Anda di halaman 1dari 23

KAWASAN PERDESAAN

KABUPATEN GARUT

KABUPATEN GARUT
TA 2019
Saat ini desa menjadi titik simpul terkecil dalam pembangunan, sehingga
mendinamisasikan pembangunan di desa akan memberikan dampak pada pembangunan
pada lingkup kewilayahan yang lebih luas. Konsekwensinya pembangunan di desa tidak
seharusnya hanya berfokus pada keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam
sebuah kerangka pembangunan yang koheren, terencana dan terpadu sehingga di perlukan
perencanaan dan penetapan pembangunan kawasan perdesaan. Dengan demikian
pembangunan di desa akan didorong dalam perpektif kawasan. Sehingga akselerasi
pembangunan dapat lebih cepat. Mengingat potensi dan permasalahan desa dapat
terpetakan dan diselesaikan dalam perpekstif yang lebih komprehensif.

Kawasan Perdesaan terlebih dahulu telah diterangkan dalam UU No 26 Tahun 2007


tentang Penataan Ruang yang mendefinisikan Kawasan Perdesaan sebagai kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberder daya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Sedangkan dalam UU No 6 Tahun
2014 (tentang Desa) semangat bahwa desa bukan sekedar ruang dan aktivitas dinyatakan
dengan pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan yaitu pembangunan antar desa yang
dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif yang
dilaksanakan pada kawasan perdesaan tertentu yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota.

Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perwujudan dari salah satu agenda


pembangunan nasioanal yang tercantum dalam RPJM Nasional 2015-2019, yakni agenda
“Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia”. Agenda ketiga dari RPJMN 2015-2019 ini
memiliki tiga sasaran, yaitu : (1) Menurunnya jumlah penduduk miskin; (2) Berkurangnya
kesenjangan antar wilayah; dan (3) Meningkatnya kualitas manusia. Undang-undang Nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa, mengamanatkan bahwa “Pembangunan Kawasan Perdesaan”
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dengan mewujudkan ruang kawasan perdesaan artinya menjaga ketahanan pangan,
memelihara dan melestarikan sumberdaya air dan energi serta menjaga keseimbangan
perkembangan perdesaan-perkotaan berdasarkan RTRW Kabupaten. Dalam mewujudkan
penataan kawasan perdesaan diperlukan integrasi program dan koordinasi lintas sektor,

1
sehingga tercipta kesepahaman antar pemangku kepentingan agar terstruktur dan tepat
sasaran.

Dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan dinyatakan bahwa Bupati/Walikota memprakarsai proses perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan melalui Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan
Perdesaan, yang selanjutnya disingkat TK-PKP, yang merupakan lembaga yang terdiri dari
unsur perangkat daerah kabupaten/kota dan unsur Pemerintah Desa dalam
menyelenggarakan pembangunan kawasan perdesaan sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
TKPKP merupakan tim yang memiliki fungsi koordinasi dalam hal pengusulan,
penetapan dan perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan dan evaluasi pembangunan
kawasan perdesaan. TKPKP terdiri dari TKPKP Pusat, TKPKP Provinsi, TKPKP Kabupaten dan
TKPKP Kawasan. Sementara Pendamping Kawasan Perdesaan adalah pihak ketiga yang
berperan dalam memfasilitasi desa dan membantu TKPKP dalam penetapan dan perencanaan
Kawasan Perdesaan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 307.407 Ha, terdiri dari
42 Kecamatan dengan 21 Kelurahan dan 421 Desa. Kawasan perdesaan di Kabupaten Garut
yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Garut adalah Kawasan Perdesaan
Agrowisata Barudua dan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi. Dalam upaya
mengmbangkan kawasan perdesaan Kabupaten Garut telah membentuk TKPKP Kabupaten
dan TKPKP pada setiap Kawasan Perdesaan melalui Surat Keputusan Bupati.

A. AGROWISATA BARUDUA

Agrowisata Barudua ditetapkan sebagai kawasan perdesaan melalui SK Bupati No.


410/Kep.500-Bappeda/2016. Hal ini merupakan upaya mencari solusi dari Pemerintah
Kabupaten Garut dalam melejitkan potensi dan menangani permasalahan yang di hadapi
lima desa di Kecamatan Malangbong yaitu, Barudua, Cinagara, Karangmulya, Girimakmur,
dan Sanding yang memiliki potensi utama pertanian dengan komoditas tanaman unggulan
stroberi dan kopi, kemudian mempunyai keelokan alam dan seni budaya serta kerajinan yang
unik. Desa-desa tersebut terletak satu hamparan dan memiliki karakteristik yang hampir
sama, saling menunjang serta memiliki keterkaitan dengan komoditas unggulan yang

2
terdapat di kawasan tersebut. Potensi yang dimiliki oleh kawasan perdesaan ini dinilai dapat
dikembangkan baik dari sisi produksi dan pengolahan pertanian maupun dari sisi pariwisata
dan seni budaya. Pada tahun 2017 telah diselesaikan dokumen Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP 2018-2022) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 74
Tahun 2017.

