Anda di halaman 1dari 89

MODUL

STRATEGI JITU TUMPAS


SOAL TWK
TES WAWASAN KEBANGSAAN

Bersama Sahabat CPNS

cop[Type text] Page 1


TIPS DAN TRIK !

Bagi sebagaian pejuang CPNS, TWK terkadang dikesampingkan untuk dipelajari,


mereka lebih memilih mempelajari TIU dan TKP secara lebih konsisten. Faktanya, pada tes
tahun lalu soal-soal TWK lebih mengarah pada soal HOTS (Higher order Thinking Skill)
dimana soal tidak hanya mengandalkan hapalan namun juga membutuhkan waktu dan
analisa yang baik untuk mendapat jawaban yang benar.
Berdarkan pengalaman mengikuti tes CPNS 2019 dengan tipe HOTS disini, saya akan
membagikan tips dan trik yang bisa kalian aplikasikan dalam mempersiapkan tes SKD CPNS
khusunya TWK.
1. Pahami kisi-kisi untuk TWK
Langkah awal yang wajib peserta lakukan adalah cari tau dan pahamui kisi kisi TWK, tapi
para pejuang tidak perlu khawatir karna pada modul ini, telah disediakan kisi-kisi untuk
TWK. Kisi-kisi TWK untuk tes SKD CPNS tahun 2018 dan 2019 memang hampir sama,
tetapi pada tahun 2019, jenis soal yang dikeluarkan lebih bersifat HOTS dimana
membutuhkan analisa dari para peserta tes SKD CPNS untuk mendapatkan jawaban yang
benar.
2. Baca Modul Berulang
Untuk teman-teman yang sulit menghapal, TWk akan menjadi momok menakutkan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka cari yang paling jitu adalah dengan sering membaca materi
berulang, Jika hari pertama sudah selesai membaca materi tentahg Pancasila, maka teman-
teman bisa baca ulang pada hari tau minggu berikutnya utnuk lebih meningkatkan
pemahaman tentang materi TWK dan tidak sekedar menghapal,
3. Pahami garis besar maksud soal
Penting sekali teman-teman untuk paham apa yang doimaksud oleh soal. Jangan sampai
yang diminta soal A, tetapi teman-teman pahami B. Pada tes CPNS 2019 jumlah soal
TWK berjumlah 30, sedikit berbeda dengan tahun 2018 berjumlah 35 soal. Kerena soal
tahun 2019 bersifat HOTS kemungkinan besar soal pada tahun ini, juga akan bersifat
HOTS. Sehingga sangat penting utnuk teman-teman bisa memahami garis besar atau inti
dari maksud soal.

2
4. Buat jadwal belajar
Karena materi TWK cukup banyak dan teman-teman harus memahami materi, maka saya
sarankan untuk teman-teman membuat jadwal belajar sehingga lebih teratur dan akan
berkelanjutan.
5. Selalu update tentang isu-isu terbaru
Pada tes SKD CPNS tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya, terdapat soal yang
mengarah pada isu-isu terkeini yang terjadi di Indonesia kemudian akan dihubungkan
dengan materi pada kisi-kisi TWK. Contoh: Demo UU Cipta Kerja diberbagai wilayah di
Indonesia terus berlangsung di Indonesia, hal ini sesuai dengan penerapan sila ke ?, dsbg.
6. Perbanyak mengikuti latihan-latihan
Selain banyak membaca, teman-teman sekalian diharpakan bnayak mengikuti latihan-
latihan soal baik secara online maupun offline. Hal ini dimaksudkan utnuk mengukur
sejauh mana pemahaman teman-teman mengenai materi yang sudah dipelajari.
7. Doa
Jangan lupa untuk teman-teman sekalian sebelum memulai pemberlajaran diawali dengan
doa agar lebih tenang dan rilkes.

3
01 PANCASILA

TUJUAN Mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


DALAM dan mampu diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan
SKD bernegara.

A. PANCASILA
1. Arti dan Pengertian Ideologi
a. Arti kata ideologi
ldeologi berasal dari kata idea dan logos. Idea artinya pemikiran, konsep atau
gagasan. Logos artinya pengetahuan.
b. Pengertian Ideologi
Secara sederhana ldeologi berarti pengetahuan tentang ide, keyakinan, atau
gagasan. Secara luas ldeologi adalah seperangkat prinsip-prinsip yang dijadikan
dasar untuk memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
melangsungkan dan mengembangkan kehidupan nasional suatu bangsa dan
negara.
2. Sejarah Lahirnya Pancasila
a. Pembentukan BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau
lembaga yang diinisiasi Jepang bertepatan dengan ulang tahun Kaisar Jepang,
pada 29 April 1945 diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai – merupakan wadah
berkumpulnya para tokoh-tokoh pergerakan dari berbagai agama dan
golongan, mereka semua menjadi ideolog bangsa yang merumuskan dasar
negara Indonesia.
BPUPKI resmi berdiri pada tanggal 28 Mei 1945, di gedung Cuo Sangi
In jalan Pejambon (sekarang kantor Kementerian Luar Negeri). Lembaga
BPUPKI ini bersidang utnuk pertama kalinyapada tanggal 29 Mei 1945
sampai 1 Juni 1945 Tujuan sidang BPUPKI tersebut untuk merumuskan
undang-undang dasar. Sebelum membentuk konstitusi negara, maka terlebih
dahulu harus dirumuskan dasar negara Indonesia yang akan menjiwai undang-
undang dasar. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara tersebut, maka di

4
antara acara persidangannya adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh
pergerakan sebagaimana di bawah ini:
1) Sidang tanggal 29 Mei 1945; Moh. Yamin mengumumkan rumusan Lima
azas dasar negara kebangsaan Republik Indonesia, yaitu:
a) Peri Kebangsaan,
b) Peri Kemanusiaan,
c) Peri Ketuhanan,
d) Peri Kerakyatan, dan
e) Kesejahteraan Rakyat
2) Sidang tanggal 31 Mei 1945; Dr. Soepomo mengemukakan lima prinsip
dasar dasar negara yang dinamakan Dasar Negara Indonesia Merdeka,
yaitu:
a) Persatuan,
b) Kekeluargaan,
c) Mufakat dan Demokrasi,
d) Musyawarah, dan
e) Keadilan Sosial
3) Sidang tanggal 1 Juni 1945; Ir. Soekarno mengemukakan lima dasar dasar
negara Indonesia yang dinamakan Pancasila, yaitu:
a) Kebangsaan Indonesia,
b) Internasionalisme/Peri Kemanusiaan,
c) Mufakat/Demokrasi,
d) Kesejahteraan sosial,
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Konsep ini dinamakan oleh Soekarno‘Pancasila’. Belakangan Tanggal 1
Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pidato ketiga tokoh tersebut, sekaligus mengakhiri masa sidang pertama
BPUPKI. Setelah itu, BPUPKI mengalami masa reses (istirahat) selama satu
bulan lebih.
Sebelum masa reses, dibentuklahpanitia kecil (Panitia Sembilan) dengan
diketuai oleh Ir. Soekarno (nasionalis muslim sekuler), didampingi sebagai
wakil adalah Drs. Moh. Hatta (nasionalis muslim sekuler), sedangkan
anggotanya: Moh. Yamin (nasionalis muslim sekuler), Dr. Ahmad Soebarjo
(nasionalis muslim sekuler), Dr. A.A. Maramis (nasionalis Kristen sekuler),

5
KH. Abdul Wahid Hasyim (nasionalis Islam, tokoh Nadhlatul Ulama, ayahnya
mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur), Abdul Kahar
Muzakkir (nasionalis Islam, pemimpin Muhammadiyah), H. Agus Salim
(nasionalis Islam, pendiri Partai Penyadar), dan Abikoesno Tjokrosoejoso
(nasionalis Islam, tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia), mereka semua
bertugas menampung usulan dari konsep para anggota mengenai dasar negara
Indonesia yang diajukan.
Tanggal 22 Juni 1945, Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia
sembilan ke hadapan seluruh anggota BPUPKI mengenai dokumen rancangan
asas dan tujuan Indonesia merdeka yang kemudian dikenal (dinamai oleh
Moh. Yamin) sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Menurut dokumen
tersebut dasar negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Hasil rumusan tersebut adalah hasil kompromi politik antara kelompok
Nasionalis-Sekuler dengan Nasionalis Islam, mereka menyadari hampir 90
persen, penduduk Indonesia beragama Islam, karena itu berulang kali ketua
Tim Sembilan, Ir. Soekarno selalu menjadi tembok terhadap pertanyaan
tentang poin pertama, Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi para pemeluknya. Setidaknya argumentasi ini disampaikan hingga
sebelum terjadinya kompromi politik yang kedua yang merubah kalimatnya
menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, pada tanggal 18 Agustus 1945.
b. Pembentukan PPKI
Pada tanggal 7 Agustus1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menetapkan dasar negara
dan menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia
Merdeka.Karena sudah purna tugas, BPUPKI digantikan lembaga baruyang
dibentuk, yakniPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam

6
bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai, sebagai ketuanya ditunjuklah Ir.
Soekarnountuk memimpin lembaga tersebut.
Ada dua tugas utama PPKI, yang pertama adalah meresmikan pembukaan
(bahasa Arab: Mukaddimah, Belanda: preambule) serta batang tubuh Undang-
Undang Dasar1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja
BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah
pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan
segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara
Indonesia baru.
3. Dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia
a. Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila.
Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai
kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara
dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai
dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag bagi Negara
Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota
sidang.
Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan
sebagai berikut:
1) Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
2) Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3) Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4) Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5) Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi
pekerti luhur.
Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
ke-4.
b. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dapat diartikan sebagai suatu konsep
tentang sistem nilai yang secara individu maupun kebersamaan dipandang

7
sebagai prinsip hidup ideal yang dicita-citakan dan diinginkan untuk diwujudkan
dalam kehidupan masyarakat dan negara.
c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dipergunakan sebagai
petunjuk atau pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi
berbagai bidang kehidupan. Selain itu, Pancasila juga memiliki nilai-nilai dan
memberikan arah serta tujuan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
4. Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara memiliki nilai-nilai sebagai berikut.
a. Nilai-nilai ketuhanan yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
b. Nilai-nila kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

8
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Nilai-nilai persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.

9
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi
pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional

10
yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan
penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar
negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup
manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi landasan dan tolak ukur
penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
a. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik,
bukan sekedar objek politik. Pembangunan politik harus dapat meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Sistem politik yang berasal dari manusia sebagai
subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Sistem Politik
Indonesia yang sesuai dengan Pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik
demokrasi bukan otoriter.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin
diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka
sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.
Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan
(sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila)
Sistem ekonomi yang mendasarka pada moralitas dam humanistis akan
menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang
menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk
pribadi maupun makhluk tuhan.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk
pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi
atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.
c. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena

11
itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial
budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat
anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu
meningkatkan derajat kemanusiaannya.
d. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.
Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan yang
bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya
nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan
hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk
tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila dalam Pancasila.
e. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Umat Beragama
Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri
dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna
meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.
6. Bentuk dan Susunan Pancasila
a. Bentuk Pancasila
Bentuk Pancasila dalam artian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila
sebagaimana tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Pancasila
sebagai suatu sistem nilai mempunyai bentuk yang memiliki cirri-ciri sebagai
berikut :
1) Merupakan kesatuan yang utuh

12
Semua unsur dalam Pancasila menyusun suatu keberadaan yang utuh. Masing-
masing sila membentuk pengertian yang baru. Kelima sila tidak dapat dilepas
satu dengan yang lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi
hubungan antar sila merupakan hubungan yang organis.
2) Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk
kesatuan, bukan unsur yang komplementer. Artinya, salah satu unsur (sila)
kedudukannya tidak lebih rendah dari yang lainnya. Walaupun sila Ketuhanan
merupakan sila yang berkaitan dengan Tuhan sebagai causa prima, tetapi tidak
berarti sila yang lainnya hanya sebagai pelengkap.
3) Sebagai kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah dan dikurangi
Oleh karena itu, Pancasila tidak dapat diperas, menjadi trisila yang meliputi
sosio-nasionalisme, sosio demokrasi, ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong
royong sebagaimana dikemukakan oleh Ir. Soekarno.
b. Susunan Pancasila
1) Pancasila Bersifat Organis
Rumusan sistem organis memiliki makna bahwa antarsila di dalam
Pancasila memiliki fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan keterkaitan
seperti hakikat tubuh manusia monopluralis. Manusia menjadi pokok
pendukung Pancasila mengandung analogi bahwa setiap bagian tubuh
menopang bagian tubuh yang lain, sama seperti sila-sila di dalam Pancasila.
2) Pancasila Bersifat Hirarkis Dan Berbentuk Piramid
Pengertian hierarkis pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkis/berjenjang sila-sila pancasila, baik dalam kesatuan sila-sila pancasila
juga dapat dijelaskan dengan mengacu pada system filsafat yang terdiri dari 3
landasan, yaitu antologis, epistemologis, dan aksiologis.
a) Landasan antologis berarti mengakui adanya suatu hal yang merupakan
sebab dari adanya suatu hal yang merupakan sebab dari adanya sesuatu
yang lain dan merupakan tempat kembali dari sesuatu yang lain tersebut.
Sila 1 sebagai landasan ontologis tidak langsung berarti bahwa Tuhan
menjadi penyebab tidak langsung adanya pancasila. Sedangkan sila ke 2
merupakan landasan ontologis langsung karena manusia menjadi penyebab
langsung adanya pancasila. Artinya pancasila ada itu karena adanya
manusia Indonesia yang merenungkan, merumuskan, dan menjadikan sila-
sila pancasila sebagai dasar negaranya.

