Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2086-9045

PENGARUH NILAI KEKASARAN PERMUKAAN AGREGAT KASAR


TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Mawardi1), Besperi2)
1),2)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas BengkuluJl. W. R. Supratman,
Kandang Limun, Bengkulu 38371, Telp (0736)344087, Ext. 337
E-mail : mawardi001@gmail.com

Abstact

The aim of this research was to find out the influence of surface cruduity value of coarse
aggregater to pressure strength of concrete. The water ratio that aplicated was 0,5. The
percentation of surface cruduity value were 100%, 50%, and 0% of the specimen. 9 cylinders
of 150 x 300 mm specimens had been tested. It was showed the surface cruduity value to the
concrete cause the strengths gettinglower as the percentation getting smaller (average 12 %).

Keywords: surface cruduity value, concrete presure strength

PENDAHULUAN dan kerikil bulat diasumsikan kekasarannya


0%.
Sungai-sungai di Provinsi Bengkulu
mempunyai potensi yang cukup besar Beton adalah material yang dibuat dari
kandungan kerikil bulat, potensi ini belum campuran agregat halus, agregat kasar, air
termanfaatkan secara maksimal. Secara dan semen portland atau bahan pengikat
umum agregat kasar untuk pembuatan beton hidrolis lain yang sejenis, dengan atau tanpa
dibuat dari batu yang dipecah/split, namun menggunakan bahan tambah lain (SK.SNI
demikian di Bengkulu pada umumnya T-15-1990-03:1).
karena kurangnya mesin pemecah batu, dan
Agregat halus dan agregat kasar
sulitnya mencari tenaga kerja sebagai
pemecah batu, maka biasanya agregat kasar Agregat dapat dibedakan menurut ukuran
untuk pembuatan beton digunakan kerikil butirnya dan terbagi menjadi agregat
bulat yang diambil langsung dari sungai dan kasar/kerikil (coarse aggregate) dan agregat
tanpa dipecah. halus/pasir (fine aggregate). Analisa
saringan dilakukan dengan melewatkan
Mengingat potensi kerikil bulat yang cukup
agregat yang telah dikeringkan melewati
besar di provinsi Bengkulu maka,
sederetan susunan ayakan/satu set saringan
pemanfaatan kerikil bulat secara langsung
standar ASTM-79 yang disesuaikan dengan
sebagai agregat kasar pada campuran beton
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
diharapkan memperoleh harga beton yang
(PBI 1971 NI-2), dengan ukuran ayakan
murah. Pada penelitian ini diteliti model
sebagai berikut : 31,5 ; 19,1 ; 9,52 ; 4,76 ;
kuat tekan beton: beton menggunakan split
2,38 ; 1,19 ; 0,59 ; 0,29 ; dan 0,149 mm.
dengan bidang pecah penuh, beton dengan
Metode yang digunakan ASTM C-136-76.
agragat kasar satu bidang pecah, beton
dengan menggunakan aregat kasar berupa Agregat halus dan agregat kasar, disebut
kerikil bulat. Split dengan bidang pecah sebagai bahan susun kasar campuran,
seluruh permukaaanya diasumsikan merupakan komponen utama beton. Nilai
kekasaran agregat 100%, Split dengan satu kekuatan serta daya tahan (durability) beton
bidang pecah diasumsikan kekasaran 50%, merupakan fungsi dari banyak faktor,

