Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

TINJAUAN PROVINSI BANTEN SEBAGAI LOKASI


RECREATIONAL WATERFRONT HARBOUR

A. TINJAUAN PROVINSI BANTEN


1. Letak Geografis
Secara geografis Provinsi Banten terletak antara 105° 01’11” sampai
106° 07’’12” Bujur Timur, serta 05° 07’50” sampai 07° 01’01”. Batas-
batas wilayah Banten, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah timur dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat,
sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan sebelah barat dengan
Selat Sunda. Wilayah laut Provinsi Banten merupakan salah satu jalur
laut potensial. Selat Sunda yang menjadi salah satu wilayah laut
Provinsi Banten merupakan Jalur lalu lintas laut yang strategis karena
dapat dilalui kapal besar, yang menghubungkan Australia dan Selandia
Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia,
dan Singapura. Di samping itu, Provinsi Banten merupakan jalur
penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Bila dikaitkan
posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Provinsi Banten
terutama Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten
Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara
ekonomi wilayah Provinsi Banten memiliki banyak industri.

commit to user

III1 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar III.1 : Peta Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

2. Topografi
Topografi wilayah Provinsi Banten berkisar pada ketinggian 0-1.000
mdpl. Secara umum kondisi topografi wilayah Provinsi Banten
merupakan dataran rendah yang berkisar antara 0-200 mdpl yang
terletak di daerah Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten
Pandeglang, dan sebagian besar Kabupaten Serang. Adapun daerah
Lebak Tengah dan sebagian kecil Kabupaten Pandeglang memiliki
ketinggian berkisar 201-2.000 mdpl dan daerah Lebak Timur memiliki
ketinggian 501-2.000 mdpl yang terdapat di Puncak Gunung
Sanggabuana dan Gunung Halimun.

3. Klimatologi
Temperatur di daerah pantai dan perbukitan wilayah Provinsi Banten
berkisar antara 22°C dan 32°C, sedangkan suhu di pegunungan dengan
ketinggian antara 400-2.000 m dpl mencapai antara 18°C - 29°C.

commit di
Secara rata-rata temperatur to user
Bulan Oktober relatif lebih panas

III2 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibandingkan dengan bulan yang lain, sedangkan di Bulan Februari


relatif lebih dingin. Curah hujan tertinggi terjadi di Bulan Februari (349
mm3) dan terendah pada bulan Juli hanya 0,2 mm³. Tidak ada
perbedaan siklus hujan yang mencolok dalam beberapa tahun
terakhir.Pada periode Januari-Maret curah hujan relatif tinggi,
kemudian mulai menurun di Bulan April dan mulai naik kembali sekitar
Bulan Oktober.

4. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan


Luas wilayah Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2000 adalah 8.651,20 km² yang terdiri dari 4(Empat) kabupaten,
4(Empat) kota, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa. Dengan
Penggunaan Lahan sebagai berikut.

Gambar III.2 : Rencana Tata Ruang Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten
commit to user

III3 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel III.1 : Luas Penggunaan Lahan


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

5. Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten


Direncanakan hingga 15 tahun mendatang, pembagian wilayah Propinsi
Banten dibagi dalam 3 Wilayah Kerja Pembangunan, meliputi :
a. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) I, meliputi: Kota Tangerang
dan Kabupaten Tangerang dengan kegiatan utama industri,
perdagangan, jasa dan permukiman.
b. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) II, meliputi: Kota Cilegon dan
Kabupaten Serang dengan kegiatan utama pariwisata, pertanian,
pertambangan, industri, kehutanan dan pendidikan.
c. Wilayah Kerja Pembangunan (WKP) III, meliputi: Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak dengan kegiatan utama
pariwisata, pertanian, pertambangan, kehutanan dan pendidikan

B. TINJAUAN PELABUHAN DI BANTEN


commit to user

III4 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada masa lalu merupakan
sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai yaitu Pelabuhan
Karangantu. Namun saat ini pelabuhan tersebut sudah beralih fungsi menjadi
pelabuhan perikanan.
Pelabuhan yang ramai di Banten pada saat ini adalah Pelabuhan Merak.
Pelabuhan Merak merupakan sebuah pelabuhan penyeberangan di Kota
Cilegon, yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera yang
dipisahkan oleh (Selat Sunda). Setiap harinya, ratusan perjalanan feri
melayani arus penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau Sumatera melalui
Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Rata-rata durasi perjalanan yang
diperlukan antara Merak - Bakauheni atau sebaliknya dengan feri adalah
sekitar 2 jam. Di Pelabuhan merak ini hanya terdapat dua jenis kapal yaitu
kapal ro-ro yang biasa bersandar di dermaga-dermaga dan kapal cepat yang
bersandar di Ponton (dermaga apung).
ASDP sendiri hanya mempunyai tiga kapal yaitu kapal jatar I,II dan III.
Sedangkan banyaknya kapal yang beroperasi di Pelabuhan merak ada 29
kapal. Dengan jadwal pemberangkatan kapal yaitu 18 menit sekali, di setiap
demaganya hanya terdapat delapan kapal yang beroperasi.
Pagi dan sore hari merupakan waktu teramai di pelabuhan merak, sebagian
penumpang menunggu d hall terminal pelabuhan, dan sebagian penumpang
menunggu di ruang tunggu terminal, dengan waktu tunggu paling cepat 20
menit dan paling lama 2jam.