Luas wilayah Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua adalah 1.334,139 Ha, Susunan
fungsi kawasan mencakup penetapan lokasi dan fungsi pusat kawasan dan desa-desa
pendukung kawasan. Pusat kawasan diarahkan untuk pengembangan fasilitas layanan skala
kawasan seperti industri pengolahan/budidaya/pariwisata, pelayanan kesehatan, dan lain
sebagainya. Desa-desa pendukung diarahkan untuk gerbang masuk, produksi komoditas
primer dan bahan baku serta penunjang komoditas unggulan kawasan. Berdasarkan Rencana
Tata Ruang Daerah dan potensi masalah hasil identifikasi, susunan fungsi desa desa di
kawasan agrowisata Barudua direncanakan seperti pada gambar berikut

Gambar. Susunan Fungsi Desa-Desa Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua Kab.Garut

Dari sisi kelembagaan lokal, Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua telah


menyepakati untuk Kerjasama Antar Desa melalui Peraturan Desa di masing-masing Desa
kawasan, yaitu Desa Barudua, Desa Karangmulya, Desa Girimakmur, Desa Cinagara dan Desa

3
Sanding. Maka pada 20 November 2018 telah dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. Sekaligus juga BKAD memimpin MAD untuk
pembentukan Badan Usaha Antar Desa Bersama (BUMDES Bersama) Panca Karya Jaya yang
mempunyai 3 unit. Yaitu Perdagangan dan Jasa, Budidaya Pertanian dan Pengolahan Pasca
Panen serta Pariwisata. Adapun penyertaan modal yang direncanakan Tahun Anggaran 2018
sebanyak 50 juta perdesa telah terealisasi.

Selain penyertaan untuk Bumdes Bersama, desa melalui dana desa telah
menganggarkan berbagai kegiatan dalam APBDES 2018 dan 2019 untuk menunjang kegiatan
Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua. Diantaranya adalah pembangunan jalan, penataan
pariwisata, pelatihan dan sarana olahraga. Pemerintahan Kabupaten Garut pun dengan
keterbatasan anggaranya membangun beberapa kegiatan di Agrowisata Barudua pada Tahun
2018. Diantaranya adalah rehabilitasi embung, pelatihan, bantuan pupuk, bibit kopi dan
pembinaan. Pada Tahun 2019 ini Pemeritah Kabupaten merencanakan hibah cold storage
untuk mendukung penanganan pasca panen stroberi.

Dalam rangka perencanaan yang lebih mendetail dan meningkatkan partisipasi pada
bulan Februari dan April 2019 dilakukan inisiasi penyusunan pemetaan partisipatif sederhana
(site plan) yang dilakukan oleh Aparat Desa, BKAD, BUMDESMA, Masyarakat, Pendamping
Kawasan, Sukarelawan Planner, dan TKPKP. Pada kegiatan ini dilakukan dua tahapan
workshop, beberapa kali FGD dan survey lapangan. Pada workshop pertama dilakukan
pemetaan dengan metode 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ansilari) serta
penyepakatan kawasan prioritas. Sementara pada workshop kedua dilakukan elaborasi visi
dan pengembangan
Agrowisata Barudua,
menemukan aktivitas
unggulan yang menjadi daya
tarik utama dan
mempertajam gagasan
melalui ide-ide dari warga
dan memvisualisasikanya
dalam peta tapak. Adapun
yang dapat disimpulkan

4
bahwa terdapat 3 kawasan prioritas yaitu Kawasan Etalase Cinagara, Kawasan Agro-
Ekowisata Barudua dan Kawasan Ekosiwata Seni Budaya Sanding-Girimakmur. Visi
pengembangan Agrowisata Barudua adalah alternatif sumber penghasilan, upaya konservasi
alam dan budaya, kolaborasi (kerjasama) antar desa, dan penarik investasi pembangunan.

Gambar. Pemetan Partisipatif Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua Kab.Garut

Adapun yang menjadi Rencana Tindak Lanjut dari Pemetaan Partisipatif ini adalah :
Penyusunan Masterplan, Siteplan dan DED yang lebih teknis, interaktif dan menjual, Menjadi

5
Prioritas dalam Penganggaran di Pusat, Daerah, Desa dan Pihak Ketiga, Adanya
Pendampingan Business Plan dan Manajemen Agrowisata, Rencana Studi Banding dan
Pelatihan SDM Wisata (Bumdesma, Kompepar, LMDH dll) serta Promosi dan Marketing
(Luring dan Daring)

B. INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI

Di Kawasan Selaawi yang terdiri dari Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Cirapuhan,
Desa Putrajawa, Desa Cigawir, Desa Samida dan Desa Pelita Asih telah pula ditetapkan sebagai
Kawasan Perdesaan dengan tematik Industri Bambu Kreatif melalui SK BUPATI GARUT NO.
410/Kep.352-Bappeda/2018. Tujuh desa yang berada di Kecamatan Selaawi tersebut
mempunyai kesamaan potensi yaitu pengolahan bambu dalam berbagai kreasi dari mulai
mebeler, cendramata, alat rumah tangga hingga panganan. Selain bambu, yang menjadi
produk unggulan di kawasan Selaawi adalah Jagung, Peternakan, Kunyit dan Pariwisata.

Gambar. Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi Kab.Garut

Kelembagaan lokal Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) telah dibentuk melalui
Musyawarah Antar Desa 25 Februari 2019 kemudian ditetapkan melalui Permakades
(Peraturan Bersama Kepala Desa) yang kemudian bersepakat akan membentuk Bumdes
Bersama melalui tahapan seleksi dan penyempurnaan regulasi terlebih dahulu. BKAD di
Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi bersepakat untuk bekerjasama di bidang
ekonomi, pembangunan skala antar desa, pemberdayaan serta keamanan dan ketertiban.