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 13


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

diantaranya nilai banding campuran dan lebih ekonomis. Bentuk-bentuk agregat ini
mutu bahan susun, metode pelaksanaan lebih banyak berpengaruh terhadap sifat
pengecoran, pelaksanaan finishing, pengerjaan pada beton secara (fresh
temperatur dan kondisi perawatan concrete). Test standar yang dapat
pengerasannya. Agregat menempati 70% dipergunakan dalam menentukan bentuk
sampai dengan 75% dari volume beton, agregat ini adalah ASTM D-3398.
sehingga karakteristik dan sifat dari agregat
Kuat Tekan Beton
memiliki pengaruh langsung terhadap
kualitas dan sifat-sifat beton (Nugraha, Dipohusodo (1999) menyebutkan bahwa ada
2007). beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kuat tekan beton seperti: ukuran dan bentuk
Sifat yang paling penting dari suatu agregat
agregat, jumlah pemakaian semen, jumlah
(batu-batuan, kerikil, pasir, dan lain
pemakaian air, proporsi campuran beton,
sebagainya) ialah kekuatan hancur dan
perawatan beton (curing), usia beton, ukuran
ketahanan terhadap benturan, yang dapat
dan bentuk sampel. Penghitungan kuat tekan
mempengaruhi ikatannya dengan pasta
beton menurut ASTM C 293-02. kekuatan
semen, porositas dan karekteristik
tekan benda uji beton dihitung dengan
penyerapan air yang mempengaruhi daya
formula :
tahan terhadap agresi kimia, serta ketahanan
fc’ = P/A .(1)
terhadap penyusutan. dimana :
Jenis Agregat fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
Hampir semua faktor yang berkenaan A : luas permukaan benda uji (cm2)
dengan kelayakan suatu agregat endapan
Pola retak balok beton
(quarry) berhubungan dengan sejarah Menurut Ujianto (2008), retak-retak struktur
geologi dari daerah sekitarnya. Proses pada balok memiliki pola vertikal atau
geologis yang membentuk suatu quarry atau diagonal, selain itu terdapat juga pola retak-
modifikasi yang berurutan, menentukan retak rambut. Keretakan balok beton dapat
ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari dikategorikan menjadi retak struktur yang
batuan, serta gradasi, dan sejumlah faktor terdiri dari : retak lentur, retak geser dan
lainnya. Agregat dapat dibedakan atas dua retak rambut. Jenis retak dapat diketahui dari
jenis yaitu: agregat alam dan agregat buatan pola retaknya sebagai berikut
(pecahan). Agregat alam dan buatan inipun a. Retak lentur adalah retak yang memiliki
dapat dibedakan berdasarkan beratnya, pola vertikal/tegak yang disebabkan
asalnya, diameter butirnya (gradasi) dan karena tidak kuat menahan momen
tekstur permukaannya. lentur
Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk. Secara b. Retak geser adalah retak yang memiliki
alamiah bentuk agregat dipengaruhi oleh pola diagonal/miring yang disebabkan
proses geologi batuan. Setelah dilakukan karena tidak kuat menahan gaya geser.
penambangan, bentuk agregat dipengaruhi c. Retak rambut/retak-retak kecil, banyak
oleh teknik penambangan yang dilakukan, disebabkan oleh pengaruh lingkungan.
dapat berupa dengan cara peledakan ataupun Umumnya terjadi karena balok
dengan mesin pemecah batu. Jika mengalami pengeringan yang cepat,
dikonsolidasikan butiran yang berat akan (balok terkena sinar matahari dan
menghasilkan campuran beton yang lebih hujan).
baik jika dibandingkan dengan butiran yang
pipih. Penggunaan pasata semennya akan METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 14


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Penelitian ini membuat model dan meneliti dalam SNI 03-1969-1990. Pengujian ini
model kuat tekan beton. Model beton dimaksudkan untuk mengetahui layak atau
sebagai berikut : beton menggunakan split tidaknya material tersebut digunakan
dengan bidang pecah penuh (full bidang sebagai bahan pembuat beton. Bahan yang
pecah), beton dengan agragat kasar satu digunakan pada penelitian ini dapat dilihat
bidang pecah, beton dengan menggunakan pada Gambar 1.
aregat kasar berupa kerikil bulat. Split
dengan bidang pecah seluruh permukaaanya
Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
diasumsikan kekasaran agregat 100%, Split
Benda uji dibuat sejumlah 9 buah untuk
dengan satu bidang pecah diasumsikan
masing-masing pengujian. Sebaran benda uji
kekasaran 50%, dan kerikil bulat
dan jenis benda uji yang digunakan disajikan
diasumsikan kekasarannya 0%.
dalam Tabel 1.
Perencanaan campuran adukan beton
Tabel 1 Tabel benda uji
dilakukan mengikuti standar SK SNI-T-15- Nilai
1990-03 dengan faktor air semen (FAS) 0,5 kekasaran
Jenis
berdasarkan SNI-03-2847-2002 dan nilai agregat kasar Jumlah
Pengujian
slump 30-60 mm. Pengujian dan (%) sampel
(Benda Uji)
penghitungan kuat tekan beton disesuaikan 100 50 0
dengan ASTM C 293-02. Kuat tekan
(silinder 3 3 3 9
Benda uji yang digunakan untuk uji kuat
150x300 mm)
lentur adalah 9 buah silinder berukuran
tinggi 150x300 mm. Penelitian dilakukan di Perencanaan campuran beton dilakukan
Laboratorium Bahan Bangunan Program menurut standar SK SNI-T-15-1990-03
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dengan faktor air semen (FAS) 0,5 dan nilai
Universitas Bengkulu. slump 30-60 mm. Slump test dilakukan
Material penelitian menggunakan kerucut Abrams.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan Benda uji tersebut dicetak dengan cara
benda uji: menuang adukan beton segar ke dalam
1. Agregat kasar 3 macam : kerikil pecah cetakan silinder. Benda uji silinder dibagi
(split) full bidang pecah, kerikil pecah dalam 3 lapisan. Setiap lapisan dipadatkan
dengan satu bidang pecah, dan kerikil dengan cara ditusuk sebanyak 25 kali. Benda
bulat langsung dari sungai tanpa proses uji yang sudah dicetak didiamkan selama 24
pemecahan, asal material ini dari daerah jam dan diletakkan di tempat yang
Bengkulu Utara. terlindung. Setelah 24 jam benda uji dilepas
2. Agregat halus (pasir) dari daerah dari cetakan, diberi identitas dengan spidol
Curup Bengkulu. kemudian direndam dalam air sampai sehari
3. Air bersih dan layak minum dari sebelum dilakukan pengujian.
Laboratorium Bahan Bangunan Program
Studi Teknik Sipil Universitas
Bengkulu.
4. Semen tipe I, merk Semen Padang.