13
b) Landasan epistemologis adalah suatu cara,metode, strategi, dan norma agar
sesuatu yang lain dapat kembali pada sebabnya. Sila ke 3 persatuan dan sila
ke 4 yang memiliki substansi asas demokrasi merupakan landasan
epistemology bangsa Indonesia
c) Landasan aksiologis dalam pancasila menunjukan bahwa tujuan bangsa
indonesia selalu diliputi oleh nilai-nilai, baik nilai-nilai religious seperti
tersimpul dalam sila pertama maupun nilai-nilai etis dan estetis, seperti
yang ditunujukkan dalam sila ke 2, ke 3, ke 4 dan ke 5. Artinya sila-sila
pancasila mengandung muatan nilai-nilai luhur yang menjadi acuan dalam
perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Saling Mengisi Dan Saling Mengklasifikasi
Hubungan yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi merupakan
cerminan dari satu sila yang mengandung dan mengisi sila yang lain. Dengan
kata lain bahwa sebuah sila pasti mengandung intisari dari sila-sila yang lain.
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan tang dipinpim oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
Berketuhannan Yang Maha Esa, yang brpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
prmusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuan yang berKetuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab , yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kelima : keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia adalah yang
Berketuhanan Yang Maha Esa, ber kemanusiaan yang adil dan beradab,

14
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.

7. Lambang Pancasila

a. Burung Garuda
Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi
kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai
burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk
menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan
kejayaan. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
1) 17 helai bulu pada masing-masing sayap.
2) 8 helai bulu pada ekor.
3) 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor.
4) 45 helai bulu di leher
b. Perisai
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan
peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik

15
Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari
timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan
Indonesia "merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
1) Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di
bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam
2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali
rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kanan bawah perisai berlatar
merah
3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di
bagian kanan atas perisai berlatar putih
4) Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng[8] di
bagian kiri atas perisai berlatar merah
5) Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan
dengan kapas dan padi di bagian kiri bawah perisai berlatar putih.
c. Pita Bertulisakan Semboyan Bhineka Tunggal Ika
Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan
"Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin
Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau
berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa
di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

16
LATIHAN SOAL

1. Salah satu unsur yang utama dari kepribadian bansa Indonesia adalah...
a. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Bersikap ramah tamah kepada bangsa lain
c. Selalu sabar dalam memelihara perjuangan
d. Pantang menyerah kepada semua lawan
e. Bekerja pamrih untuk kepentingan bangsa
Jawaban : A
Salah satu butir pancasila ialah bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menunjukkan kepribadian dan ciri
khas bangsa Indonesia.
2. Secara harfiah, pancasila itu diartikan ...
a. Lima pedoman kebangsaan
b. Dasar yang memiliki lima unsur
c. Lima komponen penting
d. Lima unsur hidup manusia
e. Falsafah yang memiliki lima pedoman bernegara
Pembahasan
Jawaban : B
Secara harfiah, pancasila itu diartikan sebagai dasar yang memiliki lima unsur.
3. Bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada
Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 dimana dalam hal tersebut BPUPKI
memiliki peran yang sangat menentukan." Hal ini merupakan asal - usul pancasila,
yakni ...
a. Causa Normatif
b. Causa Materialis
c. Causa Formatif
d. Causa Efisien
e. Causa Formalis
Pembahasan
Jawaban : E

17
Causa Formalis → Bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana
terdapat pada Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 dimana dalam hal tersebut
BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan.
4. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, merupakan nilai yang
terkandung dalam Pancasila sila ..
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelimat
Pembahasan
Jawaban : D
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, merupakan nilai yang
dicerminkan oleh sila keempat.
5. Hasil sidang pertama BPUPKI oleh Prof. Dr. Soepomo pada 31 Mei 1945 adalah ...
a. Peri kebangsaan, Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan,
Kesejahteraan rakyat
b. Peri ketuhanan, Internasionalisme, Mufakat dan demokrasi, Peri kemanusiaan,
Kesejahteraan sosial
c. Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir batin, Musyawarah, Keadilan rakyat
d. Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan kemanusiaan, Mufakat dan
demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang Maha Esa
e. Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir batin, Musyawarah, Ketuhanan yang
Maha Esa
Pembahasan
Jawaban : C
Hasil sidang pertama BPUPKI oleh Prof. Dr. Supomo → Persatuan, Kekeluargaan,
Keseimbangan lahir batin, Musyawarah, Keadilan rakyat.
6. Bahasa Indonesia pertama kali diikrarkan sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Secara umum bahasa Indonesia memiliki dua
kedudukan yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Berikut ini bukan fungsi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah...
a. Sebagai bahasa kenegaraan
b. Sebagai identitas bangsa

18
c. Sebagai alat komunikasi bangsa
d. Sebagai kebanggaan bangsa
e. Sebagai alat pemersatu bangsa
Jawaban :A
7. Saat ini Pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan, khusunya bidang
infrastruktur. Dengan demikian pembangunan dapat dinikmati secara merata
diseluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut merupakan penjabaran dari nilai-nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu...
a. Tidak adanya tirani minoritas dan mayortas
b. Cita-cita masyarakat adil dan makmur yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Harkat, derajat dan martbat manusia dijunjung tinggi
d. Adanya penghargaan hak dan kewajiban setiap rakyat Indonesia
e. Adanya keseimbnagan anatara hak dan kewajiban serta adanya penghormatan atas
orang lain
Jawaban: C
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua terdapat cita-cita bnagsa Indonesia yakn
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yag merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Cita-cita ini selaras dengan butir dari sila kelima Pancasila yaitu suka melakukan
kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia dan
bekerjasama dengan bangsa lain merupakan contoh dari pengamalan sila...
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Jawaban: B
9. Pancasila berada pada posisi pembangunan nasioan; dalam perjalanan reformasi saat
ini. Ada beberapa hal yang meliputinya, seperti kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, ketahanan, dan keamanan, IPTEK, serta hukum dan HAM. Dalam hal ini,
Pancasila difungsikan sebagai...
a. Pancasila sebagai way of life
b. Pancasila sebagai paradigma

19
c. Pancasila sebagai kristalisasi nilai
d. Pancasila sebagai perjanjian luhur
e. Pancasila sebagai manfestasi politik
Jawaban : B
10. Berikut ini tidak termasuk usulan dasar negara yang disampaikan oleh Ir.Soekarno
yang dikenal dengan nama Pancasila adalah...
a. Persatuan
b. Internasionalisme
c. Mufakat/Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
Jawaban: A

20
02 UUD 1945

TUJUAN Mampu Membentuk karakter positif melalui pemahaman


DALAM berdasarkan sejarah terbentuknya dan mampu mengamalkan di
SKD kehidupan sehari-
hari.

B. UUD 1945
1. Sejarah UUD 1945
Perumusan UUD 1945 berawal dari dibentuknya Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI) pada 29 April 1945. Pada masa itu,
Sukarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang disebut
Pancasila. Gagasan tersebut disampaikan kepada komite BPUPKI pada sidang
pertama, 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.
Setelah BPUPKI berhasil merumuskan rancangan dasar negara, selanjutnya
BPUPKI merumuskan rancangan UUD pada 10-16 Juli 1946. Maka dibentuklah
panitia 9 perumus atau perancang UUD dalam sidang tersebut pada 22 Juni 1945.
Panitia perancang UUU diketuai oleh Sukarno dan anggotanya berjumlah 38 orang
di BPUPKI. Panitia 9 tersebut merumuskan pembukaan yang disebut Piagam
Jakarta yang kemudian direncanakan sebagai pembukaan UUD 1945. Sempat
mengalami perdebatan, akhirnya secara resmi menjadi Pembukaan UUD 1945
Pada kesempatan tersebut, dibentuk juga panitia kecil perancang kecil yang
diberi tugas untuk merumuskan rancangan UUD dengan segala pasal-pasalnya.
Panitia kecil tersebut diketuai oleh Soepomo. Pada 11 Juli 1945, panitia perancang
UUD secara bulat menerima Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD. Pada 14
Juli, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari panitia perancang
UUD. Ada tiga hal yang dilaporkan Sukarno sebagai ketua panitia 9, yakni:
Pernyataan Indonesia Merdeka, Pembukaan UUD, dan Batang tubuh UUD
2. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi NKRI
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)

21
UUD 1945 atau UUD Proklamasi, berlaku pada 18 Agustus 1945 - 27
Desember 1949. UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada 18
Agustus 1945. Pada saat ditetapkan, sistematika UUD 1945 terdiri dari:
1) Pembukaan, terdapat empat alinea.
2) Batang tubuh, terdiri dari dari 16 bab, 37 pasal, 4 ayat aturan peralihan, dan
2 ayat aturan tambahan.
3) Penjelasan, terdiri dari: penjelasan umum, dan penjelasan khusus (pasal
demi pasal).
Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 Ayat (1)
UUD 1945. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan Pasal
1 Ayat (1) UUD 1945.
Sistem pemerintahan adalah kabinet presidensial. Presiden sebagai kepala
negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya,
presiden dibantu oleh wakil presiden dan para menteri.
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 (UUD RIS 1949)
berlaku pada 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950. Sistematika UUD RIS 1949
terdiri dari sebagai berikut: Mukadimah (Terdiri dari empat alinea), Batang
tubuh ( 6 bab, dan197 pasal).
Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federasi. Bentuk pemerintah
Indonesia adalah republik, berdasarkan Pasal 1 Ayat (2) Konstitusi RIS. Sistem
pemerintahan adalah kabinet parlementer. Presiden sebagai kepala negara dan
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
c. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950)
UUDS 1950 berlaku pada 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959. Sistematika
UUDS 1950 terdiri dari:
1) Mukadimah, terdiri dari empat alinea
2) Bab I : Negara Republik Indonesia
3) Bab II : Alat-alat kelengkapan negara
4) Bab III : Tugas alat-alat kelengkapan negara
5) Bab IV : Pemerintahan dan daerah-daerah swapraja
6) Bab V : Konstituante
7) Bab VI : Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan, dan ketentuan-ketentuan
penutup

22
Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 Ayat (1)
UUDS 1950. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan
Pasal 1 Ayat (1) dan Mukadimah alinea IV UUDS 1950. Sistem pemerintahan
adalah kabinet parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu.
Berdasarkan sistem ini, DPR dapat membubarkan kabinet, sedangkan presiden
memiliki kedudukan yang kuat dan dapat membubarkan DPR.
d. UUD 1945 hasil Dekret Presiden
UUD 1945 hasil Dekret Presiden disebut juga UUD 1945 periode kedua,
berlaku pada 5 Juli 1959-2000. Gagalnya Badan Konstituante dalam
menetapkan rancangan Undang-Undang Dasar berdampak pada keadaan
politik yang tidak stabil sehingga pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekret Presiden. Salah satu isi dekret tersebut memberlakukan
kembali UUD 1945.
Ketentuan mengenai bentuk negara, bentuk pemerintahan, pembagian
kekuasaan, dan sistem pemerintahan sama seperti yang tercantum dalam UUD
1945.
e. UUD 1945 hasil amandemen
UUD 1945 hasil amandemen berlaku dari tahun 2000 sampai
sekarang.Sistematika UUD 1945 Amandemen terdiri dari: Pembukaan (ada
empat alinea), Batang tubuh (37 pasal dan16 bab)
Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,
antara lain:
1) Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara Presiden dan DPR.
2) Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu maksimal dapat dipilih
untuk dua kali masa jabatan.
3) Dilaksanakannya otonomi daerah.
4) Penyelenggaraan pemilu oleh lembaga nonpemerintahan yang netral dan
mandiri.
3. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi Negara Indonesia
a. Dasar Negara
Menurut Ensiklopedia Indonesia, kata “dasar” berarti falsafah, pokok,
asal pertama. Dihubungkan dengan ”negara” (dasar negara), kata ”dasar”
berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan
negara yang mencakup berbagai bidang kehidupan. Jadi, jika digabungkan

23
dengan kata negara, maka dasar negara adalah kaidah fundamental yang
berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraa n ketatanegaraan.
Dalam sidang PPKI (8 Agustus 1945), Pancasila yang rumusannya tercantum
dalam dalam Pembukaan UUD 1945 ditetapkan sebagai falsafah negara (dasar
negara). Secara yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara
berkedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi dalam negara,
serta sebagai sumber segala sumber hukum terdapat dalam TAP. MPRS No.
XX/MPRS/1966, jo. TAP. MAPR No. V/MPR/1973, jo.
TAP.MPR No. IX/MPR/1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar
negara tercantum dalam TAP. MPR No.XVIII /MPR/1998. Dalam Pembukaan
UUD 1945 memang tidak terdapat satu kata/ istilah Pancasila tetapi dengan
penyebutan sila-sila Pancasila, maka dokumen itu memuat dasar negara
Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti Pancasila memiliki
kekuatan mengikat secara hukum, sehingga semua produk hukum atau aturan
ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut. Oleh
karena itu, Pancasila dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam peraturan perundang -undangan
bersifat mengikat bagi ; 1) Penyelenggara negara, 2) Lembaga Kenegaraan, 3)
Lembaga Kemasyarakatan, 4) Warganegara Indonesia di manapun berada, 5)
Penduduk di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Makna dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara RI adalah : 1) Dasar
berdiri dan tegaknya negara 2) Dasar kegiatan penyelenggara negara. 3) Dasar
partisipasi warganegara 4) Dasar pergaulan antara warganegara 5) Dasar dan
sumber hukum nasional
b. Konstitusi
Konstitusi dari kata ”constitution” (Inggris), berasal dari bahasa Yunani,
”constituere” yang berarti menetapkan, membentukan, ”constitutie” (Belanda)
yang berarti UUD. Istilah lain ”contitution” atau ”verfassung” dibedakan dari
UUD atau ”grundgesetz”.Jadi, konstitusi berarti sebagai pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Secara umum istilah
”konstitusi” disamaartikan dengan ”UUD”.
Hukum dasar meliputi hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar
tidak tertulis (convensi). UUD menurut sifat dan fungsinya ialah suatu naskah