6
Selaawi secara mandiri telah pula melakukan pemetaan fungsi dari 7 Desa nya. Yaitu
2 Desa sebagai Pembibitan, Budidaya & upaya konservasi yaitu Desa Samida dan Desa
Putrajawa, 5 Desa sebagai Produksi / pengolahan kerajinan bambu yaitu Desa Cirapuhan,
Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Putrajawa, Desa Pelitaasih dan Desa Cigawir dan
keseluruhan Desa sebagai Pengembangan Pariwisata

Gambar. Pemetaan Fungsi Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi

Bambu yang dikembangkan oleh masyarakat Selaawi banyak menarik perhatian dari
lokal dan internasional. Banyak kunjungan dan ajakan kerjasama yang ditawarkan kepada
Kawasan Selaawi oleh berbagai perusahaan, kementerian, yayasan dan akademisi.
Diantaranya adalah dengan Kementerian Hukum dan Ham untuk Pendampingan One Village
One Brand, Brift-LIPI untuk Pendampingan Penelitian, Kerjasama Pendampingan
Pengembangan Kawasan dengan LPPM ITB juga Telkom University, Kerjasama dengaan
Yayasan Bambu Selaawi, Rencana Pendampingan dari Kementerian Ekonomi, Be-Kraft, BJB

7
dan Telkomsel serta dengan UNPAR dan KOMPAK melalui kegiatan Universitas Membangun
Desa, Mahasiswa dari Korea, Perancis serta rombongan Dosen dan Mahasiswa dari Chiba
University Japan.

Selaawi dalam rangka menggaungkan bambu, tidak kurang telah membuat berbagai
rekor dunia melalui pembuatan Sangkar Burung Terbesar dan Terpanjang pada tahun 2016,
kemudian Rampak Silat Bambu Runcing Cilik Terbanyak Pada Tahun 2018, dan Permainan Alat
Musik Bambu (Celentung) terbanyak di 2019

Target Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi pada Tahun ini adalah
tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) 2020-2024
yang juga diiringi dengan penyusunan Site Plan serta DED Kawasan

8
LAMPIRAN 1
DESKRIPSI KAWASAN
PERDESAAN AGROWISATA
BARUDUA
KABUPATEN GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN AGROWISATA BARUDUA
KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT

No Aspek Lingkup Uraian


a. Tema
Nama Agrowisata
1 kawasan
kawasan
b. Nama lokasi Barudua
Letak a. Kecamatan Malangbong
2
kawasan b. Kabupaten Garut
a. Jumlah
1 (Satu)
kecamatan
a. Desa Barudua Kecamatan Malangbong
b. Desa Cinagara Kecamatan Malangbong
b. Jumlah dan
c. Desa Karangmulya Kecamatan Malangbong
nama Desa
3 Wilayah d. Desa Sanding Kecamatan Malangbong
e. Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong
c. Luas wilayah 1.334,138 Ha
d. Desa yang
berpotensi
Desa Barudua
sebagai pusat
kawasan
a. Stroberi dengan luas Real 5-7 Ha, Potensial 233,5 Ha di tiga Desa
b. Kopi dengan luas Real 32 Ha, Potensial 57 Ha di lima Desa
c. Jeruk dengan luas Real 6,28 Ha, Potensial 20 Ha di empat Desa
d. Buah Naga dengan luas Real 0,33 Ha, Potensial 5 Ha di dua Desa
e. Jambu Kristal dengan luas Real 0,14 Ha, Potensial 5 Ha di satu
Desa
f. Tanaman Lain (Pepino, Terong Walanda, Aren dan Alpukat)
dengan luas Real 0,14 Ha, Potensi 3 Ha di dua Desa
a. Komoditas
Unggulan g. Ternak Domba Garut, Sapi Pedaging, Ayam Pedaging di dua Desa
Kawasan h. Seni Badeng di dua Desa
Potensi i. Seni Dogar Cilik di satu Desa
4
Ekonomi
j. Padepokan Domba Garut di satu Desa
k. Situ Salawe dan Area Offroad di satu Desa
l. Area Camping Ground di dua Desa
m. Area Citylight, Taman Bunga dan Rest Area di satu Desa
n. Situs Makam Budaya di dua Desa
o. Kerajinan Ukir Kayu dan Miniatur Alat Musik di dua Desa
b. Komoditas
Unggulan Desa
1) Desa a. Stroberi dengan luas Real 5 Ha, Potensi 202 Ha
Barudua b. Kopi dengan luas Real 30 Ha, Potensi 45 Ha

