentukan titik koordinat dan tinggi titik – titik detail dari titik – titik ikat. Metode
yang digunakan yaitu metode offset dan metode tachymetri. Metode offset yaitu pengukuran titik menggunakan alat
sederhana berupa pita ukur dan jalon. Sedangkan metode tachymetri menggunakan alat – alat optis, elektronis dan
digital.

Alat – Alat Survey Pemetaan

Dalam melakukan survey pemetaan sangat diperlukan ketelitian yang tinggi serta penggunaan alat ukur
merupakan hal yang dibutuhkan, sebab pekerjaan utama dari survey pemetaan yaitu mengukur jarak dan sudut. Alat –
alat yang dibutuhkan ada berbagai macam dengan fungsi yang berbeda. Untuk lebih jelas mengenai alat apa saja yang
dibutuhkan saat melakukan survey tanah, berikut ini nama alat dan juga penjelasannya.
1.Alat Ukur
● Meteran
Nama lain dari alat ini yaitu pita ukur biasanya terbuat dari plastik yang lentur, berbentuk pita dengan panjang
tertentu serta memiliki garis dan angka. Meteran sendiri berfungsi untuk mengukur jarak dan panjang. Untuk
pengukuran satuan biasanya menggunakan Satuan Internasional (SI) berupa centimeter (cm), meter (m), dan milimeter
(mm).
● Penggaris atau Mistar
Alat ukur yang mungkin sering dijumpai yaitu penggaris dan biasanya menggunakan bahan plastik maupun besi
alumunium serta memiliki skala terkecil yaitu 1 milimeter (mm). Alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yaitu 0,5 mm,
biasanya penggaris yang digunakan memiliki panjang 50 cm – 100 cm tergantung kebutuhan. Namun, untuk kehidupan
sehari – hari, mistar atau penggaris yang digunakan menggunakan skala 50 cm kerena ukurannya yang kecil dan mudah
dibawa.
● Rambu Ukur
Rambu ukur juga digunakan untuk mempermudah pengukuran beda tinggi antara garis bidik
dengan permukaan tanah. Rambu ukur merupakan alat ukur yang terbuat dari bahan kayu ataupun
campuran alumunium dan terdapat skala angka untuk mempermudah pembacaan. Rambu ukur ini
mirip penggaris yang memiliki panjang 3 meter sampai 5 meter dengan satuan cm, terdapat balok
berwarna – warni (merah, putih, hitam) yang masing – masing  balok menyatakan 1 cm, untuk setiap 5
balok berbentuk huruf E yang artinya 5 cm jika terdapat 2 huruf E artinya 1 dm (10 cm).
2.Alat Ukur Sudut
● Kompas
Alat ukur satu ini mungkin bukan nama benda yang asing untuk didengar. Memiliki komponen
utama berupa jarum yang terbuat dari besi berani atau magnet yang selalu menunjukan arah utara dan
selatan. Kompas yang bagus dilengkapi dengan nivo yaitu cairan untuk menstabilkan gerakan jarum
dan juga terdapat alat pembidik atau visir. Seperti yang telah diketahui, kompas mempunyai fungsi
sebagai penunjuk arah mata angin yaitu utara dan selatan (berdasarkan medan magnet utara dan
selatan bumi). Dalam melakukan survey pemetaan, kegunaan kompas yaitu untuk menentukan arah
dari satu titik ke titik lain yang dapat ditunjukan berdasarkan besaran sudut azimut (besarnya suatu
sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah jarum jam), membuat sudut siku –
siku dan menghitung sudut horisontal.
● Theodolite
Alat ukur ini dibuat untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut horisontal
(sudut mendatar) dan sudut tegak (sudut vertikal). Sudut tersebut berfungsi untuk menentukan jarak
mendatar dan jarak tegak antara dua titik lapangan. Untuk mengukur sudut – sudut tersebut digunakan
theodolite atau theodolit sebagai alat ukur tanah, sudut yang dibaca bisa memiliki satuan detik atau
sekon. Theodolite merupakan alat yang paling canggih untuk melakukan pengukuran survei pemetaan.
Pada dasarnya theodolite adalah teleskop yang diposisikan pada suatu dasar berbentuk piringan yang
dapat berputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga dapat membaca sudut horisontal. Berdasarkan
konstruksi dan cara pengukurannya, theodolite terbagi menjadi 3 macam:

● Global Positioning System (GPS)


Alat yang berfungsi untuk menentukan koordinat letak yang ada di permukaan bumi
menggunakan satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang nantinya akan dikirim dalam bentuk
gelombang mikro ke bumi.GPS sendiri berfungsi untuk mengetahui titik koordinat, kecepatan, waktu
saat survey dan arah.
RUANG LINGKUP UKUR TANAH
1. RUANG LINGKUP UKUR TANAH
Sejarah Ukur Tanah
Sejak zaman dahulu kala orang telah mengenal ukuran-ukuran seperti: satu jengkal, satu siku ,
satu depa. Satu tumbak satu langkah dan lain-lainnya. Jadi zaman dahulu orang telah dapat
memperkirakan jarak antara 2 tempat. Manusia mengira, bahwa bentuk bumi seperti cakram yang
terapung di atas lautan. Anggapan ini telah diterima oleh orang-orang Babilonia, Yunani maupun
Israel. Baru pada tahun 350 sebelum Masehi, Aritoteles dapat membuktikan bahwa sebenarnya. bentuk
bumi itu bulat,serta adanya sumbu yang menembus kulit bumi di daerah kutub yang dapat diukur
dengan tepat. Tujuan Ilmu Ukur Tanah Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu yang lebih luas yang
disebut ilmu Geodesi. Tujuan atau maksud ilmu geodesi adalah:
a. Maksud ilmiah yaitu mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.
b. Maksud praktis yaitu ilmu untuk mempelajari penggambaran peta. Peta adalah gambar dari
sebagian besar atau hasil permukaan bumi
Yang akan kita pelajari adalah maksud praktis, ialah mempelajari tentang peta. Maksud ini
dicapai dengan mempelajari bagaimana melakukan pengukuran diatas muka bumi yang bentuknya
tidak beraturan. Pengukuran yang akan dipelajari adalah pengukuran mendatar dari titik-titik yang
terletak di atas bumi. Dan pengukuran tegak untuk mendapatkan hubungan tegak (beda tinggi) antara
titik-titik yang diukur. Untuk memindahkan keadaan muka burni yang tidak beraturan ke bidang peta
yang datar,diperlukan bidang perantara. yang dapat diambil
a. Bidang elipsoide,bila luas daerah lebih besar dari 5.500 km2
b. Bidang bulatan,,bila luas daerah ukurannya , kurang 100 km2
c. Bidang datar, bila luas daerah terbesar tidak melebihi 55 km2 Meskipun permukaan bumi ini
tidak beraturan namun kita anggap sebagai bidang datar, bila ukurannya tidak melebihi dari 55
km2. Dan yang kita pelajari adalah ukuran yang tidak melebihi 55 km sehingga bidang perantara
yang kita pakai adalah bidang, datar.
Ruang Lingkup
Ilmu ukur tanah sebagai ilmu yang merupakan dasar dalam melaksanakan pekerjaaan :ukur-
mengukur tanah yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas:
d. Di bidang teknik sipil : ilmu ukur tanah meliputi pekerjaan-pekerjaan semua pembangunan,
seperti pembuatan gedung, pembuatan jembatansaluran irigasi, jalan, baik jalan raya, maupun
kereta api.
e. Di bidang pertanian : ilmu ukur tanah meliputi pekerjaan-pekerjaan dalam perencanaan proyek
antara lain pembuatan waduk, saluran primer, dan saluran-¬saluran irigasi lainnya.
2. SATUAN
Satuan ukuran panjang yang dipergunakan orang dari zaman dulu hingga perkembangan zaman
sekarang dengan meter standard. Satuan ukuran luas yang biasa dipergunakan untuk pengukuran tanah
adalah meter persegi, hectare dsb. Besaran/ satuan sudut ada 3 macam yaitu :
a) Seksagesimal
b) Sentisimal
c) Radian / Radial

3. PETA
Peta adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal dari atas pada suatu
bidang datar. Gambar dalam peta mencakup atau memuat segala sesuatu yang terlihat pada permukaan
bumi dan memuat segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuatan peta. Macam-macam peta yaitu :
 Peta Agraria Peta agraria dibuat dan diukur oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau
kotamadya dengan ukuran yang besar skala biasanya 1:1.000 atau 1:500.
 Peta Teknik, Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk pekerjaan teknik, untuk
perencanaan dan pembuatan gedung, jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan
lain untuk pembangunan.
 Peta Topografi Arti dari topografi ialah penjelasan lapangan secara tertulis. Jadi, peta topografi
adalah peta yang lengkap menggambarkan daerah dengan detail-detail yang lengkap, mefnpunyai
ketentuan-ketentuan internasional; umpamanya proyeksi yang dipakai ialah proyeksi Polyder
berdasarkan garis-garis lintang dan meridian
 Peta Hidrograf Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan pantai, dalamnya laut,
dan menggambarkan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pelayaran.
 Peta Khusus Peta ini dibuat untuk suatu keperluan, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk
keperluan lainnya. Misalnya: Peta statistik untuk keperluan Kantor Kepegawaian dan
Kependudukan. Peta triangutasi yaitu peta yang.menggambarkan khusus titik (tempattempat
dengan koordinatnya). Sebagai titik-titik ikat kerangka peta yang diukur dengan teliti.
 Peta Dunia Dengan persetujuan internasional, tiap negara dapat membuat peta dengan skala lebih
kecil dari 1:1.000.000, bahkan dapat membuat peta dunia secara lengkap. Jadi, peta dunia ialah
peta yang menggambarkan benua serta pulau-pulau beserta batas-batas tiap negara di selurun
dunia dengan isinya.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai