Anda di halaman 1dari 5

Analisis Implementasi Rencana Tata Ruang Di Kabupaten Simalungun

Ester Luvita Butar-butar1Rohdiana Purba2Reiza Mariati Nababan3


Jurusan Pendidikan Geografi,Universitas Negeri Medan,Sumatera
Utara,Indonesia
e-mail : rohdiana8008@gmail.com

ABSTRAK

Kata kunci : Wilayah,Penduduk,Tata Ruang,Kabupaten Simalungun

Wilayah Simalungun adalah sebuah kabupaten di Sumatra Utara, Indonesia. Kabupaten ini


merupakan rumah bagi suku Batak Simalungun. Ibu kota kabupaten telah resmi berpindah
ke Raya pada tanggal 23 Juni 2008 dari Kota Pematangsiantar yang telah menjadi daerah
otonom, setelah tertunda selama beberapa waktu. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten
Simalungun berdasarkan Kementerian Dalam Negeri 2021 berjumlah 1.038.120 jiwa, dengan
kepadatan 237 jiwa/km². Bupati yang menjabat saat ini adalah Radiapoh Hasiholan Sinaga,
setelah terpilih pada Pilkada serentak tahun 2020 bersama pasangannya Zonny Waldi.
Kabupaten ini memiliki 32 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah
Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Hatonduhan dengan
luas 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan
luas 3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 386 desa/nagori dan 27 kelurahan (2021).
Masyarakat Simalungun menganut garis keturunan Patrilinial, sehingga dengan sendirinya
marga tersebut juga berdasarkan garis marga bapak. Masyarakat Simalungun mayoritas bermata
pencaharian sebagai petani, yaitu bercocok tanam padi dan jagung, karena padi sebagai bahan
makanan pokok sehari-hari dan jagung sebagai bahan pangan tambahan jika padi tidak
mencukupi. Ini disebabkan karena letak geografis tempat mereka tinggal yang berada di daerah
pegunungan (dataran tinggi) yang hawanya sejuk, tanahnya subur, dan sesuai untuk bercocok
tanam, sehingga sejak dulu dan sekarang mereka hidup dari lahan pertanian. Kehidupan sebagai
petani menjadikan mereka lebih dari bersahabat dengan alam dan terbiasa dengan kehidupan
gotong royong dalam membantu semua kegiatan. Maka dari itu hasil-hasil produk keseniannya
juga berkaitan dengan alam seperti Tortor Sitalasari, Tortor Buyut Mangan Sihala, Tortor Bodat
Na Haudanan, Tortor Siritak Hotang,Tortor Balang Sahua,Tortor Pangkail, Tortor Sombah
Panisumbah. Dahulunya Masyarakat Simalungun tidak memiliki lahan pertanian yang tetap,
mereka memanfaatkan hutan untuk dibuat sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian masyarakat
Simalungun berpindah-pidah dari hutan yang satu kehutan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena sisitem pola tanam masyarakat Simalungun adalah menghutankan kembali lahan yang
telah digunakan tersebut setelah paen agar tanah tetap subur.
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Tujuan dari Undang – undang ini adalah
untuk memanfaatkan ruang kawasan budidaya dan terciptanya pemanfaatan ruang yang
berkualitas untuk perlindungan fungsi ruang. Pengertian Penataan Ruang terkandung di dalam
Pasal 1 angka 5 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu :
“penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang sebagai proses perencanaan tata ruang,
peanfaatan ruag dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan suatu kesatuan sistem yang
tidak terpisah satu dengan yang lainnya”. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan sesuai dengan kaedah penataan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah
untuk memanfaatkan ruang serta menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang di daerah tersebut sekaligus menjadi pemberian pengarahan pemanfaatan
ruang sehingga pemanfaatan ruang dalam pelaksanaan pembangunan selalu sesuai dengan
Rencana ata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang sudah ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dan untuk memudahkan pencapaian
tujuan pembahasan, maka dapat dikemukakan masalah, diantaranya: “Bagaimana Analisis
Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun”.
II. Kajian Pustaka

a. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah upaya untuk mencapai tujuan dan menentukan tahapan-tahapan


untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan juga dapat diartikan dalam berbagai perspektif, di
antaranya perencanaan sebagai kegiatan dasar manusia, perencanaan sebagai pilihan rasional,
dan perencanaan sebagai pengendali tindakan masa depan. Pengertian perencanaan secara umum
adalah suatu proses dalam menentukan berbagai hal yang ingin diraih di masa depan dan untuk
menentukan beragam tahapan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan juga bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi demi meraih tujuan
khusus dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, di dalam perencanaan akan terdapat kegiatan
pengujian pada beberapa arah pencapaian, mengukur kepastian, mengkaji ketidakpastian,
menentukan arah pencapaian, dan juga menentukan langkah atau tahapan dalam mencapainya.
Secara sederhana, perencanaan adalah suatu proses berpikir secara logis dan proses pengambilan
keputusan rasional sebelum melaksanakan suatu tindakan. Hal tersebut akan membantu Anda
dalam memproyeksikan masa depan dan memutuskan cara yang baik dalam menghadapi
berbagai situasi yang akan terjadi di masa depan. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang
sangat penting, yang mana didalamnya terdapat kegiatan yang akan menjelaskan tujuan dari
perusahaan, membuat strategi perusahaan, dan juga mengembangkan rencana kerja perusahaan.
Perencanaan menjadi tahap awal dalam kegiatan suatu perusahaan agar bisa mencapai tujuan
yang sebelumnya sudah ditentukan.

b. Pengertian Tata Ruang

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun secara nasional,
regional, dan lokal. Tata ruang erat kaitannya dengan perencanaan, untuk melihat struktur ruang
pada kota. Tata ruang adalah suatu sistem proses perencanaan yang terdiri dari tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Tata ruang juga disebut juga sebagai
sebuah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun secara nasional, regional dan lokal.
Tata ruang sangat erat kaitannya dengan perencanaan. Ruang didefinisikan sebagai wadah yang
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Tata kota adalah pola penataan perencanaan yang terorganisir untuk sebuah kota dalam
membangun sarana dan prasarananya.

c. Sumber Daya Kabupaten Simalungun


Sumber daya alam merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu
lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Perairan Danau Toba dengan luas ±
112.970 Ha, pada dasarnya merupakan kepemilikan bersama antara 5 daerah Kabupaten,
yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo.Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah
kecamatan yang wilayahnya mempunyai pantai di Danau Toba, yaitu Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kecamatan Dolok Pardamean dan
Kecamatan Haranggaol Horison. Berdasarkan data Simalungun Dalam Angka Tahun
2009, jumlah desa/kelurahan yang terdapat di 4 Kecamatan tersebut adalah 31
desa/kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 51.080 jiwa atau 13.144 KK. Lebih
kurang 72% dari jumlah penduduknya atau 36.777 jiwa bekerja menjadi petani atau
nelayan.Terdapatnya beberapa desa yang berada di daerah landai, kegiatan pertanian
khususnya budidaya tanaman pangan dilakukan sepanjang tahun.

d. Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Simalungun


Kementerian Pekerjaan Umum berencana untuk memberikan dana program
Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (P2KPB) ke Kabupaten Simalungun. Hal ini,
dikarenakan hanya Kabupaten Simalungun yang telah memiliki Peraturan Daerah Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW), dari 33 kabupaten/kota di SumutSumatera Utara. Sementara perda
RTRW adalah salah satu syarat untuk menerima dana tersebut. Direktur Bina Program
Kemitraan Ditjen Penataan Ruang Kementeriaan Pekerjaan Umum Rido Matari Ichwan
mengungkapkan, di Indonesia, baru 14 RTRW provinsi yang sudah siap dan 170 RTRW
kabupaten/kota. Tahun ini, tahap P2KPB hanya menyusun konsep dan perencanaan P2KPB di
tingkat pusat, dilanjutkan tahun 2013 menyusun rencana aksi, termasuk di dalamnya
pembentukan kelembagaan P2KPB. Untuk selanjutnya tahun 2014 dan 2015 adalah
implementasi program P2KPB. Dana awal P2KPB sampai dengan Rp500 juta hingga Rp1 miliar
per satu kabupaten untuk stimulan fisiknya. “Kami juga akan usulkan tambahan 60 kabupaten
yang mempunyai lahan pertanian, karena program P2KPB ini sangat bermanfaat untuk
kabupaten dan perdesaan,” tukasnya. Sedangkan Kepala Dinas Penataan Ruang dan
Permukiman Sumut Khairul Anwar mengatakan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai
saat ini hanya dimiliki Simalungun. Sedangkan 32 kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara
belum memiliki. Hal ini menjadi kendala bagi investor untuk berinvestasi karena adanya RTRW
menjamin keamanan bagi investor yang masuk. “RTRW Simalungun memang baru terwujud
karena adanya program MP3EI (Masterplan Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di daerah itu, yakni Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Sei Mangke,” katanya kepada wartawan, di sela kegiatan Media Gathering Penataan
Ruang P2KPB di Grand Angkasa, Kamis (27/9) malam. Menurutnya, program yang
dilaksanakan untuk mewujudkan ruang kawasan perdesaan berkelanjutan melalui perbaikan
ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pengembangan modal sosial ini berbasis
RTRW kabupaten. “Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, memang masih hanya Simalungun yang
memiliki Perda RTRW. Pemerintah Provinsi Sumut berupaya agar semua kabupaten/kota
memiliki RTRW agar pembangunan semua sektor terarah dan adanya jaminan investasi bagi
pengusaha. Sehingga, Perda RTRW Simalungun dapat menarik minat pengusaha berinvestasi di
daerah itu termasuk KEK Sei Mangke yang merupakan proyek MP3EI,” tambahnya. Wakil
Ketua Kadin Sumut Hervian Tahier mengungkapkan, selesainya Perda RTRW Simalungun
dipastikan semakin menarik dan memastikan investor untuk berinvestasi di KEK Sei Mangke.
Perda RTRW Simalungun itu diharapkan membuat investor tidak lagi ragu-ragu berinvestasi di
kawasan tersebut. Katanya, jika kawasan ini dapat hidup, maka Sumut akan semakin dilirik dan
diperhitungkan investor asing. Selama ini, lanjutnya, kelemahan Sumut sering pada
permasalahan sulitnya mendapatkan lahan termasuk kepastian status lahan. Namun dengan
adanya Perda RTW (rencana tata ruang wilayah) seperti yang sudah dimiliki Simalungun, maka
pengusaha bisa mengetahui jelas peta bisnisnya dan adanya kepastian hukum investasi. Karena
itu, Hervian berharap agar ke depannya, Kabupaten dan Kota yang ada di Sumut bersedia untuk
membuat RTRW nya yang nantinya dapat membuat investor datang, yang nantinya akan
membuat perekonomian Kabupaten itu sendiri meningkat.

Anda mungkin juga menyukai