Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1
melihat wilayah / kecamatan yang memiliki produksi, memberikan kemudahan
potensi sebagai pusat-pusat pengembangan prasarana dan pelayanan logistic dan
. sebagainya. Di sisi lain, secara ekologis
pengembangan wilayah juga bertujuan
1.2 Tujuan Penelitian untuk menjaga keseimbangan lingkungan
Adapun tujuan dari studi penelitian ini sebagai akibat dari campur tangan manusia
berdasarkan rumusan masalah di atas terhadap lingkungan.
adalah:
1. Mengidentifikasi kecamatan yang 1.4 Pusat Pertumbuhan Wilayah
akan dijadikan pusat pertumbuhan
di Kabupaten Bogor Bagian Timur Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai
2. Mengidentifikasi wilayah pengaruh suatu wilayah atau kawasan yang
dari pusat pertumbuhan di pertumbuhannya sangat pesat sehingga
Kabupaten Bogor Bagian Timur dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan
3. Mengetahui peran dari pusat yang memengaruhi atau memberikan imbas
pertumbuhan di Kabupaten Bogor terhadap kawasankawasan lain di
Bagian Timur sekitarnya. Melalui pengembangan
kawasan pusatpusat pertumbuhan ini,
1.3 Tujuan Pengembangan Wilayah diharapkan terjadi proses interaksi dengan
wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
Pengembangan wilayah merupakan usaha
memberdayakan pihak terkait 1.5 Kebijakan Terkait
(stakeholders) di suatu wilayah dalam
memanfaatkan sumberdaya dengan Adapun Kebijakan yang digunakan dalam
teknologi untuk memberi nilai tambah menentukan pusat pertumbuhan di
(added value) atas apa yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor Bagian Timur:
wilayah administratif/wilayah fungsional 1. Peraturan Presiden No 54 Tahun
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup 2008 Tentang Penataan Ruang
rakyat di wilayah tersebut (Djojodipuro, Kawasan Jabodetabekpunjur
2001). Dengan demikian dalam jangka 2. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun
panjangnya pengembangan wilayah 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
mempunyai target untuk pertumbuhan Wilayah Provinsi Jawa Barat
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Tahun 2009-2029
masyarakat. 3. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2016 tentang Rencana Tata Ruang
Menurut Hadjisaroso (1974) dalam Asyari Wilayah Kabupaten Bogor 2016 -
(2008) mengemukakan bahwa 2036
pengembangan wilayah dapat memberikan
suatu bentuk alat yang efektif dalam II. METODE PENELITIAN
menghadapi masalah disparitas atau
kesenjangan antar wilayah dengan berusaha 2.1 Ruang Lingkup Wilayah
menemukan berbagai kepentingan dan
kebutuhan pembangunan bagi masyarakat Ruang lingkup wilayah penelitian yaitu di 7
degan memperbaiki kualitas hidup Kecamatan yang ada di Wilayah
masyarakat setempat. Pengembangan Timur Kabupaten Bogor.
Hal ini mengacu pada RTRW Kabupaten
Sedangkan menurut Pinchmel (1985) dalam Bogor mengenai pembagian wilayah
Dita (2007) tujuan pengembangan wilayah pengembangan. Untuk lebih jelasnya dapat
mengandung dua sisi yang daling berkaitan. dilihat pada Gambar 1.
Di sisi sosial ekonomis, pengembangan
wilayah adalah upaya memberikan
kesejahteraan kualitas hidup masyarakat
misalnya menciprakan pusat-pusat
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2
2.4 Metode Analisis
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3
skalogram. Dalam hal ini koefisien metode kualitatif adalah penelitian yang
dianggap layak apabila bernilai 0,9-1. ditujukan terhadap pemecahan masalah
Menurut Rondinelli dalam Mulyanto (2008) yang terjadi saat ini, mendeskripsikan
rumus dalam melihat nilai error sebagai berbagai fakta dan menemukan gejala yang
berikut: ada, untuk kemudian dapat dilakukan
analisis berdasarkan berbagai pilihan yang
CR = 1 − 𝑒/(𝑛)......................... (1) telah diidentifikasikan sebelumnya.
Dimana :
e = error Metode ini digunakan dalam tujuan terakhir
n = jumlah kecamatan yaitu untuk melihat peran dari pusat
c = kemungkinan nilai kesalahan pertumbuhan yang sudah ditentukan
i = nilai tertinggi menggunakan metode sebelumnya di
Kabupaten Bogor Bagian Timur. Setelah
Disamping keberadaan fasilitas, didapatkan kecamatan yag menjadi pusat
pertimbangan jumlah fasilitas juga akan dilihat potensi yng ada dari kecamatan
dilakukan untuk menetukan pusat tersebut dengan dilakukan analisis peran
pelayanan dengan menggunakan indeks wilayah berdasarkan potensi wilayah
sentralitas 56 Marshal. Dengan tersebut.
menggunakan asumsi total jumlah seluruh
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
fungsi pelayanan maka diberi bobot 1000,
maka bobot fungsional fasilitas dapat 3.1 Penentuan Hierrki Pertumbuhan
dihitung berdasarkan rumus : di Kabupaten Bogor Bagian
Timur
Ci= (T / Tt) 𝑥1000.........................