Seluruh material yang digunakan dalam


pembuatan benda uji, diuji terlebih dahulu
berdasarkan persyaratan yang tercantum

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 15


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Agregat kasar/Split full bidang pecah Agregat halus/pasir

Air Job mix: Air, pasir, kerikil dan semen,


Gambar 1 Bahan adukan beton
Pengujian kuat tarik beton Mesin uji tekan dinaikkan secara berangsur-
angsur sampai benda uji retak atau hancur.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan
terhadap 9 benda uji silinder beton pada Pengolahan Data
umur 28 hari. Benda uji terdiri dari 3 buah
Data penelitian ini dianalisa berdasarkan
untuk setiap komposisi. Pengujian ini
kuat tekan beton rata-rata. Data hasil
menggunakan mesin uji tekan Universal
pengujian kuat tekan beton dihitung
Compression Testing Machine. Pengujian
berdasarkan pada rumus 2.1. Pengolahan
dilakukan dengan menekan benda uji yang
data menggunakan statistik rata-rata, dan
diletakkan tepat di tengah plat penekan.
standar deviasi, analisis regresi linier

Proses pencetakan beton Sampel beton yang sudah dicetak

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 16


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Pemeliharaan sampel Set-up pengujian tekan beton


Gambar 2 Bahan adukan beton

HASIL DAN PEMBAHASAN Mix Design


Seluruh bahan yang digunakan memenuhi Perhitungan mix design dilakukan mengikuti
peraturan yang berlaku. Uraian sifat dan standar SK. SNI T-15-1990-03 tentang tata
karakteristik agregat yang digunakan cara pembuatan rencana campuran beton
disajikan pada Tabel 2. dengan agregat kasar split (full bidang
pecah). Campuran beton dengan agregat
Tabel 2 Sifat dan karakteristik bahan kasar split (full bidang pecah) dengan fas 0,5
penyusun beton dan slump rencana 30-60 mm diperoleh
dengan perbandingan berat semen, agregat
No Jenis Pengujian Agregat Agregat
halus (pasir) dan agregat kasar (split)
Halus Kasar
sebesar 1 : 1,454 : 3,488. Mix design beton
1 Berat jenis ssd 2,578 2,685
(kg/m3) ini digunakan untuk seluruh benda uji :
2 Berat jenis od 2,524 2,675 beton dengan 3 jenis agregat kasar: agragat
(kg/m3) kasar dengan kekasaran 100%, 50%, dan
3 Absorbsi (%) 2,160 0,368 0%. seluruh benda uji.
4 Kadar air (%) 0,980 1,905
5 Kadar lumpur 1,323 0,385 Kuat Tekan Beton
(%) Hasil kuat tekan beton dapat dilihat pada
6 MHB 1,918 6,876
Tabel 3.
7 Berat isi 1432,266 1568,966
(kg/m3)
Tabel 3. Tabel kuat tekan beton umur 28 hari

Kuat Tekan Beton (MPa) Umur 28 Hari


Standar
Sampel Jumlah Rata-rata
No Kode Deviasi
1 2 3 (∑f'c) (∑f'crt) S
Beton dengan
kekasaran 31,7056 32,8379 30,5732 95,1168 31,7056 2,6690
1 agragat 100%
Beton dengan
kekasaran 27,7424 27,6858 27,7990 83,2272 27,7424 0,1334
2 agragat 50%
Beton dengan
kekasaran 24,2887 24,3454 24,4020 73,0361 24,3454 2,5355
3 agragat 0%

Tabel 4.2 memperlihatkan terjadi penurunan agregat kasar dari beton dengan kekasaran
nilai kuat tekan beton seiring penggantian agragatnya 100%, ke-beton dengan

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 17


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

kekasaran agragatnya 50%, dan ke-beton Hubungan kuat tekan dengan kekasaran
dengan kekasaran agragatnya 0%. permukaan agregat kasar, disajikan dalam
Penurunan kuat tekan beton terhadap beton bentuk grafik pada Gambar 3. Trend dari
dengan kekasaran agragatnya 100%, rata- Hubungan kuat tekan dengan kekasaran
rata penurunan mencapai 12,37%. permukaan agregat kasar pada Gambar 4

35
30
Kuat tekan (Mpa)

25
20
15 kekasaran 100%

10 kekasaran 50%
5 Kekasaran 0%
0
1 2 3
Kelompok sampel

Gambar 3. Grafik hubungan kuat tekan dengan kekasaran permukaan


agregat kasar beton.

