Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH

KABUPATEN BOGOR BAGIAN TIMUR

Yayie Restu Utami 1) ; Noordin Fadholie 2) ; Ni Made Esti Nurmani 3) ;


ABSTRAK
Pengembangan suatu kawasan menjadi pusat pertumbuhan diharapkan dapat memacu
perkembangan daerah di sekitarnya dan dapat mengurangi kesenjangan wilayah untuk daerah
disekitarnya. Kabupaten Bogor Bagian Timur merupakan bagian dari Kabupaten Bogor.
Wilayah ini mengalami kesenjangan wilayah baik di Kabupaten Bogor ataupun antar
kecamatan. Untuk itu melalui penelitian ini dapat diketahui kecamatan yang dapat
dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan dan wilayah pengaruhnya serta peran dari pusat
pertumbuhan tersebut. Metode yang digunakan dalam penentuan pusat pertumbuhan wilayah di
Kabupaten Bogor Bagian Timur, yaitu metode analisis kuantitatif menggunakan analisis
skalogram untuk menentukan hierarki wilayah di tiap kecamatan, selanjutnya analisis reilly
dalam menentukan wilayah pengaruhnya. Selain itu menggunakan metode analisis kualitatif
digunakan dalam melihat peran dari pusat pertumbuhan di Kabupaten Bogor Bagian Timur.
Berdasarkan hasil analisis sebagai berikut: Hierarki I berada di Kota Cileungsi dengan wilayah
pengaruh seluruh Kabupaten Bogor Bagian Timur. Hierarki II yaitu Kota Gunungputri dan Kota
Cileungsi dengan wilayah pengaruh masing-masing sebagian dari wilayah Kabupaten Bogor
Bagian Timur. Hierarki III di Kota Jonggol, Kota Gunungputri dan Kota Cileungsi (Hierarki III)
dengan wilayah pengaruh paling besar dari Kota Jonggol. Pada akhirnya dapat disimpulkan
bahwa, Kota Cileungsi sebagai pusat pertumbuhan memberikan pengaruh yang cukup luas bagi
daerah dibelakangnya. Interaksi ini terjadi disebabkan oleh ketersediaan fasilitas yang lebih
lengkap dibandingkan kecamatan lainnya. Untuk peran dari pusat pertumbuhan yaitu Kota
Cileungsi, Kota Gunungputri dan Kota Jonggol dimana peran ini berfungsi sebagai penyangga
bagi kecamatan lainnya di Kabupaten Bogor Bagian Timur.

Kata Kunci : kesenjangan, pusat pertumbuhan, hierarki

I. PENDAHULUAN pemenuhan pelayanan di seluruh wilayah.


Wilayah Pengembangan Timur merupakan
1.1 Latar Belakang bagian dari Kabupaten Bogor, dalam
mengatasi tidak seimbangnya kepadatan
Kabupaten Bogor memiliki luas 1.663,81 penduduk yang berimbas pada tidak
km2 dengan 40 Kecamatan yang dibagi meratanya pelayanan di Wilayah
dalam tiga wilayah pengembangan yaitu, Pengembangan Timur maka diperlukan
Wilayah Pengembangan Barat, Wilayah strategi yang sesuai dengan karakteristik
Pengembangan Tengah dan Wilayah wilayah. Melalui penentuan lokasi yang
Pengembangan Timur. Luas Kabupaten berpotensi menjadi pusat pertumbuhan,
Bogor yang cukup luas membuat kurangnya dimana peran dari pusat pertumbuhan yaitu
pemerataan pelayanan dari pihak memberikan pengaruh pengembangan
pemerintahan sehingga terjadinya dalam pembangunan yang lebih merata di
kesenjangan wilayah, dimana Wilayah setiap wilayah. Sehingga kesenjangan
Pengembangan Tengah jauh lebih wilayah yang ada tidak semakin tinggi.
berkembang dibandingan dengan dua Bedasarkan uraian di atas, maka dari itu
Wilayah Pengembangan lainnya. Selain itu perlu dilakukan penentuan pusatpusat
menurut data dari BAPPEDA Jawa Barat pertumbuhan di Wilayah Pengembangan
tahun 2013 bahwa Kabupaten Bogor Timur. Penelitian ini berjudul “Penentuan
termasuk dalam nomor dua Pusat Pertumbuhan Wilayah di Kabupaten
Kabupaten/Kota terpadat di Provinsi Jawa Bogor Bagian Timur” yang bertujuan
Barat. Menunjukan bahwa sulitnya