(2) Pada analisis menggunakan 17 jenis
fasilitas pelayanan yang digunakan sebagai
Keterangan: variabel untuk mengukur besarnya fungsi
Ci = Bobot dari Kecamatan i pelayanan antar pusat satuan wilayah
T = Jumlah total masing-masing fasilitas di pengembangan di Kabupaten Bogor Bagian
Kecamatan i Timur. Fasilitas dibagi menjadi 4 kelompok
Tt = Nilai bobot kecamatan tertinggi yaitu fasilitas Kesehatan menggunakan
variabel Pustu, Puskesmas dan Rumah
2. Penentuan Wilayah Pengaruh Sakit. Fasilitas Peribadatan terdiri dari
dari Pusat Pertumbuhan Masjid, Gereja, Wihara, Klenteng dan Pura.
Dalam menentukan wilayah pengaruh maka Fasilitas Perekonomian menggunakan
digunakan Hukum Reilly. Rumus dasar variabel Bank, Koperasi, Minimarket,
untuk menghitung berdasarkan Hukum Supermarket dan Terminal.
Reilly ini adalah (Hendarto, 2003) :
Kemudian berdasarkan jumlah fasilitas
B𝑎 = Dac + 1 √ 𝑎 .................... (3) yang ada selanjutnya dilakukan analisis
skalogram serta melakukan pengecekan
Keterangan: keakuratan dari skalogram yang sudah
Ba = Kekuatan antar kecamatan A dan dilakukan, berdasarkan hasil perhitungan
Kecamatan B COR (Coeffisien of Reproducibility)
Pa = Jumlah Bobot Kecamatan A dimana skalogram dapat dinyatakan layak
Pb = Jumlah Bobot Kecamatan B apabila hasilnya diantara 0,9 – 1.
Dac = Jarak antara Kecamatan A dan Sedangkan hasil dari skalogram penelitian
Kecamatan B ini yaitu bernilai 0,94, hal ini membuktikan
bahwa skalogram yang digunakan layak
3. Peran dari Kabupaten Bogor untuk dilanjutkan.
Bagian Timur
Hasil selanjutnya daripada analisis
Menurut Surachmad dalam Dita (2007),
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 4
skalogram ini didapatkan 3 Hierarki pada dengan jumlah 13 jenis fasilitas
Kabupaten Bogor Bagian Timur, yaitu : c. Hierarki III = Kota Jonggol dengan
jumlah 12 jenis fasilitas.
a. Hierarki I = Kota Cileungsi dengan Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada
jumlah 17 jenis fasilitas Tabel 1.
b. Hierarki II = Kota Gunungputri
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 5
Untuk Kota Cileungsi memiliki wilayah 3.3 Peran Pusat Pertumbuhan dalam
pengaruh di Kota Cileungsi itu sendiri dan Pengembangan Wilayah
sebagian kecil Kota Gunungputri (Desa Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Nagrak dan Desa Singasana), sedangkan Karawang yang tentunya memiliki
Kota Gunungputri memiliki wilayah karakteristik wilayah hampir sama dengan
pengaruh di sebagian Kota Gunungputri Kabupaten Bogor, hal ini berdasarkan luas
(Desa Gunungputri, Desa Tlanjungudik, wilayah dari Kabupaten Bekasi dan
Desa Cicadas, Desa Bojongnangka, Desa Kabupaten Karawang yang merupaka
Wanaherang, Desa Cikeasudik dan Desa kawasan industri serta pemukiman dengan
Karanggan) dan Kecamatan Klapanunggal tingkat cukup padat. Maka dari itu perlu
(Desa Klapanunggal, Desa Nambo, Desa juga dilihat peran dari pusat pertumbuhan
Bantarjati dan Desa Lulut). Untuk lebih Kabupaten Bogor Timur dengan pusat
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2, pertumbuhan dari Kabupaten Bekasi dan
Gambar 3 dan Gambar 4. Kabupaten Karawang.