35
30
kuat Tekan Mpa

25
20 y = -3,085x + 33,76
15 R² = 0,996
10
5
0
0 1 2 3 4
kelompok sampel

Gambar 4. Trend regrsi linier dari Hubungan kuat tekan dengan


kekasaran permukaan agregat kasar

Berdasarkan gambar 3 dan gambar 4 agregat kasar dengan kekasaran


diperoleh : permukaan agregat kasar 0%
1. Beton dengan agregat kasar dengan 3 .Hasil pengujian kuat tekan beton
kekasaran permukaan agregat kasar sampel : beton normal kekasaran
100% mempunyai kuat tekan yang permukaan agregat kasar 100% rata-
lebih besar dari model beton dengan rata = 31,70 Mpa, beton dengan
agregat kasar dengan kekasaran kekasaran agregat kasar 50% rata-rata
permukaan agregat kasar 50% dan 0% = 27,74 Mpa, sampel beton dengan
2. Model beton dengan agregat kasar kekasaran agregat kasar 0% rata-rata =
dengan kekasaran permukaan agregat 24,36 Mpa. Trern penurunan kuat tekan
kasar 50% mempunyai kuat tekan yang rata-rata = 12,37%, Persamaan regresi
lebih besar dari model beton dengan y = -3,085 x + 33,76, dengan R2=0,996.

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 18


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Trend penurunan kuat tekan pada beton LPMB, Departemen Pekerjaan


yang menggunakan agregat kasar Umum, Bandung.
berupa kerikil bulat, hal ini dikarenakan
kuat geser betonnya turun, kuat geser DPU, 1990, Standar SK SNI T-15-1990-0,
turun disebabkan ikatan adukan beton Pembuatan Campuran Beton
(pasir, semen, air) dengan permukaan Normal, LPMB, Departemen
kerikil bulat kurang kuat (permukaan Pekerjaan Umum, Bandung.
agregat kasar = licin) .
Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton
Bertulang, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Pola retak beton Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, FT.
Pengamatan yang dilakukan terhadap pola Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.
retak yang terjadi pada sampel beton,
memperlihatkan kecenderungan retak Nugraha, P., 2007, Teknologi Beton, CV
diagonal/miring retak geser. Andi Offset: Yogyakarta.
SNI 1972:2008, Cara Uji Slump Beton,
KESIMPULAN
BSN.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan disimpulkan kerikil bulat yang SNI 03-2847:2002, Pembuatan Campuran
digunakan untuk sebagai agregat kasar pada Beton Normal, BSN.
beton dapat menurunkan kuat tekan beton 12
Tjokrodimuljo, K., 1996., Analisis
%. Untuk menggunakan kerikil bulat
sebagai agregat kasar harus dilakukan Struktur, FT. UGM, Yogyakarta.
pembuatan job mix ulang. Saran : Perlunya Walpole, R., 1995, Pengantar Statistika, PT
penelitian selanjutnya dengan FAS yang Gramedia, Jakarta.
berbeda sehingga dapat di peroleh FAS yang
optimum pada beton dengan agregat kerikil Wibowo, 2007, Kapasitas Lentur,
bulat/tanpa dipecah Thougnes, dan Stifness Beton
Ringan, Universitas Petra, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Annual Book of American Society for
Testing of Material Standars, 2002,
Standard Test Method for Flexural
Strength of Concrete (Using Simple
Beam With Center-Point Loading)1,
New York.
Annual Book of American Society for
Testing of Material Standars, 2003,
Standard Practice for Making and
Curing Concrete Test Specimens in
the Field1, New York.
DPU, 1989, Standar SK SNI M-12-1989-F,
Metode Pengujian Slump Beton.
LPMB, Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung.
DPU, 1989, Standar SK SNI M-14-1989-F,
Metode Pengujian Kuat Tekan,

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 19


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com
ISSN 2086-9045

Jurnal Inersia Oktober 2014 Vol.6 No.2 20


Email : jurnalinersia_tsunib@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai