Anda di halaman 1dari 8

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN

1. Ruas jalan Purwodadi – Solo


- Kelas jalan : II
- Status jalan : Provinsi
- Fungsi jalan : Arteri
- Lebar jalan : 5 meter
- Lebar bahu jalan : - Kanan : 2 meter
- Kiri : 2 meter
- Lebar drainase : 0,5 m (ki) & 0,5 m (ka)
- Kelandaian : 1,5 %
- Pola arus lalu lintas : Dua arah berlawanan
- Jumlah jalur : Dua jalur tidak dipisah (2/2 UD)
- Tipe perkerasan bahu jalan : Tanah
- Konstruksi perkerasan jalan : Aspal (Flexible Pavement)
- Kualitas permukaan jalan : Baik
- Marka jalan : Marka median dalam kondisi tipis, tidak ada marka batas tepi
jalan
- Perlengkapan jalan : Minim
- Penerangan jalan umum : Tidak ada

Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan

PERMASALAHAN
A. Dilihat dari segi jalan dengan lebar hanya 5m namun memiliki kelas jalan II yang dilewati
kendaraan maksimal dengan lebar 2,5m dan kondisi jalan 2/2 UD tentunya hal tersebut menjadi
begitu sempit, hal ini juga tidak sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dimana Jalan
Arteri harus memiliki lebar minimal 11m.
B. Dilihat dari perlengkapan jalan, perlengkapan jalan minim (sangat kurang) seperti Rambu LL
sebagai sumber informasi pengguna jalan, warna RPJ yang salah yaitu berwarna coklat (pada
gambar), PJU tidak ada, tidak ada warning bahwa adanya simpang tiga dan tikungan pada lokasi,
dan kondisi penempatan marka yang salah dan tidak adanya marka batas tepi.
C. Dilihat dari bahu jalan, kondisi perkerasan tidak rata (ada kerikil dan ada tanah).

REKOMENDASI
A. Untuk Jalan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu
dengan lebar 11m atau dengan melakukan pelebaran minimal dengan perhitungan {2,5m (lebar
kendaraan roda 4) + 0,75 (lebar kendaraan roda 2)} x 2 (jumlah lajur) diperoleh lebar minimal
6,5m.
B. Untuk perlengkapan jalan dilakukan pengadaan rambu LL seperti rambu peringatan terdapat
simpang yang berjarak 80m sebelum lokasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan
Dirjen Hubdat, rambu dilarang parkir didaerah simpang dan ruas jalan agar tidak menjadi
hambatan samping atau tundaan dan tidak menjadi hazard, rambu RPJ berwarna hijau. Kemudian
melakukan pengadaan PJU pada sisi jalan atau cateyes/solar cellataupun reflector pada marka
jalan dan pengadaan guardrail pada tikungan untuk mengurangi potensi kecelakaan yang parah
dan pengadaan rumble street sebelum persimpangan dan sebelum tikungan sebagai peringatan
aktif kepada pengguna jalan.
C. Untuk bahu jalan dilakukan pemerataan perkerasan bahu jalan, sebaiknya menggunakan rigid atau
aspal.

2. Ruas jalan Cepu – Randublatung


- Kelas jalan : II
- Status jalan : Provinsi
- Fungsi jalan : Kolektor Sekunder
- Lebar jalan : 4,5 meter
- Lebar bahu jalan : - Kanan : -
- Kiri : -
- Lebar drainase : 0,5 m (ki) & 0,5 m (ka)
- Kelandaian : 1,5 %
- Pola arus lalu lintas : Dua arah berlawanan
- Jumlah jalur : Dua jalur tidak dipisah (2/2 UD)
- Tipe perkerasan bahu jalan :
- Konstruksi perkerasan jalan : Aspal (Flexible Pavement)
- Kualitas permukaan jalan : jalan berlubang
- Marka jalan : Marka median dalam kondisi tidak ada,
marka batas tepi jalan tidak ada
- Perlengkapan jalan : Tidak ada
- Penerangan jalan umum : Tidak ada

Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan


PERMASALAHAN
A. Dilihat dari segi jalan dengan lebar hanya 4,5m namun memiliki kelas jalan II yang dilewati
kendaraan maksimal dengan lebar 2,5m dan kondisi jalan 2/2 UD tentunya hal tersebut tidak cukup
lebar, hal ini juga tidak sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dimana Jalan Arteri
harus memiliki lebar minimal 9m, disamping itu kondisi perkerasan jalan rusak dan berlubang.
B. Dilihat dari perlengkapan jalan, perlengkapan jalan tidak ada seperti Rambu LL sebagai sumber
informasi pengguna jalan, tidak ada tikungan kearah kiri pada lokasi, dan kondisi marka jalan tidak
ada baik marka tengah ataupun marka tepi. Kemudian PJU juga tidak ada.
C. Dilihat dari bahu jalan, tidak ada bahu jalan.

REKOMENDASI
A. Untuk Jalan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu
dengan lebar 9m atau dengan melakukan pelebaran minimal dengan perhitungan {2,5m (lebar
kendaraan roda 4) + 0,75 (lebar kendaraan roda 2)} x 2 (jumlah lajur) diperoleh lebar minimal
6,5m dan melakukan perbaikan perkerasan jalan yang rusak dan berlubang (overlay).
B. Untuk perlengkapan jalan dilakukan pengadaan rambu LL seperti rambu sevron yang dipasang
pada tikungan sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan Dirjen Hubdat, dipasang rambu
tikungan berjarak 80m sebelum lokasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan Dirjen
Hubdat, rambu dilarang parkir didaerah simpang dan tikungan agar tidak menjadi hambatan
samping dan tidak menjadi hazard, rambu peringatan hati-hati melihat potensi pada lokasi
merupakan daerah rawan kecelakaan. Kemudian melakukan pengadaan PJU pada sisi jalan
atau cateyes/solar cell ataupun reflector pada marka jalan dan pengadaan guardrail pada tikungan
untuk mengurangi potensi kecelakaan yang parah dan pengadaan rumble street sebelum tikungan
sebagai peringatan aktif kepada pengguna jalan.
C. Untuk bahu jalan dilakukan pengadaan bahu jalan dengan perkerasan bahu jalan menggunakan
rigid atau aspal. Guna sebagai tempat berhenti apabila terjadi keadaan darurat bagi pengguna jalan.

3. Ruas jalan Ngadirejo - Pacitan


- Kelas jalan : II
- Status jalan : Provinsi
- Fungsi jalan : Arteri Sekunder
- Lebar jalan : 5 meter
- Lebar bahu jalan : - Kanan : 1 mtr
- Kiri : 1 mtr
- Lebar drainase : Tidak ada
- Kelandaian :2%
- Pola arus lalu lintas : Dua arah berlawanan
- Jumlah jalur : Dua jalur tidak dipisah (2/2 UD)
- Tipe perkerasan bahu jalan : Tanah
- Konstruksi perkerasan jalan : Aspal (Flexible Pavement)
- Kualitas permukaan jalan : jalan berlubang
- Marka jalan : Marka median tidak ada,
marka batas tepi jalan tidak ada
- Perlengkapan jalan : Tidak ada
- Penerangan jalan umum : Tidak ada

Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan

PERMASALAHAN
A. Dilihat dari segi jalan dengan lebar hanya 5m namun memiliki kelas jalan II yang dilewati
kendaraan maksimal dengan lebar 2,5m dan kondisi jalan 2/2 UD tentunya hal tersebut tidak cukup
lebar, hal ini juga tidak sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dimana Jalan Arteri
harus memiliki lebar minimal 11m, disamping itu kondisi perkerasan jalan berlubang.
B. Dilihat dari perlengkapan jalan, perlengkapan jalan tidak ada seperti Rambu LL sebagai sumber
informasi pengguna jalan, tidak ada tikungan kearah kiri pada lokasi, dan kondisi marka jalan tidak
ada baik marka tengah ataupun marka batas tepi. Kemudian PJU juga tidak ada dan drainase tidak
ada.
C. Dilihat dari bahu jalan, tidak ada perkerasan karena ditumbuhi rumput (pada gambar).