24
yang memaparkan kerangka dan tugas - tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok -pokok cara kerja badan-
badan tersebut. Sedangkan konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis
yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
c. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD suatu negara. Dari
dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang -undangan.
Inti dari pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya terdapat dalam alenia
IV, sebab di dalam segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara
berdasarkan Pancasila. Oleh karena i tu, dalam pembukaan itu secara formal
yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat negara RI, maka hubungan
antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila bersifat timbal balik, artinya
sebagai berikut :
1) Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan
UUD 1945, maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar
hukum positif, artinya kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi perpaduan asas-asas kultural,
relegius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila . Pancasila
secara formal dapat disimpulkan:
a) Rumusan Pancasila sebagai dasar negara RI tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
b) Pembukaan UUD 1945, merupakan pokok kaidah negara yang
fundamental, yang mempunyai dua kedudukan, yaitu sebagai dasar
negara dan tertib hukum tertinggi.
c) Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai Mukadimah
dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan
berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal -pasalnya.
d) Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental, sebagai dasar kelangsungan
hidup negara RI yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

25
e) Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, mempunyai kedudukan
yang kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan
hidup negara RI
2) Secara Material
Secara kronologis proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD
1945, oleh BPUPKI, pertama-tama materi yang dibahas adalah dasar
filsafat Pancasila, baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah sidang
pertama Pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat
negara Pancasila berikut tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh
Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945
adalah sebagai tertib hukum tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain, Pancasila sebagai tertib
hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia
dijabarkan dari nilai - nilai yang terkandung dalam Pancasi la. Pancasila
sebagai tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi,
sumber bentuk dan sifat .
4. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi
oleh bangsa -bangsa yang beradab di seluruh dunia. Selain itu, nil ai-nilai tersebut
mampu menampung dinamika masyarakat sehingga akan tetap menjadi landasan
perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh karena pentingnya kedudukan
Pembukaan UUD 1945, maka Pembukaan UUD 1945 dijadikan norma
fundamental. Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh
diubah oleh siapapun, termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD
1945 berarti mengubah esensi cita-cita moral dan cita-cita hukum yang ingin
diwujudkan dan ditegakkan oleh bangsa Indonesia.
a. Hakikat Pembukaan UUD 1945
No Hakikat Keterangan
1. Sebagai Tertib Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya
Hukum Tertinggi dengan tertib hukum Indonesia memiliki dua aspek yang
sangat fundamental yaitu:

26
a. memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia,
b. memasukkan diri dalam tertib hukum Indonesia
sebagai tertib hukum tertinggi.

Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar


negara RI, pada hakekatnya merupakan suatu dasar dan
asas kerohanian dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara termasuk dalam pe nyusunan tertib hukum
Indonesia. Maka kedudukan Pancasila adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum Indonesia .

2. Memenuhi syarat Alenia keempat Pembukaan UUD 1945, memuat


adanya tertib unsur -unsur tertib hukum di Indonesia yaitu suatu
hukum Indonesia kebulatan dan keseluruhan peraturan - peraturan hukum.
Adapun syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud adalah
:
a. Adanya kesatuan subyek, yaitu penguasa yang
mengadakan peraturan hukum. Hal ini terpenuhi
dengan adanya suatu Pemerintahan Negara Republik
Indonesia.
b. Adanya kesatuan asas kerohanian , yang merupakan
suatu dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan
hukum, yang merupakan sumber dari segala sumber
hukum.
c. Adanya kesatuan daerah, dimana peraturan-peraturan
hukum itu berlaku, terpenuhi oleh kalimat seluruh
tumpah darah Indonesia.
d. Adanya kesatuan waktu, dimana seluruh peraturan-
peraturan hukum itu berlaku.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib


hukum Indonesia adalah :

a. Menjadi dasarnya, karena pembukaan UUD 1945

27
memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu
tertib hukum Indonesia.
b. Pembukaan UUD 1945 sebagai ketentuan hukum
yang tertinggi, sesuai dengan kedudukannya yaitu
sebagai asas bagi hukum dasar baik yang tertulis
(UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis (convensi)
serta peraturan-peraturan hukum yang lainnya yang
lebih rendah.

3. Sebagai pokok Memiliki beberapa unsur mutlak, antara lain :


Kaidah Negara a. Dari segi terjadinya : Ditentukan oleh pembentuk
yang fundamental negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir
sebagai penjelmaan kehendak pembentuk negara,
untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-dasar
negara yang dibentuknya.
b. Dari segi Isinya :
1) Dasar tujuan negara (baik tujuan umum maupun
khusus). Tujuan umum adalah ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasar perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Tujuan khusus yaitu
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa.
2) Ketentuan diadakannya UUD negara. Hal ini
merupakan suatu ketentuan bahwa negara
Indonesia harus berdasarkan pad a suatu UUD,
dan merupakan suatu dasar yuridis formal bahwa
negara Indonesia adalah negara yang berdasar atas
hukum.
3) Bentuk Negara. Pernyataan ini tersimpul dalam
kalimat : ... yang terbentuk dalam suatu susunan
negara RI yang berkedaulatan Rakyat.”
4) Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara).

28
Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat ” ...dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, ...”

4. Tetap terlekat pada Hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai


kelangsungan hidup naskah Proklamasi yang terinci, sebagai penjelmaan dari
Negara Republik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, sebagai tertib
Indonesia 17 hukum di Indonesia dan sebagai Pokok kaidah negara
Agustus 1945 yang fundamental, maka pembukaan UUD 1945 memilik
i kedudukan hukum yang kuat bahkan secara yuridis
tidak dapat diubah, terlekat terhadap kelangsungan hidup
negara. Hal ini di dasarkan pada alasan-alasan sebagai
berikut :
a. Menurut tata hukum suatu peraturan hukum hanya
dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa atau
peraturan hukum yang lebih tinggi tingkatannya, pada
hal Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
yang fundamental yaitu sebagai pembentuk negara
artinya suatu lembaga yang menentukan dasar-dasar
mutlak negara, bentuk negara, tujuan negara,
kekuasaan negara bahkan menentukan dasar filsafat
negara Pancasila.
b. Pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum yang
tertinggi di negara RI, jadi suatu ketentuan hukum di
bawahnya, secara yuridis tidak dapat meniadakan
Pembukaan UUD 1945, sehinggga konsekuen - sinya
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan yang
tetap dan terlekat pada negara dan secara hukum tidak
dapat diubah.
c. Secara material yaitu isi yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945, senantiasa terlekat pada
kelangsungan hidup negara RI, merupakan
perwujudan dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.

29
b. Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
No Alinea Makna Yang Terkandung
1. Pertama a. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela
kemerdekaan melawan penjajah dalam segala
bentuk.
b. Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk
menentang dan menghapus penjajahan di atas
dunia.
c. Pernyataan obyektif bangsa Indonesia bahwa
penjajah tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
d. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan
bagi setiap bangsa Indonesia untuk berdiri sendiri.

2. Kedua a. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia


adalah melalui perjuangan pergerakkan dalam
melawan penjajah.
b. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan
untuk menyatakan kemerdekaannya.
c. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan,
tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.

3. Ketiga a. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan


kita adalah berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa.
b. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa
Indonesia terhadap suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan material dan
spiritual, dan kehidupan di dunia dan di akherat.
c. Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan

4. Keempat a. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara

30
Indonesia, yaitu :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
b. Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun
dalam suatu UndangUndang Dasar.
c. Susunan/ bentuk negara Republik Indonesia.
d. Sistem pemerintahan negara, yaitu berdasarkan
kedaulatan rakyat (demokrasi).
e. Dasar negara Pancasila

c. Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945, selain mempunyai makna yang sangat mendalam,
juga mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945.
Pokok -pokok pikiran tersebut mewujudkan cita hukum (rechtsidee) yang
menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (UUD) maupun
hukum yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/ perwakilan.
5. Amandemen UU
Amandemen adalah penambahan atau perubahan pada sebuah konstitusi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari naskah aslinya.
a. Kesepakatan dasar dalam mengamandemen UUD 1945:
1) Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945.

31
2) Tetap mempertahankan bentuk nyata Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Tetap mempertahankan sistem presidensial.
4) Penjelasan UUD 1945 yang bersifat normatif dimasukkan ke dalam pasal-
pasal.
5) Perubahan dilakukan secara "addendum"
b. Tujuan amandemen UUD 1945
1) Memenuhi tuntutan-tuntutan reformasi.
2) Untuk merevisi ulang UUD 1945.
3) Agar isi UUD 1945 lebih jelas setelah diamandemen.
c. Perbaikan dan perubahan (amandemen UUD 1945) yang dimaksud adalah:
1) Adanya pembatasan-pembatasan atas kekuasaan Presiden di Indonesia.
2) Memperkuat dan menegaskan kembali peran kekuasaan legislatif di
Indonesia.
3) Mencantumkan Hak Asasi Manusia Indonesia.
4) Menegaskan kembali hak dan kewajiban negara ataupun warga negara.
5) Otonomi daerah dan hakhak rakyat di daerah.
6) Perbaruan lembaga-lembaga negara sehingga tidak ada lagi istilah lembaga
tertinggi negara dan lembaga tinggi negara.
d. Tahap-tahap amandemen UUD 1945
1) Tahap pertama
a) Diputuskan dalam Sidang MPR pada 19 Oktober 1999.
b) Menyangkut 5 persoalan pokok:
• Perubahan tentang lembaga pemegang kekuasaan membuat undang-
undang.Perubahan masa jabatan presiden.
• Perubahan tentang hak prerogatif presiden.
• Perubahan tentang fungsi menteri.
• Perubahan redaksional.
• 9 pasal yang diamandemen adalah: Pasal 5,7,9, 13, 14, 15, 17, 20, dan
21.
2) Tahap kedua
a) Diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.
b) Menyangkut 9 persoalan pengaturan mengenai:

32
• Wilayah negara.
• Hak-hak asasi manusia.
• DPR.
• Pemerintahan Daerah.
• Pertahanan dan keamanan.
• Lambang negara.
• Lagu kebangsaan.
c) 5 bab dan 25 pasal yang diamandemen adalah: Bab IXA, X, XA, XII,
dan XV.
Pasal 18, 18A, 18B, 19, 20, 20A, 22A, 22B, 25E, 26, 27, 28A, 28B,
28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 281, 28J, 30, 36B, 36C, dan 36A.
3) Tahap ketiga
a) Diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.
b) Berkenaan dengan 16 persoalan pokok, meliputi:
• Kedaulatan rakyat.
• Tugas MPR.
• Syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden.
• Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
• Pemberhentian Presiden.
• Presiden berhalangan tetap.
• Kekosongan Wakil Presiden.
• Perjanjian internasional.
• Kementerian negara.
• Pemilihan umum.
• APBN, pajak, dan keuangan negara.
• Komisi Yudisial.
• Mahkamah Konstitusi.
c) 3 bab dan 22 pasal yang diamandemen adalah: Bab VIIA, VIIB, dan
VIIIA. Pasal 1, 3, 6, 6A, 7A, 78, 7C, 8, 11, 17, 22C, 22D, 22E, 23, 23A,
23C, 23E, 23F, 23G, 24, 24A, 24B, dan 24C.
4) Tahap keempat
a) Diputuskan dalam Sidang MPR pada 10 Agustus 2002.
b) Berkenaan dengan 12 persoalan sebagai berikut.

33
• Komposisi keanggotaan MPR.
• Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
• Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat menjalankan kewajiban
dalam masa jabatan secara bersamaan.
• Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi nasihat Presiden.
• Mata uang.
• Bank sentral
• Badan-badan lain dalam kekuasaan kehakiman.
• Pendidikan.
• Kebudayaan.

c) 2 bab dan 13 pasal yang diamandemen adalah: Bab XIII, dan XIV.
Pasal 2, 6A, 8, 11, 16, 23B, 23O, 24, 31, 32, 33, 34, dan 37.
Rangkuman setelah 4 kali amandemen UUD 1945: Sebanyak 25 butir tidak
diubah, 46 butir diubah atau ditambah dengan ketentuan lainnya, Secara
keseluruhan, saat ini berjumlah 199 butir ketentuan, 174 ketentuan baru.

34
LATIHAN SOAL
1. Amandemen UUD 1945 perlu dilakukan karena beberapa pasal dalam UUD 1945
masih...
a. Dapat ditafsirkan beberapa makna dalam penafsirannya
b. Dapat ditafsirkan menjadi satu pengertian yang kabur
c. Diperlukan untuk memberikan peluang pemerintah otoriter
d. Diragukan akan kemampuan UUD dalam menampung aspirasi
e. Ada pasal yang kurang
Pembahasan
Jawaban : A
Amandemen UUD 1945 perlu dilakukan karena beberapa pasal dalam UUD 1945
masih dapat ditafsirkan beberapa makna dalam penafsirannya / multitafsir.
2. Salah satu makna dari Pembukaan UUD 1945 alinea kedua ialah...
a. Angkatan perang RI berhak melakukan ekspansi ke perbatasan negara
tetangga
b. Kemerdekaan dicapai bangsa Indonesia adalah melalui pergerakan melawn
penjajah
c. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Keteguhan bngsa Indonesia dalam memberla kemerdekaan melawan
penjajah dalam segala bentuk penjajahan
e. Dasar negara adalh Pancasila
Jawaban : B
Bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea kedua: "Dan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa,
mengantarkan seluruh rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur."
Makna pembukaan UUD 1945 alinea kedua:
- Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan
pergerakan melawan penjajah
- Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
- Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan
mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

35
- Memuat cita-cita negara Indonesia, yaitu: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
3. Di bawah ini yang bukan merupakan pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
adalah..
a. Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
b. Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
c. Negara Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
kerakyatan dalam permusyawaratan perwakilan
d. Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab
e. Negara Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif
Jawaban : E
Cukup Jelas
4. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 7A, Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
atas usul ….
a. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
b. Mahkamah Agung (MA)
c. Mahkamah Konstitusi (MK)
d. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
e. Mayoritas suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Jawaban: A
Cukup Jelas
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik
apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden. ***)

36
5. Pasal berapa saja UUD 1945 kedua kali diamandemen ...
a. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 35.
b. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 36.
c. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 37.
d. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 38.
e. Pasal, 1, 3, 7, 12, 26, 27, 28, 29, 30 dan 31
Jawaban: B
Cukup Jelas
6. Pemerintah RIS menganut kabinet parlementer dimana kebijakan dan
tanggung jawab dan kekuasaan pemerintah berada di tanagn Menteri, baik
secara bersama maupun individual. Pada masa ini juga dikenal dengan istilah
bikameral, yaitu...
a. Presiden dan DPR
b. Senat dan DPR
c. Presiden dan senat
d. DPR dan MPR
e. MPR dan presiden
Jawaban: B

37
03 N K R I

TUJUAN Membentuk karakter positif melalui pemahaman dan


DALAM pengamalan nilai-nilai sebagai warga negara di
SKD
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

C. NKRI
Sebagai warga negara Indonesia yang mempunyai jiwa nasionalisme, kita harus
mempunyai kesadaran dan semangat cinta tanah air, semangat dan cinta tanah air
dibuktikan dengan pemahaman kita mengenai NKRI atau Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Pengertian, Fungsi, dan Tujuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di
dunia ini ada banyak bentuk kenegaraan antara lain: negara dominion, negara serikat,
negara uni, negara protektorat, serta trust dan mandat. Sedangkan bentuk negara yang
dipakai oleh Indonesia ialah negara kesatuan dengan bentuk republik. bentuk tersebut
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1.
1. Pengertian NKRI
Berdasarkan latar belakang terbentuknya Indonesia, bisa disimpulkan
bahwa NKRI merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas
dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan serta budaya yang memiliki
tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sedang Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia menutut UUD 1945 Pasal
1 (1) berbunyi sebagai berikut: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik. Ketentuan ini dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1)
yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten, yang tiap-
tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
2. Fungsi dan Tujuan Negara
a. Fungsi negara
▪ Menegakkan keadilan melaui lembaga-lembaga peradilan yang sesuai
dengan undang-undang.

38
▪ Mengusahakan kemakmuran, kesejahteraan, serta keadilan bagi rakyatnya.
▪ Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
hal-hal buruk dalam masyarakat. Dalam kasus ini negara berperan sebagai
stabilisator, yakni pihak yang menstabilkan keadaan di masyarakat.
▪ Mempertahankan tegaknya kedaulatan negara serta mengantisipasi
kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup
negara.
b. Tujuan Negara
Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal yang
sama juga berlaku bagi sebuah negara. Negara adalah organisasi kekuasaan, di
mana sebagai sebuah organisasi kekuasaan Negara mempunyai suatu sistem
pemerintahan yang berhirarkhis dari tingkat yang lebih tinggi hingga terendah.
Dari bentuk pemerintahan yang berhirarkhis tersebut, tentu negara
mempunyai tujuan dan kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut. NKRI pada
dasarnya juga mempunyai tujuan nasional seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi “Kemudian daripada
itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonessia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebibaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 alenia ke-empat ters ebut
dapat diketahui bahwa, tujuan NKRI ialah:
▪ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
▪ Memajukan kesejahteraan umum
▪ Mencerdaskan kehidupan bangsa,
▪ Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial

39
LATIHAN SOAL
1. Berikut ini merupakan makna Indonesia sebagai Negara kesatuan, kecuali ...
a. Negara yang warga Negaranya erat bersatu
b. Otonomi individu diakui kepentingannya secara seimbang dengan kepentingan
kolektivitas rakyat
c. Otonomi individu diakui kepentingannya secara seimbang dengan kepentingan
masyarakat terpencil
d. Mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI
e. Mengabaikan adanya pluralism dan menafikan otonomi individu rakyat
Pembahasan
Jawaban : E
Mengabaikan adanya pluralism dan menafikan otonomi individu rakyat bukan
merupakan makna Indonesia sebagai Negara kesatuan.
2. Teori yang menyatakan bahwa adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan
disebut ...
a. Teori Teokrasi
b. Teori kekuasaan
c. Teori perjanjian
d. Teori kedaulatan
e. Teori politik
Pembahasan
Jawaban : A
Teori Teokrasi: bentuk pemerintahan di mana prinsip - prinsip Ketuhanan memegang
peran utama.
3. Tujuan negara Republik Indonesia yang berkaitan dengan dunia internasional adalah
....
a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
d. Melaksanakan ketertiban dunia
e. Memajukan kerjasama regional
Pembahasan
Jawaban : D

40
Tujuan negara Republik Indonesia yang berkaitan dengan dunia internasional adalah
untuk melaksanakan ketertiban dunia.
4. Secara umum kemajemukan Bangsa Indonesia terbagi menjadi 2 macam, yaitu
vertikal dan horisontal. Di bawah ini merupakan contoh perbedaan vertikal yaitu...
a. Suku
b. Ras
c. Jabatan
d. Bahasa
e. Adat-istiadat
Pembahasan
Jawaban : C
Perbedaan vertikal berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi (strata sosial
ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan, dan kondisi
permukiman).
5. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur serta merata materiil dan spiritual. Hal ini berdasarkan pada
a. Ketuhanan YME
b. Pancasila dan UUD 1945
c. UUD 1945
d. Kemanusiaan yang adil dan beradab
e. Keadilan Sosial
Pembahasan
Jawaban: B
Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur serta merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

41
04 BHINEKA TUNGGAL IKA

TUJUAN Membentuk karakter positif melalui pemahaman dan pengamalan


DALAM nilai-nilai sebagai warga negara dengan keberagaman suku ,
SKD budaya, dan bahasa.

D. BHINEKA TUNGGAL IKA


1. Pengertian
Istilah Bhineka Tunggal Ika ditulis oleh Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma
yang terjemahan isinya berbunyi “ bahwa agama Budha dan Siwa (Hindu)
merupakan zat yang berbeda tapi nilai-nilai kebenaran jina (Budha) dan Siwa
(Hindu) adalah tunggal. Terpecah belah tetapi satu jua artinya tidak ada dharma
yang mendua”.
Pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika dicetuskan oleh Muh. Yamin
pada saat Sidang BPUPKI dan kata selanjutnya dilanjutkan dengan semboyan "Tan
Hana Dharma Mangrwa" dipakai sebagai motto lambang Lembaga Pertahanan
Nasional yang berarti “tidak ada kebenaran yang bermuka dua”. Bhinneka Tunggal
Ika diresmikan sebagai semboyan negara pada 17 Agustus 1950 pada UUD 1945
Pasal 36A dan PP No 66/1951 yang ditetapkan pada 10 Juli 1951.Berikut Prinsip-
prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, antara lain:
b. Common Denomitor, mencari unsur-unsur persamaan pada perbedaan agama,
suku, ras, dll tanpa merusak eksistensi pada setiap suku, agama, ras.
c. Tidak bersifat Formalitas, tidak bersifat semu dan kaku.
d. Tidak Bersifat Eksklusif (bersifat inklusif), semua kelompok masyrakat harus
memiliki rasa persaudaraan, berdampingan, mengakui harkat martabat
kelompok lain dan tidak memaksakan kehendak yang merusak rasa persatuan.
e. Bersifat Konvergen, apabila terjadi permasalahan akibat dari keanekaragaman
maka harus dicari titik temunya yang dapat membuat segala macam bentuk
kepentingan menjadi satu.
Bhineka Tunggal Ika, diterjemahkan sebagai “Berbeda-beda itu satu itu”.
Artinya, bahwa di dalam realitas kehidupan yang amat beragam, yang ditandai oleh
perbedaan-perbedaan lahiriah, akan tetapi tetap mampu membangunsuasana rukun
untuk mewujudkan satu tujuan hidup bersama dalam satu kesatuan bangsa dan satu

42
kesatuan kesatuan wilayah Negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesatuan di sini merupakan hasil konsesus atau kesepakatan bersama dari segenap
komponen bangsa Indonesiauntuk mengatasi kerawanan-kerawanan sebagai akibat
siafat-sifat yang melekat pada keberagaman itu.
2. Bhineka Tunggal Ika dalam sejarah perjuangan bangsa
Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa majemuk, yang multikulturalis.
Aneka ragam budaya dalam wujud adat-istiadat, bahasa local/daerah, bahkan
agama dan kepercayaan yang dianut masyarakatnya menjadi cirri yang mewarnai
kehidupan bangsa, yang tersebar seluruh bentangan wilayah kepulauan Nusantara.
Keanekaragaman budaya yang dipadu dengan keterpisahan geografik sebagai
ruang hidupnya, menjadikan bangsa ini sebagai satu-satunya bangsa dengan tingkat
keunikan tertinggi.
Bahwa jauh sebelum bangsa Indonesia menegara, di seluruh wilayah tanah air
ini pada dasarnya telah berdiri banyak kerajaan besaar-kecil yang merupakan
pemerintahan Negara merdeka dan berdaulat atas wilayah masing-masing. Di
antara kerajaan yang pernah ada, kerajaan Majapahit di Jawa Timur adalah salah
satu dari dua kerajaan yang sangat berpengaruh di samping kerajaan Sriwijaya di
wilayah Sumatra. Pada masa pemerintahan raja Hayam Wurukdi Majapahit
(1350—1389) inilah yang diajarkan tentang bagaimana membangun kehidupan
bersama yang rukun bersatu walaupun menghadapi suasana perbedaanyang sangat
prinsip. Ajaran moral yang ditulis dalam sebuahseloka yang berbunyi Bhineka
Tunggal Ika, pada mulanya memang digunakan untuk menciptakan suasana
kehidupan antara dua kelompok masyarakat yang beragama Siwa (Hindu) dengan
kelompok masyarakat beragama Budha, di mana keduanya memiliki prinsip-
prinsip beragama yang secara substansial berbeda. Melalui ajaran moral
yangditerapkan dengan seksama ditopang oleh pemerintahan kerajaan yang
bijaksana telah mampu mewujudkan suasana kehidupan rakyat Majapahit yang
sejahtera,dan kerajaan pun mengalami masa keemasannya.
Kehadiran kaum penjajah Barat telah merenggut kedaulatan pemerintahan
local yang ada, untuk kemudian menguasainya selama lebih dari tiga setengah
abad. Bangkitnya kesadaran kebangsaan, atau yang lebih dikenal
sebagaiKebangkitan Nasional (1908) telah menginpirasi bangkitnya perlawanan
terhadap kekuasaan penjajah yang dilakukan hamper di segenap wilayah tanah air.
Walaupun pada dasarnya masyarakat yang berjuang itu adalah masyarakat adat

43
yang pada umumnya memiliki ikatan kesukuan/ kedaerahan yang kuat. Namun
sejarah membuktikan bahwa tuntutan perjuangan untuk kebebasan dari belenggu
penjajahan telah memampukan segenap komponen masyarakat untuk bangkit
bersama, serentak, dan bersatu, tidak lagi memperhitungkan seberapa jauh
perbedaan di antara mereka.
Dari kilasan sejarah di atas tergambar jelas bahwa kerukunan dan persatuan
yang terjadi di kalangan masyarakat ditentukan oleh factor itensitas hubungan di
antara kelompok-kelompok masyarakat yang dilandasi oleh kemampuan untuk
saling mengargai dan saling menguatkan. OLeh karena itu sesanti Bhineka Tunggal
Ika yang semula menunjukkan semangat toleransi keagamaa, kemudian diangkat
menjadi lambing Negara Indonesia, dan ditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951, tetang Lambang Negara. Penetapan Sesanti
Bhineka Tunggal Ika sebagai lambing Negara merupakan upaya Negara yang juga
menggambarkan kehendak seluruh rakyat Indonesia untuk mempersatukan
masyarakat majemuk yang berlatar belakang budaya beraneka ragam.
b. Landasan Hukum Bhinneka Tunggal lka
1) Pada 1951 semboyan Bhinneka Tunggal lka ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951.
2) Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 menyatakan bahwa:
Sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal lka sebagai semboyan yang terdapat
dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinna ika
kemudian dirangkai menjadi satu kata bhinneka.
3) Pada perubahan UUD 1945 yang kedua, Bhinneka Tunggal lka dikukuhkan
sebagai semboyan resmi yang terdapat dalam lambang negara, dan tercantum
dalam pasal 36A UUD 1945.
3. Prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal lka, yaitu:
a. Toleransi
Pembentukan kesatuan dari keanekaragaman (bukan pembentukan konsep baru
dari keanekaragaman) pada unsur atau komponen bangsa. Contoh: terdapat
keanekaragaman agama dan kepercayaan. Artinya:
1) Ketunggalan Bhinneka Tunggal lka tidak dimaksudkan untuk membentuk
agama baru.