Gambar III.3 : Kondisi Hall Terminal Penumpang Pelabuhan Merak


Sumber: Data Pribadi

commit to user

III5 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar III.4 : Kondisi Ruang Tunggu Terminal Penumpang Pelabuhan Merak


Sumber: Data Pribadi

Selain penumpang yang akan berlabuh, pengantar juga merubakan bagian


dari pengunjung pelabuhan. Di area parkir, yang berbatasan dengan laut,
mereka menikmati pemandangan sekitar pelabuhan, baik aktifitas kapal yang
berlabuh maupun panorama laut pelabuhan.

Gambar III.5 : Kondisi area parkir terminal penumpang pelabuhan merak


Sumber: Data Pribadi

C. TINJAUAN REKREASI DI BANTEN


Wilayah propinsi Banten kaya akan peninggalan sejarah dan sumber daya
alam seperti laut, pantai, sumber air panas, cagar alam yang dapat
dikembangkan sebagai daerah dan tujuan wisata.
Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2005 tentang Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten (RIPPDA Provinsi Banten,
pengembangan wisata di Provinsi Banten dibagi ke dalam 3 (tiga) Wilayah
Pengembangan Pariwisata (WPP) yaitu WPP A (Kabupaten dan Kota
Tangerang), WPP B (Kabupaten Serang dan Kota Cilegon), serta WPP C
commit to user
(Kabupaten Pandeglang dan Lebak). Selanjutnya ditetapkan pula 18 Kawasan

III6 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pariwisata (KW) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota berdasarkan hasil


pengelompokan (clustering) obyek-obyek wisata yang ada.

Tabel III.2 : Pola Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

Gambar III.6 : Peta Wilayah Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

commit to user

III7 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar III.7 : Peta Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

Sebagian besar obyek wisata Banten merupakan wisata pantai yang


menghadirkan rekreasi pasif dan aktif berupa panorama/pemandangan pantai
dan olahraga air. Hal itu dikarenakan batas sebelah utara, selatan dan barat
wilayah Banten berbatasan langsung dengan laut. Sebagai provinsi tepi laut,
pengembangan waterfront memegang peranan yang penting untuk penataan
wilayahnya.

D. BANTEN SEBAGAI LOKASI RECREATIONAL WATERFRONT


HARBOUR
1. Kedudukan Wilayah BojonegaraTerhadapBanten
PropinsiBantenterbagimenjadiempatwilayahkabupatendanduawilayahko
tadengan total area 8.651.20 km2, yaitu:
• KabupatenSerang, 1.643,72 km2
• KabupatenLebak, 2.941,40 km2
• KabupatenPandeglang, 2.595,35 km2
2
• KabupatenTangerang,commit to km
1.124,65 user

III8 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kota Tangerang, 179,06 km2


• Kota Cilegon, 167,06 km2
Kawasan Bojonegara termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang
PropinsiBanten. Merupakankawasan yang
direncanakanuntukpengembanganpelabuhan.
Jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 124, jumlah desa
sebanyak 1.337 dan kelurahan sebanyak 144.

Tabel III.3 : Pola Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

Secara administratif Kawasan Bojonegara termasuk dalam Wilayah


Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan
Pulo Ampel (merupakan pemekaran dari Kecamatan Bojonegara).
Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara memiliki luas keseluruhan
sekitar 6.700,2 hektare dan dihuni hampir 75.000 jiwa.Tingkat
sedimentasi realtif kecil (0,2 m/th) karena jenis batuan adalah vulkanik
yang mempunyai kedalaman 6,5 s.d -15 m. Kedalaman laut berkisar -16
m s.d -40 LWS (Lower Water Sea).tinggi gelombang perairan Banten
bagian utara meliputi Pantai Merak, Pulorida, Bojonegoro, Ciwandan,
dan Anyer berkisar 0,3 hingga 0,8 meter.

2. Arahan Struktur Ruang Dan Pola Pemanfaatan Ruang RDTR


Kawasan Bojonegara
Perkembangan tata ruang Kawasan Bojonegara hingga saat ini
commit to user
dipengaruhi denganperkembangan kegiatan industri, kegiatan wisata

III9 | B A B I I I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pantai, rencana pengembangan pelabuhandankegiatan nelayan


(TPI).BerikutmerupakanRencanastrukturRuangdanrencanapemanfaatan
ruangKawasanBojonegarahinggatahun 2025:

Gambar III.8 : Rencana StrukturdanRencanaPemanfaatanRuangKawasan


Sumber : RIPPDA Provinsi Banten

commit to user

III10 | B A B I I I

Anda mungkin juga menyukai