REKOMENDASI
A. Untuk Jalan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu
dengan lebar 11m atau dengan melakukan pelebaran minimal dengan perhitungan {2,5m (lebar
kendaraan roda 4) + 0,75 (lebar kendaraan roda 2)} x 2 (jumlah lajur) diperoleh lebar minimal
6,5m dan melakukan perbaikan perkerasan jalan yang berlubang (overlay).
B. Untuk perlengkapan jalan dilakukan pengadaan rambu LL seperti rambu batas kecepatan
maksimal 60km/jam sesuai dengan Pedoman Tata Cara Perencanaan Jalan Perkotaan dan
pemasangannya harus sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan Dirjen Hubdat, rambu
dilarang parkir sepanjang ruas jalan agar tidak menjadi hambatan samping dan tidak
menjadi hazard. Kemudian melakukan pengadaan PJU pada sisi jalan atau cateyes/solar
cell ataupun reflector pada marka jalan dan pengadaan rumble street pada titik tertentu sebagai
peringatan aktif kepada pengguna jalan untuk mengurangi kecepatannya. Kemudian melakukan
pengadaan pembangunan drainase karena berfungsi sebagai saluran air ketika hujan dan sebagai
salah satu perawatan keawetan kondisi perkerasan jalan.
C. Untuk bahu jalan dilakukan perkerasan bahu jalan menggunakan rigid atau aspal.

4. Ruas jalan Wonosobo - Purwokerto


- Kelas jalan : II
- Status jalan : Provinsi
- Fungsi jalan : Kolektor Sekunder
- Lebar jalan : 4,5 meter
- Lebar bahu jalan : - Kanan : -
- Kiri : -
- Lebar drainase : Tidak ada
- Kelandaian : 1,5 %
- Pola arus lalu lintas : Dua arah berlawanan
- Jumlah jalur : Dua jalur tidak dipisah (2/2 UD)
- Tipe perkerasan bahu jalan : -
- Konstruksi perkerasan jalan : Aspal (Flexible Pavement)
- Kualitas permukaan jalan : jalan berlubang
- Marka jalan : Marka median tidak ada,
marka batas tepi jalan tidak ada
- Perlengkapan jalan : Tidak ada
- Penerangan jalan umum : Tidak ada

Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan


PERMASALAHAN
A. Dilihat dari segi jalan dengan lebar hanya 4,5m namun memiliki kelas jalan II yang dilewati
kendaraan maksimal dengan lebar 2,5m dan kondisi jalan 2/2 UD tentunya hal tersebut tidak cukup
lebar, hal ini juga tidak sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dimana Jalan Arteri
harus memiliki lebar minimal 9m, disamping itu kondisi perkerasan jalan berlubang.
B. Dilihat dari perlengkapan jalan, perlengkapan jalan tidak ada seperti Rambu LL sebagai sumber
informasi pengguna jalan dan kondisi marka tengah jalan pudar dan tidak ada marka batas tepi.
Kemudian PJU juga tidak ada. Drainase tidak ada.
C. Dilihat dari bahu jalan, tidak ada bahu jalan.