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1
melihat wilayah / kecamatan yang memiliki produksi, memberikan kemudahan
potensi sebagai pusat-pusat pengembangan prasarana dan pelayanan logistic dan
. sebagainya. Di sisi lain, secara ekologis
pengembangan wilayah juga bertujuan
1.2 Tujuan Penelitian untuk menjaga keseimbangan lingkungan
Adapun tujuan dari studi penelitian ini sebagai akibat dari campur tangan manusia
berdasarkan rumusan masalah di atas terhadap lingkungan.
adalah:
1. Mengidentifikasi kecamatan yang 1.4 Pusat Pertumbuhan Wilayah
akan dijadikan pusat pertumbuhan
di Kabupaten Bogor Bagian Timur Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai
2. Mengidentifikasi wilayah pengaruh suatu wilayah atau kawasan yang
dari pusat pertumbuhan di pertumbuhannya sangat pesat sehingga
Kabupaten Bogor Bagian Timur dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan
3. Mengetahui peran dari pusat yang memengaruhi atau memberikan imbas
pertumbuhan di Kabupaten Bogor terhadap kawasankawasan lain di
Bagian Timur sekitarnya. Melalui pengembangan
kawasan pusatpusat pertumbuhan ini,
1.3 Tujuan Pengembangan Wilayah diharapkan terjadi proses interaksi dengan
wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
Pengembangan wilayah merupakan usaha
memberdayakan pihak terkait 1.5 Kebijakan Terkait
(stakeholders) di suatu wilayah dalam
memanfaatkan sumberdaya dengan Adapun Kebijakan yang digunakan dalam
teknologi untuk memberi nilai tambah menentukan pusat pertumbuhan di
(added value) atas apa yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor Bagian Timur:
wilayah administratif/wilayah fungsional 1. Peraturan Presiden No 54 Tahun
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup 2008 Tentang Penataan Ruang
rakyat di wilayah tersebut (Djojodipuro, Kawasan Jabodetabekpunjur
2001). Dengan demikian dalam jangka 2. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun
panjangnya pengembangan wilayah 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
mempunyai target untuk pertumbuhan Wilayah Provinsi Jawa Barat
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Tahun 2009-2029
masyarakat. 3. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2016 tentang Rencana Tata Ruang
Menurut Hadjisaroso (1974) dalam Asyari Wilayah Kabupaten Bogor 2016 -
(2008) mengemukakan bahwa 2036
pengembangan wilayah dapat memberikan
suatu bentuk alat yang efektif dalam II. METODE PENELITIAN
menghadapi masalah disparitas atau
kesenjangan antar wilayah dengan berusaha 2.1 Ruang Lingkup Wilayah
menemukan berbagai kepentingan dan
kebutuhan pembangunan bagi masyarakat Ruang lingkup wilayah penelitian yaitu di 7
degan memperbaiki kualitas hidup Kecamatan yang ada di Wilayah
masyarakat setempat. Pengembangan Timur Kabupaten Bogor.
Hal ini mengacu pada RTRW Kabupaten
Sedangkan menurut Pinchmel (1985) dalam Bogor mengenai pembagian wilayah
Dita (2007) tujuan pengembangan wilayah pengembangan. Untuk lebih jelasnya dapat
mengandung dua sisi yang daling berkaitan. dilihat pada Gambar 1.
Di sisi sosial ekonomis, pengembangan
wilayah adalah upaya memberikan
kesejahteraan kualitas hidup masyarakat
misalnya menciprakan pusat-pusat

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2
2.4 Metode Analisis

1. Analisis Penentuan Pusat


Pertumbuhan di Kabupaten
Bogor Bagian Timur
Tahapan penyusunan analisis skalogram
menurut Rondinelli dan Budiharsono dalam
Mulyanto (2008) sebagai berikut:

Gambar 1. Orientasi Wilayah Studi


1. Membuat urutan kota berdasarkan
jumlah penduduk pada sebelah kiri
2.2 Ruang Lingkup Materi tabel.
2. Membuat urutan fasilitas yang
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan frekuensi pada
yaitu Pusat Pertumbuhan Wilayah di bagian atas.
Kabupaten Bogor Bagian Timur. Adapun 3. Menggambar garis kolom dan baris
yang dimaksud pusat pertumbuhan yaitu sehingga lembar kerja tersebut
lokasi/kawasan yang dijadikan pusat membentuk matriks yang menampilkan
kegiatan dalam suatu kota yang dihadapkan fasilitas yang ada pada masingmasing
dapat mendorong wilayah disekitarnya wilayah kota.
untuk lebih berkembang di Kabupaten 4. Mengunakan tanda (1) pada sel yang
Bogor Wilayah Timur. menyatakan keberadaan suatu fasilitas
pada suatu wilayah dan tanda (0) pada
2.3 Metode Pengumpulan Data sel yang tidak memiliki fasilitas.
5. Setelah itu menentukan total kesalahan
1. Studi Literatur (error), lalu menghitung nilai
presentasenya serta menghitung jumlah
Metode ini merupakan metode orde yang akan digunakan
pengumpulan data yang dapat diambil dari 6. Menyusun ulang baris dan kolom
buku, jurnal, dokumen-dokumen atau berdasarkan frekuensi keberadaan
tulisan lainnya yang berhubungan dengan fasilitas, semakin banyak banyak
Pusat Pertumbuhan Wilayah. fasilitas yang ada pada suatu wilayah
kota, maka wilayah tersebut berada di
2. Survei Sekunder urutan atas, semakin banyak wilayah
yang memiliki fasilitas tersebut, maka
Survey sekunder yaitu mengumpulkan data jenis fasilitas tersebut berada pada
dari instansi-instansi yang terkait dengan kolom sebelah kiri.
penelitian. Pada penelitian kali ini 7. Mengalikan kolom-kolom yang telah
menggunakan data yang berasal dari Badan disusun dengan nilai indeks sentralitas
Pusat Statistik (BPS), Kantor Pemerintahan masing-masing kemudian disusun
Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan ulang seperti langkah lima.
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 8. Langkah terakhir yaitu
Kabupaten Bogor dan instansi terkait mengidentifikasi peringkat/hirarki kota
lainnya. yang dapat diinterpretasikan
3. Survei Observasi Lokasi berdasarkan nilai keberadaan fasilitas
pada suatu wilayah. Semakin tinggi
Dalam metode survey primer, penulis nilainya, maka hirarki kota tersebut
melakukan pengamatan langsung ke lokasi akan semakin tinggi.
terhadap objek yang akan diteliti seperti
kondisi fisik wilayah, sarana dan prasarana Selanjutnya mencari COR menggunakan
dan yang terkait lainnya. rumus COR (Coeffisien of Reproducibiliy)
yang berfungsi untuk menguji kelayakan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3
skalogram. Dalam hal ini koefisien metode kualitatif adalah penelitian yang
dianggap layak apabila bernilai 0,9-1. ditujukan terhadap pemecahan masalah
Menurut Rondinelli dalam Mulyanto (2008) yang terjadi saat ini, mendeskripsikan
rumus dalam melihat nilai error sebagai berbagai fakta dan menemukan gejala yang
berikut: ada, untuk kemudian dapat dilakukan
analisis berdasarkan berbagai pilihan yang
CR = 1 − 𝑒/(𝑛)......................... (1) telah diidentifikasikan sebelumnya.
Dimana :
e = error Metode ini digunakan dalam tujuan terakhir
n = jumlah kecamatan yaitu untuk melihat peran dari pusat
c = kemungkinan nilai kesalahan pertumbuhan yang sudah ditentukan
i = nilai tertinggi menggunakan metode sebelumnya di
Kabupaten Bogor Bagian Timur. Setelah
Disamping keberadaan fasilitas, didapatkan kecamatan yag menjadi pusat
pertimbangan jumlah fasilitas juga akan dilihat potensi yng ada dari kecamatan
dilakukan untuk menetukan pusat tersebut dengan dilakukan analisis peran
pelayanan dengan menggunakan indeks wilayah berdasarkan potensi wilayah
sentralitas 56 Marshal. Dengan tersebut.
menggunakan asumsi total jumlah seluruh
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
fungsi pelayanan maka diberi bobot 1000,
maka bobot fungsional fasilitas dapat 3.1 Penentuan Hierrki Pertumbuhan
dihitung berdasarkan rumus : di Kabupaten Bogor Bagian
Timur
Ci= (T / Tt) 𝑥1000.........................
(2) Pada analisis menggunakan 17 jenis
fasilitas pelayanan yang digunakan sebagai
Keterangan: variabel untuk mengukur besarnya fungsi
Ci = Bobot dari Kecamatan i pelayanan antar pusat satuan wilayah
T = Jumlah total masing-masing fasilitas di pengembangan di Kabupaten Bogor Bagian
Kecamatan i Timur. Fasilitas dibagi menjadi 4 kelompok
Tt = Nilai bobot kecamatan tertinggi yaitu fasilitas Kesehatan menggunakan
variabel Pustu, Puskesmas dan Rumah
2. Penentuan Wilayah Pengaruh Sakit. Fasilitas Peribadatan terdiri dari
dari Pusat Pertumbuhan Masjid, Gereja, Wihara, Klenteng dan Pura.
Dalam menentukan wilayah pengaruh maka Fasilitas Perekonomian menggunakan
digunakan Hukum Reilly. Rumus dasar variabel Bank, Koperasi, Minimarket,
untuk menghitung berdasarkan Hukum Supermarket dan Terminal.
Reilly ini adalah (Hendarto, 2003) :
Kemudian berdasarkan jumlah fasilitas
B𝑎 = Dac + 1 √ 𝑎 .................... (3) yang ada selanjutnya dilakukan analisis
skalogram serta melakukan pengecekan
Keterangan: keakuratan dari skalogram yang sudah
Ba = Kekuatan antar kecamatan A dan dilakukan, berdasarkan hasil perhitungan
Kecamatan B COR (Coeffisien of Reproducibility)
Pa = Jumlah Bobot Kecamatan A dimana skalogram dapat dinyatakan layak
Pb = Jumlah Bobot Kecamatan B apabila hasilnya diantara 0,9 – 1.
Dac = Jarak antara Kecamatan A dan Sedangkan hasil dari skalogram penelitian
Kecamatan B ini yaitu bernilai 0,94, hal ini membuktikan
bahwa skalogram yang digunakan layak
3. Peran dari Kabupaten Bogor untuk dilanjutkan.
Bagian Timur
Hasil selanjutnya daripada analisis
Menurut Surachmad dalam Dita (2007),

