KABUPATEN GARUT
KABUPATEN GARUT
TA 2019
Saat ini desa menjadi titik simpul terkecil dalam pembangunan, sehingga
mendinamisasikan pembangunan di desa akan memberikan dampak pada pembangunan
pada lingkup kewilayahan yang lebih luas. Konsekwensinya pembangunan di desa tidak
seharusnya hanya berfokus pada keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam
sebuah kerangka pembangunan yang koheren, terencana dan terpadu sehingga di perlukan
perencanaan dan penetapan pembangunan kawasan perdesaan. Dengan demikian
pembangunan di desa akan didorong dalam perpektif kawasan. Sehingga akselerasi
pembangunan dapat lebih cepat. Mengingat potensi dan permasalahan desa dapat
terpetakan dan diselesaikan dalam perpekstif yang lebih komprehensif.
1
sehingga tercipta kesepahaman antar pemangku kepentingan agar terstruktur dan tepat
sasaran.
Dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan dinyatakan bahwa Bupati/Walikota memprakarsai proses perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan melalui Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan
Perdesaan, yang selanjutnya disingkat TK-PKP, yang merupakan lembaga yang terdiri dari
unsur perangkat daerah kabupaten/kota dan unsur Pemerintah Desa dalam
menyelenggarakan pembangunan kawasan perdesaan sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
TKPKP merupakan tim yang memiliki fungsi koordinasi dalam hal pengusulan,
penetapan dan perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan dan evaluasi pembangunan
kawasan perdesaan. TKPKP terdiri dari TKPKP Pusat, TKPKP Provinsi, TKPKP Kabupaten dan
TKPKP Kawasan. Sementara Pendamping Kawasan Perdesaan adalah pihak ketiga yang
berperan dalam memfasilitasi desa dan membantu TKPKP dalam penetapan dan perencanaan
Kawasan Perdesaan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 307.407 Ha, terdiri dari
42 Kecamatan dengan 21 Kelurahan dan 421 Desa. Kawasan perdesaan di Kabupaten Garut
yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Garut adalah Kawasan Perdesaan
Agrowisata Barudua dan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi. Dalam upaya
mengmbangkan kawasan perdesaan Kabupaten Garut telah membentuk TKPKP Kabupaten
dan TKPKP pada setiap Kawasan Perdesaan melalui Surat Keputusan Bupati.
A. AGROWISATA BARUDUA
2
terdapat di kawasan tersebut. Potensi yang dimiliki oleh kawasan perdesaan ini dinilai dapat
dikembangkan baik dari sisi produksi dan pengolahan pertanian maupun dari sisi pariwisata
dan seni budaya. Pada tahun 2017 telah diselesaikan dokumen Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP 2018-2022) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 74
Tahun 2017.
Luas wilayah Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua adalah 1.334,139 Ha, Susunan
fungsi kawasan mencakup penetapan lokasi dan fungsi pusat kawasan dan desa-desa
pendukung kawasan. Pusat kawasan diarahkan untuk pengembangan fasilitas layanan skala
kawasan seperti industri pengolahan/budidaya/pariwisata, pelayanan kesehatan, dan lain
sebagainya. Desa-desa pendukung diarahkan untuk gerbang masuk, produksi komoditas
primer dan bahan baku serta penunjang komoditas unggulan kawasan. Berdasarkan Rencana
Tata Ruang Daerah dan potensi masalah hasil identifikasi, susunan fungsi desa desa di
kawasan agrowisata Barudua direncanakan seperti pada gambar berikut
3
Sanding. Maka pada 20 November 2018 telah dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. Sekaligus juga BKAD memimpin MAD untuk
pembentukan Badan Usaha Antar Desa Bersama (BUMDES Bersama) Panca Karya Jaya yang
mempunyai 3 unit. Yaitu Perdagangan dan Jasa, Budidaya Pertanian dan Pengolahan Pasca
Panen serta Pariwisata. Adapun penyertaan modal yang direncanakan Tahun Anggaran 2018
sebanyak 50 juta perdesa telah terealisasi.
