Oleh :
Kurniasih 18/428580/TK/47082
M. Zakariya 18/431042/TK/47635
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah berkontribusi dalam terselesaikannya paper ini.
Penulisan paper tentang perbandingan perencanaan guna lahan di Indonesia dan Malaysia ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu penugasan dalam mata kuliah Perencanaan Tata Guna Lahan.
Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk kebermanfaatan paper ini. Akhir kata,
penuis mengucapkan terima kasih.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan luar wilayahnya sekitar
1,904,569 km2. Meskipun memiliki wilayah yang luas, Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang
banyak dengan keberagaman suku, budaya, dan adat yang berbeda-beda. Indonesia juga memiliki kekayaan
alam yang sangat melimpah, untuk itu diperlukan perencanaan tata guna lahan untuk mencipatakan kesesuai
lahan. Dalam hal ini pemerintah Indonesia membentuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang berperan
dalam menentukan kesesuain guna lahan di Indonesia dengan memeperhatikan kondisi fisik, sosial dan
ekonomi masyarakat, kepemilikan tanah, dan sebagainya.
Berbeda dengan Indonesia, luas wilayah Malaysia hanya sekitar 329.847 km2, hal ini membuat tata
guna lahan di Malaysia tidak sesulit di Indonesia. Dalam menata guna lahan, pemerintah Malaysia membuat
batasan-batasan zonasi untuk penggunaan kegiatan tertentu seperti komersial, residential, maupun industri.
Oleh karena itu, saat ingin membeli tanah atau investasi real estate, masyarakat maupun orang asing harus
mengetahui dengan jelas fungsi lahan dari tanah tersebut.
Meskipun Indonesia dan Malaysia bertetangga dan memiliki banyak kesamaan dalam budaya dan
bahasa, namun dalam hal tata guna lahan Indonesia dan Malaysia memiliki kebijakan yang berbeda-beda
sesuai dengan luas wilayah dan banyaknya penduduk di negara tersebut. Hal ini didorong oleh bentuk
pemerintahan yang berbeda, kondisi fisik serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang berbeda pula.
BAB II
PEMBAHASAN
PROJECT COORDINATION
Global Framework & Physical Planning & Population, Housing Infrastructure, Environment & Institution & NPP Information
Macro Economy Urbanisation and Social Facilities Utilities & Natural Resources Implementation System
Transportation
STUDY TEAM
STAGE 1: MOBILISATION
Inception Report
Technical Report 18 Months
Survey Report
Public Seranta
State Structure Plan Draft Report
Project Summary
Inception Report
Study methodology
Study scope
Data volume
Written Statement
Menurut buku Perencanaan Tataguna Lahan, proses perencanaan tataguna lahan di Indonesia mengikuti
langkah-langkah berikut:
Dalam tahap ini yang bertanggung jawab adalahketua tim perencana dan administrasi. Berkas-berkas
yang diperlukan antara lain :
Dalam tahap ini yang bertanggung jawab adalah tim perencana. Pada tahap ini langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah :
6. Penilaian alternatif
Penanggung jawab adalah tim perencana dalam hal ini perlu diperhatikan :
a. Analisis dampak lingkungan terhadap tanah untuk sumberdaya air, padang, rumput dan
hutan, konservasi satwa liar, sumberdayauntuk pariwisata dan rekreasi, dampak di luar
dan di dalam daerah perencanaan.
b. Analisis finansial
c. Analisis ekonomi
d. Dampak sosial
e. Perencanaan strategik.
7. Memilih opsi terbaik
Dalam langkah ini yang bertanggung jawab adalah tim perencana. Mereka akan menentukan beberapa
pilihan untuk alokasi lahan atau rekomendasi tipe penggunaan untuk satu-satuan lahan.Menjelaskan
hasil evaluasinya terhadap kesesuaian lahan. Menentukan kesesuaian lahan, dampak lingkungan, sosial,
ekonomi. Menentukan Knsekuensi dari pilihan-pilihan sehubungan dengan tujuan dan sasaran
perencanaan. Menyajikanpilihan-pilihan dan konsekuensi untuk dapat direview dengan baik.