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 9


No Aspek Lingkup Uraian
c. Jeruk dengan luas Real 5 Ha, Potensi 5 Ha
d. Tanaman lain (Pepino, Terong Walanda, Aren dan Alpukat)
dengan luas Real 0,10 Ha, Potensi 2 Ha
e. Situ Salawe dan Area Offroad
f. Area Camping Ground dan Hutan Pinus (Batulawang)
g. Pengolahan Stroberi
h. Embung Buatan dan Gasebo
a. Kopi dengan luas Real 1,5 Ha, Potensial 25 Ha
b. Jeruk dengan luas Real 1 Ha, Potensial 10 Ha
c. Stroberi dengan luas Real 0 Ha, Potensial 1,5 Ha
d. Kesenian Badeng, Singa Depok, Marawis, Calung
2) Desa
e. Pengolahan Kopi
Girimakmur
f. Areal Camping Ground (Bukit Sampalan)
g. Areal Play Ground
h. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
i. Kerajinan Miniatur alat musik
a. Stroberi dengan luas Real 1 Ha, Potensial 30 Ha
b. Kopi dengan luas Real 0,28 Ha, Potensial 10 Ha
c. Jeruk dengan luas Real 0,28 Ha, Potensi 5 Ha
d. Jambu Kristal dengan luas Real 0,14 Ha, Potensi 5 Ha
3) Desa
Karangmulya e. Sayuran, Buah Naga Pepino dan Terong Walanda dengan luas
Real 9 Ha, Potensi 10 Ha
e. Area Citylight, Taman Bunga dan Rest Area
f. Padepokan Domba Garut dan Pencak Silat
g. Ternak Domba Garut dan Ayam Pedaging
a. Kopi dengan luas Real 0,5 Ha, Potensial 2 Ha
b. Jeruk dengan luas Real 0 Ha, Potensial 5 Ha
c. Buah Naga dengan luas Real 0,15 Ha, Potensial 3 Ha
d. Kesenian Badeng, Calung, Karinding, Degung, Upacara Adat,
4) Desa Qosidah, Marawis
Sanding
e. Pintu Masuk Kawasan Perdesaan Agrowisata dari Arah Utara
f. Ternak Domba dan Sapi Pedaging
g. Pengrajin Ukir Kayu
h. Makam Eyang Sakti Barang/Syekh Zanulloh
a. Kopi dengan luas Real 0 Ha, Potensial 5 Ha
b. Padi dengan luas Real 100 Ha
c. Pintu Masuk Kawasan Perdesaan Agrowisata dari Arah Selatan
d. Sayuran dengan luas Real 1 Ha
5) Desa e. Kesenian Dogar Cilik, kesenian Raja Dogar, Badut Domba, Domba
Cinagara Panggul, Reog, Badeng, Marawis, Calung, Kacapi Suling, Karawitan
f. Makam Keramat Cibuntu
g. Rencana Untuk Areal Terminal dan Tempat Cendramata di Tanah
Desa
h. Stasiun Kereta Api Cipeundey dekat dengan Desa Cinagara

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 10


No Aspek Lingkup Uraian
a. Jumlah
22.033 Jiwa
Penduduk
b. Penduduk
21.002 Jiwa
Menetap
Penduduk
c. Jumlah
5 dan Mobilitas
Penduduk 2578 KK
penduduk
Miskin
d. Mata
Pencaharian Petani, Buruh Tani, Buruh Bangunan, Pedagang
Penduduk
○ TK/PAUD : 25 buah
○ MD : 10 buah
○ Ponpes : 2 buah
a. Sarana
○ MI : 3 buah
Pendidikan
○ SD : 15 buah
○ SMP : 5 buah
○ SMA : 2 buah
○ Pustu : 2 buah
○ Poliklinik : 1 buah
b. Sarana
○ Posyandu : 22 buah
Kesehatan
○ Tempat Praktek Bidan : 3 buah
○ Ambulan : 1 Buah
○ Green House : 1 buah
○ Screen House : 2 Buah
○ Mesin Pengolahan Stroberi : 1 Unit

Sarana dan ○ Pasar : 1 Buah


Prasarana ○ Embung : 1 buah (30x50 m)
6 Kawasan ○ Gazebo : 1 Buah
yang sudah
○ Mess Petani : 1 Buah
ada*)
○ Situ Salawe dan Area Offroad (Batulawang)
○ Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
c. Sarana ○ Camping Ground (Bukit Sampalan)
Ekonomi ○ Areal Makam Keramat Cibuntu dan Eyang Sakti Barang/ Syekh
Zanulloh
○ Penataan Taman Bunga, Taman Kampung dan pemandangan
Citylight untuk Selfie Hight Spot
○ Bumdes Maju Mandiri (Desa Cinagara), Bumdes Citra Mandiri
(Desa Barudua), Bumdes Karangmulya Mandiri (Desa
Karangmulya), Laksana Makmur (Desa Girimakmur), Bumdes
Sanding Kecil (Desa Sanding)
○ Bumdes Bersama Panca Karya Jaya
○ BRI dan BPR
○ UPK Kecamatan Malangbong
○ Jalan Masuk Kawasan : 5 km
d. Infrastruktur ○ Jalan Penghubung/Poros Desa Barudua, Karangmulya,
Girimakmur, Sanding : 15 Km