Selain penyertaan untuk Bumdes Bersama, desa melalui dana desa telah
menganggarkan berbagai kegiatan dalam APBDES 2018 dan 2019 untuk menunjang kegiatan
Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua. Diantaranya adalah pembangunan jalan, penataan
pariwisata, pelatihan dan sarana olahraga. Pemerintahan Kabupaten Garut pun dengan
keterbatasan anggaranya membangun beberapa kegiatan di Agrowisata Barudua pada Tahun
2018. Diantaranya adalah rehabilitasi embung, pelatihan, bantuan pupuk, bibit kopi dan
pembinaan. Pada Tahun 2019 ini Pemeritah Kabupaten merencanakan hibah cold storage
untuk mendukung penanganan pasca panen stroberi.
Dalam rangka perencanaan yang lebih mendetail dan meningkatkan partisipasi pada
bulan Februari dan April 2019 dilakukan inisiasi penyusunan pemetaan partisipatif sederhana
(site plan) yang dilakukan oleh Aparat Desa, BKAD, BUMDESMA, Masyarakat, Pendamping
Kawasan, Sukarelawan Planner, dan TKPKP. Pada kegiatan ini dilakukan dua tahapan
workshop, beberapa kali FGD dan survey lapangan. Pada workshop pertama dilakukan
pemetaan dengan metode 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ansilari) serta
penyepakatan kawasan prioritas. Sementara pada workshop kedua dilakukan elaborasi visi
dan pengembangan
Agrowisata Barudua,
menemukan aktivitas
unggulan yang menjadi daya
tarik utama dan
mempertajam gagasan
melalui ide-ide dari warga
dan memvisualisasikanya
dalam peta tapak. Adapun
yang dapat disimpulkan
4
bahwa terdapat 3 kawasan prioritas yaitu Kawasan Etalase Cinagara, Kawasan Agro-
Ekowisata Barudua dan Kawasan Ekosiwata Seni Budaya Sanding-Girimakmur. Visi
pengembangan Agrowisata Barudua adalah alternatif sumber penghasilan, upaya konservasi
alam dan budaya, kolaborasi (kerjasama) antar desa, dan penarik investasi pembangunan.
Adapun yang menjadi Rencana Tindak Lanjut dari Pemetaan Partisipatif ini adalah :
Penyusunan Masterplan, Siteplan dan DED yang lebih teknis, interaktif dan menjual, Menjadi
5
Prioritas dalam Penganggaran di Pusat, Daerah, Desa dan Pihak Ketiga, Adanya
Pendampingan Business Plan dan Manajemen Agrowisata, Rencana Studi Banding dan
Pelatihan SDM Wisata (Bumdesma, Kompepar, LMDH dll) serta Promosi dan Marketing
(Luring dan Daring)
Di Kawasan Selaawi yang terdiri dari Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Cirapuhan,
Desa Putrajawa, Desa Cigawir, Desa Samida dan Desa Pelita Asih telah pula ditetapkan sebagai
Kawasan Perdesaan dengan tematik Industri Bambu Kreatif melalui SK BUPATI GARUT NO.
410/Kep.352-Bappeda/2018. Tujuh desa yang berada di Kecamatan Selaawi tersebut
mempunyai kesamaan potensi yaitu pengolahan bambu dalam berbagai kreasi dari mulai
mebeler, cendramata, alat rumah tangga hingga panganan. Selain bambu, yang menjadi
produk unggulan di kawasan Selaawi adalah Jagung, Peternakan, Kunyit dan Pariwisata.
Gambar. Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi Kab.Garut
Kelembagaan lokal Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) telah dibentuk melalui
Musyawarah Antar Desa 25 Februari 2019 kemudian ditetapkan melalui Permakades
(Peraturan Bersama Kepala Desa) yang kemudian bersepakat akan membentuk Bumdes
Bersama melalui tahapan seleksi dan penyempurnaan regulasi terlebih dahulu. BKAD di
Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi bersepakat untuk bekerjasama di bidang
ekonomi, pembangunan skala antar desa, pemberdayaan serta keamanan dan ketertiban.