Berdasarkan hasil perhitungan Kota
Cileungsi sebagai Pusat Pertumbuhan I,
Kota Gunungputri sebagai Pusat
Pertumbuhan II dan Kota Jonggol sebagai
Pusat Pertumbuhan III. Maka dari itu setiap
pusat pertumbuhan tentunya memiliki
peran dalam mewujudkan Kabupaten/Kota
yang lebih baik. Selanjutnya peran pusat
pertumbuhan di wilayah Kabupaten Bogor
Bagian Timur adalah sebagai berikut:
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 6
masyarakat dari luar Kota Cileungsi bahkan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dari luar Kabupaten dan Kota Bogor. Maka
dari itu peran dari Kota Cileungsi adalah 4.1 Kesimpulan
sebagai simpul trasnportasi yang dapat
dikembangkan sebagai simpul skala Berdasarkan pada penelitian yang telah
regional, pemukiman dengan tingkat dilakukan maka dapat diambil beberapa
kepadatan tinggi dan sebagai pusat kesimpulan, yaitu:
kesehatan.
1. Berdasarkan hasil perhitungan
2. Kota Gunungputri sebagai Pusat skalogram untuk menentukan pusat
Pertumbuhan II Kota Gunungputri pertumbuhan, diketahui bahwa Kota
berdasarkan hasil analisis pada sub bab Cileungsi berada pada Hierarki I. Kota
sebelumnya ditetapkan sebagai Hierarki II Gunungputri sebagai pada Hierarki II, Kota
atau Pusat Pertumbuhan II. Kota Jonggol berada pada Hierarki III.
Gunungputri juga memiliki beberapa
potensi yang dapat dikembangkan terutama 2. Berdasarkan hasil peneitian
karena lokasinya lebih dekat dengan menggunakan batas administrasi wilayah
Ibukota Negara serta memiliki akses lebih desa bahwa wilayah pengaruh dari Kota
dekat dari Ibukota Kabupaten Bogor. Cileungsi sebagai Hierarki I yaitu
Selain itu potensi dari Kota Gunungputri diseluruh Kecamatan yang termasuk
yang memiliki jumlah industri paling besar Kabupaten Bogor Bagian Timur. Pengaruh
tentunya mampu menyerap tenaga kerja dari wilayah Hierarki II yaitu Kota
dari berbagai kecamatan lainnya sehigga Gunungputri wilayah pengaruhnya di
bisa menjadi daya tarik untuk Kota sebagian Kabupaten Bogor Bagian Timur
Gunungputri. Setiap pusat pertumbuhan yaitu di sebagian besar Kota Gunungputri,
tentunya memiliki peran tersendiri, seperti Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan
peran dari Kota Gunungputri yaitu sebagai Klapanunggal serta sebagian kecil di Kota
pusat kegiatan industri dikarenakan Cileungsi dan Kecamatan Tanjungsari.
sebagian besar lokasinya merupakan lokasi Selain itu Hierarki II yaitu Kota Cileungsi,
industri sehingga mampu menyerap tenaga yang memiliki wilayah pengaruh di
kerja skala besar, selain itu Kota sebagian kecil Kota Gunungputri,
Gunungputri juga menjadi pusat Kecamatan Sukamakmur dan memiliki
perdagangan dan jasa. Berdasarkan potensi wilayah pengaruh lebih besar di Kecamatan
wilayah dari Kota Gunungputri maka Cileungsi, Kota Jonggol dan Kecamatan
memiliki peran sebagai pusat permukiman Tanjungsari. Untuk wilayah Hierarki III,
perkotaan hingga pusat perindustrian. dengan pusat yaitu Kota Cileungsi, Kota
Gunungputri dan Kota Jonggol. Kota
3. Kota Jonggol sebagai Pusat Cileungsi memiliki wilayah pengaruh di
Pertumbuhan III Berdasarkan hasil analisis Kota Cileungsi dan sedikit di Kota
didapatkan bahwa Kota Jonggol ditetapkan Gunungputri. Kota Gunungputri memiliki
sebagai Pusat Pertumbuhan III. Kota wilayah pengaruh di sebagian Kota
Jonggol memiliki beberapa potensi dalam Gunungputri dan Kecamatan
pengembangannya, seperti akan Klapanunggal. Wilayah pengaruh paling
dibangunnya Terminal dengan Tipe C, besar yaitu Kota Jonggol yang memiliki
pembangunan terninal peti kemas, wilayah pengaruh di Kota Jonggol,
pembangunan serta terdapatnya wisata sebagian Kecamatan Klapanunggal, seluruh
alam yang pada saat ini sedang banyak Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan Cariu
disukai oleh masyarakat. Kota Jonggol dan Kecamatan Tanjungsari. Program Studi
ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas
tentunya memiliki peran lebih dalam Teknik – Universitas Pakuan
pengembangan wilayah dan disekitarnya.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 7
3. Peran dari masing-masing pusat tidak hanya terpusat di Kota Cileungsi dan
pertumbuhan tentunya memiliki peran pusat pertumbuhan lainnya tetapi merata di
sebagai wilayah yang membantu wilayah seluruh wilayah di belakangnya untuk lebih
dibelakangnya untuk lebih berkembang mempermudah akses masyarakat.
dengan memiliki fasilitas penunjang yang
lebih baik. DAFTAR PUSTAKA
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 8