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 11


No Aspek Lingkup Uraian
○ Jalan Produksi Desa Girimakmur : 4 Km
○ Jalan Produksi Desa Baru Dua : 2 Km
○ Jalan Produksi Desa Karangmulya : 1.5 Km
○ Jalan Produksi Cinagara-Barudua : 2.5 Km
○ Stasiun Kereta Api
○ Rendahnya aksesibilitas dari dan menuju kawasan agrowisata
○ Jalan dari dan menuju kawasan agrowisata pada beberapa titik
sempit dan mengalami kerusakan
○ Area jalan menuju kawasan agrowisata sudah padat pemukiman
penduduk sehingga sulit untuk diperlebar
○ Belum adanya Terminal untuk angkutan umum menuju daerah
Agrowisata
○ Rendahnya penyediaan sarana dan prasarana terkait pelayanan
dasar
○ Belum ada Identitas/penanda sebagai area agrowisata pada
jalan masuk menuju kawasan agrowisata
○ Kebun stroberi yang ada belum disiapkan sebagai area wisata
○ Belum ada sentra khusus berbasis masyarakat untuk
penyediaan produk kawasan
○ Masih minimnya Penerangan Jalan disekitar area Agrowisata
○ Pada beberapa tempat belum ada akses listrik
○ Jumlah embung masih minim dan embung yang ada rusaknya
dan bak penampung air nya kurang
○ Penurunan fungsi dan Rusaknya Mess petani, Screen House dan
Permasalahan Green House
a. Bidang ○ Belum ada tempat untuk bahan pertanian lebih awet/cold
7 yang
Infrastruktur storage
dihadapi
○ Rendahnya sarana prasarana terkait sistim pengairan untuk
pertanian dan perkebunan. Belum ada Irigasi yang terpadu, masih
menggunakan selang/pipa sambungan
○ Jalan Produksi menuju pertanian dan perkebunan masih
berbatu/rusak
○ Situ Salawe air nya menyusut dikarenakan sumber air nya
terganggu serta areanya belum tertata dan tidak terpelihara
○ Ketersediaan air masih minim, kurangnya mata air, belum ada
sumur atau waduk/ penampung air lainya pada beberapa tempat
strategis pengembangan pertanian, peternakan dan perkebunan.
Masih mengandalkan air hujan
○ Rendahnya sarana dan prasarana pariwisata
○ Sanggar seni yang ada masih menumpang pada rumah warga
dengan alat-alat yang terbatas/rusak serta tidak ada tempat
pementasan khusus untuk menampilkan seni lokal
○ Camping ground, offroad dan selfie area yang ada masih perlu
penataan dan pengembangan
○ Belum adanya areal pendukung pariwisata dan daya tarik
seperti playground, taman bunga, tempat selfie, rest area, kantin,
mushola dan wc

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 12


No Aspek Lingkup Uraian
○ Tempat-tempat yang direncanakan sebagai objek wisata belum
tertata
○ Gazebo yang ada mengalami kerusakan dan masih terbatas
jumlahnya
○ Belum ada tempat khusus untuk pengolahan sampah
○ Situs makam budaya tidak terpelihara dan kurang tertata
○ § Belum adanya tempat pelatihan masyarakat yang terintegrasi
dan berbasis kawasan
○ Belum adanya area parkir
○ Situs makam budaya tidak terpelihara dan kurang tertata
○ Ada kampung yang terputus dikarenakan tidak adanya jembatan
○ Belum adanya bangunan untuk kegiatan Ekonomi Kawasan
(BUMDES Bersama)
○ Belum tersedianya benih unggul untuk komoditas unggulan
pertanian yang dikembangkan
○ Penanaman kebanyakan tidak pada satu hamparan
○ Komoditi utama yaitu stroberi pada tahun 2016 terkena siklus
hama. Dari 200 Ha lahan untuk budidaya stroberi saat ini hanya
sekitar 2-5 Ha saja yang dikelola dengan varietas stroberi yang
nilai komoditinya lebih rendah dari jenis sebelumnya (Budidaya
stroberi belum kembali masif)
○ Varietas unggulan Holibert yang merupakan andalan dari
Barudua belum dapat tumbuh maksimal dari segi kualitas dan
kuantitas semenjak terkena hama. Belum ada referensi yang jelas
dalam penanganan hama penyakit Stroberi HolIbert dan pola
tanamnya
○ Terjadi Urbanisasi akibat rendahnya produksi pertanian karena
hama dan minimnya kesedian air sehingga rentan gagal panen
○ Petani sangat tergantung pada komoditas stroberi, sehingga
b. Ekonomi dan ketika mengalami gagal panen petani banyaknya tidak lagi bertani
Sumber Daya
Manusia ○ Masih menggunakan pola pertanian dan
pemeliharaan/pembaharuan yang konvensional
○ Kurang adanya pengenalan dan pengembangan terhadap bibit
tanaman yang lain, padahal sangat potensial untuk dikembangkan
di tanah kawasan agrowisata. Bahkan beberapa pernah menjadi
primadona sebagai hasil pertanian kawasan, seperti pepino dan
jeruk Garut
○ Baru ada sebagian masyarakat yang melakukan pertanian lain
sebagai alternatif stroberi. Seperti kopi, jambu kristal, buah naga,
aren, alpuket dan terong walanda
○ Sudah ada beberapa masyarakat yang beternak Domba, Domba
Garut, Sapi Pedaging dan Ayam Pedaging namun belum ada
bantuan pengembangan
○ Sudah ada pengolahan untuk pupuk organik, namun belum
terintegrasi dan masih skala kecil
○ Pema