44
2) Setiap agama diakui seperti apa adanya, tetapi dicari common denominator
dalam kehidupan beragama di Indonesia. Common denominator adalah
prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yang memiliki kesamaan.
Common denominator ini dipegang sebagai ketunggalan yang dipergunakan
sebagai acuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
b. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat sektarian dan eksklusif, melainkan bersifat
inklusif
1) Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat sektarian dan eksklusif. Artinya: Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak dibenarkan merasa dirinya yang
paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak
lain.
Kelemahan pandangan sektarian dan eksklusif (tertutup):
a) Menghambat terjadinya perkembangan dalam menghadapi arus
globalisasi dan keanekaragaman budaya bangsa.
b) Memicu terbentuknya keakuan yang berlebihan.
Cirinya: tidak atau kurang memperhitungkan pihak lain, memupuk
kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat.
Cara menyikapi pandangan sektarian dan eksklusif:
Perlu adanya sifat terbuka yang terarah agar memungkinkan terbentuknya
masyarakat yang pluralistik secara koeksistensi, mamiliki sifat saling
menghormati, tidak merasa dirinya yang paling benar, dan tidak memaksakan
kehendak pribadi kepada pihak lain. Sehingga dapat berkembangnya menjadi
masyarakat modern.
2) Bhinneka Tunggal lka bersifat inklusif. Artinya: Golongan mayoritas dalam
hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada
golongan minoritas.
Kelebihan: Kelebihan dari Bhinneka Tunggal lka yang bersifat inklusif ada
pada segala peraturan perundang-undangan khususnya peraturan daerah
dibuat agar mampu : Mengakomodasi masyarakat yang pluralistik dan
multikultural dengan tetap berpegang teguh pada dasar negara Pancasila dan
UUD 1945 dan Menghindari hal-hal yang memberi peluang terjadinya
perpecahan bangsa.

45
c. Bhinneka Tunggal lka tidak bersifat formalitas yang hanya menunjukkan
perilaku semu. Bhinneka Tunggal lka dilandasi oleh sikap saling mempercayai,
saling menghormati, saling mencintai, dan rukun. Hanya dengan cara demikian,
keanekaragaman ini dapat dipersatukan.
d. Bhinneka Tunggal lka bersifat konvergen (tidak divergen)
Hal ini bermakna bahwa perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak
untuk dibesar-besarkan, melainkan dicari titik temu dalam bentuk kesepakatan
bersama. Kesepakatan tersebut akan terwujud jika dilandasi oleh sikap toleran,
nonsektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun.
f. Terbuka
g. Musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.
Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut, secara konsistensi akan terwujud
masyarakat yang damai, aman, tertib, dan teratur sehingga kesejahteraan dan
keadilan akan terwujud.
4. Implementasi Bhineka Tunggal Ika
a. Perilaku Inklusif
Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam
suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang
lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan
daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama
bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing
kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
b. Mengakomodasi Sifat Prulalistik
Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka
sepantasnyalah bila Indonesia adalah bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar
di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Tapi,
bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan
terjadi disintegrasi di dalam bangsa.
Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia
mempunyai jumlah yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati,
saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan
oleh segenap rakyat Indonesia, supaya terciptanya masyarakat yang tenteram
dan damai.

46
c. Tidak Mencari Menangnya Sendiri
Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang.
Apalagi ditambah dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut
segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh
sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah
saling menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan
ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan
mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen haruslah benar-
benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat
divergen.
d. Musyawarah untuk Mufakat
Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi
bersama dengan diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan
direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common denominator
atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah. Dalam
musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam
kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi
atau kelompok.
e. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban
Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi
manusia lainnya, rasa rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa
salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena
hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan.

47
LATIHAN SOAL
1. Indonesia adalah negara dengan keragaman suku, etnik, budaya, agama, serta
karakteristik dan keunikan setiap wilayahnya. Pada dasarnya keberagaman masyarakat
Indonesia menjadi modal dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat
diperlukan sikap atau perilaku yang menunjang terciptanya kondisi tersebut. Salah
satunya adalah....
a. Memperkuat posisi kebudayaan daerah di atas kebudayaan nasional
b. Memperkuat kedudukan bahasa daerah sebagai salah satu simbol persatuan
c. Memperkecil segala hal yang berpotensi menimbulkan konflik dalam masyarakat
d. Memperkuat kedudukan pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan
e. Menghilangkan perbedaan antar suku bangsa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Jawaban: C
Ini adalah salah satu contoh soal TWK HOTS yang akan sering muncul pada soal-soal
TWK. Pada kasus diatas yang ditanyakan adalah mengenai sikap terhadap kondisi
tersebu. Jika diperhatikan kata kunci dalam soal adalah mengenai keberagaman,
sehingga untuk mencari jawaban yang tepat haruslah dikaitkan juga dengan
keberagaman.

2. Tantangan utama bagi masa depan Bangsa Indonesia dalam menghadapi arus
modernisasi dalam globalisasi adalah...
a. Mempertahankan berbagai sistem ekonomi gobal dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat
b. Memadukan berbagai kebijakan yang telah disepakati dunia internasional
c. Mempertahankan eksistensi jati diri bangsa
d. Menyeleksi setiap pengaruh dari luar
e. Mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Jawaban: C
Mengingat pengaruh globalisasi yang sangat kuat di zaman ini, maka kita sebagai
bangsa yang mempunyai jadi diri dan kepribadian yang berbeda dengan bangsa lain
harus tetap memlihara jadi diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa.

48
3. Kerukunan hidup penting san harus diupayakan. Salah satu caranya adalah dengan...
a. Bertukar pikiran dalam membahas ajaran agama tertentu
b. Memperlajari cara beribadah agama orang lain yang terdapat disekitar
c. Menghormati sesama yang sedang melaksanakan ibadah agamanya
d. Memperhatikan sunguh-sungguh cara beribadah teman beda agama
e. Mensyukuri segala anugerah yang telah diberikanNya
Jawaban : C

4. Bukti bahwa cinta tanah air dapat dibuktikan dengan..


a. Selalu menggunakan produk luar negeri
b. Menggunakan produk dalam negeri walaupun mampu membeli produk luar negeri
c. Tidak melakukan hubungan dengan negara lain
d. Mengurangi impor barang dari luar negeri
e. Memasarkan produk-produk negara lain
Jawaban: B
Beberapa sikap cinta tanah air diantaranya:
1) Berbuat baik kepada orang lain.
2) Menggunakan produk dalam negeri walaupun mampu membeli produk luar negeri
3) Menjaga nama baik bangsa Indonesia
4) Menggunakan hak pilih dalam pemilu.
5) Menjungjung tinggi hukum dan pemerintahan.
6) Memberikan anspirasi yang membangun bangsa.

5. Bhinek Tunggal Ika memiliki asas terbuka, koeksistensi damai dan kebersamaan,
kesertaraan, tidak merasa yang paling benar, toleransi, dan musyawarah diseratai
dengan pernghargaan terhadap pihak lain yang berbeda, ini berarti Bhine Tuanggal Ika
mempunyai sifat...
a. Konvergen
b. Divergen
c. Inklusif
d. Multikultural
e. Plural
Jawaban: C

49
Inklusif adalah istilah yang digunakan dalam menunjuk masyarakat yang memilki
sifat terbuka akan keberagaman budaya sehingga menerima dan mudah berinteraksi
dengan budaya-budaya lainnya. Masyarakat pada kategori ini mempunya sikap toleran
yang tinggi.
Ekslusif, menunjuk pada kondisi di mana terdapat pembatasan pergaulan dengan
masyarakat atau pun kelompok lainnya sehingga muncul kesan adanya usaha
memisahkan diri (tertutup dari pengaruh yang datang dari luar)

6. Implementasi atau penerapan nilai-niai keBhineka Tunggal Ikaan harus tercermin


pada...
a. Pola pikir yang sangan menghindari perbedaan
b. Pola pikir aar senantiasa dapat membuang sikap fanatik sempit
c. Pola pikir bagaimana agar masyarkat bisa hidup aman dan damai
d. Pola pikir bagaimana harus bisa memperkokoh persatuan dan kesatuan
e. Pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan NKRI daripada kepentigan pribadi atau kelompok
Jawaban: E
Cukup Jelas

50
05 NASIONALISME

TUJUAN Mampu mewujudkan kepentingan nasional melalui cita-cita dan


DALAM tujuan yang sama dengan tetap mempertahankan identitas
SKD nasional

E. NASIONALISME
Bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah yang panjang.
Mulai dari zaman kerajaan, penjajahan sampai ke zaman kemerdekaan. Tentunya tak
mudah untuk mencapai kemerdekaan, Perjuangan yang kuatlah yang dapat membawa
bangsa indonesia mewujudkan cita citanya. Peran serta seluruh rakyat Indonesia tak
lepas dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Karena Sifat Nasionalisme
dan Patriotisme Rakyat merupakan kunci penting untuk memperoleh kemerdekaan
dan mempersatukan seluruh elemen bangsa Indonesia.
1. Patriotisme
a. Pengertian Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya pencintaan dan pembela
tanah air. Patriotisme adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme
adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang
sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta
tanah air, dimana ia rela mengorbankan segala-galanya termasuk jiwanya demi
kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran tanah air.
Menurut Suprapto dkk. (2007) 38) menyatakan bahwa patriotisme adalah
“semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang rela mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.” Sedangkan
menurut Bakry (2010:144) patriotisme adalah “sekelompok manusia yang
menghuni bumi Indonesia wajib bersatu, mencintai sungguh-sungguh, rela
berkorban membela tanah air Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.”
Jadi patriotisme adalah sekelompok manusia yang berada di negara
indonesia yang wajib bersatu, mencintai sungguh-sungguh negara indonesia,
sikap yang bersumber dari perasaan cinta pada tanah air sehingga
menimbulkan rela berkorban membela tanah air untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya.

51
b. Bentuk-Bentuk
Terdapat dua bentuk Patriotisme, yaitu:
1. Constructive Patriotisme (Patriotisme Konstruktif) keterikatan kepada
bangsa atau negara dengan tetap menjunjung tinggi toleran terhadap
kritikan, sehingga bisa membawa perubahan positif bagi kesejahteraan
bersama.
2. Blind Patriotism (Patriotisme Buta) keterikatan kepada bangsa atau negara
tanpa memperdulikan toleran terhadap kritik, seperti dalam ungkapan:
"benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung
sepenuhnya". sehingga hal tersebut bisa membawa peperangan dan
kehancuran dunia.
2. Nasionalisme
a. Pengertian
Secara etimologi asal kata Nasionalisme berasal dari kata latin natio yang
berarti kelahiran, dan suku. dalam perkembanganya kemudian dikembangkan
menjadi nation (bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda) yang artinya adalah
bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Nasionalisme diartikan
sebagai paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua kalimat yang dapat dijadikan kunci
untuk memahami tentang Nasionalisme, yaitu :
1. Nasionalisme adalah sebuah paham atau ajaran.
2. Nasionalisme mengajarkan seseorang untuk mencintai bangsa dan
negaranya sendiri.
Dalam pengertian antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu
persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota
persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah dan adat-
istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu
daerah yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai
suatu kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam.
b. Bentuk
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara
atau gerakan (bukan Negara) yang populer berdasarkan pendapat warga
negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya

52
berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian
atau semua elemen tersebut. Nasionalisme memiliki beberapa bentuk, terdiri
dari:
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
Adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari penyertaan (partisipasi) aktif rakyatnya, keanggotaan suatu bangsa
bersifat sukarela. Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-jacques
rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal
adalah buku berjudul Du Contact Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia
“mengenai kontrak sosial”).
2. Nasionalisme Etnis atau etnonasionalisme
Adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa
bersifat turun-temurun. Dibangun oleh Johan Gottfried von Herder, yang
memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk “rakyat”). Kepada
perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik kisah tradisi
yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya “Grimm
Bersaudara” yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah
yang berkaitan dengan etnis Jerman
3. Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran
politik sebagai suatu yang alamiah yang merupakan ekspresi dari sebuah
bangsa atau ras.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat
turun-temurun seperti warna kulit, ras, dan sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme
kenegaraan bangsa adalah suatu komonitas yang memberikan konstribusi
terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

53
3. Penerapan patriotisme dan Nasionalisme
Nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme dapat diterapkan dalam berbagai
lingkungan kehidupan yang cakupannya meliputi negara dan bangsa. Bentuk
paling menonjol dari penerapan nilai-nilai tersebut adalah berani berkorban untuk
memajukan masyarakat, bangsa maupun negara.
Agar dapat menerapkan nilai patriotisme dan nasionalisme, seseorang harus
mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Melihat begitu
pentingnya patriotisme dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, tidak mengherankan jika kedua hal tersebut perlu ditanamkan
pada seluruh komponen bangsa.
Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan
jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada semua elemen Bangsa (Indonesia):
1) Memelihara semangat, disiplin, tekad, dan meningkatkan partisipasi aktif
dalam pelaksanaan pembangunan.
2) Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka
menumbuhkan sikap mental kesetiakawanan sosial, tepa selira, tenggang
rasa, dan rasa tanggung jawab.
3) Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab.