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 4
skalogram ini didapatkan 3 Hierarki pada dengan jumlah 13 jenis fasilitas
Kabupaten Bogor Bagian Timur, yaitu : c. Hierarki III = Kota Jonggol dengan
jumlah 12 jenis fasilitas.
a. Hierarki I = Kota Cileungsi dengan Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada
jumlah 17 jenis fasilitas Tabel 1.
b. Hierarki II = Kota Gunungputri

Tabel 1. Penentuan Hierarki Wilayah di Kabupaten Bogor Bagian Timur

3.2 Analisis Wilayah Pengaruh dari Cileungsi (Desa Limusnunggal, Desa


Pusat Pertumbuhan Cileungsi, Desa Cileungsi Kidul, Desa
Situsari, Desa Mampir, Desa Cipeucang,
Berdasarkan hasil perhitungan pada sub bab Desa Gandoang, Desa Jatisari, Desa
sebelumnya sudah ditetapkan bahwa Mekarsari, Desa Cipenjo dan Desa
kelompok wilayah yang menjadi hierarki I Pasirangin), Kota Jonggol (Desa
yaitu Kota Cileungsi, Hierarki II yaitu Kota Balekambang, Desa Bendungan, Desa
GunungPutri. Sedangkan wilayah yang Cibodas, Desa Sukasirna, Desa Singajaya,
menjadi Hierarki III yaitu Kota Jonggol. Desa Jonggol, Desa Singasari, Desa
Kota Cileungsi sebagai wilayah yang Sukamaju, Desa Sukamanah, Desa
memiliki skor tinggi, ditetapkan sebagai Sirnagalih, Desa Sukagalih dan Desa
pusat pertumbuhan utama. Wenigalih), Kecamatan Sukamakmur (Desa
Sukadamai dan Desa Sukaresmi), Seluruh
Batas pengaruh wilayah diperhitungkan Kecamatan Cariu, Kecamatan Tanjungsari
berdasarkan batas administrasi desa. (Desa Tanjungsari, Desa Sirnasari, Desa
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa Buanajaya, Desa Pasirtanjung, Desa
pengaruh wilayah dari Hierarki I yaitu Sukarasa, Desa Antajaya, Desa Tanjungrasa
Kota Cileungsi berpengaruh besar terhadap dan Desa Selawangi).
wilayahnya sendiri yaitu Kota Cileungsi
dan juga seluruh kecamatan di Kabupaten Hierarki III yaitu Kota Jonggol, Kota
Bogor Bagian Timur. Gunungputri dan Kota Cileungsi. Pusat
yang memberikan pengaruh besar yaitu
Hierarki II yaitu Kota Gunungputri, tetapi Kota Jonggol dengan memiliki wilayah
Kota Cileungsi juga bisa menjadi Hierarki pengaruh sebagian besar dari Kabupaten
II. Maka dari itu Psuat Pertumbuhan II atau Bogor Bagian Timur yaitu di sebagian
Hierarki II yaitu Kota Cileungsi dan Kota Kecamatan Klapanunggal (Desa
Gunungputri. Kota Cileungsi memiliki Leuwikaret, Desa Cikahuripan, Desa
wilayah pengaruh di di sebagian Kabupaten Bojong dan Desa Ligarmukti), seluruh Kota
Bogor Bagian Timur yaitu di Kota Jonggol, Kecamatan Cariu, Kecamatan
Gunungputri (Desa Bojongkulur, Desa Sukamakmur dan Kecamatan Tanjungsari.
Ciangsana dan Desa Nagrak), Kota