haman petani terhadap budidaya pertanian masih rendah

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 13


No Aspek Lingkup Uraian

○ Sumber permodalan petani/peternak dan UKM/perempuan


penggiat usaha sangat terbatas sehingga rentan terjerat rentenir
dan sulit mengembangkan usaha
○ Kurangnya keahlian dalam pengolahan paska panen hasil
produksi pertanian
○ Unit/Alat pengolahan hasil panen yang ada masih minim serta
tidak ada masyarakat yang ahli dalam menggunakanya (Tidak
digunakanya mesin pengolahan stroberi karena kurangnya
pengetahuan)
○ Masyarakat belum memiliki keterampilan khusus dalam
diversifikasi produk stroberi
○ Belum adanya pengolahan pasca panen terintegrasi untuk
pengolahan produk unggulan stroberi dan kopi
○ Produk pertanian masih dijual secara mentah dan belum ada
perencanaan terhadap Desain dan kemasan produk pertanian
○ Produk pertanian agrowisata belum begitu dikenal oleh
masyarakat luar dikarenakanya belum adanya
promosi/pengenalan produk
○ Pengrajin masih terbatas untuk pengembangan produk atau
pun pemasaran
○ Keahlian kerajinan kayu masih dikuasai hanya oleh segelintir
orang
○ Alat-alat untuk membuat kerajinan kayu/cendramata masih
terbatas
○ Petani/pengusaha/pengrajin cenderung melakukan kegiatan
ekonomi nya secara sendiri-sendiri belum berkelompok dan
mempunyai jaringan kemitraan
○ Masyarakat/petani/peternak/ukm/penggiat usaha perempuan
pada umumnya masih berjiwa hanya sebagai petani/penjual
belum sebagai pengusaha/jiwa wirausaha dan pemberdayaan
○ Pengemasan stroberi masih sederhana dan Sebagian besar
belum mempunyai identitas produk/merk Stroberi Barudua
Malangbong
○ Masih bergantung pada bandar untuk penjualan hasil pertanian
dan peternakan
○ Produk/komoditas unggulan belum mendapkan perhatian
khusus untuk dikembangkan lebih jauh
○ Belum adanya hubungan/linkages bagian hulu hingga hilir pada
produksi komoditi unggulan sehingga produksi komoditi
ungggulan tidak memiliki nilai tambah
○ Belum adanya kerjasama yang saling menguntungkan dengan
pihak ketiga untuk perluasan pasar dan promosi kawasan
agrowisata
○ Masyarakat belum memahami mengenai bagaimana menjadi
masyarakat sadar wisata
○ Masyarakat/desa/Kelembagaan belum mengetahui
pengetahuan mengenai manajemen pengelolaan wisata
○ Kerjasama Desa sudah terpetakan namun belum
terkerjasamakan dengan baik dan saling mendukung

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 14


No Aspek Lingkup Uraian
○ Delegasi Desa/Badan Kerjasama Antar Desa belum begitu
memahami mengenai konsep kawasan dan kerjasama Desa untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi
○ Belum adanya Jaringan Kemitraan untuk pemanfaatan &
Pemeliharaan sumber mata air Cimeong, Cihaliwung, Situ
Sanding, Cikupa, Cirangkong dan Situ Salawe
○ Belum adanya koperasi untuk lebih menguatkan petani/ukm
dalam meningkatkan jaringan, usaha dan permodalan
○ Pengurus Bumdes bersama masih minim pengetahuan dan
keterampilan mengenai pengelolaan BUMDES Bersama dan
Kawasan Perdesaan
○ Belum ada event khusus yang diadakan oleh kawasan
agrowisata Barudua dalam rangka promosi produk unggulan
○ Sarana prasarana pendidikan dari TK/PAUD – SMA belum
merata di Desa Desa seputar kawasan
○ Sekolah kejuruan mengenai pertanian atau pun pariwisata
c. Pendidikan belum ada
○ Tenaga pendidik masih belum memadai
○ Pemahaman orang tua siswa akan pentingnya pendidikan anak
masih rendah
○ Di lokasi rencana pusat kawasan belum memiliki prasrana
d. Kesehatan
kesehatan seperti Pustu atau Balai pengobatan atau Puskesmas
○ Daerah areal stroberi termasuk topografi berbukit sehingga
diperlukan ada penghijauan untuk mencegah erosi
e. Bencana ○ Daerah Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua topografinya
berbukit sehingga rentan longsor, kemudian ada yang dekat
dengan sungai sehingga rentan juga banjir
○ Perencanaan Pengembangan Kawasan Perdesaan Agrowisata
Barudua sudah ada dalam perencanaan daerah, namun belum
masuk dalam rencana SKPD
○ Belum adanya Rencana Induk, Rencana Tata Ruang dan Master
Plan Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua secara specifik
f. Perencanaan ○ Belum ada teknologi atau rencana penanganan limbah
○ Desa-desa belum tertata sesuai dengan lingkungan hidup dan
adaptasi perubahan iklim
○ Belum adanya dokumen pengelolaan atau pun pemeliharaan
lingkungan baik dari pemerintahan setempat atau pun
masyarakat pengusaha
Bencana
Longsor
a. Desa Barudua Luas potensi bencana 5 Ha
Potensi
b. Desa
8 Rawan Luas potensi bencana 5 Ha
Karangmulya
Bencana*)
c. Desa
Luas potensi bencana 6 Ha
Girimakmur
d. Desa Cinagara Luas potensi bencana 1 Ha