54
LATIHAN SOAL

1. Hakikat sebuah negara yang menekankan pada unsur pemerintahan adalah..


a. Negara merupakan alat untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat secara
bersama-sama atas nama rakyat
b. Negara merupakan organisasi masyarakat yang diciptakan oleh sebagain
kelompok
c. Negara merupakan kekuasaan kewilayahan yang diperbolehkan untuk mengatur
dengan cara kekerasan
d. Negara merupakan organisasi kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat
berdasarkan kekuasaan
e. Negara merupakan asosiasi terhadap masyarakat untuk diatur dan dilindungi
dalam suatu wilayah tertentu.
Jawaban: A

2. Sikap yang hadir dari perasaan cinta terhadap tanah air untuk rela berkorban dikenal
dengan nama...
a. Nasioanlisme
b. Patriotisme
c. Komunisme
d. Jingoisme
e. Liberalisme
Jawaban: B

3. Berikut ini yang termasuk definisi dari nasionalisme, kecuali...


a. Cinta tanah air, budaya, dan bahasa secara bersama-sama
b. Keinginan kemerdekaan politik dan keselamatan negara sebagai harga diri
bangsa
c. Sebuah dogma pengajaran terhadap individu untuk hidup demi bangsa dan
engara sendiri
d. Paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
e. Perubahan sosial masyarakat yang cepat dalam sendi kehidupan berbangsa
Jawaban : E

55
4. Perwujudan dari sikap patriotisme di bidang hankamnas dapat dilihat pada...
a. Ikut serta dalam memerangi musuh
b. Memberikan harta benda kepada negara
c. Membantu TNI dalam memberantas kejahatan
d. Berjuang untuk meraih cita-cita bangsa
e. Rela berkorban demi mempertahankan keamanan wilayah negara
Jawaban: E

5. Kewajiban warga negara dalam mewujudkan cita-cita negara berdasarkan amanat


UUD 1945 merupakan semangat nasionalisme yang dapat diupayakan melalui...
a. Kesadaran untuk berorganisasi dalam negara
b. Kesadaran untuk hidup bersama
c. Kesadaran untuk bernegara dan berusaha
d. Kesadaran untuk berbangsa dan bernegara yang tinggi
e. Kesadaran untuk persamaan hak dan kewajiban

Jawaban: D

56
06 BELA NEGARA

TUJUAN Mampu berperan aktif dalam mempertahankan eksistensi bangsa


DALAM dan negara
SKD

F. BELA NEGARA
1. Pengertian
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut.
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan
negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah
air yang sudah memberikan kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak seseorang
lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya mencari penghidupan.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
Negara.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
57
Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik
secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan
cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing
terhadap kedaulatan bangsa.
Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha
untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan
nasionalisme. Nasionalisme adalah rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam
proses berkehidupan dalam negara dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan
rasa cinta pada tanah air. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara
menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan
bangsa dan negara.
2. Unsur-unsur Bela Negara
Berikut ini merupakan unsur-unsur dasar bela negara, yaitu:
a. Cinta tanah Air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela Berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
3. Fungsi dan Tujuan Bela Negara
Terdapat beragam Fungsi bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menjaga keutuhan wilayah negara.
b. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman.
c. Merupakan panggilan sejarah.
d. Merupakan kewajiban setiap warga negara.
Terdapat beragam Tujuan bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
b. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara.
c. Melaksanakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
d. Melestarikan budaya.
e. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
4. Manfaat Bela Negara
Berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari bela negara:
a. Membentuk perilaku jujur, adil, tegas, tepat, dan kepedulian antar sesama.

58
b. Menghilangkan sikap negatif seperti tidak disiplin, egois, malas, boros dan
apatis.
c. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan.
d. Berbakti pada agama, orang tua dan bangsa.
e. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
f. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
g. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri.
h. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
i. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
j. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.
5. Implementasi Bela Negara dalam kehidupan Sehari-hari
Beberapa bentuk bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di
berbagai lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
b. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
c. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
d. Melestarikan budaya yang ada (lingkungan masyarakat)
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
f. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
g. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
h. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
i. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan
keluarga)

59
6. Dasar Hukum Bela Negara
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara adalah sebagai
berikut:
a. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
b. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
c. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
d. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
e. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
f. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
g. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
h. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

60
LATIHAN SOAL

1. Salah satu bentuk hak bela negara bagi warga negara Indonesia adalah...
a. Mempertahankan wilayah NKRI
b. Mewujudkan perilaku tertib dalam masyarakat
c. Memperoleh pendiidkan
d. Ikut serta dalam menjaga keamanan masyarakat
e. Berpegang teguh pada pedoman Pancasila

Jawaban: C

2. Esensi dari bela negara bagi masyarakat Indonesia adalah menjaga..


a. Nilai Pancasila
b. Kesatuan suku bangsa
c. Keberlangsungan hidup bangsa dan negara
d. Wilayah dari serangan pemberontakan
e. Kemerdekaan dan kedaulatan negara

Jawaban: C

3. Usaha untuk melepaskan diri dari negara kesatuan dikenal dengan...


a. Spionase
b. Agresi
c. Invasi
d. Separatisme
e. Konsolisme

Jawaban: D

4. Usaha bela negara dalam menghadapi ancaman nontradisional yang dilakukan oleh
negara berikut ini, kecuali...
a. Agresi militer
b. Penyelundupan Kayu
c. Ilegal fishing
d. Penangkapan peredaran obat terlarang
e. Penyelundupan flora dan fauna endemik

Jawaban : B

5. Dasas negara Indonesia dalam mengupayakan bela negara dilandasi dengan asas...
a. Kekeluargaan
b. Keadilan
c. Demokrasi
d. Monopoli
e. Kemakmuran

Jawaban: C

61
07 INTEGRITAS

TUJUAN Mampu menunjukkan sifat atau keadaan yang menjunjung tinggi


DALAM kejujuran, ketangguhan, kewibawaan, dan sebagai datu kesatuan.
SKD

G. INTEGRITAS
1. Pengertian
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas diartikan sebagai
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan memancarkan kewibawaan.
• Integritas di Indonesia, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia, Integritas dapat menyatukan keanekaragaman suku, agama, ras,
budaya dan bahasa yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Suku-suku yang
tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: suku Sunda, suku Batak, suku
Madura, suku Bugis, suku Betawi, suku Baduy, suku asmat, Suku dani, Suku
Ambon, suku Minangkabau, dan lain-lain.
Agama yang tersebar di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Ras yang tersebar di wilayah
Indonesia, diantaranya yaitu: ras Melayu Mongoloid, ras Weddoid, ras Negroid,
ras Papua Melanezoid
Budaya yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: tari daerah, lagu
daerah dan bahasa daerah. Bahasa yang tersebar di wilayah Indonesia,
diantaranya yaitu: bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Betawi, bahasa Madura,
bahasa Batak, bahasa Melayu, dan lain-lain.
Keanekaragaman unsur-unsur yang terdapat di wilayah Indonesia harus
disatukan dalam suatu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
semboyan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu tujuan) sehingga
tercipta Integritas (kesatuan yang utuh) yang dapat memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa sesuai dengan Pancasila.
• Integritas yaitu konsistensi atau keteguhan yang tidak bisa tergoyahkan dalam
menjunjung nilai-nilai keyakinan dan prinsip.

62
• Pengertian lain dari integritas adalah konsep yang menunjukkan konsistensi atau
keteguhan perbuatan dengan nilai-nilai dan prinsip.

2. Fungsi Integritas
a. Cognitive functions of integrity
Yang mencakup kecerdasan moral dan self insight. Sedangkan self insight itu
sendiri mencakup self knowledge dan self reflection. Artinya, integritas
fungsinya memelihara moral dan akhlak seseosran yang selanjutnya mendorong
dia untuk mempunyai pengetahuan yang luas.
b. Affective functions of integrity
Yang mencakup conscience dan self regard. Dalam konteks ini integritas
fungsinya memelihara nurani seseorang supaya tetap hanif sebagai seorang
hamba agar jelas perbedaan diantara dirinya dengan hewan. Seba secara biologis
manusian dan hewan, samasama memiliki hepar “hati”, tetapi hewan tidak
mempunyai qalb, sesuatu yang ada di diri setiap manusia.
3. Tujuan Integritas
a. Integritas adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan
b. Integritas menjadikan manusia bisa memimpin dan dipimpin
c. Integritas membuat lahirnya kepercayaan
d. Integritas bisa melahirkan prestasi
4. Manfaat Integritas
a. Manfaat Secara Fisik
Diri kita akan merasa fit, sehat dan bugar. Kita setiap saat merasa siap
melaksanaan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
b. Manfaat Secara Intelektual
Dengan mental dan pengetahuan kita bisa memaksimalkan kemampuan otak
kita
c. Manfaat Secara Emosional
Diri menjadi lebih penuh motivasi, sadar diri, empati, simpati, solidaritas tinggi,
dan penuh kehangatan emosional dalam interaksi kerja
d. Manfaat Secara Spiritual
Membuat diri seseorang menjadi lebih bijaksana dalam menilai segala sesuatu
termasuk pengalaman-pengalaman hidup, baik yang menyenangkan atau yang
tidak membuat senang seperti keberhasilan, kegagalan, dan penderitaan.

63
e. Manfaat Secara Sosial
Kita akan mampu membuat berkembang suatu hubungan baik satu sama lainya
dalam lingkungan masyarakat, bisa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
atau kegiatan yang menuntut kekompakan dan kerja sama yang baik,
mempunyai kepekaan hati dan perasaan untuk selalu memberi tempat untuk
orang lain.

64
LATIHAN SOAL

1. Maksud dari etika penegakan hukum berkeadilan adalah...


a. Menumbuhkan tertib sosial, ketenangan, dan peraturan hidup bersama
b. Meningkatkan kesadaran hukum bagi sesama tanpa pandang bulu
c. Persamaan di muka hukum
d. Kepastian hukum bagi seluruh warga negara
e. Bersumber pada Pancasila demi tercipta keadilan sosial
Jawaban: A
2. Berikut ini yang mencerminkan tindakan budaya korupsi terlihat pada, kecuali...
a. Seseorang menyerobot antrean tiket
b. Tidak membat KTP di kelurahan
c. Membuang sampah tidak pada tempatnya
d. Ikut dalam pembuatan SIM massal
e. Memberikan informasi palsu kepada negara
Jawaban: D
3. ASN dalam bertindak harus berlandaskan peraturan yang berlaku dan menjamin
kerahasiaan negara sesuai dengan sumpah jabatan yang melekat. Tindakan tersebut
dikenal dnegna istilah
a. Physiological approach
b. Philosophical approach
c. Legal and Constitusional approach
d. Sosiological approach
e. Religius approach
Jawaban: C
4. Nili dasar pribadi pemimpin KPK dengan kode etik meliputi, kecuali...
f. Terbuka dan transparan
g. Kebersamaan melaksanakan tugas
h. Integritas dan bermatab
i. Tangguh dan tegar
j. Disiplin dan berwibawa
Jawaban: E

65
5. Setiap warga negara berhak ikut serta dalam penyelenggaraan negara dengan proses
rekrutmen yang akuntabel, transparan, dan efisien. Untuk membentuk karakter
oenyeenggara negera yang baik dan berintegritas maka diperlukan..
a. Pelatihan Bela Negara
b. Kode Etik Penyelenggara Negara
c. Norma dasar
d. Sumpah setia jabatan
e. Tata tertib penyeleggara negara
Jawaban: B

66
08 BAHASA INDONESIA

TUJUAN Mampu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa


DALAM persatuan yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan
SKD bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

H. BAHASA INDONESIA
1. Pemahaman Bacaan
• Tes pemahaman bacaan merupakan salah satu bagian dari tes wawasan
kebangsaan
• Jenis pertanyaan yang terdapat pada tes pemahaman bacaan meliputi menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan, mencari gagasan utama dari
bacaan, menyatakan pendapat, dan merangkum atau menyimpulkan isi bacaan.
• Tes pemahaman bacaan bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam
memahami isi bacaan.
• Tujuan tes pemahaman bacaan mencakup keseluruhan tujuan membaca yang
terdiri dari:
2. membaca untuk memperoleh rincian atau fakta,
3. membaca untuk memperoleh ide utama,
4. membaca utnuk mengetahui urutan atau organisani cerita,
5. membaca untuk menyimpulkan,
6. membaca untuk mengelompokkan,
7. membaca untuk menilai,
8. membaca untuk membandingkan.
Keseluruhan tujuan membaca tersebut muncul sebagai varian pertanyaan tes
pemahaman bacaan.
• Bacaan atau teks yang muncul dapat berbentuk prosa, dialog, atau puisi. Namun,
bentuk teks yang biasa digunakan adalah prosa, khusunya prosa nonfiksi yang
dirujuk dari majalah, jurnal, surat kabar, buku pelajaran, dan lain-lain.