REKOMENDASI
A. Untuk Jalan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu
dengan lebar 9m atau dengan melakukan pelebaran minimal dengan perhitungan {2,5m (lebar
kendaraan roda 4) + 0,75 (lebar kendaraan roda 2)} x 2 (jumlah lajur) diperoleh lebar minimal
6,5m dan melakukan perbaikan perkerasan jalan yang rusak dan berlubang (overlay).
B. Untuk perlengkapan jalan dilakukan pengadaan rambu LL seperti rambu batas kecepatan
maksimal 60km/jam sesuai dengan Pedoman Tata Cara Perencanaan Jalan Perkotaan dan
pemasangannya harus sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan Dirjen Hubdat, rambu
dilarang parkir sepanjang ruas jalan agar tidak menjadi hambatan samping dan tidak
menjadi hazard. Kemudian melakukan pengadaan PJU pada sisi jalan atau cateyes/solar
cell ataupun reflector pada marka jalan dan pengadaan rumble street pada titik tertentu sebagai
peringatan aktif kepada pengguna jalan untuk mengurangi kecepatannya. Kemudian melakukan
pengadaan pembangunan drainase karena berfungsi sebagai saluran air ketika hujan dan sebagai
salah satu perawatan keawetan kondisi perkerasan jalan.
C. Untuk bahu jalan dilakukan pengadaan bahu jalan dengan perkerasan bahu jalan menggunakan
rigid atau aspal (minimal lebar 0,75m). Guna sebagai tempat berhenti apabila terjadi keadaan
darurat bagi pengguna jalan.

5. Ruas jalan jalur Jepara-Kudus


- Kelas jalan : II
- Status jalan : Provinsi
- Fungsi jalan : Arteri Sekunder
- Lebar jalan : 10 meter
- Lebar bahu jalan : - Kanan : 2 mtr
- Kiri : 2 mtr
- Lebar drainase : 1 meter (kiri dan kanan)
- Kelandaian : 1,5 %
- Pola arus lalu lintas : Dua arah berlawanan
- Jumlah jalur : Dua jalur tidak dipisah (2/2 UD)
- Tipe perkerasan bahu jalan : -
- Konstruksi perkerasan jalan : Aspal (Flexible Pavement)
- Kualitas permukaan jalan : jalan berlubang
- Marka jalan : Marka median rusak,
marka batas tepi jalan tidak ada
- Perlengkapan jalan : kurang
- Penerangan jalan umum : Ada

Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan

PERMASALAHAN
A. Dilihat dari segi jalan dengan lebar hanya 5m namun memiliki kelas jalan II yang dilewati
kendaraan maksimal dengan lebar 2,5m dan kondisi jalan 2/2 UD tentunya hal tersebut menjadi
begitu sempit, hal ini juga tidak sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dimana Jalan
Arteri harus memiliki lebar minimal 11m.
B. Dilihat dari perlengkapan jalan, perlengkapan jalan minim (sangat kurang) seperti Rambu LL
sebagai sumber informasi pengguna jalan, warna RPJ yang salah yaitu berwarna coklat (pada
gambar), tidak ada warning bahwa adanya simpang tiga pada lokasi, dan kondisi marka rusak atau
pudar dan tidak adanya marka batas tepi.
C. Dilihat dari bahu jalan, kondisi perkerasan tidak rata (ada kerikil dan ada tanah).
REKOMENDASI
A. Untuk Jalan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu
dengan lebar 11m atau dengan melakukan pelebaran minimal dengan perhitungan {2,5m (lebar
kendaraan roda 4) + 0,75 (lebar kendaraan roda 2)} x 2 (jumlah lajur) diperoleh lebar minimal
6,5m.
B. Untuk perlengkapan jalan dilakukan pengadaan rambu LL seperti rambu batas kecepatan
maksimal 60km/jam sesuai dengan Pedoman Tata Cara Perencanaan Jalan Perkotaan dan
pemasangannya harus sesuai dengan Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan Dirjen Hubdat, rambu
dilarang parkir sepanjang ruas jalan agar tidak menjadi hambatan samping dan tidak
menjadi hazard. Kemudian melakukan pengadaan cateyes/solar cell ataupun reflector pada marka
tengah jalan sebagai tanda kepada pengemudi mengenai batas tengah jalan karena pada lokasi tidak
menggunakan median jalan dan pengadaan rumble street pada titik tertentu sebagai peringatan
aktif kepada pengguna jalanuntuk mengurangi kecepatannya.

C. Untuk bahu jalan dilakukan perkerasan bahu jalan menggunakan rigid atau aspal.

Anda mungkin juga menyukai