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 15


LAMPIRAN 2
DESKRIPSI KAWASAN
PERDESAAN INDUSTRI BAMBU
KREATIF SELAAWI
DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI
N0 Aspek Lingkup Uraian

a. Tema kawasan Industri Bambu Kreatif


1 Nama kawasan
b. Nama lokasi Selaawi
a. Kecamatan Selaawi
2 Letak kawasan
b. Kabupaten Garut

a. Jumlah kecamatan 1 (Satu)

a. Desa Selaawi Kecamatan Selaawi


b. Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi
c. Desa Samida Kecamatan Selaawi
b. Jumlah dan nama Desa d. Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi
e. Desa Cigawir Kecamatan Selaawi
3 Wilayah f. Desa Mekarsari Kecamatan Selaawi
g. Desa Pelitaasih Kecamatan Selaawi
c. Luas wilayah 3.290.790 Ha

d. Desa yang berpotensi


Desa Selaawi
sebagai pusat kawasan

a. Lahan Bambu dengan luas real 304.43 Ha


b. Kerajinan Bambu Anyaman, Cendramata,
Bahan Bangunan, Pagar, Sangkar Burung, Alat
Musik Bambu (Celempung, Karinding, Qosidah),
Home Decor, Mebeler, Laminasi Bambu,
Konstruksi Bambu
c. Peternakan (Sapi, domba, kambing, Ayam )
d. Kunyit
a. Komoditas unggulan e. Jagung
kawasan f. Padi
g. Kesenian Karinding, Calung, Rudat, Reog,
Qosidah, Pencak Silat, Orkes Melayu, Cigawiran
h. Makanan Berbahan Dasar Bambu
4 Potensi ekonomi i. Pembibitan dan Konservasi Bambu
j. Hutan Pinus OPO, Kampung Awi (AKA), Batu
Nancep Camping Ground
k. Desa Wisata Samida
b. Komoditas unggulan
desa
Jenis Bambu Tali, Surat, Haur, Temen dan Bitung
dengan luas 7,1 ha
1) Desa Selaawi
Laminasi Bambu, Konstruksi Bambu, Kerajinan
Anyaman, Cendramata, Bahan bangunan, Pagar
Peternakan
Kunyit
Padi

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 16


DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI
N0 Aspek Lingkup Uraian

Jenis Bambu Tali, Surat, Haur, Temen, Bunar,


Palengka, Tamiang, Bitung dengan luas 24,33 ha
Mebeler Bambu, Kerajinan Anyaman,
Cendramata, Bahan bangunan, Pagar.
2) Desa Cirapuhan Peternakan
Kunyit
Padi
Jagung
Jenis Bambu Tali,Surat,Haur,Bunar,Gombong
dengan luas 40 ha
Kerajinan Anyaman, Cendramata, Bahan
bangunan, Pagar.
Peternakan
3) Desa Samida Jagung
Padi
Konservasi dan Pembibitan Bambu
Desa Wisata
Kunyit
Jenis Bambu Tali,Surat,Temen,Gombong,Haur
dengan luas 70 ha
Kerajinan Anyaman, Cendramata, Bahan
bangunan, Pagar, Alat Musik (Celempung,
Karinding, Qosidah)
4) Desa Putrajawa Peternakan (kambing, domba, sapi)
Jagung
Padi
Kunyit
Konservasi Bambu
Jenis Bambu Tali,Surat,Temen,Haur dengan luas
60 ha
Kerajinan Anyaman, Cendramata, Bahan
bangunan, Pagar.
Peternakan (Sapi, Domba, Kambing, ayam)
5) Desa Cigawir
Jagung
Sawah
Makanan Berbahan Dasar Bambu
Sayur-mayur
Jenis Bambu Tali,Gombong dengan luas 101 ha
Sangkar Burung, Kerajinan Anyaman,
6) Desa Mekarsari Cendramata, Bahan bangunan, Pagar.
Pertanian Sayuran dan Padi
Kunyit
Jenis Bambu Tali, Surat dengan luas 2 ha
Kerajinan Anyaman, Cendramata, Bahan
bangunan, Pagar.
7) Desa Pelitaasih Peternakan
Jagung
Kunyit

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 17


DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI
N0 Aspek Lingkup Uraian

Kayu
Batu Nancep Camping Ground

a. Jumlah penduduk 41.130 Orang

b. Penduduk menetap
Penduduk dan
5 Mobilitas c. Jumlah penduduk
penduduk 9.454 KK
miskin

d. Mata pencaharian Buruh Tani, Petani, Pedagang, Pengrajin,


penduduk Peternak

PAUD 45 Buah
TK/RA 17 Buah
SD 29 Buah
MI 1 Buah
a. Sarana Pendidikan
SMP 7 Buah
MTs 7 Buah
SMA/MA/MK 7 Buah
SLB 1 Buah
PKM 1 Buah
Pustu 2 Buah
Polindes 1 Buah
b. Sarana Kesehatan Posyandu 67 Buah
Praktek Bidan 8 Buah
Praktek Dokter 3 Buah
BP 3 Buah
Sarana dan
6 Prasarana kawasan Pasar 1 Buah
yang sudah ada*) Toko 88 Buah
Warung 913 Buah
Rumah Makan 4 Buah
Alpa 2 Buah
UPK
Warung BJB
c. Sarana Ekonomi Unit BRI
LPK
Bengkel 12 Buah
Bumdes Desa Putra Mandiri (Desa Putra Jawa),
Bumdes Kerta Rahayu (Desa Samida), Bumdes
Mekarsari (Mekar Sari), Bumdes Cirapuhan
(Cirapuhan), Bumdes Pelita Asih (Pelita Asih),
Bumdes Selaawi (Selaawi), Bumdes Kondang
Mandiri (Cigawir)
Bumdes Bersama Selaawi
d. Infrastruktur Jalan Kabupaten 17km