67
TIPS DAN TRIK PEMAHAMAN
BACAAN

a. Baca Pertanyaan terlebih dahulu


Peserta tes sebagai pembaca biasanya sudah merasa pusing atau stres ketika
melihat bacaan yang panjang. Oleh karena itu, sebagai langkah pertma bacalah
pertanyaan terlebih dahulu karena tidak semua pertanyaan memerlukan keseluruhan isi
bacaan utnuk menemukan jawaban. Misalnya, pada suatu pertanyaan peserta hanya
diminta menentukan gagsan utama paragraf kedua saja, maka peserta tidak perlu
membaca paragraf lainnya.
b. Bacalah bacaan dengan cepat dengan teknik scanning
Teknik membaca scanning adalah membaca suatu informasi dimana bacaan
tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan melibatkan imajinasi, sehingga dalam
memahami bacaan tersebut seseorang dapat menghubungkan kalimat yang satu dengan
kata-kata sendiri. Jadi dalam teknik ini tidak seluruh kata/kalimat dibaca melainkan kata-
kata yang menjadi kunci dari bacaan.
Berikut adalah bagian-bagian yang dapat dilompati antara lain :
a. Bagian yang sudah pernah kita baca dari sumber lain, biasanya bagian ini berupa
pengetahuan umum dan lainnya.
b.Bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membaca.
c. Bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasi.
d.Bagian yang merupakan ringkasan bab/paragraf sebelumnya.
c. Umumnya ide atau gagasan utama bacan berada di awal paragraf. Jika di akhir, biasanya
berupa kalimat simpulan yang diawali kata hubung: jadi, dengan dimikian, intinya, dan
lain-lain.
Ide atau gagasan utama suatu baacn terletak pada kaliat utama suatu paragraf. Ingat,
klaimat utama bisa terletak di awal atau di akhir bahkan keduanya (campuran). Ide atau
gagasan utama dapat diambil dari intik kalimat utama, yaitu dengan menentukan inti
subjek dan itni predikat kalimat tersebut. Setalah adanya kalimat uatama akan
dilanjutkan dengan kalimat penjelas jika kalimat utama berada di awal.
d. Carilah ide pokok mas ing-masing paragraf dan susun runtut jika akan merangkum
bacaan
e. Misalnya:

68
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berati kegiatan itu dilandasi oleh metode penelitian.
Menurut Jujun S, metode keilmuan merupakan gabungan dari pendekatan rasional
dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis.
Pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Dengan cara yang ilmiah, diharapkan data yang akan diperoleh data yang objektif,
valid dan reliabel. Objektif berarti semua akan memberikan penafsiran sama; valid
berarti adanya ketepatan atara dta yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terrjadi
pada objek sesungguhnya; dan reliabel berati adanya ketepatan atau konsistensi data yang
diambil dari waktu ke waktu.
➢ Dari kutipan bacaan di atas dapat ditentukan ide atau gagasan utama paragraf pertama
adalah Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertent.
➢ Ide atau gagasan utama paragra kedua adalah Menurut Jujun S, metode keilmuan
merupakan gabungan dari pendekatan rasional dan empiris.
➢ Ide atau gagasan paragraf ketiga adalah Dengan cara yang ilmiah, diharapkan data
yang akan diperoleh data yang objektif, valid dan reliabel.
➢ Dari ketiga ide atau gagasan utama tersebut, maka rangkuman bacaan dapat disusun
menjadi: Metode penelitian dapat dilandasi metode keilmuan, yaitu dilakukan dengan
menggabungkan pendekatan rasional dan empiris agar dapat menghasilkan data
yang objektif, valid, dan reliabel.
f. Carilah pesan (intisari) tersirat dalam bacaan jika akan menentukan judul, tema, atau
simpulan
g. Judul harus sesuai tema, singkat, menarik, dan logis
Misalnya:
Dari bacaan di atas dapat diketahui bahwa intisari (tema
h. Pahami benar isi bacaan sebelum menanggapinya. Kritiklah dengan bahasa yang sopan
dan alasan yang logis.
i. Ciri-ciri opini: ada kata prediktif, berupa pendapat, bersifat subjektif, belum terjadi
j. Kata prediktif diantaranya muncul: menurut, bila, jika, kalau, asal, akan, agar, harus,
mungkin, sekitar.

69
2. PUEBI
a. Ejaan
1) Huruf Kapital
Salah satu materi yang berkaitan dengan bahasa Indonesia yaitu mengenai
penggunaan huruf kapital. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) terdapat ketentuan-ketentuan mengenai penggunaan
huruf kapital yang akan kita jadikan acuan dalam rangkuman materi kali ini
dalam rangka menghadapi TWK CPNS yang direncanakan akan
menggunakan soal tipe HOTS.
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Ayah membaca koran, Bagaimana caranya?, Kita harus saling
menghormati.
Bila kita perhatikan contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa setiap huruf
pertama awal kalimat (huruf a pada kata ayah, huruf b pada kata
bagaimana dan huruf k pada kata kita) menggunakan huruf kapital.
Alasannya, karena huruf-huruf tersebut merupakan huruf pertama awal
kalimat sehingga ditulis menggunakan huruf kapital.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh unsur nama orang: Ismail Marzuki sedang membaca majalah,
Ahmad Sanusi sedang tidur, Dewi Komalasari sedang memasak.
c) Huruf kapital tidak dipakai apabila unsur nama orang digunakan sebagai
nama jenis atau nama satuan.
d) Contoh: Ayah sedang memperbaiki mesin diesel 10 watt 100 ohm
Bila kita perhatikan, bahwa nama jenis (diesel) tidak ditulis dalam huruf
kapital meskipun berasal dari unsur nama orang (Rudolf Diesel),
begitupula dengan nama satuan (watt dan volt) tidak ditulis dalam huruf
kapital meskipun berasal dari unsur nama orang (James Watt dan Georg
Simon Ohm). Alasannya, karena huruf-huruf tersebut adalah huruf
pertama pada nama jenis atau nama satuan sehingga tidak ditulis dengan
huruf kapital.

70
e) Huruf kapital tidak dipakai apabila unsur nama orang atau nama julukan
terdapat kata yang bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, van atau
huruf pertama kata tugas maka penulisannya tidak menggunakan huruf
kapital.
Contoh: Muhammad Sudais bin Abdul Aziz, Siti Nur Fatimah binti
Hasan
f) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Ayah bertanya,”Bagaimana cara membuat kue?”
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh: Ayam Jantan dari Timur adalah julukan dari Sultan Hasanuddin
h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh: Gubernur
Jawa Barat sedang berpidato.
i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. Contoh: Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
Indonesia.
j) Huruf kapital tidak dipakai apabila nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa menjadi bentuk dasar kata turunan. Contoh: Unduh adalah salah
satu contoh pengindonesiaan kata asing untuk download.
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
haris besar atau hari raya. Contoh: Salah satu ciri dari tahun Kabisat
adalah angka tahunnya bisa dibagi angka empat.
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah. Contoh: Jepang menyerah pada sekutu pada akhir Perang Dunia
II.
m) Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
peristiwa sejarah tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh: Perlombaan
senjata antar negara dapat membawa risiko terjadinya perang dunia.
n) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.. Contoh:
Bandung, Pulau Jawa

71
o) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Contoh: S.E. = sarjana ekonomi, M.Si. = magister
sains
p) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan. Contoh: Ahmad bertanya, “Kapan Ibu
pulang?”
q) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Bagaimana cara Anda membuat benda itu?
2) Huruf Miring
a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pusataka.
Misalnya:
1) Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis
2) Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
3) Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
4) Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian, kata, kelompok kata dalam kalimat
Misalnya:
1) Huruf terakhir kata abad adalah d.
2) Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3) Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
4) Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
c) Huruf miring dipakai untuk menuiskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
a) Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing
yang berkunjung ke Aceh.
b) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
c) Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.

72
d) Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia.
3) Pemenggalan Kata
a) Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: bu-ah, ma-in, ni-at.
b) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan
huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: ba-pak, la-wan
c) Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: Ap-ril, cap-lok, makh-luk
d) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan
di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: ul-tra, in-fra, ben-trok
e) Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk
dasar dan unsur pembentukannya. Misalnya: pem-bentuk
f) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pada kata dasar. Misalnya: me-nga-rang
g) Pemenggalan bersisipan dilakukan seperti kata dasar. Misalnya: ge- lem-
bung.
h) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakuka di
antara unsur-unsur itu. Misalnya: biografi : bio-grafi

4) Kata Depan dan Awalan


Kata depan seperti di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya: Di mana dia sekarang?, Kain itu disimpan di dalam lemari, Dia
ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
5) Penulisan Partikel
a) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya

73
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke
rumahku.
Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis
serangkai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
c) Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

b. Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya: Mereka duduk di sana. Dia akan datang pada pertemuan itu.
b. Tanda titik dipakai pada belakang angka atau huruf dalam satu bagan,
ikhtisar, atau daftar.

74
c. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit.
Misalnya: Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta:
Gramedia.

d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya


yang menunjukkan jumlah.
Misalnya: Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang mendahului induk
kalimatnya
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
d. Tanda koma dipakai di belakang atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti, oleh karena itu, jadi, dengan dimikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya: Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia
memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya,
wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu,
Dik, atau Nak.
Misalnya:

75
O, begitu?
Wah, bukan main!
Dia baik sekali, Bu.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dan bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini."
"Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena manusia
adalah makhluk sosial."
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung
yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari
bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya: "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya
6, Jakarta
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setata yang satu dari kalimat setara yang lain
di dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
b. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya: berkewarganegaraan Indonesia; berijazah sarjana S-1;
c. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya
Agenda rapat ini meliput:
• pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

76
• penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program
kerja; dan
• pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Misalnya: Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
b. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan: kursi, meja, dan lemari.
c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:Ketua : Ahmad Wijaya
d. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya: Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
e. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
5. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya
c. Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
6. Tanda Hubung(-)
a. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.

77
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulamg
Misalnya: anak-anak
c. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun
yang dinyatakan dengan angka menyambung huruf dalam kata yang
dieja satu-satu. Misalnya: 11-11-2013
d. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan .Misalnya: ber-evolusi, meng-ukur
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
Misalnya:
Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia)
Ke- dengan angka (peringkat ke-2)
Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika
angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya: BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia)
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya: di-sowan-i (bahasa Jawa, 'didatangi')
g. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi
objek bahasan.
Misalnya: Kata pasca- berasal dari bahasa Sansekerta.
3. Nilai-Nilai dalam Cerpen
Cerpen dan Novel adalah salah satu karya sastra. Biasanya di dalam karya
sastra ada banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa kita ambil, yaitu nilai
moral, sosial, religius, dan lain-lain. Berikut adalah 11 Nilai Kehidupan dalam
Cerpen/Novel yang perlu peserta pahami dalam mementukan nilai yang terkandung
dalam cerpen/novel.
a. Nilai Moral
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya.

78
Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan
antartokoh, dialog, dan lain-lain.
b. Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
masalah sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial
antar-manusia). Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran
hubungan antar-tokoh.
c. Nilai Religius
Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui
dengan simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan
penggambaran nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat
universal.
d. Nilai Budaya
Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat
istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini
dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara
tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada
tempat para tokoh.
e. Nilai Pendidikan/Edukatif
Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan
dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa
juga berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang
pendidikan/pengajaran.
f. Nilai Etika
Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan
santun dalam aspek kehidupan. Merupakan bagian dari nilai moral.
g. Nilai Estetika
Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam,
keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh.
h. Nilai Politik
Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha
warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan

79
kebijakan di masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai
tingkat dalam negara.
i. Nilai Patriotik/Perjuangan
Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan jiwa
kepahlawanan atau suatu perjuangan (misalkan perjuangan hidup, semangat
yang membara, cinta tanah air, dan lain-lain).
j. Nilai Psikologi
Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
kondisi kejiwaan tokoh (misalkan antisosial, depresi, keterbelakangan mental,
shock, halusinasi, delusi, emosi yang berlebih, gangguan kejiwaan, dan lain-
lain)..
k. Nilai Ekonomi
Nilai Ekonomi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
status/kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam
masyarakat.

80
LATIHAN SOAL

1. Tugas utama seorang guru adalah mengajar siswa di sekolah, bukan memberi les
tambahan di rumah. Fokus pada pemberian les di rumah akan berpengaruh pada efisiensi
pendidikan, dan bukan tidak mungkin akan menurunkan kualitas dedikasi seorang guru.
Pemberian les tambahan sebaiknya dilakukan hanya untuk meningkatkan kualitas siswa
yang kurang, dan bukan sebagai sarana menambah penghasilan.
Ide pokok dari paragraf tersebut adalah ...
a. Fokus utama seorang guru adalah mengajar siswa di sekolah
b. Fokus pada pemberian les tambahan di rumah akan berpengaruh terhadap efisiensi
pendidikan
c. Pemberian les tambahan akan menurunkan kualitas dedikasi seorang guru
d. Pemberian les tambahan adalah sarana menambah penghasilan
e. Pemberian les tambahan akan meningkatkan kualitas dedikasi seorang guru
Pembahasan
Jawaban A :
Ide pokok adalah gagasan pokok dari sebuah paragraf. Ide pokok dari paragraf tersebut
adalah tentang tugas utama seorang guru, yaitu mengajar di sekolah.
2. Pak Budi bekerja sebagai guru sekolah dan dia wajib mengajar setiap hari senin sampai
sabtu dengan mengemban banyak tugas dan tanggung jawab sebagai guru yang wajib
dikerjakannya. Ketika pak Budi pulang ke rumah, istri pak budi mengeluh dan meminta
uang untuk pembayaran spp anaknya yang sudah jatuh tempo, istri pak budi juga bilang
uang gaji bulanan yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
rumah tangganya sehingga istri pak budi sering berhutang beras dan lauk pauk di warung
tetangga.
Nilai sosial pada cerita di atas adalah...
a. Istri pak budi tidak baik menyambut suami pulang kerja dengan keluhan
b. Seorang gutu harus bisa mencari pekerjaan tambahan
c. Pemerintah harus memerhatikan kesejahteraan guru
d. Tindakan istri pak Budi yang sering mengutang di tetangga kurang baik
e. Pak Budi adalah guru yang mengabdikan dirinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
Pembahasan
Jawaban D

81
Nilai Sosial adalah nilai yang berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia
dengan masyarakat (interaksi sosial antar-manusia). Berdasarkan cerita di atas yang
berkaitan dengan hubungan atar manusia dengan masyarakat adalah ketika istri pak Budi
sering berhutang pada tetangga.