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 5
Untuk Kota Cileungsi memiliki wilayah 3.3 Peran Pusat Pertumbuhan dalam
pengaruh di Kota Cileungsi itu sendiri dan Pengembangan Wilayah
sebagian kecil Kota Gunungputri (Desa Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Nagrak dan Desa Singasana), sedangkan Karawang yang tentunya memiliki
Kota Gunungputri memiliki wilayah karakteristik wilayah hampir sama dengan
pengaruh di sebagian Kota Gunungputri Kabupaten Bogor, hal ini berdasarkan luas
(Desa Gunungputri, Desa Tlanjungudik, wilayah dari Kabupaten Bekasi dan
Desa Cicadas, Desa Bojongnangka, Desa Kabupaten Karawang yang merupaka
Wanaherang, Desa Cikeasudik dan Desa kawasan industri serta pemukiman dengan
Karanggan) dan Kecamatan Klapanunggal tingkat cukup padat. Maka dari itu perlu
(Desa Klapanunggal, Desa Nambo, Desa juga dilihat peran dari pusat pertumbuhan
Bantarjati dan Desa Lulut). Untuk lebih Kabupaten Bogor Timur dengan pusat
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2, pertumbuhan dari Kabupaten Bekasi dan
Gambar 3 dan Gambar 4. Kabupaten Karawang.
Berdasarkan hasil perhitungan Kota
Cileungsi sebagai Pusat Pertumbuhan I,
Kota Gunungputri sebagai Pusat
Pertumbuhan II dan Kota Jonggol sebagai
Pusat Pertumbuhan III. Maka dari itu setiap
pusat pertumbuhan tentunya memiliki
peran dalam mewujudkan Kabupaten/Kota
yang lebih baik. Selanjutnya peran pusat
pertumbuhan di wilayah Kabupaten Bogor
Bagian Timur adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Wilayah Pengaruh Hierarki I 1. Kota Cileungsi sebagai Pusat


Pertumbuhan I Kota Cileungsi merupakan
pusat pertumbuhan utama di Kabupaten
Bogor Bagian Timur ysng meliputi
Kecamatan Gunungputri, Kecamatan
Jonggol, Kecamatan Sukamakmur,
Kecamatan Cairu, Kecamatan
Klapanunggal, dan Kecamatan Tanjungsari.
Kota Cileungsi memiliki beberapa potensi
dalam bidang ketersediaan fasilitas seperti
Terminal B yang menjadi pusat trasnportasi
bagi Kabupaten Bagian Timur dengan
menjadi sarana penghubung dengan Kota
Gambar 3. Wilayah Pengaruh Hierarki II Depok hingga DKI Jakarta dikarenakan
masuknya bis APBD. Untuk fasilitas
kesehatan Kota Cileungsi memiliki Rumah
Sakit Tipe C, dalam segi pendidikan Kota
Cileungsi sudah memiliki Perguruan Tinggi
dengan akreditasi C. Selain itu Kota
Cileungsi juga memiliki industri besar yang
tersebar di Kota Cileungsi dan terhubung
dengan Kota Bekasi yang merupakan kota
dengan potensi industrinya Selain potensi
dalam bidang pemukiman dan industri Kota
Cileungsi juga memiliki potensi dalam segi
wisata dengan adanya Taman Wisata Buah
Gambar 4. Wilayah Pengaruh Hierarki III Mekarsari yang menjadi daya tarik hingga
Sumber Peta: Hasil Analisis 2017