6
Selaawi secara mandiri telah pula melakukan pemetaan fungsi dari 7 Desa nya. Yaitu
2 Desa sebagai Pembibitan, Budidaya & upaya konservasi yaitu Desa Samida dan Desa
Putrajawa, 5 Desa sebagai Produksi / pengolahan kerajinan bambu yaitu Desa Cirapuhan,
Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Putrajawa, Desa Pelitaasih dan Desa Cigawir dan
keseluruhan Desa sebagai Pengembangan Pariwisata
Bambu yang dikembangkan oleh masyarakat Selaawi banyak menarik perhatian dari
lokal dan internasional. Banyak kunjungan dan ajakan kerjasama yang ditawarkan kepada
Kawasan Selaawi oleh berbagai perusahaan, kementerian, yayasan dan akademisi.
Diantaranya adalah dengan Kementerian Hukum dan Ham untuk Pendampingan One Village
One Brand, Brift-LIPI untuk Pendampingan Penelitian, Kerjasama Pendampingan
Pengembangan Kawasan dengan LPPM ITB juga Telkom University, Kerjasama dengaan
Yayasan Bambu Selaawi, Rencana Pendampingan dari Kementerian Ekonomi, Be-Kraft, BJB
7
dan Telkomsel serta dengan UNPAR dan KOMPAK melalui kegiatan Universitas Membangun
Desa, Mahasiswa dari Korea, Perancis serta rombongan Dosen dan Mahasiswa dari Chiba
University Japan.
Selaawi dalam rangka menggaungkan bambu, tidak kurang telah membuat berbagai
rekor dunia melalui pembuatan Sangkar Burung Terbesar dan Terpanjang pada tahun 2016,
kemudian Rampak Silat Bambu Runcing Cilik Terbanyak Pada Tahun 2018, dan Permainan Alat
Musik Bambu (Celentung) terbanyak di 2019
Target Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi pada Tahun ini adalah
tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) 2020-2024
yang juga diiringi dengan penyusunan Site Plan serta DED Kawasan
8
LAMPIRAN 1
DESKRIPSI KAWASAN
PERDESAAN AGROWISATA
BARUDUA
KABUPATEN GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
DESKRIPSI KAWASAN PERDESAAN AGROWISATA BARUDUA
KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT
Kayu
Batu Nancep Camping Ground
b. Penduduk menetap
Penduduk dan
5 Mobilitas c. Jumlah penduduk
penduduk 9.454 KK
miskin
PAUD 45 Buah
TK/RA 17 Buah
SD 29 Buah
MI 1 Buah
a. Sarana Pendidikan
SMP 7 Buah
MTs 7 Buah
SMA/MA/MK 7 Buah
SLB 1 Buah
PKM 1 Buah
Pustu 2 Buah
Polindes 1 Buah
b. Sarana Kesehatan Posyandu 67 Buah
Praktek Bidan 8 Buah
Praktek Dokter 3 Buah
BP 3 Buah
Sarana dan
6 Prasarana kawasan Pasar 1 Buah
yang sudah ada*) Toko 88 Buah
Warung 913 Buah
Rumah Makan 4 Buah
Alpa 2 Buah
UPK
Warung BJB
c. Sarana Ekonomi Unit BRI
LPK
Bengkel 12 Buah
Bumdes Desa Putra Mandiri (Desa Putra Jawa),
Bumdes Kerta Rahayu (Desa Samida), Bumdes
Mekarsari (Mekar Sari), Bumdes Cirapuhan
(Cirapuhan), Bumdes Pelita Asih (Pelita Asih),
Bumdes Selaawi (Selaawi), Bumdes Kondang
Mandiri (Cigawir)
Bumdes Bersama Selaawi
d. Infrastruktur Jalan Kabupaten 17km