Penanggung jawab tim perencana dan pengambil keputusan dalam hal ini akan membuat rencana untuk
konsultasi dan masyarakat yang terkait dan badan pelaksana. Selain itu mereka juga menentukan
apakah jawaban terhadap tanggapan cukup baik. Lalu mereka juga memiliki wewenang dalam
penyiapan rencana.
Perencanaan tataguna lahan dilakukan dengan menyiapkan peta-peta perencanaan induk penggunaan
lahan dan perencanaan pera-peta penunjang. Menentukan alokasi dan rekomendasi penggunaan lahan
berdasarkan atas alternatif yang dipilih. Selanjutnya, memberi uraian tentang LUT, termasuk saran-saran
pengelolaan pada setiap jenis lahan. Menentukan target yang ingin dicapai berdasar LUT, area, dan
agency, menjelaskan bagaimana hal itu dapat dicapai. Memastikan bahwa hal tersebut berada dalam
batas-batas kemampuan beadan-badan, pelaksana dan infastruktur.
Selain itudalam perencanaan ini juga memntukan persediaan logistik seperti spesifikasi tentnag capital
work, input-input dan penanggung jawab pelaksanaan. Mengembangan mekanisme untuk memantau
kemajuan dan revisi. Membuat peraturan untuk penelitian yang diperlukan untuk menunjang rencana.
Menentukan dana yang diperlukan untuk setiap operasi dan menentukan pula sumber dana. Menulis
laporan berupa ringkasan eksekutif, laporan utama, peta-peta, lampiran. Mengembangkan mekanisme
komunikasi dan partisipasi semua institusi terkait. Menyiapkan bahan-bahan untuk hubungan
masyarakat.
9. Pelaksanaan Rencana
Penanggung jawab dalam langkah ini adalah badan pelaksana dan tim perencana. Pelaksanaan
mencakup aktivitas praktis yang diperluas, banyak diantaranya di luar pedoman perencana tata guna
lahan.
Penanggung jawab dalam langkah ini adalah tim perencana. Hal yang harus dilakukan yaitu membuat
daftar sasaran dan kriteria pencapaian sasaran yang disetujui di langkah 1. Lalu diperlukan penambahan
hal-hal yang muncul kemudian selama periode perencanaan. Di sini juga akan dilakukan pengumpulan
data-data yang relevan untuk masing-masing kriteria keberhasilan secara fisik, ekonomi, dan sosial.
Berikutnya adalah membandingkan apa yang telah dicapai dengan merencanakan. Dan terakhir
mengidentifikasi unsur-unsur keberhasilan dan kegagalan.
2. Penentukan delineasi
Prinsip utama dalam menentukan daerah deliniasi adalah efisiensi dan interpretabilitas.
Sedangkan mekanisme dillakukan sebagai berikut :
Referensi
Pemerintah Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Penatagunaan Tanah. Sekretariat Negara. Jakarta.
The Commissioner of Law Revision, Malaysia. 2006. LAWS OF MALAYSIA REPRINT Act 172 TOWN AND
COUNTRY PLANNING ACT 1976.
http://www.wwf.org.my/about_wwf/what_we_do/policy_main/policy_projects/projects_land_use_pla
nning/
Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Penatagunaan Tanah
Indonesia
Malaysia
LAWS OF MALAYSIA REPRINT Act 172 TOWN AND COUNTRY PLANNING ACT 1976.
Bibliography
Arifia, D., 2014. Teori Tata Guna Lahan (Land Use). academia. [Accessed 26 08 2019].
Daftar pustaka
Baja, Sumbangan. (2012). Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Web Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan. Tataguna Lahan. http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-
966-tata-guna-lahan.html. (Diakses pada 27 Agustus 2019)
______________. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Tidak diterbitkan