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 18


DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI
N0 Aspek Lingkup Uraian

Jalan Desa 59,4km


Jalan Lingkungan 15,3km
Jembatan Jalan Kabupaten 2 buah
Jembatan Jalan Desa 27 buah
Lapangan Sepakbola 3 buah
Lapangan Volley ball 24 buah
Lapangan Bulu Tangkis 2 buah
Kurangnya pemeliharaan, perbaikan dan
pengembangan Infrastruktur jalan Kabupaten,
antara Selaawi-Cibugel Kabupaten Sumedang
Lapangan Alun-alun Kecamatan belum ditata dan
sempit
Belum tersedianya kantor POLSEK khusus di
Kecamatan Selaawi
Rendahnya penyediaan sarana dan prasarana
terkait pelayanan dasar
Belum ada Identitas/penanda sebagai area
agrowisata pada jalan masuk menuju kawasan
Selaawi
a. Bidang Infrastruktur Belum ada sentra khusus berbasis masyarakat
untuk penyediaan produk kawasan
Jumlah embung masih minim
Rendahnya sarana dan prasarana pariwisata
Jalan produksi pertanian masih berabatu
Jalan poros desa sempit dan mengalami kerusakan
Minimnya TPT dan Drainase pada jalan Poros
Desa atau pun Jalan Produksi
Belum ada tempat pelatihan terintegrasi dalam
pengembangan bambu
Permasalahan
7
yang dihadapi
Belum tersedianya bantuan pendanaan kelompok
Kerajinan / Home Industri, khususnya pengrajin
anyaman bambu
Kurangnya program untuk dan meningkatkan
kualitas pelayanan pengembangan ekonomi dan
atau pemberdayaan masyarakat desa melalui
kegiatan partisipasi dengan mengintegrasikan
berbagai kebijakan rencana, program dan kegiatan
berbagai pihak
Sumber permodalan petani/peternak dan
ukm/perempuan penggiat usaha sangat terbatas
b. Ekonomi dan Sumber sehingga rentan terjerat rentenir dan sulit
Daya Manusia mengembangkan usaha
Masyarakat/petani/peternak/ukm/penggiat usaha
perempuan pada umumnya masih berjiwa hanya
sebagai petani/penjual belum sebagai
pengusaha/jiwa wirausaha dan pemberdayaan
Masih bergantung pada bandar untuk penjualan
hasil keterampilan
Produk/komoditas unggulan belum mendapatkan
perhatian khusus untuk dikembangkan lebih jauh
Masyarakat belum memahami mengenai
bagaimana menjadi masyarakat sadar wisata

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 19


DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI
N0 Aspek Lingkup Uraian
Masyarakat/desa/Kelembagaan belum
mengetahui pengetahuan mengenai manajemen
pengelolaan wisata
Kerjasama desa belum terpetakan dan belum
terkerjasamakan dengan baik dan saling
mendukung
Delegasi desa/Badan Kerjasama Antar Desa
belum begitu memahami mengenai konsep
kawasan dan kerjasama desa untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi
Pengurus Bumdes bersama masih minim
pengetahuan dan keterampilan mengenai
pengelolaan BUMDES Bersama dan Kawasan
Perdesaan
Harga Hasil produksi pertanian masih ditentukan
oleh tengkulak. Petani kebanyakan terikat dengan
tengkulak dikarenakan untuk saprotan mengambil
dari tengkulak. Petani juga masih secara individu
menjual hasil pertanianya
Sarana dan prasarana Sekolah Pendidikan Dasar
Negeri maupun Swasta belum memadai
Tenaga pendidik masih belum memadai
Pemahaman orang tua siswa akan pentingnya
c. Pendidikan pendidikan anak masih rendah
Sekolah kejuruan mengenai pertanian khususnya
keterampilan bambu belum ada atau setidaknya
kreasi keterampilan bambu belum masuk kedalam
mata pelajaran muatan lokal
Puskesmas dan Pustu yang ada belum bisa
d. Kesehatan
menjangkau semua desa dan masih terbatas
e. Bencana Lokasi bencana belum terpetakan
Perencanaan Pengembangan Kawasan Perdesaan
Industri Kreatif belum masuk dalam rencana
SKPD
f. Perencanaan
Belum adanya Rencana Induk, Rencana Tata
Ruang dan Master Plan Kawasan Perdesaan
Industri Bambu Kreatif secara specifik
Potensi Rawan
8 Bencana Longsor Rawan Bencana Longsor
Bencana*)
Sumber : Oservasi dan Laporan Pendamping Kawasan Perdesaan Mei 2018

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN KAB.GARUT 2017-2018 20

Anda mungkin juga menyukai