Bacalah teks berikut ini untuk soal nomer 3-7


Migrasi paus telah lama menjadi aktivitas rutin mamalia laut ini. Namun, selama ini
ilmuwan juga masih mencari alasan paus bermigrasi. Biasanya, orang-orang yang
melakukan perjalanan melintasi lautan untuk mencari air hangat yang dapat menjadi spa
alami, yakni dengan berwisata di resort-resort dekat pantai. Ternyata dalam sebuah
penelitian, paus juga melakukan migrasi tahunan dengan alasan yang hampir sama.
Selama ini, para ilmuwan telah lama bertanya-tanya mengapa paus-paus bertubuh besar,
seperti keluarga paus balin bermigrasi hingga sejauh 18.840 kilometer setiap tahunnya.
Paus-paus balin seperti paus bungkuk, paus biru, hingga paus sperma dan paus
pembunuh selalu melakukan perjalanan dari perairan kutub ke perairan laut tropis yang
lebih hangat. Sebelumnya, para peneliti menduga, setelah makan di Kutub Utara atau
Antartika, paus melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk melahirkan dan menjauh dari
memangsa.
Untuk mengetahui alasan sebenarnya dari migrasi paus, tim peneliti yang dipimpin
Robert Pitman, ahli ekologi kelautan di Marine Mammals Institute di Oregon State
University, menyebarkan 62 penanda satelit pada empat jenis paus pembunuh yang
menghuni perairan di Antartika. Setelah melacak paus, selama lebih dari delapan musim
panas, para ilmuwan ditemukan beberapa perjalanan sejauh 9.400 kilometer ke barat
Samudera Atlantik Selatan.
Perjalanan itu dilakukan bolak-balik hanya dalam 42 hari. Akan tetapi paus-paus
ini tidak menjadikan perjalanan ini untuk melahirkan. Para peneliti juga melihat
adanya aktivitas paus yang serupa dengan apa yang dilakukan manusia. Paus-paus
ini melepaskan sel kulit luar. Namun, saat di lautan Antartika yang dingin, tampaknya
paus tidak bisa melepas atau mengganti kulitnya. [ … ], paus membangun lapisan diatom
mikroskopis yang tebal. Di mana lapisan ini dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri
berbahaya yang dapat berdampak buruk bagi paus pembunuh dan paus balin.
Pada paus pembunuh, peneliti melihat adaptasi yang dilakukan mamalia laut ini saat
berada di perairan Antartika yang dingin. Mereka menyimpulkan untuk menghemat panas
tubuh saat di perairan dingin, paus pembunuh akan mengalihkan aliran darah dari kulit

82
mereka. Hal ini menyebabkan perlambatan regenerasi sel kulit dan akhirnya mendorong
paus ke perairan yang lebih hangat. Di mana di perairan ini, metabolisme memungkinkan
mereka untuk berganti kulit.(Diadaptasi dari : sains.kompas.com)
3. Judul yang paling tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ….
a. Alasan Paus Bermigrasi
b. Manfaat Migrasi bagi Paus
c. Perubahan Habitat Paus Pembunuh
d. Penelitian Terhadap Perkembangan Paus
e. Dampak Lautan
Pembahasan
Jawaban :A
Judul merupakan kepala karangan yang diletakkan pada bagian atas sebuah teks. Judul
yang baik adalah judul yang mampu mewakili keseluruhan isi karangan. Secara
keseluruhan, teks tersebut berisi penelitian tentang alasan paus melakukan migrasi.
Sebelumnya, para peneliti menduga, setelah makan di Kutub Utara atau Antartika, paus
melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk melahirkan dan menjauh dari pemangsa.
Akan tetapi, paus-paus ini tidak menjadikan perjalanan ini untuk melahirkan. Para peneliti
juga melihat adanya aktivitas paus yang serupa dengan apa yang dilakukan manusia. Paus-
paus ini melepaskan sel kulit luar. Dengan demikian, judul yang tepat untuk melengkapi
teks tersebut adalah Alasan Paus Bermigrasi.
4. Kata yang salah digunakan pada paragraf pertama adalah ….
a. Aktivitas
b. Ilmuwan
c. Melintasi
d. resort-resort
e. bertanya-tanya
Jawaban: D
Pembahasan:
Untuk menemukan kata yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman isi bacaan
serta penalaran kebahasaan. Dari segi penggunaan kata di dalam paragraf, tidak terdapat
kata yang salah. Namun, dari segi penulisan, terdapat satu kata yang salah pada paragraf
pertama, yaitu kata resort-resort. Kata resort-resort merupakan kata tidak baku. Oleh
karena itu, penulisannya harus diganti dengan kata resor-resor yang memiliki arti
“daerah kecil”.

83
5. Kata berimbuhan yang salah digunakan pada paragraf kedua adalah ….
a. Melakukan
b. Perjalanan
c. Perairan
d. Menduga
e. memangsa
Jawaban: E
Pembahasan:
Untuk menemukan kata berimbuhan yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman
isi bacaan serta penalaran kebahasaan. Dari segi penulisan, tidak terdapat kata
berimbuhan yang salah pada paragraf kedua. Namun, terdapat satu kata yang
penggunaannya tidak tepat, yaitu kata memangsa. Menurut KBBI,
kata memangsa merupakan kata kerja yang berarti “memakan”. Akan tetapi, dalam
kalimat seharusnya dijelaskan bahwa paus melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk
melahirkan dan menjauh dari pemangsa. Dengan demikian, penggunaan kata yang tepat
adalah pemangsa yang berarti “pemakan”.
6. Dalam kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya ditulis pada ….
a. setelah kata tetapi
b. sebelum kata tidak
c. setelah kata peneliti
d. sebelum kata aktivitas
e. sebelum kata dilakukan
Jawaban: A
Pembahasan:
Dalam kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya ditulis pada setelah kata akan
tetapi. Kata akan tetapi merupakan konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat
adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Penulisan
yang tepat adalah tanda koma ditulis setelah konjungsi antarkalimat. Oleh sebab itu,
jawaban yang tepat adalah pilihan A.
7. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat keenam paragraf keempat adalah ….
a. Jadi
b. Tetapi
c. Sebaliknya

84
d. oleh karena itu
e. dengan demikian
Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk menemukan kata yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman isi bacaan
serta penalaran kebahasaan. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat keenam paragraf
keempat adalah sebaliknya. Kata sebaliknya adalah kata yang digunakan untuk
menunjukkan makna yang berkebalikan dari pernyataan sebelumnya.
Kata sebaliknya tepat untuk melengkapi kalimat keenam karena kalimat keenam
merupakan pernyataan yang berlawanan dari kalimat kelima.
8. (1) Kita harus mewaspadai adanya bentuk peperangan asimetris. (2) Sekalipun metode
peperangan asimetris dilakukan secara nonmiliter, daya hancur yang dihasilkan perang
ini tidak kalah atau bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada perang militer. (3) Perang
ini memiliki medan atau lapangan tempur luas yang meliputi segala aspek kehidupan,
yaitu geografis, demografis, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan. (4) Dalam perang asimetris terdapat tiga tahapan yang
memungkinkan kita mengetahui apakah hal tersebut memang perang asimetris atau
bukan. (5) Pertama, menebar sebuah isu. (6) Kedua, setelah tahap pertama berhasil, isu
ditingkatkan menjadi sebuah tema atau agenda. (7) Ketiga, jika agenda berhasil, barulah
skema asli akan keluar.
Kalimat manakah yang merupakan simpulan dari isi teks di atas?
a. Kita harus mewaspadai bentuk peperangan asimetris yang polanya dapat dikenali
melalui tiga tahap.
b. Segala aspek kehidupan yang dipengaruhi perang asimetris.
c. Tiga tahapan untuk mengetahui apakah suatu hal disebut perang asimetris atau bukan.
d. Indonesia sangat rentan menuju peperangan asimetris yang dampaknya begitu
dahsyat.
e. Daya hancur yang lebih dahsyat dari perang asimetris.
Jawaban: A
Pembahasan:
Simpulan adalah ringkasan informasi inti dalam sebuah teks. Di dalam teks yang terdiri
atas dua paragraf atau lebih, simpulan biasanya dapat ditentukan berdasarkan gagasan
utama. Gagasan utama teks di atas terdapat pada kalimat (1) dan (4): (1) kita harus
mewaspadai adanya bentuk peperangan asimetris; (4) dalam perang asimetris terdapat

85
tiga tahapan yang memungkinkan kita mengetahui apakah hal tersebut memang perang
asimetris atau bukan.
Simpulan yang tepat berdasarkan gagasan utama di atas ada pada kalimat: kita harus
mewaspadai bentuk peperangan asimetris yang polanya dapat dikenali melalui tiga tahap.
9. (1) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) merilis indeks kerawanan pemilu
(IKP) pemilihan kepala daerah 2018. (2) Itu merupakan upaya Bawaslu melakukan
pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi pelanggaran dan kerawanan pilkada
2018. (3) Bawaslu menyusun IKP menggunakan tiga aspek utama, yakni
penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi. (4) Tiga aspek utama itu merupakan alat
ukur penyelenggaraan pemilu yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat.
(5) Dimensi kontestasi mencakup subyek peserta pemilu, meliputi partai politik dan
kandidat. (6) Dalam dimensi ini dilihat seberapa adil dan setara proses pertarungan
berlangsung di antara para kontestan. (7) Dimensi kedua adalah partisipasi, yaitu
menyangkut subyek masyarakat sebagai pemilih, bagaimana hak masyarakat dijamin
serta mereka diberi ruang berpartisipasi untuk mengawasi proses pemilu. (8) Dimensi
ketiga adalah penyelenggaraan terkait dengan integritas dan profesionalitas
penyelenggara dalam menjamin pemilu berjalan jujur, adil, dan demokratis. (9) IKP telah
disusun sejak pemilihan legislatif 2014. (10) Akan tetapi, IKP pilkada 2018
disempurnakan agar lebih sederhana.
Penulisan kata yang tidak mengikuti kaidah ejaan terdapat pada kalimat…
a. 2
b. 9
c. 4
d. 5
e. 8
Jawaban: D
Pembahasan:
Kalimat 5:
Dimensi kontestasi mencakup subyek peserta pemilu, meliputi partai politik dan
kandidat.
Pada kalimat tersebut, terdapat kata yang tidak baku atau tidak sesuai ejaan, yakni
kata subyek. Kata baku yang sesuai dengan kamus adalah subjek.

86
10. Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian peserta didik.
Pembentukan tersebut dapat dilakukan dengan model langsung dan inkulkasi. Model
langsung adalah pembentukan moral melalui bidang ajar yang terkait langsung dengan
pendidikan karakter seperti agama dan budi pekerti, sedangkan model inkulkasi adalah
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui bidang-bidang yang tidak terkait
langsung, seperti bidang sains, teknologi, sosial. seni, dan olahraga. Idealnya, setiap mata
pelajaran mempengaruhi cara berpikir dan bertindak peserta didik sehingga ikut
membentuk karakter.
Masalah utama paragraf di atas adalah…
a. Pengaruh karakter terhadap cara berpikir peserta didik.
b. Model-model pendidikan karakter di sekolah.
c. Pembentukan kepribadian peserta didik.
d. Perlunya pendidikan karakter di sekolah-sekolah.
e. Penanaman karakter melalui pendidikan di sekolah
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari seluruh opsi, yaitu pembentukan, penanaman, model-model,
perlunya, dan pengaruh, kata yang paling banyak dibahas
adalah pembentukan/membentuk. Kata tersebut diulang pada setiap kalimat. Oleh karena
itu, masalah utama pada paragraf di atas adalah pembentukan kepribadian peserta didik.

87
SHARING PENGALAMAN
SELEKSI CPNS

Halo semua pejuang CPtfS!


Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya pada saat mengikuti Seleksi
penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Perkenalkan nama saya Titin, pada tahun 2019 saya
mengikuti seleksi CPNS di wilayah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, NTB dengan
formasi terampil Bidan. Sebenarnya ini adalah kali kedua saya mengikuti seleksi yang
sebelumnya gagal pada tahap perangkingan di tahun 2018. Karena kegagalan inilah yang
menjadi saya lebih semangat dan tidak ingin gagal lagi.
Saya mulai mempersiapkan diri saat instansi pemerintah mengumumkan penerimaan
CPNS. Dimulai dari seleksi administrasi, saya mempersiapkan berkas sesuai yang diinginkan
oleh instansi. Pastikan bahawa tidak ada yang terlewat dan semua telah sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan, bahkan hal-hal sepele seperti background foto
(merah/biru).
Selanjutnya persiapan untuk SKD, sebelum memulai persiapan SKD saya sudah
pasang niat dan yakin untuk mendapatkan nilai tertinggi SKD pada formasi saya agar tidak
gagal lagi pada tahap perangkingan. Berawal dari niat itulah saya mempersiapkan belajar dari
jauh-jauh hari sekitar 3 bulanan untuk mempersiapakan tes SDK. Karena tes SKD meliputi
TWK, TIU, dan TKP dimana materi yang dipelajari juga sangat banyak sehingga saya
membuat jadwal belajar pada saat itu agar pembelajaran lebih terkontrol dan berkelanjutan.
Selain belajar menggunkaan buku, saya juga perbanyak sumber melalui kanal youtube dan
aplikasi berbayar dimana itu juga sangat membantu untuk memahami materi. Jangan lupa
ketika sudah mempelajari materi maka harus ada latihan untuk mengukur sudah sejauh mana
pemahaman kita dengan materi.
Saya sarankan untuk kalian perbanyak mengikuti tryout online yang menggunakan
sistem waktu sehingga nanti ketika ujian sudah terbiasa untuk menyesuaikan waktu
pengerjaan. Untuk urutan pengerjaan TWK, TIU, dan TKP, saya mengerjakan sesuai urutan
soal yang tertera di komputer, tidak mendahulukan TKP atau TIU terlebih dahulu. Sebelum
berangkat tes jangan lupa minta doa kedua orangtua agar segala urusan kita anantinya
diperlancar.
Setelah selesai mengikuti SKD kemudian hasil akan langsung keluar pada layar
monitor komputer. Setelah menunggu pengumuman hasil SKD keluar saya mendapat nilai

88
tertinggi pada formasi saya seperti niat dan doa saya sebelumnya dan Alhamdulillah nya lagi
hal ini berlanjut hingga SKB dan mendapat nilai tertinggi kembali.
Nah, itu dia sharing pengalaman saya saat mengikuti seleksi CPNS tahun 2019. Buat
kalian yang akan mengikuti seleksi CPNS, ingat bahwa persiapan itu sangat penting dan
teman-teman pejuan jangan cepat puas, terus cari sumber pembelajaran yang bisa
meningkatkan pengetahuan teman-teman tentang materi yang akan diujikan. Selamat berjuang!

89

Anda mungkin juga menyukai