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 6
masyarakat dari luar Kota Cileungsi bahkan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dari luar Kabupaten dan Kota Bogor. Maka
dari itu peran dari Kota Cileungsi adalah 4.1 Kesimpulan
sebagai simpul trasnportasi yang dapat
dikembangkan sebagai simpul skala Berdasarkan pada penelitian yang telah
regional, pemukiman dengan tingkat dilakukan maka dapat diambil beberapa
kepadatan tinggi dan sebagai pusat kesimpulan, yaitu:
kesehatan.
1. Berdasarkan hasil perhitungan
2. Kota Gunungputri sebagai Pusat skalogram untuk menentukan pusat
Pertumbuhan II Kota Gunungputri pertumbuhan, diketahui bahwa Kota
berdasarkan hasil analisis pada sub bab Cileungsi berada pada Hierarki I. Kota
sebelumnya ditetapkan sebagai Hierarki II Gunungputri sebagai pada Hierarki II, Kota
atau Pusat Pertumbuhan II. Kota Jonggol berada pada Hierarki III.
Gunungputri juga memiliki beberapa
potensi yang dapat dikembangkan terutama 2. Berdasarkan hasil peneitian
karena lokasinya lebih dekat dengan menggunakan batas administrasi wilayah
Ibukota Negara serta memiliki akses lebih desa bahwa wilayah pengaruh dari Kota
dekat dari Ibukota Kabupaten Bogor. Cileungsi sebagai Hierarki I yaitu
Selain itu potensi dari Kota Gunungputri diseluruh Kecamatan yang termasuk
yang memiliki jumlah industri paling besar Kabupaten Bogor Bagian Timur. Pengaruh
tentunya mampu menyerap tenaga kerja dari wilayah Hierarki II yaitu Kota
dari berbagai kecamatan lainnya sehigga Gunungputri wilayah pengaruhnya di
bisa menjadi daya tarik untuk Kota sebagian Kabupaten Bogor Bagian Timur
Gunungputri. Setiap pusat pertumbuhan yaitu di sebagian besar Kota Gunungputri,
tentunya memiliki peran tersendiri, seperti Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan
peran dari Kota Gunungputri yaitu sebagai Klapanunggal serta sebagian kecil di Kota
pusat kegiatan industri dikarenakan Cileungsi dan Kecamatan Tanjungsari.
sebagian besar lokasinya merupakan lokasi Selain itu Hierarki II yaitu Kota Cileungsi,
industri sehingga mampu menyerap tenaga yang memiliki wilayah pengaruh di
kerja skala besar, selain itu Kota sebagian kecil Kota Gunungputri,
Gunungputri juga menjadi pusat Kecamatan Sukamakmur dan memiliki
perdagangan dan jasa. Berdasarkan potensi wilayah pengaruh lebih besar di Kecamatan
wilayah dari Kota Gunungputri maka Cileungsi, Kota Jonggol dan Kecamatan
memiliki peran sebagai pusat permukiman Tanjungsari. Untuk wilayah Hierarki III,
perkotaan hingga pusat perindustrian. dengan pusat yaitu Kota Cileungsi, Kota
Gunungputri dan Kota Jonggol. Kota
3. Kota Jonggol sebagai Pusat Cileungsi memiliki wilayah pengaruh di
Pertumbuhan III Berdasarkan hasil analisis Kota Cileungsi dan sedikit di Kota
didapatkan bahwa Kota Jonggol ditetapkan Gunungputri. Kota Gunungputri memiliki
sebagai Pusat Pertumbuhan III. Kota wilayah pengaruh di sebagian Kota
Jonggol memiliki beberapa potensi dalam Gunungputri dan Kecamatan
pengembangannya, seperti akan Klapanunggal. Wilayah pengaruh paling
dibangunnya Terminal dengan Tipe C, besar yaitu Kota Jonggol yang memiliki
pembangunan terninal peti kemas, wilayah pengaruh di Kota Jonggol,
pembangunan serta terdapatnya wisata sebagian Kecamatan Klapanunggal, seluruh
alam yang pada saat ini sedang banyak Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan Cariu
disukai oleh masyarakat. Kota Jonggol dan Kecamatan Tanjungsari. Program Studi
ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas
tentunya memiliki peran lebih dalam Teknik – Universitas Pakuan
pengembangan wilayah dan disekitarnya.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 7
3. Peran dari masing-masing pusat tidak hanya terpusat di Kota Cileungsi dan
pertumbuhan tentunya memiliki peran pusat pertumbuhan lainnya tetapi merata di
sebagai wilayah yang membantu wilayah seluruh wilayah di belakangnya untuk lebih
dibelakangnya untuk lebih berkembang mempermudah akses masyarakat.
dengan memiliki fasilitas penunjang yang
lebih baik. DAFTAR PUSTAKA

4.2 Saran 1. Adisasmita, R. 2008. Pengembangan


Wilayah Konsep dan Teori. Graha
Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan Ilmu. Yogyakarta.
diatas, maka saran/rekomendasi yang 2. Arsyad. 2000. Konsep Teori
diberikan demi perbaikan pengelolaan Pembangunan Pusat Pinggiran Dalam
fasilitas khususnya Kecamatan Cileungsi Kajian Geografi. Universitas Negri
dan pada umumnya sebagai berikut: Yogyakarta. Yogyakarta
3. BPS, 2016 Kabupaten Bogor Dalam
Angka 2016. BPS Kabupaten Bogor
1. Keberadaan Kota Cileungsi sebagai
Hierarki I menyebabkan tumbuh dengan 4. Dita, 2007. Fungsi dan Peran IKK
pesat dibandingkan dengan wilayah Lasem. Fakultas Perencanaan Wilayah
dan Kota. Universitas
kecamatan lainnya. Dengan didukung oleh
ketersediaan fasilitas yang lengkap, Kota Diponegoro.Semarang
Cileungsi memberikan pengaruh kepada 5. Djojodipuro. 2001. Teori Lokasi.
wilayah dibelakangnya. Hal ini bisa Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
memberikan dampak yang positif, namun Ekonomi Universitas Indonesia
di khawatirkan dampak negatif bagi 6. Hendarto. 2003. Ekonomi
wilayah dibelakangnya, yaitu menyedot Pengembangan Regional. Semarang:
potensi lain yang ada di sekitarnya dan Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
menarik pertumbuhan penduduk yang Pembangunan, Fakultas Ekonomi
sangat tinggi. Oleh karena itu untuk Uvitersitas Diponegoro.
meratakan kesempatan tumbuh untuk 7. Hadjisaroso, A.O. 1974. The Strategy
wilayah dibelakangnya, maka perlu of Economic Development. Yale
dilakukan upaya-upaya pemerataan, salah University. New Heaven.
satunya dengan pemerataan ketersediaan 8. Mulyanto. 2008. Prinsip-prinsip
fasilitas. Pengembangan Wilayah. Bandung:
Penerbit Graha Ilmu.
2. Dengan wilayah pengaruh masingmasing PENULIS :
kecamatan yang sebagian besar mampu 1. Yayie Restu Utami, ST. Alumni
memenuhi kecamatannya sendiri perlu (2017) Program Studi Teknik
diperhatikan oleh pemerintah yaitu Perencanaan Wilayah dan Kota,
bagaimana fasilitas yang ada dapat diakses Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.
dengan mudah. Sehingga ketersediaan 2. Ir. Noordin Fadholie, M.Si.
fasilitas tersebut tidak hanya dinikmati oleh Pembimbing /Dosen Program Studi
masyarakat sekitar tetapi juga oleh Teknik Perencanaan Teknik,
masyarakat di kecamatan lain agar lebih Universitas Pakuan.
mudah. 3. Ir. Ni Made Esti Nurmani, M.Si.
Pembimbing /Dosen Program Studi
3. Kota Cileungsi sebagai wilayah Teknik Perencanaan Teknik,
pertumbuhan utama di Kabupaten Bogor Universitas Pakuan.
dalam ketersediaan fasilitas secara
kuantitatif berdasarkan hasil penelitian
sudah hampir memenuhi kebutuhan bagi
wilayah di belakangnya. Ketersediaan
fasilitas perlu diperluas keberadaannya

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 8

Anda mungkin juga menyukai